• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kebijakan Pengaman Pantai

N/A
N/A
sukoco grandhis

Academic year: 2024

Membagikan "Kebijakan Pengaman Pantai"

Copied!
42
0
0

Teks penuh

(1)

Kebijakan Pengaman Pantai

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT

Disampaikan pada:

Pelatihan Teknologi Pemecah Gelombang Ambang Rendah (PEGAR) Berbahan Geotekstil

oleh:

Dr. Leo Eliasta, ST, MSc Kepala Balai

Penelitian dan Pengembangan Pantai

(2)

Nama : Dr. Leo Eliasta, ST, MSc

Kantor : Balai Litbang Pantai, Puslitbang SDA, Kemen PUPR Pendidikan : S1 – Teknik Sipil, ITB (2004)

S2 – IHE Delft, The Netherlands (2010) S3 – TU Delft, The Netherlands (2015)

Penugasan : 2004 – 2015, Staff Teknik Balai BHGK, Pusair

2015 – 2017, Kepala Seksi Litbang, Balai Litbang Pantai, Pusair

2017 - , Kepala Balai Litbang Pantai, Pusair

(3)

Wilayah NKRI

Wilayah kedaulatan : 3.374.668 km

2

Jumlah pulau : 13.466 pulau Panjang garis pantai : ± 99.093 km

(sumber “Badan Informasi Geospasial, 2015”)

(4)

Direktorat Sungai dan Pantai

Struktur Organisasi Direktorat Sungai dan Pantai

(5)

Strategic Planning / Master Plan

Direktorat Bina PSDA Direktorat Sungai dan Pantai

Dit. Bina O&P

O&M

Subdit PWS Penyusunan Pola Pengelolaan

SDA

Penyusunan Rencana

Pengelolaan SDA PenyusunanPra FS SDA

Penyusunan Rancangan Studi Kelayakan Kegiatan sungai dan

pantai

Tusi meliputi Penyiapan bahan perumusan kebijakan; pelaksanaan kebijakan; penyiapan bahan penyusunan NSPK serta pemberian bimbingan teknis dan supervisi untuk Pola, Rencana dan Pra FS SDA (Pasal 211-212) Tusi meliputi Penyiapan bahan perumusan kebijakan; pelaksanaan kebijakan; penyiapan bahan penyusunan NSPK serta pemberian bimbingan teknis dan supervisi untuk Pola, Rencana dan Pra FS SDA (Pasal 211-212)

Penyiapan penyusunan dokumen detail desain konstruksi sungai dan

pantai

Penyiapan penyusunan dokumen detail desain konstruksi sungai dan

pantai

Subdit Sungai dan Subdit Pantai

Construction

Subdit Bimbingan Teknik

Pelaksanaan pembinaan pengendalian konstruksi kegiatan sungai dan pantai dan pembinaan persiapan pelaksanaan O&P Sarpras sungai dan

pantai

Pelaksanaan operasi dan pemeliharaan

sungai dan pantai

Design/DED FS

Pra FS

Pasal 259 dan Pasal 260 Butir cPasal 259 dan

Pasal 260 Butir c Pasal 275 dan Pasal 276 Butir ePasal 275 dan

Pasal 276 Butir e Pasal 263 , 267 dan 271

Pasal 263 , 267 dan

271 Pasal 305 dan

311 Pasal 305 dan

311 Subdit Perencanaan

Direktorat Sungai dan Pantai

Struktur Organisasi Direktorat Sungai dan Pantai

(6)

TUGAS:

Direktorat Sungai Dan Pantai mempunyai tugas melaksanakan penyusunan dan pembinaan pelaksanaan norma, standar, prosedur, dan kriteria, perencanaan, pelaksanaan operasi dan pemeliharaan sungai dan pantai serta pengelolaan drainase utama perkotaan (Pasal 256)

Penyusunan NSPK

Pembinaan Pelaksanaan NSPK Perencanaan Sungai dan Pantai

Persiapan Pelaksanaan O&P Sungai dan Pantai

Pengelolaan Drainase Utama Perkotaan

TUGAS

FUNGSI:

• penyusunan dan pembinaan pelaksanaan norma, standar, prosedur, dan kriteria sungai dan pantai;

• penilaian kesiapan pelaksanaan kegiatan pada sungai dan pantai serta pengelolaan drainase utama perkotaan;

• penyusunan perencanaan sungai dan pantai serta pengelolaan drainase utama perkotaan;

• pembinaan pengelolaan sungai dan pantai serta pengelolaan drainase utama perkotaan;

• pembinaan persiapan pelaksanaan operasi dan pemeliharaan sarana dan prasarana pada sungai dan pantai serta pengelolaan drainase utama perkotaan; (Pasal 257)

TUGAS DAN FUNGSI DIREKTORAT SUNGAI DAN PANTAI

PerMen PUPR no 15 Tahun 2017

(7)

Dasar Hukum Terkait Pelaksanaan Pengamanan Pantai

Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor

07/PRT/M/2015 Tentang Pengamanan

Pantai

Pelaksanakan Kegiatan Pengamanan Pantai Secara Efektif dan Efisien

Peraturan Presiden Nomor 51 Tahun 2016 tentang

Sempadan Pantai

Pengaturan Sempadan terkait pengamanan pantai

Surat Edaran Menteri Pekerjaan Umum 08/PRT/M/2010

Pedoman Penilaian Kerusakan Pantai dan Prioritas Penanganannya

Surat Edaran Menteri Pekerjaan Umum 01/PRT/M/2011

Pedoman Operasi dan Pemeliharaan Bangunan Pengamanan Pantai

Surat Edaran Menteri Pekerjaan Umum 07/PRT/M/2010

Pedoman Pelaksanaan Konstruksi Bangunan Pengamanan Pantai

Surat Edaran Menteri Pekerjaan Umum.

15/SE/M/2011

Pedoman Peran Masyarakat Dalam Pengamanan Pantai

RENSTRA PUPR 2015 - 2019

(8)

Terminologi menurut Permen PUPR No.07/PRT/M/2015

 Pantai adalah daerah yang merupakan pertemuan antara laut dan daratan diukur pada saat pasang tertinggi dan surut terendah.

 Daerah pantai adalah suatu daratan beserta perairannya di mana pada daerah tersebut masih saling dipengaruhi baik oleh aktivitas darat maupun laut.

 Wilayah pesisir adalah daerah peralihan antara ekosistem darat dan laut yang dipengaruhi oleh perubahan di darat dan di laut.

 Pengamanan pantai adalah upaya untuk melindungi dan mengamankan daerah

pantai dan muara sungai dari kerusakan akibat erosi, abrasi, dan akresi.

(9)

o Amanah Permen PUPR No 7 tahun 2015 Tentang Pengaman Pantai mengatakan “Pengamanan Pantai” adalah upaya untuk melindungi dan mengamankan daerah pantai dan muara sungai dari kerusakan akibat erosi, abrasi, dan akresi.

o Untuk melindungi dan mengamankan:

a. masyarakat yang tinggal di sepanjang pantai dari ancaman gelombang dan genangan pasang tinggi (rob);

b. Erosi dan abrasi

c. Fasilitas umum, fasilitas sosial, kawasan yang mempunyai nilai ekonomis tingi dan nilai sejarah serta nilai strategis nasional yang berada di sepanjang pantai; dan

d. pendangkalan muara sungai.

Latar Belakang Pengaman Pantai

(10)

Jenis Bangunan Pengamanan Pantai (BPP)

Ba ng un an Pe ng am an Pa nt ai

Revetmen Tembok Laut

Pemecah Gelombang Groin

Jeti Tanggul Laut

Pengisian Pasir

1 2 3 4 5 6 7

Struktur di pantai yang dibangun menempel pada garis pantai dengan tujuan untuk melindungi pantai yang ter-erosi

Struktur pantai yang dibangun dalam arah sejajar pantai dengan tujuan untuk melindungi pantai terhadap hempasan gelombang dan mengurangi limpasan genangan areal pantai yang berada di belakangnya

Konstruksi pengaman pantai yang posisinya sejajar atau kira-kira sejajar garis pantai dengan tujuan untuk meredam gelombang datang

Bangunan yang dibuat tegak lurus atau kira-kira tegak lurus pantai,

berfungsi untuk mengendalikan erosi yang disebabkan oleh terganggunya keseimbangan angkutan pasir sejajar pantai (longshore sand drift)

Bangunan menjorok ke laut yang berfungsi sebagai pengendalian penutupan muara sungai atau saluran oleh sedimen

Bangunan bangunan pejal atau berisi yang digunakan untuk menahan muka air laut atau periran, sehingga terjadi perbedaan tinggi permukaan air

Kegiatan untuk membentuk pantai menjadi stabil dengan menambahkan pasir ke pantai.

(11)

Penyusunan Program Pantai Harus Memenuhi :

 RENCANA PENGELOLAN SDA

 RENCANA ZONASI WILAYAH PESISIR

(12)

ASPEK UMUM

studi kelayakan

- kelayakan ekonomi, sosial, dan lingkungan;

- kesiapan masyarakat untuk menerima rencana kegiatan;

- keterpaduan antarsektor;

- kesiapan pembiayaan;

- kesiapan kelembagaan

penyusunan program pengamanan pantai

mengacu pada studi kelayakan sesuai dengan rencana pengelolaan sumber daya air pada wilayah sungai dan rencana zonasi wilayah pesisir -> bila belum ditetapkan, dilakukan berdasarkan zona pengamanan pantai.

ASPEK TEKNIS

perencanaan detail pengamanan pantai;

pelaksanaan pengamanan pantai;

operasi dan pemeliharaan bangunan pengaman pantai (BPP);

pengelolaan barang milik negara/barang milik daerah berupa bangunan pengaman

pantai;

pembiayaan pengamanan pantai;

peran masyarakat.

(Pasal 6, Pasal 7)

ASPEK PENGAMAN PANTAI

(13)

• Pengumpulan data

• Identifikasi masalah Inventarisasi

• Pengolahan data

• Pra desain

• Pemilihan alternatif pengamanan pantai

• Detail desain

pengamanan pantai Penyusunan

Rencana Detail

Mempertimbangkan

• kelestarian sumber daya pantai dan komponen alami lingkungan pantai yang ada;

• dampak lingkungan yang ditimbulkan;

• kondisi sosial ekonomi masyarakat;

• peraturan perundang-undangan yang terkait dengan pengamanan pantai;

• kondisi politik dan kelembagaan; dan

• estetika atau keindahan.

(Pasal 8)

Tahapan Perencanaan Detail Pengaman Pantai

(14)

Tahapan Perencanaan Detail Pengamanan Pantai (Pasal 8 s.d. Pasal 13)

Pemilihan Alternatif Pengamanan Pantai Penyusunan Rencana Detail

Pengolahan Data

Pra Desain

Detail Desain Pengamanan Pantai

Pengolahan Data Sekunder Pengolahan Data Primer

Pengembangan Alternatif Kriteria Desain Tata Letak Bentuk BPP Material Pertemuan Konsultasi Publik

Perlindungan Buatan Perlindungan Alami Adaptasi Inventarisasi

Pengumpulan Data

Pengumpulan Data Sekunder Pengumpulan Data Primer

Survei Pemetaan Survei Hidro-oseanografi Survei Mekanika Tanah Survei Sosial Ekonomi Survei Lingkungan Identifikasi Masalah

Perhitungan Struktur Gambar Rencana Spesifikasi Teknis Perhitungan Volume Perhitungan Biaya

(15)

Pengumpulan Data

RANCANGAN Modul Pedoman

berdasarkan Pendekatan Permen PU No.07/PRT/M/2015

Pemilihan Alternatif Pengamanan Pantai Penyusunan Rencana Detail

Pra Desain

Pengembangan Alternatif Kriteria Desain Tata Letak Bentuk BPP Material Pertemuan Konsultasi Publik

Perlindungan Buatan Perlindungan Alami Adaptasi Inventarisasi

Survei Pemetaan Survei Hidro-oseanografi Survei Mekanika Tanah Survei Sosial Ekonomi Survei Lingkungan Identifikasi Masalah

Perhitungan Struktur Gambar Rencana Spesifikasi Teknis Perhitungan Volume Perhitungan Biaya Pengolahan Data Sekunder

Modul

01

Pengumpulan dan Pengolahan Data Sekunder

Modul

2A

Survei Pemetaan Modul

2B

Survei Hidrooseanografi Modul

2C

Survei Mekanika Tanah Modul

03

Pradesain dan Pengembangan Alternatif

Modul

04

Seleksi Alternatif dan Prosedur Perencanaan Rinci

Pengumpulan Data Sekunder

Modul

05

Penggunaan Perangkat Lunak dan Perhitungan dlm Perencanaan Rinci

Detail Desain Pengamanan Pantai Pengumpulan Data Primer

Pengolahan Data

Pengolahan Data Primer (PROSES PENYUSUNAN DI DIREKTORAT SUNGAI DAN PANTAI)

(16)

Source : Analysis, 2010 Anggaran

yang diperlukan Sumatera

Rp. 2.1 3 T

Demand 108,90 km

Anggaran yang diperlukan

Java

932 M

Demand 63,83 km

Anggaran yang diperlukan Kalimantan

Rp. 502 M

Demand 28,68 km

Anggaran yang diperlukan Sulawesi

Rp. 2,18 T

Demand 181,70 km

Anggaran yang diperlukan Bali & Nusa Tenggara

Rp. 544 M

Demand 16,8 km

Anggaran yang diperlukan Papua

Rp. 2.22 T

Demand 96,78 km

CostMaluku Rp. 533 M Demand 34,54 km

Sumber: Resntra 2015 - 2019

Potret Kebutuhan dan Biaya Pekerjaan Pengaman Pantai di Indonesia TA 2015 – TA 2019

*Wilayah kedaulatan : 3.374.668 km2 *Jumlah pulau : 13.466 pulau *Panjang garis pantai : ± 99.093 km

(17)

Rencana RENSTRA 2015 - 2019

Lokasi Output/

Panjang (Km)

Biaya Konstruksi

Kebutuhan

2015 RABPNP-2015 2016 2017 2018 2019

Biaya Output Biaya Output Biaya Output Biaya Output Biaya Output Biaya Output

x1.000 x1.000 km x1.000 km x1.000 km x1.000 km x1.000 km x1.000 km

Sumatera 108,90 2.135.155.498 206.276.084 6,75 185.554.990 6,26 291.884.000 14,35 352.028.864 19,13 560.528.864 33,48 538.882.696 28,94

Jawa 63,83 932.505.821 194.179.180 4,83 9.240.000 - 75.270.361 8,85 103.500.000 11,80 450.616.280 20,65 99.700.000 17,70

Kalimantan 28,68 502.465.982 71.045.982 3,35 15.000.000 5,00 71.000.000 3,05 85.500.000 4,07 125.120.000 7,12 134.800.000 6,10

Sulawesi 181,70 2.181.483.806 409.864.460 19,21 495.900.000 19,51 227.585.000 21,46 318.682.500 28,61 362.646.250 50,00 366.805.596 42,91

Bali dan Nusa

Tenggara 16,58 544.677.075 102.177.075 4,48 17.500.000 0,29 98.300.000 1,77 67.200.000 2,36 144.000.000 4,14 115.500.000 3,54

Maluku 34,54 533.424.322 120.424.322 7,18 10.000.000 0,33 43.000.000 4,05 55.500.000 5,41 175.500.000 9,46 129.000.000 8,11

Papua 96,78 2.248.350.000 138.700.000 4,21 25.300.000 - 382.800.000 13,97 374.300.000 18,62 747.250.000 32,59 580.000.000 27,39

TOTAL 530,00 9.166.934.766 1.311.539.365 50,00 778.494.990 31,38 1.189.839.361 67,50 1.356.711.364 89,99 2.565.661.394 157,43 1.964.688.292 134,70

(18)

Rencana dan Realisasi Strategis Pengamanan Pantai Indonesia

Tahun 2015 - 2019

Sasaran pengamanan pantai Indonesia RENSTRA (2015 – 2019): 530 km

Lokasi

Pengamanan Panjang Pantai (km)

2015 2016 2017 2018 2019

Rencana Realisasi Rencana Realisasi Rencana Realisasi Rencana Realisasi* Rencana Realisasi

Sumatera 13,79 15,116 14,35 7,785 19,13 6,826 33,48 11,12 28,94

Jawa 4,83 7,525 8,85 2,54 11,80 2,832 20,65 3,85 17,70

Kalimantan 8,62 4,835 3,05 3,32 4,07 1,45 7,12 0,55 6,10

Sulawesi 39,22 23,667 21,46 1,795 28,61 8,07 50,00 2,33 42,91

Bali dan Nusa Tenggara

5,24 7,03 1,77 25,53 2,36 1,37 4,14 0,6 3,54

Maluku 8,11 10,06 4,05 2,16 5,41 2,365 9,46 0,3 8,11

Papua 4,21 5,39 13,97 1,737 18,62 0,75 32,59 - 27,39

Total (km) 84,0 73,623 67,50 44,867 89,99 19,757 157,43 18,75 134,70

*Realisasi 2018 masih berupa usulan terbaru

(19)

NO/

KODE SATUAN KERJA/KEGIATAN/OUTPUT/PAKET APBN / APBN-

P / SAL/ SBSN LOKASI OUTPUT PAGU (ribuan)

SNVT PJSA BWS SUMATERA I PROVINSI ACEH 34,660,000

1 Pembangunan Prasarana Pengaman Pantai Kota Meulaboh,Di Kabupaten Aceh Barat; MYC

SBSN Kab. Aceh Barat

0.360 km 15,000,000

2 Pembangunan Prasarana Pengaman Pantai Pelangi Kawasan

Pendopo Kabupaten Pidie; MYC SBSN Kab, Pidie

0.150

9,830,000

SNTV PJSA BWS SUMATERA IV PROVINSI KEPULAUAN RIAU 14,800,000

3

Pembangunan Pengaman Pantai Pulau Nongsa (PulauTerluar) - Tahap IV (SBSN) di Kota

Batam SBSN Kota Batam 0.160 km 14,800,000

SNVT PELAKSANAAN JARINGAN SUMBER AIR WS INDRAGIRI-AKUAMAN, WS KAMPAR, WS ROKA 14,758,550

4

Pembanguanan Sarana/Prasarana Pengaman Pantai Pantai Tiku Kab. Agam; MYC

APBN Kab. Agam 0.375 km 14,758,550

SNVT PJSA BWS SUMATERA VII PROVINSI BENGKULU 11,876,360

5

Pembangunan Bangunan Pengaman Pantai Desa Pasar Ipuh Kabupaten Mukomuko

APBN Kab. Mukomuko 0.333 km 11,876,360

SNVT PJSA BBWS SUMATERA VIII PROVINSI BANGKA BELITUNG 14,975,000

6

Pembangunan Talud Pengaman Pantai Penyak Tahap III ;Kab. Bangka Tengah; SBSN Kab. Bangka Tengah

0.400 km 14,975,000

SNVT PJSA BBWS MESUJI SEKAMPUNG 10,733,450

7

Pembangunan Pengaman Pantai Karya Tani (lanjutan);Lampung Timur;Lampung;MYC

APBN Kab. Lampung Timur

0.400 km 10,733,450

SNVT PJSA BBWS CIDANAU-CIUJUNG-CIDURIAN 9,875,800

8

Pengamanan Pantai Jongor,Kab.Pandeglang APBN Kab. Pandeglang 0.750 9,875,800

SNVT PJSA BBWS CILIWUNG-CISADANE 307,430,000

9 Pembangunan Pengaman Pantai di Jakarta Tahap 2 Paket 1 (MYC) APBN - MYC DKI Jakarta 0.595 km 149,200,000 10 Pembangunan Pengaman Pantai di Jakarta Tahap 2 Paket 2 (MYC) APBN - MYC DKI Jakarta 0.637 km 158,230,000

SNVT PJSA BWS SULAWESI I PROVINSI SULAWESI UTARA 30,455,706

11

Pembangunan Bangunan Pengaman Pantai Miangas (Lanjutan) SBSN Kab. Talaud 0.190 km 19,343,453

12

Pembangunan Bangunan Pengaman Pantai Marore; MYC SBSN Kab. Talaud 0.150 km 11,112,253

SNVT PJSA BWS MALUKU PROVINSI MALUKU 9,500,000

13

Pembangunan Pengaman Pantai Kec. Namrole; Kab. Buru Selatan; Provinsi Maluku; 0,30 Km

SBSN Kab. Maluku Tengah

0.300 km 9,500,000

PAKET PEKERJAAN PENGAMAN PANTAI SKEMA PEMBIAYAAN APBN dan SBSN

(20)

Output Pekerjaan Pengaman Pantai

Pembangunan pengaman pantai mengalami penuruan secara output dari tahun ke tahun dikarenakan financing gap sebesar Rp 4.321 triliun dari RENSTRA yang ada

Dengan keterbatasan dana yang ada maka diperlukan skala prioritas dalam penentuan pelaksanaan pekerjaan pantai yang didasari oleh :

Perencanaan dilaksanaankan HARUS secara komprehensif (SID dan DED)

Perhitungan nilai ekonomis layak dalam pembangunan pantai

Pembangunan langsung dirasakan oleh masyarakat

(21)

Pulau Terdepan Indonesia

Keppres Nomor 06 Tahun 2017 tentang “Pengelolaan Pulau-Pulau Kecil Terluar”

111 Pulau kecil terletak di batas terluar Indonesia

22

4 3

12 1

9

7 19 Kep. Riau

Kalimantan Timur

Sulawesi Tengah

Sulawesi Utara

Maluku Utara

Papua

Maluku Nusa Tenggara

Timur

1 Nusa Tenggara Barat 3

Jawa Timur 1

Jawa Tengah 2

Jawa Barat 3

Banten 1

Lampung 2

Bengkulu 3

Sumatera Barat Sumatera

Utara 7

NAD 3

4

Bali 1 Riau

3 Papua

Barat 4

Kalimantan Utara

(22)

Daftar List Pulau Terluar Wilayah Barat

1. Aceh

Pulau Simeulu Cut; Pulau Salaut Besar; Pulau Raya; Pulau Rusa; Pulau Bateeleblah; Pulau Rondo; Pulau Weh.

2. Sumatera Utara

Pulau Simuk; Pulau Winga; Pulau Berhala.

3. Riau

Pulau Batumandi; Pulau Rupat; Pulau Bengkalis; Pulau Rangsang

4.Kepulauan Riau

Pulau Berakit; Pulau Sentut; Pulau Tokong Malang Biri; Pulau Damar; Pulau Mangkai; Pulau Tokong Nanas; Pulau Tokongbelayar; Pulau Tokongbolo; Pulau Semiun; Pulau Sebetul; Pulau Sekatung; Pulau Senua; Pulau Subi Kecil;

Pulau Kepala; Pulau Tokonghiu Kecil; Pulau Karimun Anak; Pulau Nipa; Pulau pelampung; Pulau Batuberantai;

Pulau Putri; Pulau Bintan; Pulau Malang Berdaun.

5. Sumatera Barat

Pulau Sibaru-baru; Pulau Pagai Utara; Pulau Niau.

6. Bengkulu

Pulau Enggano; Pulau Mega.

7. Lampung

Pulau Bertuah (Pulau Batukecil)

8. Banten

Pulau Deli; Pulau Karangpabayang; Pulau Guhakolak.

9. Jawa Barat

Pulau Batukolotok; Pulau Nusamanuk.

10. Jawa Tengah

Pulau Nusakambangan

11. Jawa Timur

Pulau Nusabarong (Pulau Barong); Pulau Ngekel (Pulau Sekel); Pulau Panikan.

(23)

Daftar List Pulau Terluar Wilayah Timur

12. Bali

Pulau Nusa Penida

13. Nusa Tenggara Timur

Pulau Alor; Pulau Batek; Pulau Rote; Pulau Ndana; Pulau Sabu; Pulau Dana; Pulau Mangudu.

14. Nusa Tenggara Barat

Gili Setapang (Pulau Sophialousia)

Kalimantan Utara

Pulau Sebatik; Karang Unarang.

15. Kalimantan Timur

Pulau Maratua; Pulau

Sambit.

16. Sulawesi Tengah

Pulau Lingian; Pulau Solando; Pulau Dolangan.

17. Sulawesi Utara

Pulau Bongkil (Pulau Bangkit); Pulau Mantehage (Pulau Manterawu); Pulau Makalehi; Pulau Kawaluso; Pulau Kawio;

Pulau Marore; Pulau Batuwaikang; Pulau Miangas; Pulau Marampit; Pulau Intata; Pulau Kakorotan; Pulau Kabaruan.

18. Maluku

Pulau Ararkula; Pulau Karerei (Pulau Karaweira Besar); Pulau Penambulai; Pulau Kultubai Utara; Pulau Kultubai Selatan;

Pulau Karang; Pulau Enu; Pulau Batugoyang; Nuhuyut (Pulau Kei Besar); Pulau Larat; Pulau Sutubun; Pulau Selaru; Pulau Batarkusu; Pulau Marsela; Pulau Metimarang; Pulau Letti; Pulau Kisar; Pulau Wetar; Pulau Lirang.

19. Maluku Utara

Pulau Yiew Besar

20. Papua Barat

Pulau Moff (Pulau Budd); Pulau Fani; Pulau Miossu

21. Papua

Pulau Fanildo; Pulau Bras; Pulau Befondi; Pulau Liki; Pulau Habe; Pulau Komolom; Pulau Kolepom; Pulau Laag; Pulau Puriri.

(24)

Penanganan Pantai – Pantai Kristis

(25)

Gambaran Pulau Miangas

• Pulau Miangas merupakan pulau terdepan di Indonesia Timur yang terletak dekat perbatasan antara negara Indonesia dengan Philipine. Pulau ini masuk kedalam Kecamatan Miangas, Kabupaten Kepulauan Talaud, Provinsi Sulawesi Utara. Pulau Miangas adalah salah satu pulau yang tergabung dalam gugusan Kepulauan Nanusa yang berbatasan langsung dengan Philipine.

• Pulau Miangas memiliki luas 3,15km 2 dengan keliling 6,6 km

dengan jumlah penduduk sebanyak ± 854 jiwa. Sebagai pulau

terdepan, pulau ini akan sangat berarti bagi keberadaan

Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) karena kehilangan

pulau berarti kehilangan zona ekonomi ekslusif (ZEE) yang

berarti kehilangan luasan wilayah NKRI.

(26)

Lokasi Pulau Miangas

5° 33' 20.835" LU 126° 35' 6.827" BT

(27)

Kerusakan Yang Terjadi

Laju abrasi yang terjadi di pantai Miangas sangatlah cepat karena berhadapan langsung dengan Samudra Pasifik. Berdasarakan hasil survei dalam beberapa tahun belakangan terakhir, pantai Miangas telah berkurang 5 - 6 meter. Terutama pada pantai yang

berhadapan langsung dengan Philipine.

(28)

Bentuk Pengamanan Pulau Miangas

Telah dilaksanakan MYC pengaman pantai TA 2017-2019m

2015

2012 2013

2014

(29)

Gambaran Umum Pulau Nongsa

• Pulau Nongsa (Pulau Puteri), merupakan pulau terluar yang berbatasan langsung dengan Singapura, mempunyai garis pantai ± 700 m, akan tetapi pada saat pasang hanya terlihat sekitar

± 350 m. Kerusakan pantai yang terjadi di Pulau Nongsa (Pulau Puteri) sudah cukup parah yang disebabkan oleh erosi dan abrasi akibat gelombang yang cukup besar terutama ketika musim angina utara.Pulau Nongsa dilaksanakan pada tahun 2014, 2015, 2016 dan direncanakan selesai pada tahun 2018 (MYC TA 2017 – 2018).

Kondisi sebelum

pengaman

(30)

Lokasi Kegiatan

Lokasi Pulau Nongsa

(31)

Pembangunan Pengaman Pantai P. Nongsa

Kondisi setelah

pembangunan

(32)

PENCAPAIAN LOKASI

PANTAI TANJUNG ARU KEPULAUAN SEBATIK

(DAERAH PERBATASAN DENGAN NEGARA MALAYSIA)

(33)

Gambaran Umum Pulau Sebatik

1 . Posisi geografis Kabupaten Nunukan sangat strategis, Kabupaten Nunukan dapat dikatakan sebagai Pintu Gerbang Wilayah Utara Indonesia bagian Tengah

2. Secara politis, Kabupaten Nunukan juga memiliki peranan yang strategis, karena peluang terjadinya konflik cukup besar. Salah satu contoh yang pernah terjadi di Kabupaten ini “Hilangnya” dua pulau yaitu Sepadan dan Ligitan ke Negara Malaysia 3. Salah satu Kepulauan di Nunukan yang rawan konflik tersebut adalah Pulau Sebatik,

oleh karena itu perencanaan pengembangan wilayah diperlukan sehingga taraf hidup masyarakat meningkat dan merasa sebagai bagian dari Indonesia

4. Lanjutan Pembangunan Penahan Gelombang Pantai Tanjung Aru Kep. Sebatik (Daerah

Perbatasan dengan Negara Malaysia merupakan salah satu kegiatan strategis sebagai

kawasan perkembangan ekonomi karena terletak diperbatasan wilayah Indonesia

dengan Negara Malaysia

(34)

PEKERJAAN PEMBANGUNAN PENGAMAN PANTAI TANJUNG ARU PULAU SEBATIK, KAB. NUNUKAN (PULAU TERLUAR), PROVINSI KALTARA

Dana APBN Tahun 2012 Pelaksanaan Sepanjang ; 441 meter

Dana APBN Tahun 2013 Pelaksanaan Sepanjang ; 318 meter

Dana APBN Tahun 2014 Pelaksanaan Sepanjang ; 470 meter

Dana APBN Tahun 2015 Pelaksanaan Sepanjang ; 1.000 meter

Dana APBN Tahun 2016 Pelaksanaan Sepanjang ; 475 meter

Dana SBSN Tahun 2017 Pelaksanaan Sepanjang ; 1.000 meter

APBN THN 2012

s/d

2017 Pelaksanaan Sepanjang ; 3.704 meter

(35)

Pantai Tanah Rubuh terletak di wilayah administratif Distrik Tanah Rubuh Kabupaten Manokwari. Pantai Tanah Rubuh berhadapan langsung dengan lautan Pasifik, meskipun Pulau Numfor yang berada 80 Km di sebelah Timur mempengaruhi panjang pembangkitan gelombang di wilayah perairan Pantai Tanah Rubuh .

Distrik Tanah Rubuh Kabupaten Manokwari

Akses jalan darat dari Kota Manokwari menuju Pantai Tanah Rubuh relatif lancar dan mudah dijangkau dengan menggunakan kendaraan bermotor roda empat maupun roda dua ±1,5 jam Terdapat juga kendaraan umum yang melalui lokasi pekerjaan yaitu taksi yang melayani trayek Manokwari Kota menuju Kabupaten Manokwari Selatan dan Kabupaten Teluk Bintuni.

Gambaran Umum

(36)

PETA LOKASI DAERAH TERABRASI

Daerah Rawan Abrasi di sepanjang jalan poros

Manokwari- Manokwari Selatan- Teluk Bintuni ± 1,50 km

(37)

Permasalahan yang terjadi di Pantai Tanah Rubuh adalah Abrasi dengan adanya penggal pantai yang rusak sehingga memakan sebagian badan jalan Trans Papua dengan status Jalan Nasional yang menghubungkan Kabupaten Manokwari, Kabupaten Manokwari Selatan dan Kabupaten Teluk Bintuni.

Identifikasi Permasalahan

Pada tahun 2007 telah dilaksanakan Perencanaan Teknis Pengamanan Pantai Tanah Rubuh dan ditindaklanjuti pekerjaan fisik pada tahun 2009 sepanjang ±100 m dan 2010 sepanjang ±100 m dengan jenis konstruksi Talud Pasangan Batu/ Revetment Perkuatan Tebing Pantai

Pada tahun 2015 bangunan tersebut mulai mengalami kerusakan akibat gerusan gelombang laut dan semakin parah sampai merusak badan jalan pada tahun 2017 sepanjang ± 250 m di 2 titik (Titik pertama± 50 m dan Titik kedua ± 200 m). Sehingga perlu segera dilakukan penanganan.

(38)

Untuk saat ini penanganan masih tahap DED sebelum masuk ke tahap implementasi

KONSEP PENANGANAN

(39)

Penanganan Pulau Terdepan Indonesia

TA. 2011 - 2017

Perlindungan terhadap pulau-pulau terdepan dilakukan guna melindungi batas negara NKRI

P. Karimun Kecil (0,3 km) P. Sekatung (0,7 km) P. Batu Berhanti (0,14 km) P. Nongsa (2,66 km)

P. Pelampong (0,4 km)

Pulau Sebatik (1,5 km)

P. Marore (0,15 km) P. Miangas (1,59 km)

P. Fani Kep. Riau

Kalimantan Timur Sulawesi Utara

Papua Barat

(40)

Contoh Pelaksanaan Pengamanan Pantai di

BBWS/ BWS

(41)

Contoh Pelaksanaan Pengamanan Pantai di

BBWS/ BWS

(42)

Referensi

Dokumen terkait

Pemerintah Daerah dalam pengembangan pariwisata pantai di Kabupaten

Tujuan umum dilakukannya penelitian ini adalah untuk mengetahui alternatif kebijakan pengelolaan Pantai Kamali di Kota Bau-bau yang dapat meminimumkan dampak

Hasil pendekatan dari simulasi program dan analisis data digunakan sebagai acuan dasar perencanaan bangunan pengaman pantai, pengamanan pantai yang direncanakan

Fokus penelitian ini adalah tentang sistem dan kebijakan pengamanan data yang telah diterapkan, tingkat kepatuhan karyawan terhadap kebijakan pengamanan data, dan

Hasil penelitian ini menjelaskan bahwa kebijakan tata ruang dan bangunan reklamasi Pantai Metro Tanjung Bunga Kota Makassar dari pendekatan strategi pemerataan yaitu Pemerintah

• Berdasarkan hasil analisa dengan menggunakan data angin, diperoleh perencanaan pengaman pantai berupa groin. Groin dipilih untuk pengaman pantai di Bulu

Balai Pantai mempunyai tugas melaksanakan penelitian dan pengembangan di bidang teknologi pantai dengan fungsi yang mencakup pelaksanaan penelitian dan pengembangan,

Hasil pendekatan dari simulasi program dan analisis data digunakan sebagai acuan dasar perencanaan bangunan pengaman pantai, pengamanan pantai yang direncanakan