• Tidak ada hasil yang ditemukan

kebijakan penataan ruang terkait penurunan gas rumah kaca

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "kebijakan penataan ruang terkait penurunan gas rumah kaca"

Copied!
33
0
0

Teks penuh

(1)

K E B I J A K A N P E N A T A A N R U A N G T E R K A I T

P E N U R U N A N G A S R U M A H K A C A

K E M E N T E R I A N A G R A R I A D A N TATA R U A N G / B P N

2 0 1 6

(2)

LATAR BELAKANG

Conferencies of Parties (COP)

Intergovermental Panel on Climate Change (IPCC) Kesepakatan Internasional

Isu Sektoral:

Penataan Ruang:

Land Use, Land Use Change and Forestry (LULUCF)

Penyelenggaraan Penataan Ruang

Kebutuhan:

Kebijakan dan Strategi Penataan Ruang untuk Mitigasi dan Adaptasi

Perubahan Iklim

Rekomendasi Teknis

Fenomena Perubahan Iklim

Dampak Perubahan Iklim

Permasalahan Penataan Ruang

Kebutuhan Pengembangan Sektor Isu

Internasional

Isu Nasional

RANMAPI

Millenium Development Goals

(MDG) Kesepakatan Nasional

Perubahan Iklim

Implikasi terhadap Penataan Ruang

(3)

PERAN PENATAAN RUANG DALAM MENGANTISIPASI DAMPAK PERUBAHAN IKLIM

Mitigasi Perubahan Iklim

Intervensi guna mengurangi desakan perubahan sistem iklim, yang mencakup pula strategi untuk mengurangi laju emisi gas rumah kaca (emission reduction) serta meningkatkan sediaan bahan alam

(carbon sink) yang dapat mengurangi emisi gas efek rumah kaca tersebut.

Adaptasi Perubahan Iklim

– Inisiatif dan ukuran untuk mengurangi kerentanan sistem manusia & alam (vulnerability reduction) serta menambah daya tahan / adaptasi (increasing resillience) dalam menghadapi dampak perubahan iklim.

Penataan ruang dalam Kaitan dengan Fenomena Perubahan Iklim

– Merupakan pendekatan dalam pengembangan wilayah untuk mengatur pemanfaatan ruang serta sumber daya alam dan buatan bagi aktivitas manusia.

Proses Penataan Ruang (Perencanaan Ruang  Pemanfaatan  Pengendalian) : Sangat menentukan dalam upaya menghadapi dampak perubahan iklim

Tata Ruang yang Antisipatif dan Adaptif  perlu didasarkan pada Kondisi Nyata yang dihadapi

Lingkungan secara Makro maupun Mikro

(4)

DASAR PERTIMBANGAN

• Dasar Pemikiran Perlunya Mempertimbangkan Perubahan Iklim dalam Arus Utama Pembangunan:

Perubahan iklim pada dasarnya bukan merupakan isu lingkungan semata, namun merupakan isu pembangunan; Pembangunan adalah bentuk adaptasi terbaik untuk meningkatkan daya tahan masyarakat yang rentan, sekaligus mengurangi biaya yang ditimbulkan dari dampak

perubahan iklim (Garg & Halsnaes, 2007)

Ratifikasi UU No.6 Tahun 1994 tentang Perubahan Iklim sebagai Respon Indonesia atas Ratifikasi Global terhadap Perubahan Iklim

Ratifikasi UU No.17 Tahun 2004 tentang Protokol Kyoto sebagai Respon Indonesia atas Ratifikasi Global terhadap Protokol Kyoto

LULUCF: kegiatan yang berkaitan dengan penggunaan dan perubahan tata guna lahan serta kehutanan yang berpengaruh terhadap konsentrasi emisi GRK di atmosfir (pelepasan dan penyerapan karbon, penebangan dan kebakaran hutan).

Konferensi PBB mengenai Perubahan Iklim di Nusa Dua – Bali, Desember 2007 – Working Group on the Durban Platform for Enhanced Action (ADP), 2011

Paris Climate Change Conference 2015

(5)

KEBIJAKAN PEMBANGUNAN DAN PENATAAN RUANG TERKAIT PERUBAHAN IKLIM

RAN-MAPI (Rencana Aksi Nasional Mitigasi Adaptasi Perubahan Iklim)

Tiga Pertimbangan Utama yang perlu dilakukan dalam menyusun rencana sektoral dan RAN- MAPI:

• “Shift and switch”: upaya untuk mengubah konsumsi produk kehutanan, yaitu kebijakan untuk mengubah konsumsi dari timber ke non-timber atau dari barang ekstraktif ke non-ekstratif.

• “Stress reduction”: upaya untuk mengurangi tekanan terhadap keberadaan hutan. Perlu ada kebijakan yang menetapkan tidak ada lagi konversi hutan menjadi non hutan.

• “Delimitation of future conservation”: upaya untuk mengurangi minat daerah untuk melakukan pemekaran wilayah atau upaya untuk memenuhi kebutuhan masyarakat dari hutan.

Kebutuhan Dukungan bagi Pelaksanaan RAN-MAPI:

• penegakan hukum

• tata kepemerintahan yang baik (Good Governance)

• sosialisasi dan pendidikan

Lanjutan...

(6)

MAPI RAN

(7)

Antisipasi Perubahan Iklim

FENOEMANA PERUBAHAN IKLIM KenaikanTemperatur Peningkatan Muka Air

Laut

Kejadian Iklim Ekstrim Perubahan Jumlah & Pola

Presipitasi PEMANASAN

GLOBAL

VULNERABLE ASSESSMENT

KONTRIBUTOR

ADAPTASI

MITIGASI

dampak

sumber

1. PENDAHULUAN

(8)

ANTISIPASI PERUBAHAN IKLIM

• Upaya untuk mengatasi perubahan iklim dilakukan dengan ANTISIPASI terhadap perubahan iklim.

• Antisipasi Perubahan Iklim dilakukan melalui:

MITIGASI, adalah intervensi antropogenik untuk mengurangi sumber gas rumah kaca (IPCC, 2001)

• ADAPTASI, adalah penyesuaian secara alamiah maupun oleh sistem manusia dalam merespon stimuli iklim aktual atau yang diperkirakan dan dampaknya, menjadi ancaman yang moderat atau memanfaatkan peluang yang menguntungkan (IPCC, 2001)

• Kebijakan Penurunan Gas Emisi Rumah Kaca, dilakukan melalui Kebijakan Mitigasi Perubahan

Iklim

(9)

KEBIJAKAN NASIONAL PI

• UU 6 Tahun 1994 tentang RATIFIKASI UNFCCC

1

•UU 32 Tahun 2009 tentang PPLH

2

•RAN PI (Rencana Aksi Perubahan Iklim PI)

3 2007

INDONESIA CLIMATE CHANGE SECTORAL ROAD MAP (ICCSR), 2010

4

• Perpres 61/2011 tentang RAN GRK

• Perpres 71/2011 tentang Inventori GRK

5

(10)

KEBIJAKAN PEMBANGUNAN DAN PENATAAN RUANG TERKAIT PERUBAHAN IKLIM

UU no.26/2007 tentang Penataan Ruang

Preambule butir e: “bahwa secara geografis Negara Kesatuan Republik Indonesia berada pada kawasan rawan bencana sehingga diperlukan penataan ruang yang berbasis mitigasi bencana sebagai upaya meningkatkan keselamatan dan kenyamanan kehidupan dan

penghidupan.”

Perubahan iklim sebagai salah satu potensi ‘bencana’ yang memiliki tingkat probabilitas tinggi („very likely‟) dengan tingkat probabilitas 90% (klasifikasi AR-4 IPCC 2007)

PP no.26/2008 tentang RTRWN  Tujuan Penataan Ruang melalui RTRWN:

– Mewujudkan keharmonisan antara lingkungan alam dan lingkungan buatan;

– Mewujudkan keterpaduan pengendalian pemanfaatan ruang wilayah nasional, provinsi, kabupaten/kota dalam rangka pelindungan fungsi ruang dan pencegahan dampak negatif terhadap lingkungan akibat pemanfaatan ruang;

– Mewujudkan pemanfaatan sumber daya alam secara berkelanjutan bagi peningkatan

kesejahteraan masyarakat.

(11)

A R A H KEB I JAKAN R AN - GR K

1. Kegiatan penurunan emisi GRK merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Strategi Pembangunan Nasional yang Berkelanjutan yang akan disesuaikan dengan perkembangan kebijakan

2. Kegiatan penurunan Emisi difokuskan pada kegiatan:

1. Penurunan emisi GRK

2. Peningkatan kapasitas absorpsi GRK

3. Kegiatan tersebut:

1. Tidak menghambat keberlanjutan pertumbuhan ekonomi (tetap memprioritaskan kesejahteraan rakyatketahanan energi, ketahanan pangan

2. Mendukung perlindungan masyarakat miskin dan rentan serta pelestarian lingkungan dan pembangunan yang berkelanjutan 3. RAN-GRK meliputi kegiatan yang langsung menurunkan emisi dan penguatan kerangka kebijakan

4. Merupakan rencana aksi yang terintegrasi antara satu bidang dengan bidang yang lain dengan

memperhatikan daya dukung dan daya tampung lingkungan serta perencanaan tata ruang dan peruntukan penggunaan lahan

5. Memberikan kontribusi pada upaya global penurunan emisi dan mengoptimalkan potensi pendanaan internasional untuk kepentingan Indonesia

11

(12)

Kegiatan Inti RAN-GK:

1. Bidang Kehutanan dan Lahan Gambut

Peningkatan, rehabilitasi dan pemeliharaan jaringan reklamasi rawa (termasuk lahan bergambut yang sudah ada)

Percepatan Penetapan Perda RTRW Provinsi dan Kabupaten/Kota berbasis Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS)

2. Bidang Limbah

• Pembangunan sarana prasarana air limbah dengan system off-sitedanon-site

• Pembangunan TPA, Pengelolaan sampah terpadu 3R

3. Bidang Pertanian

• Perbaikan dan pemeliharaan sistem irigasi

4. Bidang Energi dan Transportasi

• Pengembangan fly over dan jalan lingkar/ring road

• Penanaman pohon

• Pembangunan/peningkatan dan preservasi jalan

KESEPAKATAN RAN GRK BIDANG PEKERJAAN UMUM (2010 )

(13)

Kehutanan dan Lahan Gambut

o Percepatan Penetapan Raperda tentang RTRW provinsi dan RTW Kabupaten/Kota o Penyusunan Raperpres tentang Rencana Tata Ruang (RTR) Kawasan Strategis Nasional

(KSN) dan RTR Pulau/Kepulauan

o Audit tata ruang (stock taking) wilayah provinsi

o Survey dan pengumpulan data hidrologi dan hidrogeologi pada lahan bergambut

o Peningkatan, rehabilitasi, dan pemeliharaan jaringan reklamasi rawa (termasuk lahan bergambut)

o Pembentukan tim koordinasi dan sekretariat penyusunan perencanaan lahan rawa yang berkelanjutan

Peran Penataan Ruang dalam Upaya Bidang Mitigasi Perubahan Iklim

(14)

• RAN MAPI (2012-2020) disusun untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat Indonesia melalui 4 sektor utama:

i) sektor SDA, ii) sektor ahan dan permukiman, iii) sektor jalan dan jembatan, dan iv) penataan ruang

• Kebijakan umum dalam rangka MAPI:

1. peningkatan penyelenggaraan penataan ruang nasional dan wilayah yang aman, nyaman, lingkungan produktif dan berkelanjutan (termasuk dari bencana);

2.

peningkatan kualitas infrastruktur sumbercdaya air untuk menjamin ketahanan pangan dan mengurangi resiko banjir, longsor, kekeringan dan abrasi pantai;

3.

peningkatan kualitas dan kuantitas infrastruktur perumahan dan permukiman di perkotaan dan perdesaan untuk mengurangi potensi banjir/genangan, krisis air dan sanitasi; serta

4.

peningkatan kualitas pelayanan jalan dan jembatan untuk memenuhi kebutuhan mobilitas dan aksesibilitas sosial ekonomi masyarakat

RAN MAPI BIDANG PU

(15)

RAN MAPI BIDANG PENATAAN RUANG

RAN MAPI subbidang Penataan Ruang meliputi :

a. Upaya mitigasi perubahan iklim yang berupa perwujudan 30% (tiga puluh persen) kawasan konservasi pada daerah aliran sungai (DAS) yang ditujukan untuk meningkatkan penyerapan karbon melalui percepatan penetapan Raperda tentang RTRW Provinsi dan RTRW

Kabupaten/kota serta pengarusutaman konsep ekonomi rendah karbon dalam penyelenggaraan penataan ruang; dan

b. Upaya adaptasi perubahan iklim yang berupa pengidentifikasian wilayah kabupaten/kota yang rentan terkena dampak perubahan iklim melalui pendampingan dalam penyusunan rencana rinci tata ruang

RAN MAPI bidang Penataan Ruang yang terdiri dari dua tahapan, yaitu:

1) RAN MAPI Jangka Panjang Tahun 2012-2020 bidang Penataan Ruang.

2) RAN MAPI Jangka Menengah Tahun 2012-2014 bidang Penataan Ruang.

(16)

RAN MITIGASI PERUBAHAN IKLIM BIDANG PENATAAN RUANG

Strategi MITIGASI

Sasaran (2012-2020)

Komponen 1. Mendorong

perwujudan minimal 30% dari luas DAS untuk kawasan hutan provinsi dan

kabupaten/kota dalam meningkatkan carbon sink

• Percepatan penetapan perda RTRW provinsi dan kabupaten/kota

• Fasilitasi model penyediaan kawasan bervegetasi hutan minimal 30% dari luas DAS

• Fasiltasi model penyediaan ruang terbuka hijau (RTH) perkotaan

• Pengendalian pemanfaatan ruang kawasan lahan gambut dan wilayah sungai / DAS nasional kritis

• Gerakan nasional sadar tata ruang antisipasi mitigasi perubahan iklim

• Gerakan penyediaan kawasan vegetasi hutan tetap

• Gerakan nasional penyediaan RTH perkotaan

• Monitoring – evaluasi pengawasan pemanfaatan ruang di kawasan lahan gambut dan wilayah sungai /DAS nasional

• Penyiapan Norma, Standar, Pedoman, dan Kriteria (NSPK)

o Fasilitasi pembahasan dan pemberian rekomendasi persetujuan substansi atas 33 Raperda tentang RTRW Provinsi dan 398 Raperda tentang RTRW Kabupaten

o Fasilitasi penetapan raperdaRTRW Provinsi dan RTRW Kabupaten o Fasilitasi pembahasan dalam forum tim teknis BKPRN dan

pemberian rekomendasi persetujuan substansi atas 93 raperda tentang RTRW Kota

o Fasilitasi penetapan raperda tentang RTRW Kota o Kajian Stocktaking kehutanan 4 kegiatan

o Fasilitasi pengawasan pemanfaatan ruang wilayah sungai o Model dan uji coba konsep perwujudan RTH kota prioritas;

(masing-masing 1 kota metropolitan, besar, sedang, dan kecil) o Penyiapan model pemanfaatan ruang kawasan lahan gambut dan

wilayah sungai nasional yang kritis

o Fasilitasi pengendalian pemanfaatan ruang berbasis model yang dibangun

(17)

RAN MITIGASI PERUBAHAN IKLIM BIDANG PENATAAN RUANG

Strategi MITIGASI

Sasaran (2012-2020)

Komponen 2. Mengarusutamakan

konsep ekonomi rendah karbon dalam

penyelenggaraan penataan ruang

• Fasilitasi pembangunan model compact city

• Fasilitasi pembangunan model pengembangan wilayah provinsi

/kabupaten/kota/kawasan strategis nasional (KSN) berbasis ekonomi rendah karbon

• Monitoring dan Evaluasi Rencana Aksi Penurunan Emisi GRK

• Penyiapan matriks land use consumption berdasarkan konsep Telapak Ekologis

• Replikasi model untuk kota-kota metropolitandan besar

• Replikasi model untuk 33 provinsi, 398 kabupaten, dan 76 KSN

• Monitoring dan Evaluasi Rencana Aksi Penurunan Emisi GRK

o Kajian model compact city

o Fasilitasi pembangunan model compact city (transportasi, energi, dan sanitasi, bangunan, dan perkotaan)

o Kajian model ekonomi rendah karbon pengembangan wilayah provinsi, dan kabupaten

o Fasilitasi penerapan pembangunan model ekonomi rendah karbon o Kajian model ekonomi rendah karbon pengembangan KSN

(ekonomi sumber daya alam) o Monitoring dan Evaluasi

o Rencana Aksi Penurunan Emisi GRK

Lanjutan..

(18)

RAN MITIGASI PERUBAHAN IKLIM BIDANG PENATAAN RUANG

Strategi MITIGASI

Sasaran (2012-2030)

Komponen 3. Pengembangan

konsep ecological footprint dalam penataan ruang

• Penyiapan matriks land use consumption berdasarkan konsep Telapak Ekologis

• Pengendalian pemanfaatan ruang berbasis matriks land use consumption

o Penyiapan model ecological footprint 33 provinsi

o Sosialisasi dan bimbingan teknis penggunaan peta ecological footprint dalam penyelenggaraan penataan ruang

Lanjutan..

(19)

RAN MITIGASI PERUBAHAN IKLIM BIDANG PENATAAN RUANG

Strategi MITIGASI

Sasaran

(2012-2020) Komponen

4. Mengembangkan metodologi MRV pengurangan emisi karbon (GRK) dalam penyelenggraan penataan ruang provinsi dan kab/kota

• Pengembangan model dan metodologi MRV

• pengurangan emisi dalam upaya

perwujudan 30% kawasan bervegetasi hutan

• pengurangan emisi dalam upaya perwujudan RTH Perkotaan

• pengurangan emisi dalam upaya perwujudan low carbon economy

• pengurangan emisi dalam upaya

perwujudan compact city – pergerakan perkotaan

• Sosialisasi model dan metodologi MRV

• Menerapkan implikasi MRV MAPI ke dalam penyelenggaraan penataan ruang

o Fasilitasi pengembangan model dan metodologi MRV pengurangan GRK RTRW provinsi, dan RTRW kabupaten

o Sosialisasi model dan metodologi, serta uji coba terhadap 33 Raperda tentang RTRW provinsi dan 398 Raperda tentang RTRW RTRW kabupaten

o Fasilitasi pengembangan model dan metodologi MRV pengurangan GRK RTRW kota

o Sosialisasi model dan metodologi, serta uji coba terhadap 93 raperda tentang RTRW kota

o Fasilitasi pengembangan model dan metodologi MRV low carbon economy RTRW provinsi, RTRW kabupaten, dan RTRW kota

o Sosialisasi model dan metodologi, serta uji coba 33 RTRW provinsi o Fasilitasi pengembangan model dan metodologi MRV perwujudan

compact city di kota/perkotaan

o Sosialisasi model dan metodologi, serta uji coba dibeberapa kota

(20)

P R O G R A M P R I O R I T A S B I D A N G P E N A T A A N R U A N G ( T A R G E T R P J M N / R E N S T R A 2 0 1 5 - 2 0 1 9 )

20 Pelatihan

PPNS Penataan Ruang

1000

Pembinaan terhadap Provinsi

34

Kabupaten

412 93

Kota

Perlindungan

2 Juta

Hektar Pengadaan Peta Skala Besar

1:5000

Penyelesaian RDTR

untuk

1419

RDTR

PENGA TUR AN

PEM BIN AAN

PENGA AN

DAN PENGENDALIAN WAS

Pengaturan Tata Ruang Udara,

Ruang Laut, dan Ruang Bawah Bumi

Sawah Berkelanjutan

Pengembangan

8

Kawasan Perbatasan

Penataan Kembali

Kawasan Rawan Bencana

30

Penyelesaian Revisi RTRWN dan

55

RTR KSN

PE LAK SANAAN

Penyelesaian

50

NSPK

412 Kab +93 Kota

Sosialisasi Bidang Penataan Ruang

Pendidikan dan Pelatihan Bidang Penataan Ruang Pengembangan Data dan Sistem Informasi

75

Audit Penataan Ruang KSN

75

Penyidikan Pelanggaran tata Ruang

25

Inovasi Perangkat Pengendalian Pemanfaatan Ruang

1

Sistem Informasi Perizinan Pemanfaatan Ruang

5

NSPK Pengendalian Pemanfaatan Ruang Pengembangan

10

Kota Baru

(21)

21

MISI RPJ MN II I

Membangun Indonesia dari

pinggiran dengan memperkuat daerah-daerah dan desa dalam

NKRI

Percepatan RTR KSN, RTRW

Pengaturan:

Meningkatkan Ketersediaan Regulasi

Tata Ruang yang Efektif dan Harmonis

1 2 3 4

Pembinaan:

Meningkatkan Pembinaan Kelembagaan Penataan Ruang

Pelaksanaan:

Meningkatkan Kualitas Pelaksanaan Penataan

Ruang Nasional

Pengawasan:

Melaksanakan Evaluasi Penyelenggaraan

Penataan Ruang

Meningkatkan produktivitas

rakyat dan daya saing di

pasar internasional

6 3

Kebijakan 1: Peraturan dan kelembagaan dalam rangka mengoperasionalkan RTR

NSPK

Kebijakan teknis RDTR

Pengaturan Tata Ruang Udara Nasional, Ruang Laut, dan Ruang bawah bumi

Kebijakan 2: Pengembangan kapasitas kelembagaan dan peningkatan kompetensi SDM

Diklat

Sistem informasi Reformasi birokrasi Jabatan fungsional Forum komunikasi

Pelibatan masyarakat dan dunia usaha

Kampanye publik dan HariTaruNas

NAW A CITA

Kebijakan 3: Penataan Ruang sebagai acuan rencana

pembangunan wilayah dan sektor internalisasi RTR

Rencana Tata Ruang sebagai Penjuru (Leader) Pelaksanaan Pembangunan

fasilitasi proses keterpaduan, sinkronisasi dan konsultasi program

penyusunan program tahunan

Kebijakan 4: Pengembangan KSN dan PKSN Untuk Mengurangi Ketimpangan Wilayah

RTR Kawasan Perbatasan KTI

pengembangan wilayah di luar Jawa

Meningkatkan kualitas penataan ruang di Provinsi Papua/Papua Barat dan KTI

Kebijakan 5: Peningkatan kualitas penataan ruang daerah

RTR KSN

SPM bidang Penataan Ruang di Perkotaan

percepatan RTRW dan RDTR Kabupaten

konservasi lahan pertanian pangan berkelanjutan dan pencegahan alih fungsi lahan

Kebijakan 6: Pengarusutamaan aspek mitigasi bencana dan perubahan iklim

Meningkatkan pemahaman tentang aspek kebencanaan

pengarusutamaan aspek mitigasi dan adaptasi perubahan iklim

perkotaan dan perdesaan yang tangguh terhadap bencana

KEBIJAKAN DAN STRATEGI BIDANG PENATAAN RUANG 2015-2019

21

(22)

RENSTRA

TERKAIT UPAYA MITIGASI PERUBAHAN IKLIM

1. Kebijakan : Pengembangan Kawasan Strategis Nasional Untuk Mengurangi Ketimpangan Wilayah dan Kualitas Lingkungan, dengan strategi :

a. Meningkatkan pemahaman tentang aspek kebencanaan dalam penataan ruang.

b. Melakukan pengarusutamaan aspek mitigasi dan adaptasi perubahan iklim dalam Rencana Tata Ruang.

c. Mengembangkan kawasan perkotaan dan perdesaan yang tangguh terhadap bencana dan ancaman perubahan iklim.

2. Kebijakan : Peningkatan efektivitas pengendalian pemanfaatan ruang dan pengawasan penataan ruang, dengan strategi :

a. Mengembangkan sistem pengaduan masyarakat dan tindaklanjutnya (P5R).

b. Melaksanakan audit pemanfaatan ruang di tingkat Pusat dan Daerah.

c. Melakukan evaluasi hasil pelaksanaan pembangunan sesuai dengan rencana tata ruang.

d. Melaksanakan pengawasan teknis dan pengawasan khusus penataan ruang.

e. Melaksanakan pemberian pertimbangan teknis (clearance ) perijinan pemanfaatan ruang

f. Melakukan pengembangan instrumen insentif dan disinsentif bidang penataan ruang

(23)

PROV. SUMUT : - Belum Perda

PROV. RIAU : - Belum

Perda PROV. KEP.RIAU : - Belum Perda

PROV. SUMSEL : - Belum Perda

PROV. KALIMANTAN UTARA : - Belum Perda

UPAYA BIDANG PENATAAN RUANG TERHADAP MITIGASI PERUBAHAN IKLIM

1. Kepastian Payung Hukum untuk Rencana Tata Ruang di daerah (29 Provinsi

dan 446 Kabupaten/Kota sudah Perda) berikut penyusunan KLHS sebagai

pertimbangan adaptasi dan mitigasi Perubahan Iklim

(24)

KETERANGAN TOTAL DAERAH

PROSES DI DAERAH

PEMBAHASAN BKPRN

SUDAH MENDAPATKAN

PERSETUJUAN SUBSTANSI

MENTERI

PERDA RTRW

PROVINSI 34 0 0 5 29 85.29%

KETERANGAN TOTAL

DAERAH REVISI REKOM GUB

PEMBAHASAN BKPRN

SUDAH MENDAPATKAN

PERSETUJUAN SUBSTANSI

MENTERI

PERDA RTRW

KABUPATEN 415 8 1 3 45 358 86.27%

KOTA 93 0 0 0 5 88 94.62%

JUMLAH 508 8 1 3 50 446 87.80%

RTRW PROVINSI

RTRW KABUPATEN/ KOTA

PROGRES RTRW PROVINSI, KABUPATEN DAN KOTA SELURUH INDONESIA

(Status tanggal 29 Maret 2016)

Mari, Bersama Menata Ruang Untuk Semua -2

(25)

PROGRESS

PERPRES RTR PULAU/KEPULAUAN DAN KSN

Pada tahun 2011-2012, telah lahir dokumen Peraturan Presiden tentang Rencana Tata Ruang Pulau yang terdiri atas:

1. RTR Pulau/Kepulauan Sumatera : Perpres No. 13/2012 2. RTR Pulau/Kepulauan Jawa-Bali : Perpres No. 28/2012 3. RTR Pulau/Kepulauan Kalimantan : Perpres No. 3/2012

4. RTR Pulau/Kepulauan Nusa Tenggara : Perpres No 56/2014

5. RTR Pulau/Kepulauan Maluku-Maluku Utara : Perpres No 77/ 2014 6. RTR Pulau/Kepulauan Sulawesi : Perpres No. 11/2011

7. RTR Pulau/Kepulauan Papua : Perpres No 57 /2014

(26)

1. RTR KSN Danau Toba : Perpres No. 81 Tahun 2014 2. RTR KSN Merapi : Perpres No. 70 Tahun 2014 3. RTR KSN Borobudur dsk : Perpres No. 58 Tahun

2014

4. RTR KSN PN Nusa Tenggara Timur – Timor Leste : Perpres No. 179/2014

5. RTR KSN PN Kalimantan : Perpres No. 31/2015 6. RTR KSN PN Papua : Perpres No. 32/2015

7. RTR KSN PN Maluku : Perpres No. 33/2015

8. RTR KPN Maluku Utara dan Papua Barat : Perpres No.

34/2015

9. RTR KSN Jabodetabekpunjur, : Perpres No. 54/2008 10. RTR KSN Sarbagita : Perpres No. 45/2011

11. RTR KSN Mamminasata : Perpres No. 55/2011 12. RTR KSN Mebidangro : Perpres No. 62/2011 13. RTR KSN BBK : Perpres No. 87/2011

PROGRESS

PERPRES RTR PULAU/KEPULAUAN DAN KSN

(27)

2. Ketahanan Ekonomi yang mendukung upaya mitigasi

• Penetapan indikasi rencana LP2B dalam RTRW Kabupaten/Kota dan mendukung percepatan penetapan PERDA LP2B di daerah;

• Mengarahkan agar Pemda Kab/kota maupun provinsi mempertahankan luas lahan pertanian yang peruntukannya telah ditetapkan menjadi kawasan pertanian, dengan :

a. tidak merubah lahan pertanian yang peruntukannya telah ditetapkan menjadi kawasan pertanian dengan Perda RTRW;

b. tidak memasukkan usulan perubahan kawasan pertanian dalam peninjauan kembali RTRW

• Upaya Konservasi Lahan, dengan arahan RTR di daerah harus menyediakan kawasan bervegetasi hutan minimal 30% dari luas DAS dan luasan RTH sebesar 30% dari luas kawasan perkotaan

• Pengendalian pemanfaatan ruang kawasan lahan gambut dan wilayah sungai/ DAS nasional kritis melalui manajemen DAS yang terintegrasi

• Mengurangi laju deforestasi nasional

• Penyusunan model ecological footprint

UPAYA BIDANG PENATAAN RUANG TERHADAP MITIGASI

PERUBAHAN IKLIM

(28)

UPAYA BIDANG PENATAAN RUANG TERHADAP MITIGASI PERUBAHAN IKLIM

3. Social & Livelihood Resilence

Bencana Alam yang muncul akibat perubahan iklim akan memberi dampak lebih besar pada masyarakat menengah ke bawah, yang seringkali diikuti dengan kekeringan, banjir dan

bencana lainnya sehingga akan menyebabkan kesenjangan sosial semakin meningkat.

Untuk mencegah hal tsb, beberapa upaya yang telah dilakukan :

1. Identifikasi lahan yang memiliki kerentanan terhadap area yang terkena dampak perubahan iklim

2. Penerapan Peta Kerentanan Wilayah Dampak Perubahan Iklim dan Model Emisi Karbon Berbasis Kawasan

3. Penetapan Kawasan Rawan Bencana dalam Rencana Tata Ruang termasuk Penetapan Jalur Evakuasi

4. Penyusunan pedoman terkait pedoman pengendalian pemanfaatan ruang di kawasan

rawan bencana

(29)

S U M B E R : S I D A ( 2 0 0 9 ) D A L A M R A N A P I ( 2 0 1 4 )

1. DKI Jakarta 11. Kab. Jayawijaya 21. Kab. Cianjur

2. Kota Bandung 12. Kota Malang 22. Kab. Buleleng 3. Kota Surabaya 13. Kab. Puncak Jaya 23. Kab. Pandeglang 4. Kota Bekasi 14. Kab. Jembrana 24. Kab. Tanjung Jabung 5. Kota Bogor 15. Kab. Bogor 25. Kab. Karawang

6. Kota Depok 16. Kab. Garut 26. Kab. Aceh Tenggara 7. ota Palembang 17. Kab. Lebak 27. Kota Balikpapan 8. Kota Tangerang 18. Kab. Bandung 28. Kab. Bekasi 9. Kab. Tangerang 19. Kab. Sumedang 29. Kab. Paniai

10. Kab. Lampung Barat 20. Kab. Sukabumi 30. Kab. Bengkulu Selatan

Tabel Wilayah Rentan Perubahan iklim di Indonesia

UPAYA BIDANG PENATAAN RUANG TERHADAP MITIGASI

PERUBAHAN IKLIM (2015-2019)

(30)

TINDAK LANJUT

DUKUNGAN BIDANG TATA RUANG TERHADAP NDC

• Pengarusutamaan kajian komprehensif dampak perubahan iklim dalam proses perencanaan tata ruang;

• Penerbitan sertifikat hak atas tanah dan memperhitungkan konsekuensinya terhadap

peningkatan emisi gas rumah kaca, misalnya dalam penerbitan sertifikat Hak Guna Usaha untuk perkebunan pada lahan gambut yang berpotensi meningkatan emisi gas metan;

• Pengendalian pemanfaatan ruang untuk kawasan-kawasan yang berfungsi sebagai penyerap gas rumah kaca;

• Dukungan informasi geospasial yang handal, melalui upaya percepatan implementasi kebijakan satu peta (one map policy);

• Pengaturan zonasi dan pengembangan perangkat insentif-disinsentif untuk mendorong

pemanfaatan ruang/kawasan yang ramah lingkungan.

(31)

TERIMA KASIH

(32)

REKOMENDASI

1. MODEL PERENCANAAN UNTUK MENGATASI DAMPAK PERUBAHAN IKLIM

Model Kompaksi Kota (compact city)

Mengendalikan pertumbuhan kota yang tidak beraturan

• Pembangunan intensif (vertikal) dan padat (melalui Land Consolidation)

• Peraturan zonasi dan bangunan

• Prosedur Perizinan dan Pengawasan yang Ketat dan Transparan –

Peningkatan efisiensi kawasan perkotaan;

• jarak perjalanan komuting yang pendek, atau meminimalisasi long distant daily travel.

• peningkatan penggunaan transportasi umum;

• Pengembangan TOD

Perlindungan terhadap penyusutan lahan pertanian:

• pemisahan yang tegas antara kota (terbangun) dan desa (kawasan pertanian dan tidak terbangun),

• Dengan mengembangkangreen buffer atau sejenisnya.

Sustainable Development (Pembangunan Berkelanjutan)

Pembangunan tidak hanya terfokus pada bidang fisik (prasarana dan sarana wilayah), tapi juga menyentuh subjek utama pembangunan: manusia

Kegiatan-kegiatan pengentasan kemiskinan, peningkatan kesadaran dan kapasitas adaptasi penduduk, pelibatan masyarakat dan sektor pelayanan publik

Pengembangan fisik lebih difokuskan pada mengembangkan keterkaitan antar fungsi kegiatan (misal:

pertanian & manufaktur

fungsi pengumpulan

fungsi distribusi dan

mix-product

fungsi pengolahan (value-

added) 

pemasaran)

(33)

• sektor energi dan bangunan : Pengaturan zonasi pada wilayah-wilayah tertentu hanya boleh dibangun green building – menggunakan tenaga surya dan wind energy,

• sektor transportasi : Pengaturan tingkat kepadatan ruas jalan untuk memastikan pergerakan yang efisien dan pengurangan energy, mengatur streetscape untuk memfasilitasi perjalanan non- motorist dan pengurangan energi, dan menyarankan zonasi campuran untuk mengurangi

perjalanan.

• sektor Pertanian dan Kehutanan: tata ruang dapat mengatur dan membatasi alih fungsi lahan pertanian dan kehutanan ke penggunaan urban dan mengarahkan pemanfaatan lahan publik kosong untuk community gardening / Ruang Terbuka Hijau.

REKOMENDASI

2. KETERKAITAN SEKTOR DAL AM PENURUNAN EMISI GRK DENGAN TATA RUANG

Referensi

Dokumen terkait

Several conditions that are regarded as risk factors for inflammation in the development of cardiovascular disease, include dyslipidemias, comprising increased total cholesterol, low

Declerck and Ollevier Table 1 Details of Oligonucleotide Probes Used in the Fluorescence In Situ Hybridization Analysis of Legionella Samples Probe Target Sequence 5´ 3´ Target site