• Tidak ada hasil yang ditemukan

KEL 2 : Layanan BK di Pendidikan Menengah dan Tinggi

N/A
N/A
Talitha Sela Fernanda

Academic year: 2024

Membagikan "KEL 2 : Layanan BK di Pendidikan Menengah dan Tinggi "

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

MAKALAH

Mata Kuliah : Layanan BK di Pendidikan Menengah dan Tinggi Dosen Pengampu : Anisa Melamita, M.Pd.

Disusun Oleh : Kelompok 2

Mutiara (202001500344)

Talitha Sela Fernanda (202001500346)

Kelas: R8D

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN DAN PENGETAHUAN SOSIAL UNIVERSITAS INDRAPRASTA PGRI

2023/2024

(2)

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-Nya tentunya kami tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik.

Shalawat serta salam semoga terlimpah curahkan kepada baginda tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang kita nanti-nantikan syafa’atnya di akhirat nanti.

Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat- Nya, baik itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehinggan penulis mampu untuk menyelesaikan pembuatan makalah sebagai tugas dari mata kuliah Layanan BK di Pendidikan menengah & Tinggi dengan judul “Jenis Layanan Bimbingan dan Konseling di Sekolah Dasar”.

Penulis sangat berharap bahwa makalah ini bisa bermanfaat bagi pembaca, masyarakat, dan khususnya tenaga pendidik yang berprofesi sebagai Guru BK. Untuk itu, penulis mengharapkan kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya makalah ini nantinya dapat menjadi makalah yang lebih baik lagi.

(3)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Sekolah Dasar (SD) sebagai lembaga pendidikan formal bertujuan menghasilkan pekembangan optimal pada setiap individu sesuai dengan kemampuan atau potensinya, minatnya serta nilai sebagai pandangan hidupnya (Nurihsan dan Sudianto: 2005; Depdiknas:

2008). Perkembangan optimal ini meliputi semua aspek pribadinya yakni: aspek jasmani, intelektual, moral, sosial, serta aspek pribadi lainnya. Dengan kata lain setiap aspek kepribadian itu harus memperoleh kesempatan berkembang secara seimbang tanpa ada pengabaian dari salah satunya. Misalnya sekolah menekankan perkembangan aspek intelektualnya dengan memprioritaskan pelaksanaan pembelajaran yang dominan bagi perkembangan intelektual itu, namun mengabaikan perkembangan aspek lain seperti perkembangan moral dan sosial. Memprioritaskan perkembangan moral dengan mengabaikan perkembangan sosial, maupun intelektual juga tidak boleh terjadi.

Widada (2012) menjelaskan bahwa untuk bisa mencapai tujuan seperti dikemukakan di atas pada setiap SD perlu menyelenggarakan berbagai macam aktivitas. Aktivitas itu pada dasarnya berupa aktivitas utama ialah instruksional - kurikuler, aktivitas penunjang yakni administrasi dan supervisi, serta bimbingan dan layananlayanan lain bagi kesejahteraan siswa.

Aktivitas-aktivitas itu merupakan satu kesatuan integral antara satu dengan lainnya yakni secara bersama dan terintegrasi mencapai tujuan yang sama.

Instruksional sebagai aktivitas utama (main activity) merupakan aktivitas sentral dan memiliki wilayah yang paling luas. Karena itu dalam praktek penyelenggaraan sekolah, instruksional selalu memperoleh perhatian besar. Alokasi waktu yang tersedia disekolah paling banyak ialah untuk kegiatan ini. Semenjak siswa masuk hingga siswa pulang sekolah sebagian besar ialah untuk kegiatan belajar mengajar. Hanya sebagian kecil saja waktu yang diperuntukkan bagi kegiatan lainnya. Fasilitas sekolah paling banyak diperuntukkan kegiatan instruksional. Ruangan yang tersedia paling banyak untuk ruang bagi berlangsungnya

(4)

instruksional seperti ruang kelas, ruang laboratorium, ruang praktikum. Perabot yang berupa meja, kursi, almari dan lainnya jumlahnya juga paling banyak. Peralatan yang dimiliki sekolah juga demikian, paling banyak juga untuk kepentingan instruksional seperti alat pembelajaran, alat praktikum. Alokasi keuangan yang ada di sekolah juga paling banyak untuk pembelajaran. Ini semua menjadi bukti bahwa memang instruksional itu merupakan kegiatan penting, utama, dan sentral dari kegiatan sekolah termasuk sekolah dasar.

Meskipun instruksional itu utama dan penting tetapi dalam pelaksanaannya ia memerlukan dukungan aktivitas lain (supporting activity) agar instruksional itu dapat berjalan lancar tanpa hambatan berarti sehingga tujuan sekolah dapat tercapai dengan baik. Aktivitas pendukung yang diperlukan bagi kelancaran jalannya instruksional ialah aktivitas yang berhubungan dengan pengelolaan atau manajemen sekolah dan aktivitas bimbingan serta pelayanan lain bagi kesejahteraan siswa.

Aktivitas instruksional perlu didukung oleh manajemen yang baik agar jalannya kegiatan pembelajaran menjadi teratur, berdasar pada perencanaan, terarah pada sasaran yang telah ditetapkan, terkontrol, dilakukan dievaluasi, dan kemudian dilakukan tindak lanjutnya.

Demikian pula adanya manajemen yang baik memungkinkan dilakukan pengawasan dan pembinaan secara memadai, memperjelas tanggungjawab masing - masing personil sekolah.

Setiap personil sekolah menjadi tahu apa yang menjadi tugas dan kewajibannya sesuai dengan beban yang diembannya dalam rangka mencapai tujuan sekolah.

B. Identifikasi Masalah

1. Jenis pelayanan BK di sekolah dasar.

2. Setting layanan bimbingan dan konseling.

3. Mengkilas layanan BK di indonesia tahun 60an C. Rumusan Masalah

1. Apa jenis pelayan Bimbingan Konseling di sekolah dasar?

2. Bagaimana pelaksanaan setting layanan Bimbingan dan Konseling?

(5)

BAB II PEMBAHASAN A. Jenis Pelayanan BK di Sekolah Dasar

1. Pengertian Layanan Bimbingan Konseling

Bimbingan merupakan terjemahan dari guidance yang di dalamnya terkandung beberapa makna. Sertzer & Stone dalam Winkel (1981 : 66 ) mengemukakan bahwa guidance is the process of helping individuals to understand themselves and their word. Winkel (1981 : 65) mengemukakan bahwa guidance mempunyai hubungan dengan guiding : “showing a way”

(menunjukkan jalan), leading (memimpin), conducting (menuntun), giving instructions (memberikan petunjuk), regulating (mengatur), governing (mengarahkan) dan giving advice (memberikan nasehat). Bimo ( 2010 : 6 ) mengemukakan bimbingan merupakan suatu pertolongan yang menuntun.

Menurut Prayitno dan Erman ( 2004 : 95 ), bimbingan adalah bantuan yang diberikan kepada individu dalam membuat pilihan dan penyesuaian yang bijaksana.

Layanan konseling merupakan salah satu dari Sembilan macam layanan yang ada di dalam program bimbingan dan konseling, layanan konseling merupakan layanan yang memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengembangkan dan mengekspresikan diri mereka secara tatap muka dengan guru BK di sekolah, yaitu dengan pengenalan pada diri siswa akan potensi yang mereka miliki disesuaikan dengan kebutuhan, bakat dan minat serta kondisi yang ada di sekolah dan memberikan bantuan kepada siswa atau konseli yang memiliki sebuah permasalahan yang harus diselesaikan.

2. Jenis-jenis Pelayanan Bimbingan Konseling

Dalam Kurikulum Berbasis Kompetensi, bidang Bimbingan dan Konseling

(6)

(2004) dinyatakan bahwa kerangka kerja layanan BK dikembangkan dalam suatu program BK yang dijabarkan dalam empat kegiatan utama yaitu :

1. Layanan Dasar Bimbingan

Layanan dasar bimbingan adalah bimbingan yang bertujuan untuk membantu seluruh siswa dalam mengembangkan perilaku efektif dan keterampilan-keterampilan hidup yang mengacu pada tugas-yugas perkembangan siswa.

2. Layanan Responsif

Layanan responsif adalah layanan bimbingan yang bertujuan untuk membantu memenuhi kebutuhan yang dirasakan sangat penting oleh perserta didik saat ini. Layanan ini lebih bersifat praventik atau mungkin kuratif. Strategi yang digunakan adalah konseling individual, konseling kelompok dan konsultasi.

3. Layanan Perencanaan Individual

Layanan perencanaan individual adalah layanan bimbingan yang membantu seluruh perserta didik dan mengimplementasikan rencana-rencana pendidikan, membantu siswa memantau pertumbuhan dan memahami perkembangan sendiri.

4. Dukungan Sistem

Dukungan sistem adalah kegiatan-kegiatan manajemen yang bertujuan memantapkan, memelihara dan meningkatkan program bimbingan secara menyeluruh. Hal itu dilaksanakan melalui perkembangan profesionalitas, hubungan masyarakat dan staf, konsultasi dengan guru, staf ahli/penasehat, (Thomas

(7)

Eelis, 1990).

Adapun Layanan bimbingan dan konseling memiliki berbagai macam jenis. Menurut pendapat Prayitno (2004: 254) bahwa ada tujuh jenis layanan bimbingan dan konseling yaitu:

a) Layanan Orientasi Layanan orientasi merupakan layanan yang memungkinan peserta didik memahami lingkungan baru, terutama lingkungan sekolah dan obyekobyek yang dipelajari, untuk mempermudah dan memperlancar berperannya peserta didik di lingkungan yang baru itu, sekurangkurangnya diberikan dua kali dalam satu tahun yaitu pada setiap awal semester.

b) Layanan Informasi Layanan informasi adalah layanan yang memungkinan peserta didik menerima dan memahami berbagai informasi (seperti : informasi diri, sosial, belajar, pergaulan, karier, pendidikan lanjutan).

c) Layanan Pembelajaran Layanan pembelajaran merupakan layanan yang memungkinan peserta didik mengembangkan sikap dan kebiasaan belajar yang baik dalam menguasai materi belajar atau penguasaan kompetensi yang cocok dengan kecepatan dan kemampuan dirinya serta berbagai aspek tujuan dan kegiatan belajar lainnya.

d) Layanan penempatan dan Penyaluran Layanan penempatan dan penyaluran merupakan layanan yang memungkinan peserta didik memperoleh penempatan dan penyaluran di dalam kelas, kelompok belajar, jurusan/program studi, program latihan, magang, kegiatan ko/ekstra kurikuler sesuai dengan potensi, bakat, minat erta kondisi pribadinya.

e) Layanan Penguasaan Konten Layanan penguasaan konten merupakan layanan yang membantu peserta didik menguasai konten tertentu, terutama

(8)

kompetensi dan atau kebiasaan yang berguna dalam kehidupan di sekolah, keluarga, dan masyarakat.

f) Layanan Konseling Perorangan Layanan konseling perorangan merupakan layanan yang memungkinan peserta didik mendapatkan layanan langsung tatap muka (secara perorangan) dengan guru pembimbing untuk membahas dan mengentaskan permasalahan yang dihadapinya dan perkembangan dirinya.

g) Layanan Bimbingan Kelompok Layanan bimbingan kelompok merupakan layanan yang memungkinan sejumlah peserta didik secara bersama-sama melalui dinamika kelompok memperoleh bahan dan membahas pokok bahasan (topik) tertentu untuk menunjang pemahaman dan pengembangan kemampuan sosial, baik sebagai individu maupun sebagai pelajar, kegiatan belajar, karir/jabatan, serta untuk pengambilan keputusan atau tindakan tertentu melalui dinamika kelompok.

B. Setting Layanan Bimbingan Konseling

Setting layanan Bimbingan dan Konseling mengalami pasang surut sejalan dengan perkembangan profesional dan upaya aktualisasi profesi bimbingan konseling di indonesia. Sekitar akhir tahun 1990- an, setting pelayan BK dikenal dengan istilah “Pola 17”. Disebut “Pola 17” karena komponen program digambarkan dalam suatu skema yang terdiri atas 17 kotak, sebagaimana gambar berikut ini :

(9)

Kemudian, setting layanan BK tersebut mengalami penyempurnaan.

Yaitu dengan menambahkan bidang bimbingan keberagamaan dan bimbingan keluarga, serta tambahan layanan mediasi dan layanan konsultasi.

Pembenahan ini dikenal dengan istilah “Pola 17 Plus”.

Terakhir dikembangkan lagi pola program bimbingan konseling yang lebih utuh, yang dikenal dengan “Pola Komprehensif Program Bimbingan dan Konseling”. Pola ini sebenarnya, merujuk kepada konsep Muro dan Kottman (1995). Dalam pola ini, program bimbingan konseling terdiri atas empat komponen pelayanan, yaitu :

1. Pelayanan dasar bimbingan 2. Pelayanan responsif

3. Perencanaan individual 4. Dukungan sistem

(10)

Di samping empat komponen program tersebut, dalam Pola Komprehensif ini dikemukakan 16 strategi layanan bimbingan konseling (orientasi, bimbingan kelompok, konseling individual, konseling kelompok, referal, konseling sebaya, konsultasi, penempatan & penyaluran, kunjungan rumah, konferensi kasus, kolaborasi, akses TIK, sistem manajemen, akuntabilitas, dan pengembangan profesi). Secara utuh keseluruhan proses kerja bimbingan dan konseling dalam jalur pendidikan formal dapat digambarkan :

Selain itu, Setting pelayanan BK mengacu pada pengaturan atau konfigurasi lingkungan di mana pelayanan Bimbingan dan Konseling (BK) disediakan. Ini melibatkan pengaturan fisik, organisasi, dan kebijakan yang diperlukan untuk menjalankan program BK dengan efektif. Beberapa aspek yang terkait dengan setting pelayanan BK meliputi:

(11)

1. Ruang fisik: Menyediakan ruang khusus untuk pelayanan BK, seperti ruang konseling yang nyaman dan bersifat pribadi. Ruang ini harus menciptakan suasana yang aman dan mendukung untuk berbicara tentang masalah pribadi dan sensitif.

2. Fasilitas dan peralatan: Memastikan ketersediaan fasilitas dan peralatan yang dibutuhkan untuk menjalankan pelayanan BK. Ini mungkin termasuk peralatan audiovisual, bahan bacaan, komputer, atau perangkat lunak yang mendukung proses konseling.

3. Jadwal dan waktu: Menentukan jadwal pelayanan BK yang sesuai dengan kebutuhan siswa. Ini dapat mencakup waktu untuk konseling individu, konseling kelompok, sesi pengembangan diri, atau kegiatan lainnya. Jadwal harus mempertimbangkan ketersediaan siswa dan memungkinkan waktu yang cukup untuk setiap sesi.

4. Sumber daya manusia: Mengatur tim BK yang terdiri dari konselor atau profesional terlatih dalam bidang BK. Penugasan tugas dan tanggung jawab harus jelas, termasuk pembagian waktu dan tugas antara anggota tim BK.

5. Kebijakan dan prosedur: Membuat kebijakan dan prosedur yang mengatur operasional pelayanan BK. Ini meliputi kebijakan tentang kerahasiaan, hak privasi siswa, prosedur pengajuan permohonan, pengaturan sesi konseling, dan lain-lain.

6. Hubungan dengan stakeholder: Membangun hubungan dan kerja sama dengan stakeholder terkait, seperti guru, staf sekolah, orang tua, dan masyarakat. Koordinasi yang baik memungkinkan pertukaran informasi yang penting dan pendukung dalam memberikan pelayanan BK.

(12)

7. Ketersediaan sumber daya luar: Menjalin kemitraan dengan organisasi atau lembaga luar yang dapat memberikan dukungan tambahan dalam pelayanan BK. Ini bisa berupa konsultan eksternal, lembaga kesehatan mental, lembaga penelitian, atau lembaga pendidikan.

Pengaturan yang baik untuk pelayanan BK membantu menciptakan lingkungan yang mendukung dan efektif dalam membantu siswa menghadapi masalah pribadi, penyesuaian sosial, pengambilan keputusan, dan pengembangan diri secara umum.

C. layanan bk di indonesia tahun 60an bp di SMA gaya baru tahun 1975 LPBI kurikulum BP di sd,smp,sma,smk,sampai dengan AKBIN kisi dan perkembangan bk pada era revolusi industri 4.0

Pada tahun 60-an di Indonesia, layanan bimbingan dan konseling (BK) masih dalam tahap perkembangan awal. Pada tingkat sekolah menengah atas (SMA), BK diintegrasikan ke dalam program studi dengan pendekatan yang lebih umum. Kebanyakan sekolah pada waktu itu belum memiliki tenaga konselor yang terlatih secara khusus, sehingga layanan BK masih terbatas.

Pada tahun 1975, diperkenalkan gaya baru dalam layanan BK di Indonesia dengan pendekatan yang lebih terstruktur. Lembaga Penelitian dan Pengembangan Bimbingan dan Konseling (LPBI) didirikan untuk memperkuat praktek BK di sekolah-sekolah. LPBI mengembangkan kurikulum BK yang meliputi aspek-aspek seperti orientasi karir, pengembangan pribadi, dan penyesuaian sosial.

Pada tingkat pendidikan dasar (SD), sekolah menengah pertama (SMP), sekolah menengah atas (SMA), dan sekolah menengah kejuruan (SMK) di Indonesia, BK menjadi bagian integral dari kurikulum. Kurikulum

(13)

BK dirancang untuk membantu siswa dalam mengembangkan kemampuan akademik, keterampilan sosial, serta mempersiapkan mereka untuk memasuki dunia kerja.

Seiring dengan perkembangan teknologi dan era revolusi industri 4.0, peran BK juga mengalami perubahan. BK menjadi semakin penting dalam membantu siswa menghadapi tantangan yang muncul akibat perubahan teknologi dan ekonomi. Kini, BK juga harus memperhatikan aspek-aspek seperti pengembangan keterampilan digital, pemahaman tentang dunia kerja masa depan, dan berbagai isu psikologis yang muncul akibat penggunaan teknologi.

BK pada era revolusi industri 4.0 juga melibatkan pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi. Misalnya, konselor dapat menggunakan platform online untuk memberikan layanan konseling jarak jauh, menyediakan sumber daya online untuk membantu siswa dalam pengembangan karir, atau menggunakan alat-alat teknologi lainnya untuk membantu dalam proses bimbingan dan konseling.

Secara keseluruhan, perkembangan BK di Indonesia dari tahun 60-an hingga era revolusi industri 4.0 menunjukkan peningkatan dalam pemahaman dan penerapan layanan tersebut. BK telah menjadi bagian yang tak terpisahkan dari sistem pendidikan untuk membantu siswa mengembangkan potensi mereka, mengatasi masalah, dan mempersiapkan mereka menghadapi tantangan masa depan.

(14)

BAB III PENUTUP A. Kesimpulan

Layanan bimbingan dan konseling di SD merupakan layanan spesifik yang diberikan kepada siswa untuk dapat mencapai perkembangan optimal, mampu mencapai tugas perkembangan seperti yang diharapkan. Tugas perkembangan yang harus ditampakkan dan dikuasai itu telah dirumuskan dalam standar kompetensi kemadirian peserta didik (SKKPD). SKKPD yang harus dikuasai oleh siswa di SD meliputi beberapa aspek perkembangan yang setiap aspek perkembangan terdiri atas tiga tataran tujuan yakni tataran pengenalan, akomodasi, dan tindakan.

Komponen program BK terdiri atas: layanan dasar bimbingan, layanan responsif, layanan perencanaan individu, dan dukungan sistem. Pelaksanaan program BK melalui strategi intervensi berupa pemberian layanan dan kegiatan pendukung bagi pelaksanaan pemberian layanan, maupun kegiatan penunjang yang berhubungan dengan pengelolaan atau manajemen.

Berdasar permendikbud nomor 111 tahun 2014 penyelenggara layanan BK di SD ialah Konselor atau Guru Bimbingan dan Konseling yang kompeten. Sambil menunggu pedoman oprasional dan pengadaan Konselor atau Guru BK di SD maka layanan BK di SD tetap harus dilaksanakan oleh guru kelas sebagaimana telah berjalan.

B. Saran

Adapun saran yang ingin penyusun sampaikan adalah kita sebagai calon guru, hendaknya dapat lebih memhami mengenai pengertian bimbingan dan konseling, tujuan, fungsi, prinsip-prinsip,dan jenis jenis pelayanan bimbingan konseling. Agar kita dapat melaksanakan layanan bimbingan sebagaimana mestinya. selain itu, penyusun juga berharap agar makalah ini dapat dijadikan sebagai bahan referensi.

(15)

DAFTAR PUSTAKA

Widada. 2012, Layanan Bimbingan Dan Konseling di sekolah, FIP Universitas Negeri Malang.

Depdiknas, 2008. Rambu-Rambu Penyelenggaraan Bimbingan Dan Konseling dalam jalur Pendidikan Formal, Jakarta: Grasindo.

http://pjjvedca.depdiknas.go.id/pengawasan3/materi/pemb.Bimb.Karir.dan.konseling .pdf

Jhe-Handayani (2013) Bidang dan Setting-Layanan Bimbingan Dan Konseling Sukadari,s. (2021), Guru Bimbingan Dan Konseling Di Sekolah Dasar Sangat

Dibutuhkan, Elemtary School: Jurnal Pendidikan Dan Pembelajaran Ke-Sd – An, 8(1), 67-74, https://Doi.Org/10.31316/EsJurnal.V8i1.1204

Mufarohah.Wordspress (2017) Bidang Layanan Dan Konseling Setting Layanan.Universitas PGRI Adi Buana Surabaya

Tiara Arista Dondo (2020) Sejarah Bimbingan Dan Konseling Di Indonesia- Universitas Negri Gorontalo

Referensi

Dokumen terkait

Layanan bimbingan dan konseling merupakan salah satu program yang bertujuan membantu dan memberikan layanan kepada peserta didik baik individu maupun kelompok

13 Apakah dengan layanan bimbingan konseling belajar anda menjadi lebih memiliki motivasi belajar yang tinggi 14 Apakah dengan layanan bimbingan. konseling belajar

Layanan dasar merupakan layanan yang diberikan secara terstruktur, terprogram, dan terintegrasi dengan program bimbingan dan konseling. Layanan dasar bertujuan

Salah satu program layanan yang harus dilakukan oleh guru bimbingan dan konseling dalam meningkatkan interaksi sosial siswa di sekolah yaitu layanan informasi.Layanan

Kegiatan PkM untuk memberikan pelatihan kepada guru bimbingan konseling dalam penyusunan program untuk meningkatkan layanan bimbingan konseling dapat terselenggara dengan

Sebuah Tesis yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Magister Pendidikan (M.Pd.) pada Program Studi Bimbingan dan Konseling. © Wanti Yulianti 2015

Bimbingan klasikal merupakan layanan dalam bimbingan dan konseling sebagai salah satu cara untuk membentuk karakter anak melui lagu dolanan anak yang nantinya akan

Berdasarkan masalah tersebut maka salah satu layanan bimbingan dan konseling yang efektif untuk mengentaskan permasalahan siswa tersebut adalah dengan memberikan