• Tidak ada hasil yang ditemukan

MAKALAH PERENCANAN PEMBELAJARAN KELOMPOK 5[1]

N/A
N/A
mawaddah

Academic year: 2024

Membagikan "MAKALAH PERENCANAN PEMBELAJARAN KELOMPOK 5[1]"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

MAKALAH

PERENCANAAN PEMBELAJARAN (Desain Pembelajaran Dan Asesmen)

DISUSUN OLEH: KELOMPOK 5

Nurjannah BatuBara 2231141006 Nabila Khairunnisa 2232441020 Imelda Anggaraini 2233141017 Hana Khairunnisa 2233141025 Indri Triani Sitanggang 2233141033

Dosen Pengampu:

Drs. Anam Ibrahim, M.Pd

Matakuliah : Perencanaan Dan Pembelajaran

FAKULTAS BAHASA DAN SENI PRODI PENDIDIKAN TARI UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2024

(2)

KATA PENGANTAR

Desain pembelajaran adalah praktik penyusunan media dan isi untuk membantu mentransfer pengetahuan secara efektifantara guru dan peserta didik.

Makalah ini disusun untuk memaparkan Desain Pembelajaran. Selain itu,makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Perencanaan Dan pembelajaran semester 3 pada Program Studi Pendidikan Tari, Universitas Negeri Medan.

Penyusun mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu dalam proses penyusunan makalah ini, terutama kepada Bapak Drs. Anam Ibrahim, M.Pd sebagai Dosen Pengampu pada mata kuliah Desain Pembelajaran.

Dalam penyusunan makalah ini, penyusun menyadari bahwa makalah ini masih memerlukan penyempurnaan karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman penyusun. Oleh karena itu, penyusun mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun, khususnya dari dosen mata kuliah agar menjadi acuan dalam bekal pengalaman bagi kami untuk lebihbaik di masa yang akan datang. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Dan semoga Allah SWT senantiasa melimpahkan rahmat-Nyakepada kita semua. Aminya robbal’alamin.

Medan, 03 Nov 2024

Penulis

(3)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR... i

DAFTAR ISI...ii

BAB I PENDAHULUAN... 1

1.1 Latar Belakang...2

1.2 Rumusan Masalah...2

1. 3 Tujuan... 2

1.4 Manfaat... 2

BAB II PEMBAHASAN...4

A. DESAIN PEMBELAJARAN... 4

1. Pengertian Dan Tujuan Desain Pembelajaran...4

2. Komponen Desain Pembelajaran...4

3. Perbedaan Perencanaan Dan Desain Pembelajaran...5

4. Klarifikasi Model Pembelajaran... 5

B. ASESMEN... 6

1. Pengertian Dan Tujuan Asesmen... 6

2. Fungsi Asesmen... 6

3. Jenis-Jenis Asesmen...6

4. Macam-Macam Asesmen...7

5. Penilaian Berbasis Kelas...7

BAB III PENUTUP... 6

2.1 Kesimpulan... 6

2.2 Saran... 6

DAFTAR PUSTAKA... 7

(4)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajardan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensidirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,kepribadian, kecerdasan, ahlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya,masyarakat, bangsa, dan negara (Santoso & Subagyo, 2017).

Dalam pembelajarandan pendidikan seiring dengan berkembangnya pendidikan dan sistem pendidikandi Indonesia, seluruh elemen masyarakat, utamanya yang berkaitan langsungdengan pendidikan dituntut untuk lebih kreatif dan professional untukmengembangkan pendidikan (Fhathulloh et al., 2014).Peningkatan mutu pendidikan dapat kita lakukan dengan berbagai cara, salahsatunya adalah dengan memahami bagaimana peserta didik belajar dan bagaimanainformasi yang diperoleh dapat di proses oleh pikiran mereka sehingga menjadimilik mereka dan bertahan lama dalam pikirannya (Nuryana et al., 2013).

Untuk itu perlu adanya cara atau metode untuk menjawab tantangan-tantangan yang munculseiring dengan berkembangnya waktu, maka muncullah metode dan cara yangdisebut perencanaan atau desain pembelajaran yang diharapkan akan lebihmemudahkan proses belajar mengajar. Maka di dalam makalah ini akan dibahas mengenai desain pembelajaran yangmerupakan hal penting dalam kegiatan belajar mengajar.

Kurikulum Merdeka Belajar dilatar belakangi olehadanya hasil Programme for International Student Assessment (PISA) yang menunjukkan bahwa 70% siswa berusia 15 tahun berada di bawah kompetensi minimum dalam memahami bacaan sederhana atau menerapkan konsep matematika dasar.

Skor PISA initidak mengalami peningkatan yang signifikan dalam 10-15 tahun terakhir.

Selainitu,terdapat kesenjangan besar anta rwilayah dan antarkelompok sosial-ekonomi dalam hal kualitas belajar yang diperparah dengan adanya pandemi COVID-19.Kurikulum Merdeka diluncurkan oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset,dan Teknologi (Kemendikbudristek) pada tahun 2022. Kurikulum ini memberikan otonomi kepada sekolah dan guru untuk mengembangkan pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan dan karakteristik murid.Asesmen merupakan bagian penting dalam pembelajaran untuk mengetahui kemajuan belajar murid. Asesmen yang baik dapat membantu guru dalam memahami kebutuhan belajar murid, memberikan umpan balik yang efektif, dan meningkatkan kualitas pembelajaran.Dalam Kurikulum Merdeka penilaian menggunakan istilah asesmen yang diartikan sebagai proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk mengetahui kebutuhan belajar, perkembangan dan pencapaian hasil belajar peserta didik.

(5)

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa Tujuan dari desain pembelajaran?

2. Komponen apa yang terdapat di desain pembelajaran?

3. Apa saja macam macam asesmen?

4. Bagaimana asesmen dan tujuan pembelajaran?

1.3 Tujuan

1. Sebagai salah satu syarat tugas Mata Kuliah Desain Pembelajaran.

2. Mendeskripsikan materi mengenai desain pembelajaran.

3. Agar mengetahui komponen – komponen yang terdapat di materi ini.

4. Untuk mengetahui perkembangan pembelajaran 5. Mendapat umpan balik

6. Memotivasi Siswa

1.4 Manfaat

1. Mengetahui kemampuan dan kesulitan siswa 2. Mengidentifikasi kebutuhan belajar siswa 3. Mengetahui tingkat penguasaan materi siswa 4. Mengetahui kelemahan siswa

5. Merancang program pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan siswa

6. Membuat pelajaran yang lebih disesuaikan dengan pengalaman dan pengetahuan peserta didik 7. Memfasilitasi pembelajaran dengan menghubungkan materi pendidikan dengan konsep yang

telah diketahui peserta didik.

8. Menciptakan pengalaman belajar yang fleksibel dan mudah beradaptasi.

(6)

BAB II PEMBAHASAN A. DESAIN PEMBELAJARAN

1. Pengertian Dan Tujuan Desain Pembelajaran

Pengertian Desain Pembelajaran Desain adalah sebuah istilah yang diambil dari bahasa inggris yang berarti perencanaan dan ada pula yang menyebutkan sebagai persiapan. Menurut istilah desain pembelajaran adalah proses untuk menentukan metode pembelajaran apa yang paling baik dilaksanakan agar timbul perubahan dan keterampilan pada diri pembelajar kearah yang dihendaki (Kurniawati, 2021). Desain kerangka, bentuk,atau rancangan langkah pertama dalam fase pengembangan bagi setiap produk atausistem yang direkayasa (Basri, 2013). Desain dapat didefinisikan berbagai prosesaplikasi berbagai teknik dan prinsip bagi tujuan pendefinisian suatu perangkat,suatu proses atau sistem dalam detail yang memadai untuk memungkinkan realisasifisiknya (Watini et al., 2018.)

Beberapa tokoh yang mendefenisikan desain pembelajaran antara lain:

1. Reigeluth mendefenisikan desain pembelajaran adalah kisi-kisi dari penerapan teori belajar dan pembelajaran untuk memfasilitasi proses belajar seseorang(Reigeluth, 1999).

2. Rothwell dan Kazanas merumuskan desain pembelajaran terkait dengan peningkatan mutu kinerja seseorang dan pengaruhnya bagi organisasi(Rothwell, kazanas, 1992).

3. Gagne dkk menyatakan bahwa desain pembelajaran adalah sebuah usaha dalam membantu proses belajar seseorang, dimana proses belajar itu sendiri mempunyai tahapan segera dan jangka panjang (Gagne, 1992)

4. Dick and Carey mendefenisikan desain pembelajaran adalah mencakup seluruh proses yang dilaksanakan pada pendekatan system yang terdiri darianalisis, desain, pengembangan, implementasi dan evaluasi (Dick and Carey,1992 )

5. Seels and Richey mendefenisikan desain pembelajaran adalah prosedur yang terorganisasi yang meliputi langkah-langkah penganalisaan, perancangan, pengembangan, pengaplikasian, dan penilaian pengembangan.

(7)

Tujuan desain adalah untuk menghasilkan suatu model atau representasi dari entitas yang kemudian akan dibangun. Desain pembelajaran adalah praktik penyusunan media teknologi komunikasi dan isi untuk membantu agar dapat terjadi transfer pengetahuan secara efektif antara guru dan peserta didik. Proses ini berisi penentuan status awal dari pemahaman peserta didik, perumusan masalah pembelajaran, dan merancang perlakuan berbasis media untuk membantu terjadinya transisi.

2. Komponen Desain Pembelajaran

Komponen utama dari desain pembelajaran adalah pembelajar (pihak yangmenjadi fokus) yang perlu diketahui meliputi, karakteristik mereka, kemampuanawal dan kemampuan prasyarat.

Mendesain pelajaran bukanlah suatu pekerjaanyang dilakukan secara tiba-tiba, bukan pula suatu perencanaan tanpa posedur sistematis, melainkan harus merujuk pada model-model desain yang memiliki karakteristik yang jelas. Desain pembelajaran harus berorientasi pada peserta didik, berorientasi pada tujuan, terfokus pada pengembangan dan peningkatan kinerja, hasil belajar harus bias di ukur dengan cara yang valid dan terpercaya. Selain itu desain pembelajaran harus mengandung hal-hal yang empiris, berulang, dapat dikoreksi sendiri dan merupakan usaha yang dilakukan secara bersama. Adapun komponen tersebut adalah

1. Desain Pembelajaran Berpusat pada Siswa

Desain pembelajaran seharusnya mempertimbangkan suatu pendekatan pembelajan yang berpusat pada peserta didik, dimana peserta didiklah yang mempengaruhi konten, aktivitas, materi dan fase belajar. Pendekatan ini memosisikan peserta didik pada pusat proses belajar. Pendidik memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk belajar secara independen dan saling membantu antara satu dengan yang lainnya, serta melatih mereka dengan memperhatikan keterampilan yang dibutuhkan untuk berbuat secara efektif. Pendekatan pembelajaran yang berpusat pada peserta didik mencangkup berbagai teknik, seperti mengganti sistem penyajian yang menggunakan ceramah dengan pengalaman belajar aktif.

(8)

2. Desain Pembelajaran Berorientsasi

Tujuan Mendesain pembelajaran dengan menyajikan tujuan secara akurat merupakan titik sentral dalam proses desain pembelajaran. Tujuan seharusnya menjadi pijakan dasar terutama dalam mengembangan materi, strategi, dan metode pembelajaran, media, dan evaluasi. Desain pembelajaran yang tidak menjadikan tujuan sebagai inti pengembangan dapat menimbulkan pelaksanaan 6 pembelajaran yang tidak sistematis, sistemik, dan cendrung parsial, dan tidak utuh.

Tujuan pembelajaran mencangkup lima kemampun sebagaimana disebutkan oleh Gagne, seperti:

1. informasi verba

2. kemampuan intelektual 3. kemampuan kognisi 4. sikap

5. kemampuan motorik

Tujuan pembelajran, dapat juga diarahkan pada jenis kemampuan dalamtaksonomi blomm yang mencangkup tiga domain: kognisi, afeksi, dan psikomotorik, atau empat ranah yang pernah disinyari oleh Dewantara denganistilah olah pikir, olah rasa, olah hati.

3. Desain Pembelajaran Terfokus pada Pengembangan atau Perbaikan Kinerja Peserta Didik.

Desain harus diarahkan pada upaya perbaikan yang berarti suatu perbuatan untuk meningkatkan atau membuat lebih baik dalam hal kualitas,nilai, atau kegunaan. Memperbaiki artinya harus dapat membuat suatu menjadi kredibel atau dapat dipercaya untuk menawarkan beberapa manfaat yang berlaku secara umum. Memperbaiki juga berarti mempersiapkan cara-carayang jauh lebih unggul dari yang biasa untuk mencapai tujuan yang layak

4. Desain Pembelajaran Mengarahkan Hasil Belajar

Dapat Diukur Melalui Cara yang Valid Dan Dapat Dipercaya Mengembangkan instrument pengukuraan hasil belajar yang valid dan dapat dipercaya tentu merupakan harapan semua pendidik. Jika objek adalah respon dan pandangan peserta didik tentang pelaksanaan pembelajaran, maka instrumen yang dibuat adalah wawancara yang mencangkup berbagai aspek yang berhubungan dengan pelaksanaan pembelajaran mulai dari kegiatan pendahuluan, kegiatan inti sampai pada kegiatan penutup, dan tindak lanjut.

(9)

5. Desain pembelajaran bersifat empiris, berulang, dan dapat dikoreksi sendiri.

Data merupakan jantungnya proses desain pembelajaran. Pengumpulan data dimulai sejak analisis awal dan berlanjut hingga sampai pada tahap implementasi. Misalnya, selama fase analisis data dapat dikumpulkan sehingga dapat dibandingkan apa yang telah dipahami peserta didik dengan apa yangdibutuhkan untuk dipahami.

6. Desain Pembelajaran adalah upaya tim

Memang benar bahwa mungkin saja desain pembelajaran dapat dilakukan sendiri, baik dalam menyediakan sumber, kerangka, mampu dalam hal peyeleksian dan pengembangan media, materi, dan metode yang digunakan. Tetapi keterlibatan pihak lain dalam suatu tim sangat dibutuhkankarena pada hakikatnya proyek desain merupakan usaha bersama dalam upaya menciptakan suatu produk yang lebih baik.

3. Perbedaan Perencanaan dan Desain Pembelajaran

Perencanaan pembelajaran ( Lesson Plans) berbeda dengan desain pembelajaran ( Intructional design), namun keduanya memiliki hubungan yang sangat erat sebagai program pembelajaran.

Perencanaan pembelajaran disusun untuk kebutuhan guru dalam melaksanakan tugas mengajarnya. Dengan demikian, perencanaan merupakan kegiatan menerjemahkan kurikulum sekolah kedalam kegiatan pembelajaran didalam kelas. Perencanaan program pembelajaran dapat berupa perencanaan untuk kegiatan sehari-hari, kegiatan mingguan, bahkan rancangan tahunan sesuai dengan tujuan kurikulum yang hendak dicapai.

4. Klasifikasi Model Desain Pembelajaran

Dalam desain pembelajaran dikenal beberapa model yang dikemukakan oleh para ahli. Secara umum, model desain pembelajaran dapat diklasifikasikan ke dalam model berorientasi kelas, model berorientasi sistem, model berorientasi produk, model prosedural dan model melingkar.

Model berorientasi kelas biasanya ditujukan untuk mendesain pembelajaran level mikro (kelas) yang hanya dilakukan setiap dua jam pelajaran atau lebih. Contohnya adalah model assure. Model berorientasi produk adalah model desain pembelajaran untuk menghasilkann suatu produk, biasanya media pembelajaran, misalnya video pembelajaran, multimedia pembelajaran, atau modul.

(10)

Contoh modelnya adalah model hannafin and peck. Satu lagi adalah model beroreintasi sistem yaitu model desain pembelajaran untuk menghasilkan suatu sistem pembelajaran yang cakupannya luas, seperti desain sistem suatu pelatihan, kurikulum sekolah, dan lain-lain. contohnya adalah model addie. Selain itu ada pula yang biasa kita sebut sebagai model prosedural dan model melingkar. Contoh dari model prosedural adalah model Dick and Carrey, sementara contoh model melingkar adalah model Kemp. Adanya variasi model yang ada ini sebenarnya juga dapat menguntungkan, beberapa keuntungan itu antara lain adalah dapat memilih dan menerapkan salah satu model desain pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik yang dihadapi dilapangan, selain itu juga, dapat dikembangkan dan dibuat model turunan dari model model yang telah ada, ataupun juga dapat diteliti dan dikembangkan desain yang telah ada untuk dicobakan dan diperbaiki.

1. Model Desain Sistem Pembelajaran adapun contoh dari model desain sistem pembelajaran yaitu:

 Model PAIKEM

 Model ASURRE

2. Model desain sistem pembelajaran yang berorientasi produk

Model yang tergolong sebagai model yang berorientasi pada produk biasanya ditandai dengan empat asumsi pokok yaitu:

 Produk atau program pembelajaran memang sangat dibutuhkan ataudiperlukan.

 Produk atau program pembelajaran baru memang perlu diproduksi.

 Produk atau program pembelajaran memerlukan proses uji coba danrevisi.

 Produk atau program pembelajaran dapat digunakan walaupun hanyadengan bimbingan dari fasilitator.

3. Model desain sistem pembelajaran yang berorientasi sistem

Model desain pembelajaran yang berorientasi pada sistem umumnya dimulai dari tahap pengumpulan data untuk menemukan kemungkinan implementasi solusi yang diperlukan untuk mengatasi masalah yang terdapat dalam suatu sistem pembelajaran.

Analisis kebutuhan dan port and analisis dilakukan secara intensif untuk mencari solusi yang akurat. Perbedaan pokok antara model yang berorientasi dengan sistem dengan model yang berorientasi dengan produk terletak pada tahap atau fase desain pengembangan dan evaluasi.

(11)

Ketiga fase ini dilakukan dalam skala yang lebih besar pada modal desain sistem pembelajaran yang berorientasi sistem.

4. Model prosedural

Modul ini menggariskan langkah-langkah yang harus diikuti untuk menghasilkan produk.

Mengacu pada model yang digunakan tersebut pada prosedur yang digunakan merujuk produk yang digunakan merujuk dari brong and gall ( 1983: 774-775 )

5. Model melingkar

Model kemp ini termasuk ke dalam contoh model melingkar. Sejarah singkat menurut model ini terdapat beberapa langkah yang menyusun sebuah bahan ajar yaitu :

1. Menentukan tujuan dan daftar topik 2. Menganalisis karakteristik pelajar

3. Menetapkan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai dengan syarat 4. Menentukan isi materi pembelajaran

5. Memilih aktivitas pembelajaran dan sumber belajar

6. Mengkoordinasi dukungan pelayanan atau sarana penunjang yang meliputi formalia, fasilitas, perlengkapan, jadwal untuk melaksanakan rencana belajar.

7. Mengevaluasi pembelajaran siswa dengan syarat Mereka menyelesaikan pembelajaran serta melihat kesalahan-kesalahan dan meninjau kembali beberapa fase.

6. Model Smith And ragan

Model Smith and ragan ini model desain yang terdiri dari beberapa langkah dan prosedur pokok yaitu:

1. Analisis lingkungan belajar 2. Analisis karakteristik siswa 3. Analisis tugas pembelajaran 4. Menulis butir tes

5. Menentukan strategi pembelajaran 6. Memproduksi program pembelajaran 7. Melaksanakan evaluasi Formatif 8. Merevisi program pembelajaran.

(12)

7. Model ARCS

Model arcs ini merupakan salah satunya model yang mengintegrasikan aspek motivasi dalamnya.

Attention adalah upaya yang harus dilakukan untuk membuat pembelajaran lebih menarik.

B. ASESMEN

1. Pengertian Asesmen

Assessmen atau yang disebut juga dengan penilaian adalah suatu penerapan atau penggunaan dalam berbagai cara dan alat guna mendapatkan serangkaian informasi mengenai hasil dari pembelajaran serta pencapaian kompetensi dari peserta didik. Pada dasarnya, assessment merupakan suatu istilah lain dalam penilaian. Istilah Assessmen sangat berkaitan erat dengan istilah evaluasi yang merupakan metode dalam mendapatkan hasil belajar dari siswa. Sehingga proses assessment ini dilaksanakan denga tujuan agar dapat mengetahui sejauh mana presatasi belajar dari para peserta didik.

Tak hanya itu definisi lain dari assesment merupakan suatu proses dalam memperoleh data atau informasi dari proses pembelajaran serta memberikan umpan baik terhadap guru maupun kepada peserta didikDalam konteks pendidikan, asesmen memiliki beberapa tujuan, yaitu:

 Mengetahui seberapa baik kinerja peserta didik, kelas, mata kuliah, atau program studi

 Memantau perkembangan proses pembelajaran

 Mengecek pemenuhan terhadap capaian pembelajaran

 Memperoleh umpan balik untuk perbaikan pembelajaran

 Menunjang akuntabilitas institusi

Asesmen juga dapat digunakan dalam proses perekrutan karyawan baru. Dalam hal ini, asesmen digunakan untuk memperoleh kandidat yang tepat guna mengisi lowongan. Selain itu Asesmen adalah upaya untuk mendapatkan data/informasi dari proses dan hasil pembelajaran untuk mengetahui seberapa baik kinerja mahasiswa, kelas/mata kuliah, atau program studi dibandingkan terhadap tujuan/kriteria/capaian pembelajaran tertentu.

1) Asesmen (assessment) adalah upaya untuk mendapatkan data/informasi dari proses dan hasil pembelajaran untuk mengetahui seberapa baik kinerja mahasiswa, kelas/mata kuliah, atau program studi dibandingkan terhadap tujuan/kriteria/capaian pembelajaran tertentu. Setelah diperoleh hasil asesmen maka dilakukan proses penilaian.

2) Penilaian (grading) adalah proses penyematan atribut atau dimensi atau kuantitas (berupa angka/huruf) terhadap hasil asesmen dengan cara membandingkannya terhadap suatu instrumen standar tertentu. Hasil dari penilaian berupa atribut/dimensi/kuantitas tersebut digunakan sebagai bahan evaluasi.

3) Evaluasi (evaluation) adalah proses pemberian status atau keputusan atau klasifikasi terhadap suatu hasil assesmen dan penilaian. Sebagai ilustrasi berikut adalah contoh rangkaian proses asesmen, penilaian, dan evaluasi pembelajaran untuk pemenuhan CPMK mahasiswa pada suatu mata kuliah tertentu. Asesmen dapat dilakukan dengan berbagai teknik asesmen antara lain ujian

(13)

atau penugasan. Berikutnya dilakukan penilaian dengan bantuan instrumen penilaian tertentu, dapat berupa kunci jawaban, daftar periksa (check list), pedoman penilaian, atau rubrik.

2. Fungsi Assessment

Assessment atau penilaian mempunyai peranan yang penting dalam proses kegiatan belajar dan mengajar terhdap peserta didik. Sebab assessment mempunyai dua fungsi yaitu fungsi formatif dan fungsi sumatif, berikut penjelasannya.

1) Fungsi Formatif Fungsi formatif merupakan assessment yang digunakan dalam memberikan umpan balik atau feedback terhadap para guru untuk dijadikan dasar pada saat memperbaiki serta membenarkan proses pembelajaran dan juga mengadakan remedial bagi para peserta didik.

2) Fungsi Sumatif

Fungsi Sumatif merupakan fungsi yang berguna dalam penentuan nilai belajar siswa dalam satu mata pelajaran tertentu, sehingga selanjutnya dapat dijadikan bahan memberikan laporan, untuk menentukan kenaikan kelas serta menentukan lulus atau tidaknya peserta didik.

3. Jenis-Jenis Assessment

Ada juga jenis-jenis dari assessment yang sering digunakan, antara lain tes tertulis yang disajikan terhadap siswa untuk menjawabnya yaitu:

1) Performance Assessment

Performance assessment marupakan salah satu jenis assessment yang menyuruh para peserta didik agar dapat melakukan demonstasi bersamaan mengaplikasikan pengetahuan diberbagai situasi yang dikehendaki.

2) Penilaian Portofolio dan Penilaian Proyek

Penilaian proyek ini merupakan suatu tugas dalam bentuk investigasi yang diawali dengan pengumpulan selanjutnya pengorganisasian dan evaluasi hingga dengan penyajian data.

3) Product Assessment dan Self Assessment

Product Assessment merupakan suatu proses penilaian keterampilan dengan cara membuat suatu produk tertentu. Self Assessment dilaksanakan sendiri oleh peserta didik maupun guru yang bersangkutan dalam kepentingan pengelolaan Kegiatan Belajar Mengajar di tingkat kelas, terakhir, jenis assessment juga bisa dalam bentuk penilaian sikap dan penilaian dengan basis kelas.

(14)

4. Macam – Macam Asesmen

 Asesmen diagnostik

Membantu merancang pengajaran yang sesuai dengan tingkat pemahaman awal siswa. Asesmen diagnostik dapat dibedakan menjadi dua, yaitu asesmen diagnosis kognitif dan asesmen diagnosis non kognitif.

 Asesmen formatif

Memberikan umpan balik real-time untuk perbaikan segera. Asesmen formatif dapat dilakukan dengan berbagai cara, seperti penilaian diri, penilaian antar teman, presentasi, membuat peta konsep, dan lain-lain.

 Asesmen sumatif

Memberikan gambaran keseluruhan tentang pemahaman siswa. Asesmen sumatif bertujuan untuk mengukur hasil belajar siswa pada akhir suatu periode atau program.

Asesmen juga dapat dibedakan berdasarkan fungsinya, yaitu:

- Assessment as Learning, yaitu asesmen sebagai proses pembelajaran - Assessment for Learning, yaitu asesmen untuk proses pembelajaran - Assessment of learning, yaitu asesmen pada akhir proses pembelajaran 5. Penilaian berbabis kelas

Penilaian berbasis kelas adalah proses evaluasi yang dilakukan guru secara teratur untuk menilai kemajuan belajar siswa. Penilaian ini dilakukan di dalam kelas dan bertujuan untuk memantau serta memberikan umpan balik kepada siswa.

Penilaian berbasis kelas dapat dilakukan untuk berbagai hal, seperti:

- Menilai kesopanan, kerapihan, dan kedisiplinan siswa Menilai tugas-tugas tertentu - Mengetahui tingkat pencapaian dan penguasaan peserta didik terhadap tujuan pendidikan - Memberikan keseimbangan antara domain kognitif, afektif, dan psikomotor

Penilaian berbasis kelas dapat dilakukan dengan berbagai bentuk dan model penilaian, seperti:

Portofolio, Hasil karya, Penugasan, Kinerja, Tes tertulis.

Langkah-langkah dalam penilaian berbasis kelas, yaitu:

- Perencanaan

- Penyusunan alat penilaian - Pengumpulan informasi - Pengolahan

(15)

BAB II PENUTUP 2.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil dan pembahasan penelitian pengembangan desain model pembelajaran Dick and Carrey pada mata pelajaran pemangkasan rambut yang dilakukan maka dapat disimpulkan pengembangan desain model pembelajaran Dick and Carrey pada mata pelajaran pemangkasan rambut dibutuhkan oleh guru dan siswa dalam proses pembelajaran. Hasil penelusuran dari angket yang disebar ditemukan bahwa 90% guru menyatakan membutuhkan pengembangan desain model pembelajaran dalam proses pembelajaran agar proses proses pembelajaran berjalan lebih efektif, dan 100% siswa menyatakan membutuhkan pengembangan desain model pembelajaran agar dapat dijadikan sarana pembelajaran untuk lebih menarik dan menyenangkan. Secara umum perangkat asesmen karakter peduli lingkungan ini dapat dikatakan efektif untuk menilai karakter peduli lingkungan siswa. Hal ini berdasarkan data hasil indepth interview dengan uji cuplik yang menunjukkan kesesuaian antara skor yang didapatkan pada lembar penilaian diri dengan hasil indepth interview pada siswa.

2.2 Saran

Pengembangan desain pembelajaran ini adalah salah satu alat untuk membantu dalam proses penyampaian pembelajaran, keberadaan guru setra kemampuan guru dalam penyampaian proses pembelajaran sehingga sebagai fasilitator dapat terlibat aktif dalam proses pembelajaran.

Untuk penelitian lebih jauh lagi sebaiknya terlebih dahulu dilakukan observasi dan mengumpulkan data serta informasi sebanyakbanyaknya terhadap subjek dan lingkungan yang akan dinilai karakternya. Semua informasi akan sangat berguna sebagai pertimbangan dalam penyusunan indikator serta pengembangan kisikisi pertanyaan yang akan disusun sebagai perangkat asesmen k arakter

(16)

DAFTAR PUSTAKA

Teachers Academy. (2024). Meningkatkan Efektivitas Pembelajaran: Memahami 3 Jenis Asesmen Pembelajaran yang Penting. Educa Academy.

Universitas Islam Indonesia. (2024). Pengantar Asesmen, Penilaian, dan Evaluasi Pembelajaran.

Direktorat Pengembangan Akademik.

Referensi

Dokumen terkait

3) Siswa dan guru memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran. 4) Peserta didik memperhatikan informasi tentang rencana kegiatan pembelajaran.. untuk

Instrumen evaluasi proses pembelajaran untuk memperoleh informasi deskriptif dan/atau informasi judgemental dapat berwujud (1) Lembar pengamatan untuk mengumpulkan

Tujuan dibuatnya makalah ini adalah untuk menyampaikan segala informasi tentang bahan bangunan yang terbuat dari baja seperti definisi baja, perkembangan baja, proses pembuatan

Guru dapat memberikan data atau informasi yang diperlukan peneliti yang berkaitan dengan pelaksanaan pembelajaran Bahasa Jawa, bagaimana proses pelaksanaan pembelajaran

Umpan balik dari guru pembimbing dilakukan setiap proses pembelajaran berakhir, hal ini dimaksudkan agar pada proses pembelajaran berikutnya menjadi lebih baik dan

Dalam proses belajar-mengajar, tujuan pertanyaan yang diajukan oleh guru adalah agar siswa belajar, artinya memperoleh pengetahuan informasi dan meningkatkan kemampuan berpikir.Dari

Guru memberikan umpan balik yang focus pada Guru memberikan umpan balik yang focus pada proses atau usahapeserta didik proses atau usahapeserta didik PERILAKU YANG DIANJURKAN

ASESMEN FORMATIF Diskusi dalam aktivitas pembelajaran melalui observasi ' Pemahaman peserta didik pada materi pembelajaran keliling Guru memberikan umpan balik pada pada proses: