• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERAN PAHLAWAN NASIONAL KI HAJAR DEWANTARA BAGI PERKEMBANGAN DUNIA PENDIDIKAN INDONESIA

N/A
N/A
Christophorus Kevin Wijoyo (L) XI.IPS.3 (SMP Santu Petrus)

Academic year: 2023

Membagikan "PERAN PAHLAWAN NASIONAL KI HAJAR DEWANTARA BAGI PERKEMBANGAN DUNIA PENDIDIKAN INDONESIA"

Copied!
42
0
0

Teks penuh

Puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan ijin dan kekuatan kepada saya untuk menyelesaikan artikel ilmiah yang berjudul “Peran Pahlawan Nasional Ki Hajar Dewantara Bagi Perkembangan Dunia Pendidikan Indonesia”. Semua itu tak lepas dari peran Ki Hajar Dewantara yang dijuluki Bapak Pendidikan Indonesia. Untuk memperjuangkan nasionalisme Indonesia melalui pendidikan, Ki Hajar Dewantara membangun Taman Siswa dan menentang hukum sekolah yang liar (Wilde Scholen Ordonantie, 1932).

Ki Hajar Dewantara meninggal pada tanggal 26 April 1959 dan dimakamkan di Taman Siswa Wijaya Brata, Yogyakarta. Apakah pemikiran yang disampaikan Ki Hajar Dewantara masih relevan dengan permasalahan pendidikan yang dihadapi Indonesia di era modern ini? Penelitian ini diharapkan mampu memperkuat pemahaman dan memberikan wawasan tentang sejarah pendidikan Indonesia terkait peran Ki Hajar Dewantara dalam perkembangan dunia pendidikan Indonesia.

Definisi Pahlawan

Maka dapat disimpulkan bahawa pahlawan ialah seorang yang mempunyai semangat keberanian dan pengorbanan, mempertahankan kebenaran dan berbuat baik untuk kebaikan dan kesejahteraan orang lain. Wira ialah seorang patriot yang benar-benar cintakan negara dan bersedia berkorban nyawa demi kemakmuran dan kejayaan negaranya.

Gelar Pahlawan Nasional

Pahlawan Nasional juga dapat diberikan kepada seseorang yang telah melakukan perbuatan kepahlawanan dalam hidupnya atau mencapai prestasi dan karya luar biasa yang berkontribusi terhadap pembangunan dan kemajuan negara dan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Sesuai dengan undang-undang no. 20 Tahun 2009 pengertian pahlawan nasional adalah warga negara Indonesia atau seseorang yang melakukan perlawanan terhadap penjajahan dan kehilangan nyawa akibat penjajahan di wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia sekarang atau seseorang yang membela bangsa dan negara serta yang melakukan perbuatan heroik atau mencapai prestasi dan prestasi gemilang bagi pembangunan dan kemajuan bangsa dan negara Republik Indonesia. Jadi dapat disimpulkan bahwa pahlawan nasional adalah warga negara atau orang Indonesia yang melakukan perjuangan melawan penjajahan di wilayah Indonesia saat ini, gugur atau gugur dalam membela bangsa dan negara, atau melakukan sesuatu yang heroik atau luar biasa dalam hidupnya.

Definisi Pendidikan

Dan menurut Nurkholis (2013), pendidikan merupakan suatu proses yang diperlukan untuk mencapai keseimbangan dan kesempurnaan dalam perkembangan individu dan masyarakat. Melalui proses tersebut suatu bangsa atau negara dapat mewariskan nilai-nilai agama, budaya, gagasan dan keterampilan kepada generasi penerus, sehingga benar-benar siap menyongsong masa depan yang lebih baik bagi kehidupan berbangsa dan bernegara. Sedangkan menurut Ki Hajar Dewantara, pendidikan mengedepankan kesempurnaan hidup, yaitu kehidupan anak yang selaras dengan alam dan masyarakat.

Oleh karena itu, pendidik membimbing anak untuk menjalani kehidupan yang harmonis dengan alam dan masyarakat. Oleh karena itu, pendidikan yang baik dan berkesinambungan sangat penting dalam pembentukan individu yang berkualitas dan memberikan kontribusi positif bagi kemajuan masyarakat dan negara kita.

Definisi Indonesia

Metode kualitatif merupakan penelitian yang digunakan untuk menyelidiki keadaan benda-benda alam, dimana peneliti sebagai instrumen utamanya. Menurut Strauss dan Corbin, penelitian kualitatif menghasilkan temuan yang tidak dicapai melalui penggunaan teknik kuantifikasi atau statistik. Penelitian kualitatif dapat digunakan untuk mempelajari sejarah, perilaku, kehidupan masyarakat, fungsi organisasi, gerakan sosial, atau hubungan kekerabatan.

Menurut Moleong (2005), penelitian kualitatif adalah penelitian yang bertujuan untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami subjek, misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dan lain-lain, secara holistik, dan melalui deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa. dalam konteks alam tertentu dan menggunakan metode alam yang berbeda. Hasil penelitian dilaporkan dalam laporan tampilan data dan analisis data lapangan, yang kemudian diuraikan secara rinci dalam laporan penelitian. Menurut Van Maanen, penelitian kualitatif merupakan suatu istilah 'payung' yang mencakup berbagai teknik penafsiran yang berupaya mendeskripsikan, 'membaca', menerjemahkan kode-kode dan terlebih lagi memahami makna, dan bukan frekuensi, dari berbagai fenomena yang secara alamiah terjadi dalam kehidupan sosial. dunia. dunia.

Bogdan dan Taylor berpendapat bahwa penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang menghasilkan data deskriptif dan pengamatan terhadap perilaku masyarakat dalam bentuk audio atau dokumen. Sedangkan Miles dan Huberman (1994: 6) menjelaskan penelitian kualitatif dilakukan melalui kontak yang intensif dan/atau berkepanjangan dengan “lapangan” atau situasi kehidupan. Alasan penulis menggunakan penelitian kualitatif adalah agar penulis dapat memperoleh gambaran mengenai peran Ki Hajar Dewantara yang akan diteliti.

Penelitian kualitatif diperlukan karena banyak permasalahan penting dalam berbagai bidang kehidupan manusia yang tidak dapat diatasi atau diselesaikan dengan penelitian kuantitatif.

Kehadiran Peneliti

Hal ini dapat diperkuat dengan pernyataan Sugiyono yang menyatakan bahwa menjadikan manusia sebagai instrumen utama penelitian adalah satu-satunya cara untuk menjamin kehadiran peneliti di lapangan. Dari pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa dalam penelitian kualitatif, kehadiran peneliti di lapangan adalah hal yang mutlak karena peneliti berperan sebagai instrumen penelitian sekaligus pengumpul data. Menjadikan manusia sebagai instrumen penelitian yang utama merupakan satu-satunya cara untuk menjamin kehadiran peneliti di lapangan.Kehadiran peneliti juga bertanggung jawab dalam perencanaan, pelaksanaan, pengumpulan data, analisis, dan pada akhirnya menarik kesimpulan atas hasil analisis tersebut.

Lokasi Penelitian

Partisipan Penelitian

Alasan dipilihnya Ki Hajar Dewantara sebagai subjek penelitian adalah untuk mencapai tujuan penelitian ini.

Teknik Pengumpulan Data

Menurut Bungin, metode dokumenter merupakan salah satu metode pengumpulan data yang digunakan dalam metode penelitian sosial untuk menggali data sejarah. Metode studi dokumentasi merupakan cara pengumpulan data dengan melihat data yang telah ditulis atau dicatat.

Instrumen Pengumpulan Data

PEMBAHASAN

Konsep Tri Pusat Pendidikan

Ki Hajar Dewantara, pendiri Taman Siswa yang diakui sebagai Bapak Pendidikan Nasional, menawarkan konsep pendidikan yang dikenal dengan tri-centered education. Pendidikan di lingkungan keluarga, pendidikan di lingkungan perguruan tinggi/sekolah, dan pendidikan di lingkungan masyarakat/pemuda” merupakan tiga lingkungan pendidikan yang dimaksud oleh Ki Hajar Dewantara. Beliau menyatakan bahwa keluarga itu ibarat lingkungan yang kecil namun suci dan murni, ia berfungsi sebagai pusat pendidikan mulia.

Menjadi pusat pendidikan, orang tua berperan baik sebagai pendidik, membentuk perilaku anak dan menanamkan kecerdasan dan pengetahuan, serta menjadi teladan di masyarakat. Ki Hajar Dewantara berpendapat bahwa tanggung jawab pendidikan anak terutama berada pada orang tua, bukan pada pihak lain. Perspektif ini didasarkan pada keyakinan bahwa orang tua berasal dari berbagai kelompok, baik kebangsaan, suku, atau agama, dan kelompok inilah yang berwenang menentukan hakikat, bentuk, isi, dan kemajuan pendidikan untuk kepentingan anak-anaknya. .

Lebih lanjut, Ki Hajar Dewantara menekankan keyakinan bahwa tanggung jawab pendidikan sosial tidak boleh hanya dibebankan pada sekolah. Lebih lanjut Ki Hadjar Dewantara menegaskan, jika sekolah dan keluarga dianggap sebagai satu kesatuan yang terpisah, maka pendidikan yang diberikan dalam keluarga akan sia-sia, karena sekolah berperan penting dalam meningkatkan kapasitas intelektual. Ki Hajar Dewantara melihat adanya bahaya dalam hal ini, seperti belum tuntasnya pendidikan karakter atau kurang berhasilnya pendidikan karakter, oleh karena itu Ki Hajar Dewantara menempatkan gerakan pemuda sebagai pusat pendidikan.Tauchid (1962: 74) mengemukakan bahwa gerakan pemuda adalah pendukung utama kecerdasan spiritual dan karakter serta tindakan sosial.

Pendidikan remaja menyerupai sebuah yayasan otonom yang menawarkan kebebasan dalam batas-batas tertentu; Tauhid (1962:73) menulis bahwa orang tua dalam gerakan pemuda harus bertindak sebagai konselor yang menawarkan kebebasan terbatas kepada generasi muda. Selain itu, orang tua harus terus memantau dan melakukan intervensi jika bahaya mengancam.

Pendidikan Sistem Among

Oleh karena itu, diusulkan sistem pendidikan alternatif yang tidak mengandalkan metode koersif, namun berfokus pada peningkatan kerja sama, pemahaman dan ekspresi diri. Ki Hadjar Dewantara sangat menentang struktur sistem pendidikan yang menekankan pembentukan karakter anak melalui perintah yang tegas dan disiplin yang kaku. Oleh karena itu, ia menekankan pentingnya penerapan sistem pendidikan yang mendorong kreativitas, berpikir kritis, dan eksplorasi kelebihan dan nilai-nilai diri.

Mengutip dari Kompasiana, dalam sistem Among terdapat 3 prinsip yang mengatur pendidikan, yaitu sebagai berikut. Seorang guru harus menjadi pemimpin di kelas yang dapat memberikan contoh kepada siswanya. Ki Hajar Dewantara sangat yakin bahwa anak-anak harus diberikan kebebasan dan kemandirian yang diperlukan untuk pertumbuhan dan perkembangannya, meskipun kebebasan tersebut juga dibatasi oleh keterbatasan yang disebabkan oleh alam.

Dengan menemukan keseimbangan yang rumit ini, antarsistem bertujuan untuk membimbing anak-anak dalam menerima dan melestarikan budaya unik mereka sendiri. Hal ini mengakui pentingnya peran pedagogi orang tua dalam perkembangan holistik anak-anak, baik dari segi kesejahteraan fisik dan mental mereka. Oleh karena itu, sistem Among menganjurkan untuk memberikan perhatian penuh kepada anak-anak, karena diyakini bahwa hal ini merupakan persyaratan mendasar untuk pertumbuhan dan kemajuan mereka yang optimal.

Sekolah Taman Siswa

  • Berdirinya Taman Siswa dan Tantangan yang dihadapi
  • Kurikulum dan Sistem Pengajaran

Pendirian Taman Siswa juga menyatakan bahwa hak berpemerintahan sendiri dengan syarat berserikat menjadi pilar utama. Sistem pendidikan Taman Siswa muncul karena pemerintah gagal menyediakan sistem pendidikan yang komprehensif dan mudah diakses serta selaras dengan standar pendidikan barat. Didirikan oleh Ki Hajar Dewantara yang pada masa pengasingannya di Belanda pada tahun 1913 hingga 1918, mengajukan permohonan untuk melanjutkan pendidikan dan memperoleh sertifikat guru sebelum kembali ke tanah air.

Meski terpisah dari Indonesia, harapan Ki Hajar Dewantara menjadi bangsa yang mandiri, tetap kokoh karena pengalaman Indische Partij. Melihat kemajuan bangsa-bangsa Asia di bidang pendidikan, Ki Hajar Dewantara pun terpacu untuk mengambil tindakan. Dukungan ini berhenti selama Perang Dunia II, namun siswa Taman Siswa masih menerima subsidi pemerintah.

Pada tahun-tahun awal, para guru di Taman Siswa bekerja lebih karena kepercayaan kepada Ki Hajar Dewantar sebagai pendiri sekolah tersebut dibandingkan mencari uang karena dana yang tidak tersedia. Namun, ada orang-orang berpengaruh, termasuk anggota keluarga kerajaan, yang percaya pada upaya Ki Hajar Dewantara dan menyekolahkan anak-anaknya. Perjuangan dan pengabdian Ki Hajar Dewantara memberi harapan bagi tercapainya kedaulatan negara di bidang pendidikan.

Berdirinya Taman Siswa yang dipimpin oleh Ki Hajar Dewantara menandai perkembangan penting dalam sistem pendidikan. Namun Ki Hajar Dewantara, seorang tokoh pendidikan, menolak keras pembatasan tersebut dan menyarankan perubahan. Sementara itu, konsep pendidikan dasar dan pengajaran di Taman Siswa, khususnya “Panca Dharma Taman Siswa” yang didirikan pada tahun 1947, menekankan beberapa prinsip penting.

Singkatnya, pendekatan Taman Siswa terhadap pendidikan dan pengajaran dasar mencakup prinsip-prinsip seperti kemandirian, keterhubungan dengan alam, dan peningkatan nilai-nilai budaya.

PENUTUP

Saran

Darmawan/publication/320322205_Pandangan_dan_Konsep_Pendidikan_Ki _Hadjar_Dewantara/links/5b40241da6fdccbcf90670e0/Pandangan-dan_Konsep-Pendidikan-Ki-Hadjard 9f October at 3p202 October at 3p202 . Toegang by https://news.detik.com/berita/d- 6387741/gelar-pahlawan-nasional-penjauhan-jual-cara-pengusanan 2 November 2023 om 19.53 WIB.

Referensi

Dokumen terkait

1.Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional; 2.Undang-undang Nomor 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi; 3.Peraturan Pemerintah Nomor 4 Tahun 2014

PEMBAHASAN Menurut Undang-Undang Dasar Repubik Indonesia No.20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional pasal 1 ayat 1, pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk