Pengaruh Informasi Laba Akuntansi Terhadap Cumulative Abnormal Return
Sani Maulidina1 STIE Widya Gama Lumajang email : [email protected]
Ratna Wijayanti2 STIE Widya Gama Lumajang email : [email protected]
Muhammad Mudhofar3 STIE Widya Gama Lumajang email : [email protected]
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh informasi laba terhadap Cumulative Abnormal Return (CAR) dengan menguji variabel perubahan earnings per share terhadap cumulative abnormal return. Melalui penelitian ini dapat diketahui ada tidaknya pengaruh informasi laba akuntansi terhadap Cumulative Abnormal Return (CAR) pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada periode 2014-2016. Populasi dalam penelitian ini yaitu seluruh perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2014-2016. Dan untuk teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini yaitu dengan menggunakan metode purposive sampling, sebanyak 15 perusahaan manufaktur yang sesuai dengan kriteria yang menjadi sampel. Sedangkan untuk teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu menggunakan teknik analisis regresi sederhana. Hasil dalam penelitian ini menyimpulkan bahwa terdapat pengaruh anatara perubahan earnings per share (PEPS) terhadap cumulative abnormal return (CAR). Artinya dalam hal ini para pelaku pasar memberikan respon yang positif atau dapat merespon terhadap adanya informasi laba (earning per share) yang diumumkan oleh para emiten serta para investor menggunakan informasi laba dalam hal pengambilan keputusan berinvestasi selama periode penelitian ini.
Kata kunci : Cumulative Abnormal Return (CAR), Perubahan Earnings Per Share (PEPS).
Abstract
This study aims to determine the effect of earnings information on Cumulative Abnormal Return (CAR) to test the change variable earnings per share on cumulative abnormalreturn.Through this research can know whether there is influence of accounting earnings information to Cumulative Abnormal Return (CAR) at manufacturing company listed in Indonesia Stock Exchange (BEI) in period 2014- 2016. The population in this research is all manufacturing companies listed in Indonesia Stock Exchange (BEI) period 2014-2016. And for sampling technique in this research is by using purposive sampling method, as many as 15 manufacturing companies in accordance with the criteria to be sampled. While for data analysis technique used in this research that is using simple regression analysis technique. The result of this research concludes that there is an influence between change of eranings per share (PEPS) to cumulative abnormal return (CAR). This means that market players respond positively or respond to earnings per share announced by issuers and the investors are using profit information in terms of investment decision-making during this study period.
Keywords : Cumulative Abnormal Return (CAR), Change of Earnings Per Share (PEPS).
PENDAHULUAN
Dalam menghadapi persaingan bisnis di era ekonomi global dimana terjadi persaingan yang semakin ketat antar entitas, kelangsungan usaha dan kesempatan untuk bisa tumbuh dan berkembang suatu perusahaan dapat dipengaruhi oleh banyak faktor misalnya, ketersediaan dana
dan jalan untuk mendapatkan sumber dana tersebut. Pasar modal menjadi alternatif penempatan dana bagi perusahaan selain perbankan atau investasi lainnya. Pasar modal juga sebagai salah satu tempat sumber dana diluar perusahaan, khususnya dalam ekonomi global yang sudah maju ini.
Fungsi dari pasar modal yaitu dapat dijadikan sebagai suatu indikator pertumbuhan ekonomi negara.
Menurut (Fahmi:2015) investasi pada pasar modal adalah penanaman modal pada suatu perusahan yang sifatnya jangka pendek dan motivasi utama seorang investor melakukan investasi di pasar modal adalah untuk mendapat return yang optimal. “Dasar dari keputusan investasi terdiri dari tingkat return harapan, tingkat resiko serta hubungan antara return dan resiko” (Tandelilin:2010:9).
Return merupakan alasan utama atau bisa dikatakan harapan seorang investor dalam berinvestasi.
Para investor kebanyakan akan menginvestasikan dananya dalam bentuk saham ke perusahaan yang mempunyai kinerja bagus guna mendapat return yang diharapkan. Sangat wajar bila jika para investor menginginkan tingkat pengembalian yang optimal atas dana yang telah diinvestasikan.
Seperti yang kita ketahui dalam dunia manajemen investasi, perlu adanya dibedakan antara return harapan dan return aktual atau yang sesungguhnya terjadi. Seorang investor memerlukan informasi untuk menilai kemampuan dan kinerja perushaan yang sedang dijalankannya. Dalam memutuskan membeli atau menjual saham, para investor sangat memerlukan informasi akuntansi.
Laporan laba rugi merupakan salah satu produk informasi yang dihasilkan oleh perusahaan.
Kinerja suatu perusahaan salah satunya dapat digambarkan melalui informasi laba yang ada di laporan keuangan perusahaan. Informasi laba dapat dijadikan sebagai indikator untuk memprediksi risiko dalam pengambilan keputusan berinvestasi yang tepat. Salah satu infromasi yang tersedia di pasar adalah informasi earnings yang terdapat di laporan laba rugi. EPS dapat membantu investor dalam menentukan nilai saham serta digunakan sebagai pengukuran dari suatu kandungan informasi laba terhadap respon pasar.
Dalam berbagai penelitian berusaha untuk menemukan faktor-faktor spesifik perusahaan yang menjelaskan terjadinya abnormal return tersebut. Dalam hal ini teknik regeresi banyak digunakan dimana abnormal return menjadi varibel dependennya dan beberapa faktor spesifik perusahaan yang digunakan sebagai variabel independennya serta ada beberapa penelitian mengenai studi peristiwa yang menggunakan Cummualtive Abnormal Return dimana, CAR merupakan penjumlahan abnormal return hari sebelumnya diperiode peristiwa di masing-masing sekuritas (Hartono:663:2016).
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Suratini dan Nikmah (2012), yang menyatakan bahwa perubahan earnings per share berpengaruh secara signifikan terhadap abnormal return. Namun berbeda dengan penelitian yang dilakukan Agustina dan Kianto (2012) dan Putri dan Azhari (2017), yang menyatakan bahwa bahwa informasi laba tidak berpengaruh terhadap abnormal return dan pasar tidak dapat merespon dari adanya informasi laba yang diumumkan oleh perusahaan.
Berdasarkan penelitian terdahulu, masih terdapat perbedaan dan ketidakkonsistenan hasil yang diperoleh. Oleh sebab itu, penulis menganggap masih harus dilakukan pengujian ulang agar mengetahui dengan pasti apakah informasi laba akuntansi berpengaruh terhadap Cummulative Abnormal Return. Penelitian ini diharapkan mampu melengkapi penelitian yang sudah ada serta dapat membantu investor dalam hal pengambilan keputusan berinvestasi dan penerimaan abnormal return.
KAJIAN PUSTAKA Laporan Keuangan
Menurut Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No 1 par 9 Tahun 2017, menerangkan bahwa Laporan Keuangan adalah suatu penyajian terstruktur dari financial statement dan kinerja keuangan suatu entitas. Tujuan dari laporan keuangan adalah memberikan informasi gambaran mengenai posisi keuangan, kinerja keuangan, cash flow statement yang bermanfaat bagi user laporan keuangan dalam pembuatan pengambilan keputusan ekonomik. Laporan Keuangan (financial statement) suatu perusahaan merupakan gambaran yang menjelaskan tentang kondisi keuangan suatu perusahaan.
Laba Akuntansi
Menurut Agustina dan Kianto (2012)“laba akuntansi adalah kenaikan ekuitas atau asset bersih atau kemakmuran bersih pemegang saham, sebagai imbalan atas upaya perusahaan menghasilkan barang dan jasa berdasarkan transaksi operasi pada suatu periode tertentu”.
Perubahan Laba per lembar saham (PEPS)
PEPS merupakan selisih dari earnings per share pada periode t dikurangi periode t-1. Menurut Setyawati (2011), EPS itu sendiri merupakan jumlah laba yang menjadi hak pemegang saham per lembar sahamnya dan sebagai salah satu indikator yang digunakan oleh investor untuk menganalisis kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba berdasarkan jumlah saham yang dimilikinya.
maupun informasi yang beredar pada saat ini sehingga dapat mempengaruhi harga saham. Sari (2013) mengkalsifikasikan bentuk pasar efisien ke dalam tiga bentuk yaitu, efisiensi dalam bentuk lemah, setengah kuat, dan kuat.
Abnormal Return
Menurut (Agustina & Kianto, 2012) “Abnormal return, merupakan kelebihan dari return yang sesungguhnya terjadi terhadap return normal. Dengan demikian return tidak normal atau abnormal return merupakan hasil dari selisih actual return dengan expected return”. Ukuran return harapan dapat bermacam-macam. Ada yang menggunakan rata-rata return atau return pasar. Hal ini sejalan dengan pendapat para peneliti terdahulu tentang metode market adjust returm model yang beranggapan bahwa spekulator terbaik untuk mengestimasi return suatu saham adalah return indeks harga pasar pada saat tersebut.
“CAR merupakan kumulatif harian, bulanan, atau tahunan dari abnormal return dari awal sampai dengan berikutnya dibagi jumlah hari, bulan, atau tahun untuk setiap jenis saham” (Samsul:236:2015) maka Cummulative Abnormal Return dapat juga diartikan sebagai akumulasi abnormal return yang diperoleh dan dihitung dari selisih antara return sesungguhnya dengan return ekspetasi. Sedangkan Menurut (Paramita dan Ery, 2013) CAR merupakan proksi harga saham yang menunjukkan besarnya respon pasar terhadap laba akuntansi yang dipubikasikan.
METODE PENELITIAN Rancangan Penelitian
Rancangan dalam penelitian ini yaitu melakukan penelitian dengan pengujian hipotesis yang menjelaskan tentang sebab akibat antar variabel. Dimana yang menjadi variabel independen dalam penelitian ini adalah perubahan EPS dan variabel dependennya CAR. Penelitian ini merupakan jenis penelitian kuantitatif dan menggunakan metode deskriptif kuantitatif.
Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah menggunakan teknik observasi secara tidak langsung yaitu dengan cara menggunakan teknik dokumenter data sekunder, Menurut (Paramita, 2015:60) “data sekunder merupakan data yang sudah dikumpulkan oleh lembaga pengumpul data dan akan dipublikasikan kepada masyarakat pengguna data”. Data tersebut berupa pengambilan data laporan kinerja perusahaan dengan cara mendownload data-data yang sesuai dengan penelitian seperti, data harga saham 5 hari sebelum dan sesudah pengumaman (closing prices), data IHSG dari situs dunia investasi serta data eranings per share (EPS) yang diperoleh dari laporan kinerja dari situs resmi Bursa Efek Indonesia. Selanjtnya data yang diperoleh akan dilakukan proses evaluasi dengan cara time series analysisis yaitu dengan cara membandingkan laba per lembar saham perusahaan pada satu periode ke periode lainnya.
Variabel Penelitian Identifikasi variabel
Dalam penelitian ini terdapat dua variabel. Pertama yang menjadi variabel dependennya yaitu CAR (Y) dan kedua yang menjadi variabel independennya adalah infromasi laba akuntansi yang diukur menggunakan perubahan earnings per share (X)
Teknik Analisis Data
Dalam penelitian ini, metode analisis data yang digunakan adalah menggunakan analisis regresi linier sederhana yaitu untuk menguji pengaruh informasi laba akuntansi (PEPS) terhadap CAR.
Langkah pertama yang dilakukan yaitu: Mengumpulkan seluruh data, mengidentifikasi, menghitung dan mengolah data, melakukan pengujian hipotesis dengan menggunakan software SPSS dan mendiskripsikan hasil output SPSS. Sebelum melakukan uji regeresi sederhana, harus dilakukan beberapa uji asumsi klasik dengan tujuan mendapatkan hasil yang terbaik (Ghozali:2011:105). Uji asumsi klasik yang dilakukan yaitu uji normalitas dan uji autokorelasi. Dan yang terakhir adalah melakukan pengujian hipotesis. Uji hipotesis ini dapat dilakukan dengan uji koefisien determinasi (R2) dan uji partial (uji t).
PEPS (X)
CAR
(Y)
HASIL DAN PEMBAHASAN UJI ASUMSI KLASIK
Model regresi yang baik adalah model regresi yang tidak terdapat atau bebas dari adanya autokorelasi.
Tabel 1. Hasil Uji Autokorelasi
Nilai
R 0.335a
R square 0.112
Durbin Watson 2.400
Sumber : hasil output SPSS
Dari hasil pengolahan data pada tabel hasil uji autokeralsi diatas, diperoleh nilai Durbin - Watson hitung sejumlah 2.400, nilai ini nantinya akan dibandingkan dengan Durbin Watson Tabel, dimana n = 45, k = 1, dengan nilai dl = 1.4754, du = 1.5660, maka sesuai dengan kriteria du < dw < 4-du, dimana nilai d hitung terletak antara 1.5660 < d hitung < 2.434, maka kesimpulannya adalah tidak terdapat autokorelasi sesuai dengan tingkat pengujian pada tabel Durbin – Watson pada teknik analisis data yang sudah ditentukan.
Sedangkan nilai R pada tabel hasil uji autokorelasi diatas menunjukkan angka sebesar 0.335, dimana R ini adalah nilai simbol dan koefisien korelasi. Nilai ini dapat diinterpretasikan bahwa hubungan dari variabel PEPS dan CAR bisa di kategorikan lemah. Nilai R square menunjukkan angka sebesar 0,112 dimana dalam hal ini berarti bahwa variabel PEPS berkontribusi sebesar 11,2%
tehadap variabel CAR. Sedangkan 88.8% dipengaruhi faktor lain diluar PEPS ini.
Uji Hipotesis
Tabel 2. Hasil Pengujian Hipotesis
Variabel t hitung Signifikansi Hasil
PEPS 2.331 0.024 Terdapat pengaruh
Sumber: hasil output SPSS
Berdasarkan tabel hasil uji t diatas terlihat bahwa nilai signifikasi sebesar 0.024, dimana nilai ini lebih kecil dari tingkat nilai signifikansi alpha yaitu sebesar 0.05 atau 5%. Dengan demikian Hipotesis diterima. Hal ini berarti bahwa model regresi ini dapat digunakan untuk memprediksi adanya Cummulative Abnormal Return (CAR). Dan dapat disimpulkan bahwa informasi laba akuntansi yang di ukur menggunakan PEPS berpengaruh terhadap CAR. Artinya, informasi laba akuntansi yang diukur menggunakan PEPS ini dapat memprediksi adanya CAR. Jika laba mengandung informasi, maka secara teori pasar akan bereaksi atas pengumuman laba tersebut. Dan dari adanya informasi laba yang diumumkan para investor akan mengetahui berapa abnormal return yang akan mereka dapatkan. Dalam hal ini kondisi pasar dapat dikatakan telah efisien, karena harga sekuritasnya telah mencerminkan semua informasi yang relevan.
Dan hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Suratini dan Nikmah (2011) yang berjudul “Reaksi pasar atas kinerja financial dan ketepatan publikasi laporan keuangan” dan memberikan kesimpulan bahwa perubahan earnings per share berpengaruh signifikan terhadap abnormal return.
Uji Regresi Linier Sederhana
Tabel 3. Hasil Analisis Regresi Linier Sederhana
Model Unstandardized Coefficient Sig
B Std.error
Constant 2.822 0.411 0.000
PEPS 0.339 0.415 0.024
Sumber: hasil output SPSS
Berdasarkan tabel hasil pengujian hipotesis diatas maka persamaan regresi linier sederhana yang diperoleh adalah Y = 2.822 +0.339X , artinya bahwa apabila konstanta sebesar 2.822 dapat diintrepetasikan pada variabel Perubahan Earnings Per Share (PEPS) dianggap tetap (konstan) maka Cumulative Abnormal Return (CAR) sebesar 2.822 dan koefisien regresi PEPS = 0.339, artinya bahwa jika setiap perubahan eranings per share meningkat sebesar 0.01 atau 1 satuan, maka terjadi cumulative abnormal return sebesar 0.039.
KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis data yang di olah pada aplikasi SPSS Versi 16 dapat disimpulkan sebagai berikut: informasi laba akuntansi berpengaruh terhadap CAR. Artinya, informasi laba akuntansi yang diukur menggunakan PEPS ini dapat memprediksi adanya CAR.
Laba yang mengandung informasi dapat ditunjukkan oleh reaksi pasar terhadap pengumuman laba sebagai suatu peristiwa. Jika laba mengandung informasi, maka secara teori pasar akan bereaksi atas pengumuman laba tersebut. Pasar telah memiliki harapan tentang berapa besarnya laba atas dasar semua informasi di pada saat diumumkan di publik. Dari adanya informasi laba yang diumumkan para investor akan mengetahui berapa abnormal return yang akan sesungguhnya mereka dapatkan.
Saran
Peluang yang sangat lebar bagi penelitian berikutnya diantaranya dengan menambah jumlah variabel independen atau variabel kontrol yang memiliki pengaruh terhadap Cumulative Abnormal Return (CAR) sehingga diharapkan hubungan variabel dapat dijelaskan lebih signifikan serta dapat menggunakan metode penelitian lainnya yang bisa digunakan untuk menganalisa dari judul penelitian yang sejenis, diantaranya menggunakan metode mean adjust model, sehingga diharapkan akan memperkaya analisa dalam menentukan expected return.
DAFTAR PUSTAKA
Agustina, Lidya, dan Ferlysia Kianto. 2012. Pengaruh Informasi Laba Akuntansi Terhadap Abnormal Return pada Perusahaan Yang Tergabung Dalam Indeks LQ45. Jurnal Akuntansi, Vol. 4, No.2:
135-152.
Fahmi, Irham. 2015. Manajemen Investasi. Jakarta: Salemba Empat.
Ghozali, Imam. 2011. Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
Hartono, Jogiyanto. 2016. Teori Portofolio dan Investasi. Edisi 10. BPFE Yogyakarta. Yogyakarta.
Paramita, Ratna Wijayanti, D.P. 2015. Metode Penelitian Kuantitatif. STIE WIDYA GAMA : Lumajang Paramita, Ratna, W.D.P., Ery Hidayanti. 2013. Pengaruh ERC Terhadap Harga Saham. Jurnal WIGA,
Vol. 3, No.1. ISSN 2088-0944.
Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan Tahun 2017.
Putri, Emunda P, Muhammad Azhari. 2017. Determinasi Koefisien Respon Laba. Vol. 4, No.3. ISSN 2355-9357.
Samsul, Mohammad. 2015. Pasar Modal dan Manajemen Portofolio. Jakarta: Erlangga.
Sari, Yulimel. 2013. Pengaruh Profitabilitas, Kecukupan Modal dan Likuiditas Terhadap Harga Saham.
Skripsi. Universitas Negeri Padang.
Setyawati, Ike Kurnia. 2011. Analisis Pengaruh Perubahan Faktor Fundamental Terhadap Cummulative Abnormal Return Saham Pada Perusahaan Food and Beverages Yang Listing di BEI. Skripsi. Universitas Lampung: Lampung.
Suratini dan Nikmah. 2012. Reaksi Pasar Atas Kinerja Finansial dan Ketepatan Publikasi Laporan Keuangan. Jurnal Akuntansi, Vol. 2, No.1: 60-77.
Tandelilin, Eduardus. 2010. Portofolio dan Investasi (Teori dan Aplikasi). Kanisisus: Yogyakarta.