PENDAHULUAN
Latar Belakang
Perilaku keluarga dalam pencegahan TBC paru berperan penting dalam menurunkan risiko penularan TBC paru. Meningkatnya kasus TBC paru di Indonesia disebabkan oleh gaya hidup yang tidak sehat dan kurangnya pengetahuan tentang kesehatan.
Rumusan Masalah
Tujuan Penelitian
- Tujuan Umum
- Tujuan Khusus
Manfaat
Hasil studi kasus ini dapat dijadikan referensi, bahan ajar dan memberikan pengetahuan khususnya dalam hal asuhan keperawatan pada kasus tuberkulosis paru. Hasil studi kasus ini dapat menjadi masukan data bagi pelayanan di rumah sakit sehingga dapat memberikan pelayanan kesehatan dan pada akhirnya menambah pengetahuan tentang kasus tuberkulosis paru.
Metode Penulisan
- Metode
- Teknik Pengumpulan Data
- Sumber Data
- Studi Kepustakaan
Hasil studi kasus ini dapat meningkatkan mutu pelayanan keperawatan dan mengembangkan profesi keperawatan. Data sekunder merupakan data yang diperoleh dari keluarga atau kerabat klien, rekam medis klien, hasil pemeriksaan laboratorium dan tim medis lainnya.
Sistematika Penulisan
S : Klien sudah mengetahui apa itu tuberkulosis paru dan cara merawat anggota keluarga yang menderita tuberkulosis paru. Berdasarkan pengkajian keperawatan yang teridentifikasi pada Tn. S, defisit pengetahuan berhubungan dengan kurangnya paparan informasi tentang perawatan anggota keluarga yang menderita tuberkulosis paru.
TINJAUAN TEORI
Landasan Konsep Teori TB Paru
- Definisi
- Etiologi
- Faktor Risiko TB Paru
- Patofisiologi
- Pathway Tuberkulosis Paru
- Manifestasi Klinis
- Pemeriksaan Penunjang
- Komplikasi
- Penatalaksanaan
Hubungan fungsi keluarga dengan keberhasilan pengobatan pasien tuberkulosis paru, khususnya pada pengetahuan keluarga tentang tuberkulosis paru. Secara lebih rinci, tanda dan gejala tuberkulosis paru dapat dibedakan menjadi 2 (dua) kelompok, yaitu gejala sistemik dan gejala pernafasan.
Konsep Dasar Keluarga
- Pengertian Keluarga
- Pengertian Keperawatan Kesehatan Keluarga
- Tipe - Tipe Keluarga
- Tahap dan Tugas Perkembangan Keluarga
- Struktur Keluarga
- Fungsi Keluarga
- Lima Tugas Keluarga di Bidang Kesehatan
Menjelaskan kemampuan anggota keluarga untuk mempengaruhi dan mengendalikan orang lain untuk mengubah perilaku keluarga yang meningkatkan kesehatan. Fungsi utama keluarga adalah mempelajari segala sesuatu untuk mempersiapkan anggota keluarga berhubungan dengan orang lain. Kesehatan merupakan kebutuhan keluarga yang tidak boleh diabaikan karena tanpa kesehatan segala sesuatunya tidak akan ada artinya dan karena kesehatan terkadang seluruh sumber daya dan dana keluarga habis.Salah satu penyebab ketidakmampuan keluarga dalam mengenali permasalahan kesehatan dalam keluarga adalah kurangnya pengetahuan.
Tugas ini merupakan upaya utama keluarga untuk mencari pertolongan yang tepat tergantung pada keadaan keluarga dengan mempertimbangkan siapa di dalam keluarga yang mempunyai kemampuan untuk menentukan tindakan keluarga. Jika hal ini terjadi, anggota keluarga yang mengalami gangguan kesehatan sebaiknya mendapat tindakan lebih lanjut atau dapat dilakukan pengobatan di fasilitas pelayanan kesehatan.
Konsep Asuhan Keperawatan
- Pengkajian
- Diagnosa Keperawatan
- Intervensi/ Perencanaan Keperawatan
- Implementasi Keperawatan
- Evaluasi Keperawatan
Lingkungan dengan jumlah penderita TBC paru yang banyak dapat menyebabkan penyebaran infeksi, dan kebersihan lingkungan yang buruk juga dapat menjadi faktor penularan TBC paru. Riwayat psikososial lebih sering terjadi pada pasien yang berlatar belakang ekonomi menengah ke bawah dan kebersihannya kurang terjaga. penduduknya padat dan mempunyai riwayat kontak dengan penderita TBC paru lainnya. Penderita tuberkulosis paru dilarang buang air kecil dan besar. Kebiasaan menahan air seni dan tinja akan menyebabkan tinja menghasilkan radikal bebas dan menjadi racun bagi tubuh sehingga menyebabkan sembelit dan membuat sulit bernapas.
Istirahat : Sesak nafas dan nyeri dada pada penderita TBC paru mengakibatkan terganggunya tidur dan istirahat yang nyaman. Ada yang empuk atau tidak, tekstur kulitnya halus, warna kulitnya coklat, tidak ada yang menggumpal. Definisi: ketidakmampuan membersihkan sekret atau sumbatan jalan napas untuk mempertahankan patensi jalan napas (PPNI, 2016).
Setelah memberikan asuhan keperawatan selama 3x24 jam diharapkan keluarga mampu meningkatkan bersihan jalan nafas sesuai kriteria outcome.
Kerangka Masalah
Di dalam keluarga, khususnya Tn. S hingga TBC paru yang bukan merupakan penyakit keturunan dalam keluarga. Tn. S pun tampak cemas karena tidak mengetahui cara merawat penderita TBC paru yang benar di rumah. S mengatakan tidak tahu/tidak mengerti tentang penyakit Pak S. Keluarga tidak dapat mengidentifikasi masalah kesehatan yang terjadi apabila ada anggota keluarga yang sakit.
Anggota keluarga Pak S saling menyayangi, saling menghormati, serta memberikan perhatian dan kasih sayang kepada anggota keluarga lainnya. Pak S mengaku belum memahami tentang tuberkulosis paru dan bagaimana cara memberikan perawatan di rumah yang baik bagi pasien tuberkulosis paru.
TINJAUAN KASUS
Data Umum
Riwayat dan tahap perkembangan keluarga
Tn S merasakan tekanan pada dada bagian kiri bawah dan Tn. merokok 1 bungkus rokok/hari.
Data lingkungan
Keluarga mempunyai televisi, tempat tidur yang nyaman, ruang tamu yang nyaman, sepeda motor sebagai alat transportasi.
Struktur keluarga
Fungsi Keluarga
Tn. S menuturkan, keluarga mempunyai peran dan tanggung jawab yang besar terhadap pendidikan anaknya dalam menghadapi kehidupan. Namun saat klien keluar rumah, klien tidak pernah menggunakan masker dan saat batuk dan bersin klien tidak pernah menutup mulutnya dengan tisu atau sapu tangan. Tn. S tak lagi berhubungan seksual karena merasa tua dan mengatakan punya dua anak saja sudah cukup.
Apabila ada salah satu anggota keluarga Tn. S yang sakit, segera bawa ke tenaga kesehatan atau rumah sakit.
Stress dan koping keluarga
Pemeriksaan kesehatan tiap individu anggota keluarga
Toraks/Dada : Dada simetris, frekuensi 24x/menit, irama nafas teratur, Pemeriksaan paru : tidak ada bunyi tambahan Pemeriksaan jantung : tidak ada bunyi jantung tambahan. Toraks/dada : Dada simetris, frekuensi 25x/menit, irama nafas teratur, Pemeriksaan paru : tidak ada bunyi tambahan Pemeriksaan jantung : tidak ada bunyi jantung tambahan. Toraks/dada : Dada simetris, frekuensi 22x/menit, irama pernafasan teratur, Pemeriksaan paru : tidak ada bunyi tambahan Pemeriksaan jantung : tidak ada bunyi jantung tambahan.
Harapan keluarga
Analisa Data
Diagnosa Keperawatan
Skoring Prioritas Masalah Keperawatan Keluarga
Permasalahan ini memerlukan tindakan yang tepat dan dapat dicegah agar tidak mengarah pada hal yang tidak diinginkan selama pihak keluarga dan aparat dapat bekerja sama untuk mengatasi permasalahan tersebut.
Intervensi Keperawatan
Implementasi Keperawatan
Jawaban : klien memperhatikan saat penjelasan diberikan dan klien mampu menjelaskan kembali penyebab dan cara mencegah obstruksi jalan nafas. Respon: klien memperhatikan saat penjelasan diberikan, dan klien serta keluarga mampu menjelaskan kembali pentingnya sirkulasi udara dan membuka jendela di pagi hari. Jawaban : Klien mengatakan mulai mengeluarkan dahak, jumlah dahaknya berkurang dari warna kuning kemarin.
Evaluasi Keperawatan
Implementasinya terkait diagnosis defisit pengetahuan terkait kurangnya paparan informasi tentang perawatan kerabat yang menderita tuberkulosis paru dan tidak efektifnya bersihan jalan napas terkait ketidakmampuan mengeluarkan sekret. Dengan data yang obyektif, klien dan keluarga tampak siap menerima informasi, klien dan keluarga tampak bingung bagaimana menyikapi penyakit tuberkulosis paru, dan klien serta keluarga tampak kurang mengetahui cara merawat keluarga yang menderita tuberkulosis paru. Dengan data yang objektif, klien tampak siap menerima informasi, klien mulai belajar tentang tuberkulosis paru, klien tampak mulai mengetahui cara merawat pasien tuberkulosis paru.
Dengan data yang obyektif yaitu klien mendapatkan informasi, klien dapat kembali menjelaskan tuberkulosis paru dengan benar, nampaknya klien sudah mengetahui cara merawat keluarga yang menderita tuberkulosis paru. Setelah pelaksanaan asuhan keperawatan pada pasien tuberkulosis paru di desa Nogosari diperoleh kesimpulan sebagai berikut.
PEMBAHASAN
Pengkajian
Fakta diperoleh dari tinjauan riwayat kesehatannya Tn. S mengeluhkan batuk selama kurang lebih 3 bulan dan terasa sesak di dada sebelah kiri. Teori yang diperoleh dari tinjauan pustaka adalah tanda dan gejala tuberkulosis paru adalah demam, batuk, sesak napas, nyeri dada. Dalam hal ini dikatakan ada kesenjangan antara fakta dan teori yang dialami klien.
Ada gap antara fakta dan teori karena tipe keluarga inti sama dengan Pak. Berdasarkan tinjauan pustaka, tugas kesehatan keluarga adalah mengenali permasalahan atau gangguan kesehatan keluarga, bahwa kesehatan merupakan kebutuhan keluarga yang memerlukan perhatian.
Diagnosa Keperawatan
Orang tua perlu mengetahui kondisi kesehatan dan perubahan yang dialami anggota keluarganya, terutama yang berkaitan dengan kesehatan. Dari seluruh diagnosa yang terdapat dalam teori, hanya 2 diagnosa yang muncul pada kasus aktual, yaitu defisit pengetahuan berhubungan dengan kurangnya paparan informasi tentang cara merawat anggota keluarga yang menderita TBC paru dan tidak efektifnya bersihan jalan nafas berhubungan dengan ketidakmampuan mengeluarkan sekret, karena klien mengalami semua permasalahan yang dijelaskan secara teori, yang meliputi keluhan yang dialami klien yaitu keluhan batuk kurang lebih 3 bulan, kesulitan mengeluarkan lendir, Tn. Pasien tampak cemas, dan Tn. S sepertinya tidak pernah menutup mulut saat batuk, Pak S juga membuang dahak kemana-mana, dan di rumah Pak S sepertinya tidak pernah membuka jendela. Pasien tidak mengalami diagnosa Defisiensi Gizi berhubungan dengan kurangnya asupan makanan, peningkatan kebutuhan metabolik dan ketidakpatuhan berhubungan dengan efek samping, program pengobatan, program terapi yang lama.
Sebab, pasien tidak mengalami keluhan dan gejala, seolah-olah sudah mengetahui faktor apa saja yang bisa memicu terjadinya TBC paru. Menurut penulis terdapat kesenjangan antara tinjauan literatur dan tinjauan kasus. Dalam tinjauan literatur, tidak muncul 2 diagnosa dalam tinjauan kasus yaitu diagnosa keperawatan yaitu defisit nutrisi berhubungan dengan kurangnya asupan makanan, peningkatan kebutuhan metabolik. dikarenakan nafsu makan Tn. S tidak ada masalah dan diagnosa keperawatan berhubungan dengan ketidakpatuhan terhadap efek samping, program pengobatan, program terapi yang lama karena klien dalam pengobatan.
Intervensi/Rencana Tindakan Keperawatan
Implementasi/Pelaksanaan Tindakan Keperawatan
Penerapan diagnosa 2 meliputi penjelasan kepada klien dan keluarga tentang pentingnya sirkulasi udara, rutin membuka jendela pada pagi hari, menganjurkan klien menutup mulut bila batuk atau bersin, dan menggunakan masker. Pada tanggal 24 Februari 2021, diagnosa 1 meliputi observasi batuk efektif dan nafas dalam klien, serta observasi tanda vital yaitu TD : 120/80 mmHg, nadi 86 x/menit, pernafasan 22 x/menit, suhu 36,6oC. Untuk melaksanakan diagnosis 2 diskusikan dengan klien dan keluarga apakah memahami TBC paru dan cara pengobatannya.
Evaluasi Keperawatan
Selama melakukan asuhan keperawatan, penulis tidak mengalami kesulitan dalam melakukan asuhan keperawatan karena keluarga dan klien sangat kooperatif dan menerima kehadiran penulis. Sejak menderita TBC paru pada tanggal 22 Februari 2021, diperoleh data subjektif yaitu klien mengatakan tidak tahu apa-apa tentang TBC paru. Dapat menambah pengetahuan klien dan anggota keluarga tentang cara menangani masalah tuberkulosis paru dengan tindakan yang tepat, sehingga masalah tuberkulosis paru teratasi. Setelah dilakukan bimbingan selama dua puluh menit, diharapkan pasien dan keluarganya dapat memahami dan memahami penyakit tuberkulosis paru.
1. Menjelaskan pengertian TBC paru 2. Menjelaskan penyebab TBC paru 3. Menjelaskan tanda dan gejala TBC paru 4. Menjelaskan cara mencegah TBC paru 5. Menjelaskan mengapa TBC paru harus dicegah II. 2. Menjelaskan penyebab TBC paru 3. Menjelaskan tanda dan gejala TBC paru 4. Menjelaskan faktor risiko TBC paru 5. Menjelaskan upaya pencegahan TBC paru.
PENUTUP
Kesimpulan
- Pengkajian
- Diagnosa Keperawatan
- Intervensi Keperawatan
- Implementasi Keperawatan
- Evaluasi Keperawatan
Intervensi yang dirumuskan terhadap dua prioritas diagnosis yang terjadi pada pasien dilakukan melalui satu jenis tindakan yaitu tindakan keperawatan mandiri.
Saran
Sebelum saya bertanda tangan di bawah ini, saya mendapat informasi yang jelas tentang tugas pengambilan studi kasus ini dari seorang mahasiswa bernama Ika Septi Eriyanti tentang proses pengambilan studi kasus ini dan saya memahami semua yang dijelaskan. Saya setuju untuk berpartisipasi dalam proses pengambilan studi kasus ini dan saya telah menerima salinan formulir ini. Saya Bapak Suparno dengan ini memberikan persetujuannya setelah memahami segala sesuatu yang dijelaskan oleh peneliti mengenai proses pengambilan studi kasus ini dengan baik.
Segala data dan informasi dari saya sebagai peserta hanya akan digunakan untuk keperluan studi kasus ini.