Kitosan adalah salah satu polimer rantai panjang yang dihasilkan dari kitin melalui proses deasetilasi sempurna maupun sebagian dengan cara menghilangkan gugus asetil (CH3-CO) dengan atom hidrogen (H) menjadi gugus amina (NH2)[4]. Kitin merupakan polisakarida terbesar kedua setelah selulosa yang mempunyai rumus kimia poli(2-asetamido-2-deoksi-β-(1-4)-D- glukopiranosa) dengan ikatan β-glikosidik (1,4) yang menghubungkan antar unit ulangnya. Struktur kimia kitin mirip dengan selulosa, hanya dibedakan oleh gugus yang terikat pada atom C kedua. Jika pada selulosa gugus yang terikat pada atom C kedua adalah OH, maka pada kitin yang terikat adalah gugus asetamida[5].
1. Limbah udang berasal dari bagian kepala, kulit dan ekor dari udang. Bagian tersebut mengandung senyawa kimia yaitu protein, lemak, kalsium karbonat, abu, dan kitin.
limbah udang mengandung nutrisi yang baik yaitu terdapat 53,47 % protein, 6,65 % lemak, 17,28 % air, 7,72 % abu dan 14,61 % kitin.
Limbah yang berasal dari udang apabila tidak dimanfaatkan dengan baik dapat mecemari lingkungan disekitar. Hal ini dikarenakan limbah udang dapat menghasilkan bau yang tidak sedap dan dapat menjadi faktor dari pencemaran lingkungan, selain dapat menjadi salah satu sumber dari penyakit. Dengan adanya peningkatan produksi udang dapat memungkinkan limbah yang dihasilkan akan meningkat pula seiring peningkatan produksi udang.
Pada limbah udang terdapat unsur yang penting yaitu kitin (Puspitasari & Ekawandani, 2019). Kitin merupakan polisakarida yang terdiri dari N-asetil-Dglukosamin yang dihubungkan oleh ikatan β-1,4-glikosidik. limbah udang merupakan salah satu sumber kitin yang penting. Kitin dianggap sebagai polimer paling melimpah kedua setelah selulosa (Rahayu et al., 2022)
Pemanfaatan limbah udang merupakan salah satu langkah yang baik untuk mendapatkan suatu produk yang memiliki kandungan protein yang tinggi selain itu produk limbah udang juga dapat menjadi produk yang bernilai ekonomis tinggi. Salah satu contoh pemanfaatan limbah udang yaitu menjadi tepung limbah udang (Latif et al., 2017)
2. Proses yang lazim untuk mendaptakan kitin yaitu deproteinasi dan demineralisasi (Puspitasari & Ekawandani, 2019). NaOH dapat digunakan untuk memisahkan atau melepaskan ikatan-ikatan protein dari kitin. Dalam proses ini protein yang terkandung dalam cangkang udang akan larut dalam basa sehingga protein yang terikat secara kovalen pada kitin akan terpisah (Sry Agustina, 2013). Menurut (Oktafrina & Marlina, 2010), NaOH 1-5% cukup efektif untuk mendegradasi protein yang terikat pada lapisan khitin
Selain itu penggunaan NaOH juga dapat menghilangkan mineral dari kulit udang namun tidak signifikan. Perlakuan yang baik untuk menghasilkan biomaterial limbah udang yang cocok untuk pembuatan bioplastik belum diketahui, namun diharapkan limbah udang penelitian ini dapat diolah menjadi tepung limbah udang yang masih mengandung sebagian protein yang bermanfaat untuk pembuatan bioplastik