Etika & Peraturan Perundangan Kefarmasian
STUDI KASUS
Kelompok 4 maju presentasi
Dosen pengampu :
Muhammad Ikhsan, S. Farm., M.H.
Anggota Kelompok
A
1. Cendy Gresita Chaniago 19105011006 2. Firda Shely Septasari 19105011008
3. Nizza Fadia Haya 19105011011 4. Dea Ernawati 19105011018
5. Atika Buzuro Ulama Talo 19105011027 6. Risyda Faila Sufa 19105011028
7. Ulinnuha Firda Ustanti 19105011030 8. Mirna Susilawati 19105011034
9. Lusi Dwi Rahmawati 19105011037 10. Rizqi Annisa Putri 19105011041
11. Tarisha Ama Melia Hana 19105011048 12. Selina Nur Asrianto 19105011049
13.Try Octaviona Pratami 19105011052 14. Kautsar Dzul Afni 19105011058 15. Cindy Kumalasri 19105011061 16. Nadya Dwi Permata 19105011063 17. Yunita Melia Ningsih 19105011065 18. Rakhmah Maulina 19105011070 19. Salma Rusydiana 19105011072
Presentation title 2
KASUS 1
Presentation title 4
Perkara bermula pada saksi korban Fufu ditemani oleh Bram berobat di Klinik spesialis pada 10 November 2021, Setelah menerima resep dokter keduanya pergi menuju apotek Ramai di Jalan Kawula Muda No. 50-D untuk membeli dan menebus resep sesuai yang diberikan dokter tersebut. Setelah membeli obat Fufu meminum obat
tersebut dan pada tanggal 13 Desember 2021 kondisi Fufu masih kurang sehat, kemudian menyuruh bram membeli obat di Apotek Ramai dengan resep yang sama. Setelah membeli obat Fufu meminum obat yang dibeli oleh Bram.
Setelah 3 hari kemudian pada tanggal 16 Desember 2021 Fufu mengalami sakit batuk dan pilek flu lalu berobat ke rumah sakit umum Materna di jalan Teuku Umar. Dari pihak rumah sakit memberikan obat dan Fufu meminum obat tersebut. Tidak berapa lama, Fufu tidak sadarkan diri sehingga di bawa ke Rumah sakit maternal dan masuk kedalam ruang ICU untuk perawatan. Rumah sakit materna meminta keluarga untuk membawa obat – obatan yang dikonsumsi Fufu sehingga pihak rumah sakit memyimpulkan bahwa penyebab Fufu tidak sadarkan dii karena
meminum obat yang tidak dideritanta, obat yang dibeli dan diberiakan oleh pihak Apotek Ramai ada yang tidak sesuai.
Persidangan pertama, mengunkapkan berdasarkan fakta persidangan ternyata orang atau karyawan yang
memberikan atau mengambil obat tersebut bukanlah para terdakwa melainkan karyawan lain. Akan tetapi, kedua terdakwa yang dipersalahkan dalam kasus ini diduga karena keduanya yang memiliki Surat Tanda Registrasi Kefarmasian (STRTTK) sedangkan karyawan yang lain termasuk karyawan yang melayani pembelian obat oleh korban tidak memiliki STRTTK.
HASIL DISKUSI PENYELESAIAN KASUS 1
“ ”
ISTILAH ASING
Presentation title 6
Fakta Persidangan
Menurur mantan Ketua KY Busyro Muqoddas, Fakta
persidangan adalah fakta saksi, fakta terdakwa, barang
bukti, dan fakta pembelaan.
Saksi Korban
Orang yang dapat memberikan keterangan guna
kepentingan penyelidikan,
penyidikan, penuntutan, dan
pemeriksaan disidang pengadilan tentang sesuatu
perkara pidana yang ia dengar sendiri, ia lihat sendiri, dan/atau
alami sendiri.
Terdakwa
Seseorang yang diduga telah melakukan suatu tindak pidana dan
ada cukup alasan untuk dilakukan
pemeriksaan dimuka pengadilan.
Terduga
Orang yang diduga
melakukan tindak pidana
PERMASALAHAN
Presentation title 7
Pelaksanaan Tindakan yang dilimpahkan dari apoteker kepada karyawan tidak diberi pengawasan dengan baik ( UU No. 36 tahun 2014 tentang tenaga Kesehatan pasal 65 ayat 2)
Apoteker tidak merekrut karyawan yang memiliki STR aktif dan karyawan tersebut yang melayani pembelian obat.
Adanya pembohongan pada pelayanan Kesehatan.
Diduga karyawan yang tidak memiliki STRTTK bekerja sebagai kasir atau bidang administrasi.
Diduga apotek milik pribadi.
BRAINSTORMING
Presentation title 8
1. Menurut UU No. 36 tahun 2009 tentang Kesehatan
Mengatur hal – hal yang berkaitan dengan masalah kelalaian tenaga Kesehatan pada pasal 29 dan pasal 58
Pasal 29 : Dalam hal menentukan tenaga kesahatan diduga melakukan kelalaian dalam menjalankan profesinya, kelalaian tersebut harus diselesaikan terlebih dahulu melalui mediasi antar kedua belah pihak yaitu korban dan terdakwa.
Pasal 58 ayat (1) : Setiap orang berhak menuntut ganti rugi terhadap seseorang, tenaga Kesehatan dan atau penyelenggara Kesehatan yang menimbulkan kerugian akibat kelalaian atau kesalahan dalam pelayanan yang diterima.
2. Menurut UU No. 36 tahun 2014 tentang tenaga Kesehatan
Pasal 65 ayat (2) : Dalam melakukan pekerjaan kefarmasian, tenaga teknis kefarmasian dapat menerima pelimpahan pekerjaan kefarmasian dari tenaga apoteker.
KESIMPULAN
Presentation title 9