KELAYAKAN USAHA PEMBUKAAN CABANG TOKO CAT ANEKA RAGAM
Daniel Surya Santoso Universitas Katolik Parahyangan
ABSTRACT
In the era of business competition is tight, Toko Cat Aneka Ragam diverse want to expand the distribution under by opening a branch for the first time in the complex Batununggal. But there are some problems in opening of the branch of this business capital needs as big enough and there is the risk of business. Needed the planning stage so that the opening of the branch will be having the risk that minimum, are required of a feasibility study which includes the aspect of the market, marketing, technical, and financial. Based on the analysis of every aspect of the feasibility of business, all aspect of meet the eligibility criteria expressed. Several recommendations that can be given is ready to add a fleet of rapid delivery to delivery of services can always maintained. It also must be more attention the issue of price increases, because before raise the price must monitor the price of the competitor first.
Keywords : Feasibility Study, Market, Marketing, Technical, Financial ABSTRAK
Pada era persaingan bisnis yang semakin ketat, Toko Cat Aneka Ragam ingin memperluas jalur distribusinya dengan membuka cabang untuk pertama kalinya di Komplek Batununggal. Namun terdapat beberapa masalah dalam pembukaan cabang ini seperti membutuhkan modal usaha yang cukup besar dan terdapat resiko usaha. Dibutuhkan tahap perencanaan agar pembukaan cabang yang akan dilakukan memiliki resiko yang minimum, diantaranya diperlukan suatu studi kelayakan yang meliputi aspek pasar, pemasaran, teknis, dan finansial. Berdasarkan hasil analisis kelayakan usaha setiap aspek, seluruh aspek dinyatakan memenuhi kriteria kelayakan. Beberapa rekomendasi yang dapat diberikan adalah siap menambah armada pengiriman agar pelayanan pengiriman cepat dapat selalu dipertahankan. Selain itu juga harus lebih diperhatikan masalah kenaikan harga, karena sebelum menaikan harga harus memantau harga para pesaing terlebih dahulu.
Kata Kunci: Kelayakan Usaha, Pasar, Pemasaran, Teknis, Finansial
PENDAHULUAN
Pada era persaingan bisnis yang semakin ketat, banyak pembisnis yang mengembangkan bisnisnya dengan berbagai macam cara salah satunya dengan
memperluas jalur distribusinya dengan cara salah satunya adalah membuka cabang. Pembukaan cabang membuat suatu usaha dapat menjangkau pasar lebih luas. Namun pembukaan cabang membutuhkan modal yang cukup besar
dan terdapat resiko sehingga perlu diuji kelayakannya. Maka dari itu sebelum memulai usaha, sebaiknya dilakukan analisis kelayakan usaha terlebih dahulu.
Tujuan dari menganalisis kelayakan suatu usaha adalah agar pemilik usaha dapat mengetahui dan mengantisipasi risiko yang terdapat pada usaha tersebut, memudahkan perencanaan, seperti merencanakan seberapa besar dana yang dibutuhkan, dan masih banyak lagi.
Dalam analisis kelayakan bisnis terdapat beberapa aspek yang menjadi pertimbangan dalam memulai usaha baru seperti aspek pasar, aspek pemasaran, aspek teknis dan juga yang terpenting adalah aspek keuangan. Dengan pertimbangan aspek-aspek tersebut, pada akhirnya dapat disimpulkan apakah suatu usaha tersebut layak atau tidak untuk dijalankan. Analisis kelayakan bisnis tidak hanya terbatas pada pendirian usaha baru, namun dapat juga dilakukan pada pembukaan cabang baru atau pembelian perusahaan.
Toko cat Aneka Ragam, didirikan oleh Bapak Akih pada tahun 1970-an, terletak di Jalan Pungkur No.20, Bandung.
Sejak tahun 1999, toko ini sepenuhnya diteruskan oleh anaknya yang benama Bapak Prabowo. Pada era kepemimpinan Beliau, usaha toko cat ini berhasil dikembangkan dengan baik dan menjadi semakin maju.
Untuk membuat usahanya lebih maju lagi, pemilik berencana membuka cabang baru yang berlokasi di Komplek Perumahan Batununggal. Adanya resiko dalam setiap usaha, demikian juga pembukaan cabang baru Aneka Ragam perlu dianalisis lebih lanjut. Analisis ini dilakukan agar pemilik mengetahui apakah pembukaan cabang baru yang berlokasi di di Komplek Perumahan Batununggal ini layak atau tidak untuk dilaksanakan. Hasil analisis ini membuat pembukaan cabang baru Aneka Ragam lebih tidak beresiko.
Resiko yang terberat adalah gulung tikar.
Penelitian dilakukan untuk mengetahui kelayakan pembukaan cabang baru dari aspek pasar, pemasaran, teknis, dan finansial beserta rekomendasinya.
Terdapat beberapa batasan agar penelitian ini tetap terfokus dan tidak menjadi terlalu luas seperti lokasi yang diteliti hanya di Komplek Batununggal Indah dan aspek yang digunakan hanya aspek pasar, pemasaran, teknis, dan finansial
KAJIAN LITERATUR
Studi kelayakan merupakan bahan pertimbangan dalam mengambil suatu keputusan, apakah menerima atau menolak dari suatu gagasan usaha yang direnca- nakan. Pengertian layak dalam penilaian ini adalah kemungkinan dari gagasan suatu usaha yang akan dilaksanakan memberi- kan manfaat (benefit), baik dalam arti financial benefit maupun dalam arti social benefit. Layaknya suatu gagasan usaha dalam arti social benefit tidak selalu menggambarkan layak dalam arti financial benefit, tergantung dari segi penilaian yang dilakukan (Ibrahim, 2003) dalam (Lutfi, 2010).
Studi kelayakan bisnis merupakan penelitian terhadap rencana bisnis yang tidak hanya menganalisis layak atau tidak layak bisnis dibangun, tetapi juga saat dioperasionalkan secara rutin dalam rangka pencapaian keuntungan yang maksimal untuk waktu yang tidak ditentukan, misalnya rencana peluncuran produk baru (Umar, 2003). Aspek-aspek bisnis apa saja yang harus dikaji dalam rangka studi kelayakan bisnis antara lain aspek pasar, pemasaran, teknis, finansial, hukum, dan lain-lain.
Aspek Pasar penting dilakukan karena tidak ada proyek bisnis yang berhasil tanpa adanya permintaan atas barang/jasa yang dihasilkan proyek tersebut (Umar,2003). Pada dasarnya, analisis aspek pasar bertujuan antara lain
untuk mengetahui berapa besar luas pasar, pertumbuhan permintaan, dan market share dari produk bersangkutan. Bagai- mana kondisi persaingan antar produsen juga perlu untuk dianalisis. Analisis dapat dilakukan dengan cara deskriptif maupun inferensial, jenis data yang digunakan dapat berupa kuantitatif maupun kualitatif.
Proses pemasaran terdiri dari analisa peluang pemasaran, pengembangan strategi pemasaran, perencanaan program pemasaran, dan pengelolaan usaha pemasaran (Kotler, 2000). Alat untuk menganalisis peluang pemasaran, pengembangan strategi pemasaran antara lain SWOT, 4P, dan STP.
Aspek Teknis. Aspek teknis untuk meyakini apakah secara teknis rencana bisnis dapat dilaksanakan secara layak atau tidak layak, baik pada saat pembangunan proyek atau operasional secara rutin.
Aspek teknis terdiri atas perencanaan jumlah produksi dan manajemen persediaan. Perencanaan jumlah produksi hendaknya direncanakan dengan baik agar jumlah produksi yang dihasilkan tidak terlalu banyak atau terlalu sedikit. Faktor- faktor yang mempengaruhi perencanaan jumlah produksi adalah : permintaan, supply bahan baku, dan modal kerja.
Persediaan barang hendaknya digunakan untuk mengantisipasi permintaan konsumen yang meningkat secara tajam, atau untuk mensuplai kekurangan bahan baku. Persediaan barang yang tidak lancar akan mengurangi jumlah barang jadi yang dapat dihasilkan. Jumlah persediaan hendaknya sesuai dengan kebutuhan yakni jangan terlalu banyak atau terlalu sedikit.
Hal-hal pokok yang perlu dikaji dalam rangka studi kelayakan antara lain sebagai berikut : Penentuan jumlah order, Safety stock, dan Inventory system
Aspek finansial membicarakan tentang bagaimana menghitung kebutuhan dana, baik kebutuhan dana untuk aktiva tetap maupun dana untuk modal kerja.
Analisis aspek finansial juga
membicarakan mengenai sumber dana yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan jumlah dana tersebut, sekaligus pengalokasiannya secara efisien, sehingga memberikan tingkat keuntungan yang menjanjikan. Beberapa hal yang dibahas dalam analisis aspek finansial, antara lain penentuan kebutuhan dan pengalokasian dana, serta kriteria penilaian investasi (Husnan dan Muhammad, 2000) dalam (Lutfi, 2010). Penentuan suatu keputusan investasi dilihat dari kriteria penilaian investasi. Kriteria penilaian investasi digunakan untuk menilai apakah suatu usaha layak untuk dilaksanakan apabila dipandang dari aspek profitabilitasnya (Husnan dan Muhammad, 2000) dalam (Lutfi, 2010).
Pada umumnya ada beberapa metode yang biasa dipertimbangkan untuk dipakai dalam penilaian aliran kas dari suatu investasi, yaitu metode Net Present Value (NPV), Internal Rate of Return (IRR), Break Even Point (BEP), Payback Period (PBP) (Umar, 2003).
METODE PENELITIAN
Analisis kelayakan usaha ini dilakukan terhadap empat aspek yaitu aspek pasar, pemasaran, teknis, dan finansial. Analisis pasar berguna untuk menganalisis perkiraan penjualan dapat terpenuhi atau tidak dan juga menganalisis apakah permintaan yang ada dapat memberikan keuntungan bagi perusahaan. Analisis aspek pasar dilakukan dengan mengumpulkan data jumlah konsumen potensial yaitu jumlah rumah di Kecamatan Bandung Kulon (Kecamatan dimana Komplek Batununggal berada), jumlah pemborong, dan bengkel di kawasan Komplek Batununggal. Cara mendapatkan data tersebut adalah melalui dokumen BPS Kota Bandung dan observasi di Kecamata Bandung Kulon.
Analisis pemasaran ini berguna untuk menganalisis apakah sumber daya
dan strategi pemasaran yang telah dilakukan perusahaan selama ini sudah cukup mampu atau tidak untuk menarik konsumen sehingga perkiraan permintaan yang telah diramalkan sebelumnya dapat tercapai. Data yang dibutuhkan pada aspek pemasaran didapatkan dari hasil wawancara terhadap pemilik Aneka Ragam. Data aspek pemasaran berupa data kualitatif seperti SWOT (strength, weakness, opportunity, dan threat), STP (segmenting, targeting, dan positioning), dan 4P (product, price, place, promotion).
Tujuan dari analisis SWOT adalah menjadi dasar untuk penetapan tujuan dan strategi.
Tujuan dan strategi ditetapkan dengan maksud memanfaatkan kekuatan internal dan mengatasi kelemahan digabungkan dengan peluang atau ancaman dari eksternal (David, 2008).
Setelah SWOT, dilanjutkan ke analisis STP. Tujuan dari analisis STP untuk menghasilkan target pasar utama dan posisi pasar cabang baru Aneka Ragam. Kebijakan 4P disusun untuk menarik perhatian dari target konsumen yang menjadi sasaran utama cabang baru Aneka Ragam.
Analisis teknis ini berguna untuk menganalisis bisnis dari segi operasionalnya terutama dalam hal supply barang, modal kerja dan juga inventory system. Data yang dibutuhkan pada aspek teknis didapatkan dari hasil wawancara terhadap pemilik Aneka Ragam. Data aspek teknis meliputi sistem persediaan, alat kerja, lokasi, dan jumlah pekerja.
Analisis finansial berguna untuk mengetahui apakah bisnis yang dijalankan akan memberikan keuntungan atau tidak.
Metode yang dipakai untuk menganalisis hal tersebut adalah metode NPV atau nilai bersih sekarang, IRR atau tingkat pengembalian internal, dan juga PBP atau masa pengembalian investasi. Input dari perhitungan NPV, IRR, dan PBP yang berasal pemasukan, pengeluaran, dan penyusutan. Pemasukan didapat dari
prediksi total penjualan dari hasil analisis pasar. Pengeluaran terdiri pengeluaran awal, bulanan dan tahunan. Pengeluaran awal terdiri dari investasi awal alat-alat kerja dan persediaan awal. Pengeluaran bulanan terdiri dari biaya listrik, air, bahan bakar, gaji, dan lain-lain. Pengeluaran tahunan terdiri dari biaya perawatan kendaraan, perawatan alat kerja, dan THR.
Seluruh alat kerja disusutkan straight line dalam 5 tahun. Jika NPV>0, IRR>30%), dan PBP<2tahun, maka bisnis ini LAYAK dijalankan. Angka IRR dan PBP adalah angka yang diharapkan oleh pemilik.
Dengan dilakukannya analisis terhadap empat aspek yaitu aspek pasar, pemasaran, teknis dan finansial diatas, pembukaan cabang baru Aneka Ragam tidak terlalu beresiko walaupun merupakan pembukaan cabang pertama. Pada analisis yang dilakukan, segala sesuatu yang berhubungan dengan pengembangan bisnis buka cabang Aneka Ragam dibahas secara detail. Skenario yang dilakukan pun dari pesimistik hingga optimistik sehingga segala kemungkinan terburuk sudah diprediksi sejak awal untuk menjadi pertimbangan keputusan pembukaan cabang baru tersebut.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Analisis pertama adalah analisis pada aspek pasar. Input dari analisis pasar adalah informasi tentang potensi lahan dibangun dan direnovasi, jumlah pemborong, dan jumlah bengkel di kawasan Kecamatan Bandung Kulon.
Selain itu diperlukan penggabungkan informasi di atas dengan informasi lainnya seperti rata-rata kebutuhan cat 1 rumah, kebutuhan cat pemborong per bulan, dan kebutuhan cat bengkel per bulan serta jumlah penjualan pesaing dan jumlah penjualan Aneka Ragam pusat per periode.
Populasi di Kecamatan Bandung Kulon berdasarkan bandungkota.bps.go.id pada tahun 2012 adalah 140.780 jiwa.
Dengan asumsi bahwa penghuni 1 rumah diisi oleh 7 orang, maka terdapat 20.111 rumah di Kecamatan Bandung Kulon.
Kontribusi bengkel (las dan otomotif) dan pemborong dalam penjualan cat pun harus diperitungkan. Jumlah bengkel di kawasan terebut, yaitu sekitar 18 bengkel, 2 diantaranya terdaftar di www.daftar perusahaan.com, dan sisanya tidak terdaftar. Sedangkan jumlah pemborong adalah 23 orang dan mereka memiliki banyak pekerjaan di luar Kecamatan Bandung Kulon.
Hasil analisis dari aspek pasar mengestimasi jumlah penjualan tahun pertama terdiri dari persentase rumah di Kecamatan Bandung Kulon. Persentasenya tergantung dari skenarionya, mulai dari
pesimistik (1%), most likely (2%), hingga optimistik (3%). Estimasi jumlah penjualan lainnya didapat dari 18 bengkel masing-masing berbelanja Rp 1.000.000 per bulan dan 23 pemborong mengambil barang senilai Rp 10.000.000 per bulan.
Angka tersebut didapat dari pembulatan ke bawah rata-rata pengambilan barang yang dilakukan oleh bengkel dan pemborong ke Toko Cat Aneka Ragam setiap bulannya.
Terdapat kenaikan penjualan terhadap bengkel dan pemborong pada tahun berikutnya sebesar 20% (pesimistik), 30%
(most likely), dan 40% (optimistik).
Berikut adalah hasil estimasi penjualan yang didapat dari analisis pasar yang terdiri dari scenario pesimistik, most likely, dan optimistik.
Tabel 1 Data Aspek Pasar
Keterangan tahun
ke 1
tahun ke 2
tahun ke 3
tahun ke 4
tahun ke 5 Jumlah rumah di Kecamatan
Bandung Kulon 20,111 20,111 20,111 20,111 20,111
Rata2 biaya cat renov per rumah (Rp) 2,000, 000
2,000, 000
2,000,0 00
2,000,0 00
2,000,0 00
Jumlah pemborong (orang) 23 23 23 23 23
jumlah bengkel (bengkel) 18 18 18 18 18
Tabel 2
Pendapatan Per Tahun Pesimistik
Pesimistik tahun
ke 1
tahun ke 2
tahun ke 3
tahun ke 4
tahun ke 5
% melakukan renov per tahun 1% 1% 2% 2% 3%
Total biaya renovasi
(x Rp 1,000,000) 402 402 804 804 1,207
Pengambilan pemborong per bulan (x Rp
1,000,000) 10 12 14 17 21
Total pengambilan pemborong
per tahun (Rp) 2,760 3,312 3,974 4,769 5,723
Pengambilan bengkel per bulan
(x Rp 1,000,000) 1 1 1 2 2
Total pengambilan bengkel per tahun (x Rp
1,000,000) 216 259 311 373 448
Pendapatan per tahun
(x Rp 1,000,000) 3,378 3,973 5,090 5,947 7,378
Tabel 3
Pendapatan Per Tahun Most Likely
Most Likely Tahun
ke 1
Tahun ke 2
Tahun ke 3
Tahun ke 4
Tahun ke 5
% melakukan renov per tahun 2% 2% 3% 3% 4%
Total biaya renovasi
(x Rp 1,000,000) 804 804 1,207 1,207 1,609 Pengambilan pemborong per bulan (x
Rp 1,000,000) 10 13 17 22 29
Total pengambilan pemborong
per tahun (Rp) 2,760 3,588 4,664 6,064 7,883 Pengambilan bengkel per bulan
(x Rp 1,000,000) 1 1 2 2 3
Total pengambilan bengkel per tahun
(x Rp 1,000,000) 216 281 365 475 617
Pendapatan per tahun
(x Rp 1,000,000) 3,780 4,673 6,236 7,745 10,10 9
Tabel 4
Pendapatan Per Tahun Optimistik
Optimistik Tahun
ke 1
Tahun ke 2
Tahun ke 3
Tahun ke 4
Tahun ke 5
% melakukan renov per tahun 3% 3% 4% 4% 5%
Total biaya renovasi
(x Rp 1,000,000) 1,207 1,207 1,609 1,609 2,011
Pengambilan pemborong per bulan (x Rp
1,000,000) 10 14 20 27 38
Total pengambilan pemborong per tahun
(Rp) 2,760 3,864 5,410 7,573 10,603
Pengambilan bengkel per bulan (x Rp
1,000,000) 1 1 2 3 4
Total pengambilan bengkel per tahun (x Rp
1,000,000) 216 302 423 593 830
Pendapatan per tahun
(x Rp 1,000,000) 4,183 5,373 7,442 9,775 13,444
Dalam analisis SWOT
menghasilkan strategi-strategi pemasaran yang didadapat dengan mengkaitkan kekuatan atau kelemahan perusahaan
dengan peluang atau ancaman dari luar.
Berikut adalah strategi-strategi pemasaran yang berdasarkan SWOT perusahaan.
Tabel 5
Strategi Strength-Opportunity
Opportunities 1. Masih cukup banyak lahan
kosong di Komplek Batununggal yang berpotensi untuk dibangun oleh pemborong.
2. Banyaknya rumah di Batununggal dan sekitarnya yang perlu direnovasi pada setiap periodenya.
Strengths
1. Barang yang dijual pada umumnya memiliki kualitas
yang sama dengan pesaing namun harganya lebih murah
Menawarkan cat kepada pemborong-pemborong di Batununggal dengan promosi yang
efektif.
Memajang spanduk dan menyebarkan brosur cabang
baru Aneka Ragam secara tepat.
2. Memiliki modal yang kuat
Berani menggunakan media promosi yang cukup mahal jika
dirasa lebih efektif dan meyakinkan konsumen.
Mendesain media promosi kepada desainer profesional
agar hasilnya lebih baik.
3. Mayoritas barang yang dijual diproduksi oleh pabrik pemilik
Lebih mempromosikan produk-produk utama dalam melakukan penjualan dengan menonjolkan jaminan kualitas dan harga yang pasti
lebih baik dari pada merk lainnya.
Tabel 6
Strategi Strength-Threat
Threats 1. Terdapat 3 toko besi yang
menjual cat di kawasan Komplek Batununggal
2. Toko Besi PD Selatan mayoritas men-supply barang ke para pemborong
Strengths
1. Barang yang dijual pada umumnya memiliki kualitas
yang sama dengan pesaing namun harganya lebih murah
Memberikan penawaran menarik kepada 3 toko besi di kawasan Komplek Batungunggal untuk
menjadi reseller.
Memberikan harga yang lebih murah dibanding PD Selatan
serta bonus menarik pada beberapa bulan pertama.
2. Memiliki modal yang kuat
Memberikan jangka waktu pembayaran yang lebih lama dibandingkan kompetitor kepada reseller atau pemborong tertentu.
Membuka cabang baru dengan desain toko yang eye-catching
pada bagian ekterior.
Berani 'menjual rugi' demi menyamakan harga pada masa
promosi 3-6 bulan pertama.
3. Mayoritas barang yang dijual diproduksi oleh pabrik pemilik
Memberikan jaminan atas ketersediaan barang yang dipesan konsumen paling lambat tersedia dalam 1 hari.
Tabel 7
Strategi Weakness-Opportunity
Opportunities 1. Masih cukup banyak lahan kosong di Komplek Batununggal
2. Banyaknya rumah di Batununggal dan sekitarnya yang perlu direnovasi
Weaknesses
1. Mayoritas merk-merk yang dijual belum terkenal
sekarang Mengenalkan dan meyakinkan pemborong bahwa kualitas dan harga
produk yang dijual baik
Memasang spanduk-spanduk di tempat-tempat yang strategis.
2. Konsumen masih meragukan kualitas dari produk yang dijual Aneka
Ragam
Tidak hanya menjual produk merk sendiri saja, namun
menjual merk lain.
Memberikan bukti hasil uji tes antara merk yang dijual dengan merk pesaing dan garansi kualitas kepada konsumen atas produk yang
dibelinya dengan kompensasi berupa ‘uang kembali’
Tabel 8
Strategi Weakness-Treat
Threats 1. Terdapat 3 toko besi yang menjual cat di kawasan Komplek Batununggal
2. Toko Besi PD Selatan mayoritas men-supply barang ke para pemborong
Weaknesses
1. Mayoritas merk-merk yang dijual belum terkenal
sekarang
Menyediakan divisi pemasaran yang
berkompeten. Melakukan pengenalan
produk secara menarik saat memasarkan produk ke
pemborong.
2. Konsumen masih meragukan kualitas dari produk yang dijual Aneka
Ragam
Menawarkan kepada 3 toko besi tersebut untuk menjual produk utama Aneka Ragam pada masa awal dibukanya cabang
baru Aneka Ragam.
Dalam analisis STP atau segmenting, targeting, dan positioning menghasilkan target pasar utama cabang baru Aneka Ragam dan juga posisi pasar.
Segmentasi pasar yang dilakukan berdasarkan pada 3 faktor yaitu demografis, psikografis dan perilaku.
Sedangkan sasaran utama dari cabang baru Aneka Ragam adalah pemborong dan pengguna langsung dari kelas bawah sampai kelas atas yang berada di Kecamatan Bandung Kulon. Untuk mewujudkan posisi pasar cabang baru Aneka Ragam, maka dikomunikasikan melalui slogan yaitu “Harga Top Kualitas Markotop”.
Kebijakan produk cabang baru aneka ragam adalah menjual cat dan
produk pendukungnya seperti dempul, thinner, kuas, dan lain-lain. Produk mayoritas yang dijual adalah produk yang diproduksi PT Warna Mikha (pabrik milik Aneka Ragam). Harga yang ditawarkan adalah harga yang tidak akan lebih tinggi dibanding pesaing. Rata-rata margin keuntungan produk Warna Mikha sebesar 18% sedangkan produk Non-Warna Mikha hanya 3%-5%. Untuk distribusi diutamakan di sekitar Kecamatan Bandung Kulon, namun tetap melayani lokasi di luar itu jika memungkinkan. Promosi yang dilakukan antara lain menyediakan divisi pemasaran yang berkompeten untuk menawarkan cat secara langsung kepada para target pasar, desain toko yang eye-
catching, memajang spanduk dan menyebarkan brosur.
Dari aspek teknis, beberapa hal yang dibahas adalah sistem persediaan, alat kerja, lokasi, dan jumlah pekerja.
Sistem persediaan cabang baru Aneka Ragam mengikuti sistem persediaan kantor pusat Aneka Ragam karena sistem kerjanya sama. Lokasi pembukaan cabang
baru terdapat di Batununggal Indah Raya no. 138 Bandung. Jumlah pekerja berjumlah 15 orang, terdiri dari 1 manajer, 3 penjaga toko, 3 kuli, 3 pengendara motor merangkap kuli, 3 sopir merangkap kuli, dan 3 sales marketing. Alat kerja yang dibutuhkan untuk operasi terdapat pada tabel di bawah ini.
Tabel 8 Alat kerja
No Alat Kerja Prediksi Umur (tahun) Jumlah satuan
1 Etalase 5 2 set
2 Lampu 2 6 unit
3 Rak untuk cat 5 3 unit
4 Meja kasir 5 1 unit
5 Meja komputer 5 1 unit
6 Meja serba guna 5 1 unit
7 Kursi 5 10 unit
8 Troley 5 2 unit
9 Handpallet 5 2 unit
10 Kalkulator 5 2 unit
11 Komputer 5 1 set
12 Motor bebek 2nd 5 2 unit
13 Mobil t120ss 2nd 5 1 unit
14 Sistem program komputer 5 1 unit
15 CCTV 5 1 set
Dari aspek finansial, dibuatlah sebuah proyeksi arus kas selama lima tahun. Arus kas tersebut terdiri atas tiga skenario yaitu
optimistik, most likely, dan pesimistik sebagaiberikut.
Tabel 9
Arus Kas Skenario Pesimistik
(x Rp 1.000)
Tahun ke- 0 1 2 3 4 5
Pemasukan
Omset penjualan - 3,378,220 3,973,420 5,089,880 5,946,968 7,377,694
Tabel 9 (Lanjutan) (x Rp 1.000)
Tahun ke- 0 1 2 3 4 5
Pengeluaran
Pembelian alat kerja 116,621 - - - - -
Perawatan alat kerja - 1,700 1,955 2,248 2,585 2,973
Produk untuk dijual 150,000 2,871,487 3,377,407 4,326,398 5,054,923 6,271,040
Gaji - 152,400 175,260 201,549 231,781 266,549
THR - 12,700 14,605 16,796 19,315 22,212
Listrik - 1,258 1,447 1,664 1,913 2,200
Air - 475 546 628 723 831
Promosi (2%) 10,000 67,564 79,468 101,798 118,939 147,554
lain-lain (1%) - 33,782 39,734 50,899 59,470 73,777
Total Pengeluaran 276,621 3,141,367 3,690,423 4,701,980 5,489,650 6,787,136
Laba/Rugi (276,621) 236,853 282,997 387,900 457,318 590,558
Penyusutan - 16,290 16,290 16,290 16,290 16,290
Salvadge Value - - - - - 44,000
Total Bersih (276,621) 253,143 299,287 404,190 473,608 606,848
Tabel 10
Arus Kas Skenario Most Likely
(x Rp 1.000)
Tahun ke- 0 1 2 3 4 5
Pemasukan
Omset penjualan - 3,780,440 4,673,240 6,236,100 7,744,932 10,108,634 Pengeluaran
Pembelian alat
kerja 116,621 - - - - -
Perawatan alat
kerja - 1,700 1,955 2,248 2,585 2,973
Produk untuk
dijual 150,000 3,213,374 3,972,254 5,300,685 6,583,192 8,592,339
Gaji - 152,400 175,260 201,549 231,781 266,549
THR - 12,700 14,605 16,796 19,315 22,212
Listrik - 1,258 1,447 1,664 1,913 2,200
Air - 475 546 628 723 831
Promosi (2%) 10,000 75,609 93,465 124,722 154,899 202,173
lain-lain (1%) - 37,804 46,732 62,361 77,449 101,086
Total Pengeluaran 276,621 3,495,320 4,306,264 5,710,653 7,071,858 9,190,363
Laba/Rugi (276,621) 285,120 366,976 525,447 673,074 918,270
Penyusutan - 16,290 16,290 16,290 16,290 16,290
Salvadge Value - - - - - 44,000
Total Bersih (276,621) 301,410 383,266 541,737 689,364 934,560
Tabel 11
Arus Kas Skenario Optimistik
Tahun ke- (x Rp 1.000)
0 1 2 3 4 5
Pemasukan
Omset penjualan - 4,182,660 5,373,060 7,441,840 9,775,024 13,443,702 Pengeluaran
Pembelian alat
kerja 116,621 - - - - -
Perawatan alat
kerja - 1,700 1,955 2,248 2,585 2,973
Produk untuk
dijual 150,000 3,555,261 4,567,101 6,325,564 8,308,770 11,427,146
Gaji - 152,400 175,260 201,549 231,781 266,549
THR - 12,700 14,605 16,796 19,315 22,212
Listrik - 1,258 1,447 1,664 1,913 2,200
Air - 475 546 628 723 831
Promosi (2%) 10,000 83,653 107,461 148,837 195,500 268,874
lain-lain (1%) - 41,827 53,731 74,418 97,750 134,437
Total Pengeluaran 276,621 3,849,274 4,922,106 6,771,704 8,858,339 12,125,223 Laba/Rugi (276,621) 333,386 450,954 670,136 916,685 1,318,479
Penyusutan - 16,290 16,290 16,290 16,290 16,290
Salvadge Value - - - - - 44,000
Total Bersih (276,621) 349,676 467,244 686,426 932,975 1,334,769 Tabel 12
Hasil Analisis Finansial Ketiga Skenario
Pesimistik Most Likely Optimistik NPV Rp706,961,714 Rp2,573,715,492 Rp3,494,468,292
IRR 108% 134% 159%
PBP 20.19 bulan 11.01 bulan 9.49 bulan
Dilihat dari ketiga skenario arus kas, semua NPV bernilai positif, semua IRR bernilai lebih besar dari 30%, dan semua lama waktu pengembalian modal di bawah 2 tahun. Dengan demikian semua skenario arus kas pada analisis aspek finansial dinyatakan LAYAK.
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Berdasarkan analisis dan pemba- hasan disimpulkan beberapa hal penting.
Pertama, Pembukaan cabang baru toko cat Aneka Ragam ini layak dijalankan dari aspek pasar. Kelayakan ini dinilai dari jumlah perkiraan pendapatan dari produk yang dapat dijual mampu menutupi biaya dan memberikan keuntungan. Kedua, dari
aspek pemasaran, bisnis ini layak dijalankan karena dari analisis SWOT, STP, dan 4P menunjukkan bahwa target pasar yang disasar oleh cabang baru toko cat Aneka Ragam realistis untuk dicapai.
Ketiga, dari aspek teknis bisnis ini layak dijalankan karena sumber daya manusia serta alat-alat yang dibutuhkan untuk menjalankan bisnis tersebut dapat dipenuhi dengan baik. Keempat, dari aspek finansial bisnis ini layak dijalankan karena dari tiga skenario yang dijalankan yaitu pesimistik, most likely, dan optimistik, memiliki NPV yang positif, IRR yang lebih besar dari 30%, serta PBP di bawah 2 tahun. Untuk skenario pesimistik NPV sebesar Rp706,961,714, IRR sebesar 108%, PBP selama 2,19 bulan. Untuk skenario pesimistik NPV sebesar Rp2,573,715,492, IRR sebesar 134%, PBP selama 11,01 bulan. Untuk skenario most likely NPV sebesar Rp3,494,468,292, IRR sebesar 159%, PBP selama 9,49 bulan.
Saran
Saran yang diberikan untuk aspek pasar adalah memperhatikan perkem- bangan kebutuhan pasar sehingga dapat terus memenuhi kebutuhan pasar. Untuk aspek pemasaran adalah melaksanakan strategi-strategi dan melakukan evaluasi setiap periodenya agar strategi yang dilakukan tepat. Untuk aspek teknis adalah siap menambah armada pengiriman agar pelayanan pengiriman cepat selalu dipertahankan. Kemudian pembukuan dilakukan secara disiplin serta mampu menentukan dengan tepat persediaan maksimum dan minimum setiap barang.
Untuk aspek finansial adalah lebih memperhatikan harga pesaing sebelum memutuskan untuk menaikkan harga jual, agar konsumen dan target pasar tidak direbut pesaing.
Penelitian ini masih terdapat banyak kekurangan, maka dari itu saran untuk penelitian selanjutnya adalah ada beberapa aspek kelayakan yang belum digunakan seperti aspek lingkungan dan aspek hukum. Aspek-aspek tersebut sedikit banyak dapat mempengaruhi bisnis ini.
DAFTAR REFERENSI
David, Fred R., 2006. Manajemen Strategis. Edisi Sepuluh. Jakarta:
Penerbit Salemba Empat.
Husnan, S. dan S. Muhammad. 2000. Studi Kelayakan Proyek. Yogyakarta: Unit Penerbit dan Percetakan AMP YKPN.
Ibrahim, Y. 2003. Studi Kelayakan Bisnis.
Jakarta : PT Asdi Mahasatya.
Kotler, Phillip dan Keller. 2000.
Marketing Management. New Jersey:
Pearson Education,inc.
Lutfi, Mochamad. 2010. Studi Kelayakan Bisnis Pengembangan Usaha Isi Ulang Minyak Wangi Pada Usaha Perseorangan Boss Parfum. Bogor.
Umar, H. 2003. Studi Kelayakan Bisnis : Teknik Menganalisis Kelayakan Rencana Bisnis Secara Kompre- hensif. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
Jumah Penduduk Kecamatan Bandung Kulon, http://bandungkota.bps.go.id/, Diakses 4 Maret 2013
Pengenalan Inflasi, http://www.bi.go.id/
web/id/Moneter/Inflasi/Pengenalan +Inflasi/Diakses 10 Maret 2013