• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS PELAKSANAAN PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING DI SMP NEGERI 2 KOTA GORONTALO ABSTRAK

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "ANALISIS PELAKSANAAN PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING DI SMP NEGERI 2 KOTA GORONTALO ABSTRAK"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

2

ANALISIS PELAKSANAAN PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING DI SMP NEGERI 2 KOTA GORONTALO

Hamja Abdullah1), Maryam Rahim2), Mardia Bin Smith3) ABSTRAK

Permasalahan dalam penelitian ini adalah bahwa optimalnya pelaksanaan program bimbingan dan konseling di SMP Negeri 2 Kota Gorontalo. Tujuan penelitian ini adalah bagaimana pelaksanaan program bimbingan dan konseling di SMP Negeri 2 Kota Gorontalo. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif, dimaksudkan untuk mengetahui pelaksanaan program bimbingan dan konseling di SMP Negeri 2 Kota Gorontalo. Sumber data dalam penelitian ini adalah guru bimbingan dan konseling 3 orang, koordinator bimbingan dan konseling 1 orang, guru bidang studi lain 3 orang dan siswa 3 orang, jadi jumlah secara keseluruhan 10 orang. Teknik penggumpulan data dengan mengunakan observasi, wawancara dan studi dokumen. Hasil penelitian ini mengambarkan bahwa pelaksanaan program bimbingan dan konseling di SMP Negeri 2 Kota Gorontalo yang meliputi, tahap perencanaan, tahap pelaksanaan, tahap penilaian, tahap analisis hasil dan tahap tindak lanjut, belum terlaksana dengan maksimal. Agar pelaksanaan program bimbingan dan konseling di SMP Negeri 2 Kota Gorontalo dapat berjalan dengan maksimal maka harus ada jam khusus bimbingan dan konseling, harus ada ruangan yang mendukung pelaksanaan bimbingan dan konseling.

(3)

3 1. PENDAHULUAN

Kenyataan yang ditemukan di SMP Negeri 2 Kota Gorontalo, terkaait dengan pelaksanaan program bimbingan dan konseling belum sesuai dengan prosedur yang sebenarnya. Kurangnya fasilitas yang mendukung pelaksanaan program bimbingan dan konseling seperti ruangan bimbingan kelompok, ruangan konseling individual dan ruangan konseeling kelompok, tidak ada jam khusus bimbingan dan konseling, kurangnya kerja sama antara guru bimbingan dan konseling dengan orang tua siswa, guru bimbingan dan konseling menangani siswa yang bermasalah saja. Melihat permasalahan-permasalahan tersebut, maka perlu dilakukan penelitian secara empiris untuk mengetahui lebih jauh tentang pelaksanaan program bimbingan dan konseling di SMP Negeri 2 Kota Gorontalo. Penelitian ini dirumuskan dalam judul “Analisis Pelaksanaan Program Bimbingan dan Konseling di SMP Negeri 2 Kota Gorontalo”

Tujuan penelitian adalah mengetahui pelaksanaan program bimbingan dan konseling di SMP Negeri 2 Kota Gorontalo.

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat: (a) secara teoritis penelitian ini sangat bermanfaat dan memperkaya kajian tentang pelaksanan program bimbingan dan konseling, (b) Secara praktis, penelitian ini diharapakan dapat bermanfaat untuk meningkatkaan pelaksanaan program bimbingan dan konseling di sekolah, khususnya di SMP Negeri 2 Kota Gorontalo.

2. KAJIAN TEORETIS

Menurut Hikmawati (2011: 1) “bimbingan dan konseling adalah pelayanan bantuan untuk peserta didik, baik secara perorangan maupun kelompok, agar mampu mandiri dan berkembang secara optimal, dalam bidang pengembangan kehidupan pribadi, kehidupan sosial, kemampuan belajar, dan perencanaan karir, melalui berbagai jenis layanan dan kegiatan pendukung berdasarkan norma-norma yang berlaku”. Menurut Ertiati (2012: 6) “Bimbingan dan konseling adalah proses pemberian bantuan yang dilakukan oleh seorang yang ahli untuk mencari penyelesaian masalah”. Menurut Damayanti (2012: 9) “Bimbingan dan konseling merupakan proses interaksi antara konselor dengan konseli secara langsung atau tidak langsung dalam rangka membantu konseli agar dapat mengembangkan dirinya atau memecahkan masalah yang dialaminya”.

Berdasarkan beberapa pendapat

para

ahli

disimpulkan

bahwa

bimbingan

dan

konseling

adalah

proses pemberian bantuan yang

diberikan oleh seorang ahli kepada

seseorang atau sekelompok orang

untuk

dapat

menyelesaikan

permasalahan yang dialaminya dan

dapat mengembangkan potensi yang

ada pada dirinya secara optimal serta

mampu hidup mandiri.

a. Penyusunan Program Bimbingan dan Konseling di Sekolah

Menurut Sukardi dan Kusmawati (2008: 36-43) kegiatan penyusunan program bimbingan dan konseling di sekolah perlu dipersiapkanmelalui langkah-langkah sebagaai berikut :

(4)

4 1) Studi Kelayakan

Studi kelayakan adalah seperangkat kegiatan dalam mengumpulkan berbagai informasi tentang hal-hal yang dibutuhkan untuk penyusunan program bimbingan dan konseling di sekolah. Dengan adanya studi kelayakan ini, kesimpulan dan saran-saran yang disajikan pada akhir studi dipakai sebagai tolak ukur untuk menentukan program bimbingan dan konseling yang perlu dikembangkan di sekolah.

2) Penyusunan Program Bimbingan dan Konseling

Dalam tahap penyusunan program bimbingan dan konseling hendaknya perlu diperhatikan beberapa pertimbangan, di antaranya: (1) Penyusunan program bimbingan dan konseling hendaknya merumuskan masalah-masalah yang dihadapi oleh: (a) Siswa, baik yang berkenaan dengan masalah pribadi, sosial, belajar dan karir, (b) Guru pembimbing harus dapat memberikan pelayanan bimbingan dan konseling di sekolah dengan baik,( c) Kepala sekolah berperan dalam proses pengelolaan bimbingan dan konseling di sekolah, (2) Dalam penyusunan program bimbingan dan konseling hendaknya dirumuskan dengan jelas tujuan yang ingin dicapai,( 3) Dalam penyusunan program bimbingan dan konseling di sekolah hendaknya diperhatikan fasilitas, serta anggaran biaya yang diperlukan untuk memperlancar jalannya kegiatan bimbingan dan konseling di sekolah.

3) Konsultasi Usulan Program Bimbingan dan Konseling

Dalam kegiatan konsultasi usulan program bimbingan dan konseling adalah berupa pertemuan atau rapat guru

pembimbing (konselor) dan petugas lain yang terkait untuk membahas usulan atau rancangan program bimbingan dan konseling. Beberapa kegiatan yang bisa dilakukan sebagaimana telah dikemukakan terdahulu adalah sebagai berikut:

a) Pertemuan-Pertemuan Pemula

Tujuan utama dari pertemuan pemula adalah untuk menanamkan pengertian bagi para peserta pertemuan (guru pembimbing, wali kelas, guru mata pelajara), staf administrasi bimbingan dan konseling, dan persoalan lainnya) tentang pertemuan ini melibatkan petugas-petugas terkait, yang berminat dan tertarik, serta memiliki kemampuan dalam bidang bimbingan dan konseling.

b) Pembentukan Panitia Sementara Kegiatan pembentukan panitia sementara adalah bertujuan untuk merumuskan program bimbingan dan konseling. Tugas-tugas dari panitia sementara ialah mencakup tugas menentukan program bimbingan, rincian kegiatan, mempersiapkan bagan atau pola organisasi dari program bimbingan dan konseling serta membuat kerangka dasar dari program bimbingan dan konseling. c) Pembentukan Panitia Penyelengara

Program

Terbentuknya panitia penyelenggara bimbingan dan konseling, selanjutnya mempunyai tugas-tugas yaitu: mempersiapkan pelaksanaan program pelayanan bimbingan dan konseling, mempersiapkan pelaksanaan sistem pencatatan, dan mempersiapkan pelaksanaan pelatihan bagi para pelaksanaan program bimbingan dan konseling.

(5)

5 d) Penyedian Fasilitas fisik dan teknis

(1) Fasilitas fisik adalah ruang bimbingan dan konseling: a) Ruang kerja konselor; b) Ruang pertemuan; c) Ruang administrasi/tata usaha bimbingan dan konseling; d) Ruang penyimpanan data dan catatan-catatan; e) Ruang tunggu serta alat-alat perlengkapan ruang bimbingan dan konseling: 1) Meja, kursi-kursi; (2) Tempat penyimpanan catatan-catatan locker, lemari, rak dan sebagainya; (3) Papan tulis dan papan pengumuman.

(2) Fasilitas teknis adalah alat-alat penghimpun data seperti: angket, inventory, daftar cek. Untuk memperlancar jalannya pelaksanaan program bimbingan dan konseling di sekolah, salah satunya didukung oleh fasilitas. fasilitas yang memadai akan memperlancar jalannya pelaksanaan program bimbingan dan konseling baik itu fasilitas fisik maupun teknis.

e) Penyedian Anggaran Biaya

Dalam pelaksanaan kegiatan bimbingan dan konseling ini juga membutuhkan biaya, untuk memperlancar kegiatan bimbingan dan konseling selain itu persiapan anggaran juga harus memadai sesuai dengan biaya personal, pengadaan dan pengembangan alat-alat teknis, biaya operasional, biaya penelitian atau riset.

f) Pengorganisasian

Untuk mencapai tujuan yang optimal dalam pelaksanaan program bimbingan dan konseling di sekolah, maka diperlukan pengorganisasian kegiatan layanan bimbingan dan konseling yang baik. Pengorganisasian dalam pengertian umum berarti suatu bentuk kegiatan yang mengatur cara kerja, prosedur kerja, dan pola kerja. atau mekanisme kerja kegiatan layanan bimbingan dan konseling.

b. Pelaksanaan Program Bimbingan dan Konseling di Sekolah

Menurut Syamsu (2009: 77-94) “pelaksanaan program bimbingan dan konseling meliputi”:

1) Kurikulum Bimbingan (Layanan Dasar Bimbingan)

Kurikulum bimbingan diartikan sebagai proses pemberian bantuan kepada siswa melalui kegiatan-kegiatan secara klasikal atau kelompok yang disajikan secara sistematis dalam rangka membantu perkembangan dirinya secara optimal. Tujuan dari layanan kurikulum bimbingan tersebut ialah membantu siswa agar dapat memperoleh perkembangan yang normal, mempunyai mental yang kuat, dan mendapat keterampilan dalam hidup. Selain itu juga membantu siswa dalam tugas-tugas perkembangannya.

2) Responsif

Responsif merupakan “pemberian bantuan kepada siswa yang memiliki kebutuhan dan masalah yang memerlukan pertolongan dengan segera”. Tujuan dari layanan responsif adalah membantu siswa agar dapat memenuhi kebutuhannya dan memecahkan masalah yang dialaminya atau membantu siswa yang mengalami

(6)

6 hambatan, kegagalan dalam mencapai tugas-tugas perkembangan.

3) Perencanaan Individual

Perencanaan individual merupakan proses pemberian bantuan kepada siswa agar siswa mampu hidup mandiri dan bisa memahami dirinya sendiri dan lingkungan di sekitarnya serta mampu merancang masa depan dengan baik. Layanan perencanaan individual bertujuan untuk membantu siswa agar; 1) Memiliki pemahaman tentang diri dan lingkungannya; 2) Mampu merumuskan tujuan, perencanaan, atau pengelolaan terhadap perkembangan dirinya, baik menyangkut aspek pribadi, sosial, belajar dan karir dan; 3) Dapat melakukan kegiatan berdasarkan pemahaman, tujuan, dan rencana yang telah dirumuskannya. 4). Dukungan Sistem

Dukungan sistem ialah memberikan dukungan kepada konselor agar memperlancar penyelenggaraan program bimbingan dan konseling di sekolah. Tanpa dukungan dari orang lain maka kegiatan bimbingan dan konseling tersebut akan terhambat selain itu dukungan sistem ini juga menamba semangat kerja konselor dalam menjalankan tugasnya.

c. Tahap-Tahap Pelaksanaan Program Bimbingan dan Konseling di Sekolah

Pelaksanaan program satuan kegiatan yaitu kegiatan layanan dan kegiatan pendukung merupakan unjuk tombak dari kegiatan bimbingan dan konseling secara keseluruhan. Menurut Wardati dan Jauhari (2011: 77-78) tahap-tahap pelaksanaan program bimbingan dan konseling dibagi menjadi lima bagian.

1) Tahap perencanaan, program satuan layanan dan kegiatan pendukung direncanakan secara tertulis dengan memuat sasaran, tujuan, materi, metode, waktu, tempat, dan rencana penilayan. 2) Tahap pelaksanaan, program

tertulis satuan kegiatan (layanan atau pendukung) dilaksanakan sesuai dengan perencanaannya. 3) Tahap penilaian, hasil kegiatan

diukur dengan nilai.

4) Tahap nalisis hasil, hasil penilaian dianalisis untuk mengetahui aspek-aspek yang perlu mendapat perhatian lebih lanjut.

5) Tahap tindak lanjut, hasil kegiatan ditindaklanjuti berdasarkan hasil analisis yang dilakukan sebelumnya, melalui layanan dan pendukung yang relevan.

3 . METODE PENELITIAN a. Tahap-Tahap Penelitian

1)

Penelitian Pendahuluan

Dari penelitian pendahuluan ini

diketahui dengan dipahami

masalah-masalah yang harus diteliti yang

menjadi pegangan bagi peneliti ketika

pada saat melakukan penelitian.

2)

Pengembangan Desain

Pengembangan

desain

ini

dilakukan dalam bentuk menyusun

kerangka penelitian sesuai dengan apa

yang dilakukan pada saat di lapangan

dengan waktu yang sudah ditentukan.

3)

Penelitian Sebenarnya

Pada tahap ini peneliti

benar-benar melakukan penelitian sehingga

(7)

7

hasil yang diperoleh dari penelitian itu

sesuai dengan kenyataan yang

benar-benar terjadi di lapangan tanpa

mengarang-ngarang

hasil

yang

diperoleh.

4)

Penulisan Laporan

Penulisan laporan merupakan

tahap akhir dalam penelitian, hasil

penelitian disatukan menjadi satu

kemudian disusun sesuai prosedur

penyusunan laporan sehingga menjadi

sebuah hasil karya penelitian yang

sudah berbentuk laporan skripsi.

b. Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan deskriptif yakni suatu metode yang menguraikan (mengambarkan) peristiwa yang sebenarnya terjadi di lapangan sesuai dengan permasalahan penelitian.

c. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di

SMP Negeri 2 Kota Gorontalo yang

berlokasi di jl. Budi Utomo, Kel

Limba U I, Kec Kota Selatan Kota

Gorontalo dan dilaksanakan pada

bulan Desember sampai bulan Oktober

2014.

d. Prosedur Pengumpulan Data

Teknik yang digunakan dalam mengumpulkan data penelitian adalah sebagai berikut:

1) Observasi (Pengamatan)

Observasi yang dilakukan dalam rangka mengidentifikasi bagaimana pelaksanaan program bimbingan dan

konseling di SMP Negeri 2 Kota Gorontalo. Peneliti hadir untuk mengamati secara langsung aktivitas guru bimbingan dan konseling serta pelaksanaan program bimbingan dan konseling di sekolah tersebut.

2) Wawancara

Wawancara adalah percakapan yang dilakukan dengan maksud untuk mendapatkan informasi mengenai pelaksanaan program bimbingan dan konseling di sekolah, yang mana pewawancara memberikan pertanyaan tertentu kepada responden dan responden memberikan jawaban atas pertanyaan yang diberikan.

3) Studi Dokumen

Studi dokumen dalam penelitian ini sebagai pelengkap data-data yang berkaitan dengan kepentingan penelitian, seperti dokumen program kerja bimbingan dan konseling. Hal tersebut dilakukan demi memperkuat data penelitian tentang pelaksanaan program bimbingan dan konseling di SMP Negeri 2 Kota Gorontalo.

4) Sumber Data

Sumber data dalam penelitian ini adalah guru bimbingan dan konseling, koordinator bimbingan dan konseling, guru-guru bidang studi lain dan siswa.

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

a. Tahap Perencanaan Program Bimbingan dan Konseling di SMP Negeri 2 Kota Gorontalo

Dalam tahap perencanaan pelaksanaan program bimbingan dan

(8)

8 konseling di SMP Negeri 2 Kota Gorontalo: 1) Penyusunan bimbingan dan konseling sudah seessuai dengan kebutuhan siswa, 2) Program yang disusun ditujukan pada masing-masing kelas, 3) Program yang disusun mencakup bidang social belajar dan karir, 4) Metode yang sering digunakan guru bimbingan dan konseling ialah konseling individual, bimbingan kelompok dan konseling kelompok, 5) Pelaksaanaan program bimbingan dan konseling tidak secara rutin.

b. Tahap Pelaksanaan Program Bimbingan dan Konseling di SMP Negeri 2 Kota Gorontalo

Dalam tahap pelaksanaan program bimbingan dan konseling di SMP Negeri 2 Kota Gorontalo: 1) Pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling belum sesuai dengan apa yang direncanakan, 2) Pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling ketika melihat guru kelas yang tidak hadir, 3) Dukungan sekolah memberikan satu ruangan bimbingan dan konseling selain itu menanggung biaya perjalanan ke rumah siswa, 4) Guru bimbingan dan konseling melakukan kerjasama dengan guru mata pelajaran lain untuk membantu siswa dalam mengatasi masalah-masalah yang dialamii oleh siswa, 5) Siswa ketika memperoleh layanan bimbingan dan konseling itu tidak menentu, 6) Siswa merasa puas dengan layanan yang diberikan guru bimbingan dan konseling.

c. Tahap Penilaian Program Bimbingan dan Konseling di SMP Negeri 2 Kota Gorontalo

Dalam tahap penilaia program bimbingan dan konseling di SMP Negeri 2 Kota Gorontalo: 1) Seorang guru bimbingan dan konseling melakukan

penilaian ketika sudah selesai memberikan layanan, atau selesai melayani siswa yang bermasalah, 2) Cara melakukan penilaian seperti guru bimbingan dan konseling melihat perkembangan peserta didik ketika suda selesai memberikan layanan apakah sudah berubah atau belum, 3) Guru bimbingan dan konseling juga harus mencari informasi terkait denggan perkembangan peserta didik kepada guru-guru lain, temam-teman kelas, orang tua peseta didik dan masyarakat, 5) Ketika seorang guru bimbingan dan konseling sudah mendapatkan informasi dari guru-guru, teman-teman kelas, orang tua siswa dan masyarakat maka guru bimbingan dan konseling sudah mengetahui hasil yang akan diperoleh.

d. Tahap Analisis Hasil Penilaian Program Bimbingan dan Konseling di SMP Negeri 2 Kota Gorontalo

Tahap analisis hasil penilaian program bimbingan dan konseling di SMP Negeri 2 Kota Gorontalo: 1) Guru bimbingan dan konseling akan melakukan analisis dari hasil penilaian yang diperoleh pada saat melakukaan layanan, 2) Kemudian dari hasil ini guru bimbingan dan konseling akan melihat bahwa masalah-masalah tertentu yang membutukan tindak lanjut dan masalah-masalah yang tidak membutukan tindak lanju, 3). Masalah yang membutukan tindak lanjut maka guru bimbingan dan konseling melakukan tindak lanjut. e. Tahap Tindak Lanjut Program

Bimbingan dan Konseling di SMP Negeri 2 Kota Gorontalo

Dalam tahap tindak lanjut program bimbingan dan konseling di SMP Negeri 2 Kota Gorontalo: 1) Tahap tindak lanjut program bimbingan dan konseling telah dilaksanakan oleh guru bimbingan

(9)

9 dan konseling seperti melakukan konfrensi kasus, alih tangan kasus dan kunjungan rumah. 2) Guru bimbingan dan konseling melakukan tindak lanujut tersebut sesuai dengan permasalahan-permasalahan yang dibuat oleh peserta didik sehingga dapat membantu peserta didik dalam menyelesaikan masalahya. 5. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan program bimbingan dan konseling di SMP Negeri 2 Kota Gorontalo belum terlaksana dengan maksimal, hal ini dapat dilihat dari pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling belum sesuai dengan apa yang direncanakan, karena tidak ada jam khusus untuk bimbingan dan konseling. Sehingga siswa memperoleh layanan bimbingan dan konseling ketika ada kelas yang gurunya tidak hadir atau siswa membuat masalah seperti bolos sekolah, tidak hadir tanpa pemberitahuan, tidak membuat tugas dan berkelahi. Selain itu masih kurangnya fasilitas seperti ruangan konseling individual, ruangan bimbingan kelompok dan konseling kelompok.

DAFTAR PUSTAKA

Hikmawati Fenti. 2011. Bimbingan Konseling Edisi Revisi. Jakarta : PT Rajagrafindo Persada.

Suhesti Ertiati Endang. 2012. Bagaimana Konselor Sekolah Bersikap. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Damayanti dan Nadya. 2012 Buku Pengantar Panduan Bimbingan dan Konseling. Yogyakarta: Aksara. Sukardi Ketut Dewa dan Kusmawati Nila. 2008. Proses Bimbingan dan Konseling di Sekolah. Jakarta: Rineka Cipta.

Syamsu dan Juntika. 2010. Landasan Bimbingab Dan Konseling. Bandung: PT Remaja Rosdakarya

Wardati dan Jauhar Mohammad. 2011. Implementasi Bimbingan dan Konseling di Sekolah. Jakarta: Prestasi Pustaka Publisher.

Referensi

Dokumen terkait

Sedangkan menurut Djoko Pekik Irianto (2006: 3), status gizi adalah ekspresi dari keadanan keseimbangan dalam bentuk variable tertentu atau dapat dikatakan bahwa status

(2009) menyatakan semangat kerja yang rendah, akan selalu menyebabkan produktivitas kerja karyawan yang rendah. Mendetail lebih lanjut serta mengacu pada uraian latar

Indikator dari mutu sekolah adalah sebagai berikut: (1) Kualitas proses belajar mengajar, yaitu penyampaian materi pembelajaran yang didukung kemampuan guru yang

alat penangkap ikan. Cara ini hanya menyebabkan kerusakan yang lebih parah terhadap pertumbuhan terumbu karang sehingga mengancam kelangsungan fungsi ekosistem ini untuk

Dari berbagai pendapat dapat disimpulkan bahwa pengertian kepuasan masyarakat adalah tingkat perasaan masyarakat atau publik dalam menggunakan suatu pelayanan atau

Gambar 3.1 Bagan Alir Rencana Kerja Tugas Akhir Start Survey Lapangan Identifikasi Masalah Pengumpulan Data Analisis Hidrologi Data Sekunder : -Data curah hujan -Peta topografi

Meningkatkan capacity building and quality management menuju daya saing yang tinggi melalui penerapan “ good governance ” pada tingkat fakultas maupun program studi,

Hasil pengujian menunjukkan tingkat keberhasilan menerima perintah suara dari kondisi yang sudah ditentukan dan pengucapan perintah suara yang memiliki variasi sama