• Tidak ada hasil yang ditemukan

KARYA ILMIAH AKHIR NERS (KIA-N)

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "KARYA ILMIAH AKHIR NERS (KIA-N)"

Copied!
174
0
0

Teks penuh

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Bayi yang lahir di bawah 2500 gram dikategorikan sebagai bayi berat lahir rendah (BBLR). Berdasarkan fenomena tersebut, penulis tertarik untuk menambah judul analisis praktik klinik keperawatan positioning dan nesting terhadap status oksigenasi dan sirkulasi pada bayi berat lahir rendah.

Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut, maka penulis menyebut implementasi analisis praktik keperawatan klinik dalam positioning dan nesting status oksigenasi dan sirkulasi pada bayi berat lahir rendah.

Tujuan Penulisan

Manfaat Penulisan

TINJAUAN PUSTAKA

BBLR (Bayi Berat Lahir Rendah)

Perilaku pada bayi prematur berbeda dengan bayi cukup bulan dimana bayi prematur tidak aktif dan malas beraktivitas. Perilaku menyusui pada bayi prematur dapat berhasil menyedot air susu ibu (ASI) lebih awal dari yang diharapkan (28-38 minggu).

Konsep Dasar Nesting

Nesting akan memberikan rasa nyaman pada bayi sehingga waktu tidur bayi lebih lama dan mengurangi stress pada bayi sehingga mengurangi penggunaan energi bayi. Melakukan asesmen awal pada bayi yang dirawat di Ruang Perinatologi/NICU, terutama bayi prematur dan BBLR.

Gambar 2.1 Pemasangan Nesting
Gambar 2.1 Pemasangan Nesting

Saturasi Oksigen

Oksimetri nadi digunakan di banyak tempat, termasuk unit perawatan intensif, unit perawatan umum, dan di area diagnostik dan perawatan ketika pemantauan saturasi oksigen diperlukan selama prosedur. Saturasi oksigen perifer (SpO2) adalah perkiraan tingkat saturasi oksigen yang biasa diukur dengan oksimeter denyut. Saturasi oksigen adalah perbandingan antara jumlah oksigen yang sebenarnya diikat oleh hemoglobin dengan kemampuan total Hb darah untuk mengikat O2 (Djojodibroto, 2017).

Saturasi oksigen hemoglobin (SaO2) adalah persentase hemoglobin (Hb) tersaturasi oksigen yang mencerminkan tekanan oksigen darah arteri (PaO2) yang digunakan untuk mengevaluasi status pernafasan, terapi oksigen dan intervensi lain seperti suction, olahraga dan fisioterapi (Brooker, 2015). Oksimetri nadi bekerja dengan mengukur saturasi oksigen dan denyut nadi dengan mengirimkan cahaya inframerah melalui aliran darah arteri di tempat perangkat ditempatkan.

Frekuensi Nadi

Meski bermanfaat, oksimetri nadi ini memiliki keterbatasan, yaitu ketidakmampuan untuk mendeteksi perubahan kadar karbon dioksida (CO2) (Merenstein & Gardner, 2012). Denyut nadi lemah atau kuat, cepat atau penuh semuanya menunjukkan perubahan jumlah darah yang dipompa. Penilaian neonatus dilakukan pada bifurkasi, apeks, pangkal tali pusat yang merupakan indikator detak jantung saat lahir, dan brakialis (Johnson & Taylor, 2011).

Nilai denyut nadi normal dipengaruhi oleh banyak faktor, antara lain usia, jenis kelamin, aktivitas, demam/sakit, status cairan, posisi, dan dampak.

Patway Bayi Baru Lahir Rendah (BBLR)

Developmental Care

Beberapa sumber stres pada bayi di NICU yang akan mengganggu perkembangan sistem saraf dan alat indera, yaitu radiasi gelombang suara dan elektromagnetik. Meningkatkan prosedur cahaya secara perlahan pada bayi prematur akan membantu bayi menyesuaikan diri dengan cahaya yang keras dan mencegah penurunan saturasi oksigen. Ciptakan suasana malam hari untuk memperbaiki pola tidur bayi dengan cara mematikan lampu kamar agar ruangan menjadi gelap atau redup, tutup inkubator dengan selimut atau kain penutup, dan balut bayi.

Kontak kulit ke kulit (perawatan kanguru) dan pemijatan beberapa saat dapat mengurangi stres pada bayi prematur. Pengurangan kejadian penyakit paru kronis, infeksi, retinopati prematuritas, dan perdarahan intraventrikular pada bayi prematur sebelum dan sesudah Program Pendidikan Keperawatan Perkembangan dan penambahan berat badan bayi.

Atraumatic Care

Meningkatkan kemampuan orang tua dalam mengelola pengasuhan anak Perawat berperan penting dalam meningkatkan kemampuan orang tua dalam mengasuh anak. Perawat sebagai anggota tim kesehatan memegang posisi kunci dalam membantu orang tua mengatasi masalah perawatan anaknya di rumah sakit, karena perawat berada di samping pasien 24 jam sehari dan fokus perawatan adalah untuk meningkatkan kesehatan anak. Perawat dapat berdiskusi dengan keluarga tentang kebutuhan anak untuk membantu orang tua dengan memberikan informasi terkait penyakit, prosedur pengobatan, prognosis dan perawatan yang dapat dilakukan orang tua, serta reaksi emosional anak terhadap penyakit dan hospitalisasi (Wong, et al., 2016).

Perawat juga dapat memperkenalkan mainan yang dapat dibawa ke rumah sakit kepada orang tua, membuat jadwal keluarga untuk anak, dan penting bagi perawat untuk mempersiapkan anak dan orang tuanya. Dengan demikian selama perawatan di rumah sakit diharapkan orang tua dapat belajar dalam hal peningkatan pengetahuan dan keterampilan terkait dengan penyakit anaknya (Supartini, 2014).

Family Centered Care

Keterlibatan keluarga dalam pengasuhan anak yang diterapkan dalam asuhan keperawatan dikenal dengan konsep Family-centered Care (pengasuhan yang berfokus pada keluarga). Perawatan yang berpusat pada keluarga adalah standar untuk perawatan kesehatan anak di banyak rumah sakit dan praktik klinis. Family-centered care sebagai pendekatan inovatif dalam perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi tindakan keperawatan yang diberikan kepada anak didasarkan pada manfaat hubungan antara perawat dan keluarga yaitu orang tua.

Peran perawat dalam pelaksanaan family centered care adalah sebagai partner dan pendamping dalam perawatan anak di rumah sakit. Selain itu, perawatan yang berpusat pada keluarga bertujuan untuk mengurangi trauma selama perawatan anak di rumah sakit dan meningkatkan kemandirian sehingga peningkatan kualitas hidup dapat tercapai (American Academy of Pediatrics 2013).

Konsep Asuhan Keperawatan

Bayi berat lahir rendah atau lahir normal biasanya mendapat imunisasi HB 0 dan Vit K (Proverawati & Ismawati, 2013, hlm. 15). G. Bayi BBLR sering ditolong dalam menyusu, membutuhkan sedikit tetapi sering menyusu (Proverawati &. I: Pada bayi BBLR mudah mengalami gangguan pernapasan karena jumlah surfaktan yang tidak mencukupi, bila hal ini terjadi retraksi suprasternal biasanya ditemukan (Proverawati & Ismawati, 2013, hlm. 12-13).

Berikan penghangatan internal aktif (misalnya, infus cairan, cairan hangat, oksigen hangat, peritoneal lavage dengan cairan hangat) Edukasi. Identifikasi penyebab penurunan integritas kulit (misalnya, perubahan sirkulasi, perubahan status gizi, penurunan kelembaban ekstrim, dan penurunan mobilitas).

Tabel 2.3 No Standar Diagnosa Keperawatan
Tabel 2.3 No Standar Diagnosa Keperawatan

LAPORAN KASUS KELOLAAN UTAMA

  • Gambaran Klinis
  • Asuhan Keperawatan
  • Riwayat Psikologis
  • Pemeriksaan Fisik
  • Laboratorium

Ms.J maka masalah keperawatan yang muncul adalah pola nafas tidak efektif b/d penurunan energi yang ditandai pola nafas tidak normal, Hipotermia b/d kekurangan lemak subkutan, Kurangnya pengetahuan tentang proses penyakit b/d kurangnya paparan informasi. Mengatasi pola nafas tidak efektif yang berhubungan dengan penurunan energi dengan cara memantau pola nafas, menjaga kepatenan jalan nafas, mengatur posisi bayi, dan memberikan oksigen sesuai kebutuhan. Pola nafas tidak efektif b/d energi menurun, hari ke 2 skor nafas mulai menurun, frekuensi nafas 60x/i, bayi masih diberi oksigen nasal 0,3 lpm.

Intervensi yang paling sering digunakan pada kasus By.Ny.J dengan masalah pola nafas dan hipotermia adalah nesting. Pola nafas tidak efektif b/d energi menurun, hari ke 2 skor nafas mulai menurun, frekuensi nafas 60x/i, bayi masih diberi oksigen nasal 0,3 lpm.

PEMBAHASAN

Profil Lahan Praktek

Achmad Mochtar memiliki banyak ruangan, salah satunya adalah ruangan perinatologi, dimana ruangan ini terdiri dari ruangan NICU dan ruangan dengan pasien dan ibunya. Developmental care merupakan salah satu inovasi yang masuk dalam Top 40 Service Innovations di Ruang Perinatologi. Asuhan perkembangan adalah asuhan yang dilakukan pada bayi secara khusus untuk meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan bayi selama perawatan di rumah sakit.

Penggunaan nesting sangat bermanfaat bagi bayi baru lahir, antara lain untuk memudahkan perkembangan bayi baru lahir, mempermudah pola posisi bayi baru lahir, seperti hand-to-hand dan hand-to-mouth pada bayi baru lahir, agar posisi bayi baru lahir tetap dalam posisi bungkuk, cacat lahir pada bayi baru lahir akibat salah posisi bayi dapat dikurangi sehingga menimbulkan komplikasi akibat pengaruh posisi akibat gravitasi.

Analisa Masalah Keperawatan Dengan Konsep Kasus Terkait

By.Ny.J mengalami sesak nafas dengan frekuensi pernafasan 62 x/i, hal ini disebabkan oleh berat badan By.Ny.J yang dibawah normal, dan pada bayi dengan berat badan rendah, belum matangnya sistem organ yang tidak dapat berfungsi dengan baik, salah satunya adalah sistem pernafasan. Hal ini karena suhu bayi di dalam inkubator bisa berubah-ubah, bisa naik dan bisa turun. Dalam melakukan tindakan keperawatan menyesuaikan dengan permasalahan yang dihadapi By.Ny.J, sehingga permasalahan tersebut teratasi.

Mengatasi defisit pengetahuan tentang proses penyakit terkait kurangnya paparan informasi dengan cara: melaksanakan pendidikan kesehatan tentang BBLR. Defisit pengetahuan tentang proses penyakit terkait kurangnya paparan informasi dapat diatasi pada hari kedua dengan data subyektif: Ayah.

Analisa Salah Satu intervensi Dengan Konsep dan Jurnal Terkait

Hasil penelitian ini diperkuat dan diperkuat oleh Bayuningsih (2011) tentang penggunaan nesting pada BBLR dan pemberian posisi terlentang. Penggunaan bersarang pada BBLR dan pemberian posisi tengkurap terbukti efektif mempengaruhi saturasi oksigen. Intervensi ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Murniati Noor (2016) dengan hasil dampak penggunaan nesting dengan fiksasi terhadap kestabilan saturasi oksigen, laju pernapasan, denyut nadi dan suhu pada bayi prematur dengan gangguan pernapasan, dimana penggunaan nesting dengan fiksasi pada asuhan perkembangan menunjukkan rata-rata saturasi oksigen yang lebih stabil. Nesting mendukung posisi tidur bayi dengan menjaganya dalam posisi fleksi, sehingga mencegah perubahan drastis pada posisi bayi yang dapat menyebabkan banyak energi yang hilang dari tubuh bayi baru lahir.

Pelaksanaan intervensi keperawatan pemberian nesting sangat tepat dilakukan pada bayi BBLR yang mengalami gangguan pola nafas dan hipotermia. Alasan penulis melakukan nesting ini pada kasus yang dikelola adalah karena penulis ingin melihat apakah ada pengaruh nesting terhadap status oksigenasi dan sirkulasi dan ingin menerapkannya.

Alternatif Pemecahan Masalah

Bentuk kepala normosefalik, rambut lurus tipis dengan warna rambut hitam, tidak ada benjolan, tidak ada lesi, jahitan sagital datar, tidak ada nyeri tekan, lanugo di sekitar wajah. Bentuk simetris, serumen tidak ada, benjolan dan luka tidak ada, tulang telinga lunak, tulang rawan tidak mudah berputar, terdapat lanugo. Bentuk hidung normal, lubang hidung terlihat pernafasan, O2 terpasang 0,3 lpm, hidung bersih, tidak ada polip dan bintil.

Bentuk bibir simetris, tidak ada skizis labio palato, tidak ada stomatitis, mukosa bibir kemerahan, terpasang OGT. Bentuk perut rata, BU 10 x/menit, lingkar perut 29 cm, tidak ada hepatomegali, turgor kulit kurang elastis ditandai dengan kulit kembali ke bentuk semula lebih dari 2 detik.

PENUTUP

Kesimpulan

Asuhan keperawatan dilakukan dari pengkajian dengan mengumpulkan data melalui observasi langsung dan melakukan pemeriksaan fisik serta informasi dari keluarga klien berdasarkan analisis situasi By.Ny.J secara keseluruhan meliputi bio-psiko-sosio-kultural. Pada penilaian, By.Ny.J memeriksa tanda-tanda vital, melakukan pemeriksaan fisik pada By.Ny.J, meninjau riwayat medis dan melakukan pemeriksaan penunjang. Berdasarkan intervensi asuhan keperawatan yang diterapkan yaitu nesting pada bayi BBLR di ruang Perinatologi RSUD Dr.

Tindakan yang dilakukan pada bayi berat lahir rendah dengan masalah oksigenasi dan sirkulasi meliputi perawatan inkubator, pemberian O2 sesuai petunjuk dokter, dan tindakan medis. Implementasi dilakukan dengan analisis keperawatan mengenai pemberian nesting untuk memperbaiki keadaan oksigenasi dan sirkulasi serta memberikan rasa nyaman pada bayi, setelah dilakukan nesting dapat diamati keadaan oksigenasi bayi mengalami peningkatan berkisar antara 96-98%, frekuensi pernafasan 55x/i.

Saran

Riwayat penyakit keluarga : Ibu J mengatakan tidak ada kerabat yang menderita penyakit kronis dan penyakit menular seperti TBC, hepatitis dan HIV. Bentuk dada simetris, bersih, retraksi tidak terlihat, RR 62x/menit, bunyi nafas vesikuler, Kor BJ I BJ II terdengar jelas, tidak ada bunyi jantung tambahan (BJ III), tidak ada kardiomegali. Tali pusat tidak ada kelainan dan tanda-tanda infeksi, warna merah muda, tidak berbau, tali pusat tidak lepas.

Menggenggam: Refleks menggenggam positif tetapi lemah, yang ditunjukkan dengan respons bayi terhadap jari telunjuk perawat yang digenggam, tetapi lemah. Mengisap: Isapan lemah ditandai dengan bayi mau menghisap jari kelingking perawat, namun isapan masih lemah.

Gambar

Gambar 2.1 Pemasangan Nesting
Gambar 2.3 Posisi Prone
Gambar 2.2 Posisi Supine
Tabel 2.3 No Standar Diagnosa Keperawatan

Referensi

Dokumen terkait

v KATA PENGANTAR Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian ini dengan

Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan karya tulis ilmiah Penelitian ini dengan

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat ALLAH SWT atas segala limpahan rahmat dan karunia serta hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis

v KATA PENGANTAR Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan Karya Tulis

iv KATA PENGANTAR Puji dan syukur peneliti haturkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan rahmat-Nya peneliti dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah dengan judul

v KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan karunia dan rahmat-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan Karya ilmiah

ii KATA PENGANTAR Puji syukur peneliti ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga penelitian dapat menyelesaikan skripsi dengan judul

KATA PENGANTAR Puji syukur Alhamdulillah penulis ucapkan kehadirat Allah SWT dan Rasul Nabi Muhammad SAW yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyusun