• Tidak ada hasil yang ditemukan

SISTEM PENGUPAHAN KARYAWAN PT RADIO BBC FM BAGAN BATU DITINJAU DARI PERSPEKTIF EKONOMI SYARIAH SKRIPSI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "SISTEM PENGUPAHAN KARYAWAN PT RADIO BBC FM BAGAN BATU DITINJAU DARI PERSPEKTIF EKONOMI SYARIAH SKRIPSI"

Copied!
115
0
0

Teks penuh

(1)

SISTEM PENGUPAHAN KARYAWAN PT RADIO BBC FM BAGAN BATU DITINJAU DARI PERSPEKTIF

EKONOMI SYARIAH SKRIPSI

Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-Tugas Dan Memenuhi

Syarat-Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Syari’ah (S.E)

RIZKA LEONY MURTI NIM 11820523657

PROGRAM S1 EKONOMI SYARI’AH

FAKULTAS SYARI’AH DAN HUKUM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN SYARIF KASIM RIAU PEKANBARU

2022M/1444H

(2)
(3)
(4)
(5)

i ABSTRAK

Rizka Leony Murti (2022): “Sistem Pengupahan Karyawan PT Radio BBC FM Bagan Batu ditinjau dari Persepektif Ekonomi Syariah”

Pokok masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana sistem pengupahan karyawan yang diterapkan pada PT Radio BBC FM di Jl. Jend.

Sudirman No. 41 Km. 1 Bagan Batu dan bagaimana analisisnya menurut perspektif Ekonomi Islam. Kemudian penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seperti apa sistem pengupahan pada PT Radio BBC FM serta untuk menganalisis Perspektif Islam terhadap sistem pengupahan yang diterapkan pada PT Radio BBC FM Jl. Jend. Sudirman No. 41 Km. 1 Bagan Batu.

Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan Pendekatan Deskriptif Kualitatif. Informan diperoleh melalui Teknik Purposive Sample dengan hasil pemilihan sebanyak 5 orang informan. Sumber data penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data diperoleh melalui hasil Observasi, wawancara, catatan lapangan, kepustakaan dan dokumentasi. Teknik pengolahan dan analisis data dilakukan dengan metode deskriptif kualitatif yaitu mengorganisasikan data, menjabarkan, menyusun kedalam pola dan membuat kesimpulan agar dapat dipahami dan temuannya dapat diinformasikan kepada orang lain.

Hasil penelitian ini menunjukan bahwa, praktek sistem pengupahan karyawan yang dijalankan PT Radio BBC FM menggunakan sistem Upah Bulanan dengan penyerahan setiap awal bulannya. Karyawan Produksi yang meski terkadang dihadapkan dengan jam lembur, mereka hanya mendapatkan gaji pokok saja perbulan tanpa tambahan upah lembur dan sejenisnya. Melalui analisa SWOT sistem pengupahan Radio BBC FM berada pada posisi kuadran dua, yang menandakan perusahaan berada di kondisi baik namun menghadapi sejumlah tantangan berat. Menurut Perspektif Ekonomi Syariah, Sistem pengupahan karyawan yang dijalankan PT Radio BBC FM menunjukan adanya kesepakatan mengenai jumlah upah dan waktu penyerahannya, sehingga semua karyawan mengetahui berapa upah perbulan yang akan diterima berikut juga dengan waktu penyerahannya. Kemudian PT Radio BBC FM sudah menetapkan upah yang layak untuk para karyawanya, karena upah yang diterima karyawan sudah di atas rata-rata standar UMK Kabupaten Rokan Hilir. Namun, PT Radio BBC FM masih belum mengikuti konsep adil, karena terkhususnya Karyawan Produksi tidak ada perbedaan porsi upah antara karyawan yang besar porsi kerjanya, dengan karyawan yang porsi kerja lebih kecil. Upah yang diterima para karyawan jumlahnya sama tanpa adanya tambahan upah lembur dan sebagainya.

Kata Kunci: PT Radio BBC FM, Sistem Pengupahan Perspektif Ekonomi Syariah

(6)

ii

KATA PENGANTAR Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Segala puji serta syukur hanya milik Allah SWT, atas segala rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik.

Sholawat beriring salam tak lupa penulis kirimkan buat baginda besar yakni Nabi Muhammad SAW, seorang reformasi sejati dalam sejarah kemanusiaan dan perintis peradaban.

Atas rahmat Allah SWT, penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul: “Sistem Pengupahan Karyawan PT Radio BBC FM Bagan Batu ditinjau dari Perspekif Ekonomi Syariah” Ini merupakan karya tulis yang disusun sebagai skripsi yang diajukan sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan gelar Sarjana Ekonomi Syariah (SE) pada fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau.

Dalam menyelesaikan skripsi ini, penulis telah menerima banyak bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karenanya penulis mengucapkan Terima Kasih kepada:

1. Orang tua dan keluarga tercinta yang senantiasa mendo’akan, memotivasi dan mengharapkan keberhasilan serta kebahagiaan, sekaligus dukungan moril maupun materil serta memberi semangat kepada penulis yakni Abah Mursalin dan Umi Sri Widyastuti, Nenek Siti Hanum beserta saudara kandungku yaitu Muhammad Abyan Maulana dan Risako yang telah memberikan motivasi dan semangat dalam penyelesaian skripsi ini.

(7)

iii

2. Bapak Prof. Dr. Khairunnas Rajab, M.Ag selaku Rektor UIN Suska Riau dan seluruh akademika UIN Suska Riau.

3. Bapak Dr. H. Zulkifli, M.Ag selaku Dekan Fakultas Syariah dan Hukum UIN Suska Riau beserta Bapak Dr. H. Erman, M.Ag selaku wakil Dekan I, Bapak Dr. H. Marwadi, S.Ag., M.Si selaku wakil Dekan II, Ibu Dr.

Sofia Hardani, M.Ag selaku wakil Dekan III.

4. Bapak Muhammad Nurwahid, M.Ag selaku Ketua Jurusan Ekonomi Syariah dan Bapak Syamsurizal, SE., M.Sc., Ak selaku Sekretaris Jurusan Ekonomi Syariah di Fakultas Syariah dan Hukum, di UIN Suska Riau.

5. Ibu Nuryanti, ME.Sy selaku dosen penasehat akademik yang telah memberikan banyak motivasi, semangat serta bantuan kepada penulis selama mengerjakan skripsi dan proses menuntut ilmu di Fakultas Syariah dan Hukum.

6. Bapak Ahmad Hamdallah, ME.Sy dan Bapak Drs. Zainal Arifin, MA selaku dosen pembimbing yang selalu sabar dan senantiasa meluangkan waktu untuk memberikan saran dan kritikan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik.

7. Kepada Seluruh Bapak / Ibu Dosen yang telah membimbing dan membina saya selama melakukan pendidikan di Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau Sampai dengan Selesai.

(8)

iv

8. Pimpinan pustaka dan segenap karyawan yang telah memberikan bantuan penulis untuk mendapatkan buku-buku yang berkaitan dengan penelitian ini.

9. Bapak Murry Selaku Pimpinan Radio BBC FM Bagan Batu beserta Staff yang telah mengizinkan dan memberikan informasi yang menunjang penelitian penulis.

10. Teman-teman yang Saya sayangi, yang telah membantu saya dengan dukungan dan motivasi, Nurhabibah Lubis, Thalita Yolanda Zulaikha Sidabutar, Nazli Erisma Belyani Sitepu, Ilham Fakhri Muranda, Nur Ningsih Putri, Nur Afandi, Arul Anwar Lubis, Sunardi, Aji Resta Ariawan, Irvan Syaefullah, Ran2, Ferizdykara, KPG, dan teman-teman baik lain yang tidak bisa penulis sebutkan namanya satu-persatu.

Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh sebab itu, kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan. Semoga penulisan skripsi ini bermanfaat bagi pihak yang membutuhkan, Aamiin ya Robbal ‘Alamin

Wassalamu’alaikum Warahmatullah Wabarakatuh

Pekanbaru, 10 Oktober 2022

Penulis,

Rizka Leony Murti

Nim: 11820523657

(9)

v DAFTAR ISI

COVER

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR GAMBAR ... viii

DAFTAR LAMPIRAN ... ix

BAB I: PENDAHULUAN... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Batasan Masalah... 12

C. Rumusan Masalah ... 12

D. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 13

E. Sistematika Penulisan ... 13

BAB II: KAJIAN PUSTAKA ... 16

A. Kerangka Teoritis ... 16

B. Penelitian Terdahulu ... 47

BAB III: METODE PENELITIAN ... 52

A. Jenis Penelitian ... 52

B. Pendekatan Penelitian ... 52

C. Lokasi Penelitian ... 53

D. Informan penelitian ... 53

E. Data dan Sumber Data ... 54

F. Teknik Pengumpulan Data ... 55

G. Teknik Analisis Data ... 56

BAB IV: HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 58

A. Gambaran Singkat Profil PT. Radio BBC FM Bagan Batu ... 58

B. Hasil Penelitian ... 66

BAB V: PENUTUP ... 88

A. Kesimpulan ... 88

B. Saran ... 89

(10)

vi

DAFTAR PUSTAKA ... 91

(11)

vii

DAFTAR TABEL

Tabel 2. 1 Matriks Analisis SWOT ... 30

Tabel 3. 1 Informan Penelitian ... 54

Tabel 4. 1 Nama Karyawan beserta Jabatan PT Radio BBC FM ... 66

Tabel 4. 2 Gaji Karyawan PT Radio BBC FM Bagan Batu ... 68

Tabel 4. 3 Daftar Gaji Karyawan Periode April 2022 ... 69

Tabel 4. 4 Hasil Matrik Faktor Strategi Internal... 72

Tabel 4. 5 Hasil Matrik Faktor Strategi External ... 73

Tabel 4. 6 Matriks SWOT ... 77

(12)

viii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 4. 1 Struktur Organisasi PT Radio BBC FM Bagan Batu ... 61 Gambar 4. 2 Diagram Cartesius PT Radio BBC FM Bagan Batu ... 75

(13)

ix

DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN-LAMPIRAN 1 ... 91

(14)

1 BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Perkembangan media Periklanan di seluruh dunia juga indonesia melonjak drastis dalam beberapa tahun ini. Makanan, keuangan, travel, fashion, kosmetik, obat-obatan, hiburan, healthcare dan pendidikan cukup banyak dipopulerkan melalui periklanan. Periklanan adalah proses kegiatan, mulai dari merancang, membuat hingga mengkampanyekan iklan ke masyarakat. Masyarakat Periklanan Indonesia mendefenisikan Periklanan adalah keseluruhan proses yang meliputi penyiapan, perencanaan, pelaksanaan, dan penyampaian iklan. Iklan adalah segala bentuk pesan tentang suatu produk yang disampaikan melalui suatu media, dibiayai oleh pemrakarsa yang dikenal, serta ditujukan kepada Sebagian atau seluruh masyarakat.1

Salah satu media periklanan yang masih cukup populer saat ini adalah periklanan radio. Radio adalah sebuah teknologi yang digunakan untuk mengirim sinyal melalui gelombang elektromagnetik. Gelombang dapat merambat lewat udara maupun melalui ruang hampa udara. Penemu Radio adalah Guglielmo Marconi. Beliau memiliki ide untuk membuat

1Hamdan Firmansyah, dkk. Etika Bisnis : Suatu Pengantar, (Cirebon: Penerbit Insania, 2021), h. 144.

(15)

2

sebuah alat yang dapat mengitim sinyal melintasi jarak yang jauh tanpa perlu menggunakan kawat. 2

Periklanan radio dinilai masih cukup efektif dalam rangka promosi meskipun sudah banyak media-media sejenis lainnya yang bermuculan.

Iklan dikomunikasikan kepada khalayak luas (melalui media massa komunikasi) akan diterima oleh semua orang, semua usia, golongan, suku dan sebagainya sehingga iklan harus memiliki etika yang baik. Memang pamor radio sebagai media siaran jauh menurun dengan munculnya platform media sosial lainnya yang eksistensinya lebih tinggi dari media siaran radio. Namun demikian, masih banyak juga perusahaan siaran yang tetap eksis dalam persaingan globalisasi seperti saat ini. Bersamaan dengan hal tersebut, beberapa media di Indonesia sudah mulai berusaha untuk menghadirkan media berbasis Islami, baik dalam media film maupun siaran radio, baik dari konten dan program serta cara penyampaiannya.

Walau belum bisa dianggap sebagai basis utama, peran media dan hiburan berbasis Islami dalam pertumbuhan ekonomi syariah dunia patut mendapat porsi perhatian yang lebih. Sebab, sumbangsih perputaran uang di pasar kedua sektor ini terbilang cukup menjanjikan dengan kenaikan hingga 5,5 persen pada tiap tahunnya. 3

2 Trija Fayeldi dan Syerif Nurhakim, Teknologi Modern, (Jakarta: Bestari Kids, 2012), h.

39.

3 Reni Rahmawati, dkk, Analisis halal media terhadap perusahaan siaran MQFM, Jurnal Likuid, Vol.1 No.1, h. 97

(16)

Dalam dunia binis, iklan merupakan kekuatan yang dapat digunakan untuk menarik konsumen sebanyak-banyaknya. Penekanan utama iklan adalah akses informasi dan proms dari pihak produsen kepada konsumen. Iklan pada hakikatnya merupakan salah satu strategi pemasaran yang dimaksudkan untuk mendekatkan barang yang hendak dijual kepada konsumen, dengan kata lain mendekatkan konsumen dengan produsen.

Dalam era kontemporer sekarang ini, Iklan telah mejadi dunia yang menakjubkan. Iklan telah mengubah komoditi menjadi penanda yang gemerlap. Evolusi dunia industri dimana tadinya iklan hanya sebuah proses mengambil atau memberi perhatian pada sesuatu, telah sampai pada titik dimana iklan seolah menentukan segala sesuatu. Dunia iklan berkembang utuh sebagai sentral Ketika kapitalisme telah mentransformasikan dunia nyata menjadi dunia citra. Dunia iklan berkembang utuh sebagai sistem terorganisir dari informasi niaga, bujuk rayu, dan citra dari sistem kapitalisme.4

Salah satu faktor penting dalam periklanan tentu saja karyawan Radio. Dalam hal ini, Karyawan sebagai sumber daya aktif merupakan salah satu faktor bagi kelancaran suatu proses produksi dalam suatu perusahaan atau organisasi. Keberadaan Karyawan dalam menjalanakan aktivitasnya, seharusnya didukung oleh sarana dan prasarana serta bentuk manajamen yang baik dan manusiawi, agar Karyawan tersebut dapat

4Mabarroh Azizah, “Etika Perilaku Periklanan dalam Bisnis Islam”, Jurnal Ekonomi Syariah, Vol. 3, No.1, (Juni, 2013), h. 41.

(17)

4

bekerja dengan baik dan sesuai dengan harapan tanpa rasa kecewa, ketidakpuasan dan kecemasan.5

Agama Islam mendorong umatnya untuk bekerja dan memproduksi, bahkan menjadikan sebagai kewajiban terhadap orang- orang yang mampu, lebih dari itu Allah akan memberi balasan yang setimpal yang sesuai dengan amal atau kerja sesuai dengan firman Allah dalam Qs An-Nahl ayat 97:

وٰيَح ٗهَّنَيِيْحُنَلَف ٌنِم ْؤُم َوُه َو ىٰثْنُا ْوَا ٍرَكَذ ْنِ م اًحِلاَص َلِمَع ْنَم ْمُهَّنَي ِزْجَنَل َو ًًۚةَبِ يَط ًة

َن ْوُلَمْعَي ا ْوُناَك اَم ِنَسْحَاِب ْمُه َرْجَا ٩٧

Terjemahan:

Siapa yang mengerjakan kebajikan, baik laki-laki maupun perempuan, sedangkan dia seorang mukmin, sungguh, Kami pasti akan berikan kepadanya kehidupan yang baik dan akan Kami beri balasan dengan pahala yang lebih baik daripada apa yang selalu mereka kerjakan.6

(Dalam tafsir Hidayatul Insan, ayat ini dimaksudkan bahwa siapa yang mengerjakan kebajikan maka akan mendapatkan kebahagiaan di dunia, ketenteraman hatinya, ketenangan jiwanya, sikap qana’ah (menerima apa adanya) atau mendapatkan rezeki yang halal dari arah yang tidak diduga- duga, dan sebagainya. Inilah yang diharapkan oleh orang-orang yang sekarang putus asa di dunia. Ketika mereka tidak memperoleh ketenangan

5 Idwal. B, “Upah dan Tenaga Kerja dalam Islam”, Jurnal Ilmiah, Vol.1, No. 2, (2014), h.2.

6Kementerian Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahan: New Cordova, QS. Al- An-Nahl/16 97.

(18)

atau kebahagiaan batin meskipun mereka memperoleh dunia, namun akhirnya mereka nekat bunuh diri seperti yang kita saksikan. Berdasarkan ayat ini, cara untuk memperoleh kebahagiaan atau ketenangan batin adalah dengan beriman (tentunya dengan memeluk Islam) dan beramal saleh atau mengerjakan ajaran-ajaran Islam. Bahkan, tidak hanya memperoleh kebahagiaan di dunia, di akhirat pun, Allah Subahaanahu wa Ta'aala akan memberikan balasan yang lebih baik dari apa yang mereka kerjakan, dengan memberikan surga yang penuh kenikmatan, yang belum pernah dilihat oleh mata, didengar oleh telinga dan belum pernah terlintas di hati manusia. Ayat ini menunjukkan, bahwa laki-laki dan perempuan dalam Islam mendapat pahala yang sama dan bahwa amal saleh harus disertai iman.)7

Dengan adanya Karyawan maka perusahaan wajib pula untuk membayarakan upahnya, karena gaji yang diterima Karyawan berfungsi sebagai penunjang untuk kelangsungan hidupnya yaitu untuk memenuhi sandang, pangan, papan, pendidikan dan lainnya. Sedangkan bagi perusahaan upah yang diberikan kepada karyawan berfungsi sebagai jaminan untuk kelangsungan produksi atau usaha perusahaan tersebut.

Maka, hubungan antara pengusaha dan pekerja harus terjaga dengan baik dan saling memahami kebutuhan masing-masing. Perusahaan harus

7 Abu Yahya Marwan bin Musan, “Quran kemenag” (Tafsir Al-quran Hidayatul Insan jilid 2” (http://www.tafsir.web.id, diakses pada 20 Maret 2022, 01.05)

(19)

6

memberikan upah yang seseuai dengan pekerjaan dan karyawan yang bekerja sesuai dengan perjanjian.

Upah atau gaji adalah hak pemenuhan ekonomi bagi para pekerja yang menjadi kewajiban dan tidak boleh diabaikan oleh para majikan atau pihak yang memperkerjakan. Upah berasal dari kata al-ajru yang berarti al-iwadlu (ganti), upah atau imbalan. Konsep upah muncul dlam kontrak ijrah, yaitu pemilikan jasa dari seorang ajir (orang yang dikontrak tenaganya) oleh mustajir (orang yang mengontrak tenaga). Ijarah merupakan transaksi terhadap jasa tertentu yang disertai dengan kompensasi. Kompensasi atas imbalan tersebut berupa al-ujrah (upah).8

Adanya kerjasama antara pemilik modal dengan pekerja, maka Pengusaha dapat mendapatkan laba dari hasil usahanya dan pekerja mendapatkan upah untuk mencukupi kebutuhan hidupnya. Namun, terkadang pengusaha dan pekerja kurang memahami tata cara pengupahan dan upah yang sesuai Syari’at Islam serta kerjasama yang bersifat saling tolong menolong layaknya antara majikan dan buruh Sehingga, dalam sebuah pekerjaan tidak ada pihak yang dirugikan. Usaha kerjasama yang dimaksudkan adalah yang bersifat saling menguntungkan, dalam rangka upaya meningkatkan taraf hidup bersama baik bagi pengusaha maupun bagi pekerja.

Disisi lain, jika kita mau memperhatikan secara mendalam lagi, kebutuhan seseorang untuk mempekerjakan orang lain itu tidaklah semata-

8Idwal.B, Op.cit, h. 5

(20)

mata untuk diambil tenaganya saja, melainkan dalam rangka untuk diambil manfaat dari seorang pekerja. Sebab, dalam faktanya memang ada orang yang bekerja untuk orang lain itu hanya dalam rangka untuk dimanfaatkan tenaganya saja, seperti: sopir, tukang kebun, tukang kayu, tukang batu, dan lain sebagainya. Namun, ada juga yang bekerja untuk orang lain dalam rangka untuk dimanfaatkan pemikirannya (Ilmunya), seperti: insiyur, dokter, psikolog, konsultan dan lain sebagainya

Upah menurut islam adalah imbalan yang diterima seseorang atas perkerjaannya dalam bentuk imbalan materi di dunia (adil dan layak) dan dalam bentuk imbalan pahala di akhirat (imbalan yang lebih baik). Upah diklasifikasikan menjadi 2 yaitu upah yang telah disebutkan (ajrul musamma) dan upah yang sepadan (ajrul mistli).9 Secara universal praktek pengupahan atau penggajian ini hendaknya memenuhi konsep keadilan dan tidak merugikan salah satu pihak, baik itu buruh maupun majikan.

Kemudian bentuk dari keadilan itu juga sangat banyak, keadilan dalam hal jam kerja, keadilan dalam hal porsi kerja, keadilan dalam hal jumlah upah atau gaji, dan keadilan dalam hal jaminan kesejahteraan lainya.

Adanya kejelasan dan terperincinya ketentuan-ketentuan dalam hal konsep keadilan dalam pengupahan tersebut maka diharapkan setiap pihak dapat memahami hak dan kewajiban mereka masing-masing. Pihak pekerja di satu sisi wajib menjalankan pekerjaan yang menjadi tugasnya

9 Ibid, h.6.

(21)

8

sesuai dengan transaksi yang ada, disisi lain ia berhak mendapatkan imbalan berupa gaji sesuai dengan kesepakatan yang ada.

Pihak pengusaha berkewajiban membayar upah pekerja dan menghormati kesepakatan kerja yang telah dibuat dan tidak bisa bertindak semena-mena terhadap pekerja. Misalnya, secara sepihak melakukan PHK atau memaksa si pekerja bekerja di luar jam kerjanya. Namun, pengusaha juga berhak mendapatkan jasa yang sesuai dengan kesepakatan dari pekerja, berhak menolak tuntutan-tuntuan pekerja di luar dari pada kesepakatan kerja, seperti tuntutan kenaikan gaji, tuntutan tunjangan, dan sebagainya.

Prakteknya di lapangan pada zaman post-modernisme dewasa ini banyak sekali. Praktek sistem pengupahan atau penggajian yang kurang tepat ataupun kurang sesuai dengan aturan sehingga, muncullah berbagai permasalahan yang terkadang menimbulkan rasa ketidakadilan bagi para buruh atau karyawan. Hal tersebut bertolak belakang dengan apa yang dijelaskan Islam bahwa dalam memakai tenaga seseorang terlebih dahulu ditentukan mengenai bentuk kerjanya, waktu, upah serta tenaganya. Oleh karena itu, jenis usahanya dijelaskan dan waktu pembayaran upahnya pun harus jelas ditetapkan. Dengan demikian tidak ada pihak yang akan dirugikan dikemudian hari.

Radio BBC FM Bagan Batu, Merupakan salah satu radio terbesar di Kabupaten Rokan Hilir. Berdiri sejak tahun 1994, Radio BBC dinilai cukup kompeten untuk dapat terus mengudara disamping perkembangan

(22)

teknologi yang semakin maju. Berlokasi di Jalan Jendral Sudirman No.41 Km.1 Bagan Batu, media periklanan yang dimiliki radio BBC FM sebagai Radio Komersil masih cukup ramai dijadikan pilihan sebagai media promosi oleh masyarakat sekitar terkhususnya masyarakat Bagan Batu.

Aspek yang mendukung antara lain, adalah eksistensi BBC FM yang jauh lebih kuat dibandingkan dengan radio sejenis di Bagan Batu, Beragamnya konten iklan, hingga kualitas audio yang cukup jernih. 10 .

PT Radio Bandar Bagan Citanuansa atau Radio BBC, seperti halnya perusahan lainnya di dalamnya terdapat Pimpinan dan karyawan.

PT Radio BBC juga mengatur masalah jam dan hari kerja bagi karyawannya. Jam kerja karyawan dimulai pukul 09.00-17.00 WIB, dengan total jam kerja 8 jam/hari, selama 6 hari dari Senin-Sabtu. Dengan total kurang lebih 26 hari dalam sebulan.

PT Radio BBC FM juga memiliki sistem dalam pengupahan karyawannya, yaitu dengan memberikan upah perbulan. Masing masing memiliki tanggung jawab yang sama, namun dengan porsi kerja yang kadang berbeda-beda, seperti halnya, satu orang karyawan produksi harus lembur dikarenakan melayani satu klien dalam pembuatan dan penawaran iklan, sedangkan yang lainnya tetap pulang di jam kerja yang ditentukan, dan pada akhirnya semua karyawan mendapatkan gaji seperti biasa.

Berbeda dengan Karyawan siaran (Penyiar), yang keseluruhan mereka

10 Mursalin, Pimpinan Radio BBC FM, Wawancara, Bagan Batu 13 Desember 2021

(23)

10

selain adanya gaji pokok ada juga gaji tambahan berupa hitungan jam siaran. Dalam artian, pemberian upah yang dilakukan oleh manajemen PT Radio BBC FM Bagan Batu belum berdasarkan porsi kerja atau tanggung jawab dari masing-masing karyawan terkhususnya Karyawan Produksi.

Berdasarkan hasil observasi awal yang penulis lakukan di PT Radio BBC FM Bagan Batu, pada 13 Desember 2021, diketahui bahwa ada beberapa permasalahan tentang upah karyawan di Radio BBC FM Bagan Batu, terkhususnya bagi Karyawan Poduksi. Pertama, tidak adanya sistem pembagian kerja yang jelas, satu karyawan produksi bisa saja berkerja lembur, sedangkan karyawan produksi lainnya bisa pulang tepat waktu. Kedua, Tidak adanya pembagian pekerjaan secara pasti tersebut maka antara karyawan produksi yang porsi kerjanya sedikit dengan yang banyak terlihat tidak ada perbedaan. Besaran upah antara karyawan yang satu dengan yang lainnya sama saja padahal porsi kerja yang diemban berbeda. 11

Pengupahan merupakan salah satu aspek yang penting bagi perusahaan dan Karyawan. Kegiatan ini tidak hanya mencakup kemampuan perusahaan dalam mendorong kinerja Karyawan, namun juga agar mampu mengantisipasi persaingan perusahaan di masa yang akan datang. Untuk dapat mempertahankan kinerja Karyawan dan meningkatkan volume pemasukan perusahaan, maka perusahaan harus

11 Rizu Reonessa, Karyawan Produksi Radio BBC FM, Wawancara, Bagan Batu 13 Desember.

(24)

memahami hal-hal apa saja yang mendorong Karyawan untuk dapat bekerja dengan maksimal. Sistem pengupahan yang efektif akan terlihat dari stabilitas volume pemasukan dan kualitas kinerja karyawan.

Analisis SWOT (Strength, Weakness, Opportunity, Treat) merupakan salah satu alat yang dapat dipakai untuk mengetahui keunggulan dan kelemahan suatu perusahaan. Analisis SWOT merupakan identifikasi berbagai faktor secara sistematis untuk merumuskan strategi perusahaan. Secara umum, penentuan strategi yang tepat bagi perusahaan dimulai dengan mengenali Opportunity (Peluang) dan Threat (Ancaman) yang terkandung dalam lingkungan eksternal serta memahami Strength (Kekuatan) dan Weakness (Kelemahan) pada aspek internal perusahaan. 12 Dengan demikian, perusahaan mampu bersaing dan mencapai tujuan secara efektif dan efesien.

Agar berhasil dalam persaingan global, sangatlah penting bagi perusahaan untuk memperhatikan kinerja Karyawan. Salah satunya dengan sistem pengupahan yang baik sesuai dengan 3 fungsi upah yaitu, Mampu menjamin kehidupan yang layak bagi pekerja dan keluarganya, Mencerminkan pembelian imbalan tehadap hasil kerja seseorang, dan Memuat pemberian insenstif yang mendorong peningkatan prouktivitas kerja dan pendapatan nasional.

Berangkat dari uraian permasalahan di atas, maka peneliti ingin

12 Fred, R. David, Manajemen Strategis Konsep, Edisi 12, (Jakarta: Salemba Empat, 2009), h. 327

(25)

12

mengkaji lebih dalam lagi mengenai sistem pengupahan di PT Radio BBC Bagan Batu, Penulis memusatkan masalah pada sistem Pengupahan karyawan PT Radio BBC FM. Penulis tertarik untuk melakukan penelitian di PT Radio BBC Bagan batu sebagai radio komersil Aktif di Bagan Batu.

Penulis menuangkan hasil penelitian tersebut untuk dijadikan bahan dalam pembuatan skripsi dengan judul “Sistem Pengupahan Karyawan PT Radio BBC FM Bagan Batu ditinjau dari Perspektif Ekonomi Syariah”.

B. Batasan Masalah

Dalam ruang lingkup pembahasan dalam penelitian ini, penulis membatasi pembahasan pada ruang ligkup Sistem Pengupahan Karyawan yang dilakukan PT Radio BBC FM Bagan Batu di Jalan Jendral Sudiman No. 41 Km.1 Bagan Batu, dan Perspektif Islam terhadap sistem pengupahan Karyawan yang dilakukan PT Radio BBC FM Bagan Batu.

C. Rumusan Masalah

Berangkat dari latar belakang yang telah dipaparkan sebelumnya, maka dapat dirumuskan permaslahan penelitian sebagai berikut:

1. Bagaimana sistem pengupahan Karyawan PT Radio BBC FM Bagan Batu?

2. Bagaimana sistem pengupahan Karyawan PT Radio BBC FM Bagan Batu menurut Perspektif Ekonomi Syariah?

(26)

D. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penletian

a. Untuk mengetahui sistem pengupahan Karyawan PT Radio BBC FM Bagan batu

b. Untuk mengetahui sistem pengupahan Karyawan PT Radio BBC FM Bagan Batu menurut Perspektif Ekonomi Syariah.

2. Manfaat Penelitian

Kegunaan yang diharapakan dalam penelitian ini adalah:

a. Secara Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi sumbangan pemikiran yang berarti bagi masyarakat kampus pada umumnya dan semoga dapat digunakan sebagai bahan kajian lebih lanjut oleh peneltian selanjutnya.

b. Secara Praktis

Hasil penelitian ini diharapkan memberi manfaat bagi jurusan Ekonomi syariah sebagai pencetak Sumber Daya Manusia, serta memberikan manfaat pula bagi mahasiswa atau para lemabaga utuk mengetahui sistem pengupahan menurut Ekonomi Syariah di Lingkup Karyawan Radio.

E. Sistematika Penulisan

Pembahasan ini akan disusun secara sistematis sesuai dengan tata urutan sebagai berikut :

(27)

14

BAB 1: PENDAHULUAN

Bab ini merupakan gambaran untuk memberi rangka Pemikirin keseluruhan dari skripsi ini yang meliputi: Latar belakang masalah, Rumusan Masalah, Tujuan Peenelitian, Manfaat Penelitian dan Sistematika pembahasan.

BAB II: TINJAUAN PUSTAKA

Bab ini merupakan landasan teori yang nantinya akan dijadikan sebagai acuan Penelitian, bab ini berisi penjabaran dari pengertian Upah, Tujuan Upah, Faktor Perbedaan Upah, Jenis Upah, Indikator Penentuan Upah, Sistem Pembayaran upah, Analisa SWOT, Hak pokok Karyawan, ijarah, jenis ijarah, rukun Iijarah dan sistem pengupahan di dalam Islam. Serta peneletian-penelitian terkait dengan penelitian penulis.

BAB III: METODE PENELITIAN

Bab ini berisi tentang metode-metode yang digunakan peneliti untuk mengumpulkan data terkait dengan penelitian pada Radio BBC FM Bagan Batu, seperti Jenis Penelitian, Pendekatan Penelitian, Lokasi Penelitian, informan Penelitian, Data dan Sumber Data, Teknik Pengumpulan Data dan Teknik Analisis data.

BAB IV: HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Bab ini merupakan bagian pokok dari pembahasan skripsi yang di dalamnya menyajikan analisis hasil penelitian, yang mencakup dua hal, Yakini, sistem pengupahan Karyawan PT Radio BBC FM Bagan Batu dan tinjauan Ekonomi Syariah terhadap sistem Pengupahan tersebut.

(28)

BAB V: PENUTUP

Bab ini merupakan bagian akhir dari uraian Skripsi yang terdiri dari kesimpulan dari hasil penelitian berdasarkan rumusan masalah yang ada dan berisi saran-saran penulis terkait dengan penelitan.

(29)

16 BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Kerangka Teoritis

1. Tinjauan Umum Tentang Sistem Pengupahan 1.1 Pengertian Sistem Upah

Sistem adalah unsur yang secara teratur saling berkaitan sehingga membentuk suatu totalitas. Sistem Upah merupakan sistem dimana dilakukannya perjanjian kerja yang diatur oleh pengusaha dan buruh atau karyawan serta pemerintah. Di dalam kegiatan usaha diperjanjikan adanya pemberian upah yang akan didapat oleh tenaga kerja dari pemilik usaha. Sistem upah menurut istilah merupakan salah satu syarat perjanjian kerja yang diatur oleh pengusaha dan buruh atau karyawan serta pemerintah.13

Upah secara konvensional adalah upah pokok dan upah tambahan yang diberikan majikan kepada buruh, karena adanya ikatan hubungan kerja yang dapat dibayarkan secara langsung atau tidak langsung, baik dalam bentuk uang tunai atau barang.14

Definisi upah juga tertuang dalam Undang-Undang No. 13 tahun 2003 tentang ketenagakerjaan pasal 1 ayat 30 berikut ini:

13 Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa, (Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, 2011), h. 1320

14Novi Yanti Sandra Dewi, “Pengupahan dan Kesejahteraan Dalam Perspektif Islam”, Jurnal Econetica, Vol.1, No. 2, (November 2019), h. 14-15

(30)

“Upah adalah hak pekerja/buruh yang diterima dan dinyatakan dalam bentuk uang sebagai imbalan dari pengusaha atau pemberi kerja kepada pekerja/buruh yang ditetapkan dan dibayarkan menurut suatu perjanjian kerja, kesepakatan, atau peraturan perundang-undangan, termasuk tunjangan bagi pekerja/buruh dan keluarganya atas suatu pekerjaan dan/atau jasa yang telah atau akan dilakukan”.15

Menurut Abdurrahman al-maliki upah adalah kompenasi dari manfaat (jasa) pekerjaan yang akan disesuaikan dengan nilai manfaat pasar umum terhadap manfaat itu, Nilai manfaat tenaga dari pekerja itulah yang akan menjadikan pijakan utama dalam menetukan upah baik mencukupi kebutuhannya atau tidak, sebab manfaatlah yang merupakan objek pertukaran sedangkan tenaga yang dicurahakan hanya untuk mendapatkan manfaat tersebut. 16

Menurut Afzalur Rahman dalam bukunya doktrin ekonomi islam jilid II bahwa upah didefinisikan dengan sejumlah uang yang dibayar oleh orang yang memberi pekerjaan kepada seorang pekerja atas jasanya sesuai perjanjian.17 Sedangkan menurut Sadono Soekirno mendefinisikan “upah sebagai pembayaran yang

15Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan, Cet. 1, (Jakarta:

Sinar Grafika, 2004), h. 5

16Armansyah waliam, “Upah Berkeadilan Ditinjuy dari Persepktif Islam”, Jurnal Bisnis dan Manajemen Islam, Vol. 5, No.2, (Desember, 2017), h. 268.

17 Afzalur Rahman, Doktrin Ekonomi Islam Jilid II, (Yogyakarta: PT. Dana Bhakti Wakaf ,1995), h. 361.

(31)

18

diperoleh atas berbagai bentuk jasa yang disediakan dan diberikan oleh tenaga kerja kepada para pengusaha. 18

T. Gilarso memaknai upah sebagai balas karya untuk faktor produksi tenaga kerja manusia, yang secara luas mencakup gaji, honorarium, uang lembur, tunjangan dan lain lain.19

Menurut Dewan Penelitian Pengupahan Nasional Upah adalah suatu penerimaan sebagai imbalan dari pemberian kepada penerima pekerja untuk suatu pekerjaan atau jasa yang telah dan akan dilakukan, berfungsi sebagai jaminan kelangsungan hidup yang layak bagi kemanusiaan dan produksi, dinyatakan atau dinilai dalam bentuk uang yang ditetapkan menurut suatu persetujuan, undang-undang dan peraturan dan dibayarkan atas dasar suatu perjanjian kerja antara pemberi dan penerima kerja.20

Jadi upah adalah harga yang dibayarkan kepada pekerja atas jasanya dalam produksi kekayaan seperti faktor produksi lainnya, tanaga kerja diberikan imbalan atas jasanya. Dengan kata lain, upah adalah harga dari manfaat tenaga yang dibayar atas jasanya dalam bekerja.

Terdapat beberapa tujuan dalam pemberian upah dan gaji, yaitu:

18 Sadono Sukirno, Mikro Ekonomi Pengantar Teori, Edisi III, (Jakarta: PT. Raja Grafi ndo Persada: 2005), h. 350

19 T. Gilarso, Pengantar Ilmu Ekonomi Mikro, (Yogyakarta: Kanisius, 2003), h. 211

20 Didin Hafidhuddin dan Hendri Tanjung, Sistem Penggajian Islam, (Jakarta: Raih Asa Sukses, 2008), h. 24

(32)

a. Ikatan kerja sama b. Kepuasan kerja c. Pengadaan efektif d. Motivasi

e. Stabilitas karyawan f. Disiplin

g. Pengaruh serikat buruh

h. Pengaruh asosiasi usaha sejenis/Kadin i. Pengaruh pemerintah

1.2 Faktor Penyebab Perbedaan Upah

Banyak sebab yang menjadi faktor perbedaan kadar upah untuk berbagai jenis buruh. Pada umumnya upah cenderung ditentukan berdasarkan tingkat produktifitas marginal buruh, akan tetapi produktifitas tidak selalu sama dalam segala bentuk tenaga kerja. Produktifitas akan selalu berbeda sesuai tingkat kekurangan setiap jenis buruh berkaitan dengan permintaan ke atas jenis buruh tersebut. Perbedaan kadar upah bisa disebabkan oleh beberapa faktor di antaranya adalah:

a. Perbedaan dalam kemampuan asal, setiap individu masyarakat dilahirkan dengan kemampuan akal yang berbeda, tidak semua di antara kita yang memiliki bakat untuk menjadi bintang top atau mempunyai kecerdasan untuk menjadi dokter, akuntan atau insinyur. Hanya mereka yang

(33)

20

mempunyai akal dan kecerdasan tinggi yang bisa bercita-cita seperti itu. Orang yang seperti ini jumlahnya tidak banyak dan penawaran ke atas orang-orang tersebut berkurang sehingga mereka menerima upah yang lebih tinggi.

b. Perbedaan dalam kemampuan jasmani, ada sebagian pekerja yang memerlukan kemampuan jasmani seperti kecantikan dan yang lain. Oleh karena itu bagi individu yang tidak memiliki kemampuan jasmani yang diinginkan tidak akan mendapat kesempatan bekerja seperti ini sehingga pendapatannya berbeda dengan yang memiliki kemampuan.

c. Perbedaan dalam sifat kemampuan dan kemahiran, sebagian pekerjaan ada yang mempunyai resiko tinggi, berbahaya dan kurang sejahtera. Oleh karena itu para pekerjanya mendapat upah lebih dibandingkan yang lain. Hal itu disebabkan karena pekerjaan tersebut menanggung resiko dan membahayakan sehingga wajar jika pekerja yang bekerja di bidang itu mendapatkan upah yang lebih tinggi.

Dan masih banyak lagi faktor penyebab perbedaan upah yang diterima pekerja, akan tetapi itu semua di akibatkan karena permintaan dan penawaran buruh. Banyak orang dalam suatu komunitas yang memiliki kemampuan untuk melakukan kerja biasa, maka nilai mereka di pasar buruh lebih rendah dan disebabkan sejumlah orang memiliki kemampuan untuk bekerja

(34)

yang lebih sukar dan komplek seperti tugas ekskutif, maka nilai mereka sangatlah tinggi.Secara kasar kita dapat mengelompokkan penduduk yang bekerja di beberapa negara dengan pengelompokan; pekerja tidak mahir, pekerja setengah mahir, pekerja mahir, pekerja profesional dan pekerja yang memiliki keahlian.21

Untuk menetapkan besarnya gaji atau upah yang adil terdapat lima langkah, yaitu:

a. Lakukan survey gaji terhadap beberapa perusahaan lain mengenai besarnya upah untuk pekerja yang sebanding, Survei gaji bertujuan untuk menetapkan tarif upah yang berlaku di masyarakat. Survei gaji yang baik memberikan tarif upah yang spesifik untuk jabatan yang spesifik

b. Tentukan nilai dari masing-masing pekerjaan melalui evaluasi jabatan. Evaluasi jabatan merupakan suatu perbandingan sistematik yang dibuat untuk menetapkan nilai dari satu pekerjaan dengan pekerjaan lain. Pada evaluasi ini jabatan dibandingkan satu persatu terhadap yang lain berdasarkan kesulitan pekerjaan, tanggung jawab dan keterampilan yang dibutuhkan.

c. Kelompokkan pekerjaan-pekerjaan serupa ke dalam tingkatan upah. Tingkat upah adalah suatu tingkat

21 Murtadho Ridwan, “Standar Upah Pekerja Menurut Sistem Ekonomi Islam”, Equilibrium, Volume 1, No.2, Desember 2013, h. 248

(35)

22

pembayaran yang terdiri dari jabatan-jabatan dengan tingkat yang hampir sama.

d. Tetapkan harga masing-masing tingkat pembayaran dengan menggunakan kurva upah, Kurva upah ini memperlihatkan hubungan antara nilai jabatan dengan upah rata-rata untuk jabatan tertentu. Tarif upah biasanya ditunjukkan oleh sumbu vertical, sedangkan untuk jabatan ditunjukkan oleh sumbu horizontal.

e. Tentukan tarif upah

Akhir-akhir ini terjadi kecendrungan mengelompokkan jabatan menjadi tiga sampai lima kelompok atau lebih dikenal dengan broadbanding. Hal ini dilakukan agar mempermudah owner dalam menentukan tarif upah.22 1.3 Jenis-jenis Upah

Jenis-jenis upah yang terdapat dalam berbagai kepustakaan hukum perburuhan dikemukakan sebagai berikut:

a. Upah nominal yaitu sejumlah uang dibayarkan kepada karyawan yang berhak secara tunai sebagai imbalan balas jasa sesuai ketentuan yang terdapat dalam perjanjian kerja.

b. Upah nyata yaitu uang yang diterima oleh seorang karyawan yang berhak.

22 Burhanuddin Yusuf, Manajemen Sumber Daya Manusia di Lembaga Keuangan Syariah, (Jakarta: Rajawali Pers, 2015), h. 257

(36)

c. Upah hidup yaitu upah yang diterima karyawan cukup untuk membiayai keperluan pokok, melainkan juga untuk kebutuhan sosial dan keluarganya.

d. Upah minimum yaitu upah terendah yang dijadikan standart oleh pengusaha untuk menentukan upah sebenarnya dari karyawan yang bekerja di perusahaan.

e. Upah wajar yaitu upah yang secara relatif dinilai cukup wajar oleh pengusaha dan karyawan sebagai imbalan balas jasa pada perusahaan.23

Apapun jenis upah tersebut, hak pekerja atas upah tidak boleh diberikan di bawah ketentuan upah minimum yang berlaku.

Upah minimum adalah upah bulanan terendah yang terdiri dari upah pokok termasuk tunjangan tetap. Upah minimum adalah upah terendah yang diterima pekerja dan merupakan Patokan untuk jenis yang lain termasuk upah harian, upaha borongan dimana upah tersebut dalam sebulan tidak boleh kurang dari nilai upah minimum yang telah ditetapkan dan berlaku di setiap propinsi atau kabupaten/kota 24

23 Ika Femilia. dkk, “Bongkar pola soal UNBK SMA/MA IPS 2020”, (Yogyakarta:

Pustaka Widyatama, 2019), h. 199-200

24 Edytus Adisu, Hak Karyawan atas Gaji dan pedoman Menghitung, (Jakarta: Praninta Offset, 2008), h. 4.

(37)

24

1.4 Indikator Upah

Adapun indikator sistem pengupahan terdiri dari :25 a. Menurut Lamanya Kerja

Sistem upah menurut lamanya kerja juga disebut sebagai upah berdasarkan waktu, yaitu pembayaran upah berdasarkan suatu anggapan bahwa dalam waktu yang sama, maka produktivitas kerja adalah sama.

Anggapan ini jelas kurang tepat, karena belum tentu tiap karyawan dalam waktu yang sama memperoleh hasil yang sama. Hal ini dapat disebabkan kemampuan karyawan yang berbeda, serta pengaruh lainnya yang dapat mempengaruhi produktivitas kerja. Dengan sistem ini, umumnya karyawan yang mempunyai prestasi kerja yang baik menyesuaikan dengan karyawan lain yang prestasinya lebih lambat atau lebih rendah.

b. Menurut Lamanya Dinas

Upah yang diperhitungkan lamanya dinas ini didasarkan pada masa kerja seorang karyawan dalam perusahaan, Pemberian upah ini bertujuan untuk memupuk kesetiaan karyawan terhadap perusahaan.

Pada umumnya pemberian upah ini beranggapan bahwa semakin meningkat pula pengalaman dan kemampuan karyawan tersebut dalam menentukan tugasnya, tetapi upah yang berdasarkan pada ukuran pengalaman dan kesetiaan serta kemampuan karena masa kerja seseorang karyawan belum tentu menjamin prestasi kerjanya. Hal ini

25 Sonny Sumarsono, Ekonomi Manajemen Sumber Daya Manusia Dan Ketenaga Kerjaan, (Yogyakarta : Graha Ilmu, 2003), h. 140

(38)

disebabkan mungkin selama bekerja pada perusahaan karyawan acuh tak acuh terhadaap pekerjaannya atau mungkin juga karyawan telah lanjut usia, sehingga walaupun telah lama bekerja atau dinas dalam perusahaan produktivitas kerjanya rendah.

c. Menurut Kebutuhan

Sistem upah ini berusaha menyesuaikan dengan besarnya kebutuhan karyawan beserta keluarganya. Sitem upah ini berdasar pada suatu anggapan bahwa apabila kebutuhan karyawan dan keluarganya terpenuhi, maka diharapkan karyawan tersebut dapat mencurahkan tenaga dan pikirannya pada tugas yang menjadi tangung jawabnya.Tetapi sebenarnya anggapan ini kurang benar.Hal ini disebabkan kebutuhan seseorang sangat relatif dan bervariasi dan kemampuan perusahaan memenuhi kebutuhan karyawan tersebut sangat terbatas, sehingga sistem upah minimpun belum tentu dapat menjamin meningkatnya produktivitas karyawan

d.

Menurut Banyaknya Produk

Sistem upah ini didasarkan pada kemampuan dari masing- masing karyawan dalam berprestasi serta memberikan kesempatan pada karyawan yang mempunyai kemampuan kerja untuk meningkatkan produktifitas kerjanya.

(39)

26

1.5 Sistem Pembayaran Upah

Sistem pengupahan merupakan cara perusahaan dalam memberikan upah kepada Karyawan untuk memperjelas kedua belah pihak mengenai waktu pembayaran upah. Sistem pengupahan ada beberapa macam cara, diantaranya:26

a. Sistem upah jangka waktu, yaitu sistem pemberian upah menurut jangka waktu yang telah diperjanjikan sebelumnya.

Misal upah harian, mingguan, maupun bulanan.

b. Sistem Upah potongan, yaitu sistem pengupahan yang umumnya bertujuan untuk mengganti sistem upah jangka waktu jika hasil pekerjaan tidak memuaskan. Sistem upah ini hanya dapat diberikan jika hasil pekerjaannya dinilai menurut ukuran tertentu. Misal diukur dari banyak, berat dan sebagainya,

c. Sistem upah permufakatan yaitu suatu sistem pemberian upah dengan cara memberikan sejumlah upah pada kelompok tertentu. Selanjutnya, kelompok tersebut akan membagi- bagikan kepada para anggotanya

d. Sistem upah berubah yaitu sistem pemberian upah yang didasarkan pada keadaan harga penjualan hasil produksi di pasaran. Jika harga naik maka jumlah upah pun akan naik.

Sebaliknya, jika harga turun maka upah pun akan turun.

26 Zainal Asikin, dkk, Dasar-Dasar Perburuhan, (Jakarta: PT. Raja Grafindo, 2006), h.

72.

(40)

e. Sistem pembagian keuntungan, yaitu sistem pemberian upah yang disamakan dengan pemberian bonus apabila perusahaan mendapatkan keuntungan di akhir tahun.

f. Sistem upah indeks, yaitu sistem pembayaran upah berdasarkan atas indeks biaya kebutuhan hidup. Sistem upah ini akan naik turun sesuai dengan naik turunnya biaya kehidupan meskipun tidak mempengaruhi nilai nyata dari upah

g. Sistem upah borongan yaitu sistem pemberian upah yang berdasarkan balas jasa yang dibayar untuk suatu pekerjaan yang dikerjakan. Cara memperhitungkan sistem upah ini sering dipakai pada suatu pekerjaan yang diselesaikan kelompok pekerja, untuk seluruh pekerjaan yang ditentukan dengan balas karya yang kemudian dibagi-bagikan antara para pelaksana.27 h. Sistem upah premi yaitu sistem pemberian upah dengan cara

kombinasi dari upah waktu dan upah potongan. Upah dasar berdasarkan waktu atau jumlah hasil apabila semua karyawan mencapai prestasi yang lebih, maka karyawan tersebut diberi

“premi”. Premi diberikan misal untuk menghemat waktu, penghemat bahan, kualitas produk yang baik, dan sebagainya.

Sistem pengupahan di Indonesia pada umumnya didasarkan pada tiga fungsi upah, Yaitu:28

27 Ika Novi Nur Hidayati, “Pengupahan Dalam Perspektif Hukum Islam Dan Hukum Positif’, Jurnal Hukum Islam, Vol 9, No. 2, h. 203-204

28 Ika Femilia. dkk, Op.cit, h. 269.

(41)

28

- Mampu menjamin kehidupan yang layak bagi pekerja dan keluarganya

- Mencerminkan pembelian imbalan tehadap hasil kerja seseorang,

- Memuat pemberian insenstif yang mendorong peningkatan prouktivitas kerja dan pendapatan nasional.

1.6 Analisis SWOT

Evaluasi terhadap keseluruhan kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman disebut analisis SWOT (Strength-Weakness-Opportunity- Threat), adalah sebuah alat pencobaan yang penting membantu para manajer mengembangkan empat jenis strategi: strategi SO (kekuatan- peluang), Strategi WO (kelemahan-peluang), strategi ST (kekuatan- ancaman), dan strategi WT (kelemahan-ancaman). Mencocokkan faktor eksternal dan internal kunci merupakan bagian yang paling sulit dalam mengembangkan matriks SWOT untuk menentukan tema-tema strategik dan membutuhkan penilaian yang baik dan tidak pada tahap pencocokan terbaik.29 Untuk masuk kedalam persaingan harus dapat menganalisis situasi. Analisis SWOT ini didasarkan pemikiran yang dapat memaksimalkan kekuatan dan peluang, namun secara bersamaan dapat meminimumkan kelemahan dan ancaman.30 SWOT adalah singkatan dari bahasa Inggris yaitu Strength (Kekuatan), Weakness (Kelemahan), Opportunity (Peluang), Threat (Ancaman). Analisis SWOT berguna

29 Musa Hubeis, dkk., Manajemen Strategik dalam Pengembangan Daya Saing Organisasi (Jakarta: PT Alex Media Komputindo, 2008), h. 94

30Agus Sucipto, Study Kelayakan Bisnis (Malang: UIN-Maliki Press, 2010), h. 63.

(42)

untuk menganalisis faktor-faktor di dalam organisasi yang memberikan andil terhadap kualitas pelayanan atau salah satu komponennya sambil mempertimbangkan faktor-faktor eksternal.31 Analisis lingkungan eksternal (analisis peluang dan ancaman), tujuan utama pengamatan lingkungan adalah, melihat peluang pemasaran baru. Dalam banyak hal, pemasaran yang baik adalah seni menemukan, mengembangkan, dan mendapatkan laba dari peluang. Peluang pemasaran adalah wilayah kebutuhan atau potensi permintaan pembeli dimana perusahaan dapat menggarapnya secara menguntungkan. Analisis lingkungan internal (analisis kekuatan dan kelemahan), selain mengetahui peluang yang menarik lingkungannya, unit bisnis perlu juga memiliki keahlian yang dibutuhkan untuk berhasil memamfaatkan peluang tersebut. Setiap unit bisnis harus mengevaluasi kekuatan dan kelemahannya secara periodik.

Kadang-kadang suatu unit gagal bukan karna departemen-departemen tidak memiliki kekuatan yang dibutuhkan, melainkan karena mereka tidak bekerja sama sebagai tim.

Setelah perusahaan melakukan analisis terhadap keadaan eksternal dan internal perusahaan, maka perusahaan perlu melalukan strategi yang akan diambil dari berbagai alternatif yang ada. Pada dasarnya alternatif strategi terbagi kedalam tiga bagian besar, yaitu strategi yang cenderung mengambil resiko, strategi yang menyerang atau agresif (aggressive or offensive strategy), strategi yang cenderung menghindari resiko, yaitu

31 Kuat Ismanto, Manajemen Syari’ah, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2009), h. 190

(43)

30

strategi bertahan (defensive strategi), serta strategi yang memadukan antara mengambil resiko atau menghindari resiko. Artinya, berada ditengah-tengah. Strategi ini dinamakan sebagai turn-around strategy.

Tabel 2. 1

Matriks Analisis SWOT STRENGTH (S)

Daftar semua kekuatan yang

dimilik

WEAKNESS (W) Daftar semua kelemahan yang

dimilik OPPORTUNITIES

(O) Daftar semua peluang yang dapat

diidentifikasi

Strategi SO Gunakan semua

kekuatan yang dimiliki untuk memanfaatkan peluang yan ada

Strategi WO Atasi semua kelemahan dengan memanfaatkan semua

peluang yang ada

THREATS (T) Daftar semua ancaman

yang dapat diidenifikasi

Strategi ST Gunakan semua

kekuatan untuk menghindar dari

semua ancaman

Strategi WT Tekan semua kelemahan dan cegah

semua ancaman

Sumber : Irham Fahmi

Berdasarkan Gambar tersebut konsep SWOT adalah suatu analisis yang dibangun secara keseimbangan yang berkekuatan menyatu dan

(44)

bersifat saling mendukung. Seperti pada strategi SO. Strategi ini bersifat agresif, memacu pertumbuhan perusahaan. Strategi WO diperoleh ketika manajemen mencoba memanfaatkan peluang bisnis yang tersedia untuk mengurangi bahkan mengeliminasi kelemahan perusahaan yang ada.

Strategi ST serupa dengan strategi WO karena kedua variabel yang ada tidak maksimal. Strategi ST lahir dari analisis manajemen yang hendak menggunakan kekuatan dan keunggulan yang dimiiki untuk menghindari efek negatif dari ancaman bisnis yang dihadapi. Strategi WT pada dasarnya lebih merupakan strategi bertahan yakni strategi bisnis yang masih mungkin ditemukan dan dipilih dengan meminimalisasi kelemahan dan menghindari ancaman bisnis.32

Analisis SWOT merupakan identifikasi berbagai faktor secara sistematis untuk merumuskan strategi perusahaan. Logika merupakan dasar dari analisis sehingga dapat memaksimalkan kekuatan dan peluang, namun secara bersamaan dapat meminimalkan kelemahan dan ancaman.

Dalam mengidentifikasikan lingkungan internal meliputi kekuatan dan kelemahan dan lingkungan eksternal yang meliputi peluang dan ancaman pada PT. Radio BBC FM Bagan Batu, maka disajikan data-data yang diperoleh mengenai analisis strategi pemasaran pada PT. Radio BBC FM Bagan Batu. Peneliti telah melakukan wawancara langsung dengan pihak-pihak yang terkait dengan penelitian ini.

1. Matriks Eksternal Factor Analysis Summary (EFAS)

32 Irham Fahmi, Studi Kelayakan Bisnis dan Keputusan Investasi, (Jakarta: Mitra Wacana Media, 2014), h. 326.

(45)

32

Sebelum membuat matriks EFAS, terlebih dahulu perlu diketahui Adapun langkah untuk menentuan Faktor Strategi Eksternal adalah sebagai berikut:

a. Tentukan apa saja faktor peluang serta ancaman susun dalam kolom pertama

b. Berikan bobot untuk masing-masing faktor pada kolom ke 2, mulai dari 1,0 (sangat penting) hingga 0,0 (tidak penting).

Kemungkinan Faktor tersebut dapat memberikan dampak pada faktor strategis.

c. Hitunglah rating pada kolom ke 3 dari masing-masing faktor dengan memberikan skala mulai dari 4 (outstanding) hingga skla 1 (poor) pengaruh faktor tersebut berdasarkan atas kondisi perusahaan yang bersangkutan. Nilai rating yang diberikan pada faktor peluang sifatnya positif (peluang yang semakin besar nilai rating diberi +4, tetapi jika peluangnya kecil nilai rating diberi +1). kebalikannya pada Pemberian nilai rating ancaman. Jika misalnya ancaman nilainya sangat besar, nilai ratingnya adalah 1. kebalikannya, jika ancaman nilainya sedikit maka nilai ratingnya adalah 4.

d. Bobot pada kolom 2 dikalikan dengan rating pada kolom 3, untuk mendapatkan faktor pembobotan pada kolom ke 4. Hasilnya berupa skor pembobotan dari masing-masing faktor yang nilainya bervariasi mulai dari 4,0 (outstanding) sampai dengan 1,0 (poor). 60

(46)

e. Kolom ke 5 gunakan untuk memberikan komentar atau catatan bagaimana skor pembobotannya dihitung serta mengapa faktor-faktor tersebut dipilih

f. Jumlahkan seluruh skor pembobotan pada kolom 4. Total nilai ini akan memberikan petunjuk bagaimana suatu perusahaan tertentu bereaksi terhadap faktor-faktor strategis eksternalnya. Total skor ini dapat digunakan untuk membandingkan perusahaan yang satu dengan perusahaan lainnya dalam kelompok industri yang sama.

2. Matriks Internal Factors Analysis Summary (IFAS)

Sebelum membuat matriks IFAS, terlebih dahulu perlu diketahui bagaimana cara menentukan (Internal Factors Analysis Summary) IFAS. Adapaun cara menentukan Faktor Internal Strategi adalah sebagai berikut:

a. Pada kolom pertama tentukan terlebih dahulu apa saja faktor kekuatan serta kelemahan.

b. Pada kolom ke 2 berikan bobot untuk masing-masing faktor tersebut mulai dari 1,0 (paling penting) hingga 0,0 (tidak penting), berdasarkan pengaruh faktor-faktor tersebut terhadap posisi strategis perusahaan. (jumlah bobot tersebut tidak boleh melebihi skor total 1,00).

c. Pada kolom 3 hitunglah rating untuk masing-masing faktor dengan memberikan skala mulai dari 4 (outstanding) hingga skala 1 (poor),

(47)

34

berdasarkan pengaruh faktor tersebut terhadap kondisi perusahaan yang bersangkutan. Faktor-faktor yang menjadi kekuatan diberi nilai +1 sampai dengan nilai +4 (sangat baik) dengan membandingkan rata industri atau dengan pesaing utama. Sedangkan faktor kelemahan kebalikannya.

d. Pada kolom 4 kalikan bobot pada kolom 2 dengan rating pada kolom 3. Hasilnya berupa skor pembobotan dari masing-masing faktor yang nilainya bervariasi mulai dari 4,0 (outsanding) hingga 0,0 (poor).

e. Kolom 5 digunakan untuk memberikan komentar atau catatan bagaimana skor pembobotan dihitung mengapa faktor-faktor tertentu dipilih,

f. Jumlahkan skor pembobotan pada kolom 4, untuk memperoleh hasil skor pembobotan bagi perusahaan yang bersangkutan. Total nilai ini menunjukkan bagaimana suatu perusahaan tersebut bereaksi terhadap faktor-faktor strategis internalnya. Total skor ini dapat digunakan untuk membandingkan perusahaan yang satu dengan perusahaan lainnya dalam kelompok industri yang sama. 33

Diagram analisis SWOT pada gambar menghasilkan empat kuadran yang dapat dijelaskan sebagai berikut:

a. Kuadran I, Kuadran ini merupakan situasi yang sangat menguntungkan perusahaan tersebut memiliki peluang dan kekuatan

33 Anita Kartika Sari, Op. Cit. hlm. 7-8

(48)

sehingga dapat memanfaatkan peluang yang ada. Strategi yang harus diterapkan dalam kondisi ini adalah mendukung kebijakan pertumbuhan yang agresif (Growth Oriented Strategy). Strategi ini menandakan keadaan perusahaan yang kuat dan mampu untuk terus berkembang dengan mengambil kesempatan atau peluang yang ada untuk meraih omset yang maksimal.

b. Kuadran II, Kuadran ini menandakan bahwa perusahaan memiliki kekuatan dari segi internal. Strategi yang harus diterapkan adalah menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang jangka panjang dengan cara strategi diverifikasi (produk atau pasar).

c. Kuadran III, Kuadran ini jelas memperlihatkan bahwa kondisi perusahaan sangat lemah namun memiliki peluang yang besar untuk bisa berkembang. Untuk perusahaan disarankan mengubah strategi, karena dikhawatirkan perusahaan akan sulit menangkap peluang yang ada serta perusahaan harus memperbaiki kinerja dari pihak internal.

d. Kuadran IV, Kuadran ini merupakan situasi yang sangat tidak menguntungkan, karena jelas terlihat bahwa dari pihak internal maupun eksternal sangat lemah. Untuk itu diharapkan perusahaan untuk menggunakan strategi bertahan, dengan memperbaiki kinerja internalnya agar tidak semakin terpuruk.

2. Sistem Pengupahan dalam Islam

2.1 Pengertian Upah dalam Islam (Ijarah)

(49)

36

Dalam disiplin ilmu Fikih Muamalah, kajian menganai pengupahan terdapat dalam pembahasan tentang Al-Ijarah, yakin akad kepemilikan jasa dari seorang Ajir (orang yang dikotrak tenaganya) oleh Musta’jir (orang yang mengontrak tenaga). Al-Ijarah juga dapat diartikan perjanjian sewa-menyewa suatu barang dalam waktu tertentu melalui pembayaran sewa. Atau Ijarah adalah transaksi sewa menyewa atas suatu barang atau upah mengupah atas suatu jasa dalam waktu tertentu melalui pemnbayaran sewa atau Imbalan jasa. Menurt Dr. Muhammad Syafi’I Antonio, Ijarah adalah akad pemindahan kepemilikan (ownership/milkiyah) atas barang itu sendiri.34

Menurut kompilasi Hukum Ekonomi Syariah, Ijarah adalah sewa barang dalam jangka waktu tertentu dengan pembayaran, Ijarah dapat juga diartikan dengan lease contract dan juga hire contract. Secara etimologi kata al-ijarah berasal dari kata al-ajru yang berarti al-iwad yang dalam Bahasa inonesia yang berrati ganti atau upah. Islam tidak menyebutkan dalam pemberian upah berupa uang, tetapi dalam Islam pemberian upah dapt berupa apa saja yang bernilai ekonomis yang harus diberikan oleh pengusaha kepada pekerja sesuai dengan objeknya masing-masing. Oleh sebab itu, persyaraan upah sama halnya dengan persyaratan jual beli.35

34Anis Nur Nadhiroh, Pemberian Upah pekerja/Buruh yang adil dan layak Persepektif Hukum positif dan Hukum Islam, (Bogor: Guepedia, 2020), h. 64-65.

35Ibid, h. 66

(50)

Ibnu Hajar selanjutnya menejelaskan bahwa orang yang tidak memberikan upah kepada pekerjanya yang seharusnya ia mendapat imbalan yang pantas namun ia tidak diberi imbalan yang pantas sekan - akan orang tersebut menjadikan budak seorang pekerja, padahal budak dan pekerja merupakan suatu entitas yang berbeda.36

Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa al- ijarah berasa dari kata al-ujrah (upah). al-ajru berarti upah atau imbalan untuk sebuah pekerjaan, sehingga al-ijarah atau al-ajru adalah suatu jenis akad untuk mengambil manfaat baik dalam hal sewa tenaga /jasa manusia maupun sewa suatu barang dengan membayar imbalan, atau upah.

2.2 Bentuk Ijarah

Berdasarkan jenis objek Ijarah, maka Ijarah dapat dibagi menjadi dua, yaitu,37

Pertama, Ijarah fee, yaitu akad Ijarah yang menjadikan jasa sebagai pengganti manfaat yang disewakan. Pendapatan yang diperoleh berupa Fee atas jasa yang telah diberikan oleh pemilik objek kepada penyewa. Sebagai contoh adalah, penyewaan safe Deposit Box (SDB) dan jasa pemiliharaan emas.

36Ibid, h. 70

37 Murtadho Ridwan, “Al-Ijarah Al-Mutanaqishah: Akad Alternative untuk Pemberdayaan Tanah Wakaf”, Jurnal Ekonomi Syariah, Vol. 3, No. 2, (Juni, 2015), h. 150

(51)

38

Kedua, Ijarah Asett, yaitu akad Ijarah yang menjadikan aset sebagai objek manfaat yang disewakan. Aset yang dapat disewakan menggunakan aset berwujud sebagai objek sewa menyewa. Yang termasuk kategori ini adalah:

a. Jual-Ijarah, yaitu kombinasi antara akad penjualan yang dilanjutkan dengan sewa-menyewa. Contoh: Tuan A menjual mobil ke Tuan B dan oleh Tuan B mobil tersebut disewakan kepada tuan C

b. Ijarah Biasa, yaitu akad sewa-menyewa tanpa perpindahan kepemilikan (operating lease) sebagai contoh tuan A menyewakan rumahnya kepada tuan B selama setahun dengan fasilitas tertentu dan harga sewa tertentu.

c. IMBT (Ijarah Mutahiyah bi Tamlik), yaitu akad sewa menyewa yang disertai dengan akad janji sepihak {wa’ad) untuk memungkinkan dilakukan perpindahan kepemilikan.

Sedangkan Ijarah asset tidak berwujud alah akad sewa menyewa dengan menggunakan aset tidak berwujud sebagai objek sewa menyewa, yang termasuk kategori ini adalah;38

a. Ijarah berlanjut, yaitu bentuk akad sewa menyewa dimana suatu entitas menyewakan lebih lanjut kepada pihak laim atas aset yang sebelumnya disewakan pemiliknya. Sebagai contoh Tuan B menyewa rumah Tuan A, lalu tuan B menyewakan rumah

38 Ibid, h. 151.

(52)

tersebut kepada tuan C. Dalam literatur fikih, menyewakan Kembali barang yang disewa harus atas izin pemilik objek sewa (dalam contoh ini Tuan A).

b. Multijasa, yaitu bentuk pengembangan dalam implementasi Ijarah belanjut, umumnya digunakan dalam transaksi Pendidikan, ibadah haji dan pernikahan. Sebagai contoh, Talangan haji adalah ijarah Multijasa dari Ijarah asset yang tidak berwujud, yang disewakan adalah porsi haji yang dibayar Lembaga keuangan dan kemudian disewakan kepada nasabah calon haji (talangan haji sudah tidak diberlakukan di Lembaga Keuangan Syariah). 39

2.3 Syarat dan Rukun Ijarah

Untuk sahnya sewa menyewa/Upah Mengupah (Ijarah), pertama kali yang harus dilihat adalah orang yang akan melakukan perjanjian sewa menyewa tersebut. Hal tersebut dimaksudkan apabila kedua belah pihak telah mememnuhi syarat untuk melakukan perjanjian. Unsur yang terpenting yaitu kedua belah pihak cakap bertindak dalam hukum yaitu punya kemampuan untuk dapat membedakan yang baik dan yang buruk (berakal). Imam Syafi’I dan Imam Hambali menambahkan satu syarat lagi, yaitu dewasa (baligh), perjanjian sewa menyewa yang dilakukan oleh orang yang belum dewasa menurut mereka adalah tidak sah,

39Ibid

(53)

40

walaupun mereka sudah berkemampuan untk membedakan mana yang baik dan yang buruk (berakal) 40

Islam menjelaskan bahwa untuk sahnya perjanjian sewa menyewa (Ijarah) harus terpenuhi syarat-syarat sebagai berikut:

a. Manfaat barang atau jasa jelas

b. Pengiriman barang kepada pihak penyewa untuk dinikmati faedahnya seperti rental mobil.

c. Harta yang dibenarkan oleh syarat dan bertujuan baik

d. Pelayanan itu bukan merupakan satu kewajiban yang harus dikerjakan penyewa

e. Manfaat yang diambil harus sesuai dengan barangnya, contohnya adalah seorang majikan yang mengangkat rekan bisnisnya untuk bekerja sama sedangkan rekannya itu juga seorang majikan

f. Manfaat yang diambil harus sesuai dengan tujuan penyewaan, Ijarah dalam Islam akan dianggap sah apabila telah memenuhi rukun-rukunnya dan disimpulkan bahwa rukun ijarah adalah sebagaimana yang termaktub dalam rukun jual beli, yaitu sebagai berikut:

a. Akad (lafadz Ijab dan Qobul)

b. Pihak yang terlibat yaitu peneyewa dan pemilik

40Ruslan Abdul Ghofur, Konsep Upah Dalam Ekonomi Islam, (Bandar lampung : Arjasa Pratama, 2020), h. 32-33.

(54)

c. Gaji, Upah dan bayaran sewa

d. Pelayanan ataupun faedah (manfaat barang atau jasa) 41 2.4 Sistem Pengupahan dalam Islam

Menurut Ruslan Abdul Ghofur Secara umum Sistem Pengupahan dalam Islam dapat dirumuskan sebagai berikut:

a. Upah Disebutkan Sebelum Pekerjaan Dimulai

Ketentuan akad kontrak kerja harus jelas berapa besar upah (gaji) yang akan diberikan oleh majikan kepada pekerjanya.

Dasar dari keharusan adanya kejelasan dalam besaran upah yang akan diberikan dalam akad kontrak kerja adalah dari Hadist Rasulullah SAW. Rasulullah SAW memberikan contoh yang harus dijalankan kaum muslimin yakni penentuan upah para pekerja sebelum mereka mulai menjalankan pekerjaannya.42 Rasulullah SAW. Bersabda:

Artinya:

Barangsiapa yang mempekerjakan seseorang hendaklah ia memberitahukan upahnya. (HR. Al-Baihaqi dan Ibn Syaibah).43

41 Ibid, h. 34

42 Dwi Condro Triono, Ekonomi Pasar Syariah : Ekonomi Islam Madzhab Hamfara jilid 2, (Yogyakarta : Irtikaz, 2016), h.. 293

43 Kahar Masyhur, Bulughul Maram, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 1992), h.. 515

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan maka diketahui bahwa dari 8 variabel yang diteliti terdapat 3 variabel yang berhubungan dengan kejadian kapasitas vital paru

Pengisian Jabatan Pimpinan Tinggi di lingkungan Badan Pengawas Pemilu dilakukan secara terbuka dan kompetitif di kalangan ASN dengan memperhatikan syarat kompetensi,

Sikap yang positif terhadap pelajaran Bahasa Inggris dapat memberikan pengaruh terhadap keberhasilan siswa dalam mencapai prestasi belaj ar bahasa Inggris. Oleh karen

Untuk menentukan subgrup- subgrup dari grup siklik hingga n dapat dilakukan melalui grup bilangan bulat modulo n dengan operasi penjumlahan Zn. hal ini disebabkan

Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) sebagian besar siswa SMA di Timor Leste memiliki pandangan yang positif terhadap profesionalitas guru fisika;(2)

Perlakuan tersebut antara lain adalah dengan cara diberi sesaji dan dijamasi (disucikan dengan menggunakan air bunga dan disertai dengan pembacaan mantra dan pembakaran

Perkawinan antara dua orang Warga Negara Indonesia atau seorang Warga Negara Indonesia dengan seorang Warga Negara Asing yang dilangsungkan di luar Indonesia diatur

Pada Penelitian Perilaku Pemilih Masyarakat Di Desa Toapaya Utara Kecamatan Toapaya Kabupaten Bintan Dalam Pemilihan Kepala Daerah Gubernur Tahun 2010 ini penulis