• Tidak ada hasil yang ditemukan

Karya seni rupa murni merupakan perwujudan kretivitas penciptanya

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "Karya seni rupa murni merupakan perwujudan kretivitas penciptanya"

Copied!
34
0
0

Teks penuh

(1)

12 2.1.1. Tinjauan Seni Rupa dan Desain

Seni rupa merupakan salah satu cabang seni yang membentuk karya seni melalui media yang dapat ditangkap mata dan dirasakan dengan sentuhan. Kesan ini tercipta dengan mengolah konsep titik, garis, bidang, bentuk, volume, warna, tekstur, dan pencahayaan dengan mengacu pada estetika. Seni rupa dapat diamati dari segi fungsinya, yaitu:

1. Seni Rupa Murni

Seni rupa murni tidak memperhatikan unsur praktis. Karya seni rupa murni merupakan perwujudan kretivitas penciptanya. Cabang-cabang seni rupa murni di antaranya adalah:

- Seni Lukis - Seni Keramik - Seni Grafis - Seni Patung

2. Seni Rupa Terapan / Desain

Seni rupa terapan merupakan salah satu cabang seni yang menitikberatkan pada nilai kegunaan atau kepraktisan dari karya seni. Seni rupa terapan sering kali disebut juga dengan desain. Cabang-cabang seni rupa terapan antara lain adalah sebagai berikut:

- Desain Produk

- Desain Grafis/Desain Komunikasi Visual - Desain Interior

2.1.2. Tinjauan Perguruan Tinggi

Program pendidikan di dalam Sekolah Tinggi Seni Rupa dan Desain adalah merupakan jenjang pendidikan tinggi yang berkembang karena kebutuhan yang mendesak akan tenaga ahli profesional yang berpengalaman dan terampil.

(2)

3. Pola Pendidikan

Sekolah Tinggi Seni Rupa dan Desain memenuhi pola pendidikan seperti di bawah ini :

Program pendidikan di atas merupakan program pendidikan berjenjang, yaitu merupakan proses pendidikan berkelanjutan, yang setiap jenjang dapat menghasilkan lulusan yang siap bekerja profesional.

4. Sasaran

Sasaran dari Sekolah Tinggi Seni Rupa dan Desain adalah :

- Menghasilkan diploma dan sarjana yang memiliki keahlian dan ketrampilan tertentu.

- Melengkapi keahlian yang sudah dimiliki oleh tenaga kerja.

- Meningkatkan produktivitas mutu dan efisiensi kerja.

2.2. Program Studi 2.2.1. Seni Rupa Murni

Program Studi Seni Rupa Murni merupakan jurusan seni di bidang seni lukis, dan seni patung. Serta mampu mewujudkannya dalam bentuk karya seni rupa yang bersumber pada nilai-nilai budaya Nusantara secara reinterpretasi, revitalisasi, dan ekspresi simbolik.

LULUSAN SMA

DIPLOMA 3 (D3)

STRATA 1 (S1)

Gambar 2.1 Hasil Karya Seni Rupa Murni (Sumber: Google Picture)

(3)

2.2.2. Kriya Tekstil dan Mode

Kriya seni merupakan jurusan yang bertujuan untuk memperkuat identitas ciri budaya bangsa, serta berperan aktif dalam mewujudkan ketahanan budaya secara kreatif dan inovatif dengan menonjolkan aspek keunikan dan keberagaman dalam bentuk karya seni dan karya penelitian. Kriya seni dapat membina sumber daya manusia yang ahli di bidangnya masing-masing, serta memiliki keunggulan dan kemampuan bersaing secara profesional di bidang seni pertunjukan, seni grafis dan kriya. Mampu bekerjasama dengan berbagai stakeholders di bidang kerajinan lokal, nasional dan internasional.

2.2.3. Desain Produk

Desain produk adalah prodi yang bertujuan untuk mempelajari penciptaan inovatif dari "produk" yang memenuhi kebutuhan manusia. Program studi ini memfasilitasi mahasiswa membuat produk-produk yang nyaman digunakan, indah dipandang, dan ekonomis.

Gambar 2.2 Hasil Karya Kriya Tekstil dan Mode

Gambar 2.3 Hasil Karya Desain Produk (Sumber: Google Picture) (Sumber: Google Picture)

(4)

2.2.4. Desain Komunikasi Visual

Desain Komunikasi Visual (DKV) merupakan salah satu cabang ilmu desain yang mempelajari konsep komunikasi dan ekspresi kreatif, teknik dan media dengan menggunakan elemen-elemen visual ataupun rupa untuk menyampaikan pesan untuk tujuan tertentu (tujuan informasi ataupun tujuan persuasi yaitu mempengaruhi perilaku). Seorang sarjana DKV harus mampu mengolah pesan- pesan tersebut secara efektif, informatif dan komunikatif.

Banyak pengetahuan mendasar yang dipelajari di program studi DKV.

Mengembangkan bentuk bahasa visual (bermain gambar), mengolah pesan (bermain kata), keduanya adalah untuk tujuan sosial maupun komersial dari individu maupun kelompok yang ditujukan kepada kelompok lainnya. Visual berwujud kreatif dan inovatif, sementara inti pesan harus komunikatif, efisien dan efektif saling mendukung agar dapat tersampaikan dengan baik pada sasaran.

2.2.5. Desain Interior

Desain Interior merupakan sebuah program studi yang menekankan pada mahasiswa agar dapat berpikir, kritis, cepat, akurat dan yang terpenting adalah kreatif. Di Program Studi Desain Interior mahasiswa akan belajar tentang hubungan antara manusia dengan ruang yang dihuni atau digunakan.

Gambar 2.4 Hasil Karya DKV

Gambar 2.5 Hasil Karya Desain Interior (Sumber: Google Picture)

(Sumber: Google Picture)

(5)

2.3. Tinjauan Tapak

Nama Proyek : Sekolah Tinggi Jenis Proyek : Lembaga Pendidikan Sifat Proyek : Semi Nyata, Fiktif

Owner : Swasta

Sumber Dana : Swasta

Lokas Lokasi tapak : Kancah Nangkup Kidul, Kertajaya, Padalarang, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat, 40533

Luas lahan : ± 25.400m²

KDB : 60% x 25.400 m² = 15.240 m²

KLB : 1. x (25.400m² :15.240m²) = 1 x 1,667m² = 1,667

~2 Lt.

GSB : 10 m

Gambar 2. 6. Lokasi Site Kota Baru Parahyangan

2.3.1. Lokasi

Kota Baru Parahyangan merupakan sebuah kota mandiri di Bandung seluas lebih dari 1.250 Ha di mana keunggulan pendidikan mendapat tempat tersendiri sebagai investasi terbaik untuk kemajuan & kesejahteraan masa depan. Pilar pendidikan tersebut diimplementasikan dalam bentuk formal, berupa tersedianya fasilitas pendidikan mulai dari playgroup hingga universitas, maupun bentuk non formal seperti Sundial Puspa Iptek, Bale Seni Barli, dan taman tematik yang tersebar di setiap tatar. Konsep dari kota Baru Parahyangan menurut website resmi Kota Baru

(Sumber: Google Maps)

(6)

Parahyanagan adalah Sustainability dengan penggabungan antara Social (Community Development, Economi (Self Sustained City) dan Environment (Hayu Hejo / Go Green). Pengembangan berkelanjutannya memiliki point-point yaitu :

- Pembangunan kota dilakukan dengan memperhatikan keseimbangan aspek ekonomi, sosial dan lingkungan.

- Pola pembangunan menyeluruh ini dilakukan secara berkelanjutan.

- Gerakan peduli pembangunan secara berkelanjutan di Kota Baru Parahyangan dikenal dengan Hayu Hejo!

2.3.2. Geografis

Berdasarkan data, luas wilayah Kota Baru dan wilayah sekitar Kota Baru Parahyangan yaitu 3.408 km². Mempunyai rata-rata ketinggian 110 m dari permukaan laut. Kemiringan wilayah yang bervariasi antara 0 – 8%, 8 – 15%

hingga diatas 45%, dengan batas wilayah sebagai berikut : 1. Sebelah Barat : berbatasan dengan Desa Cipageran

2. Sebelah Utara: berbatasan dengan Desa Jayamekar, Padalarang, dan Desa Kertamulya

3. Sebelah Timur : berbatasan dengan Desa Margajaya, Cimareme, dan Laksana Mekar

4. Sebelah Selatan : berbatasan dengan Selatan Desa Girimukti, Pangauban, dan Cangkorah.

Cakupan kawasan Kota Baru Parahyangan dan wilayah sekitar Kota Baru Parahyangan meliputi 5 desa yang paling dekat dengan Kota Baru Parahyangan.

yaitu Desa Kertajaya, Cipeundeuy, Cimerang, Cikande dan Bojong Haleung.

Penggunaan lahan yang ada di lima desa tersebut banyak di gunakan sebagai penggunaan lahan non pertanian yaitu pemukiman. Desa Kertajaya memiliki 256 ha penggunaan non pertanian, Desa Cipeundeuy dengan luas non pertanian 458 ha, Desa Cimerang dengan luas 378 ha, Bojonghaleung 351 ha, dan Desa Cikande 378 ha.

(7)

2.4. Pemahaman Proyek

Sekolah Tinggi Seni Rupa dan Desain yang akan dibangun memiliki 4 (empat) program studi, yaitu Seni Rupa dengan jurusan Seni Rupa Murni, Desain Produk, Desain Komunikasi Visual, dan Desain Interior. Mahasiswa dari setiap program studi wajib menempuh 144 sks dengan metode pembelajaran studio serta kelas reguler dan memiliki waktu tempuh 4 (empat) tahun. Asumsi jumlah mahasiwa di setiap angkatan pada masing-masing program studi adalah 60 (enam puluh) orang.

Sekolah Tinggi Seni Rupa dan Desain Kota Baru Parahyangan.

1. Visi Menjadi lembaga pendidikan yang dapat diandalkan sebagai lembaga penyedia sarana seni dan desain yang mumpuni dan berkompeten.

2. Misi Menyelanggarakan lembaga pendidikan seni rupa dan desain yang dapat diterima dengan baik dalam masyarakat serta dapat langsung berperan dalam melayani permintaan masyarakat akan hal-hal yang berhubungan dengan seni rupa dan desain.

2.5. Studi Preseden Fungsi Sejenis 2.5.1. Royal College of Art Dyson Building

Location : 1 Hester Road, London SW11 4AN, England, UK

Building : College

Architects : Haworth Tompkins Area : 4750 m²

Year : 2012

Gambar 2.7 Fasade Royal Collage of Art Dyson

(8)

( sumber: https://www.architectural-review.com/today/london-schools-part-one-royal-college- of-art-by-haworth-tompkins )

Gambar 2.8. Denah Lantai Dasar dan Lantai 1 Royal Collage of Art Dyson

Gambar 2.9. Denah Lantai 2 Royal Collage of Art Dyson

Gambar 2.10. Potongan Royal Collage of Art Dyson

(9)

Royal College of Art telah diperingkatkan sebagai universitas seni dan desain top dunia selama lima tahun berturut-turut (2015 - 2020) di Peringkat Subjek Universitas Dunia Kontemporer dan fasad minimalis.

Bangunan ini telah dirancang sebagai ‗pabrik‘

kreatif yang digunakan oleh para seniman, terdapat studio, ruang belajar, bisnis, dan galeri diatur. Di bawah ini merupakan ruang kelas dari Desain Komunikasi Visual, Desain Interior, Desain Produk, Seni Rupa, dan Studio.

Gambar 2.11. WorkshopRoyal College of Art Dyson

(sumber: https://www.archdaily.com/794512/royal-college-of-art-dyson- architects)

(10)

2.5.2. Beus Center for Law and Society

Location : 111 E Taylor St, Phoenix, AZ 85004, United States Building : University

Architects : Ennead Architects Area : 260000 ft²

Year : 2016

Dengan mengusung bangunan bertema kontemporer, Beus Center for Law and Society juga dirancang dan dikembangkan dengan keterbukaan kepada publik dan menciptakan lingkungan perkotaan yang unik yang mendorong hubungan yang dinamis antara Fakultas Hukum, dan komunitas Phoenix di pusat kota setempat.

Gambar 2.12. Beus Center for Law and Society

Gambar 2.13. Ruang Komunal Beus Center for Law and Society

(11)

Sustainable juga merupakan kunci pendorong desain utama bangunan selama proses berlangsung. Self-shading pada fasad bangunan utama, terdiri dari batu pasir Arizona dengan jendela aluminium dan kaca, Fasadnya disatukan dan dan dirakit dari pabrik, untuk memastikan kualitas dan mencapai standar kinerja termal yang lebih tinggi. Secara mekanis, bangunan ini menggunakan teknologi hemat energi.

(sumber: https://www.archdaily.com/794512/beus-center-for-law-and- society-ennead-architects)

Gambar 2.14. Site Plan Beus Center for Law and Society

(12)

2.6. Ketentuan Penyelenggaraan

2.6.1. Menurut PERMENRISTEKDIKTI No.100 Tahun 2016 Tentang Pendirian Perubahan, Pembubaran Perguruan Tinggi

Program studi adalah kesatuan kegiatan pendidikan dan pembelajaran yang memiliki kurikulum dan metode pembelajaran tertentu dalam satu jenis pendidikan akademik, pendidikan profesi, dan/atau pendidikan vokasi.

2.6.2. Menurut PERMENRISTEKDIKTI No.100 Tahun 2016 Pasal 3, Ayat 5

Sekolah Tinggi menyelenggarakan jenis pendidikan akademik, dan dapat menyelenggarakan pendidikan vokasi, dan/atau profesi dalam satu rumpun ilmu pengetahuan dan teknologi tertentu melalui program sarjana yang terdiri atas paling sedikit satu program studi pada program sarjana. Program studi dalam rumpun ilmu pengetahuan ―Seni Rupa dan Desain‖ yang akan diusulkan pada bangunan pendidikan ini terdapat 4 program studi, yaitu:

1. Program Studi Seni Rupa 2. Program Studi Desain Interior

3. Program Studi Desain Komunikasi Visual 4. Program Studi Desain Produk.

2.6.3. PERMENRISTEKDIKTI No.100 Tahun 2016 Tentang Pendirian, Perubahan, Pembubaran Perguruan Tinggi Negeri, dan Pendirian, Perubahan, Pencabutan Izin Perguruan Tinggi Swasta

1. Ruang kuliah paling sedikit 1 (satu) meter persegi per mahasiswa;

2. Ruang dosen tetap paling sedikit 4 (empat) meter persegi per orang;

3. Ruang administrasi dan kantor paling sedikit 4 (empat) meter persegi perorang;

4. Ruang perpustakaan paling sedikit 200 (dua ratus) meter persegi termasuk ruang baca yang harus dikembangkan sesuai dengan pertambahan jumlah mahasiswa;

5. Ruang laboratorium, komputer, dan sarana praktikum dan/atau penelitian sesuai kebutuhan setiap Program Studi

(13)

2.6.4. Menurut Permen SNPT 23 Mei 2013 Pasal 21 Tentang Standar Pendidikan Tinggi, Standar Proses

1) Perencanaan proses pembelajaran meliputi penetapan tempat/kelas untuk pembelajaran, beban kerja dosen, penyiapan sumber belajar, dan pengelolaan proses pembelajaran.

2) Jumlah mahasiswa per kelas untuk tiap mata kuliah atau blok mata kuliah disesuaikan dengan karakteristik mata kuliah atau blok mata kuliah yang memungkinkan interaksi antara mahasiswa dengan dosen untuk memenuhi capaian pembelajaran.

3) Ukuran kelas terdiri atas:

a. kelas pada program sarjana paling banyak 40 (empat puluh) mahasiswa;

b. kelas pada program magister dan program doktor, serta program profesi paling banyak 20 (dua puluh) mahasiswa;

c. kelas pada program diploma paling banyak 30 (tiga puluh) mahasiswa;

d. kelas pada program spesialis dan sub spesialis paling banyak 10 (sepuluh) mahasiswa;

e. kelas praktikum, bengkel, dan studio paling banyak 20 (dua puluh)mahasiswa;

f. kelas praktik lapangan dan industri disesuaikan dengan kapasitas lapangan/industri;

g. kelas untuk tugas akhir, skripsi, tesis dan disertasi disesuaikan dengan beban kerja pembimbing;

h. kelas kuliah mimbar/umum dapat merupakan gabungan dari dua atau lebih kelas untuk perkuliahan.

(14)

2.7. Kurikulum (Sumber: Kurikulum Institut Teknologi Bandung 2013) 2.7.1. Kurikulum Program Studi Seni Rupa

Prodi Seni Rupa Murni merupakan keprofesian seni pada penguasaan bidang seni lukis, dan seni patung.

Tabel 2.1. Kurikulum Seni Rupa

(15)

2.7.2. Kurikulum Program Studi Desain Interior

Program studi yang menekankan pada mahasiswa untuk dapat berpikir cepat, kritis, akurat dan kreatif.

Tabel 2.2. Kurikulum Desain Interior

(16)

2.7.3. Kurikulum Desain Komunikasi Visual

Desain Komunikasi Visual (DKV) adalah cabang ilmu desain yang mempelajari konsep komunikasi dengan mengolah pesan secara efektif, informatif dan komunikatif.

Tabel 2.3. Kurikulum Desain Komunikasi Visual

(17)

2.7.4. Kurikulum Desain Produk

Program studi yang mempelajari pembuatan ―produk‖ bagi kebutuhan manusia secara inovatif.

Tabel 2.4. Kurikulum Desain Produk

(18)

2.8. Fasilitas dan Kebutuhan Ruang

Berdasarkan pelaku atau pengguna kegiatannya, berikut adalah analisa kebutuhan ruang sekolah tinggi seni rupa dan desain:

Tabel 2.5. Fasilitas dan Kebutuhan Ruang Sekolah Tinggi

(19)
(20)

Fasilitas utama Sekolah Tinggi Seni Rupa dan Desain adalah sebagai berikut : 1. Fasilitas Galeri

Di dalam Galeri berisi ruang pamer yang mengkomunikasikan karya-karya visual arts atau seni visual. Salah satu faktor penting dalam fasilitas galeri adalah membangkitkan suasana dan ritme yang baik.

(21)

2. Ruang Kelas Teori

Ruang ini memiliki fungsi sebagai kegiatan belajar-mengajar seperti mata kuliah umum, sejarah seni dan komposisi, dsb. Di dalam kelas dibutuhkan loker untuk menyimpan peralatan perkuliahan, layar OHP, kursi tangan, white board, dsb.

3. Studio Gambar

Studio digunakan untuk mata kuliah menggambar, ilustrasi, imajinasi desain grafis dll. Di studio ini tersedia berbagai macam alat gambar yang diperlukan seperti meja gambar yang dilengakapi pencahayaan, serta perlengkapan lainnya yang mendukung kegiatan ini.

4. Studio Desain Grafis

Studio ini digunakan untuk kegiatan desain grafis. Ruangan ini dilengkapi dengan ruang kerja, ruang komputer/ animasi ruang proyeksi, ruang materi/ alat dan gudang.

2.9. Persyaratan Sarana Prasarana Sekolah Tinggi

Persyaratan-persyaratan pengadaan sekolah tinggi menurut Keputusan Mentri Pendidikan Nasional Nomor 234/U/2000 tanggal 20 Desember 2000.

2.10. Aktivitas

Berdasarkan pelaku atau pengguna kegiatannya dibagi ke dalam tiga pelaku utama:

Gambarl 2.15. Persyaratan Sarana Prasarana Sekolah Tinggi

(22)

1) Mahasiswa/I

1. Mahasiswa/i adalah orang-orang yang berkuliah di Art and Design College dan melaksanakan kegiatan perkuliahan, baik yang bersifat praktek maupun teori.

2. Usia mahasiswa/i 17-40 tahun tergabung di dalam satu kelas yang dibedakan menurut tingkatan pendidikan. Masing-masing kelas melaksanakan perkuliahan dengan 30 orang mahasiswa/i diluar para pengajar.

3. Kegiatan yang dilakukan:

- Berkuliah baik praktek maupun teori, frekuensi setiap hari - Diskusi

- Pertunjukan dan pameran 2) Staf Pengajar

1. Staf pengajar adalah orang-orang yang memberikan materi perkuliahan.

2. Staf pengajar merupakan orang yang ahli di bidangnya masing-masing, setiap kelas memiliki 1 (satu) orang staf pengajar.

3. Kegiatan yang dilakukan adalah mengajar.

3) Pengelola

Pengelola adalah yang mengendalikan kegiatan bangunan. Terdiri dari manager, staf (promosi dan publikasi), teknisi (pada pencahayaan, sound system, dan penataan panggung) serta bagian servis yang membersihkan dan merawat peralatan utilitas.

2.11. Studi Literatur Standar Terkait 2.11.1. Fungsi Pendidikan Tinggi

Bertajuk pada Undang-Undang No. 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi, fungsi pendidikan tinggi adalah:

1. Mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa;

2. Mengembangkan Sivitas Akademika yang inovatif, responsif, kreatif, terampil, berdaya saing, dan kooperatif melalui pelaksanaan Tridharma;

(23)

3. Mengembangkan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi dengan memperhatikan dan menerapkan nilai Humaniora.

2.11.2. Pedoman Pendirian Perguran Tinggi

Berdasarkan Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 234/U/2000 tentang Pedoman Pendirian Perguruan Tinggi, terdapat beberapa persyaratan sebagai berikut:

1. Persyaratan minimal jumlah dan kualifikasi dosen tetap untuk program studi

Gambar 2.16 Persyaratan Minimal Jumlah Dan Kualifikasi Dosen Tetap (Sumber: lampiran Keputusan Menteri Pendidikan nasional No. 234/U/2000 tentang

Pedoman Pendirian Perguruan Tinggi)

2. Persyaratan minimal jumlah dan jenis program studi

Gambarl 2.17 Persyaratan Minimal Jumlah Dan Jenis Program Studi (Sumber: lampiran Keputusan Menteri Pendidikan Nasional No. 234/U/2000 tentang

Pedoman Pendirian Perguruan Tinggi)

(24)

3. Persyaratan minimal jumlah dan kualifikasi tenaga administrasi dan penunjang akademik

Gambar 2.18. Persyaratan Minimal Jumlah Dan Kualifikasi Tenaga Administrasi Dan Penunjang Akademik

(Sumber: lampiran Keputusan Menteri Pendidikan Nasional No. 234/U/2000 tentang Pedoman Pendirian Perguruan Tinggi)

4. Persyaratan minimal jumlah dan kualifikasi tenaga administrasi dan penunjang akademik

Gambar 2.19. Persyaratan Minimal Luasan Sarana Dan Prasarana (Sumber: lampiran Keputusan Menteri Pendidikan Nasional No. 234/U/2000 tentang

Pedoman Pendirian Perguruan Tinggi)

2.11.3. Ruang Penerima / Lobby / Lounge

Gambar 2.20. Ukuran Dasar Ruang Gerak (Sumber: Lampiran PerMen PUPR No. 14 Tahun 2017)

(25)

2.11.4. Ketinggian Furniture

Gambar 2.21. Ukuran Ketinggian Berdasarkan Umur (Sumber: Lampiran PerMen PUPR No. 14 Tahun 2017)

2.11.5. Sirkulasi

Gambar 2.22. Persyaratan Sirkulasi

(Sumber: Lampiran PerMen PUPR No. 14 Tahun 2017)

2.11.6. Selasar / Koridor

Gambar 2.23 Lebar Koridor Dengan 2 Orang Membawa Tas (Sumber: Ernst, Neufert. Data Arsitek)

Gambar 2.24. Syarat Minimal Lebar Koridor (Sumber: Lampiran PerMen PUPR No. 14 Tahun 2017)

(26)

2.11.7. Jalur Pedestrian dan Ramp Pejalan Kaki

Gambar 2.25. Syarat Minimal Lebar Jalur Pedestrian (Sumber: Lampiran PerMen PUPR No. 14 Tahun 2017)

Gambar 2.26. Syarat Minimal Lebar Jalur Pedestrian Dan Ramp (Sumber: Lampiran PerMen PUPR No. 14 Tahun 2017)

Gambar 2.27. Tipe Tekstur Ubin Peringatan (Sumber: Lampiran PerMen PUPR No. 14 Tahun 2017)

Gambar 2.28. Tipe Tekstur Ubin Pengarah (Sumber: Lampiran PerMen PUPR No. 14 Tahun 2017)

Gambar 2.29. Contoh Pengaplikasian Jalur Pemandu (Sumber: Lampiran PerMen PUPR No. 14 Tahun 2017)

(27)

2.11.8. Ruang Belajar

Gambar 2.30. Ruang Kelas 40 orang

(Sumber: Lampiran PerMen PUPR No. 14 Tahun 2017)

Gambar 2.31. Lab. Bahasa

(Sumber: Lampiran PerMen PUPR No. 14 Tahun 2017)

(28)

Gambar 2.32. Ruang Kelas Untuk Ilmu Seni (Sumber: Lampiran PerMen PUPR No. 14 Tahun 2017)

Gambar 2.33. Ruang Kelas Untuk Praktik / Workshop (Sumber: Lampiran PerMen PUPR No. 14 Tahun 2017)

Gambar 2.34. Ruang Kelas Untuk Praktik Kesenian (Sumber: Lampiran PerMen PUPR No. 14 Tahun 2017)

(29)

2.11.9. Tangga Darurat

Gambar 2.35. Contoh Penempatan Tangga Eksit Di Koridor Terbuka (Sumber: Lampiran PerMen PUPR No. 14 Tahun 2017)

\

Gambar 2.36. Contoh Tangga Eksit

(Sumber: Lampiran PerMen PUPR No. 14 Tahun 2017)

2.11.10. Mushola

Gambar 2.37. Persyaratan Luasan Mushola (Sumber: Lampiran PerMen PUPR No. 14 Tahun 2017)

(30)

Gambar 2.38. Contoh Layout Mushola

(Sumber: Lampiran PerMen PUPR No. 14 Tahun 2017)

Gambar 2.39. Contoh Tempat Wudhu

(Sumber: Lampiran PerMen PUPR No. 14 Tahun 2017)

2.11.11. Toilet

Gambar 2.40. Persyaratan Ukuran Luas Dan Pintu Toilet (Sumber: Lampiran PerMen PUPR No. 14 Tahun 2017)

(31)

Gambar 2.41. Contoh Layout Toilet Umum (Sumber: Lampiran PerMen PUPR No. 14 Tahun 2017)

Gambar 2.42. Contoh Layout Toilet Penyandang Disabilitas (Sumber: Lampiran PerMen PUPR No. 14 Tahun 2017)

Gambar 2.43. Contoh Layout Toilet Laki-Laki Dan Perempuan (Sumber: Lampiran PerMen PUPR No. 14 Tahun 2017)

2.11.12. Parkir

Gambar 2.44. Persyaratan Minimal Luasan Parkir (Sumber: Lampiran PerMen PUPR No. 14 Tahun 2017)

(32)

Gambar 2.45. Persyaratan Terkait Parkir Penyandang Disabilitas (Sumber: Lampiran PerMen PUPR No. 14 Tahun 2017)

Gambar 2.46. Tabel Kebutuhan Parkir Disabilitas (Sumber: Lampiran PerMen PUPR No. 14 Tahun 2017)

Gambar 2.47. Dimensi Parkir Mobil

(Sumber: Lampiran PerMen PUPR No. 14 Tahun 2017)

(33)

Gambar 2.48. Ruang Parkir Mobil Penyandang Disabilitas (Sumber: Lampiran PerMen PUPR No. 14 Tahun 2017)

Gambar 2.49. Peraturan Terkait Parkir Motor (Sumber: Lampiran PerMen PUPR No. 14 Tahun 2017)

Gambar 2.50. Peraturan Terkait Parkir Sepeda (Sumber: Lampiran PerMen PUPR No. 14 Tahun 2017)

(34)

2.11.13. Sistem Proteksi Kebakaran Bangunan Gedung

Kelas bangunan gedung adalah pembagian bangunan gedung atau bagian bangunan gedung sesuai dengan jenis peruntukan atau penggunaan bangunan gedung, sebagai berikut:

a. Kelas 1: Bangunan gedung hunian biasa

b. Kelas 2: Bangunan gedung hunian, terdiri atas 2 atau lebih unit hunian yang masing-masing merupakan tempat tinggal terpisah.

c. Kelas 3: Bangunan gedung hunian di luar bangunan gedung kelas 1 atau kelas 2, yang umum digunakan sebagai tempat tinggal lama atau sementara oleh sejumlah orang yang tidak berhubungan

d. Kelas 4: Bangunan gedung hunian campuran.

e. Kelas 5: Bangunan gedung kantor.

f. Kelas 6: Bangunan gedung perdagangan.

g. Kelas 7: Bangunan gedung penyimpanan/Gudang.

h. Kelas 8: Bangunan Gedung Laboraturium / Industri/Pabrik i. Kelas 9: Bangunan gedung umum

j. Kelas 10: Bangunan gedung atau struktur yang bukan hunian

k. Bangunan gedung-bangunan gedung yang tidak diklasifikasikan khusus.

l. Bangunan gedung yang penggunaannya insidentil m. Klasifikasi jamak.

Tabel 2.6. Standar Volume Bangunan Gedung Untuk Penentuan Jalur Akses

Gambar

Gambar 2.8. Denah Lantai Dasar  dan Lantai 1 Royal Collage of Art Dyson
Gambar 2.12. Beus Center for Law and Society
Gambar 2.13. Ruang Komunal Beus Center for Law and Society
Gambar 2.14. Site Plan Beus Center for Law and Society
+7

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian terdahulu yang pertama, yaitu yang ditulis oleh Pratikna Diyah Vivanda dari program studi Seni Rupa dan Desain, Institut Seni Indonesia Surakarta (2014), dengan