• Tidak ada hasil yang ditemukan

Strategi Kebijakan "Penataan Kelembagaan dan Perkuatan Fungsi Ketua Rukun Tetangga (RT) dan Rukun Warga (RW)" di Kota Makassar = Policy Strategy "Institutional Arrangement and Strengthening the Functions of Heads of Rukun Tetangga (RT) and Rukun Warga (RW)" in Makassar City - Repository Universitas Hasanuddin

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "Strategi Kebijakan "Penataan Kelembagaan dan Perkuatan Fungsi Ketua Rukun Tetangga (RT) dan Rukun Warga (RW)" di Kota Makassar = Policy Strategy "Institutional Arrangement and Strengthening the Functions of Heads of Rukun Tetangga (RT) and Rukun Warga (RW)" in Makassar City - Repository Universitas Hasanuddin"

Copied!
53
0
0

Teks penuh

Strategi Kebijakan “Penataan Kelembagaan dan Penguatan Fungsi Ketua Rukun Tetangga (RT) dan Rukun Warga (RW)” di Kota Makassar: 132 Halaman + 13 Tabel + 11 Gambar + Lampiran, dibimbing oleh Dr. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan strategi kebijakan penataan kelembagaan dan penguatan fungsi ketua Rukun Tetangga (RT) dan Rukun Warga (RW) di Kota Makassar. Segala puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan nikmat, nikmat dan hidayah-Nya kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan penyusunan skripsi yang berjudul “Strategi Kebijakan” Penataan Kelembagaan dan Penguatan Fungsi Kepala Lingkungan. Perkumpulan (RT ) dan Perkumpulan Masyarakat (CA) di Kota Makassar”.

Beberapa waktu sebelum pemilihan umum ditetapkan dan dilaksanakan, Pemerintah Kota Makassar mengeluarkan Peraturan Walikota Makassar Nomor 3 Tahun 2016 tentang Indikator Penilaian Kinerja Ketua RT dan Ketua RW Kota Makassar. Keseriusan Pemkot Makassar terhadap kelembagaan sosial RT dan RW terlihat dari penataan kelembagaan yang dilakukan secara berkesinambungan. Dampak dari kebijakan tersebut adalah pengangkatan penjabat ketua RT dan RW melalui Keputusan Walikota Makassar tentang pengangkatan penjabat ketua rukun tetangga dan ketua rukun warga.

Berdasarkan uraian di atas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul Strategi Kebijakan “Penataan Kelembagaan dan Penguatan Fungsi Pimpinan Rukun Tetangga (RT) dan Rukun Warga (RW)” di Kota Makassar.

Gambar 1.1  Lembaga Kemasyarakatan di Indonesia.............................  5  Gambar 2.1  Kerangka Pikir....................................................................
Gambar 1.1 Lembaga Kemasyarakatan di Indonesia............................. 5 Gambar 2.1 Kerangka Pikir....................................................................

Rumusan Masalah

8 Pada hakikatnya penataan kelembagaan merupakan suatu proses yang tidak ada habisnya karena dinamika perubahan lingkungan akan terus terjadi. Kondisi tersebut mendorong institusi pemerintah daerah untuk terus memikirkan strategi penataan kelembagaan yang tepat. Pemilihan strategi yang tepat merupakan hal yang penting karena penentuan strategi akan menghasilkan pilihan terbaik yang berbeda-beda dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

Tujuan Penelitian

Manfaat Penelitian

Pengertian Strategi

Pandangan ini sesuai dengan definisi Moore tentang strategi dalam Ahadiat (2010:2), yaitu rencana suatu tindakan yang menjadi suatu gagasan dengan mendahului tindakan tersebut. Perolehan keunggulan kompetitif dapat dicapai dengan fokus pada unit kerja, struktur dan kompetensi internal. Perspektif dalam hal ini adalah komitmen pembuat strategi dalam merespon lingkungan dan memenuhi kebutuhan pemangku kepentingan sebagai cerminan nilai dan kekuasaan.

Selain itu, strategi yang ditujukan untuk mencapai tujuan organisasi harus mempunyai ciri-ciri sebagai berikut: terpadu, komprehensif dan integral.

Perspektif Strategi

Sekolah desain Perumusan strategi sebagai proses desain (Perumusan strategi sebagai proses desain) Perencanaan. Perumusan Strategi Sekolah Daya sebagai proses negosiasi (Perumusan Strategi sebagai proses negosiasi) Perumusan Strategi Sekolah Budaya sebagai proses kolektif (Perumusan Strategi sebagai proses kolektif) Lingkungan Hidup. Pembentukan strategi sebagai proses transformasi (Formasi strategi sebagai proses transformasi) Sumber: Mintzberg et al.

Mazhab pemikiran mengenai strategi sebagai suatu proses konseptual dipengaruhi oleh pemikiran Selznick dalam karyanya ‘Leadership in Administration’ yang menekankan pentingnya mengintegrasikan kondisi internal dengan ekspektasi eksternal, dan Chandler dalam bukunya yang berjudul ‘Strategy and Structure’ dan penjelasan tentang hubungan antara strategi dan struktur. Pemikiran kedua tokoh ini kemudian membentuk model pengambilan strategi yang mengupayakan keselarasan antara kemampuan internal dan peluang eksternal. Proses formal menurut gerakan ini menjadi pedoman bagi perancang strategi yang mempunyai hubungan langsung dengan manajemen puncak.

Karena sifatnya yang substantif, maka strategi yang dikembangkan dibatasi secara umum atau pada kategori strategi tertentu. Menurut aliran ini, perumusan strategi didasarkan pada proses yang visioner, bersifat deskriptif dan upaya untuk memahami proses tersebut. Merumuskan strategi melalui proses politik yang bercirikan negosiasi, kompromi, dan konflik koalisi disebut kekuatan mikro.

Sekolah Budaya: Pembentukan strategi sebagai proses kolektif Proses kolektif menggunakan pendekatan budaya dalam pembentukan strategi. Pertimbangan faktor lingkungan dapat mempermudah penghitungan setiap aliran pemikiran, meskipun intensitasnya berbeda. Aliran konfiguratif disebut sebagai proses transformasi karena pembentukan strategi pada aliran ini merupakan gabungan dari dua aliran sebelumnya yaitu preskriptif dan deskriptif.

Pendekatan Strategi

Pertimbangan strategi berasal dari manajemen tingkat atas yang kemudian ditransfer ke manajemen tingkat menengah dan bawah. Perumusan strategi bersifat jangka panjang dengan mempertimbangkan faktor internal dan eksternal yang terdapat dalam suatu organisasi. Misi organisasi mengacu pada filosofi pengambil keputusan strategis, citra yang ingin mereka bangun, konsep dan produk atau layanan terpenting.

Tanggung jawab dalam perumusan strategi terdiri dari empat jenis komitmen, yaitu ekonomi, hukum, etika, dan kebijaksanaan. Lingkungan eksternal terbagi menjadi tiga, yaitu: lingkungan terpencil, yaitu berkaitan dengan situasi kerja di bidang ekonomi, sosial, politik, teknologi, dan ekologi; lingkungan industri diperiksa berdasarkan persaingan dan daya tawar;. Analisis SWOT dan analisis rantai nilai merupakan alat yang membantu dalam melakukan analisis internal.

Analisis rantai nilai merupakan alat untuk membagi operasi menjadi dua kategori yaitu kategori aktivitas utama dan pendukung. Perumusan strategi diawali dengan penentuan visi dan misi yang merupakan cerminan nilai-nilai organisasi. Luaran dari langkah awal yaitu penetapan visi dan misi akan memberikan jawaban tentang bagaimana organisasi mencapai tujuannya.

Kebijakan

Pengertian Kebijakan

Berdasarkan perspektif sistem politik, David Easton mengartikan politik sebagai suatu bentuk distribusi nilai-nilai yang dipaksakan kepada anggota masyarakat. Pandangan Easton didasarkan pada kategorisasi pemerintahan dalam sistem politik yang bertanggung jawab atas permasalahan publik. Selain itu, Woll dalam Tangkilisan (2003:2) mengartikan politik sebagai kegiatan penyelesaian permasalahan masyarakat oleh pemerintah yang dilakukan secara langsung melalui lembaga yang mempunyai legitimasi.

Prinsip-Prinsip Kebijakan

23 Selain unsur-unsur tersebut, perumusan kebijakan juga tidak lepas dari nilai-nilai yang menjadi pertimbangan para pengambil kebijakan. Lembaga yang mempunyai kekuasaan untuk membuat dan menentukan kebijakan tersebut adalah lembaga eksekutif dan legislatif. Produk kebijakan nasional berupa Undang-Undang Dasar, Ketetapan MPR, Undang-undang (UU) dan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang (PERPU).

Penetapan kebijakan umum merupakan kewenangan Presiden yang dapat berupa Peraturan Pemerintah (PP), Keputusan Presiden, dan Instruksi Presiden. Kebijakan umum yang ditetapkan oleh Presiden akan dijabarkan lebih lanjut oleh menteri atau pejabat setingkat menteri, yang menjadi strategi pelaksanaan tugas di bidang tertentu dalam bentuk peraturan, keputusan, dan instruksi resmi. Dalam pemerintahan daerah, kebijakan umum ditetapkan oleh Gubernur dan DPRD Provinsi pada tingkat Provinsi, serta Bupati/Walikota dan DPRD Kabupaten/Kota pada tingkat Kabupaten/Kota.

25 Selain berdasarkan tinjauan teknis, kebijakan secara umum dapat dibedakan menjadi kebijakan umum, kebijakan pelaksanaan, dan kebijakan teknis (Abidin. Berdasarkan ciri-ciri di atas, kebijakan secara sederhana dikelompokkan menjadi kebijakan makro, menengah, dan mikro. Peraturan Menteri, Surat Edaran Menteri Surat, Peraturan Gubernur, Peraturan Bupati, Peraturan Walikota, Keputusan Bersama Peraturan kebijakan mikro diterbitkan oleh pejabat publik di bawah Menteri, Gubernur, Bupati, dan Walikota.

Sedangkan kebijakan regulasi adalah pembatasan atau larangan yang mengatur perilaku individu atau kelompok masyarakat. Kebijakan terkait barang publik berupa kebijakan yang mengatur penyediaan barang atau jasa publik. Kategori barang privat dalam politik meliputi penyediaan barang atau jasa yang berhubungan dengan pasar bebas.

Tabel 2.2 Tingkatan Kebijakan Berdasarkan Sifat
Tabel 2.2 Tingkatan Kebijakan Berdasarkan Sifat

Kelembagaan

Pengertian Kelembagaan

Komponen Kelembagaan

28 Berdasarkan perspektif administrasi pembangunan, kelembagaan termasuk dalam pembangunan administrasi yang menitikberatkan pada bidang organisasi, kepegawaian, manajemen, sarana administrasi dan lembaga itu sendiri (Tjokrohamidjojo, 1976: 14). Persepsi subjektif individu merupakan faktor terpenting yang mempengaruhi melalui pengalaman, nilai-nilai dan kepercayaan tradisional.

Lembaga Kemasyarakatan

  • Jenis-Jenis Lembaga Kemasyarakatan
  • Fungsi Lembaga Kemasyarakatan
  • Pengertian Rukun Tetangga dan Rukun Warga
  • Tugas Rukun Tetangga dan Rukun Warga

Pada prinsipnya pengaturan lembaga sosial bertujuan untuk meningkatkan partisipasi masyarakat, memanfaatkannya dalam proses pembangunan, dan menjamin berfungsinya pelayanan administrasi publik. Hal ini disebabkan adanya kewajiban pemerintah daerah untuk melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap lembaga-lembaga sosial, sebagaimana tercantum dalam Pasal 13 Permendagri No. Pembentukan lembaga-lembaga sosial disebabkan oleh terbatasnya jumlah aparatur pemerintah dalam melaksanakan ketiga tugas pokok tersebut. pemerintahan menurut Rasyd dalam Giroth (2004:65) yaitu pemberian pelayanan, pemberdayaan dan pembangunan.

Menurut Wasistiono (2004:1), lembaga sosial terbagi menjadi dua bentuk, yaitu lembaga sosial sebagai organisasi sosial dan lembaga sosial sebagai kesatuan masyarakat. Lembaga kemasyarakatan merupakan organisasi kemasyarakatan karena fungsi administratif yang dijalankannya, yaitu bantuan dalam pelaksanaan fungsi pemerintahan. Sedangkan lembaga sosial sebagai kesatuan masyarakat merupakan suatu bentuk lembaga sosial pada tingkat kecamatan yang secara sadar dikoordinasikan dan dijalankan atas dasar tujuan bersama.

Menurut Soekanto, pranata sosial merupakan kumpulan norma dari seluruh tingkatan yang diarahkan pada kebutuhan dasar dalam kehidupan bermasyarakat. Lembaga kemasyarakatan Rukun Tetangga (RT) dan Rukun Warga (RW) merupakan lembaga yang berperan serta dalam pemberdayaan dan pemajuan hubungan antar masyarakat. 36 Nomor 18 Tahun 2018 menyatakan bahwa RT dan RW adalah lembaga kemasyarakatan dan mitra Pemerintah Daerah yang berperan dalam memelihara dan melestarikan nilai-nilai kehidupan masyarakat yang berdasarkan atas kemandirian, gotong royong, dan kekeluargaan dalam meningkatkan kesejahteraan, kedamaian, dan ketertiban. kehidupan sosial.

Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 18 Tahun 2018 tentang Lembaga Kemasyarakatan dan Lembaga Adat Desa yang menggantikan Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 5 Tahun 2007 tentang Pedoman Penataan Kelembagaan Kemasyarakatan, menguraikan tugas RT/RW menjadi dua tugas pokok. yaitu bantuan kepada kepala desa dalam bidang pelayanan dan pemberian informasi kependudukan dan perizinan. Pasal 14 peraturan tersebut menyebutkan, ketentuan lebih lanjut mengenai pengaturan dan peruntukan lembaga sosial di kecamatan dapat diatur dengan peraturan bupati/walikota. Lembaga sosial RT/RW yang merupakan mitra pemerintah dalam hubungan kerja mempunyai tugas memediasi kebijakan, program, dan kegiatan pemerintah.

Kerangka Pikir

Dalam hal ini, Pemerintah Kota Makassar telah menetapkan beberapa program yang akan menjadi indikator penilaian kinerja ketua RT dan RW. Misi merupakan gambaran langkah-langkah yang akan diambil untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Tanggung jawab merupakan bagian dari perilaku manusia yang secara sadar melakukan sesuatu berdasarkan risiko yang mungkin terjadi akibat tindakan tersebut.

Perumusan strategi menekankan pentingnya akuntabilitas melalui empat komitmen, yaitu: (1) Komitmen finansial; kemampuan memaksimalkan potensi sumber daya, (2) Kewajiban hukum; kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan, (3) Kewajiban etis; perilaku yang baik dan pantas dan (4) kewajiban diskresi; tanggung jawab yang diambil secara sukarela dalam hubungan masyarakat. Lingkungan eksternal merupakan lingkungan yang berada di luar kerangka organisasi dan harus dianalisis untuk mengidentifikasi peluang dan ancaman yang akan dihadapi.

Gambar

Gambar 1.1  Lembaga Kemasyarakatan di Indonesia.............................  5  Gambar 2.1  Kerangka Pikir....................................................................
Gambar 1.1 Lembaga Kemasyarakatan di Indonesia
Tabel 2.2 Tingkatan Kebijakan Berdasarkan Sifat

Referensi

Dokumen terkait

Seperti yang terjadi di wilayah RT 05 RW 06 Kelurahan Tanjung Rhu, Kecamatan Limapuluh, Kota Pekanbaru, panitia yang telah ditunjuk oleh Ketua RW 06 telah diberikan

Berdasarkan hasil wawancara tentang fungsi Pembinaan Lurah Terhadap Rukun Tetangga dan Rukun Warga Di Kelurahan Tangkerang Tengah Kecamatan Marpoyan Damai Kota

Berdasarkan penelitian yang dilakukan di kelurahan Rungkut Menanggal Kecamatan Gunung Anyar tentang partisipasi masyarakat dalam program elektronik Rukun Tetangga

SISTEM PENGELOLAAN DATA WARGA, INFORMASI KEGIATAN DAN INFORMASI PENGGUNAAN IURAN PADA LINGKUNGAN RUKUN TETANGGA (RT) BERBASIS WEB sebuah sistem yang dibangun menggunakan

bahwa dengan dicabutnya Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 7 Tahun 1983 tentang Pembentukan Rukun Tetangga (RT) dan Rukun Warga (RW) serta berdasarkan Peraturan Menteri

Masing-masing kelurahan membawahi 3 (tiga) RW.. Rukun Warga dipimpin oleh seorang Ketua RW. Masing-masing RW membawahi 4 RT. Rukun Tetangga dipimpin oleh seorang ketua RT yang

NAMA-NAMA KETUA RUKUN TETANGGA (RT) DALAM KECAMATAN JAMBI SELATAN KOTA JAMBI TAHUN

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dipaparkan bahwa, pelaksanaan tugas pokok Ketua Rukun Tetangga (RT) 14 mengenai administrasi dibidang keagamaan sudah cukup baik