• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - Perlindungan Hukum Terhadap Penumpang Angkutan Udara Dalam Penerbangan Domestik (Studi Pada Pt. Garuda Indonesia Airlines Tbk)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - Perlindungan Hukum Terhadap Penumpang Angkutan Udara Dalam Penerbangan Domestik (Studi Pada Pt. Garuda Indonesia Airlines Tbk)"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Hukum perlindungan mengatur tentang pemberian perlindungan kepada masyarakat dalam rangka pemenuhan kebutuhannya sebagai konsumen dalam penggunaan barang dan atau jasa.1 Hukum perlindungan konsumen mencakup keseluruhan asas-asas dan kaidah-kaidah hukum yang mengatur dan melindungi kepentingan konsumen dalam hubungannya dengan penggunaan barang dan atau jasa termasuk pula melindungi kepentingan para pelaku usaha.2

Salah satu aspek hukum sebagai lex specialis dari UU Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen (UUPK) adalah UU Nomor 1 Tahun 2009 Tentang Penerbangan (UU Penerbangan), sehingga konsumen yang dimaksud dalam penelitian ini adalah para penumpang angkutan udara yang menggunakan jasa angkutan melalui transportasi udara yang diselenggarakan oleh PT. Garuda Indonesia Airlines (PT. GIA). Prinsip-prinsip perlindungan hukum di dalam UUPK juga

Perlindungan konsumen dapat berupa antara lain memperoleh informasi, memilih menggunakan atau tidak menggunakan barang dan atau jasa-jasa, dan lain-lain hingga sampai pada akibat yang ditimbulkan karena penggunaan barang dan atau jasa, sedangkan perlindungan hukum bagi pelaku usaha berkaitan dengan eksistensi industri usahanya, produksinya, penyimpanan, peredaran, penggunaan produk, perdagangan produk serta akibat dari penggunaan produk itu.

1

Janus Sidabalok, Hukum Perlindungan Konsumen di Indonesia, (Bandung: Citra Adtya Bakti, 2006), hal. 45.

2

(2)

berlaku dalam UU Penerbangan dalam rangka memberikan perlindungan hukum terhadap para penumpang angkutan udara.

Kegiatan pengangkutan apapun jenisnya, khususnya di bidang transportasi udara selain berpedoman pada UU Penerbangan juga berpedoman pada UUPK dalam memberikan pelayanan kepada para penumpang angkutan udara. Hak-hak para penumpang angkutan udara sebagai pihak yang memerlukan jasa angkutan transportasi udara wajib dilindungi oleh hukum, guna kelangsungan dan eksistensi usaha di bidang penerbangan.3

Kajian ini membahas masalah penerapan perlindungan hukum terhadap para penumpang pesawat angkutan udara khususnya perlindungan hukum yang diberikan oleh PT. GIA kepada para penumpangnya. Implementasi hukum perlindungan di PT. GIA terhadap para penumpang menjadi alternatif menarik dalam kajian ini, sebab PT. GIA sebagai pelaku usaha, juga merupakan salah satu Badan Usaha Milik Negara (BUMN) di Indonesia yang tentunya harus menunjukkan contoh yang baik

Bagaimana hak-hak para penumpang angkutan udara diakui dan diatur serta dilindungi oleh hukum sebagaimana diatur di dalam UU Nomor 1 Tahun 1999 Tentang Penerbangan (UU Penerbangan) seperti misalnya mempersyaratkan kelayakan pesawat udara yang akan digunakan oleh maskapi penerbangan. Sekedar aturan hukum tentang perlindungan hak-hak penumpang angkutan udara di dalam UUP, tidak lah cukup hanya sebagai law in the books, hukum perlindungan akan menjadi norma yang mati bila tidak dilaksanakan untuk melindungi kepentingan penumpang angkutan udara, oleh sebab itu UUPK harus dilaksanakan (law in actions) dalam praktik di lapangan.

3

(3)

bagi para pelaku usaha angkutan udara lainnya dalam hal menerapkan hukum perlindungan terhadap para penumpang.

Pelaksanaan hukum perlindungan konsumen terhadap para penumpang pesawat angkutan udara di dalam praktik, hingga kini masih belum bisa diperoleh dan dirasakan sepenuhnya oleh para penumpang, persoalan perlindungan hukum bagi para penumpang masih terus menjadi persoalan, bilamana para penumpang masih memenuhi keluhan-keluhan dan kecenderungan mengajukan klaim atas pelayanan buruk yang diberikan oleh pihak maskapai, hingga menempuh jalur hukum litigasi, mengajukan gugatan ganti rugi di pengadilan.

Hukum perlindungan konsumen khususnya UUP pada prinsipnya diadakan sebagai peraturan khusus yang mengatur hak-hak dan kewajiban-kewajiban para penumpang angkutan udara dan pelaku usaha (perusahaan maskapai penerbangan) dalam rangka untuk memenuhi kebutuhan masing-masing subjek hukum.4

Prinsip-prinsip perlindungan sesungguhnya menjadi prioritas penting dan wajib dilaksanakan oleh perusahaan maskapai penerbangan dalam rangka menjaga dan meningkatkan eksistensinya dalam pandangan masyarakat. Prinsip-prinsip itu antara lain prinsip transparansi, prinsip manfaat, prinsip keadilan, prinsip keseimbangan, prinsip keamanan dan keselamatan konsumen, serta prinsip kepastian hukum.

Namun di sisi lain, budaya hukum dan struktur hukum masih belum sesuai harapan dalam memberikan perlindungan hukum terhadap para penumpang angkutan udara.

5

4

Janus Sidabalok, Op. cit., hal. 46.

5

Pasal 2 UUPK.

(4)

Kadang-kadang yang terjadi dalam praktik adalah pengabaian terhadap prinsip-prinsip perlindungan. Seperti contoh bila suatu waktu jadwal keberangkatan penumpang batal berangkat, maka pihak maskapi penerbangan harus transparan atas pembayaran airport tax6 kepada para penumpang yaitu mengembalikan kutipan airport tax tersebut secara cash kepada penumpang yang batal berangkat. Dalam pembayaran airport tax, ada hak-hak penumpang yang harus diutamakan, bagaimana kutipan airport tax yang dimasukkan ke dalam tiket pesawat udara itu dilaksanakan secara fair bagi penumpang dan menjelaskan mekanisme penyetoran kutipan airport tax dari maskapai kepada pengelola bandara.7

Pelaksanaannya airport tax di Indonesia kesannya tidak fair, karena pada umumnya penerimaan kutipan airport tax (pajak bandara) pada setiap perusahaan maskapai penerbangan di Indonesia sudah dibayar sebelum keberangkatan, berbeda dengan di Malaysia dan Singapura baru menerima kutipan airport tax setelah penumpang berangkat, akibatnya bila jadwal keberangkatan batal berangkat, airport tax pun tidak dikembalikan.8

Masalah lain yang terjadi dalam penggunaan jasa angkutan udara terutama untuk pesawat pengangkut penumpang adalah terkait masalah keterlambatan (delayed) keberangkatan maskapi penerbangan yang dapat berdampak pada terganggunya jadwal kegiatan para penumpang angkutan udara. Belum lagi persoalan pelayanan jasa lain yang dialami oleh para penumpang angkutan udara antara lain kelayakan pelayanan dari maskapi penerbangan terhadap para penumpang

6

Airport tax adalah Pembayaran Tarif Pelayanan Jasa Penumpang Pesawat Udara (PJP2U).

7

http://sinarharapan.co/news/read/141015032/hak-penumpang-harus-diutamakan, diakses tanggal 30 Desember 2014, artikel yang berjudul “Hak Penumpang Harus Diutamakan”, dipublikasikan di website Sinarharapan.co, tanggal 15 Oktober 2014.

8Ibid

(5)

yang kadang-kadang menimbulkan kekesalan dan kemarahan bagi para penumpang angkutan udara terhadap pihak manajemen.

Contoh harga tiket kadang-kadang dijual oleh para calo dengan harga yang terlalu tinggi, tetapi pelayanan maskapi yang diberikan kepada para penumpangnya tidak sesuai dengan prinsip kelayakan dan keramah-tamahan, pelayanan yang diberikan sama saja antara membeli tiket melalui agen resmi ataupun calo. Kekesalan-kekesalan dan keluhan-keluhan para penumpang angkutan udara sudah menjadi fenomena menarik perhatian sejumlah masyarakat pengguna jasa transportasi udara. Masalahnya adalah apakah kondisi pelayanan yang digambarkan seperti di atas dapat dibenarkan atau tidak dalam pelayanan yang diberikan oleh PT. GIA kepada para penumpangnya, menjadi fokus kajian dalam penelitian ini.

Hal yang menjadi alasan kajian ini karena pada satu sisi masih ada pihak maupun penumpang yang memandang pelayanan PT. GIA masih menimbulkan persoalan tersendiri. Contoh yang pernah disesalkan oleh seorang musisi Indonesia Ahmad Dhani ketika tiket milik PT. GIA yang dipesannya saat di dalam pesawat garuda jenis ATR 72-600 ternyata tidak tersedia dua tempat duduk dua orang kru Ahmad Dhani sehingga membuatnya marah-marah terhadap manajemen PT. GIA. Ahmad Dhani terkejut karena dua krunya tidak dapat tempat duduk.9

Setelah diprotes akhirnya diketahui ada empat penumpang “gelap” tanpa tiket masuk ke dalam pesawat. Alasan ini sungguh sangat aneh tetapi nyata, dan tidak bisa diterima akal sehat, mengapa penumpang “gelap” itu bisa lolos. Ahmad Dhani

9

(6)

melontarkan kekesalannya kepada manajemen PT. GIA terutama ditujukannya kepada pilot PT. GIA.10

Penumpang juga mempertanyakan kualitas layanan maskapai PT. GIA yang tidak memberikan kenyamanan dalam layanan. Pesawat dengan nomor penerbangan GA 648 yang seharusnya berangkat dari Jakarta menuju Ternate justru berbelok ke Bandara Sepinggan-Balikpapan karena alasan ada kerusakan, gangguan listrik. Sudah kondisi delay yang dialami para penumpang, ditambah lagi tidak ada komunikasi petugas terhadap para penumpang, dan layanan kompensasi tidak diberikan cepat.

11

Penumpang mempertanyakan layanan maskapai PT. GIA yang lambat memberikan informasi soal kepastian pelayanan. Para penumpang menyatakan rasa kekesalannya karena buruknya layanan PT. GIA telantarkan penumpang yang menunggu di hotel tanpa kepastian terbang setelah berjam-jam terlantar di ruang tunggu Bandara Sepinggan, tanpa kompensasi makan pagi, siang dan malam. Kabar terakhir, para penumpang akan diterbangkan besok paginya, itupun jika ada pesawat baru atau perbaikan selesai.

12

Kemudian kasus kehilangan koper milik Kepala Dinas Perhubungan dan Komunikasi (Dishubkominfo) hilang di maskapai penerbangan milik PT. GIA. Setelah kopernya hilang pada penerbangan tanggal 13 Agustus 2014 dan hampir satu bulan menanti tidak ada tanggapan, hingga kini keberadaan koper tersebut tidak

10Ibid

.

11

http://www.tribunnews.com/nasional/2014/09/09/penumpang-komplain-pelayanan-garuda, diakses tanggal 31 Desember 2014, berita yang ditulis oleh Rachmat Hidayat, berjudul “Penumpang Komplain Pelayanan Garuda”, dipublikasikan di website tribunnews.com, pada tanggal 9 September 2014.

12Ibid

(7)

ditemukan. Sebagai seorang penumpang pemilik koper yang hilang sangat kecewa dengan pelayanan PT. GIA yang dikatakannya tidak profesional.13

Masalah kepastian jam keberangkatan juga menjadi persoalan pelayanan PT. GIA yang dalam hal ini untuk keberangkatan pada tanggal 16 November 2013, seorang penumpang sudah tiba di Bandara Kualanamu-Medan pada pukul 13.45 WIB. Ketika penumpang mau masuk dan sudah duluan dilakukan chek-in, petugas Garuda mengatakan sudah tidak bisa lagi berangkat karena pintu pesawat sudah ditutup. Sementara pada tiket Garuda yang dibelinya tertulis jam keberangkatan pada pukul 14.20 WIB.14

Penumpang mengajukan komplain dan dijawab oleh petugas Garuda “sudah terlambat dan sudah ditutup pintu pesawat” sehingga penumpang tidak bisa ikut penerbangan itu, dan disarankan untuk ikut pesawat berikutnya dengan penambahan biaya Rp.600.000,- per orang. Dalam kejadian ini penumpang menyesalkan ketidakcocokan antara jam keberangkatan yang tertulis pada tiket pesawat Garuda yang dibeli dengan fakta jam keberangkatan.

15

Masih banyak lagi fakta yang mencontohkan kondisi pelayanan maskapi penerbangan yang tidak sesuai dengan UU Penerbangan. Contoh-contoh tersebut baru sekian dari banyak contoh yang terjadi. Namun dalam kondisi demikian yang perlu dipertanyakan adalah masalah perlindungan hukum terhadap penumpang angkutan udara apakah kondisi demikian dapat memberikan perlidnungan dari rasa

13

http://posmetropadang.com/index.php?option=com_content&task=view&id=10130&Itemid =34, diakses tanggal 31 Desember 2014, berita yang ditulis oleh redaksi, berjudul “Koper Kadishub Hilang di Garuda Satu Bulan, Klaim Tidak Ditanggapi”, dipublikasikan tanggal 17 September 2014.

14

http://rumahpengaduan.com/2013/11/16/kecewa-dengan-pesawat-garuda-indonesia/, diakses tanggal 31 Desember 2014, berita tentang keluhan penumpang yang ditulis oleh Widodo Untung, dipublikasikan di website rumahpengaduan.com, berjudul, “Kecewa Dengan Pesawat Garuda”, tanggal 19 November 2013.

15Ibid

(8)

aman, nyaman dan dan lain-lain terhadap para penumpang pada PT. GIA menjadi fokus kajian di dalam penelitian ini, sehingga dipilih “Perlindungan Hukum Terhadap Penumpang Angkutan Udara Dalam Penerbangan Domestik (Studi Pada PT. Garuda Indonesia Airlines Tbk)”, sebagai judul dalam skripsi ini.

Alasan harus memilih perusahaan ini karena PT. GIA adalah sebagai BUMN menjadi perhatian khusus bagi para penumpang bahwa sebuah perusahaan milik negara “plat merah” tetapi justru masih menimbulkan persoalan pelayanan kepada para penumpangnya, apalagi harga tiket yang ditawarkan oleh maskapi ini tergolong mahal bila dibandingkan dengan maskapi swasta lainnya hingga mencapai 3 (tiga) juta rupiah.

Seharusnya para penumpang angkutan udara sebagai konsumen pengguna jasa transportasi udara berhak secara hukum memperoleh perlindungan hukum dari para pelaku usaha atas pelayanan jasa transportasi udara yang diberikan. Misalnya bila diterapkan prinsip transparansi di PT. GIA sesungguhnya dapat memberikan pelayanan rasa nyaman bagi para penumpang dalam melindungi hak-haknya, namun kadang-kadang prinsip ini dan prinsip-prinsip perlindungan konsumen lainnya sering diabaikan.

B. Rumusan Masalah

Permasalahan yang dibahas dalam skripsi ini sebagai berikut:

1. Bagaimanakah prinsip-prinsip angkutan udara dan perlindungan hukum terhadap penumpang?

(9)

3. Bagaimanakah pelaksanaan perlindungan hukum terhadap penumpang PT. Garuda Indonesia Airlines dalam penerbangan domestik?

C. Tujuan Penulisan

Tujuan penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui dan memahami prinsip-prinsip angkutan udara dan perlindungan hukum terhadap penumpang.

2. Untuk mengetahui dan memahami persyaratan pesawat angkutan udara untuk memberi perlindungan terhadap penumpang.

3. Untuk mengetahui dan menganalisis pelaksanaan perlindungan hukum terhadap penumpang PT. Garuda Indonesia Airlines dalam penerbangan domestik.

D. Manfaat Penulisan

Manfaat dari penulisan ini dapat dibedakan berupa manfaat secara teoritis dan praktis sebagai berikut:

1. Secara teoritis bermanfaat bagi akademisi sebagai referensi, bahan kajian penelitian dan pengkajian lebih lanjut dan bermanfaat bagi masyarakat umum.

(10)

E. Sistematika Penulisan

Sehubungan dalam penelitian ini ada tiga permasalahan yang akan diteliti, maka sistematika penulisan dibagi dalam 5 (lima) bab yaitu:

BAB I : PENDAHULUAN.

Hal-hal yang dimuat di dalam bab pendahuluan ini adalah latar belakang yang menjadi alasan-alasan melakukan penelitian terhadap perlindungan hukum para penumpang PT. GIA dalam penerbangan domestik, sehingga dengan alasan-alasan tersebut mengantarkan judul penelitian ini pada tiga perumusan masalah, dalam bab ini juga dimuat tujuan penulisan, manfaat penulisan baik manfaatnya secara teoritis maupun manfaatnya secara praktis, kemudian tentang metode penelitian dan sistematika penulisan. BAB II : PRINSIP-PRINSIP ANGKUTAN UDARA DAN PERLINDUNGAN

HUKUM TERHADAP PENUMPANG.

Pada bab ini akan dijelaskan bagaimana sebenarnya prinsip-prinsip angkutan udara dan perlindungan hukum terhadap penumpang. Prinsip-prinsip angkutan udara dan Prinsip-prinsip-Prinsip-prinsip perlindungan hukum yang dibahas di dalam bab ini digunakan untuk menganalisis permasalahan pelayanan yang diberikan oleh perusahaan angkutan udara terhadap para penumpang angkutan udara. Tidak terkecuali juga dibahas tentang perjanjian pengangkutan udara dan penumpang menurut hukum, hak-hak dan kewajiban penumpang angkutan udara serta hak dan kewajiban perusahaan pesawat angkutan udara.

(11)

Pada bab ini dibahas tentang persyaratan pesawat angkutan udara sebagai bentuk perlindungan terhadap penumpang meliputi pembahasan tentang persyaratan pesawat angkutan udara mulai dari persyaratan sarana dan prasarana, kelaikudaraan pesawat angkutan udara, hingga persyaratan kelayakan sarana dan prasarana bandara udara.

BAB IV : PELAKSANAAN PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP PENUMPANG PT. GARUDA INDONESIA AIRLINES DALAM PENERBANGAN DOMESTIK

Pembahasan perlindungan hukum dalam bab ini lebih fokus pada penerapannya di lapangan khususnya pelaksanaan perlindungan hukum penumpang PT. GIA dalam penerbangan domestik. Fokus kajian dalam bab ini adalah tentang pelaksanaan perlindungan hukum yang diberikan oleh manajemen PT. GIA kepada para penumpangnya. Membahas pelaksanaan perlindungan hukum terhadap penumpang PT. GIA berdasarkan UU Penerbangan yang berlaku terutama masalah pemberian pelayanan yang layak sesuai prinsip-prinsip perlindungan penumpang angkutan udara dalam penerbangan.

BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN

(12)

F. Metode Penelitian

1. Jenis dan Sifat Penelitian

Jenis metode penelitian yang digunakan adalah Yuridis Normatif yaitu penelitian yang mengacu kepada norma-norma dan asas-asas hukum yang terdapat dalam peraturan perundang-undangan khususnya yang terdapat di dalam Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2009 Tentang Penerbangan (UU Penerbangan) terkait yang menyangkut masalah perlindungan hukum terhadap penumpang angkutan udara dalam penerbangan domestik.

2. Sumber Data

Data pokok yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang diperoleh dari:

(13)

Supplemental Air Carriers).

b. Bahan hukum sekunder, yaitu bahan yang memberikan penjelasan mengenai bahan hukum primer, seperti buku-buku, makalah-makalah seminar, artikel, jurnal, surat kabar, makalah yang dipublikasikan di internet maupun karya-karya tulisan yang menyangkut perlindungan hukum terhadap penumpang angkutan udara.

c. Bahan hukum tersier adalah bahan yang memberi penjelasan terhadap bahan hukum primer dan sekunder yankni diperoleh dari Kamus Bahasa Indonesia dan Kamus Bahasa Inggris.

Selain sumber data sekunder, data juga diperoleh dari sumber data primer, yakni hasil wawancara yang diperoleh dari beberapa informan penting dan relevan khususnya bersumber manajemen PT. GIA dan beberapa orang penumpang angkutan udara yang pernah menggunakan pelayanan jasa PT. GIA.

2. Teknik Pengumpulan Data

(14)

3. Analisis Data

Data-data yang diperoleh, dianalisis secara kualitatif yakni memilih dan menentukan asas-asas, prinsip-prinsip, norma-norma dan kaidah-kaidah dalam pasal-pasal terpenting yang berkaitan dengan perlindungan hukum bagi konsumen dan penumpang angkutan udara yang terdapat di dalam UUK dan UU Penerbangan. Menjelaskan berdasarkan regulasi yang ada, menguraika data dan fakta, memaparkan berdasarkan analisis yang tajam antara teoritis dan praktek. Analisis data dilakukan secara tersistematis sehingga akan menghasilkan klasifikasi tertentu sesuai dengan permasalahan yang diteliti, selain menggambarkan dan mengungkapkan dasar hukumnya, juga dapat memberikan solusi terhadap permasalahan untuk menarik suatu kesimpulan.16

G. Keaslian Penelitian

Untuk menghindari terjadinya tindakan plagiat terhadap karya ilmiah (skripsi) milik orang lain, sebelumnya telah dilakukan penelusuran terhadap karya-karya ilmiah milik orang lain di perpustakaan Universitas Sumatera Utara dan di perpustakaan Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara. Hasil penelusuran tidak ditemukan judul dan permasalahan skripsi yang sama dengan judul dan perumusan masalah dalam penelitian ini.

Skripsi ini berjudul “Perlindungan Hukum Terhadap Penumpang Angkutan Udara Dalam Penerbangan Domestik (Studi Pada PT. Garuda Indonesia Airlines Tbk)” dengan rumusan masalah: 1) bagaimanakah prinsip-prinsip angkutan udara

16

(15)

Referensi

Dokumen terkait

Pembelajaran yang akan dilakukan pada tindakan siklus I dimulai dengan memberikan motivasi kepada siswa dengan menunjukkan gambar power point pada siswa sebagai

Saat ini sudah di era digital, perkembangan teknologi yang sudah semakin modern, maka untuk memudahkan dalam proses wawancara atau calon mahasiswa dalam memilih

Pegawai Perbantuan adalah anggota Tentara Nasional Indonesia, Kepolisian Republik Indonesia, dan pegawai negeri sipil instansi lain yang diperbantukan ke Bakamla

Menurut saya yang membedakan dengan hotel lain itu dari pelayanannya, karena disini orangnya ramah- ramah, suasananya nyaman, murah, Saya mengetahuinya sejak awal Le

Jumlah bakteri beberapa isolat pseudomonad fluoresen (log x) pada lama penyimpanan berbeda. terlihat 20 hari penyimpanan terjadi penurunan jumlah setiap jenis isolat

Manfaat yang didapat masyarakat dari upaya untuk memperkenalkan jamu tradisional kepada anak melalui game adalah memperoleh pengetahuan tentang jenis-jenis jamu dan

Hal ini terjadi karena program pendidikan menciptakan lingkungan yang homogen untuk memudahkan mendapatkan saling tukar informasi sehingga meningkatkan minat responden

Penelitian yang dilakukan dengan observasi langsung di hutan mangrove Matalalang, Kecamatan Bontobangun Kabupaten Kepulauan Selayar untuk mengetahui potensi, dengan