• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kearifan Lokal dalam Tafsir Al-Huda Karya Bakri Syahid

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2024

Membagikan "Kearifan Lokal dalam Tafsir Al-Huda Karya Bakri Syahid"

Copied!
109
0
0

Teks penuh

Penelitian ini mengkaji perjuangan penafsiran Al-Qur'an Jawa dalam ranah sosial, budaya, dan politik pada akhir abad ke-19 dan awal abad ke-20. Oleh karena itu, Bakri Syahid terpacu untuk membuat buku yang menjelaskan makna Al-Qur'an menurut daerahnya. Tafsir ini mentranskripsikan ayat-ayat Al-Qur'an dalam huruf Latin dan menerjemahkannya ke dalam bahasa Jawa, sesuatu yang belum pernah dilakukan oleh seorang penerjemah sebelumnya.

Penerjemah membuatkan tafsir yang konon merupakan tafsir pertama yang menyalin ayat-ayat Al-Qur'an ke dalam bahasa Latin di Indonesia, khususnya bahasa Jawa.

Latar Belakang

Salah satu kitab tafsir yang ditulis untuk memahami universalitas Al-Qur'an sekaligus mengapresiasi budaya lokal adalah Tafsir al-Huda. 6 Bakri Syahid, al-Huda: Tafsir Al-Qur'an Basa Jawi (Yogtakarta: Bagus Arafah, 1977) dalam kata pengantarnya. Banyak kalangan masyarakat yang menganggap tradisi kurban sebagai kegiatan kesyirikan atau dengan kata lain mempersekutukan Allah.

10 Bakri Syahid, al-Huda: Tafsir Qur'an Basa Jawi (Yogtakarta: Bagus Arafah, 1977) dalam kata pengantar.

Rumusan Masalah

Tujuan Penelitian

Oleh karena itu, proposal skripsi ini ingin mendalami lebih dalam alasan Bakri Syahid menafsirkan ayat-ayat Alquran dalam bahasa Jawa dan mengapresiasi budaya lokal.

Kegunaan Penelitian

Telaah Pustaka

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori sosiologi pengetahuan Karl Mannheim yang memahami bahwa pengetahuan manusia tidak lepas dari subjektivitas individu yang mengetahuinya dan teori habitus Pierre Bourdieu yang menjelaskan serangkaian kecenderungan yang mendorong aktor sosial untuk bertindak. . Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis penelitian deskriptif kualitatif dengan pendekatan fenomenologis, yang bertujuan untuk mengetahui keberadaan kebudayaan masyarakat Pulau Barrang Lompo Kota Makassar antar zaman. Untuk itu penulis akan melakukan penelitian sesuai dengan langkah-langkah penelitian untuk memecahkan permasalahan dalam penelitian ini.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kajian teks tafsir bahasa Jawa karya Bakri Syahid.

Kajian Teori

Minang, Sunda, Bataka, Jawa, Madura, Bugis, Melayu, dan lain sebagainya dalam Tafsir Al-Qur'an karya Anthony H. Memahami Al-Qur'an dengan Kearifan Lokal: Nuansa Budaya Sunda dalam Tafsir Al-Qur'an Sunda . Hal ini disebabkan adanya proses Arabisasi, pengaruh teks hadis dan literatur agama Islam lainnya terhadap penggunaan Al-Qur'an.

20 Rukiah Abdullah, Mahfudz Masduki, "Karakteristika ved Tafsir Nusantara (metodologisk undersøgelse af bogen Turjumân al-Mustafîd af Sheikh Abdurrauf al-Singkili), i Journal of the Study of the Sciences of the Qur'an and Hadith, Vol.

Metodologi Penelitian

Dalam penelitian ini penulis mengambil literatur dari perpustakaan yaitu terdiri dari data primer dan data sekunder. Data primer adalah data yang dijadikan acuan pertama dan utama dalam penelitian yaitu tafsir Al-Quran. Sumber data primer dalam penelitian ini adalah tafsir Al-Quran karya lokal dan karya tafsir dalam berbagai analisis mengenai tafsir Bakri Syahid yaitu dengan mengambil ayat-ayat tafsir lokal.

31 Tafsir ini merupakan Tafsir pertama di Indonesia yang berbahasa Jawa dan didorong oleh keprihatinan beliau terhadap Ummat Islam di Jawa yang masih bercakap secara terbuka tentang al-Quran, khususnya dalam bahasa Arab.

Sistematika Pembahasan

Kesimpulannya terdiri dari dua poin sesuai dengan rumusan masalah yaitu penerapan pendekatan vernakular dalam Al-Quran dan implikasi kearifan lokal dalam tafsir Bakri Syahid terhadap sikap moderasi kolektif.

TINJAUAN UMUM TENTANG KEARIFAN LOKAL

Definisi Kearifan Lokal

55 Imam Muhsin, Al-Quran dan Kebudayaan Jawa dalam Tafsir al-Huda karya Bakri Syahid. Wujud kearifan lokal dalam masyarakat dapat berupa kebudayaan (nilai, norma, etika, kepercayaan, adat istiadat, hukum adat, dan aturan khusus). Salah satu acara budaya lokal yang menawarkan dan menyiratkan nilai-nilai pendidikan kearifan lokal adalah Tafsir Al-Huda.

79 Imam Muhsin, Al-Quran en Javaanse kultuur in Tafsir Al-Huda deur Bakri Syahid (Yogyakarta: Elsaq Press, 2013), hal. 87 Imam Muhsin, Al-Quran en Javaanse kultuur in Tafsir Al-Huda deur Bakri Syahid (Yogyakarta: Elsaq Press, 2013), hal. 91 Imam Muhsin, Al-Quran en Javaanse kultuur in Tafsir Al-Huda deur Bakri Syahid (Yogyakarta: Elsaq Press, 2013), hal.

93 Imam Muhsin, Al-Qur'an dan Kebudayaan Jawa dalam Tafsir Al-Huda Bakri Syahida (Yogyakarta : Elsaq Press, 2013), halaman 34. 95 Imam Muhsin, Al-Qur'an dan Kebudayaan Jawa dalam Tafsir Al-Huda Karya Bakri Syahid (Yogyakarta: Elsaq Press, 2013), halaman 34. Tafsir al-Huda ditulis dalam bahasa daerah (Jawa) mentransliterasi teks Al-Qur'an dalam bahasa Latin.

Surat di atas disebut Al-Fatihah (Pembukaan) atau besimah al-kitab (Pembukaan kitab), karena merupakan huruf awal (pertama) dalam rangkaian Al-Qur'an. Tafsir Al-Huda ini merupakan salah satu Tafsir Al-Qur'an yang menggunakan bahasa Jawa sebagai media penafsiran Bakri Syahid. Tafsir al-Huda memiliki ciri khas tersendiri yang tidak terdapat dalam Al-Qur'an dan terjemahannya.

Memahami Al-Quran dengan kearifan lokal, nuansa budaya Sunda dalam Tafsir Al-Quran bahasa Sunda.

Bentuk-Bentuk Kearifan Lokal

Kesenian Tradional

LATAR BELAKANG KEHIDUPAN BAKRI SYAHID

Biografi Bakri Syahid

Nama Bakri Syahid adalah Bakri, sedangkan nama panggilan Syahid diambil dari nama ayahnya, Muhammad Syahid. Ia merupakan anak kedua dari tujuh bersaudara, keenam bersaudara tersebut bernama Siti Aminah, Lukman Syahid, Zapriyah, Siti Wafiyah, Ismiyati dan Dukhoiri, keluarga Bakri Syahid. Dengan demikian, mengajarkan nilai-nilai agama dan norma sosial kepada anaknya pun tak luput dari perhatian orang tua Bakri Syahid.

Salah satu karya Bakri Syahid yang diterbitkan oleh perusahaan ini adalah Tafsir al-Huda.88. Pada tahun 1983, Bakri Syahid menikah dengan Sunan Gunung Kidul, mantan anak angkat Madrasah Mu'alimat. Bakri Syahid dikaruniai dua orang anak dari pernikahan keduanya yaitu Siti Arifah Manishati dan Bagus Hadi Kusumua.89.

Kedisiplinan shalat dan membaca Al-Qur'an selalu ia ajarkan kepada anak-anaknya.90 Bakri Syahid meninggal pada tahun 1994 dalam usia 76 tahun saat menunaikan shalat tahajud di rumah istri pertamanya yang sedang menderita penyakit jantung. 90 Fauzan Dyah Ummami, Tafsir Sosial Politik dalam Al-Huda Al-Qur'an Basa Jawi karya Bakri Syahid. 92 Fauzan Dyah Ummami, Tafsir Sosial Politik dalam Al-Huda Al-Qur'an Basa Jawi karya Bakri Syahid.

Lembaga pendidikan pada masa Bakri Syahid menjadi Rektor Yogyakarta bersama IAIN Sunan Kalijaga menjadi asisten profesor pada mata kuliah HAMKANAS (Pertahanan Keamanan Negara) dan Ideologi Negara Pancasila, pada tahun 1973.108. Begitu pula dengan UMY (Universitas Muhammaddiyah Yogyakarta) yang didirikan pada bulan Agustus 1981, universitas ini mengangkat Bakri Syahid sebagai rektor pertamanya.

Karya-Karya Bakri Syahid

Ini menyebabkan Bakri Syahid mentafsir al-Quran dalam bahasa Jawa dan akhirnya lahirlah kitab tafsir Al-Huda Tafsir Qur'an Basa Jawi. Al-Huda Tafsir Qur'an dalam bahasa Jawa pertama kali diterbitkan pada tahun 1979 M oleh Bagus Arafah Yogyakarta. Di awal setiap surat, Bakri tidak melupakan huruf asbabul nuzul, tempat turunnya ayat-ayat Al-Quran secara turun temurun.

Tafsir Al-Huda membedakan bentuk-bentuk ekspresi dalam Al-Quran berdasarkan status pihak-pihak yang terlibat dalam komunikasi tersebut, padahal semua ayat Al-Quran bersifat kalamullah. Tafsir Al-Huda karya Bakri Syahid merupakan salah satu bentuk kontak yang terjadi antara Islam (Al-Quran) dengan budaya lokal, khususnya budaya Jawa.165. Sedangkan ketika menerjemahkan ayat Al-Quran ke dalam bahasa Jawa, sumber referensi utama yang digunakan tafsir al-Huda adalah Al-Quran dan terjemahannya yang dikeluarkan oleh kementerian.

Agama RI.168 Namun demikian, bukan berarti pola penerjemahan Tafsir al-Huda juga sama dengan pola penerjemahan Al-Quran dan terjemahannya. Perbedaan yang disebutkan di sini bukan semata-mata soal bahasa, sebab jelas berbeda: tafsir al-Huda menggunakan bahasa daerah (Jawa), sedangkan Al-Quran dan terjemahannya menggunakan bahasa nasional (Indonesia). Dalam konteks ini, dapat dikatakan bahwa terjemahan Al-Qur’an dalam Tafsir al-Huda bukan sekadar terjemahan biasa, melainkan terjemahan yang disertai tafsir.

Penggunaan Al-Qur'an dan terjemahannya sebagai sumber referensi utama pada dasarnya lebih bersifat teknis daripada esensial. Selain ditulis dalam aksara Arab, teks ayat Al-Qur'an juga ditransliterasikan ke dalam aksara Romawi.

Buku-Buku Bakri Syahid

ANALISIS TERHADAP KEARIFAN LOKAL DALAM PERSPEKTIF

Analisis Terhadap Bentuk-Bentuk Kearifan Lokal dalam Perspektif Tafsir

Justeru, sebagai contoh, beberapa terjemahan ayat-ayat al-Quran dan beberapa tafsiran Bakri Syahida, yang menggunakan istilah iaitu, dikemukakan di bawah mengikut urutan. Dalam Surah Luqman dikatakan orang musyrik mengingkari kitab Al-Quran, sedangkan dalam Surah As Sajdah dijelaskan bahawa ruangan Al-Quran itu sesungguhnya telah keluar dari tangan Tuhan Yang Maha Esa. Berdasarkan fahaman bahawa budaya ialah apa-apa yang dihasilkan atau dibuat oleh manusia dan oleh itu bersifat profan dan manusia, maka al-Quran tidak boleh dibandingkan dengan budaya dalam aspek tertentu.

Dengan menggunakan akalnya, manusia dapat memaknai pesan-pesan suci Al-Quran dan kemudian mengaktualisasikannya dalam kehidupan sehari-hari. Lahirnya pengalaman berbeda terhadap Islam di kalangan umat Islam merupakan cerminan dari perbedaan yang muncul dalam pemahaman terhadap kitab suci (al-Quran). Hal ini terjadi karena dalam setiap kebudayaan masyarakat sebenarnya memendam nilai-nilai kearifan lokal yang sesuai dengan nilai-nilai universal Al-Qur’an.

Hal ini terjadi karena adanya dialog antara dua sistem nilai budaya yang berbeda yang tercermin dalam simbol-simbol pembahasannya, yaitu bahasa Al-Quran (Arab) di satu sisi dan bahasa Jawa di sisi lain. Demikian pula Al-Quran yang keberadaannya merupakan wacana kebahasaan, sebagaimana diyakini Nasr Hamid Abu Zaid, juga mempunyai latar belakang sosio-kultural tersendiri.166. Perjuangan antara nilai-nilai ajaran Al-Qur'an dengan nilai-nilai budaya Jawa juga terlihat dalam penggunaan konsep-konsep dari cara hidup orang Jawa.

Dalam kitab Al-Qur'an dan terjemahannya, ayat di atas diterjemahkan sebagai berikut: "Kitab ini (al-Qur'an) tidak ada keraguan di dalamnya, petunjuk bagi orang-orang yang bertakwa. 169 Adapun Tafsir al-Huda , ayat tersebut diterjemahkan sebagai berikut: “Kitab Al-Qur’an iki, ing sajerone wus ora ana mamang maneh bright saka ing Allah, dadi guitan temrap wong kang padha taqwa ing Allah”. Perbedaan teknis yang paling mencolok antara kedua kitab tersebut adalah pencantuman transliterasi bacaan Al-Qur'an aksara latin pada Tafsir al-Huda dan bukan pada kitab Al-Qur'an dan terjemahannya.

Vernakularisasi adalah bahasa daerah yang berkaitan dengan fenomena ajaran agama yang pada awalnya menggunakan bahasa Arab (Al-Qur’an), yang kemudian diterjemahkan ke dalam aksara khusus dan ditulis dalam bentuk bahasa masyarakat setempat.

PENUTUPAN

KESIMPULAN

Bentuk-bentuk kearifan lokal menurut Bakri Syahid adalah kebudayaan Jawa sebagai sekumpulan gagasan, pemikiran, sikap, tingkah laku dan hasil karya manusia yang tumbuh dan berkembang membentuk suatu budaya yang bertujuan untuk penjelmaan ciri dan jati diri asli Jawa masa kini. sejak prasejarah 2. Langkah ini jelas mengambil kira pembaca yang bukan sahaja tahu bahasa Arab, malah tidak tahu abjad Arab.

SARAN

Model penyelesaian konflik berbasis kearifan lokal “Tepung Tawar” pada masyarakat Talang Seangkat Lahat, Sumatera Selatan. Kearifan Lokal dalam Pembangunan Rumah Adat Dibelungku dalam Respons Gempa Studi Kasus: Rumah Adat di Desa Duku Ulu. Pengajaran seni budaya berbasis kearifan dalam membangun pendidikan karakter peserta didik di sekolah dasar.

Investigasi kearifan masyarakat lokal dalam pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan hidup dalam mata kuliah Seminar Nasional Penelitian, Edukasi dan Penerapan MIPA.

Referensi

Dokumen terkait

Kajian ini difokuskan pada beberapa karakteristik tafsir al-Ibrīz dalam kaitannya dengan tradisi pesantren, dibatasi pada beberapa tema, yaitu penggunaan aksara Pegon dan

1. Rawa‟i al Bayan fi Tafsir Ayat al - Ahkam min Al Qur‟an. Kitab ini dalam dua jilid besar, ia adalah kitab terbaik yang pernah dikarang perihal ayat hukum. Keistimewaan dari

Pemahaman makna yang dilakukan Hamka dalam tafsirnya, yakni berusaha menemukan makna dan menjelaskan yang samar dari ayat dengan memasukkan istilah lokal, kemudian

Kitab tafsir ini menggunakan corak ilmiah dalam menjelaskan makna ayat Alquran, meskipun corak tersebut masih kontroversi tentang kebolehannya. Namun, ternyata

Signifikansinya tidak hanya terletak pada kesinambungan jaringan tradisi keilmuan Islam Nusantara, tetapi juga dalam kreatifitas lokal tafsir yang lahir dari kearifan bahasa dan

Dari tiga point di atas, maka dalam kitab tafsir al-Farra dapat dilihat berapa contoh penafsirannya terhadap sebuah ayat yang menjelaskan makna kosa kata yang terkandung dari ayat-ayat

Diantaranya adalah : Ada 16 enam belas kitab sekurang- kurangnya yang menjadikan rujukan atau pondasi dalam menuliskan tafsir Al-Qu‟an, diantara kitab-kita yang dirujuk oleh Raden

MAKNA KATA DOSA JARIAH DALAM AL-QUR’AN STUDI KITAB TAFSIR AL- MUNIR KARYA WAHBAH AZ-ZUHAILI ....