• Tidak ada hasil yang ditemukan

KEBERHASILAN PENERAPAN TOILET TRAINING PADA ANAK USIA TODDLER DI TK ABA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "KEBERHASILAN PENERAPAN TOILET TRAINING PADA ANAK USIA TODDLER DI TK ABA "

Copied!
136
0
0

Teks penuh

DENGAN SUKSES IMPLEMENTASI PELATIHAN TOILET PADA ANAK TK ABA telah disetujui sebagai tesis dan dinyatakan lolos mengikuti workshop. Judul Topik: Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu dengan Keberhasilan Implementasi Toilet Training pada Anak Usia Dini di TK Aba. Tujuan Penelitian : Untuk mengetahui hubungan tingkat pengetahuan ibu dengan keberhasilan pelaksanaan toilet training pada anak usia dini di TK ABA.

  • Latar Belakang
  • Rumusan Masalah
  • Tujuan Penelitian
    • Tujuan umum
  • Manfaat Penelitian

Untuk mengetahui tingkat pengetahuan ibu dalam pelaksanaan toilet training pada anak usia balita di TK ABA. Menganalisis hubungan tingkat pengetahuan ibu dengan keberhasilan pelaksanaan toilet training pada anak usia balita di TK ABA. Pengetahuan dan sikap ibu tentang pelaksanaan toilet training pada anak usia balita (1-3 tahun) di Desa Padamukti wilayah kerja.

Tabel 1.1 keaslian penelitian
Tabel 1.1 keaslian penelitian

Pengetahuan

  • Pengertian Pengetahuan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan tingkat pengetahuan ibu dengan keberhasilan pelaksanaan toilet training pada anak usia balita di TK ABA. Untuk mengetahui sebaran karakteristik responden mengenai hubungan tingkat pengetahuan ibu dengan keberhasilan pelaksanaan toilet training pada anak usia balita di TK ABA. Pengetahuan ibu tentang toilet training dengan keberhasilan toilet training pada anak TK A dan TK B di TK Pkk Jotawang Yogyakarta.

Pengertian Keberhasilan

  • Fase Toilet Training
  • Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keberhasilan Toilet Training
  • Faktor Yang Mendukung Keberhasilan Toilet Training

Sedangkan menurut Syahid (2011) dalam (Edianti Komala, 2016), faktor-faktor yang mempengaruhi toilet training pada anak adalah sebagai berikut. Pendidikan akan berdampak pada pola pikir dan pandangan ibu dalam proses pelaksanaan toilet training pada anak. Dalam penelitian (Edianti Komala, 2016) mengutip Warner (2007), faktor yang mendukung toilet training adalah.

Toilet Training

  • Pengertian Toilet Training
  • Tanda Siap Toilet Training
  • Cara Melakukan Toilet Training
  • Beberapa Tips Ibu Dalam Melatih Toilet Training
  • Dampak masalah toilet training

Toilet training terdiri dari kontrol usus (pengendalian buang air besar) dan kontrol kandung kemih (pengendalian buang air kecil). Waktu yang tepat untuk memulai potty training anak adalah setelah anak mulai berjalan sekitar usia 1-5 tahun. Melalui toilet training, anak akan belajar mengendalikan keinginan untuk buang air kecil dan besar, setelah itu anak akan merasa terbiasa menggunakan toilet secara mandiri.

Anak dapat dikatakan berhasil dalam toilet training apabila anak dapat buang air besar sendiri di kamar mandi tanpa diingatkan. Ada banyak cara yang bisa dilakukan orang tua untuk melatih anak buang air besar dan kecil, antara lain. Cara ini digunakan dengan benar oleh orang tua dan berperan besar dalam memberikan rangsangan untuk buang air kecil atau besar.

Dimana kesiapan psikis anak akan matang sehingga anak mampu buang air kecil dan besar dengan sendirinya. Upaya melatih anak buang air kecil dan besar melalui contoh langsung dan peniruan yang dilakukan anak. Cara ini bisa Anda lakukan dengan membiasakan anak buang air kecil dan besar dengan membawanya ke toilet dan menyediakan pispot dalam kondisi aman.

Hal ini bisa terjadi jika orang tua sering memarahi anak saat buang air kecil atau besar saat bepergian karena sulitnya mencari toilet.

Usia Todler (2-4 tahun)

  • Karakteristik Balita
  • Pertumbuhan Dan Perkembangan Anak Usia Toddler
  • Kebutuhan Nutrisi
  • Pola tidur
  • Perkembangan motorik
  • Perkembangan Psikologis
  • Perkembangan bahasa usia toddler
  • Perkembangan Seksualitas
  • Perkembangan Personal-sosial
  • Perkembangan Moral Anak Usia Toddler
  • Stimulasi Bermain

Anak usia 1-3 tahun merupakan konsumen pasif, artinya mereka memperoleh makanan dari apa yang diberikan orang tuanya. Anak usia prasekolah (3-5 tahun) merupakan konsumen aktif, dimana anak dapat memilih makanan yang disukai dan tidak disukainya. Pertambahan ukuran tubuh terjadi secara bertahap, tidak linier, menunjukkan ciri-ciri pertumbuhan yang dipercepat atau lambat pada masa balita. a) Rata-rata pertambahan tinggi badan adalah 7,5 per tahun.

Selain mengalami pertumbuhan, anak usia dini juga mengalami perkembangan, kedua hal tersebut merupakan proses yang tidak dapat dipisahkan. Misalnya sayur mayur yang sering tidak disukai anak kecil. e) Orang tua juga sebaiknya menganjurkan anak untuk makan menggunakan alat makan a) Beritahu orang tua untuk tidak memberikan makanan ringan satu jam sebelum makan karena akan mengurangi nafsu makan anak. Perkembangan motorik 1) Motorik kasar 1) Motorik kasar.. a) Mampu berjalan tanpa bantuan pada umur 15 bulan.

Pada usia ini, anak suka mempertahankan genetikanya, anak akan cenderung cemas dengan orang tua yang berlainan jenis (anak perempuan akan dekat dengan ayahnya) dan mempunyai rasa bersaing dengan orang tua yang berjenis kelamin sama (anak laki-laki akan merasakan rivalitas dengan ayah mereka mendapatkan kasih sayang dari ibu mereka). Menurut teori Kohlberg yang dikutip oleh (Cahyaningsih .D.S, 2017), balita biasanya akan berada pada subtahap pertama dari tahap prakonvensional, yaitu berorientasi pada hukuman dan ketaatan. Pada usia ini anak mulai berlatih mencoret-coret dengan pensil warna, menyusun kubus, balok, menyusun potongan gambar sederhana (puzzle), memasukkan dan mengeluarkan benda-benda kecil dari area bermain dengan boneka, sendok, piring, gelas, dan lain-lain, teko dan bahkan sapu.

Pada usia 2-3 tahun, anak sudah dapat mengenal dan menyebutkan warna, menggunakan kata sifat (besar-kecil, panas-dingin, tinggi-rendah, panjang-pendek, dll), menyebutkan nama teman yang bermain bersama, menghitung benda-benda disekitarnya. , memakai baju sendiri, menggosok gigi, bermain kartu bergambar, boneka, bermain rumah-rumahan dan memasak, menggambar garis dan lingkaran, berlatih berdiri dengan satu kaki, buang air kecil dan besar di toilet (Septiari, B.B. 2017).

Kerangka teori

Kerangka konsep

Ho : Tidak terdapat hubungan antara tingkat pengetahuan ibu toilet training dengan tingkat keberhasilan toilet training pada balita di Taman Kanak-Kanak ABA Desa Sukabakti Kecamatan Palas. Ha : Terdapat hubungan antara pengetahuan ibu tentang toilet training dengan tingkat keberhasilan pelaksanaan toilet training pada balita di TK ABA Desa Sukabakti Kecamatan Palas.

55

  • Jenis Dan Rancangan Penelitian
  • Populasi dan Sampel
  • Ruang lingkup penelitian
  • Variabel Penelitian
  • Definisi Operasional
  • Jenis Data
  • Teknik Pengumpulan Data
  • Instrumen Penelitian
    • Pengolahan data
  • Analisis Data
  • Etika penelitian

Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah Total Sampling yaitu seluruh populasi yang berjumlah 47 siswa (Dharma, 2017). Untuk mengetahui hubungan tingkat pengetahuan ibu dengan keberhasilan pelaksanaan toilet training pada balita di TK ABA. Data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah jumlah siswa di TK ABA Desa Sukabakti sebanyak 47 siswa.

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan metode pengumpulan data dengan kuesioner yang diisi langsung oleh responden sendiri. Kuesioner yang digunakan terdiri dari tiga bagian yaitu berisi data rahasia responden, pernyataan untuk mengetahui tingkat pengetahuan ibu dan pernyataan untuk mengetahui keberhasilan pelaksanaan toilet training. Kuesioner ini mempunyai empat pilihan jawaban dengan skor yaitu sangat sering = 4, sering = 3, kadang-kadang = 2, tidak pernah = 1. 2. Untuk angket, keberhasilan pelaksanaan toilet training dinilai dengan menggunakan skala Guttman dengan jawaban ya atau tidak, karena itu perlu ada jawaban tetap atau anak.

Kuesioner ini dirancang dalam bentuk checklist, hasil dari kuesioner ini dikategorikan menjadi dua kategori yaitu keberhasilan pelaksanaan toilet training dan kegagalan pelaksanaan toilet training. Setelah data dikumpulkan untuk masing-masing bidang tingkat pengetahuan dan keberhasilan toilet training, data tersebut disajikan dalam bentuk tabel yang berisi data dasar yang dianalisis, baik data karakteristik responden maupun data penting tentang hasil pengukuran. tingkat pengetahuan ibu dan keberhasilan toilet training. Analisis ini digunakan untuk mendapatkan gambaran masing-masing variabel independen yang meliputi pengetahuan ibu tentang toilet training dan keberhasilan pelaksanaan toilet training pada anak usia dini di TK ABA Desa Sukabakti Kecamatan Palas.

Variabel yang akan dilakukan analisis bivariat pada penelitian ini adalah hubungan pengetahuan ibu tentang toilet training dengan keberhasilan toilet training pada anak balita di TK ABA Desa Sukabakti Kecamatan Palas.

  • Gambaran Umum Objek Penelitian
    • Sejarah Desa
    • Visi dan Misi Tk ABA
    • Gambaran Responden Penelitian
  • Hasil Penelitian
    • Data Umum Responden
    • Analisa Bivariat
  • Pembahasan
    • Interpretasi Dan Hasil Diskusi
  • Keterbatasan Penelitian

Distribusi frekuensi pengetahuan ibu tentang toilet training pada balita di TK ABA Desa Sukabakti Kecamatan Palas Tahun 2021. Distribusi frekuensi keberhasilan pelaksanaan toilet training pada anak usia balita di TK ABA Desa Sukabakti Kecamatan Palas Tahun 2021. Dibawah ini. akan kami jelaskan hasil analisis yang dilakukan dengan menggunakan uji Chi-square tentang hubungan pengetahuan ibu tentang toilet training dengan keberhasilan pelaksanaan toilet training pada anak usia balita di TK ABA Desa Sukabakti Kecamatan Palas.

Hubungan pengetahuan ibu tentang toilet training dengan keberhasilan pelaksanaan toilet training pada balita di TK Desa ABA. Dengan demikian dapat disimpulkan H0 ditolak, sehingga dapat diartikan ada hubungan antara pengetahuan ibu tentang toilet training dengan keberhasilan pelaksanaan toilet training pada anak usia dini di TK ABA Desa Sukabakti Kecamatan Palas. . Keberhasilan pelaksanaan toilet training pada anak usia dini di TK ABA Desa Sukabakti Kecamatan Palas.

Dengan demikian, hasil analisis peneliti, semakin tinggi pengetahuan ibu tentang toilet training maka akan menghasilkan keberhasilan pelaksanaan toilet training yang baik. Hubungan pengetahuan ibu tentang toilet training dengan keberhasilan pelaksanaan toilet training pada anak usia dini di TK ABA Desa Sukabakti Kecamatan Palas. Hasil analisis penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara pengetahuan ibu tentang toilet training dengan keberhasilan pelaksanaan toilet training pada anak usia dini di TK ABA desa Sukabakti kecamatan Palas.

Hasil analisis penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara pengetahuan ibu tentang toilet training dengan keberhasilan pelaksanaan toilet training pada anak usia balita di TK ABA Desa Sukabakti Kecamatan Palas.

Tabel 4.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Pada Anak  di Tk ABA
Tabel 4.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Pada Anak di Tk ABA

Simpulan

Saran

Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Toilet Training Dengan Keberhasilan Toilet Training Pada Anak TK Dan TK B Di TK Pkk Jotawang Yogyakarta. HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU DENGAN KESUKSESAN PELAKSANAAN TOILET TRAINING USIA TK DI TK ABA. Judul : Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Dengan Keberhasilan Penerapan Toilet Training Pada Anak Usia Balita Di TK Aba.

Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Dengan Keberhasilan Penerapan Toilet Training Pada Anak Prasekolah Di TK Aba”, yang dilakukan oleh siswa dari Stikes Medistra Indonesia. 3 Ibu belajar memakai dan melepas celana sendiri ketika ingin buang air kecil atau besar. 4 Ibu membiarkan celana anaknya basah dan kotor.14 Ibu tidak membangunkan anaknya tengah malam untuk buang air kecil agar tidak mengompol.15 Ibu mengajari anak jongkok atau duduk.

16 Ibu sudah mengetahui sejauh mana kesiapan anaknya untuk buang air kecil atau besar. 17 Ibu meluangkan waktu setiap hari untuk belajar buang air kecil dan besar di toilet, meskipun sibuk dengan pekerjaan. 18 Ibu selalu merasa tidak sabar dan tidak bisa mengendalikan emosi saat melatih anaknya buang air kecil atau besar di toilet.

4 Anak saya selalu menunjukkan keinginan untuk buang air kecil/besar dengan ekspresi yang berbeda-beda (mengerutkan alis, memegangi kaki dan bergerak). 9 Anak masih meminta bantuan saat membuka celana saat hendak buang air besar dan kecil. 10 Anak masih meminta bantuan untuk menyiram toilet setelah buang air kecil dan besar.

Gambar

Tabel 1.1 keaslian penelitian
Tabel 4.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Pada Anak  di Tk ABA

Referensi

Dokumen terkait

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG TOILET TRAINING DENGAN PERILAKU IBU DALAM MELATIH TOILET TRAINING PADA ANAK USIA TODDLER DI DESA.. KADOKAN

Hasil analisis penelitian tentang hubungan pengetahuan toilet training terhadap pelaksanaan toilet training menggunakan uji Spearman Rank disimpulkan terdapat

Karya Tulis Ilmiah yang berjudul “ Pengaruh penyuluhan terhadap sikap ibu dalam melatih toilet training pada anak usia toddler ” ini disusun untuk memenuhi

hubungan antara pengetahuan ibu tentang toilet training dengan perilaku ibu dalam melatih toilet training pada anak usia toddler di desa Kadokan Sukoharjo

Tingkat signifikansi uji masih lebih kecil daripada batas kritis 0,05 (0,001< 0,05) sehingga keputusan uji adalah H0 ditolak dan disimpulkan terdapat hubungan tingkat

Hasil penelitian menunjukan nilai p- value=0,000<0,05 yang berarti ada hubungan yang signifikan antara pola asuh orangtua dengan kemampuan toilet training pada

HASIL PENELITIAN Penelitian ini membuktikan dan menjawab pertanyaan penelitian yang diajukan bahwa apakah ada hubungan anlara frekuensi dan lama pemakaian diapers dengan kemampuan

Dari hasil uji statistik diperoleh nilai p-value 0,00 p < 0,05 yang berarti hipotesis nol ditolak, dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan bermakna antara tingkat pengetahuan dengan