• Tidak ada hasil yang ditemukan

kata pengantar - Universitas Muhammadiyah Makassar

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "kata pengantar - Universitas Muhammadiyah Makassar"

Copied!
80
0
0

Teks penuh

Tuan dan Nyonya. Dosen dan pegawai Fakultas Teknik yang selama ini telah mendidik dan melayani penulis selama proses belajar mengajar di Universitas Muhammadiyah Makassar. Teman-teman mahasiswa Fakultas Teknik, khususnya saudara-saudara saya angkatan 2013 dan 2014, dengan rasa persaudaraan yang kuat, banyak membantu dan memberikan dukungan dalam menyelesaikan tugas akhir ini. Besarnya debit banjir pada musim hujan melebihi kapasitas penampang sungai, sehingga air mengalir ke sawah-sawah warga dan menyebabkan lahan-lahan warga menyempit akibat gerusan banjir.

Further, the calculation of curah hujan wilayah dengan cara pembagian mengunakan method poligon Thiessen, analiza curah hujan planan dengan method Log Pearson III, then analyze debit banjir rancanagan dengan method Nakayasu. The extent of the flood discharge during the rainy season exceeds the cross-sectional capacity of the river, so that the flow of water enters the community's fields and causes the community's fields to become narrow due to erosion from the flood. Furthermore, the calculation of regional rainfall by dividing using the Thiessen polygon method, design rainfall analysis using the Log Pearson III method, and design flood discharge analysis using the Nakayasu method.

A return period of 25 years = 415.02 m3/s flood flow was used to design the cross-sectional capacity. Based on the results of the analysis of the above-mentioned problems, the construction of an embankment for flood control is necessary.

Tabel 30   Kapasitas Sungai Sebelum Perbaikan.............................................72
Tabel 30 Kapasitas Sungai Sebelum Perbaikan.............................................72

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Dalam upaya mengatasi hal tersebut, perlu direncanakan perbaikan pada penampang sungai agar debit banjir tetap mengalir melalui alur sungai, sehingga debit air yang tergenang dapat dihindari, sehingga masyarakat dapat merasakan manfaatnya. manfaat perbaikan penampang sungai. Untuk itu diusulkan judul “RISET PENINGKATAN KAPASITAS SUNGAI KAWARI BAGIAN TENGAH KABUPATEN JENEPONTO”.

Rumusan Masalah

Tujuan penelitian

Batasan masalah

Manfaat penelitian

Sistematika penulisan

Analisa Hidrologi

Daerah Aliran Sungai

Dari peta tersebut ditentukan titik-titik tertinggi di sekitar sungai utama yang bersangkutan dan masing-masing titik tersebut dihubungkan satu sama lain sehingga membentuk garis padat yang bertemu dengan dasarnya.

Analisa Curah Hujan Wilayah

Di tengah setiap garis penghubung, tariklah garis lurus sehingga membentuk poligon Thiessen. Selain itu, curah hujan di stasiun ini dianggap mewakili curah hujan di wilayah dalam poligon yang bersangkutan. Luas setiap poligon dapat diukur dengan planimeter dan luas total daerah aliran sungai (A) dapat ditentukan dengan menjumlahkan luas poligon tersebut.

Analisa Curah Hujan Rancangan

Untuk menganalisis frekuensi curah hujan menggunakan metode distribusi Log Normal dengan persamaan sebagai berikut (Soewarno, 1995): Log XT = variabel ekstrapolasi yaitu banyaknya curah hujan yang direncanakan untuk periode ulang T tahun. log X = nilai rata-rata data K = penurunan variabel Sx log Yt = penurunan variabilitas sebagai fungsi jumlah periode kelahiran Sn = penurunan standar deviasi sebagai fungsi jumlah n data 4. Metode Log Pearson tipe III.

Soewarno, 1995) Distribusi Log Pearson Tipe III digunakan untuk analisis variabel hidrologi dengan nilai varians minimum, misalnya analisis distribusi frekuensi debit minimum (debit rendah). Distribusi Log Pearson Tipe III merupakan hasil transformasi distribusi Pearson Tipe III dengan mengganti datanya dengan nilai logaritma. Distribusi Log Pearson Tipe III tidak memiliki sifat khusus yang dapat digunakan untuk memperkirakan distribusi jenis ini.

Xt = jumlah curah hujan pada periode t (mm) Penentuan jenis distribusi probabilitas yang sesuai dengan data dilakukan dengan cara mencocokkan parameter data dengan persyaratan masing-masing jenis distribusi probabilitas, seperti pada tabel 1.

Tabel 1. Persyaratan Parameter Statistic Suatu Distribusi
Tabel 1. Persyaratan Parameter Statistic Suatu Distribusi

PMP dan PMF

Metode Hersfield sangat cocok untuk DAS dengan luas <1000 km2 (menurut Hersfield). 2) menghitung nilai Xn1 dan Xn-m. Ʃ mendefinisikan faktor kecocokan rata-rata hingga pengamatan maksimum. 5) menentukan faktor penyesuaian data panjang pencatatan data 6) menghitung xn terkoreksi dan Sn terkoreksi.

Gambar 2. Menentukan Nilai Km
Gambar 2. Menentukan Nilai Km

Analisis Debit Banjir

Perencanaan Alur Sungai

Penentuan tinggi (elevasi) alas ditentukan dalam kaitannya dengan kemiringan alas, bentuk penampang, dan bentuk penampang alur sungai. Pada sungai yang perbedaan debit banjir dan debit minimumnya besar, alirannya sangat tidak stabil pada saat air surut. Lebar jalur aliran untuk debit air kecil (Low Water Level = M.A.R) dan kedalaman saluran untuk aliran air debit tinggi (High Water Level = M.A.T) dan kedalaman saluran untuk aliran air debit tinggi (High Water Level = TIKAR).

Jika lebar sungai diperkecil, maka peluang keluar dasar atau jebol tanggul semakin besar, karena daya tampung sungai akan berkurang. Selain itu, tidak menutup kemungkinan dasar sungai akan mengecil sehingga membahayakan pondasi fasilitas sungai, mengingat semakin dalam sungai maka gaya tariknya semakin besar. Sebaliknya jika lebar sungai bertambah maka jalur aliran air sungai akan semakin tidak beraturan sehingga jalur aliran banjir tidak dapat dipastikan.

Lebar saluran pada aliran rendah dan tinggi banjir/debit air tinggi hendaknya ditentukan berdasarkan pertimbangan. Ketinggian rencana permukaan air ditentukan dengan menghitung aliran seragam dan tidak seragam. Jika air yang mengalir diperlakukan sebagai aliran tunak dan kecepatan aliran rata-rata dihitung menggunakan Manning, maka elevasi tinggi berdasarkan aliran banjir rencana dapat dengan mudah dihitung.

Gambar 7. Pengukuran Slope (Rosgen, 1996)
Gambar 7. Pengukuran Slope (Rosgen, 1996)

Lokasi Penelitian dan waktu penelitian

Teknik Pengumpulan Data 1. Data Sekunder

Analisa Data dan Pengolahan Data

Alur Pikir Perencanaan Perbaikan Alur Sungai

Analisis Hidrologi

  • Analisis Curah Hujan Wilayah
  • Analisis Frekuensi dan Curah Hujan
  • Analisis Curah Hujan Rancangan
  • Analisis Banjir Rancangan a. Curah Hujan Jam-Jaman

Berdasarkan Tabel 3 di atas, rata-rata curah hujan terendah terjadi pada tahun 2012 yaitu sebesar 40 mm, dan rata-rata curah hujan tertinggi terjadi pada tahun 2019 yaitu sebesar 107 mm. Dengan asumsi sifat statistik kejadian hujan yang akan datang masih sama dengan sifat statistik kejadian hujan sebelumnya. Berdasarkan uji parameter statistik pada Tabel 5 di atas, distribusi Pearson Log III dapat digunakan sebagai metode penghitungan curah hujan rencana.

Analisis curah hujan rencana dilakukan dengan menggunakan analisis frekuensi menggunakan metode distribusi Gumbel, Log Pearson III dan Log Normal untuk periode ulang yang berbeda yaitu dan 100 tahun. Rangkuman Analisis Curah Hujan Rencana Periode HUT (t) dengan Distribusi Log Pearson Tipe III. Dari ketiga metode tersebut dipilih salah satu metode yang akan digunakan untuk menghitung debit rencana.Untuk menentukan metode mana yang akan dipilih, perlu diketahui syarat-syarat penggunaan metode distribusi.

Dari hasil bagi Xn, rata-rata faktor penyesuaian pengamatan maksimum adalah 100% (diambil dari Gambar 3, Bab 2). It = Intensitas hujan dalam t jam (mm/jam) R24 = Curah hujan efektif dalam 1 hari T = Waktu mulainya hujan. Dari perhitungan intensitas hujan per jam diatas, dengan menggunakan rumus dibawah ini maka diperoleh curah hujan per jam sebagai berikut;

Tabel 3. Hasil Perhitungan Curah Hujan Maximum Tahunan
Tabel 3. Hasil Perhitungan Curah Hujan Maximum Tahunan

HSS METODE NAKAYASU

Perencanaan Perbaikan Sungai

  • Analisa Kapasitas Sungai sebulum Perbaikan
  • Analisa Kapasitas Sungai Setelah Perbaikan

Dalam merencanakan perbaikan sungai perlu diketahui karakteristik sungai yang akan diamati, sehingga akan diperoleh gambaran sistem perbaikan sungai yang paling cocok untuk dilaksanakan. Pemilihan sistem atau kombinasi sistem perbaikan sungai yang akan diterapkan pada Sungai Kawari lebih didasarkan pada kondisi lapangan. Pada titik-titik tertentu, kapasitas sungai sebelum dilakukan perbaikan sungai tidak mampu menampung debit banjir.

Analisis kapasitas sungai digunakan untuk memperoleh data tinggi muka air pada saat terjadi banjir, yang diperoleh dari wawancara dengan masyarakat sekitar bantaran sungai. Dari hasil analisa lapangan berdasarkan data tinggi muka air banjir yang terjadi pada sungai setinggi 3,5 m diatas dasar sungai dengan lebar 40 m. Kemudian dari perhitungan debit banjir maksimum dengan metode Nakayasu diperoleh debit banjir untuk periode ulang 25 tahun = 415,02 m3/detik.

Tabel 25. Kapasitas Penampang A-A  Titik  H
Tabel 25. Kapasitas Penampang A-A Titik H

PENUTUP

Kesimpulan

Saran

Departemen Pekerjaan Umum, Badan Penelitian dan Pengembangan, Pusat Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Air - Katalog Sungai di Indonesia - Desember 2015. Sumber Daya Air, Direktorat Sungai dan Pesisir, Satker Direktorat Sungai dan Pesisir - Perencanaan Teknik Sungai - Juni Tahun 2011 Penulis menempuh pendidikan di SD Lariang, tahun 1987, SMPN 2 Donggala tahun 1993, SMK N Donggala tahun 1996, dan melanjutkan pendidikan tinggi pada tahun 2013 dengan program sarjana Teknik Sipil Pengairan di Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Makassar.

Sampai dengan saat dilakukannya penelitian dan penulisan disertasi ini, penulis masih terdaftar sebagai mahasiswa Program Sarjana Teknik Sipil Pengairan Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Makassar.

Gambar

Gambar 1. Pembagian daerah dengan cara Thiessen
Tabel 1. Persyaratan Parameter Statistic Suatu Distribusi
Gambar 2. Menentukan Nilai Km
Gambar 4. Faktor Penyesuaian Rata-rata Simpangan Baku Terhadap Panjang  Pengamatan
+7

Referensi

Dokumen terkait

RESULTS During the period of the clinical study, there were five patients with Oral Lichen Planus OLP and one with Oral Lichenoid Lesion OLL who fulfilled the criteria and consented to