AKTIVITAS PENGGUNAAN HUTAN SECARA TIDAK SAH DIWILAYAH
KAWASAN TNGL
Oleh;
M YUSRIZAL ADI S
Fakultas Hukum
Universitas Medan Area Medan,2020
• Hutan sebagai bagian dari lingkungan saat ini menjadi wadah yang sangat berpengaruh bagi kehidupan manusia. Hutan menyimpan banyak sumber daya alam dan kemanfaatan yang begitu besar bagi kehidupan manusia, akan tetapi keberadaan hutan saat ini sangat memprihatinkan.
• Pemberian konsesi HPH dan Hak Pemungutan Hasil Hutan (HPHH) serta HTI kepada pihak Badan Usaha Milik Swasta (BUMS) maupun Badan Usaha Milik Negara (BUMN) juga menimbulkan bencana nasional, karena kerusakan sumber daya hutan akibat eksploitasi yang tak terkendali dan tak terawasi secara konsisten selain menimbulkan kerugian ekologi (ecological cost) yang tak terhitung nilainya, juga menimbulkan kerusakan sosial dan budaya (social and cultural cost), termasuk pembatasan akses dan penggusuran hak-hak masyarakat serta munculnya konflik-konflik atas pemanfaatan sumber daya hutan di daerah
Deforitasi Hutan di Indonesia
Perambahan hutan
Illegal Logging
Illegal trading
Pengalihan lahan hutan
Penuru nan Kualitas
Lingkun gan Bencana
Alam
Hilangn nya hutan
Adat masyar
akat Kepuna
han flora
dan fauna
Deforet asi Hutan
•
Pada tahun 2004, sekitar 2.5 juta hektar hutan hujan tropis Sumatera masuk dalam daftar warisan dunia United Nations, Educational, Scientific and Cultural Organization (UNESCO) atas kekayaan dan keunikan keanekaragaman hayati yang dimilikinya. Kawasan hutan ini dikenal sebagai Warisan Hutan Hujan Tropis Sumatera (The Tropical Rainforest Heritage of Sumatera/TRHS) yang telah ditetapkan sebagai situs warisan alam dunia.
•
Merujuk pada konvensi UNESCO tentang Perlindungan Warisan Alam
dan Budaya Dunia (1972), status warisan dunia yang disematkan pada
TRHS adalah sebagai bentuk pengakuan terhadap keindahan alam TRHS
yang unik, proses biologi dan ekologi penting yang sedang berlangsung
dalam evolusi dan perkembangan ekosistem TRHS, serta pentingnya
habitat alami TRHS untuk konservasi in situ spesies-spesies langka, untuk
generasi sekarang dan masa depan seluruh umat manusia
TRHS seluas 2.5 juta ha tersebut meliputi tujuh provinsi dari utara sampai ke selatan Pulau Sumatera yang di dalamnya terdapat tiga Taman Nasional utama yaitu:
1. Taman Nasional Gunung Leuser (TNGL);
2. Taman Nasional Kerinci Seblat (TNKS), dan
3. Taman Nasional Bukit Barisan Selatan (TNBBS)
Peta Taman Nasional Gunung
Leuser
• Hambatan utama dalam mempertahankan integritas TRHS sebagai warisan alam dunia yang telah diidentifikasi oleh World Heritage Center (WHC) dan the International Union for Conservation of Nature (IUCN) adalah
1. Pembangunan jalan,
2. Perambahan untuk pertanian dan perkebunan;
3. Pembalakan liar (illegal logging), 4. Perburuan, serta
5. Kelemahan kelembagaan dan tata kelola yang sudah
berulang kali mempengaruhi status warisan dunia TRHS
Permasalahan pokok di dalam Kawasan TNGL meliputi:
1. Kawasan belum mantap,
2. Pengelolaan kawasan belum optimal, 3. Pemanfaatan belum lestari, dan
4. Rendahnya kesadaran dan partisipasi masyarakat.
Adapun isu-isu strategis meliputi:
5. Pembangunan jalan di sekitar kawasan,
6. Pengambilan Hasil Hutan Bukan Kayu (HHBK), 7. Ketiadaan riset terapan,
8. Tata kelola daerah enclave,
9. Perambahan Kawasan TNGL, dan 10. Perubahan iklim.
Salah satu Kawasan Hutan di Taman Nasional Gunung Leuser adalah kawasan Resort Sekoci yang saat ini masih mengalami persoalan perambahan dan pendudukan lahan kawasan hutan oleh masyarakat.