• Tidak ada hasil yang ditemukan

PROSEDUR PELAKSANAAN PROGRAM LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING DI SEKOLAH MENENGAH ATAS

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2024

Membagikan "PROSEDUR PELAKSANAAN PROGRAM LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING DI SEKOLAH MENENGAH ATAS"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

PROSEDUR PELAKSANAAN PROGRAM LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING DI SEKOLAH MENENGAH ATAS

THE PROCEDURE OF THE IMPLEMENTATION OF GUIDANCE AND COUNSELING PROGRAM AT SENIOR HIGH SCHOOL

Oleh:

Nining Marni1), La Ode Muharam2)

1)SMAN 1 Wawonii Utara, 2)Universitas Halu Oleo Email: nining.bk2012r@gmail.com

Kata Kunci:

Program Layanan, Bimbingan dan Konseling.

ABSTRAK

Tujuan penelitian ini untuk mengetahui Prosedur pelaksanaan program layanan di SMA Negeri 6 Kendari. Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Subyek penelitian sebanyak 5 orang terdiri dari kepala sekolah, 2 orang guru BK dan 2 orang siswa. Teknik pengumpulan data menggunakan wawancara terstruktur. Hasil penelitian diperoleh 1). Tahap perkenalan program terdiri dari satuan layanan dan kegiatan pendukung yang merupakan fungsi dan tujuan program, hasil yang ingin dicapai dari program tersebut, struktur keterlibatan personil pelaksana dan distribusi tugas, dan pengaturan waktu pelaksanaan. 2). Tahap pelaksanaan program terdiri dari pemberian layanan BK, kerja sama antara guru BK dan personil sekolah lainnya, serta pengawasan pelaksanaan program layanan. 3). Tahap pemantapan program layanan program terdiri dari pengaturan waktu pelaksanaan, kemampuan dalam merealisasikan program, keterlibatan pihak-pihak yang memiliki peran dalam program, pencapaian hasil formatif. 4). Tahap pencapaian tujuan program layanan terdiri dari kegiatan evaluasi proses, evaluasi formatif, dan evaluasi sumatif. 5). Tahap tindak lanjut terdiri dari penilaian proses, penilaian formatif, penilaian hasil dan dampak keseluruhan program.

Keywords:

Services Programs, Guidance and Counseling

ABSTRACT

The purpose of the research was to find out the procedure of the implementation of guidance and counseling program at SMA Negeri 6 Kendari. This was Qualitative research. The subjects of the research were 5 respondents, they were; 1 head master, 2 school counselors, and 2 students.

The technique of data collection used structured interview. The results of the study were 1, the program introduction consists of unite service and supported activities as function of the goal of the program. The result of the achieved program, the structure of personals involvement and their job descriptions, and time of program implementation, 2, the program implementation consists of providing guidance and counseling program, the cooperation between school counselors and other school employees, and the supervision of the implementation of service program. 3, the consolidation of service program includes; time management, ability to implement the program, the involvement other parties who have roles in the program, the achievement of formative result. 4, the achievement of the goal of service program consists of ; the activity of process, formative and summative evaluation, and 5, the follow up of the service program consists of the assessment of process, formative, results and impacts of the whole programs.

(2)

Pendahuluan

Pelaksanaan program layanan bimbingan dan konseling (BK) merupakan implementasi program yang sesuai dengan metode, waktu, personil, sasaran dan sarana yang dibutuhkan dalam mencapai tujuan program yang telah ditentukan. Pelaksanaan program layanan didahului dengan pengorganisasian seluruh komponen yang diperlukan dalam pelaksanaan program. Untuk hal ini perlu ditata, disiapkan, dan disinergikan kompoonen-komponen pelaksanaan program. Mengorganisasikan personil, fasilitas, sarana-prasarana, metode, waktu perlu sehingga seluruh aspek itu siap digerakan menuju pelaksanaan program layanan secara efektif dan efisisen. Kesiapan seluruh komponen tersebut merupakan syarat kelancaran pelaksanaan masing-masing layanan maupun kegiatan pendukung bimbingan dan konseling yang diprogram.

Winkel (2006: 91) menjelaskan bahwa program bimbingan dan konseling merupakan suatu rangkaian kegiatan bimbingan dan konseling yang terencana, terorganisasi, dan terkoordinasi selama periode tertentu. Dengan kata lain, program bimbingan dan konseling adalah kegiatan layanan dan kegiatan pendukung yang akan dilaksanakan pada periode tertentu. Purwoko (2008: 18) menyatakan bahwa program bimbingan dan konseling di sekolah ialah sejumlah kegiatan bimbingan dan konseling yang direncanakan oleh sekolah, dan dilaksanakan dalam jangka waktu tertentu.

Program pelayanan bimbingan dan konseling disusun berdasarkan kebutuhan peserta didik (need assessment) yang diperoleh melalui aplikasi instrumentasi. Substansi program pelayanan bimbingan dan konseling meliputi keempat bidang, jenis layanan format kegiatan, sasaran pelayanan, dan volume/ beban tugas konselor. Suatu program layanan bimbingan dan konseling tidak akan berjalan efisien sesuai kebutuhan siswa jika dalam pelaksanaannya tanpa suatu sistem pengelolaan (manajemen) yang bermutu, artinya dilakukan secara sistematis jelas dan terarah. Penyusunan program bimbingan dan konseling sangat memegang peranan penting dalam keberhasilan pelaksanaan layanan bimbingan di sekolah. Berdasarkan hal tesebut, maka perlulah disusun program bimbingan di sekolah agar usaha layanan bimbingan di sekolah dapat berhasil serta tepat sasaran.

Berdasarkan penjelasan mengenai program bimbingan dan konseling di sekolah maka yang akan diteliti di SMAN 6 Kendari yakni prosedur pelaksanaan program layanan bimbingan dan konseling. Ridwan (2004: 214) menjelaskan bahawa siklus pelaksanaan program layanan bimbingan dan konseling yakni: 1). Tahap perkenalan, 2). Tahap pelaksanaan, 3) Tahap pemantapan, 4) Tahap pencapaian hasil, 5) tahap tindak lanjut.

Tahapan-tahapan pelaksanaan program bimbingan dan konseling yang di atas menjadi dasar pelaksanaan program layanan oleh guru bimbingan dan konseling di SMA Negeri 6 Kendari.

Berdasarkan hasil wawancara dengan salah seorang guru bimbingan dan konseling, diperoleh informasi bahwa terdapat masalah di sekolah tesebut yaitu, kurangnya partisipasi antara guru bimbingan dan konseling dengan guru mata pelajaran dalam memberikan penyelesaian terhadap masalah siswa, terdapat orangtua siswa yang tidak memenuhi panggilan guru bimbingan dan konseling untuk ke sekolah, sarana dan prasarana yang belum lengkap, masih ada siswa yang belum memahami akan fungsi dari bimbingan dan konseling di sekolah serta pelaksanaan program layanan yang kurang efektif. Tujuan dilakukannya penelitian tersebut adalah yaitu untuk mengetahui prosedur pelaksanaan program layanan bimbingan dan konseling di SMA Negeri 6 Kendari.

Program bimbingan dan konseling

Giyono (2010) menjelaskan program bimbingan dan konseling adalah satuan rencana keseluruhan kegiatan bimbingan dan konseling yang akan dilaksanakan pada periode tertentu, yakni periode bulanan, semester dan tahunan. Selanjutnya, Tohirin (2007: 259) mengemukakan bahwa “program bimbingan dan konseling merupakan suatu rancangan atau rencana kegiatan yang akan dilaksanakan dalam jangka waktu tertentu”. Rancangan atau terancang kegiatan tersebut disusun secara sistematis, terorganisasi, dan terkoordinasi dalam jangka waktu tertentu.

Jenis-jenis program bimbingan dan konseling

Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan BK (2009) merumuskan jenis-jenis program bimbingan dan konseling itu sendiri dibagi menjadi lima yaitu:

(3)

1. Program tahunan

Yaitu program bimbingan dan konseling meliputi seluruh kegiatan pelayanan dan kegiatan pendukung selama satu tahun untuk masing-masing kelas di sekolah/madrasah.

2. Program semesteran

Program semesteran yaitu program bimbingan dan konseling meliputi seluruh kegiatan pelayanan dan kegiatan pendukung selama satu semester untuk masing-masing kelas yang merupakan jabaran dari program tahunan.

3. Program bulanan

Program bulanan merupakan program bimbingan dan konseling yang meliputi seluruh kegiatan pelayanan dan kegiatan pendukung selama satu bulan yang merupakan jabaran program semesteran.

4. Program mingguan

Program mingguan merupakan program pelayanan bimbingan dan konseling yang meliputi seluruh kegiatan pelayanan dan kegiatan pendukung selama satu minggu yang merupakan jabaran dari program bulanan.

5. Program harian

Program harian merupakan program pelayanan bimbingan dan konseling yang dilaksanakan pada hari-hari tertentu dalam satu minggu. Program harian merupakan jabaran dari program mingguan dalam bentuk rencana program pelayanan/pendukung (RPP).

Tahapan penyusunan program bimbingan dan konseling

Miller (dalam Sukardi,1983: 58) menyarankan tahap-tahap kegiatan sebagai berikut:

1. Tahap persiapan

Persiapan kegiatan dilakukan melalui survei, agar dapat menginventarisasi tujuan, kebutuhan dan kemampuan sekolah, serta kesiapan sekolah bersangkutan untuk melaksanakan program bimbingan.

2. Pertemuan-pertemuan permulaan

Tujuan utama dari pertemuan-pertemuan permulaan adalah untuk menanamkan pengertian bagi para peserta tentang tujuan tujuan dari program bimbingan di sekolah. Pertemuan-pertemuan ini melibatkan petugas-petugas yang berminat dan tertarik serta memiliki kemampuan dalam bidang bimbingan dan konseling.

3. Pembentukan panitia sementara

Tujuan dari pembentukan panitia sementara adalah untuk merumuskan program bimbingan.

Tugas-tugas dari panitia sementara ialah untuk menentukan tujuan program bimbingan di sekolah, mempersiapkan bagan organisasi dari program bimbingan, serta membuat kerangka dasar dari program bimbingan.

4. Pembentukan panitia penyelenggara program

Panitia penyelenggara program memunyai tugas utama untuk mempersiapkan program testing, mempersiapkan dan melaksanakan sistem pencatatan, serta mempersiapkan dan melaksanakan latihan bagi para pelaksana program bimbingan dan konseling.

Prosedur pelaksanaan program layanan bimbingan dan konseling di sekolah.

Pemberian layanan bimbingan dan konseling membutuhkan kerja sama, kekompakan, saling pengertian, saling membantu dan saling menunjang di antara para pelaksanaannya. Meskipun sesuatu layanan mungkin mejadi tugas dan rencana dari konselor dan guru pembimbing, tetapi dalam pelaksanaannya sering sekali menuntut partisipasi dan batuan dari para pelaksana pendidikan lainnya.

(4)

Ridwan (2004: 214) menyebutkan siklus implementasi program layanan bimbingan dan konseling yakni:

1. Tahap perkenalan

Tahap perkenalan dilakukan dengan sosialisasi program, dengan maksud untuk memperkenalkan program dan meminta dukungan pihak-pihak pelaksana yang terkait.

2. Tahap pelaksanaan

Guru pembimbing mulai melaksanakan satuan layanan dan satuan pendukung sebagaimana direncanakan, dan ia juga perlu melaksanakan koordinasi dan mengawal pelaksanaan.

3. Tahap pemantapan

Guru pembimbing perlu melakukan pemantapan pelaksanaan program, yakni antara lain meliputi pemantapan sebagai berikut:

a. Pengaturan waktu pelaksanaan.

b. Kemampuannya untuk merealisasikan program.

c. Struktur keterlibatan dan distribusi tugas personil.

d. Kesiapan dan kesungguhan subjek sasaran mengikuti dan melaksanakan layanan.

e. Pencapaian hasil formatif.

4. Tahap pencapaian tujuan

Dalam tahap pencapaian tujuan siklus implementasi program, yang dikehendaki ialah tujuan dalam satuan catur wulan. Ini adalah hal yang wajar, di samping karena kita telah menunjukkan pentingnya evaluasi dan tindak lanjut serta penekanan pada hasil yang berupa proses, formatif dan produk, yang merupakan pencapaian tujuan perantara untuk mencapai tujuan akhir (output).

5. Tahap tindak lanjut

Sesuai dengan namanya, kegiatan tindak lanjut bukanlah kegiatan yang terpisah pelaksanaannya dengan suatu pertimbangan-pertimbangan tertentu, yang dibuat atas dasar hasil suatu penilaian.

Metode Penelitian

Penelitian ini bertempat di SMA Negeri 6 Kendari yang beralamat di Jl. Banda Kelurahan, Punggolaka, Kecamatan Puuwatu, Kota Kendari, Sulawesi Tenggara. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif. Penelitian kualitatif bertujuan untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan dan lain-lain secara holistik dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada sutu konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan sebagai metode alamiah. Penelitian kualitatif menggunakan pendekatan yang bersifat natural atau alamiah, melihat obyek penelitian senatural mungkin, apa adanya dan menyeluruh (Moleong, 2007: 6).

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan wawancara mendalam dan studi dokumentasi.

1. Wawancara mendalam ditujukan kepada kepala sekolah, guru BK dan siswa. Wawancara dilakukan untuk mendapatkan berbagai data tentang prosedur pelaksanaan program layanan bimbingan dan konseling di SMA Negeri 6 kendari.

2. Studi dokumentasi dilakukan untuk memperoleh data tentang program layanan bimbingan dan konseling yang dilaksanakan oleh personil sekolah yakni kepala sekolah, guru bimbingan dan konseling serta partisipasi siswa dalam program tersebut.

Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan analisis data kualitatif. Langkah- langkah analisis kualitatif menurut Miles dan Huberman (Sugiono, 2016: 337) adalah sebagai berikut.

1. Reduksi Data

Proses analisis data dimulai dengan menelaah seluruh data yang tersedia dari berbagai sumber.

Setelah dikaji, langkah berikutnya adalah membuat rangkuman untuk setiap kontak atau pertemuan

(5)

dengan responden. Kemudian peneliti membuat abstraksi, yaitu membuat ringkasan yang inti, proses dan persyaratan yang berasal dari responden tetap dijaga.

2. Penyajian data

Pada proses ini peneliti berusaha menyusun data yang relevan, sehingga menjadi informasi yang dapat disimpulkan dan memiliki memakna tertentu dengan cara menampilkan dan membuat hubungan antar variabel agar peneliti lain atau pembaca laporan penelitian mengerti apa yang telah terjadi dan apa yang perlu ditindaklanjuti untuk mencapai tujuan penelitian.

3. Menarik kesimpulan atau verifikasi data

Tahap ini merupakan tahap penarikan kesimpulan dari semua data yang telah diperoleh sebagai hasil dari penelitian. Penarikan kesimpulan atau verifikasi adalah usaha untuk mencari atau memahami makna/arti, keteraturan pola-pola, penjelasan, alur sebab akibat. Sebelum malakukan penarikan kesimpulan atau verifikasi dari kegiatan-kegiatan sebelumnya. Sesuai dengan pendapat Miles dan Huberman, proses analisis tidak sekali jadi, melainkan interaktif, secara bolak-balik di antara kegiatan reduksi, penyajian dan penarikan kesimpulan atau verifikasi selama waktu penelitian. Setelah melakukan verifikasi maka dapat ditarik kesimpulan berdasarkan hasil penelitian yang disajikan dalam bentuk narasi. Penarikan kesimpulan merupakan tahap akhir dari kegiatan analaisis data. Penarikan kesimpulan ini merupakan tahap akhir dari pengolahan data.

Hasil Penelitian dan Pembahasan Hasil Penelitian

Berdasarkan hasil wawancara yang peneliti lakukan pada subyek penelitian 1 orang kepala sekolah, 2 orang guru bimbingan dan konseling serta 2 orang siswa pada SMA Negeri 6 Kendari diperoleh informasi tentang pelaksanaan program layanan bimbingan dan konseling adalah sebagai berikut.

1. Tahap perkenalan

Tahap perkenalan dalam pelaksanaan program layanan bimbingan dan konseling di sekolah merupakan tahap awal yang dilakukan oleh guru bimbingan dan konseling untuk memperkenalkan program layanan bimbingan dan konseling kepada seluruh personil sekolah. Tujuan dari tahap perkenalan ini adalah untuk memperoleh dukungan dari seluruh pihak-pihak yang terkait dalam pelaksanaan program layanan tersebut. Dalam tahap perkenalan ini, yang dilakukan guru bimbingan dan konseling di antaranya adalah usaha-usaha yang menyangkut kelengkapan administrasi, komunikasi dan manajemennya. Jadi tahap perkenalan dalam program layanan bimbingan dan konseling yang perlu disampaikan guru bimbingan dan konseling kepada seluruh personil sekolah adalah segi-segi yang menyangkut isi satuan layanan, startegi serta taktik untuk mencapai tuujuan, waktu pelayanan, serta pihak-pihak yang terlibat.

2. Tahap pelaksanaan

Tahap pelaksanaan program layanan bimbingan dan konseling, guru bimbingan dan konseling memegang peranan yang sangat penting yakni berperan sebagai ujung tombak pelaksana program.

Pemberian layanan bimbingan dan konseling membutuhkan kerjasama, kekompakan saling membantu, dan saling menunjang di antara para pelaksananya. Meskipun suatu layanan mungkin menjadi tugas dan rencana dari konselor atau guru pembimbing dan konseling, tetapi dalam pelaksanaannya sering kali menuntut partisipasi dan bantuan dari para pelaksana pendidikan lainnya.

Pelaksanaan program layanan bimbingan dan konseling tidak hanya guru BK saja namun melibatkan personil sekolah lainnya yakni kepala sekolah, guru mata pelajaran, wali kelas bahkan melibatkan orangtua murid. Hal ini menunjukkan tahapan pelaksanaan program layanan bimbingan dan konseling menitikberatkan kerja sama serta kekompakan guna menunjang keberhasilan kegiatan tersebut.

(6)

3. Tahap pemantapan

Guru bimbingan dan konseling perlu melakukan tahap pemantapan pelaksanaan program yakni antara lain meliputi pemantapan: pengaturan waktu pelaksanaan, kemampuannya untuk merealisasikan program, struktur keterlibatan dan distribusi tugas personil, kesiapan dan kesungguhan subyek sasaran mengikuti dan melaksanakan layanan, pencapaian hasil formatif.

4. Tahap pencapaian tujuan

Dalam tahap pencapaian tujuan pelaksanaan program ialah tujuan dalam program yang telah diselenggarakan, untuk pencapaian tujuan diperlukan informasi tentang penampilan proses, pencapaian formatif, dan evaluasi sumatif. Hasil dari proses, pancapaian formatif serta evaluasi sumatif dari kegiatan yang diadakan sangat membantu untuk pencapaian tujuan sebab mulai dari proses hingga evaluasi maka dapat diketahui sejauh mana keberhasilan dari pelaksanaan layanan tersebut.

5. Tahap tindak lanjut

Tindak lanjut merupakan tahap akhir dalam implementasi program layanan, guru bimbingan dan konseling melakukan tindak lanjut dengan melakukan anlisis hasil evaluasi, penilaian proses, penilaian formatif, penilaian hasil dan dampak keseluruhan program. Oleh karena pencapaian tujuan dapat berbeda-beda, maka tindak lanjutnya juga berbeda. Kegiatan tindak lanjut dilakukan dengan maksud sebagai kegiatan merancang dan melaksanakan kembali satuan layanan dan kegiatan pendukung pada kesempatan berikut dengan tujuan untuk memperoleh apa yang menjadi sasaran dari program yang dirancang dalam waktu yang telah ditentukan.

Semua kegiatan tindak lanjut dimaksudkan sebagai kegiatan merancang dan melaksanakan kembali satuan layanan yang tidak terlaksana, atau tidak berhasil memenuhi target yang telah ditetapkan dalam suatu program bimbingan dan konseling maka guru BK harus melakukan tindak lanjut atau melaksanakan kembali program tersebut pada kesempatan berikutnya.

Pembahasan

Prosedur pelaksanaan program layanan bimbingan dan konseling merupakan suatu proses pelaksanaan satuan layanan dan satuan pendukung dilaksanakan dalam suatu urutan kegiatan, dalam hal ini periode tertentu yakni periode harian, mingguan, bulanan, semesteran, dan periode tahunan.

Pelaksanaan program bimbingan dan konseling yang sesuai dengan periode-periode tersebut akan membuat pelaksanaan kegiatan layanan bimbingan dan konseling berkesinambungan. Implmentasi program layanan atau penerapan layanan bimbingan dan konseling di SMA Negeri 6 kendari yang meliputi beberapa tahap yakni, tahap perkenalan, tahap pelaksanaan, tahap pemantapan, tahap pencapaian hasil dan tahap tindak lanjut suatu program. Tahapan-tahapan yang terdapat di sekolah tersebut merupakan suatu siklus pelaksanaan program layanan bimbingan dan konseli.

Hal ini sebagaimana penjelasan Ridwan (2004: 214), yang mengemukakan dalam pelaksanaan program layanan bimbingan dan konseling terdapat tahapan-tahapan yakni tahap perkenalan, tahap pelaksanaan, tahap pemantapan, tahap pencapaian hasil dan tahap tindak lanjut. Keberhasilan suatu program layanan bimbingan dan konseling ditentukan oleh kerja sama seluruh personil sekolah hal ini ditandai dengan mulai dari proses perkenalan dari seluruh program layanan yang telah disusun dalam kurun waktu tertentu. Sebelum diimplementasikannya suatu program layanan bimbingan dan konseling terlebih dahulu guru bimbingan dan konseling sebagai penanggung jawab sepenuhnya akan program tersebut memperkenalkan atau melakukan sisoalisasi program, dengan maksud untuk memperoleh dukungan pihak-pihak pelaksana yang terlibat. Hal ini dilakukan guru bimbingan dan konseling dengan tujuan memenuhi prinsip bahawa seseorang bekerja lebih baik bila dilakukannya bersama orang lain.

Tahapan ini berhasil dilakukan dikarenakan guru bimbingan dan konseling di SMA Negeri 6 Kendari melakukan usaha-usaha yang menyangkut kelengkapan administrasi, komunikasi dan manajemennya. Yang perlu diperkenalkan oleh guru BK adalah hal-hal yang menyangkut dengan isi satuan layanan dan strategi serta taktik untuk mencapai tujuan, waktu pelayanan, serta pihak-piha yang terlibat. Hasil dari diadakaannya suatu perkenalan atau sosialisasi terkait program layanan yakni disepakatinya beberapa hal yakni satuan layanan dan kegiatan pendukung yang berupa fungsi dan

(7)

tujuan layanan serta hasil-hasil yang ingin dicapai, struktur keterlibatan personil pelakasana dan distribusi tugas, dan pengaturan waktu penanganan.

Tahap pelaksanaan program layanan guru bimbingan dan konseling dan pihak-pihak yang terlibat melaksanakan satuan layanan dan satuan pendukung sebaagaimana yang direncanakan dan guru BK juga melakukan koordinasi dan mengawasi pelaksnaan. Hal ini ditandai dengan adanya kerja sama anatara guru BK dengan guru mata pelajaran, kepala sekolah, orangtua murid, wali kelas serta orangtua murid. Pelaksanaan program layanan bimbingan dan konseling di SMA Negeri 6 kendari ditandai dengan adanya pemeberian layanan guru BK terhadap siswa yang bermasalah, kerja sama antara guru bimbingan dan konseling, kepala sekolah, guru mata pelajaran, wali kelas dan orangtua murid. Serta siswa yang memperoleh layanan secara langsung dari seluruh personil sekolah yang terlibat dalam program layanan bimbingan dan konseling.

Tahap pemantapan dalam pelaksanaan program layanan bimbingan dan konseling, guru bimbingan dan konseling melakukan pengaturan waktu pelaksanaan layanan yang telah direncanakan, menyesuaikan dengan kemampuan dalam merealisasikan program yang telah ditetapkan, menetukan keterlibatan pihak-pihak yang memiliki peran dalam program layanan tersebut (seluruh pesonil sekolah), mengetahui sejauh mana kesiapan siswa yang menjadi sasaran atau tujuan dari pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling. Ridwan (2004: 211) mengemukakan tahapan pemantapan program bimbingan dan konseling adalah: 1) Pengaturan waktu pelaksanaan, 2) Kemampuannya untuk merealisasikan program, 3) Struktur keterlibatan dan distribusi tugas personil, 4) Kesiapan dan kesungguhan subjek sasaran mengikuti dan melaksanakan layanan, 5) Pencapaian hasil formatif.

Sedangkan tahap pencapaian tujuan program layanan bimbingan dan konseling, guru bimbingan dan konseling melakukan peninjauan terhadap proses yang telah berlangsung yakni untuk memastikan sejauh mana partisipasi pihak-pihak yang terlibat dalam program layanan tersebut. Guru bimbingan dan konseling mengaji informasi tentang penampilan proses, pencapaian formatif, dan pencapaian produk (sumatif), dan untuk keperluan ini diberikan oleh kegiatan evaluasi proses, evaluasi formatif, dan evaluasi sumatif.

Sedangkan tahap yang terakhir yaitu tahap tindak lanjut dalam mengimplementasikan program layanan bimbingan dan konseling di sekolah. Guru BK melakukan tindak lanjut terhadap kegiatan yang telah diadakan seperti, penilaian proses, penilaian formatif, penilaian hasil dan dampak keseluruhan program. Dalam tahap tindak lanjut, kadang terdapat program yang tidak terselenggara atau program yang belum selesai tetapi waktu yang ditetapkan telah berakhir maka guru bimbingan dan konseling melakukan tindak lanjut terhadap program tersebut.

Kesimpulan dan Saran Kesimpulan

Berdasarkan uraian hasil penelitian dan pembahasan, dapat disimpulkan bahwa prosedur pelaksanaan program layanan bimbingan dan konseling di SMA Negeri 6 Kendari adalah sebagai berikut: 1) Tahap perkenalan program layanan meliputi: satuan layanan dan kegiatan pendukung yang merupakan fungsi dan tujuan program, hasil yang ingin dicapai dari program tersebut, struktur keterlibatan personil pelaksana dan distribusi tugas, dan pengaturan waktu pelaksanaan. 2) Tahap pelaksanaan program layanan meliputi: pemberian layanan bimbingan dan konseling, kerja sama antara guru bimbingan dan konseling dan personil sekolah lainnya, serta pengawasan pelaksanaan program layanan. 3) Tahap pemantapan program layanan meliputi: pengaturan waktu pelaksanaan, kemampuan dalam merealisasikan program, keterlibatan pihak-pihak yang memiliki peran dalam program, pencapaian hasil formatif. 4) Tahap pencapaian tujuan program layanan meliputi: kegiatan evaluasi proses, evaluasi formatif, dan evaluasi sumatif. dan 5) Tahap tindak lanjut program layanan meliputi: penilaian proses, penilaian formatif, penilaian hasil dan dampak keseluruhan program

(8)

Saran

Beberapa saran yang dapat dikemukakan dalam penelitian ini yaitu:

1. Bagi kepala sekolah, agar lebih berpartisipasi lagi dalam memberikan dukungan kepada guru bimbingan dan konseling dalam bentuk sarana dan prasarana yang dibutuhkan dalam mengimplementasikan program-program yang telah disusun oleh guru bimbingan dan konseling.

2. Bagi guru bimbingan dan konseling, dengan adanya program-program layanan yang disusun mulai dari program tahunan, program semester, program bulanan, program mingguan dan program harian hingga dirampung dalam bentuk silabus supaya guru bimbingan dan konseling lebih aktif lagi dalam merealisasikan seluruh program yang ada.

3. Bagi siswa, dengan mengetahui adanya program layanan bimbingan dan konseling, siswa dapat mengikuti program yanga ada sehingga siswa benar-benar terlibat langsung dalam pemberian layanan hal ini dapat menunjang kualitas pendidikan di SMA Negeri 6 Kendari.

Daftar Pustaka

Alief, Zaenal. (2010). Dasar-dasar Bimbingan dan Konseling .Yogyakarta: Grafindo Litera Media.

Aqib, Zainal. (2012) Ikhtisar Bimbingan dan Konseling di Sekolah, Bandung: Yrama Widya.

Arikunto, Suharsimi. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

Moleong, Lexy J. (2010). Metoologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Rosdakarya.

Jumhur, I & Surya, M. (1975). Bimbingan dan Penyuluhan di Sekolah. Bandung: CV Ilmu.

Prayitno. (2004). Dasar-dasar bimbingan dan Konseling. Jakarta: PT.Rineka Cipta.

Salahudin, Anas. (2010). Bimbingan dan Konseling. Bandung: Pustaka Setia.

Sugiyono. (2014). Metode Penelitian Kuantitatif Dan Kualitatif R&D. Bandung: Alfabeta.

Sukardi, Dewa Ketut. (2000). Pengantar Pelaksanaan Bimbingan dan Konseling Di Sekolah. Jakarta:

Rineka Cipta.

Suryanti. (2014). Program Bimbingan dan konseling Di SMP. Jurnal Cemerlang ,Vol. II, No. 2.

Tohirin. (2007). Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah Berbasis Integrasi (Jakarta: PT Grafindo Persada).

Walgito, Bimo. (2005) Bimbingan dan Konseling (Studi & Karir),Yogyakarta: Andi.

Winkel, W.S,. (1997). Bimbingan dan Konseling di Institusi Pendidikan. Jakarta: Grasindo.

Referensi

Dokumen terkait

Adapun persepsi terhadap kegiatan layanan bimbingan dan konseling yaitu terkategori sangat tepat yang disebabkan oleh alasan bahwa kegiatan-kegiatan dalam

Disela-sela kesibukan Bapak/Ibu Guru BK dalam memberikan layanan Bimbingan dan Konseling di sekolah, saya memohon kesediaan Bapak/Ibu Guru BK untuk meluangkan waktu dan

Pada akhir siklus II (kedua), hasil supervisi akademik dengan melakukan pendampingan guru bimbingan konseling dalam penyusunan rencana pelaksanaan layanan

Dalam tahap pelaksanaan program bimbingan dan konseling di SMP Negeri 2 Kota Gorontalo: 1) Pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling belum sesuai dengan apa yang

Assessment siswa untuk penyusunan program Bimbingan dan Konseling di Sekolah Menengah Pertama Negeri 9 Pekanbaru adalah (1) guru bimbingan konseling melakukan

Hasil dari layanan Bimbingan dan Konseling selanjutnya disampaikan kepada guru mata pelajaran agar menjadi refleksi guru dan perbaikan pembelajaran yang lebih sesuai dengan

Berdasarkan hasil wawancara pada aspek layanan bimbingan belajar, guru bimbingan dan konseling sudah melaksanakan layanan bimbingan belajar dengan baik, dibuktikan

Pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling yang seharusnya dilakukan secara profesional untuk meningkatkan kualitas program bimbingan dan konseling menemui berbagai kendala, salah