• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tugas akhir bu hermin sispro

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Tugas akhir bu hermin sispro"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

Proposal Penelitian

Persepsi Masyarakat tentang Pelayanan Publik

pada Masa Kepemimpinan

Susilo Bambang Yudoyono dan Jusuf Kalla

(Analisis Isi Surat Pembaca SKH Kompas periode 2 Januari 2005 – 30 Juni 2005)

Tugas Akhir

Mata Kuliah: Metodologi Penelitian Analisis Isi Dosen: Dr. Phil. Hermin Indah Wahyuni

Nama: Daru Nupikso

No. Mahasiswa: 21647/PS/MAP/06

Sekolah Pasca Sarjana

Magister Administrasi Publik

(2)

Latar Belakang

Salah satu ciri negara demokrasi adalah adanya kebebasan masyarakat dalam berekspresi, mengemukakan pendapat dan ide baik lisan maupun tulisan. Oleh karena itu dalam negara yang demokratis media massa menjadi wahana yang penting untuk penyaluran aspirasi masyarakat, dan sekaligus melakukan kontrol sosial. Dalam era otoritarian masyarakat tidak memiliki ruang untuk mengekspresikan aspirasi mereka yang berlawanan dengan kehendak penguasa (rezim), dan media massa pun hanya memberitakan hal-hal yang disenangi pihak penguasa. Dengan demikian media massa menjadi tolok ukur dalam melihat ciri sebuah negara yang demokratis.

Berbagai kalangan menilai, sejak era reformasi (1998) pers Indonesia mengalami kemajuan yang signifikan. Hal itu ditandai dengan berbagai deregulasi berbagai produk hukum, salah satunya perundangan bidang pers. Deregulasi perundangan bidang pers muncul semasa pemerintahan Presiden B.J Habibie sejak pertengahan 1998. Lahirnya UU No. 40 Tahun 1999 tentang Pers menggantikan Undang undang No. 21 tahun 1982 merupakan karya monumental yang memberikan jaminan kebebasan bagi pers. Lahirnya undang-undang pers Nomor 40/1999 menjadi payung hukum bagi praktik pers bebas yang lahir sejak runtuhnya rezim Soeharto. Sejak saat itu pers Indonesia menemukan kemerdekaannya, pers berani menampilkan pola pemberitaan yang tidak kita temukan sebelumnya. Pers yang semula terpenjara dalam pemberitaan satu nada (monotony) menjadi liputan yang penuh hiruk pikuk (cachopony). (Lukas Suwarso, 2001:124). Bahkan karena sangat besarnya kebebasan yang dimiliki maka muncul pendapat tentang pers sekarang yang dianggap sudah kebablasen.

(3)

Sensor ketat yang dilakukan oleh aparatus negara menjadikan pers tidak berani bertindak macam-macam atau melanggar rambu-rambu yang telah ditetapkan, yakni harus menyukseskan pemerintahan Orde Baru – yang identik dengan rezim Soeharto. Dengan rambu-rambu tersebut pers tidak berani memberitakan hal-hal yang dapat menimbulkan konotasi adanya kegagalan pembangunan, bahkan sebaliknya pers harus mampu membalut informasi yang mengesankan bahwa proses pembangunan lancar dan sukses. Di era Orde Baru informasi berkembang hanya satu arah, sehingga ada kesenjangan dan tidak balance. Waktu itu informasi dari pemerintah wajib diketahui oleh masyarakat meskipun belum tentu mereka membutuhkannya. Media massa pada kala itu dapat dikatakan hanya melayani informasi dari pemerintah, tetapi di sisi lain masyarakat kesulitan untuk menyampaikan informasi yang seharusnya juga didengar oleh pemerintah. Oleh karenanya muncul pameo bahwa “apa yang disampaikan pemerintah adalah yang dibutuhkan dan wajib diketahui oleh masyarakat”.

Akan tetapi era Reformasi telah menjadikan pers merdeka, dan tidak lagi mendapat tekanan dari penguasa. Bahkan sebaliknya pers menjadi lebih dominan dan bebas melakukan kontrol terhadap pemerintah melalui pemberitaan yang kritis dan lugas. Di era Reformasi semua ketimpangan yang terjadi dalam pelaksanaan pembangunan tidak lepas dari pantauan pers. Hal itu dengan sendirinya berpengaruh terhadap cara kerja jurnalis yang semula banyak mengandalkan berita-berita seremonial beralih ke pola investigatif. Kebebasan pers dalam pemberitaan kini tampak dalam berbagai ruang rubrik seperti berita langsung (straight news), feature, tajuk rencana, artikel, dan surat pembaca.

(4)

masyarakat. Setiap media tentu memiliki kebijakan redaksional sendiri sehingga ekspresi pemberitaannya pun berbeda satu dengan lainnya.

Adapun ruang rubrik kategori kedua adalah representasi dari proses dialog antara publik dan pihak redaksi dengan memperhitungkan aspek lingkungan sosial setempat. Di media cetak ruang publik itu termanifestasikan dalam rubrik opini yang dalam penerapannya dibedakan menjadi dua, yaitu jenis artikel dan surat pembaca. Opini dalam arti artikel adalah tulisan dari masyarakat/tokoh/pakar yang disusun panjang lebar tentang suatu topik tertentu (Sumadiria, 2005: 4). Ada pula yang mengatakan bahwa artikel adalah kajian ilmiah yang dilakukan oleh orang yang berkompeten di bidangnya atas suatu permasalahan dan disajikan secara populer sehingga mudah untuk dipahami oleh masyarakat luas. Sedangkan surat pembaca adalah opini singkat yang ditulis oleh pembaca dan dimuat dalam rubrik khusus surat pembaca (Ibid, hal.:4). Tulisan di rubrik surat pembaca umumnya tidak ilmiah, dapat berupa keluhan mengenai masalah pribadi, masukan, kritik, maupun saran dari pembaca ditujukan kepada pihak lain yang umumnya mempunyai keterkaitan dengan kepentingan publik.

Tulisan-tulisan yang muncul di ruang publik tidak selalu mencerminkan kepentingan (interest) redaksi, namun juga tidak sepenuhnya merupakan keputusan khalayak. Tulisan di rubrik surat pembaca adalah hasil dialog antara publik dan pihak redaksi dengan memperhitungkan konteks sosial mereka. Pada prinsipnya pembaca bebas menuliskan aspirasi yang ingin disampaikan kepada masyarakat melalui ruang publik, namun tulisan pembaca itu dimuat atau tidak sangat tergantung pada keputusan redaksi. Proses seleksi yang dilakukan oleh redaksi lebih pada menimbang aspek bobot permasalahan berdasarkan sudut pandang kepentingan umum, dan implikasi yang mungkin ditimbulkan dengan dimuatnya suatu tulisan.

(5)

(Effendy, 2000:163). Gejala demokratisasi komunikasi juga tampak jelas pada rubrik surat pembaca yang dimuat oleh Surat Kabar Harian (SKH) Kompas yang terbit di Jakarta dan beredar secara nasional. Selama era Reformasi rubrik surat pembaca Kompas yang berlabel ”Redaksi Yth” sering memuat tulisan dari warga masyarakat yang berisi kritik terhadap pelayanan publik dan penyelenggaraan pemerintahan yang disampaikan secara lugas. Keberanian yang demikian itu tidak kita temukan di era Orde Baru. Pada masa kepemimpinan Susilo Bambang Yudoyono dan Jusuf Kalla (SBY-JK) yang merupakan hasil pemilu langsung, keberanian masyarakat untuk menyatakan aspirasinya secara terbuka semakin kuat. Masyarakat tidak lagi takut untuk ditangkap hanya karena melakukan kritik terhadap pemerintah seperti yang terjadi pada masa Orde Baru.

Berpijak dari uraian di atas, maka penelitian tentang suara masyarakat yang dimuat dalam surat pembaca SKH Kompas yang terkait dengan pelayanan publik dan penyelenggaraan pemerintahan pada masa kepemimpinan SBY-JK menjadi penting untuk dilakukan.

Permasalahan penelitian

Penelitian ini dimaksudkan untuk menjawab sejumlah permasalahan yang diajukan sebagai berikut.

1. Bagaimana kecenderungan rubrik ”Redaksi Yth” SKH Kompas dalam

memuat tulisan masyarakat mengenai pelayanan publik dan penyelenggaraan pemerintahan SBY-JK periode 2 Januari sampai dengan 30 Juni 2006?

2. Bidang apa saja yang ditulis masyarakat dalam rubrik ”Redaksi Yth” SKH

Kompas mengenai pelayanan publik dan penyelenggaraan pemerintahan SBY-JK pada periode yang sama?

3. Aspirasi apa yang ditulis masyarakat dalam rubrik tersebut, dan siapa yang menulis?

Tujuan dan Manfaat

(6)

kepemimpinan SBY-JK. Gambaran tersebut diharapkan dapat bermanfaat sebagai bahan masukan bagi pemerintah selaku penyelenggara layanan publik untuk bisa mengidentifikasi permasalahan serta aspirasi yang berkembang di masyarakat dan kemudian direspon menjadi kebijakan publik.

Definisi Operasional

Persepsi

Menurut situs wikipedia Indonesia, persepsi adalah proses pemahaman ataupun pemberian makna atas suatu informasi terhadap stimulus. Stimulus didapat dari proses penginderaan terhadap objek, peristiwa, atau hubungan-hubungan antar gejala yang selanjutnya diproses oleh otak.

Rudolp F.Verdeber, (Communicate, 1978) mendefinisikan persepsi sebagai interpretasi bermakna atas sensasi sebagai representatif obyek eksternal. Proses menafsirkan informasi indrawi. Jika persepsi kita tidak akurat kita tidak mungkin bisa berkomunikasi secara efektif (trainersclub.co.id).

Persepsi pada prinsipnya dipengaruhi oleh faktor-faktor internal. Selain itu masih ada faktor lain yang dapat mempengaruhi proses persepsi, yaitu faktor stimulus itu berlangsung, dan ini merupakan faktor eksternal. Stimulus dan lingkungan sebagai faktor eksternal dan individu sebagai sebagai faktor internal saling berinteraksi dalam individu melahirkan persepsi (Walgito,1991:54).

Dari berbagai definisi tersebut maka persepsi merupakan gambaran dan pemahaman yang timbul dari hasil oleh pikir dan dari berbagai pengalaman, keinginan, keperluan, kehendak dan emosi seperti rasa suka atau tidak suka terhadap kejadian/peristiwa. Kesemua perkara ini membentuk persepsi dan diterjemah melalui gaya komunikasi kita dengan orang lain.

(7)

Pelayanan Publik

Pelayanan publik merupakan tanggungjawab yang melekat dan menjadi tugas pokok pemerintah. Mengacu pada RUU Pelayanan Publik, maka yang dimaksud dengan pelayanan publik adalah “kegiatan atau rangkaian kegiatan dalam rangka pemenuhan kebutuhan dasar sesuai dengan hak-hak sipil setiap warga negara dan penduduk atas suatu barang, jasa, dan atau pelayanan administrasi yang disediakan oleh penyelenggara pelayanan publik”. (bab I pasal 1 ayat 1)

Sementara menurut Surat Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara No.81 tahun 1993 masih disebut pelayanan umum, yaitu segala bentuk kegiatan pelayanan yang dilaksanakan oleh instansi pemerintah di tingkat pusat, daerah, dan di lingkungan BUMN dalam bentuk barang atau jasa, baik dalam rangka pemenuhan kebutuhan masyarakat maupun dalam rangka pelaksanaan ketentuan perundang-undangan.

Dengan demikian secara normatif pelayanan publik merupakan kewajiban pemerintah yang harus diberikan kepada setiap warga negara tanpa memandang atribut yang dimilikinya. Oleh karena itu untuk membangun pelayanan publik yang baik diperlukan sejumlah prasyarat sebagai berikut.

1. berbasis pada kedaulatan rakyat, di mana terdapat ruang bagi rakyat untuk dapat berpartisipasi dalam proses pengambilan kebijakan politik yang berorientasi pada konsensus rakyat.

2. pembentukan kelembagaan yang sesuai dengan kebutuhan, potensi, kondisi obyektif, dan karakter sosial ekonomi dan budaya rakyat.

3. perimbangan kekuasaan dalam hubungan antar lembaga yang dapat melakukan ceck and balance.

4. pembagian kewenangan yang jelas di antara bidang-bidang pemerintahan yang sesuai dengan tugas dan fungsinya, namun memiliki sinergi satu dengan lainnya.

5. fungsi manajemen pemerintahan yang berdasarkan pada rasionalitas, obyektifitas, efektivitas, efisiensi dan transparansi.

(8)

7. kemampuan lembaga legislatif untuk menjalankan fungsi kontrol terhadap eksekutif, dan fungsi legislasi yang senantiasa didasarkan pada pemahaman dan pengakuan terhadap heterogenitas dan aspirasi rakyat. 8. visi, misi dan tujuan yang jelas dalam menetapkan strategi kebijakan

pemerintah yang responsif terhadap perubahan rakyat.

9. penerapan prinsip akuntabilitas dalam penyelenggaraan pemerintahan. (Pengantar Hukum Administrasi Indonesia / Introducti-on to the Administrative Law.1993).

Terkait dengan poin kelima, salah satu faktor kunci pelayanan publik yang baik adalah transparansi. Banyak warga yang akan memanfaatkan pelayanan publik sering tidak memiliki akses informasi mengenai berbagai hal yang terkait dengan pelayanan publik yang mereka perlukan. Itu sebabnya, menurut Dwiyanto (2005: 238) pelayanan publik di Indonesia ibarat hutan belantara yang tidak diketahui isinya karena kurang ada transparansi. Lebih lanjut Dwiyanto menjelaskan tentang indikator pelayanan publik yang transparan. Pertama,

adanya keterbukaan proses pelayanan publik yang meliputi persyaratan, biaya, waktu, serta cara yang dilakukan. Kedua, adanya pemahaman yang sama antara masyarakat dan stakeholders terhadap peraturan dan prosedur pelayanan.

Ketiga, adanya kemudahan untuk memperoleh informasi mengenai berbagai aspek penyelenggaraan pelayanan publik.

Dalam teori ekonomi, pelayanan publik diwujudkan dengan menyediakan barang maupun jasa publik. Sehingga secara umum penyedia barang dan jasa publik tidak hanya dilakukan oleh pemerintah tetapi juga sektor swasta. Dalam penelitian ini yang di maksud pelayanan publik adalah penyediaan barang dan jasa publik yang dilakukan dan disediakan pemerintah.

Peran Pers dan Surat pembaca

(9)

permasalahan publik melalui surat pembaca, kolom opini dan tajuk rencana, serta analisis.

Salah satu cara untuk menyampaikan permasalahan publik adalah melalui surat pembaca. Masyarakat dapat menyampaikan berbagai macam permasalahan publik kepada siapa saja melalui surat pembaca

Fokus penelitian ini adalah surat pembaca mengenai permasalahan publik yang terkait dengan pelayanan publik oleh Penyelenggara pelayanan publik. Adapun yang dimaksud dengan penyelenggara pelayanan publik menurut RUU Pelayanan Publik (pasal 1 butir 2) adalah penyelenggara negara, penyelenggara ekonomi negara dan korporasi penyelenggara pelayanan publik, serta lembaga independen yang dibentuk oleh pemerintah.

Surat Pembaca dalam sebuah suratkabar pada hakekatnya adalah ruang publik dan dalam harian Kompas halaman tersebut diberi nama rubrik Opini. Nama rubrik yang sama dipakai oleh harian JawaPos dan Kedaulatan Rakyat.

Sedang harian Suara Merdeka dan Bernas memberi nama rubrik Wacana. Harian Solopos memberi rubrik ini Gagasan. Meskipun mempunyai nama rubrik yang berbeda, namun esensi dari isinya sama, yaitu sebagai ruang publik yang menampung opini masyarakat dan institusi media pers.

Surat pembaca sebagai salah satu bagian dari ruang publik di suratkabar dapat dipergunakan sebagai sarana informasi dan komunikasi oleh berbagai pihak. Banyak pihak mempunyai kepentingan terhadap rubrik ini, sebab isi dan muatannya yang bebas dan tidak terbatas pada hal-hal yang spesifik.

Bagi masyarakat, rubrik ini dapat dipergunakan sebagai media penyalur aspirasi sekaligus sebagai sumber informasi. Banyak fakta membuktikan bahwa sebuah permasalahan akhirnya dapat selesai setelah salah satu pihak menyampaikan lewat rubrik surat pembaca. Dalam kasus semacam itu, rubrik surat pembaca sering dipergunakan sebagai alternatif final bila suatu permasalahan sebelumnya sulit diselesaikan lewat cara lain. Sehingga surat pembaca menjadi rubrik penekan bagi yang berkepentingan.

(10)

Kepentingan masyarakat yang terkait dengan pelayanan publik oleh pemerintah juga dapat diakomodir dan disampaikan lewat surat pembaca. Sebaliknya, pemerintah dapat melihat secara langsung berbagai permasalahan yang terjadi di tengah masyarakat, sebab tidak tertutup kemungkinan isi surat pembaca yang disampaikan seorang anggota masyarakat merupakan permasalahan yang dialami oleh banyak orang.

Rubrik surat pembaca bagi pengelola suratkabar dapat dipergunakan untuk melihat attention pembaca sekaligus sebagai feed-back terhadap muatan suratkabar.

Dilihat dari idealisme pers, maka rubrik ini menjadi bagian dari fungsi pers dalam mengemban misi kontrol sosial (social control mass media).

Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode analisis isi media. Alasannya dengan analisis isi akan mudah terungkap isi surat pembaca.

Analisis isi sebagaimana dirumuskan secara klasik adalah teknik penelitian untuk menguraikan isi dari komunikasi secara obyektif, sistematik dan kuantitatif (Klaus Krippendorff: 1993).

Suatu teknik yang sistematis, kuantitatif dan memaparkan secara obyektif teks media, hal itu bermanfaat untuk menggolongkan informasi guna tujuan tertentu, melihat pengaruh dan perbandingan antara media dari waktu ke waktu atau antara isi media dan " kenyataan". Analisis isi tidak cocok untuk menemukan arti dasar (maksud yang sesungguhnya) dari isi media, walaupun dapat memberikan indikator yang dapat dipercaya terhadap mutu suatu media. (McQuail, 2005: 551).

Obyek Penelitian

Obyek penelitian adalah surat pembaca yang dimuat di rubrik “Redaksi Yth” SKH Kompas edisi nasional (rubrik opini) yang isinya menyangkut pelayanan publik dan penyelenggaraan pemerintahan.

(11)

nasional. (Sabam L Batubara dalam Humanisme dan Kebebasan Pers, 2001: 45). Sehingga Kompas menjadi referensi berbagai kalangan, termasuk para pejabat pemerintahan.

Periode penelitian adalah penerbitan harian Kompas dari tanggal 1 Januari 2005 sampai dengan 30 Juni 2005. Alasan pemilihan periode waktu tersebut didasarkan atas pertimbangan bahwa periode tersebut adalah 6 bulan pertama Susilo Bambang Yudhoyono memangku jabatan sebagai presiden yang dipilih langsung oleh rakyat. Sehingga diasumsikan banyak aspirasi masyarakat yang berkembang dan menaruh harapan besar kepada presiden Susilo Bambang Yudhoyono untuk dapat menyelesaikan berbagai permasalahan bangsa.

Teknik analisis isi menggunakan data kualitatif dan mengubahnya menjadi menjadi data kuantitatif, sehingga dalam analisis akan muncul argum tabel frekuensi dari surat pembaca harian Kompas, Sehingga penelitian ini merupakan deskriptif kuantitatif. Penelitian deskriptif hanya melukiskan secara sistematis fakta atau peristiwa, tidak mencari atau menjelaskan hubungan, tidak menguji hipotesa atau membuat prediksi tertentu. (Djalaludin Rakhmat, 1998:24)

Dalam penelitian ini penulis akan membatasi kajian dengan mengelompokan ke dalam beberapa kategori. Kategori pertama mengenai pembidangan, terdiri dari: (1) Bidang politik, yaitu berbagai hal yang terkait dengan kehidupan demokrasi dan kebijakan politik serta yang terkait dengan militer. (2) Bidang hukum, yaitu masalah penyimpangan dan atau pelanggaran hukum dalam pelayanan publik dan supermasi hukum serta permasalahan kamtibmas. (3) Bidang sosial yaitu yang berhubungan dengan pelayanan keagamaan, pendidikan dan kesehatan dan pelayanan umum lainnya (4) Bidang ekonomi, yaitu berhubungan dengan iklim invertasi kebijakan ekonomi dan kinerja BUMN/D (5) Bidang Komunikasi/Informasi yang berhubungan pelayanan institusi komunikasi/informasi dan kebijakan dibidang pers, komunikasi, informatika serta telekomunikasi.

(12)

suatu permasalahan dan penjelasan atas permasalahan yang muncul di surat pembaca (4) keluhan, yaitu perasaan tidak puas dan kontradiktif atau sikap protes terhadap suatu permasalahan/kejadian dan (5) saran/usul, yaitu sumbangan pemikiran untuk meningkatkan pelayanan pemerintah dan penyelenggaraan pemerintahan. Dalam satu surat pembaca dapat berisi beberapa bentuk.

Kategori pengirim surat pembaca yang berupa jenis kelamin (1) pria dan (2) perempuan. Hal ini dimaksudkan untuk mengetahui komposisi gender pengirim surat pembaca.

Sedangkan kategori lingkup pemerintahan yang menjadi tujuan surat pembaca adalah (1) kabupaten/kota, yaitu lingkup pemerintahan tingkat kabupaten/kota, BUMD dana lembaga/institusi sampai ditingkat kelurahan/desa. (2) provinsi, yatu lingkup pemerintahan tingkat provinsi dan BUMD serta (3) pusat, yaitu lingkup pemerintahan dari lembaga kepresidenan sampai kementrian, Lembaga, Institusi, Badan dan BUMN.

Daftar Bacaan

Alamudi, Abdullah “Media dan Otonomi Daerah”, Penerbit Indonesia Media Law & Policy Centre, Jakarta, 2006

Dwiyanto, Agus (editor), “Mewujudkan Good Governance Melalui Pelayanan Publik”, Gadjah Mada University Press, Yogyakarta 2005

Effendy, Onong U, Dinamika Komunikasi, Rosdakarya, Bandung, 2000

______________ Humanisme dan Kebebasan Pers, Kompas, Jakarta, 2001

Krippendorff, Klaus, “Analisa Isi”, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta, 1993

Philipus M Hadjon, et. All, “Pengantar Hukum Administrasi Indonesia /

Introducti-on to the Administrative Law. Gajah Mada University: Yogyakarta, 1993

(13)

Sumadiria, Haris “Menulis Artikel dan Tajuk Rencana” – Penerbit: Simbiosa Rekatama Media, Bandung 2005

Thoha, Miftah Birokrasi dan Politik di Indonesia, Raja Grafindo Persada, Jakarta. 2003

Walgito, Bimo., Psikologi Sosial, Andi Offset, Yogyakarta, 1991

_______________ Undang – undang Nomor 40 Tahun 1999 tentang Pers

________________ www.bisnis.com

________________ www. iklanriaupos.com

_______________ www.kompas.co.id

________________ www.pantau.or.id

Referensi

Dokumen terkait

Oleh itu, penulis percaya bahawa pengelasan secara kolektif dengan mengambilkira aspek-aspek seperti mineralogi, kaitan antara batuan dan geokimia seperti yang

Apabila dikaitkan dengan hasil penelitian di atas dapat disimpulkan bahwa penelitian yang akan peneliti lakukan ini memiliki perbedaan dengan ketiga skripsi di atas,

Uji Efek Sitotoksik Senyawa Cowanin dari Kulit Batang Asam Kandis (Garcinia cowa Roxb.) Terhadap Sel Kanker Payudara T47D dengan Metode Microtetrazolium (MTT)

“Data Primer adalah data yang diperoleh langsung dari subyek penelitian atau sumber aslinya.” Data primer dalam penelitian ini diperoleh dari melalui wawancara dengan

Penelitian bertujuan melihat tingkat efektivitas dan efisiensi dari system pengadaan barang yang diterapkan di Universitas Muhammadiyah Surakarta, untuk kemudian

Rencana Kerja yang disingkat Renja mempunyai fungsi penting dalam sistem perencanaan daerah, hal ini sebagaimana diamanatkan dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun

Persamaan matematik system rol mesin metalizing merupakan system MIMO (multi input multi output) dengan jumlah input sebanyak 4 input yaitu gaya putar rol

JUMLAH PNS MENURUT JABATAN STRUKTURAL (ESELON) PADA LEMBAGA/DINAS/INSTANSI DI KABUPATEN ACEH BARAT, JANUARI 2008. Lembaga/Dinas/Instansi