• Tidak ada hasil yang ditemukan

KEBIJAKAN PEMERINTAH DAERAH DALAM PENGEMBANGAN PARIWISATA PANTAI DI KABUPATEN LOMBOK UTARA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "KEBIJAKAN PEMERINTAH DAERAH DALAM PENGEMBANGAN PARIWISATA PANTAI DI KABUPATEN LOMBOK UTARA"

Copied!
33
0
0

Teks penuh

(1)

PENGEMBANGAN PARIWISATA PANTAI DI KABUPATEN

LOMBOK UTARA

SKRIPSI

Diajukan Sebagai Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana (S-1) Jurusan Ilmu Pemerintahan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Universitas Muhammadiyah Malang

Oleh : Julian Adetiamin

(08230084)

JURUSAN ILMU PEMERINTAHAN

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

(2)
(3)

Bismillahirrohmanirohim Assalamualaikum Wr. Wb

Dengan mengucapkan Puja Puji dan Syukur kehadirat Allah SWT, yang maha

pengasih dan maha penyayang, yang tiada hentinya memberikan rahmad dan

hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir ini (skripsi) yang

berjudul: “Kebijakan Pemerintah Daerah Dalam Pengemabangan Pariwisata

Pantai di Kabupaten Lombok Utara” yang disusun sebagai syarat untuk memperoleh gelar sarjana (S-1) program sarjana Ilmu Politik Universitas

Muhammadiyah Malang. Dan tak lupa Sholawat serta salam penulis ucapkan untuk

junjungan kita Nabi kita Nabi Muhammad SAW yang telah membawa kita dari alam

gelap menuju alam yang terang benerang. Semoga kita diberikan rahmat dan

hidayah-Nya agar lebih kuat dalam menjalankan hidup di dunia ini.

Manusia tidak akan dapat menjalani hidup seorang diri, sebagai mahluk sosial

senantiasa ada ketergantungan atau pertolongan orang lain. Dalam penulisan skripsi

inipun penulis tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak yang telah memberikan

motivasi, penjelasan, saran, kritik maupun sumbangan pemikiran. Karena itu penulis

hanya dapat mengucapkan banyak terima kasih kepada:

1. Bapak Dr. Muhadjir Effendy, M.AP. selaku Rektor Universitas

Muhammadiyah Malang beserta seluruh jajaran Pembantu Rektor dan Staf

Rektorat UMM.

2. Bapak Dr. Wahyudi, M.Si, selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu

Politik Universitas Muhammdiyah Malang.

3. Dr. Tri Sulistyaningsih, M.Si selaku Dosen Pembimbing I dan juga selaku

Ketua Jurusan Ilmu Pemerintahan, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik,

Universitas Muhammadiyah Malang, dan Bapak Drs. Imam Hidayat, M.M

selaku Dosen Pembimbing II dan sebagi dosen penguji, yang telah

meluangkan waktu dan tenaganya untuk memberikan penjelasan, saran dan

(4)

4. Bapak Drs, Jainuri, MSi selaku Sekertaris Jurusan Ilmu Pemerintahan dan

juga selaku dosen penguji.

5. Bapak dan Ibu dosen Ilmu Pemerintahan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu

Politik Universitas Muhammadiyah Malang yang telah dengan ikhlas

mentransfer ilmunya kepada penulis, dan semua karyawan yang telah banyak

membantu sehingga bisa terselesaikannya skripsi ini.

6. Pemerintah Daerah Kabupaten Lombok Utara yang telah berkenan

memberikan ijin penelitian dan Kepala Dishubparkominfo beserta jajarannya

yang telah berkenaan meluangkan waktu dan tenaganya untuk bantuan serta

petunjuk kepada penulis dalam penelitian dan penyusunan skripsi ini.

7. Bapak, Ibu, Kakakku dan Keluarga besarku yang ada di Kabupaten Lombok

Utara yang telah memberikan dorongan dan doa-Nya sehingga penyusunan

skripsi ini bisa penulis selesaikan.

8. Teman-teman kuliah yang pernah satu ruangan, baik yang satu tingkat, kakak

tingkat dan adik tingkat.

9. Semua pihak yang telah membantu penyelesaian skripsi ini yang tak dapat

disebutkan satu persatu.

Akhirnya penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangannya,

Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun agar skripsi

ini lebih baik lagi. Semoga karya ini bermanfaat bagi yang membutuhkan dan

memberikan tambahan pengetahuan bagi pembaca, Amin.

Billahittaufiq wal hidayah Wassalamu’alaikum Wr.Wb

Malang,10 April 2012

Penulis,

(5)

Obyek wisata Kabupaten Lombok Utara

(6)

DAFTAR PUSATAKA

Arikunto. Suharsimi (2006).Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek.Edisi

revisi VI.Cet XIII , Rineka Cipta, Jakarta.

Depdikbud. (1989). Kamus Besar Bahasa Indonesia.

Edi. Suharto. (2008), Kebijakan Sosial Sebagai Kebijakan Publik, Alfabeta,

Bandung.

Hasan. Iqbal.(2004) .Analisis Data Penelitian dengan Statistik, Bumi Aksara

Irfan, Islami. (2004). Prinsip-Prinsip Perumusan Kebijaksanaan Negara. Edisi 2,

Cetakan 13, Bumi Aksara. Jakarta.

Ismail Nawawi. (2009). Public Policy: Analisis, Strategi Advokasi Teori dan

Praktek. PMN. Surabaya.

Moleong. Lexy J. (2006).Metode Penelitian Kualitatif , PT. Remaja Rosda karya,

Bandung.

Muluk Khairul,2009, Peta Konsep dan Desentralisasi Pemerintahan Daerah,, ITS

Press. Surabaya.

Nana Sudjana dan Ahwal Kusumah, (2000), Proposal Penelitian di Perguruan

TinggiBandung: Sinar Baru Algasindo,

Nazir. Moh. (2005), Metode Penelitian ,Cet. Ke VI Ghalia Indonesia, Jakarta.

Pamudji, (1985).Kerja Sama Antar Daerah dalam Rangka Membina Wilayah

Pitana I Gde, Diarta, I Ketut Surya, (2009). Pengantar Ilmu Pariwisata.Edisi I Andi

Offset, Yogyakarta.

Saifullah, (2006)."Buku Panduan Metodologi Penelitian," Buku Ajar, disajikan

sebagai buku ajar pada mata kuliah Metodologi Penelitian, Malang:

Universitas Islam Negeri,

Silalahi. Ulber, (2009).Metode Penelitian Sosial, PT. Refika Aditama, Bandung.

Singarimbun. Masri dan Effendi. Sofian, Metode Penelitian Survai. Pustaka LP3ES.

Jakarta.

(7)

Tinggi. Sinar Baru Algasindo, Bandung.

Suharsimi Arikunto (2006),, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Edisi

revisi VI.Cet XIII, Jakarta: Rineka Cipta,

Syamsuddin. Haris (2007), Desentralisasi dan Otonomi Daerah, Lipi Press, Jakarta.

Syarifin Pipin, Jubaedah Dedah. (2005), Pemerintahan Daerah Di Indonesia. CV.

Pustaka Setia. Bandung

Internet :

Hendry (Net Admin)

http://mangkutak.wordpress.com/2009/01/05/dasar-pengertian-pariwisata/. Di akses tanggal 8 februari 2012

http://Google.IndonesiaBicara.com - Lombok Utara. Di akses 30 Desember 2011.

Mulyonohttp://mulyono.staff.uns.ac.id/2009/05/28/model-implementasi-kebijakan-george-edward-iii/

Rochmanuddin

http://berita.liputan6.com/read/375134/tingkat-kunjungan-turis-asing-terus-naik Diakses 7 februari 2012.

Setyorini,

http://elib.unikom.ac.id/files/disk1/457/jbptunikompp-gdl-firmannurd-22821-8-babii.pdf , Diakses tangal 13 februari 2012

Sunarto(fandeli,2000)http://repository.upi.edu/operator/upload/s_mrl_0700290_chapt

er2.pdf, di akses 18 November 2011

Sumber Lain:

Dott. Sampurno, Jurnal Pengembangan Kawasan Pantai Kaitannya Dengan

Geomorfologi” Departemen Geologi – ITB.

Haedar Akib, Jurnal.” Dampak Kebijakan Publik Dalam Program Pengentasan

Kemiskinan”.

Indah Gustina, Jurnal “Implementasi Program Penanggulangan Kemiskinan di

(8)

Laporan Keterangan Pertanggung Jawaban (LKPJ), Kabupaten Lombok Utara 2010

Peraturan Daerah Kabupaten Lombok Utara Nomor 5 Tahun 2010

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) KLU Tahun 2011- 2015

Rencana strategis Dishubparkominfo Kabupaten Lombok Utara 2010

Profil Kabupaten Lombok Utara tahun 2011

Sutirin, Tesis.Implementasi Kebijakan Pendataan Rumahtangga Miskin dan

Distribusi KKB Oleh Badan Pusat Statistik.

Teguh Kurniawan. Jurnal Perumusan Kebijakaan Publik: Sumbang Saran

(9)

1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Mengkaji mengenai peran pemerintah dalam sektor pariwisata tentunya sudah

tidak asing lagi bagi kehidupan kita. Pemerintah memiliki peran yang sangat sentral

dalam sebuah industri pariwisata (pariwisata pantai) terutama dalam pengelolaan

dan pengembangannya. Peran pemerintah dalam mengembangkan pariwisata

(pariwisata pantai) dalam garis besarnya adalah menyediakan infrastruktur (tidak

hanya bentuk fisik), memperluas berbagai fasilitas, kegiatan koordinasi antara

aparatur pemerintah dengan pihak wisata, pengaturan dan promosi umum keluar

negeri. Tidak dapat dipungkiri bahwa hampir diseluruh daerah Indonesia terdapat

potensi pariwisata, maka yang diperhatikan adalah sarana transportasi, keadaan

infrastruktur dan sarana-sarana pariwisata lainnya.

Pengembangan pariwisata dan pariwisata pantai pada khususnya merupakan

pengembangan yang berencana serta menyeluruh, sehingga dapat diperoleh manfaat

yang optimal bagi pemerintah, masyarakat baik dari segi ekonomi sosial dan

kultural. Perencanaan tersebut harus mengintegrasikan pengembangan pariwisata

kedalam suatu program pembangunan ekonomi, fisik dan sosial suatu wilayah.

Mengenai hal tersebut di atas, tentu tidak terlepas dari pengambilan keputusan

atau kebijakan Pemerintah dalam menetapkan aturan atau rencana dalam merancang

(10)

2

perencanaan (planning) berkaitan erat. Perencanaan menyangkut setrategi sebagai

implementasi dari kebijakan.1

Kebijakan (policy) merupakan arah atau tuntutan dalam pelaksanaan suatu

kegiatan oleh suatu pemerintah yang diekspresikan dalam sebuah pernyataan umum

mengenai tujuan yang ingin dicapai, yang menentukan dari para pelaksana, baik di

pemerintahan maupun di luar pemerintahan, dalam mewujudkan harapan yang

ditetapkan. Kebijakan atau kajian kebijakan dapat pula merujuk pada proses

pembuatan keputusan-keputusan penting organisasi, termasuk identifikasi berbagai

alternatif seperti prioritas program atau pengeluaran, dan pemilihannya berdasarkan

dampaknya. Kebijakan juga dapat diartikan sebagai mekanisme politis, manajemen,

finansial, atau administratif untuk mencapai suatu tujuan eksplisit.2

Salah satu tugas pemerintah adalah sebagai perumus kebijakan publik. Agar

kebijakan publik dapat dirumuskan secara sistematik, dibutuhkan sebuah proses

yang sisitematis pula. Meskipun proses ini tidak selalu bersifat kaku, proses

perumusan kebijakan memungkinkan sistem Pemerintahan dalam merumuskan

kebijakan menjadi teratur dan memilki ritme yang jelas. Proses perumusan

kebijakan sering pula disebut sebagai lingkaran kebijakan (Policy cycle).3

Dalam dasawarsa terakhir ini, Pemerintah melakukan suatu tindakan dalam

rangka peningkatan kesejahtraan masyarakat dengan memberikan kewenangan

1

Pitana I Gde, Diarta, I Ketut Surya, Pengantar Ilmu Pariwisata.Edisi I (Yogyakarta: Andi Offset,

2009), hlm 106

2Ibid 3

(11)

kepada Pemerintah Daerah untuk mengelola dan mengatur daerahnya

masing-masing dengan memberikan suatu kebijakan yang diwujudkan berupa

Undang-Undang, mulai dari Undang-Undang No. 22 Tahun 1999 kemudian di revisi menjadi

Undang-Undang No. 32 Tahun 2004 dan kemudian Undang-Undang No.12 Tahun

2008 tentang perubahan kedua atas Undang-Undang No. 32 Tahun 2004 yang lebih

menekankan mengenai otonomi daerah, dimana Pemerintah Pusat memberikan

kewenangan yang luas dan nyata kepada pemerintah daerah guna mengatur dan

mengelola daerah menjadi lebih baik sesuai keinginan dan kebutuhan masyarakat.

Dalam Undang-Undang ini secara eksplisit di sebutkan bahwa Pemerintah

Pusat memberikan kewenangan yang luas dan nyata dengan kata lain diartikan

sebagai pemberian otonomi yang luas kepada Pemerintah Daerah untuk mengatur

dan mengembangkan daerahnya sesuai dengan kebutuhan dan kepentingan daerah.

Suatu daerah yang diberikan otonomi daerah dinamakan sebagai daerah otonom.

Salah satu daerah yang di berikan otonomi dan kemudian dikatakan sebagai daerah

otonom adalah Kabupaten Lombok Utara.

Sebagai daerah otonom atau kesatuan masyarakat hukum yang mempunyai

batas-batas wilayah, Kabupaten Lombok Utara memiliki hak, wewenang dan

kewajiban untuk mengurus sendiri urusan pemerintahan dan kepentingan

masyarakat Kabupaten Lombok Utara sesuai dengan peraturan

perundang-undangan.4 Dengan demikian, Pemerintah Daerah Kabupaten Lombok Utara

4

(12)

4

memiliki wewenang yang luas dan nyata untuk mengelola dan mengembangkan

daerahnya.

Dari urusan wajib yang menjadi kewenangan Pemerintah Kabupaten Lombok

Utara meliputi: perencanaan dan pengendalian pembangunan; perencanaan,

pemanfaatan dan pengawasan tata ruang; penyelenggaraan ketertiban umum dan

ketentraman masyarakat; penyediaan sarana dan prasarana umum; penanganan

bidang kesehatan; penyelenggaraan pendidikan; penanggulangan masalah sosial;

pelayanan bidang ketenagakerjaan; pasilitas pengembangan koperasi, usaha kecil

dan menengah; pengendalian lingkungan hidup; pelayanan pertanahan; pelayanan

kependudukan dan catatan sipil; pelayanan administrasi umum pemerintahan;

pelayanan administrasi penanaman modal; penyelenggaraan pelayanan dasar

lainnya dan urusan wajib lainnya yang diamanatkan dalam perundang-undangan.5

Urusan pilihan yang menjadi kewenangan pemerintah daerah Kabupaten

Lombok utara meliputi urusan pemerintahan yang secara nyata ada dan berpotensi

untuk meningkatkan kesejahtraan masyarakat sesuai dengan kondisi, ke-khasan dan

potensi unggulan daerah.6

Sektor pariwisata menjadi salah satu sektor unggulan mengingat Kabupaten

Lombok Utara memiliki potensi yang sangat besar dengan keindahan alam yang

terbentang sepanjang wilayah pesisir, pulau-pulau kecil sampai dengan wilayah

pegunungan (Gunung Rinjani). Keindahan alam pantai yang menjadi daya tarik

5Ibid., 6Op cit.

(13)

wisatawan di Kabupaten Lombok Utara utamanya berada di kawasan pulau-pulau

kecil (3 Gili) yaitu Gili Air, Gili Meno dan Gili Trawangan yang dikenal dengan

pasir putih pantainya dan keindahan bawah lautnya.7

Jumlah kunjungan wisatawan selama tahun 2008 sampai dengan 2009 di

kabupaten Lombok Utara menunjukkan perkembangan yang menggembirakan.

Selama tahun 2008 tercatat jumlah wisatawan mencapai 64.372 orang, terdiri dari

5.019 wisatawan domestik dan 59.353 wisatawan asing. Jumlah ini meningkat pada

tahun 2009 dengan peningkatan sebesar 7.152 wisatwan sehingga mencapai 71.524

orang wisatawan terdiri dari wisatawan asing 65.747 orang dan wisatawan domestik

5.777 orang. 8

Selain wisata pantai yang menjadi daya tarik wisatawan untuk berwisata di

Kabupaten Lombok Utara, wilayah pegunungan yang menyusur sepanjang bagian

tengah wilayah Kabupaten Lombok Utara juga menjadi daya tarik tersendiri dengan

nuansa khas pegunungan yang sejuk terutama kawasan wisata Taman Nasional

Gunung Rinjani (TNGR) yang menjadi jalur pendakian pencinta gunung baik

domistik maupun asing. Wilayah pegunungan ini juga dilengkapi dengan air terjun

antara lain air terjun Tiu Pupus yang terletak di Kecamatan Gangga, air terjun Teja

di Kecamatan Kayangan, air terjun Sendang Gila dan Kelep di Kecamatan Bayan.

Di sisi lain wisata budaya dengan nilai-nilai budaya yang terjaga kearifannya

sampai saat ini menjadi daya tarik wisatawan untuk mempelajari berbagai budaya

7Ibid

. hlm21

(14)

6

yang ada di Lombok seperti Bisuk Menik atau cuci beras yang hal ini hanya

dilakukan oleh masyarakat Lombok.

Merujuk pada Peraturan Daerah Provinsi Nusa Tenggara Barat No. 2 Tahun

2008 tentang pengelolaan wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil. Bahwa sumberdaya

wilayah pesisir, laut dan pulau-pulau kecil secara historis sangat penting bagi

Provinsi Nusa Tenggara Barat. Mengingat di setiap kabupaten di Provinsi Nusa

Tenggara Barat memiliki wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil yang kaya akan

keindahan alamnya. Salah satunya wilayah pesisir Kabupaten Lombok Utara dan

pulau-pulau kecil yang memiliki daya pikat wisatawan yang diantaranya Gili

Tramena (Gili Trawangan, Gili Meno dan Gili Air), pantai sire dan pantai-pantai

lain yang membentang dari ujung barat sampai timur wilayah Kabupaten Lombok

Utara.

Pemerintah Daerah Kabupaten Lombok Utara sejauh ini telah mengeluarkan

kebijakan dalam rangka penertiban dan pelayanan penyelenggaraan angkutan

penumpang lintas Pelabuhan Bangsal dan Teluk Nare ke 3 (tiga) Gili Tramena

(Trawangan, Meno dan Air) perlu menetapkan kembali tarif angkutan penumpang

dengan memperhatikan kepentingan dan kemampuan masyarakat luas. Kebijakan

ini berupa Peraturan Bupati Kabupaten Lombok Utara No. 30 Tahun 2011 tentang

tarif angkutan penumpang lintas pelabuhan Bangsal dan Teluk Nare ke 3 (Tiga) Gili

Tramena (Trawangan, Meno dan Air).

Pemerintah daerah Kabupaten Lombok Utara juga telah berperan dalam

(15)

penyebrangan lintas pelabuhan Bangsal dan teluk Nare ke ke 3 (Tiga) Gili Tramena

(Trawangan, Meno, dan Air). Dan juga menyediakan tempat pembelian tiket

penyebrangan menuju ke tiga gili tersebut. Pariwisata pantai di Kabupaten Lombok

Utara sudah tidak di ragukan lagi akan keindahannya. Terutama yang terdapat pada

ke tiga Gili yaitu, Gili Trawangan, Meno dan Air (Gili Tramena ) dan pantai sire

yang sudah cukup di kenal akan keindahan pasir putih pantainya dan keindahan

alam bawah lautnya baik oleh wisatawan lokal maupun wisatawan mancanegara.

dan juga di dkungan dengan tempat penginapan yang memadai mulai dari hotel

berbintag, hotel melati, bungalo dan jenis penginapan lainnya.

Dalam pelestarian wilayah pariwisata pantai yang terdapat di Kabupaten

Lombok Utara. Sejauh ini pelestarian daerah pariwisata pantai sudah dilakukan,

namun hanya beberapa wilayah saja seperti Gili Tramena dan juga pantai sire.

Dalam pelestarian wilayah di Gili Tramena telah banyak dilakukan baik oleh

pemerintah setempat dan masyarakat lokal yang bersama-sama mengelola

kelestarian kondisi alamnya. Pelestarian dan pengelolaan pariwisata yang dilakukan

dengan cara mengembangbiakkan terumbu karang guna menjaga kelestarian

ekosistem bawah laut, pembudidayaan penyu dan juga memberikan beberapa

larangan baik kepada para wisatawan maupun penduduk lokal yang ada didaerah

wisata tersebut. Larangan-larangan yang di maksud seperti : dilarang membuang

sampah di sembarang tempat terutama di area pantai, dilarang menangkap hewan

seperti bururng dan sejenisnya, dan dilarang menggunakan kendaraan bermotor

(16)

8

terdapat satupun kendaraan bermotor di pulau tersebut dan masih banyak kita

jumpai burung-burung yang berterbangan bebas di pulau tersebut.

Mengenai alat transportasi yang digunakan khususnya di Gili Tramena oleh

para wisatawan maupun masyarkat lokal untuk beraktifitas terdapat cidomo dan

sepeda dayung sebagai alat trnsportasi darat dan kapal boot sebagai alat transportasi

laut. Alat transportasi darat seperti ini digunakan karena ramah lingkungan dan

tidak menyebabkan polusi yang berakibat akan merusak ekosistem yang hidup di

pulau tersebut.

Namun dengan kekayaan alam yang melimpah berupa pariwisata pada

umumnya dan pariwisata pantai khusunya yang terdapat di Kabupaten Lombok

Utara sejauh ini belum bisa mengahasilkan hasil yang maksimal, yang mampu

mengatasi permasalahan-permasalahan yang saat ini perlu mendapatkan penanganan

serius dari pemerintah. Mulai dari persoalan kemiskinan, pendidikan, kesehatan

hingga pembangunan infstruktur jalan. Permasalahan energi di Kabupaten Lombok

Utara saat ini juga meresahkan pelaku usaha di sektor wisata dan niaga yang

memanfaatkan listrik dalam jumlah besar. Kondisi yang terjadi saat ini listrik

mengalami pemadaman bergilir setiap minggunya. Pelaku usaha menyiasati

terjadinya pemadaman ini dengan menggunakan genset namun pemakaian genset

memaksa pelaku usaha untuk merogoh kocek lebih dalam, bahkan terjadinya

pemadaman ini membuat peralatan elektronik cepat mengalami kerusakan.9 Hal ini

dikarenakan masih masih lemahnya APBD Kabupaten Lombok Utara maka dari itu

9

(17)

di butuhkan peningkatan pendapatan asli daerah (PAD) untuk memperkuat APBD

yang nantinya mampu mengatasi permasalahan yang ada.

Untuk memperoleh hasil yang maksimal dibutuhkan perhatian lebih dari

pemerintah khususnya Pemerintah Daerah Kabupaten Lombok Utara yang memiliki

kewenangan dan peran penuh dalam pengelolaan potensi daerahnya. Dalam hal ini

untuk mengatasi permasalahan-permasalahan yang perlu medapatkan penanganan

yang serius dari pemerintah daerah, di butuhkan kebijakan yang baik dan tepat dari

pemerintah daerah terhadap pariwisata pantai yang berpotensi mendapatkan

keuntungan atau pendapatan yang cukup menjanjikan terutama pantai-pantai yang

berada di Gili Tramena, pantai sire dan pantai lainnya yang sudah banyak dikenal

oleh para wisatawan, baik wisatawan lokal maupun wisatawan mancanegara. Dan

nantinya bisa memberikan kontribusi dalam menangani permasalahan-permasalahan

yang ada.

Dari uraian diatas, peneliti tertarik untuk mengetahui bagaimana Kebijakan

Pemerintah Daerah dalam menangani pariwisata pantai agar memproleh hasil yang

maksimal yang nantinya dapat meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang

bisa menjadi solusi menangani permasalahan-permasalahan yang ada. Maka dengan

ini peneliti mengambil judul “Kebijakan Pemerintah Daerah dalam

(18)

10

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimanakah kebijakan Pemerintah Daerah Kabupaten Lombok Utara dalam

Pengembangan Pariwisata Pantai di Kabupaten Lombok Utara?

2. Apa saja yang menjadi kendala Pemerintah Daerah Kabupaten Lombok Utara

dalam pengembangan pariwisata pantai di Kabupaten Lombok Utara?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian merupakan sesuatu yang ingin dicapai oleh peneliti, dalam

penelitian ini terkait dengan kebijakan Pemerintah Daerah Dalam pengembangan

pariwisata pantai yang ada di Kabupaten Lombok Utara. Penelitian ini dilakukan

untuk dapat menggali secara mendasar dan mendalam terhadap bahan yang akan

dikaji untuk memperoleh hasil yang ingin dicapai. Maka dari itu, peneliti memiliki

beberapa target untuk mendapatkan informasi mengenai pemerintahan daerah serta

bagaimana mereka mengembangkan daerahnya setelah diberi kebebasan oleh

pemerintah pusat dalam mengelola daerah tersebut. Untuk beberapa target yang

akan peneliti kaji di lapangan antara lain sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui kebijakan Pemerintah Daerah Kabupaten Lombok Utara

dalam pengembangan pariwisata pantai di Kabupaten Lombok Utara.

2. Untuk mengetahui kendala Pemerintah Daerah Kabupaten Lombok Utara dalam

(19)

D. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan memiliki kegunaan dan manfaat secara

akedemis maupun praktis :

1. Secara Akademis

a. Sebagai suatu wacana dan referensi bagi kaum akademisi khususnya

mahasiswa Ilmu Pemerintahan.

b. Sebagai bahan peningkatan ilmu pengetahuan tentang bagaimana kebijakan

Pemerintah Daerah dalam mengembangkan pariwisata daerahnya.

c. Sebagai bahan pustaka bagi mahasiswa atau siapapun yang membutuhkan

terutama dalam bidang Ilmu Pemerintahan.

d. Dapat memberikan literatur bahan ajar kepada para dosen yang semisal

mengajar mata kuliah kebijakan publik atau Otonomi daerah.

2. Secara Praktis

a. Dapat memberikan suatu deskriptif kepada Pemerintah Daerah dalam

mengembangakan pariwisata pantai sebagaimana mestinya.

b. Diharapkan dapat memberikan manfaat positif bagi Pemerintah Daerah

(20)

12

E. Definisi Konseptual

Konsep adalah istilah, terdiri dari satu kata atau lebih yang menggambarkan

suatu gejala atau menyatakan suatu ide (gagasan) tertentu. Bailey (1982)

menyebutnya sebagai persepsi (mental image) atau abstraksi yang di bentuk dengan

mengenaralisikan hal-hal khusus.10 Dalam sebuah penelitian yang tentunya

memiliki konsep dasar guna memberikan batasan-batasan yang berkaitan dengan

konsep dasar dalam penelitian ini. Adapun konsep yang akan dipakai dalam

penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Kebijakan

Kebijakan (policy) adalah merupakan instrument pemerintahan, bukan saja

dalam arti government yang hanya menyangkut aparatur Negara, melainkan

governance yang menyentuh pada sumber daya publik. Kebijakan pada intinya

merupakan keputusan-keputusan atau pilihan-pilihan tindakan yang secara

langsung mengatur pengelolaan dan pendistribusian sumber daya alam, finansial

dan manusia demi kepentingan publik, yakni rakyat banyak, penduduk,

masyarakat atau warga Negara.11

2. Pemerintah Daerah

Pemerintah daerah adalah penyelenggaraan pemerintahan daerah otonom

yang dilakukan oleh lembaga legislatif daerah sesuai dengan aspirasi

10

Iqbal Hasan, Analisis Data Penelitian dengan Statistik, Bumi Aksara, 2004, hlm 12.

11

(21)

masyarakat.12 Pemerintah Daerah merupakan pejabat pemerintah di tataran

Provinsi, Kabupaten/Kota yang berperan menjalankan pemerintahan di tataran

daerah.

3. Pengembangan

Dalam beberapa kesempatan kita sering mendengar Istilah pengembangan,

seperti pengembangan kurikulum, pengembangan sistem, dan seterusnya, namun

banyak juga yang belum tau apa yang dumaksud pengembangan.

Pengembangan berasal dari kata dasar kembang yang berarti menjadi

bertambah sempurna. Kemudian mendapat imbuan pe- dan –an sehingga menjadi

pengembangan yang artinya proses, cara atau perbuatan mengembangkan.13 Jadi

pengembangan di sini adalah usaha sadar yang dilakukan untuk mencapai tujuan

yang diinginkan agar lebih sempurna dari pada sebelumnya. dalam hal ini,

pengembangan tersebut ditujukan pada pemerintah daerah Kabupaten Lombok

Utara yang memiliki tugas khusus dari pemerintah pusat untuk mengembangkan

daerahnya.

4. Pariwisata Pantai

Wisata pantai adalah wisata yang objek dan daya tariknya bersumber potensi

bentang laut (seascape) maupun bentang-bentang darat pantai (coastal

landscape). Pada bentang laut, kegiatan wisata yang dapat dilakukan diantaranya

berenang (swimming), memancing (fishing), mendayung (Boating), berlayar

12

Haris Syamsuddin (ED.), desentralisasi dan otonomi daerah, (jakarta : Lipi press, 2007) hlm 369.

13

(22)

14

(sailling), menyelam (daiving and snorkeling), selancar air (wave surfing),

selancar angin (wind surfing),dan berperahu dengan parasit (parasailing) pada

bentang darat pantai dapat dilakukan kegiatan olahraga susur pantai, bola voli

pantai, bersepeda pantai, panjat tebing dan menelusuri gua pantai. Selain itu pada

bentang darat pantai dapat juga dilakukan rekreasi dengan bermain

layang-layang, berkemah, berjemur, berjalan-jalan melihat pemandangan, berkuda atau

naik dokar pantai.14

Sedangkan pengertian pantai “ pantai adalah kawasan dimana tempat

pertemuan dan interaksi air laut dengan daratan”.15 Wilayah pantai dan pesisir

Kabupaten lombok Utara memilki potensi untuk dikembangkan sebagi tempat

rekreasi, potensi tersebut terkandung dalam morfologi wilayah kepepesisiran

yang luas yang terbentang mulai dari ujung barat hingga ujung timur di bagian

utara daerah Kabupaten Lombok Utara.

F. Definisi Operasional

Untuk memperoleh data atau indikator-indikator yang menuju pada konsep

yang ingin di dapat maka, aktifitas penelitian ini memiliki definisi operasional atau

langkah-langkah untuk memperoleh hasil data dan metode operasional sebagai

alatnya. Adapun alat operasional yang dimaksud adalah sebagai berikut :

1. Kebijakan pemerintah daerah Kabupaten Lombok Utara dalam pengembangan

pariwisata pantai di Kabupaten Lombok utara

14

Sunarto (fandeli, 2000 ) http://repository.upi.edu/operator/upload/s_mrl_0700290_chapter2.pdf , di akses 18 November 2011

15

(23)

a. Bentuk kebijakan pemerintah daerah Kabupaten Lombok Utara dalam

pengembangan pariwisata pantai di Kabupaten Lombok Utara.

b. Sosialisasi kebijakan kepada masyarakat Kabupaten Lombok Utara dalam

pengembanagan pariwisata pantai di Kabupaten Lombok Utara.

c. Implementasi kebijakan dalam pengembangan pariwisata pantai di

Kabupaten Lombok Utara.

2. Kendala pemerintah daerah Kabupaten Lombok Utara dalam pengembangan

pariwisata pantai di Kabupaten Lombok Utara.

a. Kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) Aparatur Pemerintah daerah

Kabupaten Lombok Utara dalam pengembangan pariwisata pantai di

Kabupaten Lombok Utara.

b. Kesadaran masyarakat dalam pengelolaan dan penegembangan pariwisata

pantai di Kabupaten Lombok Utara.

c. Dukungan finansial terhadap pengembangan Pariwisata pantai di Kabupaten

Lombok Utara.

G. Metode Penelitian

1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Yaitu menyajikan satu gambar

yang terperinci tentang satu situasi khusus., setting sosial, atau hubungan.16 Mayer

dan Greenwood membedakan dua jenis deskripsi, yakni deskripsi kualitatif dan

16

(24)

16

deskripsi kuantitatif. Deskripsi kualitatif semata-mata identifikasi sifat-sifat yang

membedakan atau karakteristik sekelompok manusia, benda atau peristiwa.

Penelitian ini menggunakan deskripsi kualitatif dengan alasan peneliti berupaya

menggali data dari responden yang telah menjadi sumber dalam penelitian ini.

Selain itu, metode deskriptif kualitatif ini dirasa cocok untuk diterapkan dalam

penelitian lapangan dengan alasan peneliti bisa berinteraksi langsung dengan

responden serta bisa mengamati langsung pergerakan objek yang akan diteliti yakni

tentang kebijakan pemerintah daerah dalam pengembangan pariwisata pantai di

Kabupaten Lombok Utara.

2. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian merupakan tempat dimana peneliti mengadakan pengamatan

langsung terhadap masalah yang ada sehingga peneliti bisa mendapatkan informasi,

gambaran, data-data yang diinginkan. Tempat penelitian yang dimaksud adalah

Kabupaten Lombok Utara. Hal itu dalam rangka untuk mengetahui kebijakan

Pemerintah Daerah dalam pengembangan pariwisata pantai di Kabupaten Lombok

Utara. Untuk mempermudah mendapatkan informasi, gambaran, dan data yang

valid dari mereka. Menuurut Hamidi penjelasan Lokasi penelitian pertama,

menyebut tempat penelitian misalnya desa, komunitas atau lembaga tertentu.

Kedua, yang lebih penting adalah mengemukakan alasan adanya fenomena sosial

(25)

(yakni tindakan kontoversi). Terakhir, adanya kekhasan lokasi itu yang yang tidak

dimiliki oleh lokasi lain sehubungan dengan atau yang terkait dengan penelitian.17

3. Subjek Penelitian

Subjek penelitian merupakan subjek yang dapat secara valid memberikan data

atau informasi sekaligus bahan sesuai dengan objek yang diteliti. Pengertian subjek

yang di maksud dalam penelitian ini adalah para pejabat daerah yang dimana

dianggap sebagai aktor regulasi, pihak swasta yang dianggap sebagai salah satu

steakholder dalam sebuah industri, dan masyarakat lokal sebagai aktor yang

merasakan input/output sebuah industri. Hal ini sebagai unsur variabel penentu agar

secara mudah untuk mendapatkan beberapa sumber data dari subjek yang akan

diteliti. Ada beberapa subjek yang peneliti inginkan agar bisa mendapatkan apa

yang dibutuhkan. Diantarnya sebagai berikut :

a. Bappeda Kabupaten Lombok Utara

b. Dishubparkominfo

c. Kepala Bidang Pariwisata

d. Swasta

e. Masyarakat

f. Akademisi

17

Hamidi, Metode Penelitian Kualitatif aplikasi praktis pembuatan proposal dan laporan penelitian.

(26)

18

4. Sumber Data

Sebagaimana pengklasifikasian yang dianut oleh Suharsimi, sumber data

diklasifikasikan menjadi 3 tingkatan huruf ,18 yaitu:

1. P = person, sumber data berupa orang. Yaitu sumber data yang bisa

memberikan data berupa jawaban lisan mealui wawancara atau jawaban

tertulis melalui angket.19 Pada poin ini peneliti akan mewawancarai kepala

dinas pariwisata atau pegawainya yang mampu memberikan informasi dan

data-data yang berkaitan dengan penelitian, pemilik hotel dan sejenisnya

yang berperan sebagai sektor swata, wisatawan dan masayarakat lokal.

2. P = place, sumber data berupa tempat.20 Dalam hal ini peneliti menggali

informasi atau data di Kabupaten Lombok Utara.. Kabupaten Lombok Utara

memiliki potensi wisata yang sangat menarik untuk dikaji lebih jauh karena

sebagian besar wilayah Kabupaten Lombok Utara memiliki pantai yang

indah dan menarik untuk di teliti.

3. P = paper, sumber data berupa simbol. Yaitu sumber data yang menyajikan

tanda-tanda berupa huruf, angka gambar atau simbol-simbol lain.21 Dalam

poin yang ke tiga ini, peneliti menggunakan dokumen-dokumen instansi

terkait seperti monografi kabupaten, Peta Kabupaten, dan foto-foto yang

18

Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek.Edisi revisi VI.Cet XIII

(Jakarta: Rineka Cipta, 2006), hlm 7.

(27)

berkaitan dengan penelitian ini.misalnya foto-foto pantai yang ada di

kabupaten Lombok utara.

Selain itu, sumber data penelitian ini juga dibagi menjadi dua jenis data,

yakni:

1. Data Primer (data yang diperoleh langsung dari sumber pertama).

Dalam data primer yang akan peneliti dapatkan dari informan

khususnya informan yang memahami tentang Implementasi kebijakan

pemerintah daerah dalam mengembangkan pariwisata pantai di Kabupaten

Lombok Utara. Data primer dalam penelitian ini seperti para pejabat sebuah

Intansi Pemerintahan, pihak swata atau Investor. dan masyarakat lokal yang

secara langsung yang terlibat didalamnya.

Dari sumber data primer ini akan sangat membantu peneliti untuk

memperoleh data yang valid dan lengkap terhadap apa yang peneliti teliti.

Dimana data primer tersebut berkaitan dengan sektor pariwisata dan juga

sebagai pemain kebijakan. Istilah lain untuk pemain kebijakan adalah

Stakeholder kebijakan. Stakeholder (pemangku kepentingan) yang

dimaksudkan disini adalah individu, kelompok atau lembaga memiliki

kepentingan terhadap suatu kebijakan.22

2. Data Sekunder (data pelengkap yang didapat dari sumber kedua).

Data sekunder dapat berupa buku-buku, catatan tentang kasus di

lapangan, dokumentasi, rekaman, dll. Dalam penelitian ini, selain peneliti

22

(28)

20

mendapatkan data dari sumber pertama peneliti juga mendapatkan sumber

kedua dari buku-buku, majalah atau peneliti terdahulu yang menjelaskan

tentang kebijakan Pemeritah Daerah dalam Pengembangan Pariwisata.

5. Teknik Pengumpulan Data

Pada penelitian ini digunakan tiga metode pengumpulan data, yakni sebagai

berikut:

1. Observasi

Pengumpulan data dengan observasi langsung atau pengamatan

langsung adalah cara pengambilan data dengan menggunakan mata tanpa

ada pertolongan alat standar lain untuk keperluan tersebut.23 Dengan metode

observasi dapat diperoleh gambaran yang lebih jelas tentang kehidupan

sosial yang sukar diperoleh dengan metode lain. Observasi juga dilakukan

bila belum banyak keterangan dimiliki tentang masalah yang kita teliti.

Observasi dilakukan untuk menjajakinya. Jadi, ia berfungsi sebagai

eksplorasi.24

Penggunaan metode observasi ini memiliki beberapa keuntungan,

diantaranya adalah sebagai berikut:

a. Dengan cara pengamatan langsung, terdapat kemungkinan untuk

mencatat hal-hal, perilaku, pertumbuhan dan sebagainya sewaktu

kejadian tersebut berlaku atau sewaktu perilaku tersebut terjadi.

23

Moh. Nazir, Metode Penelitian ,Cet. Ke VI (Jakarta: Ghalia Indonesia, 2005), hlm 175.

24

(29)

b. Melalui pengamatan langsung dapat diperoleh data dari subjek baik

yang tidak dapat berkomunikasi secara verbal maupun yang tidak mau

berkomunikasi secara verbal.25

Teknik Observasi, pengumpulan data dengan melakukan pengamatan

secara langsung terhadap segala sesuatu yang terjadi di lapangan yang

berkaitan dengan pariwisata pantai dan kebijakan pemerintah daerah

Kabupaten Lombok Utara dalam pengembangan pariwisata pantai agar

diperoleh data yang akurat dan valid untuk penyusunan penelitian.

2. Interview (wawancara)

Wawancara adalah suatu percakapan dengan maksud tertentu.

Percakapan itu dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara (interviewer)

yang mengajukan pertanyaan; dan terwawancara (interviewee) yang

memberikan jawaban atas pertanyaan itu. Dengan interview atau wawancara

adalah suatu proses untuk memperoleh data dan keterangan di dalam

penelitian dengan cara tanya jawab. Adapun teknik atau metode wawancara

dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan interview giude (panduan

wawancara).26 Teknik ini digunakan untuk memperoleh data-data dari para

informan yang memiliki relevansi dengan masalah yang diangkat dalam

penelitian ini.

25

Moh. Nazir, Op.Cit.

26

(30)

22

Kalau ditinjau dari jenisnya, wawancara ada dua macam, yakni

wawancara terstruktur dan wawancara tidak terstruktur. Wawancara

terstruktur adalah proses wawancara dengan persiapan

pertanyaan-pertanyaan yang disusun secara rapi dan ketat. Pada jenis ini proses tanya

jawab mengalir sesuai keadaan dan ciri yang unik dari responden27 (atau

dalam penelitian kualitatif dikenal dengan istilah informan).

Namun dalam penelitian ini wawancara yang digunakan peneliti bukan

wawancara terstruktur maupun wawancara tidak terstruktur, melainkan

peneliti menggunakan gabungan antara keduanya, yakni wawancara semi

terstruktur. Wawancara semi terstruktur adalah wawancara dengan

menggunakan sejumlah pertanyaan yang telah disiapkan dalam garis

besarnya. Disini pertanyaan tidak tersusun secara ketat, sehingga

memudahkan peneliti untuk mengembangkan pertanyaan-pertanyaan guna

mendapatkan informasi yang lebih mendalam dengan menyesuaikan sesuai

keadaan dan ciri yang unik dari informan.

3. Dokumentasi

Metode dokumentasi merupakan salah satu metode yang digunakan

dalam pengumpulan data dengan cara mencari informasi, hal-hal atau

variabel yang berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah, prasasti,

27

Lexy J. Moleong, Metode Penelitian Kualitatif (Bandung: PT. Remaja Rosda karya, 2006), hlm

(31)

notulen, rapat, foto, agenda dan sebagainya.28 Dalam penelitian, peneliti

mengumpulkan data-data berupa peta lokasi Kabupaten Lombok Utara,

Gambar tempat peneliti melakukan penelitian, foto-foto wisatawan yang

sedang berwisata di pantai, foto masyarakat Lokal yang berada diwilayah

Pantai, foto infrastruktur yang mendukung objek wisata dan foto lainnya

yang berkaitan dengan penelitian yang peneliti lakukan.

6. Teknik Analisis Data

Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis

kualitatif dengan beberapa tahapan analisis sebagai berikut:

a. Pengeditan: adalah pemeriksaan kembali semua data yang diperoleh

terutama dari kelengkapannya, kejelasan makna, kesesuaian serta

relevansinya dengan kelompok data lain.29 Memeriksa kembali data-data,

yaitu dengan menggunakan sumber primer (observasi, wawancara, dan

dokumentasi) dan skunder (buku-buku penunjang) yang didapat untuk

kemudian dilakukan pengecekan mengenai validitas data yang telah

diperoleh dalam hal ini peneliti memeriksa pembahasan tentang kebijakan

pemerintah daerah dalam pengembangan pariwisata panatai dari buku dan

artikel-artikel yang kemudian terdapat data yang ditambah dan dihapus

untuk mencari data yang valid.

28

Suharsimi Arikunto,(2006), Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Edisi revisi VI.Cet

XIII Jakarta: Rineka Cipta, hlm 231.

29

Saifullah, "Buku Panduan Metodologi Penelitian," Buku Ajar, disajikan sebagai buku ajar pada mata

(32)

24

b. Verivikasi: adalah langkah dan kegiatan yang dilakukan pada sebuah

penelitian untuk memperoleh data dan informasi dari lapangan dan harus

di-cross check kembali agar validitasnya dapat diakui oleh pembaca.30

Proses pengelompokan atau organizing data-data yang sesuai dan tidak

sesuai, kemudian dipaparkan dan disesuaikan dengan permasalahan yang

ada. Hal ini untuk mempermudah dan memberi fokus kepada obyek yang

akan diteliti. Kemudian peneliti mengumpulkan semua data-data yang

berkaitan dengan pembahasan yang diteliti kemudian mengelompokkan

sehingga diketahui data yang tidak sesuai dan yang sesuai dengan

permasalahan yang akan diteliti.

c. Pengklasifikasian: yaitu menyusun dan mensistematisasikan data-data

yang diperoleh dari para informan ke dalam pola tertentu guna

mempermudah pembahasan yang berkaitan dengan penelitian yang

dilakukan.31 Setelah kita mengelompokkan data yang sudah sesuai

kemudian kita mengecek kebenarannya, dalam hal ini peneliti mengecek

keabsahan data tersebut melihat realita sosial tentang kebijakan

pemerintah daerah dalam pengembangan pariwisata pantai dan kendala

pemerintah daerah dalam pengembangan pariwisata pantai.

d. Analisis data: yaitu upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan

data, mengorganisasikan data, memilah-milah menjadi satuan yang dapat

30

Nana Sudjana dan Ahwal Kusumah, Proposal Penelitian di Perguruan Tinggi (Bandung: Sinar Baru

Algasindo, 2000), hlm 85.

31Ibid.

(33)

dikelola, mensintesiskannya, mencari dan menemukan pola, terakhir

memutuskan apa yang dapat diceritakan kepada orang lain.32 Di sini

peneliti mencoba menganalisis permasalahan yang terjadi di Kabupaten

Lombok Utara tentang kebijakan pemerintah daerah dalam

pengembangan pariwisata pantai, dengan menggunakan metode deskriptif

kualitatif.

32Op cit.,

Referensi

Dokumen terkait

Setelah diwartakan berturut-turut lebih dari 3 kali hari Minggu dan sesuai dengan Rapat Pleno Majelis tertanggal 11 Januari 2015, maka Majelis jemaat akan meneguhkan para

ISI (Institut Seni Indonesia) Institut Seni Indonesia Yogyakarta atau dikenal dengan ISI Jogja adalah sebuah lembaga pendidikan tinggi seni negeri yang berstatus

Method: Cross-sectional study was conducted to observe the pattern of bacterial distribution in children’s fecal who have acute diarrhea and the correlation between the existence

franchise dalam upaya untuk memperluas jaringan usahanya; (3) masalah kritikal pada perusahaan adalah kantor pusat mengalami masalah dalam hal penanganan pengendalian internal

Sistem informasi ini diharapkan dapat memudahkan pejabat kepala kejaksaan, kasipidum, kasipidsus untuk memantau (monitoring) sebuah dokumen atau berkas perkara yang

sebuah tugas akhir yang berjudul “Pengoperasian dan Perawatan PLTMH pada pembangkit listrik mikro hidro (PLTMH) di Sungai Batang Geringging Kelurahan Lambung Bukit Kec. Pauh

Hasil-hasil tersebut semakin mempertegas bahwa komposisi bongkah paduan Fe-Cr adalah lebih homogen menggunakan serbuk paduan mikro Fe-Cr hasil perlakuan ultrasonik, dan juga

Di kelompok perlakuan P(200) juga terlihat timbulnya tanda tanda terjadinya perlemakan pada organ hepar seperti yang terlihat pada sampel hepar dengan dosis