• Tidak ada hasil yang ditemukan

View of DAMPAK SOSIAL EKONOMI KEBIJAKAN PPKM TERHADAP PEDAGANG KAKI LIMA DI KECAMATAN TAMALATE KOTA MAKASSAR. PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SOSIOLOGI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "View of DAMPAK SOSIAL EKONOMI KEBIJAKAN PPKM TERHADAP PEDAGANG KAKI LIMA DI KECAMATAN TAMALATE KOTA MAKASSAR. PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SOSIOLOGI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

P-ISSN: ……-…….; E-ISSN………: ……….-………..

Volume 1, Number: 2 Maret 2023, Page No. 154-158

Dampak Sosial Ekonomi Kebijakan PPKM Terhadap Pedagang Kaki Lima di Kecamatan Tamalate Kota Makassar

1Ikram Saipul, 2Kaharuddin, 3Jamaluddin Arifin

1Program Studi Pendidikan Sosiologi Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan UnIversitas Muhammadiyah Makassar

2Program Studi Pendidikan Sosiologi Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan UnIversitas Muhammadiyah Makassar

3Program Studi Pendidikan Sosiologi Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan UnIversitas Muhammadiyah Makassar

*Correspondent Email: ikramsaipul@gmail.com

Abstract. The purposes of this study were: To find out the socio-economic status of street vendors in the middle of PPKM and to find out the impact felt by street vendors related to the PPKM policy in Makassar City. The type of research used in this study was qualitative research and a case study approach. The research instruments used were observation sheets, interview guides, documentation of data collection in this study were: Observations, Interviews and Documentation The data analysis techniques in this study were data collection, data reduction, data presentation, conclusion drawing. The results of this study show that during a pandemic, street vendors experienced various limitations. This condition was caused by social restrictions through the PSBB and PPKM Micro policies. This reality shows that there is a dialectical relationship between agents and existing structures in society. The strategy of street vendors in maintaining their business in the midst of the Covid-19 pandemic includes carrying out credit restructuring, expanding the market with goonline, and creating new products.

Keywords : Social Impact, PPKM Policy, Street Vendors

Abstrak. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui sosial ekonomi pedagang kaki lima ditengah PPKM dan untuk mengetahui dampak yang dirasakan oleh Pedagang kaki lima terkait dengan adanya kebijakan PPKM di Kota Makassar, Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian Kualitatif dan pendekatan studi kasus. Adapun instrumen penelitian yang digunakan berupa lembar observasi, panduan wawancara, dokumentasi.

pengumpulan data dalam penelitian ini adalah: Observasi, Wawancara dan Dokumentasi Adapun tehnik analisis data dalam penelitian ini adalah Pengumpulan data, Reduksi data, Penyajian data, Penarikan kesimpulan adapun hasil penelitian ini menunjukan bahwa pada masa pandemi, para PKL mengalami berbagai keterbatasan. Kondisi tersebut disebabkan oleh adanya pembatasan sosial melalui kebijakan PSBB dan PPKM Mikro. Realitas tersebut menunjukkan adanya hubungan dialektis antara agen dan struktur yang ada di masyarakat kemudian Strategi Pedagang Kaki Lima dalam mempertahankan usahanya di tengah pandemi Covid-19 diantaranya ditempuh dengan melakukan restruktrusasi kredit, memperluas pasar dengan go online, serta membuat produk baru

Kata Kunci : Dampak Sosial, Kebijakan PPKM, Pedagang Kaki Lima

(2)

INTRODUCTION

Fenomena covid-19 pertama kali munculnya dari Cina yang menyebar ke seluruh dunia dengan penularan yang disebut impor dari luar wilayah asal perkembangannya ini belum ada hasil penelitian yang kuat apa penyebab atau gambaran tentang virus ini tetapi analisis para ahli menduga bahwa covid-19 lebih kuat bertahan hidup di daerah bersuhu rendah dan kering tetapi bisa juga di kondisi suhu dan kelembaban udaranya yang sebaliknya. Munculnya kasus pandemi covid-19 pertama kalinya dilaporkan Negara Cina pada tanggal 31 Desember 2019 di kantor organisasi kesehatan dunia (WHO) di Cina mendapatkan pemberitahuan tentang adanya sejenis Pneumonia yang penyebabnya belum diketahui berupa infeksi pernapasan akut yang menyerang paru-paru terdeteksi di kota Wuhan Provinsi Hubei Cina dengan beberapa pasien pedagang yang beroperasi di pasar Ikan Huanan.

Akibat pandemi covid-19 beberapa negara besar telah mengumumkan mengalami krisis seperti Singapura, Jerman, USA, Jepang, Prancis, Hongkong, Korea Selatan dan Italia yang disebut dengan resesi mengutip Forbes, resesi adalah penurunan signifikan dalam kegiatan ekonomi yang berlangsung selama berbulan-bulan atau bertahun-tahun sedangkan menurut Biro Riset Ekonomi Nasional (NBER) adalah penurunan signifikan dalam aktivitas ekonomi yang tersebar di seluruh ekonomi yang langsung lebih dari beberapa bulan. Pandemi virus corona (Covid-19) masuk ke Indonesia berasal dari warga negara Jepang yang berkunjung ke Indonesia yang dinyatakan positif pada bulan Maret tahun 2020 kasus pertama pemerintah membuat kebijakan melakukan tindakan mulai dari mengisolasi rumah pasien menjaga rumahnya hingga merawat pasien, selanjutnya sejak kasus pertama diumumkan terus berkembang penyebaranya ke daerah-daerah Provinsi, Kabupaten/Kota. Menurut Masmulyadi, Pandemi adalah suatu wabah penyakit yang menyebar hingga seluruh dunia. Pandemi covid-19 yang bersifat global telah berdampak pada seluruh aspek kehidupan Bermula hanya berdampak pada aspek kesehatan, kemudian meluas kepada aspek ekonomi, pendidikan, keagamaan, pemerintahan, dan pangan (Ali Arif Satria, 2020).

Kebijakan merupakan arah tindakan yang mempunyai maksud yang ditetapkan oleh seorang aktor atau sejumlah aktor dalam mengatasi suatu masalah atau persoalan (James Anderson, 2018) proses pembuatan kebijakan public mempunyai tahap-tahap yang dimulai dari tahap penyusunan,tahap formulasi kebijakan,tahap adopsi kebijakan,tahap implementasi kebijakan,tahap evaluasi kebijakan dalam mengkajikebijakan yang dilakukan pemerintah tidak terlepas dari tahap-tahap diatas dengan menggunakan berbagai instrumen dalam menjalankan kegiatan mengatur dan menjelaskan urusan pemerintahan dan kemasyarakatan melalui peraturan perundang- ndangan, keputusan peraturan pandemic Pandemi virus corona atau covid-19 memunculkan sejumlah istilah mengenai kebijakan pembatasan aktivitas atau akses wilayah yang dikenal dengan Lockdown, sejumah Negara menggunakan kebijakantersebut untuk memutus mata rantai penyebaran virus corona tersebut. Di Indonesia kebijakan yang diterapkan berupa karantina telah diatur dalam UU No.6 tahun 2018 tentang kekarantinaan kesehatan di dalamnya berisi tentang upaya penanganan melalui pembatasan aktivitas yang terbagi dalam beberapa kebijakan sesuai kebutuhan dan temuan kasus di lapangan pada pasal 49 ayat 1 tertera bahwa dalam rangka melakukan tindakan mitigasi faktor risiko di wilayah pada situasi kedaruratan kesehatan masyarakat dilakukan Pertama, Karantina Rumah merupakan pembatasan penghuni dalam suatu rumah beserta isinya yang di duga terinfeksi penyakit dan/atau terkontaminasi sedemikian rupa untuk mencegah kemungkinan penyebaran penyakit atau kontaminasi. Kedua, Karantina Wilayah adalah pembatasan penduduk dalam suatu wilayah termasuk wilayah pintu masuk beserta isinya yang diduga terinfeksi penyakit dan/atau terkontaminasi sedemikian rupa untuk mencegah kemungkinan penyebaran penyakit atau kontaminasi. Ketiga, Karantina Rumah Sakit merupakan pembatasan seseorang dalam rumah sakit yang diduga terinfeksi penyakit dan/atau terkontaminasi sedemikian rupa untuk mencegah kemungkinan penyebaran penyakit atau kontaminasi Keempat, pembatasan sosial berskala besar oleh pejabat karantina kesehatan. Untuk menekan angka positif Covid-19, maka pemerintah mengeluarkan dasar hukum untuk mempercepat penanganan virus corona.

(3)

Salah satunya adalah Pembatasan Sosial Berskala Besar atau PSBB yang diatur oleh PP nomor 21 tahun 2020. PSBB ini dapat menekan angka kerumunan massa yang dapat menjadi indikator penyebaran virus Covid 19. Penyebaran virus corona harus ditanggulangi secara cepat, karena diperkirakan 70% masyarakat Indonesia dapat tertular, dan 1,5 juta lebih penduduk Indonesia akan meninggal apabila tidak ada respon, serta penanganan dari pemerintah (Harahap

& Bandung, 2020).

Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) adalah peraturan yang diterbitkan oleh pemerintah khususnya Kementerian Kesehatan (Kemenkes) dalam rangka melakukan percepatan penanganan pandemi Covid-19 yang sedang mewabah. Pembatasan kegiatan masyarakat meliputi sekolah diliburkan dan perkantoran, pembatasan kegiatan di tempat keramaian atau fasilitas umum dan pembatasan khusus lainnya yang berkaitan dengan aspek keamanan. Efektivitas diberlakukannya PSBB dalam praktiknya di lapangan hanya akan sukses apabila setiap warga masyarakat mau melakukan pembatasan-pembatasan yang telah disebutkan sebelumnya. Dengan demikian pemberlakuan PSBB mampu mengubah produktivitas individu melalui perubahan institusional dan transformasi struktural yang terjadi di tengah-tengah masyarakat selama pemberlakuan PSBB (Awalia & Nurwati, 2020). Dengan tanpa mengabaikan pentingnya PSBB dalam penanganan wabah Covid-19. Penelitian ini menggambarkan bagaimana produktivitas keluarga terus berjalan di tengah-tengah pandemi yang sedang mewabah (Awalia & Nurwati, 2020).

Kota Makassar juga termasuk dalam salah satu wilayah yang terdampak Covid-19.

Banyak cara yang telah di lakukan oleh pemerintah kota Makassar guna untuk memutuskan mata rantai penularang covid-19, salah satunya adalah PPKM yang saat ini sedang berlansung.

PPKM level-4 diterapkan di Kota Makassar karena kota Makassar masuk kedalam daerah dengan zona merah. Dalam aturan PPKM, warung makan hingga pedagang kaki lima hanya diperbolehkan buka hingga pukul 22.00 Wita, sementara distostek dan sejenisnya harus tutup.

Dampak yang dirasakan oleh masyarakat khusnya pedagang kaki lima dengan adanya PPKM Level-4 ini adalah dimana masyarakat mengalami kesulitan dalam perekonomiannya. Para pedagang kaki lima mengalami kesulitan likuiditas, biaya ekonomi masyarakat semakin besar dan penghasilan mereka yang semakin kecil, yang berdampak kepada bertambahnya jumlah kemiskinan dan kesenjangan ekonomi yang semakin melebar.

METHOD

Pada penelitian ini, penulis berusaha memahami perilaku manusia yang akan dituangkan dalam data berupa deskripsi kata-kata. Oleh karena itu, penelitian ini menggunakan jenis penelitian Kualitatif dan pendekatan Studi Kasus. Penelitian kualitatif adalah suatu prosedur penelitian yang dilakukan secara alamiah sesuai dengan kondisi yang terjadi di lapangan tanpa adanya rekayasa dan jenis data yang dikumpulkan berupa data deskriptif. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif (qualitative research).

Informan (narasumber) penelitian adalah seseorang yang memiliki informasi mengenai objek penelitian tersebut. Dalam penelitian ini menentukan informan dengan menggunakan teknik purposive sampling, yaitu teknik pengambilan sumber data dengan karakteristik tertentu misalnya orang tersebut dianggap paling tahu tentang kondisi yang ada dilapangan atau mengetahui apayang peneliti harapkan. Adapun fokus penelitian peneliti yaitu Pegadang Kaki Lima yang berada di Kecamatan Tamalete Kota Makassar.

Adapun instrumen penelitian yang digunakan instrumen penelitian berupa lembar observasi, panduan wawancara, dokumentasi dan peneliti itu sendiri sebagai pendukung dalam penelitian. Teknik pengumpulan data merupakan teknik atau cara-cara yang dilakukan periset untuk mendapatkan data yang mendukung penelitianya. Penelitian ini menggunakan beberapa metode pengumpulan data yakni: Observasi, Wawancara, Dokumentasi.

Analisis data dilakukan terus menerus sejak awal sampai akhir penelitian. Penelitian ini menggunakan analisis data kualitatif deskriftif yang merupakan penggambaran keadaan dan fenomena yang diperoleh kemudian menganalisisnya dengan bentuk kata untuk diperoleh suatu kesimpulan.

(4)

RESULT AND DISCUSSION

Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) adalah peraturan yang diterbitkan oleh pemerintah khususnya Kementerian Kesehatan (Kemenkes) dalam rangka melakukan percepatan penanganan pandemi Covid-19 yang sedang mewabah. Pembatasan kegiatan masyarakat meliputi sekolah diliburkan dan perkantoran, pembatasan kegiatan di tempat keramaian atau fasilitas umum dan pembatasan khusus lainnya yang berkaitan dengan aspek keamanan. Efektivitas diberlakukannya PSBB dalam praktiknya di lapangan hanya akan sukses apabila setiap warga masyarakat mau melakukan pembatasan-pembatasan yang telah disebutkan sebelumnya.

Kota Makassar juga termasuk dalam salah satu wilayah yang terdampak Covid-19.

Banyak cara yang telah di lakukan oleh pemerintah kota Makassar guna untuk memutuskan mata rantai penularang covid-19, salah satunya adalah PPKM yang saat ini sedang berlansung.

PPKM level-4 diterapkan di Kota Makassar karena kota Makassar masuk ke dalam daerah dengan zona merah. Dalam aturan PPKM, warung makan hingga pedagang kaki lima hanya diperbolehkan buka hingga pukul 22.00 Wita, sementara distostek dan sejenisnya harus tutup.

Dampak yang dirasakan oleh masyarakat khusnya pedagang kaki lima dengan adanya PPKM Level-4 ini adalah dimana masyarakat mengalami kesulitan dalam perekonomiannya. Para pedagang kaki lima mengalami kesulitan likuiditas, biaya ekonomi masyarakat semakin besar dan penghasilan mereka yang semakin kecil, yang berdampak kepada bertambahnya jumlah kemiskinan dan kesenjangan ekonomi yang semakin melebar.

Penerapan peraturan pemerintah terkait dengan PPKM bagi pedagang kaki lima, dari segi sosial memberikan dampak yang sangat signifikan. Masyarakat yang bekerja sebagai pedagang kaki lima yang kesehariannya bekerja menjual di jalan, di pasar dan sebagainya harus menerima dan siap dengan aturan pemerintah untuk tidak melakukan kegiatan di luar rumah. Aturan tersebut mengharuskan masyarakat khususnya pedangan kaki lima untuk tidak berinteraksi dengan masyarakat luar.

Kebijakan PPKM juga telah memberi dampak dalam interaksi hubungan sosial antar masyarakat seperti adanya perasaan kekhawatiran, kecurigaan dan menurunnya kepercayaan kepada orang di sekitar apalagi terhadap orang yang baru dikenal di lingkungan tersebut. Ada sikap paranoid terhadap orang lain yang baru dikenal karena kekhawatiran orang tersebut membawa virus sehingga bisa menularkan dan sebagainya. Anjuran untuk tidak berjabat tangan juga telah mempengaruhi terhadap aspek sosial dan nilai-nilai di tengah masyarakat. Bagaimana adab yang dijunjung tinggi seseorang yang lebih muda menolak bersalaman atau jabat tangan kepada yang lebih tua. Pemakaian masker juga telah menggeser nilai-nilai sosial di masyarakat terkait interaksi dan komunikasi dengan lingkungan sekitar. Dampak sosial lain yang di rasakan masyarakat dari adanya pandemi Covid-19 ini membuat sebagian besar lapisan masyarakat mengalami perubahan penghasilan, begitu pulapada pedagang kaki lima. Mereka mengalami penurunan penghasilan dari sebelum adanya pandemi Covid-19 dengan saatadanya pandemi Covid-19. Dengan adanya dampak yang dirasakan tersebut, mereka tidak dapat melakukan sesuatu selain tetap bertahan dalam kondisi seperti sekarang. Berjualan tetap menjadi pencaharian mereka dalam memenuhi kebutuhan hidup keluarga meskipun penghasilan saat ini mengalami penurunan yang bisa dikatakan drastis. Sebagian dari mereka bahkan memutuskan selain berjualan di sekitar daerah Tamalate, juga berkeliling untuk mencari pembeli karena kondisi pandemi Covid-19 yang membuat sepi pembeli sehingga harus bekerja lebih keras agar tetap menghasilkan pemasukan.

Kondisi pandemi Covid-19 memang sangat mengkhawatirkan pihak manapun, namun sebagai pedagang kaki lima dan sebagai manusia yang memerlukan kebutuhan untuk keberangsungan hidupnya, mereka tidak ada pilihan selain tetap berjualan dalam rangka mencari nafkah. Meskipun mereka sebenarnya menyadari bahwa penghasilannya tersebut tidak sama dengan sebelumnya atau mengalami penurunan, namun tidak membuat mereka berhenti berjualan.

Semenjak adanya aturan PPKM, memberikan dampak yang sangat besar kepada para pedagang kaki lima. Banyak masyarakat yang kehilangan pekerjaannya, banyak masyarakat

(5)

yang terpaksa harus berhenti berjualan, dan bahkan banyak masyarakat yang harus relah melanggar aturan karena hanya untuk mendapatkan uang demi berlansung hidup. Lokasi yang digunakan oleh PKL dapat berpengaruh pada keberlangsungan kegiatan usaha. Proses penjualan yang dilakukan di tempat keramaian dapat mendukung pedagang untuk memperoleh target penjualan yang tinggi. Akan tetapi, adanya kebijakan pembatasan tersebut, membuat banyak PKL mengalami penurunan pendapatan hingga kehilangan pekerjaan. Strategi Pedagang Kaki Lima Menghadapi PPKM

Pandemi Covid-19 yang melanda dunia sejak awal tahun 2020 telah mengganggu kehidupan masyarakat di berbagai sektor. Pada bidang ekonomi, masyarakat berada pada situasi yang tidak pasti yang muncul seiring dengan upaya pencegahan terhadap penyebaran Covid19.

Hampir tidak ada usaha baik usaha mikro, kecil, maupun mengengah yang tidak terpengaruh oleh adanya kebijakan pencegahan penyebaran virus corona. Agar usaha tetap berjalan maka harus segera beradaptasi dan melakukan beberapa langkah agar usaha dapat bertahan. Cara yang dapat di lakukan oleh pedagang kaki lima untuk dapat bertahan di tengan wabah Covid-19 dan atauran Pemerintah penerapan PPKM adalah dengan melakukan restruktrusasi utang atau yang di sebut dengan kredit perbankan. Kredit perbankan ini di persiapakn untuk masyarakat UMKM dan masyarakat yang mengalami kesulitan ekonomi di tengah wabah covid-19.

Skema restrutkrisasi kredit tersebut diserahkan kepada masing-masing bank dengan mempertimbangkan kondisi bank dan kesanggupan debitur. Secara umum, pemberian restrukturisasi tersebut bank mengacu pada POJK penilaian kualitas aset. erlu dipahami di awal, pelaksanaan restrukturisasi ini diprioritaskan untuk debitur yang memiliki itikad baik dan terdampak akibat Covid-19. Selanjutnya, debitur wajib mengajukan permohonan restrukturisasi melengkapi dengan data yang diminta oleh bank yang dapat disampaikan secara online melalui email atau website yang ditetapkan oleh bank tanpa harus datang bertatap muka. Kemudian, bank akan melakukan assessment atau pemeriksaan terhadap debitur untuk mengetahui debitur tersebut terdampak langsung atau tidak langsung. Perbankan juga memeriksa historis pembayaran pokok atau bunga, kejelasan penguasaan kendaraan terutama untuk atau perusahaan pembiayaan atau leasing. Selanjutnya, bank memberikan restrukturisasi berdasarkan profil debitur untuk menentukan pola restrukturisasi atau perpanjangan waktu, jumlah yang dapat direstrukturisasi termasuk jika masih ada kemampuan pembayaran cicilan yang nilainya melalui penilaian dan atau diskusi antara debitur dengan bank. Hal ini tentu memperhatikan pendapatan debitur yang terdampak akibat Covid-19. Informasi persetujuan restrukturisasi dari bank disampaikan secara online atau via website bank yang terkait.

Salah satu cara yang ditempuh para pedagang kaki lima untuk terusa bertahan di tengan covid-19 ini adalah dengan carah merubah carah mereka berjualan, yang dimana sebelum adanya covid-19 mereka berjualan di ruang terbuka yang sangat mudah di jangkau oleh masyarakat, tetapi setelah adanya covid-19 dan pemberlakukan PPKM maka mereka harus beralih menjadi penjual onlain, menawaekan barang dagangan mereka melalui media sosial. Di tengah masa darurat pandemi COVID-19 persoalan yang harus dihadapi bukan hanya bagaiamana caranya untuk mengatasi pemutusan penyebaran virus, tetapi juga persoalan kemerosotan perekonomian yang kian menurun dan semakin memperlambat peningkatan kesejahteraan masyarakat. Adanya kebijakan PSBB menyebabkan aktivitas ekonomi masyarakat terganggu dan menyebabkan daya beli masyarakat menurun. Terlebih belum meredanya jumlah peningkatan penyebaran virus, menyebabkan gaya konsumsi masyarakat berubah ke sistem online. Sementara imbasnya bagi kelompok pedagang kecil seperti pedagang kaki lima, metode tersebut semakin membuat mereka terpinggirkan. Oleh karena itu tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana strategi bertahan kelompok pedagang kaki lima untuk mempertahankan usaha mereka agar mereka tetap bisa bertahan hidup dengan mengandalkan apa yang bisa mereka pertahankan di situasi saat ini.

Agar usaha tetap bertahan dalam melewati masa pandemi Covid-19, sebaiknya jangan menutup diri terhadap berbagai pilihan. Memilih strategi dengan mengubah fokus usaha, missal membuat produk baru, bisa menjadi penyelamat usaha di masa pandemi. Salah satu strategi

(6)

yang dilakukan adalah dengan merubah atau menamba produk yang di tawarkannya. Sealing menambah produk juga merubah carah penjualan dan penawarannya.

CONCLUSION

Wilayah perkotaan menjadi ruang yang merefleksikan masyarakat secara kompleks.

Selain memiliki berbagai akses yang mudah, kota menjadi arena pertarungan politik bagi beberapa kelompok. Hal ini ditunjukkan pada perebutan ruang kota yang dilakukan oleh para Pedagang Kaki Lima (PKL) yang ada di Kota Makassar. Pada masa pandemi, para PKL mengalami berbagai keterbatasan. Kondisi tersebut disebabkan oleh adanya pembatasan sosial melalui kebijakan PSBB dan PPKM Mikro. Realitas tersebut menunjukkan adanya hubungan dialektis antara agen dan struktur yang ada di masyarakat.

Posisi agen yang dipegang oleh para PKL, terbentuk atasdasar kesadaran reflektvitas.

Kesadaran tersebut menjadikan para PKL tetap dapat melakukan aktivitas berdagang selama masa pembatasan sosial. Berbagai aktivitas tersebut seperti melakukan modifikasi pada kios dagang, menyesuaikan jam operasional sesuai dengan aturan yang berlaku, melakukan mobilisasi tempat berjualan, hingga melakukan alih profesi. Praktik sosial tersebut dilakukan sebagai bagian dari kesadaran para PKL sebagai aktor. Praktik ini, tentu tidak terlepas dari orientasi otoritas struktur. Struktur berperan dalam proses penataan pola secara berulang yang dapat mempengaruhi atau mebatasi kesempatan dan pilihan seseorang. Strategi Pedagang Kaki Lima dalam mempertahankan usahanya di tengah pandemi Covid-19 diantaranya ditempuh dengan Melakukan restruktrusasi kredit, memperluas pasar dengan goonline, serta membuat produk baru.

REFERENCE

Budi Winarno, 2011. Kebijakan Publik Teori, Proses, dan Studi Kasus.Yogyakarta: Caps.

Harahap, Yusniar, 2020. Persepsi Masyarakat terhadap Kebijakan Pemerintah Kota Padangsidimpuan Dalam Percepatan Penanganan Pandemi Covid-19., Jurnal LPPM UGN Vol. 10 No.4. Diakses pada tgl 06 Agustus 2021

Ismanidar, 2016. Persepsi Masyarakat Terhadap Pedagang Kaki Lima Dikota Banda Ace., Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pendidikan Kewarganegaraan Unsyiah Volume 1, Nomor 1:

147-157. Diakses Pada tgl 06 Agustus 2021

Novira, nina, 2020. Persepsi Masyarakat Akan Pentingnya Sosial Distancing Dalam Penanganan Wabah Covid-19 Di Indonesia., Jurnal Jurnal Kependudukan Indonesia Edisi Khusus Demografi dan COVID-19. Diakses pada tgl 06 Agustus 2021

Nugrohu, Riant D, 2003. Kebijakan Publik Evaluasi, Implementasi, dan Evaluasi, Jakarta, Elex Media Komputindo

Pujaningsih, Ni Nyoman, 2020. Penerapan Kebijakan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PKM) Dalam Penanggulangan Wabah Covid-19 di Kota Denpasar., Jurnal MODERAT, Volume 6 Nomor 3. Diakses pada tgl 06 Agustus 2021

Yusuf Adam H., 2015 Revitalisasi Konsep Alun-Alun Sebagai Ruang Publik (Studi pada Pemanfaatan Alun-alun Ponorogo), Jurnal Aristo Vol.4, Universitas Muhammadiyah Ponorogo. Hal.35

Referensi

Dokumen terkait

Implementasi Peraturan Daerah Kabupaten Gunung Kidul Nomor 03 Tahun 2015 Tentang Penataan Dan Pemberdayaan Pedagang Kaki Lima (Studi Kasus Relokasi Pedagang

Hasil dari penelitian deskriptif kualitatif ini menunjukkan upaya pedagang kaki lima di Kelurahan VIM Kota Jayapura untuk tetap mempertahankan usahanya pada masa pandemi Covid-19