• Tidak ada hasil yang ditemukan

KEADILAN DALAM EKONOMI ISLAM

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "KEADILAN DALAM EKONOMI ISLAM "

Copied!
88
0
0

Teks penuh

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Kontrak pekerjaan diwujudkan oleh pekerja dan majikan dan tidak boleh bercanggah dengan perjanjian yang dibuat. Pengaturan yang dibuat oleh kedua-dua pihak hendaklah adil dan jujur ​​dalam segala urusan mereka agar tidak berlaku tindakan zalim terhadap pihak yang satu lagi dan kepentingan syarikat tidak dirugikan seperti kegagalan membayar gaji kepada pekerja dan pekerja yang diwajibkan berbuat demikian. kerja sehari suntuk tanpa rehat. Ini bertentangan dengan perjanjian antara usahawan dan pekerja, maka perjanjian itu tidak terpakai kepada kedua-dua pihak.

Usaha pembuatan sapu telah beroperasi selama 4 tahun dan memiliki 35 karyawan (2 pressman dan 2 perakit sapu). Selisih gaji karyawan yang membuat sapu di rumah dan di tempat kerja adalah dari proses pembuatan wadah sapu (menyiram air panas/mencelupkan gagangnya ke air panas lalu memasang wadah sapu yang menampung paku/keran) harganya 750 /buah sapu, sedangkan di dalam rumah ia hanya memasukkan lidi ke dalam wadah dengan harga 500/buah, dan tukang pres/tape dibayar 250/buah.4.

Pertanyaan Penelitian

Tujuan dan Manfaat Penelitian

Penelitian Relevan

Kajian dengan judul “Sistem Pembayaran Upah dalam Perspektif Ekonomi Islam” ini diteliti oleh Titis Putriana dari Jurusan Syariah, Program Studi Ekonomi Islam, angkatan 2010. Dalam penelitian dengan judul tersebut, penulis memaparkan sistem pembayaran upah yang benar menurut syariat Islam. Ekonomi dimana pembayaran upah harus berdasarkan akad yang dibuat atas dasar kesepakatan bersama dan menggunakan sistem yang juga disepakati bersama sesuai dengan Ekonomi Islam. Dapat dipahami bahwa ketiga tesis di atas berbeda dengan peneliti yaitu tesis yang disusun oleh Reni Febriana yang menganalisis bahwa masih banyak masyarakat yang tidak menggunakan prinsip Islam dalam menentukan upah.

Tesis yang disusun oleh Titis Putriana dalam penelitiannya bahwa pembayaran upah tidak menggunakan sistem yang sesuai dengan ekonomi Islam. Sedangkan yang diteliti oleh penulis adalah “Pembayaran karyawan perspektif prinsip keadilan dalam ekonomi Islam (Studi pada usaha pembuatan sapu lidi di desa Astomlyo Punggur)”.

LANDASAN TEORI

  • Upah Karyawan
    • Pengertian Upah Karyawan
    • Dasar Upah Karyawan
    • Tujuan Upah Karyawan
    • Jenis Upah Karyawan
  • Prinsip Keadilan
    • Pengertian Adil
    • Dasar dan Tujuan Adil
    • Unsur atau Kriteria Adil
  • Upah yang Adil
    • Sifat Penelitian
  • Sumber Data
    • Sumber Data Primer
    • Sumber Data Sekunder
  • Teknik Pengumpulan Data
    • Wawancara
    • Dokumentasi
  • Teknik Analisis Data

8 Tahun 1981 tentang perlindungan pengupahan adalah upaya pemerintah untuk memberikan imbalan atas jasa yang diberikan kepada tenaga kerja berdasarkan kemanusiaan, antara lain dengan menggunakan asas keadilan agar upah yang diberikan tidak dihilangkan atau dikurangi. Tujuan pemberian gaji yang diberikan oleh perusahaan kepada karyawan tentunya memiliki beberapa tujuan yang diharapkan dapat memberikan kontribusi untuk memenuhi kebutuhan hidup karyawan yang bekerja. Upah yang adil adalah upah yang dianggap relatif wajar oleh pengusaha dan pekerja sebagai balas jasa atas jasanya kepada perusahaan sesuai dengan perjanjian kerja mereka.7.

8 Tahun 1981 tentang Perlindungan Upah adalah upaya pemerintah untuk memberikan imbalan atas jasa yang diberikan kepada tenaga kerja secara manusiawi, seperti menggunakan asas keadilan agar upah yang diberikan tidak dihapus atau dikurangi. Upah yang dibayarkan kepada setiap karyawan dapat bervariasi tergantung pada jenis pekerjaan dan tanggung jawab yang diembannya.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Industri Rumah Tangga Pendapatan masyarakat desa Astomulyo berasal dari pertanian, kehutanan, perkebunan, peternakan, perikanan, perdagangan, jasa dan industri keluarga. Mayoritas masyarakat di desa Astomulyo berprofesi sebagai petani dan sebagian pendapatannya berasal dari perkebunan. Dalam perkembangannya, di Desa Astomulyo terdapat usaha rumahan yang biasa dikenal dengan industri rumah tangga.

Industri rumah tangga adalah rumah usaha untuk menghasilkan barang, dan pelaku kegiatan ekonomi yang berlokasi di rumah adalah keluarga itu sendiri. Pendapatan dari perkebunan adalah buah nanas. Selain berkebun, masyarakat juga memiliki peternakan sapi di desa Astomulyo, Dusun I. Selain peternakan sapi, masyarakat mendirikan industri rumahan yang berbasis produksi pangan. Ibu Munjarwati dan Bapak Nurdin Piliang sama-sama pemilik perusahaan sapu yang masih bersaudara.

Pada awalnya, sebelum memulai usaha membuat sapu lidi, Ibu Munjarwati memiliki penghasilan dari sebuah toko, sedangkan Bpk. Nurdin bekerja sebagai tengkulak yang mengambil sayuran dari petani dan mengirimkannya ke luar kota Lampung. Pada tahun 2015, Ibu Munjarwati dan suaminya mendirikan usaha rumahan yaitu pembuatan sapu, tidak hanya pembuatan sapu, tetapi juga pembuatan alat pemulung (ikrak dalam bahasa Jawa). Pada tahun yang sama Bpk. Nurdin juga mendirikan usaha yang sama dan kini memiliki 100 karyawan, dan bahan pembuatan sapu berasal dari lidi dari Padang, plastik/pembungkus sapu berasal dari Jakarta, dan sol/gagang sapu berasal dari pabrik di Lampung.

Sebagian besar karyawan berasal dari luar desa Astomulyo. Pembuatan sapu lidi tidak dilakukan di tempat usaha, tetapi ada yang membawanya ke tempat kerja. Dari kedua perusahaan tersebut, masyarakat desa sekitar tempat usaha lebih memilih untuk bekerja di tempat usaha Ibu. Munjarwati dan kedua perusahaan. Pembayaran Gaji Karyawan Usaha Sapu Lidi Desa Astomulyo Gaji merupakan hak pekerja/buruh yang diterima dan dinyatakan dalam.

Pembayaran Upah Karyawan Pada Usaha Sapu Lidi Di Desa

Proses pembuatan sapu lidi terlebih dahulu bungkus gagang sapu dengan plastik untuk gagangnya, lalu celupkan gagang sapu yang sudah dibungkus plastik ke dalam air panas dan siram ke atas agar plastiknya merekat. Penentuan besarnya upah pembuatan sapu lidi adalah dengan cara menghitung hasil panen setiap pekerja per sapu dalam satu hari. Kriteria pembayaran upah kepada pegawai baru dan pegawai yang sudah lama bekerja di usaha pembuatan sapu lidi.

Usaha pembuatan sapu lidi menggunakan nilai-nilai keadilan untuk membayar upah kepada karyawan dengan memberikan pembayaran sesuai dengan pekerjaan yang dilakukan, tingkat kesulitan yang dikerjakan dan pembayaran upah kepada karyawan baru dengan karyawan lama. Berdasarkan wawancara dengan Ny. Narsih, pembuat sapu (bordir) dan Ny. Suwarti, seorang tutu/nailer yang sudah bekerja selama tiga tahun dan mulai bekerja dari jam. Pegawai yang meminta pembayaran berupa barang sebelum mendapat gaji adalah karena kebutuhan sehari-harinya belum terpenuhi dari pembayaran gaji, yang dalam seminggu mendapat Rp. 300.000.

Perjanjian pembayaran berupa uang yang dilakukan oleh karyawan dengan pemilik usaha untuk pembayaran gaji dari awal karyawan sebelum bekerja di perusahaan pembuat sapu lidi. Menurut Bapak Andri Irawan, ia bekerja di pembuatan press broom karena bingung tidak tahu pekerjaan apa yang harus dilakukan dan tuntutan keuangan keluarganya. Mekanisme pembayaran upah yang diberikan pemilik usaha kepada karyawan. Pembayaran dilakukan seminggu sekali sesuai dengan hasil yang dicapai dalam seminggu dengan memanggil mereka satu per satu.

Asas keadilan menurut pegawai pembuat sapu lidi adalah suatu aturan yang tidak membeda-bedakan pegawai yang satu dengan pegawai yang lain menurut pekerjaannya dalam membayar upah. Berkaitan dengan asas keadilan, yang diurus oleh pemilik perusahaan membuat sapu lidi, dimana pembayaran upahnya sesuai dengan asas keadilan. Namun dalam praktiknya, karyawan yang meminta uang muka upah, barang dan kebutuhan sehari-hari digunakan.

Pembayaran Upah Karyawan Perspektif Prinsip Keadilan

Berdasarkan wawancara dengan Ibu Munjarwati selaku pemilik usaha, penulis secara umum membuat analisis bahwa pembayaran upah kepada karyawan di industri pembuatan sapu lidi sudah sesuai dengan teori yang ada karena pembayaran upah berdasarkan keadilan. Dalam asas keadilan disampaikan bahwa pembayaran gaji harus berdasarkan kesepakatan awal, karena pembayaran tersebut sesuai dengan pekerjaan yang dilakukan oleh masing-masing individu pegawai. Pembayaran upah dalam usaha pembuatan sapu lidi menggunakan asas keadilan menurut jenis pekerjaan dan tingkat kesulitannya.

Dalam penentuan upah, terdapat asas keadilan yang dituangkan dalam kesepakatan antara karyawan dan pemilik usaha. Dalam sistem pengupahan sudah ada asas keadilan dimana pengusaha telah memberikan atas dasar kesepakatan bersama sesuai dengan tingkat kesulitan pekerjaan yang dilakukan. Kesepakatan pemilik bengkel sapu dengan pegawainya untuk membayar upah berupa uang, namun karena kebutuhan sehari-hari dan keinginan untuk memiliki barang elektronik, maka pegawai meminta pembayaran berupa barang.

Berdasarkan wawancara dengan karyawan yang terdiri dari Sdri. Narsih, Ms. Suwarti, Bpk. Andri Irawan, Bpk. Nurul dan Bpk. Isap dalam usaha pembuatan sapu lidi, pembayaran upah tidak berdasarkan asas keadilan. Pelaksanaan pembayaran upah yang diberikan oleh karyawan berupa barang pada saat akad antara pemilik usaha dan karyawan membayar secara tunai. Namun dalam hubungan kerja antara pemilik dan karyawan tidak ada kesepakatan harga makan dikurangi menjadi DKK 300 yang berarti gaji yang diterima tidak sesuai dengan kesepakatan semula.

Berdasarkan hasil pemaparan di atas, di pihak pemilik usaha tidak ada unsur kejujuran dalam sistem pembayaran yang sesuai dengan pekerjaan yang dilakukan dengan prinsip keadilan, sesuai dengan tingkat kesulitan dan hasil yang diperoleh. Pemilik usaha dalam menentukan besaran upah menggunakan prinsip keadilan sesuai dengan pekerjaan yang dilakukan oleh karyawan pembuat sapu lidi dengan menghitung imbalan setiap karyawan per sapu dalam sehari. Titis Putriana, Sistem Pembayaran Upah dalam Perspektif Ekonomi Islam, Skripsi Program Studi Ekonomi Islam, Jurusan Syariah, STAIN Metro, 2010.

PENUTUP

Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan pada bab-bab sebelumnya, peneliti dapat menyimpulkan bahwa pembayaran gaji karyawan pada perusahaan pembuat sapu Astomulyo dilakukan atas kesepakatan antara pemilik usaha dan karyawan untuk menghindari ketidakjujuran dari kedua belah pihak. Jika karyawan masih memiliki hutang, gaji yang diperoleh dalam satu hari dipotong dan pemilik usaha melunasi hutang seminggu sekali tergantung hutang yang dimiliki karyawan.

Saran

Pembayaran upah berupa barang atas permintaan pegawai, barang yang diminta berupa peralatan elektronik dan kebutuhan sehari-hari. Ahmad Ibrahim Abu Sinn, MANAJEMEN SYARIAH: Kajian Historis dan Kontemporer, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2006. Armansyah Waliam, "Hanya Upah Dari Perspektif Islam", Jurnal Bisnis dan Manajemen Islam, (FEBI UIN Raden Fatah), no . .

Fanditya Aryaningtias, Sistem Pembayaran Batu Bata Dalam Pandangan Etika Bisnis Islam, Skripsi Program Studi Ekonomi Islam, Jurusan STAIN Metro Syariah, 2015. Meity Taqdir Qodratillah, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Budaya, 2011. Moehar Daniel, Metode penelitian sosial ekonomi yang dilengkapi dengan berbagai alat analisis dan pedoman penggunaan, Jakarta: Bumi Aksara, 2003.

Ghufron, “Politik Negara dalam Remunerasi Tenaga Kerja di Indonesia”, Jurnal Hukum dan Perundang-undangan Islam, (Surabaya: Fakultas Syariah IAIN Sunan Ampel: ISSN Volume 1, Nomor 2/Oktober 2011. Murtadho Ridwan, “Standar Upah Menurut Ekonomi Islam System”, (Kudus: Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN)), Jilid 1 No. Reni Febriana, Menentukan Upah Dalam Perspektif Ekonomi Islam, Skripsi Program Studi S-1 Ekonomi Islam, Jurusan Syariah, STAIN Metro, 2013.

Referensi

Dokumen terkait

Menurut Dewan Penelitian Pengupahan Nasional Upah adalah suatu penerimaan sebagai imbalan dari pemberian kepada penerima pekerja untuk suatu pekerjaan atau jasa

Sumber Pendapatan Karyawan Itu Bersumber Dari Gaji Dan Upah Yang Akan Di Berikan Kepada Karyawan Yang Ada Pada Perusahaan Gaji Pekerja Dan Upah Akan Dibayar 1 Kali 1