• Tidak ada hasil yang ditemukan

KATA PENGANTAR

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "KATA PENGANTAR "

Copied!
61
0
0

Teks penuh

Hubungan Pengelolaan Kelas Dengan Minat Belajar Siswa Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Di SD Inpres Jongaya Kecamatan Tamalate Kota Makassar. Khusus. Hasil tersebut menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara pengelolaan kelas dengan minat belajar siswa pada mata pelajaran bahasa Indonesia di SD Inpres Jongaya Kecamatan Tamalate Kota Makassar yang berada pada kategori sedang. Kesimpulan penelitian ini adalah terdapat hubungan antara pengelolaan kelas dengan minat belajar bahasa Indonesia siswa di SD Inpres Jongaya Kecamatan Tamalate Kota Makassar.

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas rahmat-Nya sehingga skripsi ini berjudul “Hubungan Pengelolaan Kelas Dengan Minat Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia di SD Inpres Jongaya Kecamatan Tamalate Kota Makassar”. dapat berakhir pada waktu yang telah ditentukan. Peneliti kedua, Munira, menyatakan bahwa hubungan pengelolaan kelas sangat mempengaruhi minat belajar siswa dan selebihnya dipengaruhi oleh variabel lain. Penulis melakukan penelitian tentang hubungan pengelolaan kelas dengan minat belajar bahasa Indonesia di kelas SD Inpres Jongaya.

Rumusan Masalah

Tujuan Penelitian

Minat

Minat belajar merupakan kecenderungan jiwa seseorang terhadap suatu objek, biasanya disertai dengan perasaan gembira karena merasa adanya ketertarikan terhadap sesuatu tersebut. Menurut Susanto menyatakan bahwa minat adalah suatu dorongan dalam diri seseorang atau suatu faktor yang membangkitkan minat atau perhatian secara efektif, sehingga menimbulkan pilihan terhadap suatu obyek atau suatu kegiatan. Pengertian Minat Menurut Djaali (2013) menyatakan “Minat adalah suatu perasaan lebih menyukai rasa keterhubungan terhadap sesuatu atau kegiatan tanpa ada yang memintanya.

Berdasarkan beberapa teori di atas, penulis dapat menyimpulkan bahwa minat adalah perasaan lebih menyukai dan perasaan tertarik terhadap sesuatu atau kegiatannya tanpa menyuruh kita. Minat merupakan rangsangan dari dalam diri seseorang atau suatu faktor yang menimbulkan minat atau perhatian selektif yang berakibat pada pilihan terhadap suatu obyek atau kegiatan yang menguntungkan, menyenangkan dan pada akhirnya memuaskan. Menurut Hamalik, faktor-faktor tersebut terbagi menjadi dua, yaitu faktor individu atau internal (faktor dalam diri siswa, antara lain kedewasaan/perkembangan, pelatihan, kecerdasan, motivasi dan kepribadian).

Faktor sosial atau eksternal (faktor diri di luar diri siswa, terdiri dari faktor keluarga, kondisi rumah tangga, guru dan metode mengajarnya, serta alat-alat yang digunakan dalam belajar mengajar. Menurut Hamalik, faktor-faktor yang mempengaruhi tumbuh kembangnya minat atau sebaliknya mengurangi minat belajar dapat diuraikan sebagai berikut Faktor internal adalah faktor-faktor yang antara lain ada dalam diri peserta didik. Dari sudut pandang ini, kematangan adalah suatu organ atau organ dalam tubuh yang dikatakan matang apabila dalam diri suatu makhluk terdapat telah mencapai kemampuan dalam menjalankan fungsinya masing-masing, kematangan ini datang atau datang pada waktunya dengan sendirinya, sehingga pembelajaran akan lebih berhasil apabila anak sudah siap atau matang untuk mengikuti proses belajar mengajar.

Akibat berlatih dan sering mengalami sesuatu, seseorang dapat mengembangkan minat terhadap suatu hal. Faktor internal merupakan berbagai faktor dalam diri siswa yang terdiri dari: a) Kematangan pada siswa dipengaruhi oleh pertumbuhan rohaninya. Siswa yang terlatih dan sering mengulang suatu hal maka keterampilan dan pengetahuan yang dimiliki siswa akan semakin dikuasai.

Karena dengan berlatih dan sering mengalami sesuatu, seseorang dapat mengembangkan minat terhadap suatu hal. 2. Faktor eksternal.

Indikator – Indikator Minat Belajar

Materi pelajaran yang diajarkan atau dipelajari apabila mempunyai arti bagi siswa, baik untuk kehidupan sekarang maupun masa depan, akan menumbuhkan minat yang besar dalam belajar. Orang tua merupakan orang terdekat dalam keluarga, oleh karena itu keluarga sangat berpengaruh dalam menentukan minat belajar seorang siswa. Dalam proses pengembangan minat, perlu adanya perhatian dan bimbingan dari keluarga khususnya orang tua. e) Lingkungan Hidup.

Hakikat bahasa adalah yang membahas dan mengkaji bahasa secara rinci, baik menurut para ahli bahasa maupun masyarakat bahasa (Abdul Chaer 2007: 33). Ruang lingkup mata pelajaran bahasa Indonesia dalam kurikulum tingkat satuan meliputi komponen kemampuan berbahasa dan keterampilan sastra, meliputi (a) aspek membaca (b) aspek berbicara (c) aspek mendengarkan (d) aspek menulis (e) sastra dan kosa kata (Departemen Pendidikan: 2006). Dalam penelitian ini, ruang lingkup bahasa Indonesia diambil sebagai ruang lingkup membaca, hal ini sesuai dengan permasalahan yang ada yaitu rendahnya kemampuan membaca cerita siswa pada saat proses pembelajaran.

Keterampilan membaca merupakan modal awal siswa untuk mengeksplorasi pengetahuan yang akan dikembangkannya di pendidikan formal. 3. Tujuan pembelajaran bahasa Indonesia di sekolah dasar. Keputusan Menteri Pendidikan Nasional No. 22 Tahun 2006 tentang standar isi mengatur bahwa mata pelajaran bahasa Indonesia di sekolah dasar mempunyai tujuan sebagai berikut. Berkomunikasi secara efektif dan efisien sesuai dengan etika yang berlaku, baik lisan maupun tulisan.

Menikmati dan memanfaatkan karya sastra untuk memperluas wawasan, memperhalus budi pekerti, dan menambah pengetahuan serta keterampilan berbahasa. Dalam proses belajar mengajar perlu adanya minat terhadap proses belajar, karena seseorang yang tidak mempunyai minat terhadap proses belajar tidak akan dapat berjalan dengan efisien. Guru mempunyai kedudukan yang sangat penting dalam proses pembelajaran untuk mendorong dan memberi arahan dalam proses pembelajaran.

Harsanto mengatakan, banyak cara yang bisa dilakukan untuk merangsang minat belajar siswa di kelas, antara lain melalui metode pengajaran yang berbeda, penataan tempat duduk, kebersihan kelas, penggunaan media dan alat yang menarik perhatian siswa untuk merangsang minat belajar siswa.

Kerangka Pikir

Pengelolaan kelas diperlukan oleh seorang pendidik untuk memberikan rangsangan kepada siswa agar mau belajar, karena keterlibatan aktif anak dalam kegiatan belajar mengajar sangat diperlukan agar pembelajaran menjadi efektif dan dapat mencapai hasil belajar yang diinginkan. Untuk mengetahui seberapa besar hubungan pengelolaan kelas dengan minat belajar siswa pada mata pelajaran Bahasa Indonesia di SD Inpres Jongaya Kecamatan Tamalate Kota Makassar, terlebih dahulu peneliti membuat angket pengelolaan kelas yang akan menjadi tolak ukur penelitian kedua pihak untuk mencakup indikator-indikator berupa penataan kelas, tempat duduk, pengorganisasian siswa dan kedisiplinan kelas, yang kemudian dikorelasikan dengan minat belajar yang diperoleh dari tuan rumah. Angket minat belajar digunakan untuk menggambarkan minat siswa dalam belajar bahasa Indonesia di SD Inpres Jongaya Kecamatan Tamalate Kota Makassar.

Hipotesis Penelitian

Berdasarkan tinjauan literatur dan kerangka di atas maka hipotesis dalam penelitian ini adalah terdapat hubungan antara pengelolaan kelas dengan minat siswa dalam pembelajaran mata pelajaran bahasa Indonesia di SD Inpres Jongaya. Ho : ρ = 0, nol artinya tidak ada hubungan antara pengelolaan kelas dengan minat belajar bahasa Indonesia siswa SD Inpres Jongaya. Ha : ρ ≠ 0, “tidak sama dengan nol” lebih besar atau kurang (-) dari nol, terdapat hubungan antara pengelolaan kelas dengan minat belajar bahasa Indonesia pada siswa SD Inpres Jongaya.

Jenis dan Desain Penelitian

Menurut Sugiyon, simple random sampling adalah suatu teknik pengambilan sampel yang dilakukan secara langsung pada unit pengambilan sampel. Peneliti memilih kelas IV, V dengan alasan I, II. dan AKU AKU AKU. kelas tidak dapat memahami isi pertanyaan dalam angket, pada I., II. dan AKU AKU AKU. kuesioner dan VI. kelas tidak bisa diganggu karena sudah selesai ujian nasional, sehingga tidak bisa diberikan angket. Dalam penelitian ini yang menjadi variabel bebas (X) adalah pengelolaan kelas dan variabel terikat (Y) adalah minat belajar bahasa Indonesia siswa SD Inpres Jongaya.

Tabel 3.1 Populasi siswa SD Inpres Jongaya
Tabel 3.1 Populasi siswa SD Inpres Jongaya

Definisi Variabel Operasional

Intrumen Penelitian danTeknik Pengumpulan Data

  • Analisis Statistik Inferensial a. Uji Normalitas Data
  • Deskripsi Data Penelitian
  • Hasil Analisis Statistik Inferensial a. Hasil uji Normalitas
  • Hasil pengujian Analisis Koifisien Korelasi
  • Minat Belajar
  • Hubungan pengelolaan kelas Terhadap Minat Belajar

Penelitian deskriptif korelasional ini digunakan untuk menguji hubungan antara pengelolaan kelas dengan minat belajar bahasa Indonesia. Hasil penelitian yang menunjukkan hubungan pengelolaan kelas dengan minat belajar siswa pada siswa SD Inpres Jongaya akan disajikan pada bagian ini. Pertemuan pertama pemberian angket pengelolaan kelas dan angket minat belajar kepada siswa kelas VI, pertemuan kedua pemberian angket pengelolaan kelas dan angket minat belajar kepada siswa kelas V SD Inpres Jongaya yang berjumlah 50 siswa.

Dari tabel 4.1 dan 4.2 frekuensi dan persentase kategori diatas diketahui nilai mean sebesar 66,00 berada pada kategori 60-72, sehingga dapat disimpulkan bahwa pengelolaan kelas yang terjadi pada proses pembelajaran berada pada kategori sedang. kategori 64%. Dari tabel di atas terlihat bahwa data sebaran angket pengelolaan kelas dan minat belajar berdistribusi normal. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa sebaran data angket pengelolaan kelas dan minat belajar berdistribusi normal.

Selanjutnya peneliti menginterpretasikan hasil uji koefisien korelasi, maka koefisien korelasi pengelolaan kelas dengan minat belajar sebesar 0,000 dan signifikansi koefisien korelasi sebesar 0,526. Berdasarkan tabel diatas terlihat nilai Asymp Sig. 2-tailed) 0,000 kurang dari 0,05 sehingga dapat disimpulkan hipotesis alternatif (Ha) “terdapat hubungan yang signifikan antara pengelolaan kelas dengan minat belajar siswa pada mata pelajaran IPS di SD Inpres Jongaya”, sehingga Ho adalah ditolak. Nilai koefisien korelasi berada pada kategori sedang yang berarti pengelolaan kelas bukanlah satu-satunya variabel/faktor yang berhubungan dengan minat belajar siswa.

Berdasarkan hasil analisis deskriptif yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa hasil penelitian pengelolaan kelas pada kelas IV dan V SD Inpres Jongaya data pengelolaan kelas cenderung berada pada kategori sedang, hal ini terlihat berdasarkan mean sebesar 66,00 berada pada kategori 60-72, sehingga dapat disimpulkan pengelolaan kelas yang terjadi pada proses pembelajaran berada pada kategori sedang sebesar 64%. Temuan penelitian ini didukung oleh teori Djamarah (2013) yang menyatakan bahwa pengelolaan kelas adalah menciptakan lingkungan belajar yang kondusif bagi siswa sehingga tujuan pengajaran tercapai secara efektif dan efisien. 2011) mengatakan bahwa pengelolaan kelas adalah memotivasi siswa untuk belajar dan menciptakan suasana belajar yang aktif, kreatif, menghibur dan menyenangkan.

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dan beberapa teori yang mendukung dapat disimpulkan bahwa manajemen kelas di SD Inpres Jongaya sudah cukup baik dalam proses pembelajaran, hal ini terlihat dari tata ruang kelas dan siswa. kursi dan disiplin, yang digunakan dalam proses belajar mengajar. Mengacu pada dasar pengambilan keputusan pada pengujian Person Product Moment diatas, dimana Sig. 2-tailed) 0,000 < 0,05 maka hipotesis penelitian (Ha) yang berbunyi “terdapat hubungan yang signifikan antara pengelolaan kelas dengan minat belajar siswa pada siswa SD Inpres Jongaya”, dinyatakan diterima. Pendapat Syah tersebut memperkuat hasil penelitian bahwa terdapat hubungan antara pengelolaan kelas dengan minat belajar bahasa Indonesia siswa di SD Inpres Jongaya.

Tabel 3.4 Pengkategorian data Menurut Sugiyono
Tabel 3.4 Pengkategorian data Menurut Sugiyono

Kesimpulan

Saran

Dampak Penerapan Manajemen Kelas Terhadap Hasil Belajar IPS SD Inpres Ana Gowa Kecamatan Pallanga Kabupaten Gowa.

DOKUMENTASI

Gambar

Tabel 3.1 Populasi siswa SD Inpres Jongaya
Tabel 3.2 Sampel siswa SD Inpres Jongaya
Tabel 3.3 Pembobotan Item Angket
Tabel 3.4 Pengkategorian data Menurut Sugiyono
+7

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan positif dan signifikan antara lingkungan belajar dengan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran IPS kelas VII di