• Tidak ada hasil yang ditemukan

karya ilmiah terapan dinas jaga kapal sandar di pelabuhan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "karya ilmiah terapan dinas jaga kapal sandar di pelabuhan"

Copied!
41
0
0

Teks penuh

Apabila pernyataan di atas terbukti salah, saya bersedia menerima sanksi dari Politeknik Pelayaran Surabaya. Dalam upaya menyelesaikan Karya Ilmiah Terapan ini, dengan segala hormat dan terima kasih yang sebesar-besarnya kami sampaikan kepada pihak-pihak yang telah memberikan bantuan, motivasi, bimbingan dan bimbingan serta semangat yang sangat berarti bagi penulis. Teman seperjuangan yang selalu memberikan motivasi dan hal lainnya dalam rangka pembuatan karya ilmiah ini.

Akhir kata, semoga karya ilmiah terapan ini dapat memberikan manfaat dan bahan pembelajaran bagi kita semua. Tingginya angka kecelakaan di laut belakangan ini menjadi perhatian semua pihak mengingat luas lautan di dunia jauh lebih besar dibandingkan luas daratan. Dalam aturan tersebut terdapat aturan tata cara meminimalisir tabrakan di laut yang terdiri dari 38 aturan.

High incidence of accidents at sea recently has become a concern for all parties, and considering that the world's oceans are much larger than land. From the statistics it is known that 80% of all accidents are due to human error vessel, so there is an opinion that in the end, directly or indirectly, all are due to human factors. It can be concluded that human error still dominates as the biggest factor in the number of accidents at sea.

In such regulations there are rules governing the procedures for reducing collisions at sea, consisting of 38 rules.

PENDAHULUAN

LATAR BELAKANG MASALAH

2 yang harus dibongkar di pelabuhan berikutnya sehingga memakan waktu yang cukup lama sehingga perusahaan mengeluarkan biaya yang besar ketika kapal singgah di pelabuhan tersebut. Pelabuhan adalah suatu tempat atau kawasan perairan yang terlindung dari gelombang laut yang dilengkapi dengan fasilitas terminal laut yang meliputi dermaga yang menjadi tempat bagi kapal-kapal barang, proses pengangkutan barang dari suatu tempat ke tempat lain dapat dilakukan dengan menggunakan berbagai macam moda. transportasi, sedangkan sarana untuk menunjang proses pendistribusian barang dapat dilakukan melalui jalur darat, udara maupun laut. Untuk melaksanakan hal tersebut dengan baik diperlukan pengetahuan tentang prinsip-prinsip pemuatan yang baik dan benar, seperti melindungi kapal, melindungi muatan, melindungi awak kapal, meminimalkan rusaknya stowage (BS), dan efisien dalam melakukan bongkar muat. .

Sesuai dengan asas pemuatan di atas, maka petugas jaga harus benar-benar melaksanakan tugas pengawasan agar tidak terjadi kesalahan dalam penataan muatannya sehingga mengakibatkan tertundanya bongkar muat yang pada akhirnya menimbulkan kerugian bagi perusahaan. Sesuai dengan aturan jaga yang ditetapkan dalam organisasi di atas kapal, seluruh awak kapal wajib melaksanakan aturan jaga tanpa kecuali. Oleh karena itu, pelayanan jaga pada saat kapal berada di pelabuhan sangatlah penting dan harus dilaksanakan sesuai dengan prosedur perusahaan pelayaran dan aturan internasional.

Sesuai dengan kode ISPS, aturan tugas jaga pelabuhan harus dilaksanakan oleh petugas jaga dan dibantu oleh awak kapal. 3 Komite menyatakan bahwa faktor terbesar yang menyebabkan kerusakan dan penyembunyian kargo yang berlebihan adalah kesalahan manusia. Salah satu contohnya adalah petugas jaga meninggalkan tugas jaganya dan melimpahkan tugasnya kepada petugas lain.

Ada pula awak kapal yang meninggalkan tugas jaganya tanpa izin petugas jaga terkait. Hal ini antara lain dapat mengakibatkan pemuatan tidak sesuai dengan rencana penyimpanan, mengabaikan prinsip pemuatan dan masih banyak lagi resikonya.Mereka sering kali meninggalkan tugas jaganya, misalnya: Pergi ke darat, tidur di kamar atau serah terima. tugas kepada anak buah kapal yang berdasarkan pertimbangan dan ingatannya kurang memahami pemuatan yang dilakukan pada saat ditambatkan di pelabuhan.

RUMUSAN MASALAH

TUJUAN PENELITIAN

MANFAAT PENELITIAN 1. Bagi Akademis

LANDASAN TEORI 1. Dinas jaga

  • Perwira jaga pelabuhan
  • Dinas Jaga Pada Saat Kapal Berlabuh Jangkar
  • Ketika kapal sandar di pelabuhan
  • BONGKAR MUAT
  • PROSES KEGIATAN BONGKAR MUAT
  • MANAJEMEN KESELAMATAN

Petugas jaga bertanggung jawab atas keselamatan navigasi selama masa tugasnya ketika petugas jaga harus berada di anjungan atau di tempat yang berhubungan langsung, misalnya di ruang peta atau ruang kendali anjungan. Operator radio bertanggung jawab untuk terus melakukan pengawasan pada frekuensi yang relevan selama masa tugas mereka. c. Para perwira yang bertugas jaga mesin, sebagaimana didefinisikan dalam Kode STCW dan di bawah arahan kepala ruang mesin, harus segera berada di lokasi dan dalam jangkauan penanganan ruang mesin, dan jika perlu, berada di ruang mesin. ruang mesin untuk jangka waktu tertentu.-masa tanggung jawab. Pengawasan keamanan yang memadai dan efektif dilaksanakan setiap saat selama kapal sedang berlabuh dan jika kapal tersebut membawa muatan berbahaya, pengaturan jaga harus mempertimbangkan sifat, kualitas, pengemasan dan penyimpanan barang berbahaya tersebut. muatan yang bersangkutan dan juga harus mempertimbangkan secara penuh segala kondisi khusus yang berlaku di atas kapal dan di darat.

Perwira jaga adalah orang yang bertugas jaga navigasi dan bertanggung jawab atas keselamatan dirinya selama bertugas, dalam waktu itu perwira jaga yang bersangkutan harus berada di anjungan atau di tempat yang berhubungan langsung, misalnya di pelabuhan. ruang peta atau ruang kendali jembatan. Contoh berikut ini biasanya digunakan oleh perusahaan-perusahaan besar dan kapal-kapal besar yang mempunyai beberapa pilot yang membantu nakhoda kapalnya. a) Tugas Perwira Utama I. Nakhoda mendelegasikan tugas jaga kepada seluruh bawahannya, dalam hal ini kepada seluruh perwira, yaitu perwira geladak dan insinyur bagian mesin.

Nakhoda selalu mempunyai hubungan langsung maupun tidak langsung dengan perusahaan dalam hal pelaksanaan pelayaran dan keselamatan kapal, awak kapal dan muatannya, dalam hal ini hubungannya dengan pelaksanaan tugas pengawasan yang dilakukan di kapal. Tujuannya agar kapal tetap pada tempatnya, tidak menggores jangkar atau hanyut, sehingga kapal selama berlabuh jangkar tetap aman, tidak terjadi kebakaran, pencurian dan lain sebagainya. ketika kapal sedang berlabuh. Apabila kapal bersandar di pelabuhan untuk bongkar muat atau kegiatan lainnya, maka itu adalah tugas jaga.

Setiap petugas jaga mempunyai tugas dan tanggung jawab besar yang harus diembannya sampai akhir masa tugasnya. Selain itu, mempunyai konsekuensi dalam berbagai bentuk, seperti perlunya penetapan tanggung jawab dan wewenang yang jelas, uraian tugas yang rapi, kriteria pengukuran pelaksanaan tugas yang akurat dan obyektif, dan sebagainya. Berbedanya jenis pekerjaan juga merupakan akibat dari fungsi yang menjadi tanggung jawab organisasi yang harus dijalankan.

Pekerja yang sadar akan tanggung jawab dan tugasnya biasanya mempunyai minat yang besar terhadap pekerjaannya. 17 Oleh karena itu, langkah pertama dalam upaya peningkatan kinerja sumber daya manusia adalah dengan memberikan pendidikan dan pelatihan serta pemahaman yang memadai kepada seluruh awak kapal, dalam hal ini mengenai tata cara pelaksanaan tugas jaga yang baik. Tanggung jawab dan etos kerja yang tinggi sangat dibutuhkan para awak kapal yang bertugas jaga terutama pada saat kapal bersandar di pelabuhan.

Tanggung jawab kelompok dalam rantai proses produksi adalah QCC (Quality Control Circle) = PMT (Integrated Quality Group), tanggung jawab bersama. Menjadi tanggung jawab PBM apabila muatan yang dibongkar sampai ke sasis truk penerima, jika muatan dimuat sampai tertata rapi di palka kapal).

KERANGKA

Sistem manajemen keselamatan merupakan sistem yang disyaratkan oleh International Safety Regulations (SOLAS), termasuk dalam peraturan International Safety Management Code. Sistem manajemen keselamatan harus dibentuk untuk semua perusahaan pelayaran yang memiliki armada kapal yang mematuhi peraturan. Hal ini juga tidak terlepas dari pengaruh peralatan bongkar muat di atas kapal yang masih menggunakan sistem pengendalian manual, sehingga berdampak pada kegiatan pengawasan.

METODE PENELITIAN

  • WAKTU DAN TEMPAT PENELITIAN
  • METODE PENGUMPULAN DATA
    • FIELD RESEARCH / RESET LAPANGAN
  • JENIS DAN SUMBER DATA 1. jenis data
  • METODE ANALISIS

Agar penulis dapat melihat dan merasakan langsung hal-hal yang memerlukan perhatian khusus serta kendala-kendala yang mungkin timbul dalam pelaksanaan tugas jaga yang tidak sesuai dengan prosedur atau peraturan yang ada. Dalam suatu penelitian, dokumentasi tertulis sangatlah penting.Teknik dokumentasi digunakan untuk mengumpulkan data dari sumber non-manusia yang mudah diakses berupa dokumen-dokumen penting yang digunakan untuk melengkapi data dan informasi yang diperlukan dalam penelitian. Data primer adalah data yang diperoleh dengan cara mengamati dan mencatat secara nyata beberapa fenomena substansi penelitian yang tampak pada objek penelitian.

Data sekunder merupakan data yang dimaksudkan untuk mendukung data primer dalam menjelaskan materi penelitian. Jenis data ini diperoleh dari berbagai sumber literatur seperti buku referensi dan peralatan di dalam pesawat. Menurut Moleong, konsep dasar dalam analisis data akan mempertanyakan pengertian, waktu pelaksanaan, maksud dan tujuan serta kedudukan analisis data.

Analisis data yang digunakan dalam penelitian observasional dilakukan dengan menggunakan metode deskriptif yaitu dengan memberikan gambaran tentang fakta-fakta yang sebenarnya terjadi di lapangan, misalnya.

Referensi

Dokumen terkait

Tunas Baru terhadap penerapan dinas jaga sesuai P2TL aturan 5 pada malam hari perwira jaga telah melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya dengan benar, melakukan pengamatan dengan