• Tidak ada hasil yang ditemukan

KEBIJAKAN UMUM KEBIJAKAN UMUM ITB 2015 - 2020

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "KEBIJAKAN UMUM KEBIJAKAN UMUM ITB 2015 - 2020"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

Laporan ini berisi catatan-catatan yang dibuat dari kegiatan Focus Group Discussion dalam pembahasan mengenai Kebijakan Umum di lingkungan Institut Teknologi Bandung yang diselenggarakan oleh Majelis Wali Amanat pada 19 November 2014

Institut Teknologi Bandung Jl. Dipati Ukur No. 4 Bandung (022) 2512532 Ext. 107 (022) 2510500

KEBIJAKAN UMUM KEBIJAKAN UMUM KEBIJAKAN UMUM KEBIJAKAN UMUM

ITB ITB ITB

ITB 2015 2015 2015 2015 ---- 2020 2020 2020 2020

(2)

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ... 2 KEBIJAKAN UMUM BIDANG AKADEMIK ... 2 KEBIJAKAN UMUM KEORGANISASIAN ITB ...Error! Bookmark not defined.

KEBIJAKAN UMUM KEMAHASISWAAN DAN ALUMNI ...Error! Bookmark not defined.

KEBIJAKAN UMUM MANUSIA ...Error! Bookmark not defined.

KEBIJAKAN UMUM SARANA, PRASARANA, PENGELOLAAN KAMPUS DAN MULTIKAMPUS... Error! Bookmark not defined.

KEBIJAKAN UMUM KEUANGAN DAN HUBUNGAN EKSTERNAL ...Error! Bookmark not defined.

KEBIJAKAN UMUM PERAN ITB BAGI MASYARAKAT DAN BANGSA ... 11

(3)

PENDAHULUAN

Statuta ITB pasal 2 ayat 2 menetapkan visi dan misi ITB sebagai berikut:

Visi ITB: menjadi Perguruan Tinggi yang unggul, bermartabat, mandiri, dan diakui dunia serta memandu perubahan yang mampu meningkatkan kesejahteraan bangsa Indonesia dan dunia.

Misi ITB: menciptakan, berbagi dan menerapkan ilmu pengetahuan, teknologi, seni, ilmu social, dan ilmu humaniora serta menghasilkan sumber daya manusia yang unggul untuk menjadikan Indonesia dan dunia lebih baik.

Visi ITB yang menjelaskan kondisi ITB di masa depan, mengandung makna bahwa, apapun dan siapapun yang bekerja atas nama ITB harus memiliki komitmen untuk:

1. Membangun ITB sehingga menjadi Perguruan Tinggi yang unggul, bermartabat dan mampu mendorong pertumbuhan ITB sehingga menjadi Perguruan Tinggi yang mandiri.

2. Meningkatkan kesejahteraan bangsa Indonesia (lokal maupun nasional), dan bahkan mampu mensejahterakan bangsa-bangsa lain di dunia;artinya:

• Karya-karya ITB harus mampu memandu perubahan masyarakat Indonesia.

• Karya-karya ITB harus mampu menciptakan nilai tambah bagi tumbuhnya kesejahteraan masyarakat Indonesia,

• Karya-karya ITB harus diakui dunia dan sekaligus dapat digunakan oleh masyarakat dunia untuk meningkatkan kesejahteraan dunia.

Sejalan dengan visi ITB di atas, misi ITB yang menjelaskan alasan mengapa ITB ada, mengandung makna bahwa, apapun dan siapapun yang bekerja atas nama ITB harus memiliki komitmen untuk:

1. Melakukan penelitian untuk menciptakan ilmu pengetahuan, teknologi, seni, ilmu sosial, dan ilmu humaniora yang baru.

2. Melakukan pendidikan untuk berbagi ilmu pengetahuan, teknologi, seni, ilmu sosial, dan ilmu humaniora dengan stakeholders, dan sekaligus mampu menghasilkan lulusan yang unggul untuk menjadikan Indonesia dan dunia lebih baik.

3. Mengaplikasikan ilmu pengetahuan, teknologi, seni, ilmu sosial, dan ilmu humaniora untuk memandu perubahan dan menciptakan nilai tambah bagi tumbuhnya kesejahteraan masyarakat Indonesia maupun dunia.

Semua insan ITB diharapkan memiliki pemahaman yang baik tentang visi dan misi ITB tersebut di atas. Disamping itu, semua insan ITB harus mampu menjabarkan visi dan misi ITB tersebut kedalam lingkup tugas dan kewenangannya, sehingga masing-masing insan ITB paham akan peran dan fungsi masing-masing, paham akan peran dan fungsi kolega atau unit kerja lain, dan pada akhirnya paham akan pentingnya bekerjasama secara institusional (ITB first), menuju visi yang dicita-citakan.

Untuk itu, Statuta ITB yang juga mengamanatkan agar MWA bisa merumuskan Kebijakan Umum, yang diharapkan bisa memandu sikap dan perilaku, bisa menumbuhkan semangat, serta bisa menumbuhkan kesadaran bahwa untuk meraih visi serta menjalankan misi ITB tersebut, tidak mungkin bisa diraih hanya dengan bekerja sendirian. Visi dan misi ITB yang luhur tersebut, hanya

(4)

bisa diraih dan diwujudkan, jika seluruh insan ITB mampu berkolaborasi, mampu bersinergi, mampu berbagi, serta mampu saling mengisi dengan peran dan fungsinya, baik dengan kolega internal di ITB maupun dengan stakeholders ITB lainnya.

Dokumen ini akan menyajikan tentang Kebijakan Umum ITB serta Kebijakan-kebijakan terkait dengan manajemen fungsional ITB.

TANTANGAN ITB

Sebelum kita mendeskripsikan Kebijakan Umum ITB, kita perlu memahami kondisi ITB saat ini, baik kondisi internal maupun kondisi eksternal. Kondisi ITB ini akan kami sebut tantangan ITB saat ini, sehingga kita sadar akan kendala ITB secara internal dan eksternal, kita sadar tantangan apa saja yang harus kita hadapi, dan kita sadar hambatan apa yang harus kita pecahkan.

Berikut ringkasan tantangan ITB di masa depan (sumber RENIP ITB):

1. Tantangan Makro:

a. Globalisasi (2020)

b. Masyarakat Ekonomi ASEAN (2015)

Setiap orang bebas bekerja di lingkungan negr ASEAN, Setiap orang boleh berinvenstasi di lingkungan negr ASEAN.

c. Globalisasi serta kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, telah merubah ekosistem, dimensi kemanusiaan (human society), dan paradigm kehidupan abad 21.

d. Globalisasi menuntut ITB untuk mampu membangun kolaborasi, baik diantara komunitas internal ITB, maupun dengan komunitas dalam negeri maupun luar negeri.

e. Pemerintah Indonesia sudah memiliki RJPM, dan disitu banyak peluang dimana ITB bisa berkontribusi (misalnya: pembangunan Luar Jawa, Pemangunan Technopark), untuk meningkatkan pemasukan dana.

f. Indonesia berharap agar ITB mampu menjadi simpul kerjasama nasional dan internasional, serta menjadi pusat rujukan untuk membangun kekuatan teknologi bangsa Indonesia.

g. Indonesia berharap agar ITB mampu mengembangkan dan mengaplikasikan teknologi untuk mewujudkan kekuatan ekonomi dan kesejahteraan sosial.

h. Indonesia membutuhkan banyak Universitas sekelas ITB

2. Tantangan Teknologi Unggulan ITB:

a. Inovasi-inovasi baru untuk menghasilkan berbagai tanaman dan tumbuhan makanan yang produktif tetapi berkualitas hingga menemukan berbagai cara untuk mendapatkan efisiensi tinggi pada lahan pertanian.

(5)

b. Mengembangkan pertanian darat hingga ke pertanian pantai (dan laut), guna mempertahankan (bahkan meningkatkan) ketersediaan makanan yang lebih berkualitas tanpa mengabaikan masalah lingkungan hidup, ekologi dan ekosistem.

c. Mendeteksi serta mengidentifikasi munculnya berbagai penyakit baru sejak dini (baik pada skala individu maupun pada skala sosial), cara-cara pengobatan yang baru, rekayasa obat-obatan yang baru yang lebih efektif & efisien dan tidak berdampak samping pada individu yang bersangkutan maupun pada lingkungan sosialnya, mencegah kehadiran setiap penyebab potensial dari berbagai penyakit baru pada masyarakat, rekayasa makanan baru yang sehat dan bergizi, serta cara-cara baru menjaga kualitas dan kelestarian lingkungan dan kehidupan.

d. Menekan emisi CO2 ke atmosphere dan lingkungan hidup, mendeteksi dan mengidentifikasi secara dini berbagai jenis polusi bru, cara-cara menghindarkannya (menangkalnya), serta dihasilkannya teknologi-teknologi baru yang aman dan minimum menghasilkan (atau bebas) polusi.

e. Dihasilkannya berbagai teknologi baru yang lebih efisien untuk penjernihan serta peningkatan kualitas air, cara-cara penghematan air, teknologi desalinasi air laut yang murah dan berkualitas, inovasi teknologi untuk menampung atau menyimpan air sungai yang terbuang ke laut lepas.

f. Memperbaiki kultur kehidupan menuju kearah yang lebih baik dalam pemanfaatan air disamping kehadiran berbagai teknologi yang telah merubah gaya hidup disisi yang lainnya.

g. Memperoleh cara-cara penghematan energi, hingga mencari berbagai energi alternative yang lebih murah, bersih dan kekal/berkelanjutan (diantaramnya: matahari, angin, ombak, geothermal, biofuel, bio diesel; fuel cells, hydrogen),

h. Inovasi ilmu pengetahuan dan teknologi untuk realisasi pembangkit enerji nuklir yang bebas polusi dan aman.

3. Tantangan Internal.

a. ITB mampu menjadi lembaga Perguruan Tinggi yang mandiri, yang mampu mengelola dan mengembangkan seluruh potensi diri ITB untuk membangun kesejahteraan insan ITB dan bangsa Indonesia.

b. ITB mampu membangun institusi, mulai dari pengembangan human capital yang berkualitas (knowledge workers), sarana dan prasarana yang baik, organisasi dan manajemen yang sesuai, sampai mampu membangun suasana akademik yang challenging, inspairing serta encouraging.

(6)

HARAPAN MWA TENTANG ITB 5 TAHUN YANG AKAN DATANG

Pada saat pemilihan Rektor ITB 2015-2020, MWA sudah menyampaikan harapan tentang ITB 5 tahun yang akan datang. Harapan MWA ini sudah disosialisasikan kepada warga kampus ITB, maupun pada para calon Rektor yang saat itu ikut proses pemilihan.

Berikut harapan MWA tentang ITB 5 tahun yang akan datang:

1. Menjadi universitas yang unggul, berani melakukan perubahan-perubahan yang efektif, mampu mandiri sekaligus memiliki jejaring yang luas dan kuat, serta diakui dunia;

2. Menjadi lembaga pendidikan tinggi yang mampu menghasilkan lulusan yang mumpuni dibidangnya, memiliki integritas, serta memiliki inisiatif dan berani melakukan terobosan (berjiwa kepeloporan);

3. Menjadi lembaga penelitian terpandang (Centre of Excellence), yang mampu menjawab permasalahan-permasalahan masyarakat lokal dan nasional, serta mampu memberikan kontribusi yang bermakna untuk meningkatkan daya saing bangsa, yang diakui dunia;

4. Menjadi lembaga pengabdian kepada masyarakat, yang mampu menjadi motor inovasi dan entrepreneurship nasional, berbasis ilmu pengetahuan, teknologi, seni dan bisnis, untuk menciptakan nilai tambah bangsa Indonesia.

KEBIJAKAN UMUM ITB

1. Branding ITB sebagai Perguruan Tinggi yang Unggul:Pada peringatan 100 tahun ITB, ITB harus sudah mempunyai branding spesifik. Sebagai Perguruan Tinggi tertua dan Institut Teknologi nomor satu di Indonesia, ITB perlu mempertahankan reputasi ini dengan fokus pada pemeliharaan keunggulan dalam inovasi yang berkualitas, sehingga:

a. Seluruh insan ITB memiliki keyakinan bahwa inovasi yang berkualitas adalah target branding ITB.

b. Untuk menghasilkankeunggulan dalaminovasi yang berkualitas sebagai brand ITB yang baru, seluruh insan ITB harus mampu menghasilkan karya-karya dengan kualitas terbaik dalam segala aspek kehidupannya.

c. Keunggulan dalam Inovasi yang berkualitas, juga hanya bissa diwujudkan jika ITB mampu membangun kolaborasi antar berbagai bidang keilmuan dengan berbagai pihak, yang diintegrasikan dalam wadah sains, teknik, seni dan bisnis.

2. Perguruan Tinggi yang mandiri: ITB menjalankan kemandirian dalam hal akademik dan non akademik, artinya, ITB melaksanakan kegiatan pendidikan, penelitian dan pengabdian kepada

(7)

masyarakat secara mandiri dan terintegrasi. ITB sebagai Perguruan Tinggi yang mandiri, diharapkan mampu:

a. Menghasilkan lulusan yang mumpuni dibidangnya, memiliki integritas, serta memiliki inisiatif dan berani melakukan terobosan (berjiwa kepeloporan);

b. Menjadi lembaga penelitian terpandang (centre of excellence), yang mampu menjawab permasalahan-permasalahan masyarakat lokal dan nasional, serta mampu memberikan kontribusi yang bermakna untuk meningkatkan daya saing bangsa, yang diakui dunia;

c. Menjadi lembaga pengabdian kepada masyarakat, yang mampu menjadi motor inovasi dan entrepreneurship nasional, berbasis ilmu pengetahuan, teknologi, seni dan bisnis, untuk menciptakan nilai tambah bangsa Indonesia.

3. Secara umum, semua insan ITB harus memiliki sikap dan semangat untuk:

a. Berani dan bertanggung jawab pada masyarakat b. Meningkatkan kualitas standar

c. Berusaha untuk menjadi nomor 1

d. Lebih aktif dalam kegiatan pengabdian kepada masyarakat

e. Memandu perubahan dan mampu membuat teknologi tepat guna untuk menyelesaikan permasalahan bangsa.

f. Berperan aktif dalam mencerdaskan bangsa.

g. Membangun ITB yang unggul dan berbasis scientific

h. Membangun kemandirian bangsa dalam sain dan teknologi sehingga dapat menyelesaikan masalah bangsa dan tidak bergantung lagi dengan Negara lain

KEBIJAKAN TENTANG HUMAN CAPITAL ITB

1. ASUMSI

a. Mayoritas insan ITB sudah mencapai tingkat dewasa (tahu diri dan tahu bagaimana membangun hubungan interpersonal) dan knowledge workers (paling paham akan tugas dan tanggung jawabnya, dibandingkan orang lain).

b. Dosen ITB selain memiliki tanggung jawab dan kebijakan yang terikat di kampus, banyak yang menjalankan amanah di luar kampus. Namun amanah mereka tersebut hanya mencakup kepentingan dosen yang bersangkutan tanpa membawa nama baik ITB.

c. Insan ITB adalah aset utama ITB, yang membutuhkan ruang dan tanggung jawab untuk merealisasikan karya terbaiknya.

2. KEBIJAKAN HUMAN CAPITAL ITB

a. ITB harus mampu membangun komitmen bersama terhadap kualitas dalam semua aspek, yang dimulai dari komitmen pribadi untuk mencapai karya yang terbaik di bidang keilmuan yang dimilikinya, untuk bersinergi dan bekerja sama dengan terus mengacu kepada visi dan misi serta untuk mencapai sasaran besar ITB pada 100 tahun ITB.

(8)

b. ITB harus mampu membangun insan ITB yang profesional, peneliti dan entrepreneur yang handal, dapat dipercaya, dan berkarakter, yang mampu menciptakanhasil kerja berkualitas, serta memberi manfaat dan nilai tambah bagi perekonomian bangsa.

c. Seluruh pimpinan di ITB harus mengelola insan ITB dengan gaya kepemimpinan yang berbeda, sesuai dengan karakteristik dan tingkat kedewasaannya.

d. Seluruh manajer di ITB harus megelola insan ITB dengan pendekatan kolegial (partnership).

e. Seluruh pimpinan di ITB harus memberi ruang kreasi yang cukup, menumbuhkan “rasa aman”, memberi motivasi berbasis tantangan dan penghargaan, agar insan ITB mau dan mampu menghasilkan kinerja dengan kualitas terbaik untuk ITB, dan berdampak tinggi bagi kesejahteraan bangsa.

f. Seluruh manajer di ITB harus menilai karya insan ITB berbasis kinerja, bekerja secara institusional, dan sebaliknya, insan ITBharus mampu mempertanggung -jawabkan seluruh sikap, perilaku serta kinerjanya.

g. Peningkatan kesejahteraan dosen dan tenaga kependidikan harus didahului oleh meningkatnya produktivitas kerja (berbasis kinerja yang adil).

h. Kebutuhan jumlah dosen dan tenaga kependidikan harus berdasarkan Analisis Beban Kerja.

KEBIJAKAN TENTANGORGANISASI ITB

1. ASUMSI

a. Statuta mengamanatkan ITB untuk menjadi PTN BH yang Otonom. Untuk memberi peluang pertumbuhan masing-masing Fakultas/ Sekolah, semangat dan manfaat otonomi harus sampai di tingkat Fakultas/Sekolah,

b. Masing-masing Fakultas/Sekolah memiliki karakteristik dan kesiapan yang berbeda. Pada tahap awal, tingkat otonomi di Fakultas/Sekolah harus disesuaikan dengan karakteristik dan kesiapannya,

c. Fenomena ego keilmuan dalam Fakultas/Sekolah atau antar Fakultas/Sekolah, masih cukup tinggi,

2. KEBIJAKAN ORGANISASI ITB

a. Organisasi ITB harus mencerminkan otonomi di tingkat Fakultas/Sekolah, sesuai dengan karakteristik dan kesiapannya.

(9)

b. Organisasi ITB harus mendukung kelancaran aliran asset intangible (informasi/

pengetahuan/pengalaman) maupun aliran asset tangible (uang serta sumber daya lainnya), sehingga proses pengambilan keputusan lebih cepat dan lebih akurat/tepat, c. Organisasi ITB harus mewadahi tumbuhnya suasana akademik yang challenging,

inspairing serta encouraging,

d. Organisasi ITB harus mampu menyeimbangkan antara kepentingan formal serta informal, antara kepatuhan pada aturan dengan fleksibilitas, menunjang kelancaran hubungan struktural dan horizontal, serta keseimbangan antara sentralisasi dan disentralisasi, sehingga mampu memaksimalkan sinergi antara pendidikan, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat.

KEBIJAKAN TENTANG SARANA DAN PRASARANA ITB

1. ASUMSI

a. Sarana dan prasarana adalah alat pendukung agar insan ITB mampu bekerja dengan baik dan professional, untuk menghasilkan karya dengan kualitas terbaiknya,

b. Pembangunan sarana dan prasarana membutuhkan dana, yang bisa diperoleh dari anggaran pembangunan nasional (APBN) atau dana masyarakat (non APBN).

2. KEBIJAKAN SARANA DAN PRASARANA ITB

a. Semua investasi atau modernisasi sarana dan prasarana ITB harus didasarkan atas sasaran/target ITB dan kebutuhan pengguna (demand driven), memiliki standar, dengan target dan/atau manfaat yang terukur.

b. Setiap penggunaan sarana dan prasarana ITB harus menghasilkan (berdampak pada) nilai tambah maksimal untuk ITB. Sarana dan prasarana ITB harus bisa digunakan oleh seluruh sivitas akademika ITB secara optimal, bertanggung jawab dan transparan.

c. Manajemen sarana dan prasarana harus fokus pada capaian manfaat dan kegunaan, berbasis sumber daya yang digunakan. Pengelolaan asset-aset ITB harus cerdas (smart campus), hrus menggunakan prinsip-prinsip Manajemen Aset yang baik, serta mampu menjamin keamanan, keselamatan, dan mampu meremajakan asset-aset ITB.

d. ITB harus memiliki kemampuan untuk mengelola multi kampus.

e. ITB harus menerapkan Manajemen Asset, untuk mengidentifikasi dan menjaga aset ITB, serta memelihara dan menjaga aset ITB.

(10)

KEBIJAKAN TENTANG KEUANGAN ITB

1. ASUMSI

a. Keuangan adalah alat pendukung agar insan ITB mampu bekerja dengan baik dan profesional.

b. ITB dapat mencari pendanaan dari multi sumber, dan dapat dipertanggungjawabkan secara akuntabel

2. KEBIJAKAN KEUANGAN ITB

a. ITB harus mampu mewujudkan kemandirian keuangan ITB yang berdasarkan pada transparansi, akuntabilitas, bertanggungjawab,

b. Pendefinisian kata otonomi dalam pasal 51 Statuta tentang keuangan ITB, harus dijabarkan secara jelas dan tegas, dan dipahami dengan pengertian yang sama oleh para pengelola keuangan ITB.

c. Seluruh insan ITB harus sadar biaya – setiap kegiatan dapat menghasilkan revenue atau membutuhkan dana; setiap pengeluaran biaya untuk mendanai kegiatan, harus menghasilkan manfaat atau nilai tambah yang lebih besar.

d. Unit organisasi ITB dapat dipisahkan menjadi unit cost centre dan unit revenue centre.Setiap penggunaan keuangan ITB harus menghasilkan (berdampak pada) nilai tambah maksimal untuk ITB. Manajemen Keuangan harus fokus (mendukung) pada capaian hasil dan kinerja dari setiap unit kerja ITB.

e. Alokasikan anggaran sesuai dengan sumber dana (APBN dan non-APBN (pemerintah, Industri, alumni dan masyarakat) dan peruntukannya, serta sesuai dengan janji prestasi unit kerja yang bersangkutan. Dalam jangka panjang, penggunaan dana harus difokuskan untuk mewujudkan ITB menjadi world class university.

f. Semua investasi maupun penggunaan keuangan ITB harus didasarkan atas sasaranorganisasi dan kebutuhan (keunikan) pengguna (demand driven) yang bersifat dinamis, dengan target dan/atau manfaat yang terukur.

g. Manajemen Operasi Keuangan harus bisa menyeimbangkan antara fleksibilitas (perubahan rencana) dan kebutuhan (keunikan) setiap unit pengguna, namun tetap bisa dipertanggung jawabkan secara transparan dan akuntabel.

h. ITB harus memiliki sistem dan prosedur keuangan dengan mengintegrasikan sistem complain, untuk mencegah dan mengusut penyebab terjadinya Bottle Necking,sehingga menghilangkanpenyebabbottle necking dan memperlancar aliran(penyerapan) dana,

KEBIJAKAN TENTANG KEMAHASISWAAN DAN ALUMNI ITB

(11)

1. ASUMSI

a. Mahasiswa dan alumni adalah aset intangible ITB

2. KEBIJAKAN KEMAHASISWAAN DAN ALUMNI ITB

a. ITB untuk semua warga Indonesia: ITB memberikan akses kepada para mahasiswa yang memiliki potensi dari semua daerah di Indonesia,

b. Untuk S2, kurangi perekrutan S2 dari luar dan perbanyak fast track,

c. Kemahasiswaan dan alumni harus mendukung terbentuknya karakter atausoft competencelulusan/alumni ITB. Perlu dibangun platform value-co creation antara dosen-mahasiswa-alumni.

d. Dosen harusnya mampu berperan untuk membina kemahasiswaan dan menjadi role model dalam pembangunan karakter atau soft competence mahasiswa. Hubungan dosen-mahasiswa harus lebih “manusiawi”, bukan transaksional.

e. ITB harus bisa menerapkan konsep co-responsibility, baik untuk mahasiswa maupun untuk alumni. Khusus untuk alumni, harusnya ITB menunjukkan bahwa ITB butuh alumni.

KEBIJAKAN TENTANG HUBUNGAN EKSTERNAL ITB

1. ASUMSI

a. ITB mampu berperan besar dalam menciptakan kesejahteraan bangsa Indonesia atau modernisasi teknologi nasional.

b. Jejaring ITB adalah aset intangible ITB, yang harus dipelihara dan dikembangkan sehingga memberi manfaat bagi ITB.

2. KEBIJAKAN HUBUNGAN EKSTERNAL ITB

a. ITB harus memiliki platform, yang berfungsi sebagai “panggung” yang mewadahi (memfasilitasi, menyiapkan program serta menghadirkan peserta/anggota stakeholders) aktifitas kolaborasi dari para anggota stakeholders ITB, sehingga tercipta value-co creation untuk ITBmaupun untuk bangsa.

b. Disetiap wilayah di Indonesia, ada karya yang dihasilkan oleh ITB, bukan karya asing, c. ITB harus memiliki sensitifitas terhadap masalah yang ada di masyarakat, dan

menghasilkan solusi atas permasalahan tersebut, sehingga ITB menjadi sandaran masyarakat luas.

K

Referensi

Dokumen terkait

Dekan STEI Institut Teknologi Bandung Merujuk hasil rapat penetapan penerima dana ITB-NTUST Joint Research Program Tahun 2023 antara LPPM ITB dan NTUST yang dilaksanakan pada hari