• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengetahuan Mahasiswa D-III Keperawatan Tentang Perawatan BBLR Di dalam Inkubator Di Ruang Rawat Perinatologi RSUP HAM Medan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Pengetahuan Mahasiswa D-III Keperawatan Tentang Perawatan BBLR Di dalam Inkubator Di Ruang Rawat Perinatologi RSUP HAM Medan"

Copied!
54
0
0

Teks penuh

(1)

PENGETAHUAN MAHASISWA D-III KEPERAWATAN

TENTANG PERAWATAN BBLR DI DALAM INKUBATOR

DI RUANG RAWAT PERINATOLOGI RSUP HAM MEDAN

SKRIPSI

OLEH

ASINANILA D. SAMOSIR

081121025

FAKULTAS KEPERAWATAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(2)

Lembar Persetujuan Skripsi

Judul : Pengetahuan Mahasiswa D-III Keperawatan Tentang Perawatan BBLR Di dalam Inkubator Di Ruang Rawat Perinatologi RSUP HAM Medan

Nama Mahasiswa : Asinanila Daniati Samosir NIM : 081121025

Jurusan : Sarjana Keperawatan (S.kep) Tahun : 2009

Tanggal Lulus : 30 Desember 2009

Pembimbing Penguji I

Ellyta Aizar E. SKp Siti Saidah Nst.S.Kp, M.Kep, Sp. Mat NIP. 19741013 200012 2 001 NIP. 1975032200012 2 001

Penguji II

Nur Afi Darti SKp

NIP.1971031220003 2 001

Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara telah Menyetujui Skripsi ini sebagai bagian dari persyaratan kelulusan Sarjana Keperawatan (S.Kep).

Medan,………..2009 Pembantu Dekan I,

Erniyati, SKp. MNS.

(3)

PRAKATA

Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini dengan judul “Pengetahuan Mahasiswa D III Keperawatan Tentang Perawatan BBLR Dalam Inkubator Di Ruang Rawat Perinatologi RSUP HAM Medan ”.

Dalam penyusunan Skripsi ini, tidak sedikit kesulitan yang dihadapi penulis, namun dengan berkat dan karunia dari Tuhan Yang Maha Esa, disertai usaha dan kemauan penulis, serta bimbingan, bantuan dan motivasi dari berbagai pihak, sehingga kesulitan dapat diatasi.

Pada kesempatan ini, penulis mengucapkan terimakasih yang setulus-tulusnya kepada berbagai pihak, yaitu :

1. Bapak dr. Dedi Ardinata, Mkes selaku Dekan Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

2. Ibu Erniyati SKp, MNS selaku pembantu Dekan I.

3. Ibu Evi Karota Bukit SKp, MNS selaku pembantu Dekan II.

4. Bapak Ikhsanuddin Harahap SKp, MNS, SpMB selaku pembantu dekan III. 5. Ibu Ellyta Aizar, S.Kep sebagai dosen pembimbing yang telah memberikan

masukan dan pengarahan kepada penulis dalam penulisan skripsi ini. 6. Ibu Siti Saidah S.Kp, Mkep, SPMAT selaku penguji 1.

(4)

8. Seluruh staf pengajar Fakultas Keperawatan USU yang telah membimbing dan mengarahkan penulis dalam menyelesaikan penulisan skripsi.

9. Penghargaan dan terima kasih yang mendalam kepada Ibunda tercinta atas bantuan baik moral maupun materi, kasih sayang, doa dan dukungan yang tak henti-hentinya selama ini kepada penulis.

10.Semua keluarga saya ucapkan terimakasih buat doanya, khususnya kakanda yang telah memberikan dukungan kepada penulis.

11.Abang tercinta Hamonangan Panjaitan SE, terima kasih atas doa dan dukungannya. Semoga Tuhan senantiasa menyertai kita.

12.Teman-teman satu kelas (Ekstensi), kak fitri, kak melda, rosmauli, friska, eva pardosi dan kepada seluruh pihak yang terlibat, yang dalam kesempatan ini tidak dapat saya sebut satu persatu.

Medan, Desember 2009 Penulis

(Asina Nila Daniati S.)

(5)

DAFTAR ISI

Halaman Judul………. i

Lembar Persetujuan Skripsi ……… ii

Prakata………. iii

Daftar isi……….. v

Daftar Tabel……… vii

Abstrak……….... viii

Bab 1. Pendahuluan……… 1

1. Latar Belakang……… 1

2. Tujuan Penelitian………. 4

3. Pertanyaan penelitian……….. 4

4. Manfaat Penelitian……….. 4

Bab 2. Tinjauan Pustaka………. 6

1. Pengetahuan……… 6

2. Mahasiswa D-III Keperawatan……….. 10

3. Penatalaksanaan Perawatan BBLR Dalam Inkubator……… 11

4. Perawatan BBLR Dalam Inkubator………... 12

5. Prosedur Perawatan BBLR Dalam Inkubator……… 16

Bab 3. Kerangka Penelitian………. 18

1. Kerangka Konseptual………. 18

2. Definisi Operasional……… 19

Bab 4. Metode Penelitian……….. 20

(6)

2. Populasi dan Sampel Penelitian……… 20

3. Lokasi dan waktu penelitian……… 21

4. Pertimbangan Etik……… 21

5. Instrumen Penelitian……… 22

6. Validitas……….. 22

7. Reliabilitas……….. 23

8. Pengumpulan data……….. 24

9. Analisa data……… 24

Bab 5. Hasil dan Pembahasan……… 26

1. Hasil Penelitian……… 26

2. Pembahasan………. 29

Bab 6. Kesimpulan dan Saran………. 32

1. Kesimpulan………. 32

2. Saran………... 32

Daftar Pustaka ……… 34 Lampiran-lampiran

1. Inform Consent 2. Jadwal Penelitian 3. Taksasi Dana

(7)

Daftar Tabel

Tabel 1.1. Suhu inkubator yang direkomendasikan………. 16 Tabel 1. Distribusi frekuensi dan persentase berdasarkan karakteristik

responden……… 27 Tabel 2. Distribusi frekuensi dan persentase tingkat pengetahuan berdasarkan

tingkatan kognitif………... 28 Tabel 3. Distribusi frekuensi dan persentase pengetahuan Mahasiswa D-III

(8)

Judul : Pengetahuan Mahasiswa D-III Keperawatan Tentang Perawatan BBLR Di dalam Inkubator Di Ruang Rawat Perinatologi RSUP HAM Medan.

Peneliti : Asina Nila D. Samosir

Jurusan : S-I Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara NIM : 081121025

Tahun : 2009

Abstrak

Berat bayi lahir rendah adalah bayi yang lahir dengan berat badan kurang atau sama dengan 2500 gram. Pengaturan suhu pada BBLR di rumah sakit sering digunakan inkubator untuk menjaga agar tetap hangat. Perawatan BBLR dalam inkubator yang baik harus memperhatikan keadaan inkubator, keadaan bayi (pernapasan, warna tubuh, dll), pengaturan panas bagi bayi, pengaturan oksigen dan kelembaban. Perawatan BBLR dalam inkubator bukan hanya membantu penyembuhan akan tetapi juga menghindari timbulnya komplikasi lebih jauh, sehingga peneliti tertarik untuk meneliti Pengetahuan Mahasiswa D-III Keperawatan Tentang Perawatan BBLR di dalam Inkubator Di Ruang Rawat Perinatologi RSUP HAM Medan.

Desain penelitian yang digunakan adalah deskriptif yang bertujuan untuk mengetahui gambaran pengetahuan MahasiswaD-III Keperawatan tentang perawatan BBLR dalam inkubator di ruang rawat perinatologi RSUP HAM Medan. Tehnik pengambilan sampel yang dilakukan adalah total sampling. Pengumpulan data dilakukan melalui kuesioner pengetahuan mahasiswa D-III Keperawatan.

Adapun hasil yang diperoleh dari penelitian ini adalah didapatkan pengetahuan mahasiswa tentang perawatan BBLR dalam inkubator yaitu pengetahuan baik sebanyak 2 orang (4,2%), pengetahuan cukup sebanyak 26 orang (54,2%), dan pengetahuan kurang sebanyak 20 orang (41,6%). Berdasarkan hasil penelitian diatas dapat ditarik kesimpulan ternyata masih banyak mahasiswa yang belum mengetahui perawatan BBLR dalam inkubator. Oleh karenanya diharapkan dengan pengetahuan yang baik tentang perawatan BBLR di dalam inkubator nantinya peserta didik mahasiswa keperawatan mampu mengidentifikasi dan menangani kasus-kasus BBLR di dalam inkubator dengan kompeten.

(9)

Judul : Pengetahuan Mahasiswa D-III Keperawatan Tentang Perawatan BBLR Di dalam Inkubator Di Ruang Rawat Perinatologi RSUP HAM Medan.

Peneliti : Asina Nila D. Samosir

Jurusan : S-I Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara NIM : 081121025

Tahun : 2009

Abstrak

Berat bayi lahir rendah adalah bayi yang lahir dengan berat badan kurang atau sama dengan 2500 gram. Pengaturan suhu pada BBLR di rumah sakit sering digunakan inkubator untuk menjaga agar tetap hangat. Perawatan BBLR dalam inkubator yang baik harus memperhatikan keadaan inkubator, keadaan bayi (pernapasan, warna tubuh, dll), pengaturan panas bagi bayi, pengaturan oksigen dan kelembaban. Perawatan BBLR dalam inkubator bukan hanya membantu penyembuhan akan tetapi juga menghindari timbulnya komplikasi lebih jauh, sehingga peneliti tertarik untuk meneliti Pengetahuan Mahasiswa D-III Keperawatan Tentang Perawatan BBLR di dalam Inkubator Di Ruang Rawat Perinatologi RSUP HAM Medan.

Desain penelitian yang digunakan adalah deskriptif yang bertujuan untuk mengetahui gambaran pengetahuan MahasiswaD-III Keperawatan tentang perawatan BBLR dalam inkubator di ruang rawat perinatologi RSUP HAM Medan. Tehnik pengambilan sampel yang dilakukan adalah total sampling. Pengumpulan data dilakukan melalui kuesioner pengetahuan mahasiswa D-III Keperawatan.

Adapun hasil yang diperoleh dari penelitian ini adalah didapatkan pengetahuan mahasiswa tentang perawatan BBLR dalam inkubator yaitu pengetahuan baik sebanyak 2 orang (4,2%), pengetahuan cukup sebanyak 26 orang (54,2%), dan pengetahuan kurang sebanyak 20 orang (41,6%). Berdasarkan hasil penelitian diatas dapat ditarik kesimpulan ternyata masih banyak mahasiswa yang belum mengetahui perawatan BBLR dalam inkubator. Oleh karenanya diharapkan dengan pengetahuan yang baik tentang perawatan BBLR di dalam inkubator nantinya peserta didik mahasiswa keperawatan mampu mengidentifikasi dan menangani kasus-kasus BBLR di dalam inkubator dengan kompeten.

(10)

BAB 1

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Kesehatan merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia. Indikator kesehatan suatu bangsa salah satunya masih dilihat dari tinggi atau rendahnya angka kematian bayi. Angka kematian bayi di Indonesia masih tinggi yaitu 35 Per 1000 kelahiran hidup atau sekitar 175.000 bayi meninggal setiap tahunnya sebelum mencapai usia satu tahun (Pekan ASI 2007), sehingga salah satu sasaran yang ditetapkan dalam Rencana Pembangunan Kesehatan Menuju Indonesia Sehat 2010 adalah menurunkan angka kematian bayi baru lahir menjadi 16 Per 1000 Kelahiran hidup. Masalah perinatal yang paling sering terjadi pada bayi baru lahir di Indonesia disebabkan oleh Asfiksia, infeksi, hipotermi,dan BBLR (Maryunani, 2008).

Periode setelah lahir merupakan awal kehidupan yang tidak menyenangkan bagi bayi. Hal tersebut disebabkan oleh lingkungan kehidupan sebelumnya (intra uterin) dengan lingkungan kehidupan sekarang (ekstra uterin) yang sangat berbeda. Proses penyesuaian kehidupan dari uterus ini merupakan masa yang sulit bagi bayi dimana masa transisi ini merupakan fase kritis bagi kehidupannya (Surasmi, 2003)

(11)

mengalami penyesuaian dengan keadaan diluar kandungan, dan inilah yang diperlukan untuk kehidupan selanjutnya.

Perlindungan yang perlu diberikan pada BBLR adalah menjaga agar kebutuhan utama kehidupannya yaitu bernafas, dan sirkulasi darah tidak terganggu, mencegah kehilangan suhu sehingga kebutuhan akan pemenuhan oksigen meningkat. Setelah pernafasan, pengaturan panas merupakan hal yang penting untuk diperhatikan demi kelangsungan hidup BBLR.

Pengaturan suhu pada BBLR di rumah sakit sering digunakan inkubator untuk menjaga agar tetap hangat. Karakteristik bayi baru lahir yang dirawat dalam inkubator biasanya bayi yang mempunyai resiko tinggi. Sebagai contoh bayi yang mengalami asfiksia kelahiran, cedera lahir, Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR), dan lain-lain (Syaifuddin, 2008). BBLR merupakan sebagian besar bayi baru lahir yang dirawat dalam inkubator, dimana dari hasil pengumpulan data indikator kesehatan provinsi yang berasal dari fasilitas pelayanan kesehatan, BBLR pada tahun 2000 berkisar antara 0,91% (Gorontalo) dan 18,89% (jawa tengah), sedangkan pada tahun 2001 berkisar antara 0,54% (Nanggroe Aceh Darussalam) dan 6,90% (Sumatera Utara). Sementara itu data BBLR di rumah sakit pada tahun 2002 memberikan gambaran bahwa persentase bayi lahir hidup dengan BBLR di rumah sakit rata-rata secara nasional sebesar 13% kelahiran hidup.

(12)

pengaturan oksigen dan kelembaban. Perawatan BBLR di dalam inkubator bukan hanya membantu penyembuhan akan tetapi juga menghindari timbulnya komplikasi lebih jauh. Kesalahan cara mengatasi meskipun kecil, bisa menjadi penyebab penderitaan dan kecacatan yang permanen, misalnya BBLR yang mengalami hipotermi mendapatkan perawatan yang tidak sesuai dengan prosedur dalam inkubator maka dapat terjadi cold stress yang selanjutnya dapat menyebabkan kerusakan otak (Saifuddin, 2006)

Setiap tenaga kesehatan harus mempunyai pengetahuan dan keterampilan yang cukup untuk melakukan perawatan BBLR di dalam inkubator (Ilyas, 1995). Tenaga kesehatan termasuk mahasiswa D III keperawatan harus memiliki kompetensi yang baik dalam menangani BBLR di dalam inkubator.

Survei awal yang peneliti peroleh dari Ruang Rawat Perinatologi Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik (RSUP HAM) Medan, jumlah bayi baru lahir yang dirawat di dalam inkubator selama 4 bulan terakhir (Januari-April 2009) yaitu 149 orang dan mahasiswa D-III Keperawatan yang dinas diruang perinatologi tersebut selama 1 bulan sebanyak 48 orang. Belum diketahui bagaimana pengetahuan mahasiswa D III keperawatan yang melakukan praktek klinik di Ruang Perinatologi RSUP HAM tentang perawatan BBLR di dalam inkubator.

(13)

2. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memperoleh gambaran pengetahuan mahasiswa D-III keperawatan tentang perawatan BBLR didalam inkubator di Ruang Rawat Perinatologi RSUP HAM Medan.

3. Pertanyaan Penelitian

Pertanyaan penelitian ini adalah bagaimana gambaran pengetahuan mahasiswa D-III keperawatan tentang perawatan BBLR di dalam inkubator di Ruang Rawat Perinatologi RSUP HAM Medan.

4. Manfaat Penelitian

4.1 Rumah Sakit

1. Memberikan informasi yang aktual tentang dasar pengetahuan mahasiswa D III keperawatan yang sedang dalam proses praktek belajar klinik tentang perawatan BBLR dalam inkubator.

2. Menjadi pertimbangan bagi klinikal instruktur dalam memberikan bimbingan praktek klinik bagi Mahasiswa D III Keperawatan yang sedang melakukan perawatan BBLR di dalam inkubator.

(14)

Sebagai bahan informasi bagi pihak pendidikan tentang perawatan BBLR dalam inkubator yang dapat digunakan sebagai masukan dalam pembuatan kurikulum pendidikan.

4.3 Mahasiswa D III Keperawatan

Menjadi bahan informasi agar dapat melaksanakan asuhan keperawatan dangan baik.

4.4 Penelitian keperawatan yang akan datang

(15)

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

1. Pengetahuan

1.1. Definisi Pengetahuan

Pengetahuan merupakan hasil “tahu” dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca indera manusia yaitu indra penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga (Notoatmodjo, 2003). Sedangkan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (1991), pengetahuan adalah segala sesuatu yang diketahui melalui proses pembelajaran.

1.2. Tingkat Pengetahuan

Bloom dalam Notoatmodjo (1997) mengklasifikasikan perilaku kognitif dalam uraian hirarki. Perilaku yang paling sederhana adalah mendapatkan pengetahuan, sedangkan yang paling kompleks adalah evaluasi.

Klasifikasi perilaku kognitif ada enam tingkatan yaitu (Notoatmodjo, 2003).

1. Tahu (Know)

(16)

sesuatu spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima.

2. Memahami (Comprehension)

Diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui dan dapat menginterpretasikan materi tersebut secara benar. Orang yang telah paham terhadap objek atau materi harus dapat menjelaskan, menyebutkan contoh, menyimpulkan, meramalkan, dan sebagainya terhadap objek yang dipelajari.

3. Aplikasi (Application)

Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi kondisi real (sebenarnya). Aplikasi di sini dapat diartikan aplikasi atau penggunaan hukum-hukum, rumus, metode, prinsip, dan sebagainya dalam konteks atau situasi yang lain.

4. Analisis (analysis)

(17)

5. Sintesis (synthesis)

Sintesis menunjukkan pada suatu kemampuan untuk meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru. Dengan kata lain sintesis itu suatu kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari formulasi-formulasi yang ada.

6. Evaluasi (evaluation)

Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek. Penilaian-penilaian ini berdasarkan suatu kriteria yang ditentukan sendiri, atau menggunakan kriteria-kriteria yang telah ada.

Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau angket (kuesioner) yang menanyakan tentang materi yang ingin diukur dari subjek penelitian atau responden. Kedalaman pengetahuan yang ingin kita ketahui atau kita ukur dapat kita sesuaikan dengan tingkatan-tingkatan di atas.

1.3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan

(18)

1. Pendidikan

Pendidikan adalah suatu proses belajar yang berarti terjadi proses pertumbuhan, perkembangan atau perubahan kearah yang lebih dewasa, lebih baik dan lebih matang pada diri individu, kelompok atau masyarakat. Beberapa hasil penelitian mengenai pengaruh pendidikan terhadap perkembangan pribadi, bahwa pada umumnya pendidikan itu mempertinggi taraf intelegensi individu.

2. Persepsi

Persepsi, mengenal dan memilih berbagai objek sehubungan dengan tindakan yang akan diambil.

3. Motivasi

Motivasi merupakan dorongan, keinginan dan tenaga penggerak yang berasal dari dalam diri seseorang untuk melakukan sesuatu dengan mengenyampingkan hal-hal yang dianggap kurang bermanfaat. Dalam mencapai tujuan dan munculnya motivasi memerlukan rangsangan dari dalam diri individu (biasanya timbul dari perilaku yang dapat memenuh kebutuhan sehingga menjadi puas) maupun dari luar (merupakan pengaruh dari orang lain/lingkungan). Motivasi murni adalah motivasi yang betul-betul disadari akan pentingnya suatu perilaku dan dirasakan suatu kebutuhan.

(19)

Pengalaman adalah sesuatu yang dirasakan (diketahui, dikerjakan), juga merupakan kesadaran akan suatu hal yang tertangkap oleh indra manusia. Pengetahuan yang diperoleh dari pengalaman berdasarkan kenyataan yang pasti dan pengalaman yang berulang-ulang dapat menyebabkan terbentuknya pengetahuan. Pengalaman masalalu dan aspirasinya untuk masa yang akan datang menentukan perilaku masa kini.

Faktor eksternal yang mempengaruhi pengetahuan antara lain meliputi lingkungan, sesuai ekonomi kebudayaan dan informasi. Lingkungan sebagai faktor yang berpengaruh bagi pengembangan sifat dan perilaku individu. Sosial ekonomi, penghasilan sering dilihat untuk menilai hubungan antara tingkat penghasilan dengan pemanfaatan pelayanan kesehatan. Kebudayaan adalah perilaku normal, kebiasaan, nilai dan penggunaan sumber-sumber didalam suatu masyarakat akan menghasilkan suatu pola hidup. Informasi adalah penerangan, keterangan, pemberitahuan yang dapat menimbulkan kesadaran dan mempengaruhi perilaku (Notoatmodjo, 2003)

(20)

2. Mahasiswa D-III Keperawatan

Orang yang belajar di perguruan tinggi yang akan memperoleh surat keterangan resmi yang mengatakan telah tamat sekolah dibidang keperawatan (Depdiknas, 2003).

Mahasiswa D-III Keperawatan yang akan menyelesaikan pendidikan mengikuti praktek belajar klinik/lapangan di ruang perinatologi hendaknya mempunyai persiapan pengetahuan tentang perawatan BBLR dalam inkubator seperti standar suhu inkubator yang direkomendasikan, perawatan BBLR di dalam inkubator, dan lain-lain. Melalui pengalaman belajar klinik/lapangan diharapkan dapat terbentuk kemampuan akademik dan profesional serta kemampuan mengembangkan keterampilan dalam memberikan pelayanan/asuhan keperawatan profesional ( Nursalam, 2008).

3. Penatalaksanaan Perawatan Bayi Baru Lahir Rendah dalam Inkubator

Berat badan lahir rendah (BBLR) adalah bayi yang lahir dengan berat badan kurang atau sama dengan 2500 gram (Asrining, 2003).

(21)

Perawatan bayi baru lahir rendah dimulai saat kelahiran ketika dilakukan pemeriksaan bayi secara lengkap. Pemeriksaan ini merupakan pemeriksaan pertama setelah kelahiran yang digunakan untuk menemukan adanya abnormalitas sedini mungkin. Pemantauan abnormalitas bayi dapat dilakukan secara teliti selama perawatan dalam persalinan juga dapat mendeteksi secara dini masalah-masalah yang membutuhkan pemeriksaan lebih lanjut (Henderson, 2005).

Perawatan bayi baru lahir rendah dalam inkubator merupakan cara perawatan pada bayi dengan memasukkan bayi ke dalam alat (inkubator) yang berfungsi untuk menciptakan lingkungan dengan suhu yang cukup hangat untuk bayi (Hidayat, 2008). Kriteria bayi yang dirawat dalam inkubator (Syaifuddin, 2008) :

1. Asfiksia kelahiran

Asfiksia atau kekurangan oksigen kadangkala menyerang bayi sebelum atau selama kelahiran karena gangguan terhadap ari – ari atau tali pusat. Asfiksia berat dapat mempengaruhi semua sistem tubuh.

2. Cedera lahir

Bayi mungkin cedera selama kelahiran yang sulit sehingga ia membutuhkan pengawasan sejenak dalam unit perawatan khusus atau inkubator.

3. Berat bayi lahir rendah

(22)

Bayi yang lebih kecil biasanya memerlukan perawatan intensif. Kesukaran bernafas adalah masalah yang paling biasa pada bayi yang lebih kecil.

4. Perawatan Bayi Baru Lahir Rendah di dalam Inkubator

Pendekatan yang digunakan dalam melaksanakan asuhan keperawatan BBLR, tidak jauh berbeda dengan perawatan pada bayi baru lahir normal. Cara melakukan pengkajian dan perencanaan adalah sama, perbedaannya terletak pada tehnik-tehnik pelaksanaan tindakan keperawatan. Begitu pula dalam melakukan evaluasi, kriteria hasil yang ditetapkan dari tiap tahap perencanaan tidak dapat sekaligus mengharapkan dalam batas normal, namun dilihat dari peluang untuk seberapa jauh perubahan ke arah normal dapat dicapai (Doengoes, 2001).

Berdasarkan penjelasan diatas terkait kriteria bayi yang dirawat di dalam inkubator dapat diidentifikasi beberapa masalah keperawatan berikut intervensi yang mungkin pada BBLR selama perawatan dalam inkubator (Martin, 1987) :

1.Pertukaran gas yang terganggu yang berhubungan dengan kurangnya surfactant.

a. Perencanaan/Intervensi :

• Amati dan laporkan tanda-tanda dan gejala-gejala tekanan aspirasi : Tachypnea, sianosis, gerak cuping hidung.

• mempertahankan saluran pernafasan terbuka dengan penyedotan bila diperlukan.

(23)

• Memonitor fungsi dan pengaturan ventilator • Periksa konsentrasi oksigen setiap jam

b. Evaluasi : Bayi bernafas secara normal atau ringan dengan ventilator.

2. Defisit volume cairan yang berhubungan dengan kehilangan air yang tidak dapat dirasakan dan intake cairan yang tidak adekuat

a.Perencanaan/Intervensi :

• Mempertahankan jalur intravena dan memonitor infiltrasi • Memberikan cairan yang tepat dan jumlah yang tepat per jam

• Amati tanda-tanda dehidrasi : turgor kulit, output urin, membran mukus, karakter fontanel.

• Timbang secara harian pada waktu yang sama

b.Evaluasi : Bayi kehilangan berat badan minimal dan bertambah terus.

3. Perubahan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan asupan lebih kecil dari kebutuhan kalori.

a.Perencanaan/Intervensi :

• Berikan asupan kalori yang adekuat • Ukur lingkaran abdomen bila diperlukan

• Biarkan orangtua berpartisipasi dalam rencana pemberian makan b.Evaluasi :

(24)

• Bayi mempertahankan pergerakan bowel normal

4.Gangguan integritas kulit berhubungan dengan tape dan material abrasif lainnya yang digunakan sebagai alat-alat pemonitoran.

a.Perencanaan/Intervensi :

• Pasang sedikit mungkin tape pada kulit • Gunakan opsite untuk alat-alat kulit lainnya

• Pertahankan lotion yang memiliki kontak kulit langsung dengan minimum • Tempatkan bayi pada water bed atau sheepskin

• Putar dan atur kembali posisi secara sering b.Evaluasi : Bayi mempertahankan kesehatan kulit

5.Potensial untuk injuri (tekanan hawa dingin) berhubungan dengan mekanisme pengaturan temperatur immature.

a.Perencanaan/Intervensi :

• Mempertahankan lingkungan termis normal

• Memonitor temperatur kulit dengan cara memeriksa temperatur unit inkubator • Menghindari bayi pada kehilangan panas melalui penguapan, konveksi,

konduksi, dan radiasi. b.Evaluasi :

(25)

• Bayi mempertahankan temperatur yang stabil

6.Resiko infeksi, potensial berhubungan dengan sistem kekebalan immature.

a.Perencanaan/Intervensi :

• Batasi kontak dengan bayi secara tepat yaitu pantau petugas, orangtua, dan pengunjung terhadap infeksi, lesi kulit, demam atau herpes.

• Pelihara peralatan individu dan bahan-bahan persediaan untuk setiap bayi • Inspeksi kulit setiap hari terhadap ruam atau kerusakan integritas kulit b.Evaluasi : Bayi bebas dari tanda-tanda infeksi.

7.Defisit pengetahuan orangtua berhubungan dengan perawatan bayi prematur.

a.Perencanaan/Intervensi :

• Berikan informasi yang adekuat dan realistis kepada orangtua mengenai kondisi bayi

• Anjurkan orangtua untuk berkunjung dan melakukan tugas pengasuhan pada bayi

b.Evaluasi :

• Orangtua mengindikasikan pengetahuan dan keahlian dengan melaksanakan tugas-tugas pengasuhan.

(26)

5. Prosedur Perawatan Bayi Baru Lahir Rendah Dalam Inkubator

a. Tentukan suhu yang tepat untuk inkubator berdasarkan usia dan berat badan bayi.

Suhu inkubator yang direkomendasikan seperti pada tabel dibawah ini.

Tabel 1.1.

Berat Badan Bayi Suhu Inkubator Sesuai Usia

35°C 34°C 33°C 32°C Jika inkubator berdinding tunggal, tingkatkan suhu inkubator 1°C setiap perbedaan suhu 7°C antara ruangan dan inkubator (WHO, 2008).

b. Hangatkan inkubator sampai suhu yang diinginkan sebelum meletakkan bayi di dalamnya.

c. Bersihkan kasur dan tutupi dengan lembaran seprei bersih.

(27)

e. Pastikan bahwa kepala bayi tertutup dan bayi diberi baju atau tertutup kecuali jika bayi perlu telanjang atau dilepaskan bajunya sebagian untuk pengamatan atau prosedur.

f. Letakkan hanya satu bayi dalam tiap inkubator.

g. Tutup kap, secepat mungkin setelah meletakkan bayi di dalamnya, dan pertahankan jendela inkubator tetap tertutup setiap saat guna mempertahankan kehangatan inkubator.

h. Periksa suhu inkubator setiap jam selama delapan jam pertama kemudian setiap 3 jam.

i. Ukur suhu bayi setiap jam selama delapan jam pertama kemudian setiap 3 jam, jika suhu bayi kurang dari 36,5°C atau lebih dari 37,5°C, sesuaikan suhu inkubator berdasarkan suhu tersebut.

(28)

BAB 3

KERANGKA PENELITIAN

1. Kerangka Konseptual

Kerangka konseptual penelitian disusun untuk mengidentifikasi gambaran pengetahuan mahasiswa D III keperawatan tentang perawatan BBL dalam inkubator diruang rawat perinatologi RSUP HAM Medan.

Adapun kerangka konsep dari penelitian ini adalah :

(29)

Keterangan :

= Variabel yang diteliti

= Variabel yang tidak diteliti

2. Defenisi Operasional

Pengetahuan adalah tingkat pemikiran dan pemahaman mahasiswa D-III Keperawatan tentang perawatan BBLR di dalam inkubator.

Berat bayi lahir rendah (BBLR) adalah bayi baru lahir dengan berat badan di bawah normal.

Inkubator adalah suatu alat untuk membantu terciptanya suatu lingkungan yang optimal, dengan demikian dapat terciptanya suatu suhu lingkungan yang normal.

Didalam penelitian ini yang dimaksud dengan perawatan BBLR dalam inkubator adalah bayi dengan berat badan lahir rendah dilakukan perawatan sesuai dengan prosedur perawatan inkubator.

Mahasiswa DIII Keperawatan adalah seseorang yang mengikuti perkuliahan di bidang keperawatan untuk memperoleh gelar diploma.

(30)

BAB 4

METODE PENELITIAN

1. Desain Penelitian

Desain penelitian merupakan bentuk rancangan yang digunakan dalam melakukan prosedur penelitian (Alimul, 2003). Dalam penelitian ini desain penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif yaitu untuk mengetahui gambaran pengetahuan mahasiswa D-III keperawatan tentang perawatan BBL di dalam inkubator di Ruang Rawat Perinatologi RSU Pusat Haji Adam Malik Medan.

2.Populasi dan Sampel Penelitian 2.1 Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa D-III Keperawatan yang sedang melakukan praktek di Ruang Rawat Perinatologi RSU Pusat Haji Adam Malik Medan yaitu sebanyak 48 orang.

2.2 Sampel

(31)

3. Lokasi Dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di ruang rawat perinatologi RSU Pusat Haji Adam Malik Medan, dengan pertimbangan bahwa rumah sakit tersebut merupakan rumah sakit pendidikan dan belum pernah dilakukan penelitian terkait gambaran pengetahuan mahasiswa D-III keperawatan tentang perawatan BBLR di dalam inkubator. Penelitian ini dilakukan pada tanggal 27 Nopember-15 Desember 2009.

4. Pertimbangan Etik

Penelitian dilakukan setelah mendapat persetujuan judul penelitian dari institusi pendidikan dan rekomendasi dari ketua Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara dan rekomendasi kepala Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan.

Lembar persetujuan diberikan kepada responden dengan tujuan agar responden mengetahui maksud dan manfaat penelitian selama pengumpulan data. Apabila responden bersedia untuk diteliti, maka harus menandatangani lembar persetujuan, jika responden menolak untuk diteliti maka peneliti tidak akan memaksa dan tetap menghormati haknya.

(32)

5. Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner yang dimodifikasi oleh peneliti dengan berpedoman pada konsep dan tinjauan pustaka. Instrumen ini terdiri dari dua bagian yaitu data identitas dan pengetahuan mahasiswa D-III keperawatan tentang perawatan BBLR di dalam inkubator di ruang Rawat Perinatologi RSUP HAM Medan.

Berhubung karena keterbatasan peneliti terkait waktu dan kemampuan peneliti dalam menyusun kuesioner penelitian untuk meneliti pengetahuan mahasiswa maka pada kuesioner pengetahuan mahasiswa D-III keperawatan tentang perawatan BBLR di dalam inkubator maka peneliti membatasi penelitian ini dilakukan hanya untuk meneliti tingkatan kognitif yitu tahu, memahami dan aplikasi.

Pertanyaan berjumlah 20 butir yang terdiri dari tahu (6 butir) yaitu nomor 1, 2, 4, 12, 14, 15, memahami (8 butir) yaitu nomor 3, 7, 8, 9, 10, 11, 13, 17, dan aplikasi (6 butir) yaitu 5, 6, 16, 18, 19, 20. Pertanyaan berbentuk multiple choice dengan penilaian skor 1 untuk setiap jawaban yang benar dan 0 untuk setiap jawaban yang salah.

6. Validitas

(33)

tersebut dapat mewakili faktor yang ingin diteliti yang dilakukan oleh seorang ahli keperawatan Maternitas yang bertugas di ruang rawat perinatologi RSUP HAM Medan yang diminta untuk menguji setiap butir instrumen pengumpulan data apakah valid atau tidak (Dempsey & Dempsey, 2002).

Hasil uji validitas yang dilakukan oleh ahli keperawatan maternitas yang sedang bertugas di ruang rawat perinatologi RSUP HAM Medan didapatkan satu pernyataan yang perlu diperbaiki.

7. Reliabilitas

(34)

kuesioner kepada 10 orang mahasiswa, kuesioner ini dikatakan reliabilitas bila reliabilitasnya bernilai lebih dari 0,70 (Arikunto, 2006).

8. Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan sebagai berikut:

1. Sebelum melakukan penelitian, peneliti mendapat rekomendasi dari program studi ilmu keperawatan fakultas kedokteran Sumatera utara.

2. Meminta izin kepada kepala RSU Pusat Haji Adam Malik Medan.

3. Calon responden yang bersedia diminta untuk menandatangani surat persetujuan 4. Setelah mendapat persetujuan, peneliti membagikan kuesioner kepada

mahasiswa D-III keperawatan lalu memberikan penjelasan tentang kuesioner. 5. Setelah kuesioner terisi, kemudian penulis meminta kembali kuesioner tersebut.

9. Analisa Data

(35)

pengetahuan mahasiswa D-III keperawatan tentang perawatan BBLR di dalam inkubator di ruang rawat perinatologi di RSUP HAM Medan. Selanjutnya dianalisa berdasarkan kriteria yang telah ditentukan yaitu kriteria objektif (Arikunto, 2002) :

Baik bila jawaban yang benar 76%-100%)

Cukup bila jawaban yang benar 56%-75%

(36)

BAB 5

HASIL DAN PEMBAHASAN

1. Hasil Penelitian

Bab ini akan menguraikan hasil penelitian dari pengumpulan data yang dilakukan pada tanggal 27 Nopember sampai dengan 15 Desember 2009 di ruang rawat perinatologi RSUP HAM Medan. Penyajian hasil analisa data dalam penelitian ini meliputi karakteristik responden dan pengetahuan Mahasiswa D-III keperawatan tentang perawatan BBLR di dalam inkubator.

1.1 Karakteristik Responden

Responden dalam penelitian ini adalah mahasiswa D-III Keperawatan yang sedang praktek di ruang rawat perinatologi dan mahasiswa D-III Keperawatan yang telah selesai praktek dari ruang rawat perinatologi RSUP HAM Medan yang memenuhi kriteria dan bersedia menjadi responden sehingga diperoleh jumlah responden sebanyak 48 orang. Adapun karakteristik yang dipaparkan mencakup usia, dan jenis kelamin.

(37)

Tabel 1. Distribusi frekuensi dan persentase berdasarkan karakteristik responden

(n=48)

Karakteristik frekuensi persentase (%)

Usia

20 tahun 37 77,1 %

21 tahun 7 14,6 %

22 tahun 4 8,3 %

Jenis kelamin

Perempuan 43 89,6 %

Laki-laki 5 10,4 %

1.2 Karakteristik responden berdasarkan pengetahuan pada tingkatan

Kognitif.

(38)

(25%), untuk melihat karakteristik responden berdasarkan pengetahuan dengan tingkatan kognitif dapat dilihat pada tabel 2.

Tabel 2. Distribusi frekuensi dan persentase tingkat pengetahuan berdasarkan

tingkatan kognitif. (n=48)

Tingkatan Kognitif

Tingkat pengetahuan Jumlah Baik (%) Cukup (%) Kurang(%)

Tahu 2,1% 27,2% 18,7% 48%

Memahami 2,1% 15,1% 12,5% 29,7%

Aplikasi - 11,9% 10,4% 22,3%

Jumlah 4,2% 54,2% 41,6% 100 %

Tabel 3. Distribusi frekuensi dan persentase pengetahuan Mahasiswa D-III Keperawatan tentang perawatan BBLR di dalam inkubator (n=48).

No Pengetahuan Frekuensi Persentase (%)

1 Baik 2 4,2 %

2 Cukup 26 54,2 %

3 Kurang 20 41,6 %

(39)

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa mayoritas responden mempunyai pengetahuan cukup yaitu 26 orang (54,2%). Namun masih terdapat 20 orang (41,6 %) yang mempunyai pengetahuan kurang, sementara yang mempunyai pengetahuan baik hanya 2 orang (4,2%).

2. Pembahasan

Berdasarkan hasil penelitian terhadap 48 orang responden diperoleh gambaran bahwa masih terdapat banyak responden yang mempunyai pengetahuan kurang yaitu sebanyak 20 orang (41,6%), pengetahuan cukup sebanyak 26 orang (54,2%) dan pengetahuan baik hanya 2 orang (4,2%), sedangkan karakteristik responden menurut jenis kelamin tidak mempengaruhi pengetahuan mahasiswa D-III Keperawatan baik yang berjenis kelamin perempuan maupun yang berjenis kelamin laki-laki karena pada jawaban laki-laki dan perempuan tidak mempunyai perbedaan jauh. Dalam hal ini peneliti masih menemukan beberapa mahasiswa yang sedang praktek di ruang rawat perinatologi tidak mengetahui suhu inkubator yang direkomendasikan sementara diantara ruangan telah dicantumkan suhu inkubator yang telah direkomendasikan menurut WHO.

(40)

seperti kenyataan yang dilihat pada mahasiswa dalam melakukan praktek masih kebanyakan dari mereka duduk-duduk dan berkumpul yang mungkin datang hanya untuk syarat dinas saja.

Sementara salah satu ciri perawat sebagai suatu profesi adalah mempunyai serangkaian pengetahuan ilmiah. Dengan kata lain perawat harus mempunyai wawasan keilmuwan yang mantap sehingga mampu bersikap dan bertindak sesuai tuntutan profesi keperawatan, (Asrining, 2003). Adapun pengetahuan yang harus dimiliki oleh perawat salah satunya mengenai perawatan BBLR di dalam inkubator di ruang rawat perinatologi.

(41)

Agar mempunyai pengetahuan yang baik tentunya perlu disertai dengan usaha untuk memperoleh pengetahuan tersebut, karena pengetahuan itu harus dicari dan tidak mungkin datang sendiri dan menetap dalam pikiran manusia. Seperti dikemukakan oleh Notoatmodjo, (2003) bahwa pengetahuan merupakan hasil dari tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan melalui panca indera terhadap sesuatu objek tertentu .

Program D-III Keperawatan merupakan pendidikan formal yang mencetak dan akan melahirkan perawat-perawat yang kelak bertanggung jawab dalam memberikan pelayanan kesehatan. Pengetahuan peserta didik mahasiswa keperawatan yang memadai khususnya pengetahuan tentang perawatan BBLR di dalam inkubator perlu diperhatikan baik oleh peserta didik mahasiswa keperawatan maupun institusi pendidikan sehingga dapat memenuhi semua kebutuhan masyarakat akan kesehatan secara optimal nantinya.

Oleh karenanya diharapkan dengan pengetahuan yang baik tentang perawatan BBLR di dalam inkubator nantinya peserta didik mahasiswa keperawatan mampu mengidentifikasi dan menangani kasus-kasus BBLR di dalam inkubator dengan kompeten.

(42)

BAB 6

KESIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan hasil analisa dan pembahasan yang telah diuraikan maka dapat dikemukakan beberapa kesimpulan dan saran mengenai pengetahuan mahasiswa D-III Keperawatan tentang perawatan BBLR di dalam inkubator di ruang rawat perinatologi RSUP HAM Medan.

1. Kesimpulan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengetahuan mahasiswa D-III Keperawatan tentang perawatan BBLR di dalam inkubator. Dari pengumpulan data yang di ikuti oleh 48 responden terdapat pengetahuan baik 2 orang (4,2%), pengetahuan cukup 26 orang (54,2%), dan pengetahuan kurang 20 orang (41,6%). Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa ternyata masih banyak mahasiswa D-III Keperawatan yang belum memahami prosedur perawatan BBLR di dalam inkubator.

2. Saran

2.1Institusi Pendidikan

(43)

sehingga diharapkan nantinya dengan pengetahuan yang baik mengenai perawatan BBLR di dalam inkubator mahasiswa mampu memberi asuhan keperawatan sesuai dengan standar praktek keperawatan dan diharapkan agar lebih meningkatkan pengetahuan mahasiswa tentang perawatan BBLR dalam inkubator dengan cara KBK (Kurikulum Berbasis Kompetensi)

2.2 Rumah Sakit

Diharapkan kepada para klinical instruktur ruangan perinatologi agar lebih memperhatikan dan membimbing mahasiswa yang sedang praktek di ruangan perinatologi tentang prosedur perawatan BBLR di dalam inkubator.

2.3 Mahasiswa D-III Keperawatan

(44)

DAFTAR PUSTAKA

Alimul A, (2003). Riset Keperawatan dan Tehnik Penulisan Ilmiah. Jakarta : Salemba Medika.

Arikunto S, (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta : Rineka Cipta.

Aziz Alimul Hidayat A. (2008). Keperawatan Anak. Jakarta : EGC.

Depdiknas, (2005). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta : Balai Pustaka.

Dempsey, P. A. & Dempsey, A. D. (2002). Riset Keperawatan : Buku Ajar dan Latihan. Jakarta : EGC.

Ebrahim, G. J. (1994). Perawatan Anak. Jakarta : Yayasan Essentia Medika. Henderson, C. (2005). Buku Ajar Konsep Kebidanan. Jakarta : EGC.

Ilyas, J. (1995). Asuhan Keperawatan Perinatal. Jakarta : EGC.

Mardalis, (1995). Metode Penelitian Suatu Pendekatan Proposal. Jakarta : Bumi Aksara.

Maryunani, (1995). Buku Saku Asuhan Bayi Baru lahir Normal. Jakarta : TIM. Marilyn E. Doengoes. (2001). Recana Perawatan Maternal/Bayi. Jakarta : EGC. Nursalam, (2003). Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan : Pedoman, Skripsi, Tesis, dan Instrumen Penelitian, Jakarta : Salemba Medika.

Reader Martin. (1987). Maternity Nursing : Family, Newborn, and Women’s Health Care. Sixteenth Edition.

Ridwanamiruddin, (2007). Capaian Kesehatan Indonesia. Dibuka pada website

(45)

Saifuddin, (2006). Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Jakarta : YBPSP.

(46)

JADWAL PENELITIAN

N O

KEGIATAN Juli Agustus September Oktober Nopember Desember

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

1 Pengumpulan data

2 Analisa data

3 Pengelompokan data

4 Pengolahan data

5 Pembuatan laporan penelitian

6 Pengajuan sidang

7 Perbaikan dan penggandaan laporan

8 Sidang hasil penelitian

Dosen Pembimbing

(47)

INFORM CONSENT

Judul Penelitian : Pengetahuan Mahasiswa D-III Keperawatan tentang perawatan BBLR di dalam Inkubator di ruang rawat Perinatologi RSUP HAM Medan.

Nama : Asina Nila Daniati Samosir Nim : 081121025

Saya adalah mahasiswa Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara. Penelitian ini dilaksanakan sebagai salah satu kegiatan proses belajar mata kuliah Skripsi untuk melengkapi tugas-tugas. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengetahuan mahasiswa D-III Keperawatan tentang perawatan BBLR di dalam Inkubator di ruang rawat Perinatologi RSUP HAM Medan.

Partisipasi mahasiswa D-III Keperawatan sebagai responden dalam penelitian ini bersifat sukarela, sehingga bebas mengundurkan diri setiap saat tanpa sanksi apapun. Saya menjamin kerahasiaan jawaban dan identitas yang diberikan. Informasi yang diberikan akan saya simpan di tempat yang aman. Jika bersedia menjadi responden penelitian ini, maka silahkan menandatangani formulir ini.

Tanda tangan :

(48)

LAMPIRAN

Berilah tanda silang (X) untuk satu jawaban yang Anda anggap paling benar. 1. Dibawah ini adalah kriteria bayi baru lahir yang dirawat dalam inkubator,

kecuali…

a. Berat bayi lahir rendah b. Cedera lahir

c. Bayi yang lahir dengan seksio sesarea

2. Pengertian inkubator di bawah ini yang benar adalah…..

a. Suatu alat untuk membantu terciptanya suatu lingkungan yang optimal, dengan demikian dapat terciptanya suatu suhu lingkungan yang normal

b. Suatu alat untuk merawat bayi baru lahir di dalam meningkatkan suhu tubuhnya

c. Suatu alat yang terbuat dari listrik yang dapat merawat bayi baru lahir

3.Tujuan perawatan BBLR dalam inkubator adalah….,kecuali

a. Mempertahankan suhu tubuh yang konstan dari kelainan/penyakit yang dialami oleh bayi

(49)

c. Mempertahankan jalan nafas BBLR

4. BBLR disebut hipotermi apabila suhu tubuhnya kurang dari… a.36 0C

b.36,5 0C c.37 0 C

5. Suhu inkubator yang direkomendasikan untuk bayi dengan berat badan lahir kurang dari 1,5 kg dan usia 1-10 hari adalah…..

a. 350C b. 340C c. 330C

6. Suhu inkubator yang direkomendasikan untuk bayi dengan berat badan lahir 1800 gram dan usia 1-20 hari adalah….

a.32 0C b.33 0C c.34 0C

7. Mengukur suhu tubuh BBLR yang dirawat dalam inkubator dilakukan setiap jam selama 8 jam pertama, setelah itu mengukur suhu tubuh dapat dilakukan setiap….

(50)

8. Di dalam prosedur perawatan BBLR dalam inkubator perawat harus memastikan bahwa reservoir air inkubator kosong, karena dapat mengakibatkan…

a.Bakteri yang berbahaya dapat berkembang dalam air dan menginfeksi bayi

b.Fungsi inkubator menurun

c.Perawatan BBLR di dalam inkubator tidak baik

9. BBLR yang di rawat dalam inkubator kebutuhan oksigennya dapat dikatakan terpenuhi apabila….,kecuali

a.Tachypnea tidak ada

b.Gerak cuping hidung tidak ada c.Karakter fontanel baik

10.Dalam perawatan BBLR di dalam inkubator perencanaan/intervensi pada masalah keperawatan pertukaran gas yang terganggu yang berhubungan dengan kurangnya surfactant adalah…,kecuali

a. Memberikan oksigen bersama dengan pemonitoran gas darah yang tepat b. Memonitor fungsi dan pengaturan ventilator

c. Mempertahankan jalur intravena dan memonitor infiltrasi

11. Pada perawatan BBLR dalam inkubator terdapat tanda- tanda dehidrasi yang dapat dikaji seperti dibawah ini, kecuali…

a.Turgor kulit

b.Membran mukus c.Input cairan

12.Alat- alat pemonitoran yang digunakan pada perawatan BBLR di dalam inkubator adalah…,kecuali

(51)

b.Ventilator

c.Tape (dilengketkan di kulit)

13.Perencanaan/Intervensi pada masalah keperawatan defisit pengetahuan orangtua yang berhubungan dengan perawatan BBLR dalam inkubator adalah…,kecuali

a.Anjurkan orangtua untuk berkunjung dan melakukan tugas pengasuhan pada bayi

b.Orangtua mengunjungi NICU secara regular

c.Batasi kontak dengan bayi secara tepat yaitu orangtua dan pengunjung

14.Asfiksia kadangkala menyerang bayi sebelum atau selama kelahiran, sehingga bayi dengan asfiksia kelahiran harus dirawat dalam inkubator. Asfiksia disebut juga….

a.Gangguan metabolik b.Kekurangan oksigen c.Toksemia

15.Salah satu kriteria bayi baru lahir yang dirawat dalam inkubator yaitu Berat Bayi Lahir Rendah (BBLR), yang dimaksud dengan BBLR adalah….

a.Bayi dengan berat badan lahir pada saat kelahiran kurang dari 2500 gram dan sesuai dengan usia kehamilan 37-42 minggu

b.Bayi yang dilahirkan sebelum usia kehamilan 37 minggu c.Bayi dengan berat badan lahir pada saat kelahiran 1500 gram

(52)

b. Hangatkan inkubator sampai suhu yang diinginkan sebelum meletakkan bayi di dalamnya

c. Meletakkan bayi di dalam inkubator sebelum inkubator dihangatkan

17.Diagnosa keperawatan yang lazim pada BBLR yang dirawat dalam inkubator adalah…, kecuali

a. Gangguan integritas kulit berhubungan dengan alat-alat pemonitoran yang digunakan

b. Gangguan rasa nyaman dan nyeri berhubungan dengan pemonitoran infiltrasi c. Potensial untuk injuri berhubungan dengan mekanisme pengaturan suhu

immature

18.Di dalam prosedur perawatan BBLR dalam inkubator, suhu inkubator dalam 8 jam pertama harus diperiksa setiap….

a. 3 jam b. 2 jam

c. 1 jam

19.Di dalam prosedur perawatan BBLR dalam inkubator pastikan bahwa kepala bayi tertutup dan bayi diberi baju atau tertutup kecuali jika bayi perlu telanjang atau dilepaskan bajunya sebagian yang bertujuan untuk…

a. Bayi dapat bergerak bebas b. Membantu pernafasan bayi c. Pengamatan atau prosedur

20. Sesuai dengan prosedur perawatan BBLR dalam inkubator jumlah bayi diletakkan dalam tiap inkubator sebanyak…

(53)

TAKSASI DANA

Perkiraan biaya yang diperlukan dalam penyelesaian penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Kertas HVS 3 rim x Rp. 30.000,- Rp. 90.000,-

2. flash disk 1 buah x Rp.80.000,- Rp. 80.000,-

3. Biaya untuk literatur Rp. 250.000,-

4. Biaya rental dan print Rp. 150.000,-

5. Survey awal Rp. 50.000,-

6. Kuesioner 48 eks x Rp. 500,- Rp. 24.000,-

7. Alat tulis lainnya Rp. 15.000,-

8. Penggandaan proposal 4 eks x Rp. 10.000,- Rp. 40.000,-

9. Transport Rp. 75.000,-

10. Penelitian Rp. 114.000,-

11. Penggandaan skripsi 4 eks x Rp. 20.000,- Rp. 80.000,-

(54)

RIWAYAT HIDUP

Nama : Asina nila daniati Samosir

Tempat/Tanggal Lahir : Sei Belutu/1 Nopember 1981

Agama : Kristen Protestan

Status Perkawinan : Belum Kawin

Alamat Rumah : Sei Belutu, Kec. Sei bamban, Kab. Serdang Bedagai

Riwayat Pendidikan :

1. 1997-1994 : SD HKBP Sei Belutu 2. 1994-1997 : SLTP Negeri 3 Sei Rampah

3. 1997-2000 : SMU Katolik Cinta Kasih TebingTinggi 4. 2000-2003 : AKPER Dewi Maya Medan

5. 2008-2009 : Fakultas Keperawatan USU Medan

Gambar

Tabel 1.1.
Tabel 3. Distribusi frekuensi dan persentase pengetahuan Mahasiswa D-III

Referensi

Dokumen terkait

5.2.3 Pengaruh Beban Kerja Perawat Terhadap Kelengkapan Dokumentasi Asuhan Keperawatan di Ruang Rawat Inap Kardiovaskuler RSUP H.Adam Malik, Medan.... Surat Permohonan

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan pengetahuan, sikap dan tindakan keselamatan kerja dengan kejadian kecelakaan kerja pada tenaga keperawatan di ruang rawat klas

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan pengetahuan, sikap dan tindakan keselamatan kerja dengan kejadian kecelakaan kerja pada tenaga keperawatan di ruang rawat klas

Perawat dalam Memberikan Asuhan Keperawatan di Ruang Rawat Inap. RSUP H Adam Malik Medan

PERSEPSI PASIEN DAN KELUARGA TERHADAP ASUHAN KEPERAWATAN YANG DIBERIKAN OLEH MAHASISWA KEPERAWATAN DI RUANG RAWAT INAP RUMAH SAKIT

Analisis Pengaruh Faktor Pengetahuan, Motivasi, dan Persepsi Perawat tentang Supervisi Kepala Ruang terhadap Pelaksanaan Dokumentasi Asuhan Keperawatan di Ruang Rawat

Adam Malik Medan ….……… Distribusi frekuensi kualitas pelayanan keperawatan pada pasien di ruang rawat inap terpadu (Rindu)RSUP H.Adam Malik Medan Distribusi

Tidak terdapat hubungan antara karakteristik responden dengan penerapan standar asuhan keperawatan di ruang rawat inap RSUD Labuang Baji Makassar, faktor-faktor yang