STUDI KASUS 2
Etika dan Peraturan Perundangan Kesehatan
Dosen pengampu : Muhammad Ikhsan,
S.Farm., M.H.
Anggota Kelompok :
1. Cendy Gresita (19105011006)
2. Firda Shely Septasari (19105011008) 3. Nizza Fadia Haya (19105011011) 4. Dea Ernawati (19105011018)
5. Atika Buzuro Ulama Tallo (19105011027) 6. Ulinnuha Firda Ustanti (19105011030) 7. Mirna Susilawati (19105011034) 8. Risqy Anissa Putri (19105011041) 9. Selina Nur Asrianto (19105011049)
10. Cindy Kumala Sari (19105011061) 11. Nadya Dwi Permata (19105011063)
12. Rakhmah Maulina (19105011070) 13. Salma rusydiana (19105011072)
Kasus 2
Pada pukul 08.30 seorang pasien anak RS A mendapatkan obat dari apotek rumah sakit setelah memeriksakan diri. Akan tetapi, sekitar Pada pukul 13.30 petugas Apotek RS A medatangi rumah orang tua pasien untul mempertanyakan terkait obat yang diberikan pagi tadi apakah anaknya sudah meminum obat tersebut.
Orang tua pasien menjelaskan bahwa obat tersebut sudah diberikan sekali kepada anaknya. Petugas apotek RS A menjelaskan serta meminta maaf kepada orang tua pasien bahwa obat yang diberikan salah dosis yang seharusnya 20 gr tetapi diberikan 200gr.
Telaah :
Hukum
Etika
Disiplin
HUKUM
1 UUPK pasal 45 ayat 1 tentang perlindungan konsumen
2 UU No 36 tahun 2009 pasal 29 berkaitan dengan kelalaian dan pasal 58 tentang mengenai ganti rugi 3 UU No 8 tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen
4 Permenkes No 1691 tahun 2011 tentang Keselamatan Pasien
5 Permenkes No 72 tahun 2016 tentang Standar Pelayanan Kefarmasian Rumah Sakit 6 Perma (Peraturan Mahkamah Agung) No 1 tahun 2016 tentang Proses Mediasi
ETIKA
1. Kode Etik Apoteker BAB IV poin 9 (Tidak menghitung dengan benar dosis obat, sehingga dapat menimbulkan kerusakan atau kerugian kepada pasien.
2. Apoteker harus melakukan permintaan maaf tertulis maupun secara langsung terhadap keluarga pasien.
3. Apoteker harus bertanggungjawab dengan memberikan atau mengganti obat yang benar sesuai dengan resep.
4. Apoteker wajib membayar ganti rugi karena telah terjadi kekeliruan/kesalahan dalam pelayanan kesehatan.
DISIPLIN
1. Pelanggaran Disiplin : melakukan praktek kefarmasian dengan tidak kompeten.
2. Melakukan skrining resep terlebih dahulu, apabila resep kurang jelas segera melakukan konfirmasi kepada dokter pembuat resep.
KESIMPULAN
Dalam kasus ini dapat diselesaikan dengan mediasi.