PENDAHULUAN
Sekilas tentang Etika Bisnis
Mata kuliah etika bisnis memberikan pengetahuan komprehensif tentang prinsip dan konsep etika serta pemahaman tentang bagaimana konsep tersebut diterapkan pada permasalahan etika yang muncul dalam dunia bisnis dan profesional. Selain itu, tujuan utama mata kuliah Etika Bisnis adalah untuk mengenalkan mahasiswa pada konsep-konsep etika yang penting untuk menyelesaikan permasalahan moral dalam dunia bisnis.
Urgensi Etika Bisnis
Sehingga kontennya selalu up to date dan dapat terus dijadikan referensi untuk perkembangan kebutuhan akan pengetahuan etika bisnis. Terlebih lagi, buku ini akan selalu menjadi masukan atau inisiatif untuk meningkatkan kualitas etika bisnis sesuai dengan kondisi dan situasi saat ini.
ETIKA BISNIS DUNIA MODERN
Bisnis dan Dinamika Dunia Modern
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa dari sudut pandang ekonomi, bisnis yang baik adalah bisnis yang menguntungkan. Berdasarkan pandangan ini, bisnis yang baik tidak hanya menguntungkan tetapi juga bermoral.
Belajar dari Kasus PT Freeport
Sudut pandang etika atau moral menekankan bahwa bisnis bukan sekedar kegiatan ekonomi “ansch”. Berdasarkan pandangan tersebut dapat disimpulkan bahwa walaupun perusahaan bergerak dalam kegiatan ekonomi, namun tidak semata-mata mencari keuntungan.
TEORI ETIKA BISNIS
Etika dan Etika Bisnis
Etika dalam bisnis mempunyai sejarah yang sangat panjang, sedangkan usia etika bisnis masih sangat muda. Etika bisnis dalam pengertian khusus ini pertama kali muncul di Amerika Serikat pada tahun 1970an.
Etika Bisnis di Perguruan Tinggi
Kritik ini menimbulkan keraguan apakah etika bisnis mempunyai keterampilan etis khusus, yang tidak dimiliki oleh para pebisnis dan manajer sendiri. Namun kenyataannya masih banyak perusahaan atau pelaku bisnis yang melanggar norma dan etika bisnis. Kita tahu bahwa etika bisnis adalah studi khusus tentang moral yang benar dan salah.
Etika bisnis yang dijalankan dengan baik tidak hanya berdampak pada kepercayaan internal pelaku bisnis, namun juga setiap elemen yang ada di kalangan pelaku bisnis.
EKONOMI DAN KEADILAN
Pengantar
Ekonom dan politikus asal Belgia Mark Eyskens mengartikan ekonomi sebagai cerminan bagaimana masyarakat memanfaatkan sumber daya secara optimal. Jadi keadilan dalam ilmu ekonomi, lanjut Mark Eyskens, merupakan jenis keadilan yang paling penting, yakni keadilan tributif. Kata kunci keadilan distributif, kata Mark Eyskens, adalah ketersediaan barang yang melimpah akan menghilangkan masalah keadilan.
Dengan kata lain, berdasarkan keadilan distributif, kita dapat melihat bahwa selama barang yang tersedia berlimpah maka tidak akan ada permasalahan keadilan.
Hakikat Keadilan
Menurut Frans Magnis Suseno (1987), keadilan adalah suatu keadaan dimana masyarakat diperlakukan sama, sesuai dengan hak dan kewajibannya masing-masing. Menurut J Finnis, keadilan pada hakikatnya adalah memberikan kepada setiap orang apa yang menjadi haknya. Karena keadilan kita selalu berkaitan dengan hak-hak orang lain, maka kita harus selalu atau wajib menjaminnya.
Sedangkan jika kita memberikan sesuatu karena alasan lain, maka kita tidak wajib memberikan keadilan.
Keadilan Fisik
Tidak hanya satu individu yang harus mengalihkan haknya kepada individu lain, tetapi juga satu kelompok kepada kelompok lainnya. Atau dalam arti yang lebih sederhana: 'Pertukaran yang adil'. Sebagaimana dijelaskan, keadilan komutatif merupakan hal yang mendasar ketika seseorang mengadakan suatu perjanjian atau kontrak. Keadilan komutatif dilanggar antara lain dengan cara mencuri dan tidak mengembalikan barang yang dipinjam, memfitnah nama baik seseorang, atau melukai atau membunuh seseorang.
Keadilan Modern
Lebih lanjut, menurut Bertens (2000), ada tiga syarat yang harus dipenuhi agar suatu hukuman dianggap adil, yaitu: (a) orang atau badan yang dihukum harus mengetahui apa yang mereka lakukan dan apa yang bisa mereka lakukan; (b) Harus dipastikan bahwa orang yang dihukum benar-benar melakukan perbuatan melawan hukum dan kesalahannya harus dibuktikan tanpa keraguan, dan (c) hukumannya harus konsisten dan proporsional dengan pelanggaran yang dilakukan. Menurut pandangan lain, keadilan redistributif berkaitan dengan hal-hal yang terjadi akibat kesalahan atau sering disebut hukuman atau denda yang diberikan apabila orang atau individu atau lembaga melakukan kesalahan. Berdasarkan keadilan tersebut maka masyarakat mempunyai kewajiban moral untuk memberikan kompensasi atau reparasi kepada orang atau lembaga yang dirugikan.
Berdasarkan keadilan tersebut, setiap orang mempunyai kewajiban untuk memberikan ganti rugi atau kompensasi kepada orang atau lembaga yang dirugikan.
Keadilan Individu dan Sosial
Menurut Bertens (2000), keadilan sosial paling baik digambarkan dengan membedakannya dengan keadilan individual. Terlaksananya keadilan sosial tergantung pada struktur masyarakat secara sosial ekonomi, politik, budaya, dan sebagainya. Hanya jika struktur masyarakat tidak menghasilkan situasi yang adil maka akan timbul masalah keadilan sosial.
Berdasarkan penjelasan di atas, kita dapat melihat bahwa jika keadilan sosial “memberikan kepada setiap orang apa yang menjadi haknya”, maka keadilan sosial akan terwujud jika hak-hak sosial yang menjadi haknya terpenuhi.
Keadilan Distributif
Menurut prinsip ini, kita dianggap adil jika kita membagikan rata-ratanya kepada semua pihak yang berkepentingan. Berdasarkan asas ini, hak relevan dengan keadilan, yang pada umumnya mencakup keadilan distributif. Menurut prinsip ini, mereka yang berusaha dan mengeluarkan banyak keringat untuk mencapai suatu tujuan berhak mendapatkan perlakuan yang berbeda dibandingkan orang yang tidak berusaha.
Dalam teori ini kita terikat untuk berbagi secara adil, jika setiap orang mendapat bagian yang sama (equally). Berbagi secara adil berarti berbagi secara merata “kesetaraan dan keadilan”. Ini adalah semboyan khas egalitarianisme.
John Rawis dan Keadilan Distributif
Selain itu, menurut Rawls, kita harus menggunakan metode serupa untuk menentukan prinsip keadilan distributif. Meskipun Rawls mengambil posisi awal, ia mengatakan bahwa kita dapat menyepakati prinsip-prinsip keadilan berikut ini. Setiap orang mempunyai hak yang sama atas kebebasan seluas-luasnya yang sejalan dengan kebebasan serupa bagi semua orang.
Patuhi jawatan dan jawatan yang terbuka kepada semua orang di bawah syarat yang menjamin peluang yang sama.
Robert Nozick dan Keadilan Distributif
- Keadilan Ekonomis
Dalam pendahuluan dijelaskan bahwa etika bisnis merupakan seperangkat nilai-nilai tentang baik, buruk, benar dan salah dalam dunia bisnis yang berdasarkan pada prinsip-prinsip moralitas. Etika bisnis dapat diterapkan setidaknya pada tiga tingkatan, yaitu tingkat individu pegawai, organisasi, dan masyarakat. Salah satu alasan penting mengapa bisnis harus mempraktikkan etika bisnis adalah tekanan dari konsumen untuk melakukan aktivitas bisnis yang berbasis nilai atau manfaat.
Ketika setiap elemen bisnis menjaga dan menjalankan etika bisnis yang baik, maka akan mendatangkan keuntungan jangka panjang.
KEWAJIBAN KARYAWAN DAN PERUSAHAAN
Kewajiban Karyawan
Bagi orang-orang yang mempunyai ikatan kerja pada suatu perusahaan, salah satu implikasi dari statusnya sebagai karyawan adalah harus mentaati perintah dan petunjuk atasannya. Selain itu, karyawan tidak diharuskan untuk mematuhi perintah atasan yang tidak masuk akal, meskipun mereka tidak memiliki keberatan etis. Selain itu, pegawai juga tidak boleh menuruti perintah yang untuk kepentingan perusahaan, namun tidak sesuai dengan tugas yang telah disepakati ketika menjadi pegawai perusahaan.
Dengan mulai bekerja pada suatu perusahaan maka karyawan harus menunjang tujuan perusahaan, karena sebagai karyawan mereka melibatkan diri dalam terwujudnya tujuan tersebut, oleh karena itu harus menghindari segala sesuatu yang bertentangan dengan dirinya.
Melaporkan Perusahaan
Jalan keluarnya adalah dengan memperjelas aturan dalam kode etik perusahaan atau dengan cara lain. Namun di sisi lain, ia bisa disebut pengkhianat karena membeberkan keburukan perusahaannya. Pelaporan harus dilakukan semata-mata untuk mencegah kerugian pada pihak ketiga, bukan karena motif lain.
Selama perusahaan mempunyai kebijakan etika yang konsisten dan konsisten, tidak semua masalah terkait pelaporan kesalahan perlu muncul.
Kewajiban Perusahaan
Kasus di atas menunjukkan bahwa perusahaan telah melanggar etika bisnis sehingga melanggar prinsip kewajaran. Bahkan perusahaan besar pun berani melakukan tindakan curang untuk menekan biaya produksi produk. Jika dikaji secara bijak, praktik bisnis yang beretika akan selalu menguntungkan perusahaan baik dalam jangka menengah maupun jangka panjang. Selain itu, penerapan etika bisnis juga menghindarkan perusahaan dari sanksi pemerintah atas perilaku tidak etis yang dapat digolongkan sebagai perbuatan melawan hukum.
Perumusan dan penetapan etika bisnis merupakan salah satu dari sekian banyak upaya pemersatu (integrasi internal) yang dilakukan oleh para pemimpin perusahaan untuk meningkatkan ketahanan bisnisnya.
ETIKA TERHADAP KONSUMEN
Hukum Perlindungan terhadap Konsumen
235/DJPDN/VII/2001 Tentang Penanganan Pengaduan Konsumen yang ditujukan kepada seluruh Dinas Prop/Kabupaten/Kota Indag. Menurut undang-undang no. Undang-Undang 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen, khususnya pasal 1 dan 6, menyatakan bahwa: (1) Perlindungan konsumen adalah segala upaya untuk menjamin kepastian hukum untuk memberikan perlindungan kepada konsumen; (2) Konsumen adalah setiap orang yang menggunakan barang dan/atau jasa yang tersedia dalam masyarakat, baik untuk kepentingan diri sendiri, keluarga, orang lain, atau makhluk hidup lain dan tidak untuk diperdagangkan; (3) Pelaku usaha adalah setiap orang perseorangan atau badan usaha, baik yang berbentuk badan hukum maupun bukan badan hukum, yang didirikan dan bertempat tinggal atau melakukan kegiatan di wilayah hukum Negara Republik Indonesia, baik sendiri-sendiri maupun bersama-sama melalui suatu perjanjian. untuk pelaksanaan kegiatan usaha di berbagai bidang perekonomian; (4) Barang adalah segala sesuatu, baik berwujud maupun tidak berwujud, baik bergerak maupun tidak bergerak, dapat dibuang atau dibuang.
Prinsip dan Asas Hukum Perlindungan Konsumen
Prinsip ini menyatakan bahwa pelaku usaha mempunyai kewajiban untuk melindungi konsumen, namun hal tersebut hanya dapat dilakukan apabila telah terjalin hubungan kontraktual di antara mereka. Maksud dari asas ini adalah mengamanatkan bahwa segala upaya penyelenggaraan perlindungan konsumen harus memberikan manfaat sebesar-besarnya bagi kepentingan konsumen dan pelaku usaha secara keseluruhan. Prinsip ini dimaksudkan untuk memaksimalkan partisipasi seluruh masyarakat dan memberikan kesempatan kepada konsumen dan pelaku usaha untuk memperoleh haknya dan melaksanakan kewajibannya secara adil.
Asas ini dimaksudkan agar pelaku usaha dan konsumen menjunjung hukum dan mencapai keadilan dalam penyelenggaraan perlindungan konsumen, serta negara memberikan kepastian hukum.
Hak dan Kewajiban Konsumen
Hak untuk memilih barang dan/atau jasa serta memperoleh barang dan/atau jasa tersebut sesuai dengan nilai tukar serta syarat dan jaminan yang dijanjikan; Hak atas informasi yang benar, jelas, dan adil mengenai kondisi dan jaminan barang dan/atau jasa; Hak atas layanan dan informasi yang benar, jelas dan adil tentang syarat dan jaminan layanan yang ditawarkan.
Contoh: Pengaduan pelanggan seluler yang pulsanya terkuras tanpa disadari, misalnya mengikuti layanan penyedia konten atau operator push SMS, merupakan contoh nyata “kebiri” hak-hak konsumen.
GOOD ETHICS DAN GOOD BUSINESS
Kasus Pelanggaran Etika Bisnis
Fenomena yang terjadi pada PT PT Megasari Makmur menunjukkan bahwa pada perusahaan modern, tanggung jawab atas tindakan perusahaan sering kali dilimpahkan kepada beberapa pihak yang bekerja sama. Tindakan korporasi biasanya terdiri dari tindakan atau kelalaian beberapa orang yang bekerja sama sehingga tindakan atau kelalaian kolektif mereka menghasilkan tindakan korporasi. Namun, karyawan perusahaan besar tidak dapat dikatakan “secara sadar dan bebas terlibat dalam tindakan kolektif” untuk menciptakan aksi korporasi atau mengejar tujuan perusahaan.
Seseorang yang bekerja dalam struktur birokrasi suatu organisasi besar tidak harus bertanggung jawab secara moral atas setiap tindakan perusahaan yang dibantunya, seperti seorang sekretaris, juru tulis atau petugas kebersihan di suatu perusahaan.
Good Ethics dan Good Business
Perusahaan yang menerapkan etika dapat meningkatkan motivasi kru dalam bekerja, bahwa pekerjaan tidak hanya diperlukan untuk menghasilkan yang terbaik, namun juga diperoleh dengan cara yang baik. Tanpa etika bisnis, para pebisnis akan menjadi tidak terkendali, berusaha segala cara, mengorbankan apapun untuk mencapai tujuannya. Dalam perekonomian yang berjalan berdasarkan prinsip pasar dimana “bisnis adalah bisnis”, kebebasan bisnis adalah hal yang terpenting.
Indonesia Revitalization Cooperative in the Era of Globalization 13th Malaysia – Indonesia International Conference on Economics, Management and Accounting.