TIM I
1. Juliani_BapelkesmasBali 2. Novi_DinkesLampung
3. Made_DinkesBali
4. Elsi A_DinkesBengkulu 5. Dedy_DinkesBatam
6. Rofinah_Dinkes BangkaSelatan 7. Abdul Kahar_
DinkesBanggaiLaut 8. Siti
M_BapelkesLampung 9. Rifana_DinkesPolman 10.Sumarman_DinkesSums
el
1. Penemuan Kasus
a. Definisi Operasional
kasus suspek campak
Setiap kasus pada SEMUA USIA dengan gejala: DEMAM DAN RUAM MACULOPAPULAR (padat, tidak berair).
Bila ada keraguan TETAP LAPORKAN sebagai kasus SUSPEK CAMPAK.
kontak suspek campak
Semua orang yang berhubungan (kontak) dengan suspek campak pada:
- 7-21 hari sebelum ruam, untuk mengetahui sumber infeksi dan identifikasi kasus lain serta penyebarannya.
- 7 hari sebelum dan 7 hari setelah ruam, untuk mencegah penyebaran kasus lebih meluas
(satu atap, tetangga, pengasuh, petugas Kesehatan yang merawat tanpa APD terstandar)
b. Gejala dan Tanda Khas
CAMPAK
◦ Demam, batuk, pilek, radang mata (konjungtivitis)
◦ Bintik-bintik kemerahan (ruam maculopapular) muncul 2-4 hari setelah gejala awal
◦ Tanda khas (patognomonis)
ditemukan Koplik’s spot atau bercak putih keabuan dengan dasar merah di pipi bagian dalam (mucosa bucal)
RUBELA
◦Demam ringan, bercak merah/ruam maculopapular
◦Pembesaran kelenjar getah bening pada belakang telinga / leher
belakang
c. Klasifikasi kasus campak- rubela
◦1. Kasus Campak Konfirmasi Laboratorium SUSPEK CAMPAK dengan hasil lab IgM Campak (+)
◦2. Kasus Rubella Konfirmasi Laboratorium SUSPEK CAMPAK dengan hasil lab IgM Rubella (+)
◦3. Kasus Campak/Rubella Hubungan Epid SUSPEK CAMPAK dg Hub Epid (+) dg kasus konfirmasi secara LAB atau dg kasus HUB EPID yang lain
◦4. Kasus Campak Klinis SUSPEK CAMPAK yang tidak dilakukan pemeriksaan Laboratorium dan tidak mempunyai hubungan
epidemiologi dengan kasus pasti secara laboratorium, namun disertai gejala salah satu ”C”(Cough/Batuk, Coryza/Pilek, Conjungtivitis/Mata Merah)
◦Discarded (BUKAN KASUS CAMPAK & RUBELLA) SUSPEK CAMPAK dg hasil lab IgM Campak (-) dan IgM Rubela (-)
d. Penemuan kasus suspek campak
PUSKESMAS
◦ PASIEN dg gejala demam dan ruam maculopapular di setiap unit yang potensial (poli MTBS, poli KIA, poli umum, bangsal rawat inap, IGD, dll)
◦ dilaporkan dalam waktu 1x24 jam
◦ wajib dilakukan penyelidikan epidemiologi dalam waktu 2x24 jam setelah suspek ditemukan
◦ Hasil investigasi diisi ke dalam Form investigasi kasus suspek campak-rubela (Form MR-01) – individual
◦ Melibatkan peran aktif kader atau petugas desa siaga dalam pencarian kasus suspek campak di masyakarat dan segera melaporkan ke petugas puskesmas
◦ Petugas puskesmas juga mencari kasus tambahan lainnya dengan menanyakan apakah ada kasus yang sama di keluarga atau tempat lain
◦ Jika jumlah kasus suspek campak di suatu wilayah telah memenuhi kriteria KLB suspek campak lakukan penanggulangan KLB tanpa menunggu hasil
laboratorium
◦ Melakukan verifikasi jika ada rumor/issue di
masyarakat, media massa dan atau media sosial dalam waktu
◦ Bila mendapat informasi dari fasyankes lain/swasta Puskemas segera melakukan investigasi sekaligus pengambilan spesimen
RUMAH SAKIT
◦ Penemuan suspek campak dapat berasal dari semua unit yang berpotensi seperti Rawat Inap, Rawat Jalan, Gawat Darurat,
NICU/PICU/ICU, Rekam Medis, dll
◦ Contact person di setiap unit terkait setiap hari menelusuri:
◦ Setiap kasus dengan kemungkinan ada gejala demam dan ruam
◦ Setiap kasus atau kematian yang
disebabkan oleh bronchopneumonia, diare, ensefalitis dan lainnya yang merupakan salah satu komplikasi dari penyakit
campak. Jika merupakan komplikasi dari penyakit campak maka kasus tersebut
harus dicatat dan dilaporkan sebagai kasus suspek campak
◦ Catat kontak person petugas surveilans Dinas Kesehatan Provinsi
◦ Adanya WAG khusus Surveilans PD3I di RS untuk koordinasi lebih cepat
e. Langkah-Langkah Fully Investigated
1. Kunjungan rumah ke rumah: Setiap kasus suspek campak dilacak untuk mencari kasus tambahan dan identifikasi kontak
2. Pencatatansetiap kasusmenggunakan FORM MR-01 3. PengambilanSPESIMEN
SERUM pada SEMUA SUSPEK CAMPAK
URINE/USAP TENGGOROK pada suspek campak yang ditemukan dalam periode 5 hari sejak onset ruam DAN disertai gejala KHAS CAMPAK (batuk/pilek/conjungtivitis) atau gejala KHAS RUBELA (pembengkakan KGB belakang telinga/nyeri sendi pada wanita dewasa) minimal 1 kasus/KaKo/ tahun
f. Variabel yang ditanyakan ketika
melakukan investigasi Kasus
g. Tata Laksana Kasus dan Kontak Suspek Campak
1. ISOLASI kasus: minimal 7 hari sejak onset ruam
2. KARANTINA kontak: minimal 7 hari sejak kontak dg kasus
3. Konsultasi dengan dokter terkait perawatan medis berikan obat obatan sesuai anjuran dokter
4. Siapkan vitamin A berikan sesuai dosis
5. Dipakaikan masker untuk
menghindari penularan (minimal selama 7 hari sejak munculnya ruam) dan terapkan PROKES &
PHBS
6. Jika muncul komplikasi seperti sesak nafas, demam tetap tinggi diare atau TANDA BAHAYA
lainnya SEGERA BAWA ke Rumah Sakit
Cara menetapkan dan mencabut KLB
◦KLB ditetapkan oleh
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota
◦Dinas Kesehatan Provinsi atau Menteri Kesehatan
◦KLB dinyatakn berhenti apabila tidak ditemukan kasus baru dalam waktu 2 kali masa
inkubasi atau rata-rata 1 bulan setelah kasus terakhir
◦Kepala Dinas Kesehatn
Kabupaten/kota, Kepala Dinas Kesehatan Provinsi atau
menteri kesehatan harus
mencabut penetapan daerah dalam keadaan KLB
berdasarkan kriteria tersebut
e. Langkah-Langkah Fully Investigated pada KLB Suspek Campak
f. Apa saja variable yang ditanyakan ketika melakukan investigasi kasus suspek campak
Jawab :
Data terkait form MR01 1) Data demografi
2) Data Informasi Kasus 3) Data Informasi Klinis
4) Data Riwayat Pengobatan 5) Data Riwayat Imunisasi
6) Data Informasi Epidemiologi 7) Data Informasi Spesimen
8) Data Kontak Erat Suspek Campak
f. Apa saja variable yang ditanyakan ketika melakukan investigasi kasus suspek campak
Jawab :
Data terkait form MR06
1) Data populasi berisiko di daerah KLB dan sekitarnya
2) Data Cakupan Imunisasi Rutin MR di daerah KLB dan sekitarnya dalam 3 tahun terakhir
3) Data Cakupan Imunisasi Rutin MR di daerah KLB di Puskesmas KLB dalam 3 tahun terakhir
4) Data Cakupan Kampanye Imunisasi MR terakhir di puskesmas KLB
5) Data Manajemen vaksin dan rantai dingin
6) Data Hasil Pemantauan dan Evaluasi Imunisasi a) Data Akses ke pelayanan Kesehatan
b) Data Kepadatan penduduk dalm Km persegi
c) Data Identifikasi factor social lainnya yang berpengaruh terhadap pelayanan imunisasi
d) Data Kondisi Status Gizi
e) Data manajemen Kontak Erat Suspek campak
g.
Bagaimana Tatalaksna Kasus dan Kontak Erat
g.
Bagaimana Tatalaksna Kasus dan Kontak Erat
g.
Bagaimana Tatalaksna Kasus dan Kontak Erat
2. Specimen Yang Harus Diambil Saat Menemukan Kasus Supek Campak
Jawab :
a. Spesimen Darah/Serum b.Spesimen Urin
c. Spesimen Swab/Tenggorok
Spesimen Yang Harus Diambil Saat Menemukan
Kasus Suspek Campak
Kasus 1 : Kasus Anna
Kasus 2 : Kasus Brian
Kasus 3 : Kasus Dila
2. Dari data tersebut apakah telah terjadi KLB? Dan Jika telah terjadi KLB jelaskan kriteria apa saja yang digunakan untuk menetapkan ?
Jawab
Ya telah terjadi KLB campak Pasti di wilker puskesmas Purwokerto Kecamatan Purwokerto Barat
Kriteria KLB Campak Pasti dengan kriteria :
Telah berkunjung 3 kasus suspek campak pada CBMS ditemukan minimum dua (2) specimen positif IgM campak dan ada hubungan epidemiologi dimana Kasus Brian adalah teman mengaji Kasus Dila dan satu desa (kasus 1 dan 2) dan pada tanggal 30 Januari 2023 hasil pemeriksaan 3 kasus suspek campak ini positif
3. Cara menetapkan dan mencabut KLB Campak Jawab
Cara menetapkan KLB Campak
Ya telah terjadi KLB campak Pasti di wilker puskesmas Purwokerto Kecamatan Purwokerto Barat
Cara mencabut KLB Campak
Setelah 2 kali masa in kubasi campak tidak ditemukan kasus baru campak maka KLB campak berakhir
3. Cara menetapkan dan mencabut KLB Campak Jawab
a. Cara menetapkan KLB Campak
• KLB ditetapkan oleh kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Kota atau Kepala Dinas Kesehatan Provinsi atau Kementerian
Kesehatan
3. Cara menetapkan dan mencabut KLB Campak Jawab
b. Cara mencabut KLB Campak
1) KLB dinyatakan berhenti apabila tidak ditemukan kasus baru dalam waktu dua kali masa inkubasi atau rata-rata satu bulan setelah kasus terakhir
2) Pernyataan KLB Berakhir dinyatakan oleh Kepala Dinas Kesehatan Kab Kota atau Kepala Dinas Kesehatan Provinsi atau Menteri Kesehatan sesuai kriteria point 1) diatas
4. Jelaskan Langkah-Langkah Full Investigasi pada sutu wilayah telah memenuhi kriteria KLB suspek Campak
Jawab
5. Informasi apa yang dikumpulkan saat PE agar analisis KLB dapat dilakukan Jawab
Data terkait form MR01 1) Data demografi
2) Data Informasi Kasus 3) Data Informasi Klinis
4) Data Riwayat Pengobatan 5) Data Riwayat Imunisasi
6) Data Informasi Epidemiologi 7) Data Informasi Spesimen 8) Data Kontak Erat Suspek
Campak
Data terkait form MR06
1) Data populasi berisiko di daerah KLB dan sekitarnya 2) Data Cakupan Imunisasi Rutin MR di daerah KLB dan
sekitarnya dalam 3 tahun terakhir
3) Data Cakupan Imunisasi Rutin MR di daerah KLB di Puskesmas KLB dalam 3 tahun terakhir
4) Data Cakupan Kampanye Imunisasi MR terakhir di puskesmas KLB
5) Data Manajemen vaksin dan rantai dingin 6) Data Hasil Pemantauan dan Evaluasi Imunisasi a) Data Akses ke pelayanan Kesehatan
a) Data Kepadatan penduduk dalm Km persegi b) Data Identifikasi factor social lainnya yang
berpengaruh terhadap pelayanan imunisasi c) Data Kondisi Status Gizi
d) Data manajemen Kontak Erat Suspek campak
• Berdasarkan Tempat, Kasus tertinggi ada di desa Balangan dengan AR sebesar 6,6 per 1000 penduduk
• Berdasarkan Orang/Jenis kelamin, Kasus tertinggi ada pada jenis kelamin Perempuan sebesar 82% (9 Kasus)
• Berdasarkan kelompok umur KLB Campak tertinggi terjadi pada kelompok umur Balita sebesar 91,90% (Proporsi anak bayi sebesar 18,2% dan proporsi pada anak balita sebesar 72,7%)
• Sebagian besar Status imunisasi kasus campak dengan status tidak imunisasi 66,7%
1
3
2
1 1
2
1
0 0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5
30/12/2022 31/12/2022 1/1/2023 1/2/2023 1/3/2023 1/4/2023 1/5/2023 1/6/2023 1/7/2023 1/8/2023 1/9/2023 1/10/2023 1/11/2023 1/12/2023 1/13/2023 1/14/2023 1/15/2023 1/16/2023 1/17/2023 1/18/2023 1/19/2023 1/20/2023 1/21/2023
JUMLAH KASUS
ONSET
Kurve Epidemiologi Kasus Suspek Campak
di Puskesmas Purwokerta Barat Tahun 2023 Kab Purwokerto
a. Jelaskan tanggal berapa KLB dimulai dan kapan dinyatakan berakhir 1) Tanggal KLB
• KLB Suspek Campak
Tanggal KLB Suspek Campak terjadi di wilker puskesmas Purwokerto Kecamatan Purwokerto Barat setelah ditemukan 6 suspek campak (tanggal 5 Januari 2023 ditemukan 1 kasus , tanggal 9 Januari 2023 sebanyak 3 kasus dan tanggal 12 Januari 2023 ditemukan 2 kasus)
• KLB Campak Pasti dinyatakan setelah hasil Lab keluar pada tanggal 30 Januari 2023.
2) KLB Berakhir tanggal 16 Februari 2023 dengan penjelasan selama 2 kali masa inkubasi terpanjang campak yang dihitung dari penemuan kasus terkahir yaitu tanggal 19 Januari ditambah 28 hari ke depan sehingga didapatkan tanggal 16 Februari 2023
b. Puncak Kasus terjadi tanggal 9 Januari 2023
c. Tanggal pemantauan KLB dilakukan dari tanggal 5 Januari 2023 sd 16 Februari 2023,
d. Tanggal ORI dilakukan paling lambat 7 hari dinyatakan KLB
Tanggal 7 Februari 2023
e. ORI dilakukan tanggal 7 Februari sd 28 Februari 2023 (7 hari setelah dinyatakan KLB campak pasti)
3. RTL yang dikakukan setelah KLB berakhir : a. Melakukan penguatan surveilan aktif
b. Penguatan imunisasi rutin, khususnya imunisasi MR pada usia bayi (MR1) dan baduta (MR2). Melakukan pemetaan wilayah risiko MR c. Penguatan kualitas pelayanan vaksinasi mulai dari pengambilan,
distribusi dan penyimpanan vaksin di fasilitas pelayanan kesehatan d. Penguatan kegiatan promosi kesehatan tentang imunisasi campak
rubella
e. Penguatan Program Gizi : pemberian vitamin A bulan Februari dan Agustus, Cak ASI Ekslusif