• Tidak ada hasil yang ditemukan

MAKALAH SRATEGI DAN INOVASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA

N/A
N/A
Andri Setiawan

Academic year: 2023

Membagikan "MAKALAH SRATEGI DAN INOVASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA"

Copied!
28
0
0

Teks penuh

(1)

MAKALAH SRATEGI DAN INOVASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA

KETERAMPILAN DASAR MENGAJAR

Oleh Kelompok 2:

Rahmat udani 2230105028 M. Afdhol insani 2230105022

Dosen Pengampu:

Kurnia Rahmi Yuberta M.Sc

PROGRAM STUDITADRIS MATEMATIKA 3B FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

UIN MAHMUD YUNUS BATUSANGKAR 1445 H/2023 M

(2)

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ... i

BAB I PEMBAHASAN... 1

A. Definisi Keterampilan Dasar Mengajar ... 1

B. Macam-macam Keterampilan Dasar Mengajar ... 3

1. Membuka Dan Menutup Pelajaran ... 3

2. Menimbulkan motivasi, dengan cara:... 3

3. Memberi acuan, dengan cara: ... 3

4. Membuat Kaitan ... 4

5. Menjelaskan ... 10

C. Memberi Penguatan ... 12

1. Mengadakan variasi ... 16

2. Variasi dalam penggunaan media dan bahan pelajaran ... 19

3. Variasi dalam pola interaksi ... 19

4. Membimbing Diskusi Kelompok Kecil... 21

5. Mengelola Kelas ... 24

BAB II PENUTUP... 25

A. Kesimpulan ... 25 DAFTAR PUSTAKA

(3)

BAB I PEMBAHASAN

A. Definisi Keterampilan Dasar Mengajar

Keterampilan dasar mengajar guru adalah suatu keterampilan yang harus dikuasi dan difahami oleh seorang guru pada saat ia mengajar didalam kelas sehingga pembelajaran berjalan efektif dan efesien. Di samping itu, keterampilan dasar merupakan syarat mutlak agar guru bisa mengimplementasikan berbagai strategi pembelajaran. Keterampilan dasar mengajar guru merupakan suatu karaktristik umum dari seorang yang berhunguna dengan pengetahuan dan keterampilan yang diwujudkan dengan tindakan. Pada dasarnya keterampilan dasar mengajar berupa bentuk perilaku bersifat mendasar dan ksusus yang harus dimiliki oleh seorang guru sebagai modal awal dalam melaksanakan tugas-tugas pembelajarannya secara terencana dan profesional. Dalam keterampilan dasar mengajar tersebut ada delapan keterampilan yang dapat digunakan guru selama proses belajar mengajar yaitu; keterampilan menjelaskan, keterampilan bertanya, keterampilan memberikan penguatan, keterampilan mengadakan variasi, keterampilan membuka dan menutup pelajaran, keterampilan mengelola kelas, keterampilan membimbing diskusi kelompok kecil, keterampilan mengajar kelompok kecil dan perseorangan.

Sudjana, (2008) mengatakan bahwa keterampilan Guru Mengajar merupakan puncak keahlian guru yang profesional sebab merupakan penerapan semua kemampuan yang telah dimilikinya dalam hal bahan pengajaran, komunikasi dengan siswa, metode mengajar dan terampil mengajukan pertanyaan, baik lisan maupun tulisan. Keterampilan mengajar bagi seorang guru adalah sangat penting kalau ia ingin menjadi seorang guru yang profesional, jadi disamping dia harus menguasai substansi bidang studi yang diampu, keterampilan dasar mengajar merupakan keterampilan penunjang untuk keberhasilannya dalam proses belajar mengajar.

(4)

Guru profesional harus memiliki empat Kompotensi yaitu pedegogis, keperibadian,sosial dan perofesional. Kompotensi pedegogis ialah kemampuan seorang pendidik mengelola pembelajaran peserta didik, kompotensi keperibadian ialah kemampuan keperibadian yang mantap, berahlak mulia, arif dan berwibawa serta menjadi teladan pserta didik, kompotensi sosial ialah kemampuan berkomunikasi dan berintraksi secara efektif dan efesien dengan peserta didik, sesama pendidik, sesama pendidik, teman sejawat dan masyarakat serta kompotensi profesional ialah kemampuan penguasan materi pelajaran secara luas dan mendalam. Dalam lingkup kompotensi yang dimilki oleh seoarng guru terdapat kompotensi pedagogik yang dapat dimaknai terkait deangan metode pembelajaran. Teknik mengelola kelas, mengunakan media teknik evaluasi sampai dengan mengunakan refleksi peroses pembelajaran. Pendapat lain yang dikemukan dammadi (2012) bahwa kompotensi pedagogik ialah kemampuan mengelola pembelajaran pesert didik yang meliputi pemahaman terhadap pesert didik, perancangan dan pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil belajar, pengambangan pesert didik untuk mengatulisasikan berbagai potensi yang dimilikinya.

Dari penjelasan para ahli tentang kompotensi guru maka keterampilan dasa mengajar berkenaan dengan beberapa keterampilan dan kemampuan yang bersifat mendasar dan harus dikuasi oleh seorang pengajar dlam melaksanakan tugas mengajar. Dalam mengajar ada dua pokok yang harus dikuasi oleh seorang tenaga pengajar yaitu menguasi materi atau bahan ajar yang akan diajarkan dan menguasi metode dan cara menbelajarkanya.Irvan wandi (2021)

Keterampilan dasar mengajar guru diperlukan agar bagaimana materi pelajaran disampaikan pada siswa. Kompotensi pedagogik tidak berhubungan dengan materi ajar tetapi berhubungan dengan bagaimana materi ajar bisa diserap oleh siswa. Dari delapan keterampilan dasar menjarar disini akan dibahas dua keterampilan yaitu sesuai dengan batasan masalah diatas

(5)

B. Macam-macam Keterampilan Dasar Mengajar 1. Membuka Dan Menutup Pelajaran

Membuka Pelajaran Komponen komponen membuka pelajaran adalah sebagai berikut:

a. Menarik perhatian siswa dengan:

b. Gaya mengajar yang bervariasi dalam posisi, macam kegiatan, maupun ekspresi.

c. Menggunakan alat-alat bantu mengajar sehingga menimbulkan motivasi. Misalnya carta, specimen asli, model, skema dan lain-lain.

d. Melakukan variasi interaksi, disamping guru→ siswa, juga siswa→

guru, dan guru → siswa (A) → siswa (B) → guru.

2. Menimbulkan motivasi, dengan cara:

a. Bersikap hangat dan antusias, dengan menunjukkan keramahan, sikap bersahabat sehingga siswa merasa guru merupakan bagian dari dirinya.

b. Menimbulkan rasa ingin tahu dengan memberi cerita yang mengundang pertanyaan, mendemonstrasikan suatu percobaan yang memancing rasa keingintahuan siswa

c. Menggunakan ide-ide yang bertentangan, agar menimbulkan motivasi siswa, misalnya: “Kita mengeluarkan urine merupakan proses ekskresi, namun mengapa peristiwa buang air besar, bukan termasuk proses ekskresi, bukankah keduanya bertujuan membuang kotoran?

d. Memperhatikan minat siswa untuk menentukan macam pilihan kegiatan motivasi siswa.

3. Memberi acuan, dengan cara:

a. Mengemukakan tujuan, dan batas-batas tugas yang harus dikerjakan siswa agar mereka memperoleh gambaran yang jelas tentang ruang lingkup Materi serta tugas tugas yang dikejarkan

b. Menyarankan langkah-langkah yang akan dilakukan untuk memulai sesuatu proses percobaan, penemuan atau pengambilan kesimpulan.

Misalnya: “Untuk menentukan termasuk kelas apakah hewan yang

(6)

Bapak bawa ini. Coba kalian ingat-ingat ciri-ciri hewan kelas vertebrata, perhatikan ciri-ciri penutup tubuhnya!”

c. Mengingatkan masalah pokok yang akan dibahas misalnya dengan d. Meningkatkan siswa untuk menemukan contoh-contoh yang sesuai

dengan permintaan guru.

e. Mengajukan pertanyaan-pertanyaan untuk memberikan gambaran tentang cakupan dari materi yang dipelajari oleh siswa

4. Membuat Kaitan

a. Membuat kaitan antara aspek-aspek yang relevan dari bidang studi yang telah diketahui siswa.

b. Memberi perbandingan atau pertentangan antara pengetahuan awal siswaDengan pengetahuan baru yang diajarkan.

c. Menjelaskan konsep dan pengertian materi yang dianggap baru oleh siswa.yuni gayatru ( Menutup Pelajaran)

Menjelang akhir pelajaran atau pada akhir penggalan suatu materi.Guru harus melakukan kegiatan menutup pelajaran, agar siswa memperoleh gambaran yang utuh tentang pokok materi pelajaran yang dipelajari. Cara-cara yang dilakukan dapat sebagai berikut

1. Meninjau kembali apakah inti pelajaran telah dikuasai siswa. Ada dua cara untuk melakukan peninjauan kembali yaitu:

a) Merangkum inti pelajaran b) Membuat ringkasan.

2. Mengevaluasi, dalam bentuk:

a) Mendemonstrasikan ketrampilan.

b) Mengaplikasikan ide baru pada situasi lain c) Mengekspresikan pendapat siswa

d) Soal-soal tertulis.

3. Bertanya

Bertanya adalah bagian dari aktivitas kehidupan manusia sehari- hari. Di rumah, di pasar, di perjalanan, di sekolah, di kantor, dan di mana saja, selalu terjadi kegiatan bertanya, umpamanya: Siapa namamu?, Di

(7)

mana rumahmu?, Pak, mana jalan menuju ke masjid? “Siapa yang rangking 1, Bu?” tanya seorang murid kepada gurunya. “Berapa harga apel itu satu kg. Bu?”Apabila diperhatikan, macam-macam pertanyaan di atas ternyata mempunyai satu kesamaan, yaitu ingin memperoleh informasi tertentu tentang sesuatu (kondisi, orang) yang sebelumnya tidak atau belum diketahui oleh si penanya.

Dalam interaksi belajar-mengajar di kelas, guru sering mengajukan pertanyaan-pertanyaan kepada para siswa, baik pertanyaan mengenai diri siswa maupun pertanyaan yang berkaitan dengan pelajaran. Umpamanya guru menanyakan bahan pelajaran yang telah diberikan sebelum melangkah ke bahan yang baru. Guru menanyakan apakah ada hal-hal yang belum jelas tentang materi yang baru disajikan. Guru menanyakan tentang tugas rumah yang harus dikerjakan oleh siswa. Guru menanyakan tentang buku-buku sumber yang Sudah dibaca oleh siswa. Dan seterusnya.

Kalau dibandingkan pertanyaan dalam kehidupan sehari-hari dengan pertanyaan dalam interaksi belajar- mengajar, ternyata bertanya dalam kehidupan sehari-hari cenderung untuk kepentingan si penanya, sedangkan di kelas (PBM) cenderung untuk kepentingan yang ditanya (siswa).

George Brown dalam bukunya, Microteaching: A Programme of Teaching Skills, halaman 103 mengatakan bahwa keterampilan bertanya itu setua (seusia) dengan pengajaran. Analog dengan pernyataan ini, sebagaimana ungkapan yang sudah cukup tua dari sejarah kebudayaan bangsa Indonesia, yaitu “malu bertanya, sesat di jalan”.

Keberanian bertanya akan mengantarkan siswa (atau siapa pun) ke jalan yang benar, menghindarkan dirinya dari hal-hal yang menyesatkan.

Keberanian bertanya tidak akan lahir begitu saja, tetapi perlu dibina, dilatih oleh orang tua, guru, dan saudara-saudara yang lebih tua.

Menciptakan iklim interaksi tanya-jawab secara menyenangkan dalam keluarga, sekolah, sangat membantu individu (anak) untuk berani bertanya.Berkaitan dengan konsep dasar keterampilan bertanya, dalam bab

(8)

ini Anda diajak memahami uraian materi mengenai: Pengertian keterampilan dasar mengajar bertanya: Pentingnya keterampilan dasar mengajar bertanya bagi guru

4. Pengertian Bertanya

Menurut pendapat Brown pengertian bertanya adalah... any statement which tests or creates knowledge in the learner (setiap pertanyaan yang mengkaji atau menciptakan ilmu pada diri siswa merupakan pengertian dari bertanya) (Brown, 1975, halaman 103). Dalam proses belajar-mengajar, tujuan pertanyaan yang diajukan oleh guru adalah agar siswa belajar, artinya memperoleh pengetahuan (informasi) dan meningkatkan kemampuan berpikir.Dari uraian tersebut, dapat disimpulkan bahwa pengertian keterampilan dasar mengajar bertanya adalah suatu aktifitas guru yang berupa ungkapan pertanyaan kepada anak didik untuk menciptakan pengetahuan dan meningkatkan kemampuan berpikir,

Keterampilan bertanya dibedakan atas keterampilan dasar bertanya tingkat dasar dan keterampilan dasar bertanya tingkat lanjut. Keterampilan dasar bertanya tingkat dasar mempunyai beberapa komponen dasar yang perlu diterapkan dalam mengajukan segala jenis pertanyaan, sedangkan keterampilan dasar bertanya tingkat lanjut merupakan lanjutan dari keterampilan dasar bertanya tingkat dasar dan berfungsi untuk mengembangkan kemampuan berpikir siswa, mem- perbesar partisipasinya, dan mendorong agar siswa dapatmengambil inisiatif sendiri.

5. Pentingnya Keterampilan Bertanya bagi Guru

Mengapa keterampilan dasar bertanya perlu dikuasai oleh guru maupun calon guru? Jawaban pertanyaan tersebut, antara lain:

a) Telah berakarnya mengajar dengan menggunakan metode ceramah yang cenderung menempatkan guru sebagai sumber informasi sedangkan siswa menjadi penerima informasi yang pasif.

(9)

b) Latar belakang kehidupan anak dalam lingkungan keluarga dan masyarakat yang kurang biasa mengajukan pertanyaan dan menyatakan pendapat.

c) Penggalakan penerapan gagasan Active Learning saat ini yang menuntut para siswa lebih banyak terlibat secara mental dalam proses belajar-mengajar seperti bertanya, berusaha menemukan jawaban masalah yang dihadapinya.

d) Pandangan yang salah mengenai tujuan pertanyaan yang mengatakan bahwa pertanyaan hanya dipergunakan untuk mengevaluasi hasil belajar siswa.

Berdasarkan empat hal tersebut di atas, jelas bahwa penguasaan keterampilan bertanya bagi seorang guru sangat penting karena, dengan menggunakan keterampilan dasar bertanya yang efektif dan efisien dalam proses belajar- mengajar, diharapkan timbul perubahan sikap pada guru dan siswa. Perubahan pada guru adalah bahwa denganmenerapkan secara bervariasi keterampilan dasar bertanya, guru menciptakan interaksi yang dinamis, membantu siswa untuk berinisiatif dalam proses pembelajaran.

6. Tujuan Keterampilan Bertanya

Adapun tujuan menguasai keterampilan dasar mengajar bertanya adalah:

a. Membangkitkan minat dan rasa ingin tahu;

b. Memusatkan perhatian peserta didik terhadap pokok bahasan.

c. Mendiagnosis kesulitan belajar;

d. Mengembangkan Active Learning

e. Memberi kesempatan peserta didik mengassimilasi informasi;

f. Mendorong peserta didik mengemukakan pendapat;

g. Menguji dan mengukur hasil belajar.

7. Prinsip dan Kebiasaan yang Harus Dihindari Guru dalam Bertanya

Dalam usaha pencapaian tujuan tersebut di atas, ada beberapa prinsip yang perlu mendapat perhatian guru pada waktu menggunakan keterampilan bertanya dalam proses belajar-mengajar, baik keterampilan

(10)

dasar bertanya tingkat dasar maupun keterampilan dasar bertanya tingkat lanjut, yaitu:

a. Kehangatan dan keantusiasan (sikap, ramah, suara, ekspresi wajah, gerakan, dan posisi badan).

b. Bervariasi; Sikap hangat dan penuh semangat yang ditunjukkan guru dalam menanggapi jawaban siswa, sangat penting dalam memelihara kelangsungan peran aktif siswa dalam pelajaran dan peran aktif siswa terhadap teman sekelas.

Salah satu usaha untuk mengomunikasikan sikap antusias guru pada siswa ialah dengan memperhatikan sungguh-sungguh jawaban siswa, kemudian guru dapat menyempurnakannya. Jawaban siswa yang salah atau kurang sempurna, disarankan untuk tidak langsung dikritik, tapi ber- usahalah agar Anda menggunakan keterampilan dasar mengajar bertanya menuntun (bervariasi). Anda sekarang telah menyadari betapa pentingnya penggunaan prinsip-prinsip dalam menerapkan keterampilan dasar bertanya. Akan tetapi, masih ada guru yang sering menggunakan kebiasaan bertanya yang kurang menunjang keberhasilan proses pembelajaran.

Kebiasaan-kebiasaan bertanya yang perlu dihindari: Mengulangi pertanyaan sendiri; Mengulangi jawaban siswa; Menjawab pertanyaan sendiri; Pertanyaan yang memancing jawaban serentak; Pertanyaan ganda;

Menunjuk siswa dahulu sebelum pertanyaan diberikandiberikan.

Komponen bertanya tingkat dasar meliputi:

a. Jelas dan singkat (clarity and brevity) Susunan kata-kata perlu disesuaikan dengan usia dan tingkat perkembangan siswa. Contoh:

“Anak-anak, Rukun Iman ada berapa?” (Guru menuliskan secara Sistematis di papan tulis);

b. Pemberian acuan (structuring) Sebelum mengajukan pertanyaan, kadang-kadang guru perlu memberikan acuan berupa pernyataan yang berisi informasi yang relevan dengan jawaban yang di harapkan dari siswa. Contoh: “Kalian telah mengetahui bahwa Allah itu bersifat ar-

(11)

Rahman (Maha Pengasih). (pertanyaan) Coba jelaskan bentuk-bentuk kemahapengasihan Allah kepada umat manusia!”

c. Pemusatan (focusing)Pada umumnya dimulai dengan pertanyaan berpusat (berfokus) luas, kemudian diikuti denganpertanyaan yang lebih khusus yang berfokus sempit (sesuai dengan tujuan khusus pengajaran). Contoh: “Siapa-siapakah Rasul Allah yang termasuk

„Ulul Azmi ?” (Pertanyaan ini bersifat luas, kemudian disusul dengan pertanyaan yang lingkupnya sempit). “Siapa Rasul Allah yang paling anda idolakan?”

d. Pindah gilir (re-directing)Pada mulanya guru mengajukan pertanyaan kepada seluruh kelas, kemudian memilih beberapa siswa untuk menjawab dengan cara menyebutkan nama merekasecara bergiliran.

Contoh: Guru mengajukan pertanyaan kepada seluruh kelas, “Kesan- kesan apa yang kalian peroleh dari film “Kisah Umar bin Khattab”

yang barusan di tonton bersama?” Setelah diam sejenak, guru meminta seorang siswa menjawab, kemudian guru meminta seorang siswa yang lain untuk menjawab, dan selanjutnya dapat diminta siswa yang lain lagi.

e. Penyebaran (distribution)Giliran untuk menjawab pertanyaan harus disebar merata, baik kepada siswa yang duduk di depan maupun yang di belakang, baik yang duduk di sudut depan maupun di sudut belakang.

f. Pemberian waktu berpikir (pausing) Sesudah mengajukan satu pertanyaan kepada seluruh kelas, guru perlu memberi waktu beberapa detik (maksimum ½ menit sebelum menunjuk seorang siswa untuk menjawab).

g. Pemberian tunjangan (prompting) Bila seorang siswa memberikan jawaban yang salah atau kurang sempurna atau tidak dapat menjawab pertanyaan, maka siswa tersebut perlu mendapat tuntunan guru dengan harapan ia akan dapat menemukan jawaban yang benar, atau mendekati benar. Caranya adalah; mengungkapkan sekali lagi

(12)

pertanyaan itu dengan cara lain yang lebih sederhana dan dengan susunan kata yang lebih mudah dipahami.

5. Menjelaskan

Menjelaskan adalah menyajikan informasi secara lisan yang diorganisasikan secara sistematik yang bertujuan untuk menunjukkan hubungan antara sebab dan akibat, yang diketahui dengan yang belum diketahui, antara hukum, dalil dengan contoh sehari-hari. Menjelaskan dapat digunakan guru pada saat memberikan fakta- fakta, ide atau pendapat, memberikan alasan untuk mengambil suatu keputusan atau tindakan.Terdapat beberapa alasan mengapa keterampilan menjelaskan perlu selalu dilihatkan penguasaannya:

a. Guru cenderung mendominasi kelas dengan memberi informasi secara lisan. Sehingga penguasan dalam memberikan informasi secara efektif perluDikembangkan agar benar-benar merupakan informasi yang bermakna bagi siswa.

b. Penjelasan guru sering “tidak jelas”. Hal ini ditujukan dengan kecenderungan guru untuk menanyakan ke siswa “Sudah jelas bukan?”, padahal justru pertanyaan itulah yang menunjukkan bahwa guru sebenarnya belum jelas dalam memberikan informasi.

c. Keterbatasan sumber pelajaran, sehingga siswa perlu dibantu dengan memberikan penjelasan secara lisan.

Penjelasan bukanlah menekankan pada indoktrinasi, namun lebih menekankan pada penalaran. Siswa tidak boleh kita paksa untuk menerima alasan- alasan kita, namun yang lebih tepat adalah membuat mereka menerima alasan-alasanKarena telah menerima contoh-contoh dan bukti- bukti yang cukup untuk melandasi penerimaan atau kesepakatan siswa tentang alasan tersebut. Di dalam memberikan penjelasan perlu menerapkan prinsip-prinsip di bawah ini:

a. Fleksibel (dilakukan di awal, tengah, atau di belakang jam pertemuan) b. Relevan dengan tujuan penalaran.

c. Direncanakan atau menanggapi pertanyaan siswa.

(13)

d. Bermakna bagi siswa.

e. Sesuai dengan latar belakang dan kemampuan siswa.

KOMPONEN-KOMPONEN KETERAMPILAN MENJELASKAN i. Isi pesan (materi):

1. Menganalisis masalah keseluruhan dengan mengidentifikasi unsur- unsur yang dikaitkan satu sama lain.

2. Menentukan jenis hubungan yang ada diantara unsur-unsur yang dikaitkan.

3. Menggunakan hukum, rumus, atau generalisasi unsur-unsur yang telah ditentukan sebelumnya.

ii. Penerima pesan (siswa): Untuk merencanakan suatu penjelasan perlu diperhatikan prinsip-prinsip berikut:

1. Relevan antara penjelasan dengan pertanyaan atau kebutuhan Siswa.

2. Penjelasan cukup memadai sehingga mudah diserap siswa.

3. Sesuai dengan perkembangan kognitif siswa.

4. Hasil penyajian suatu penjelasan dapat ditingkatkan dengan memperhatikan hal-hal berikut ini:

5. Kejelasan, dapat dipenuhi dengan menggunakan bahasa yang jelas, volume yang sesuai, penyusunan kalimat yang baik, dengan menghindari kalimat yang tidak lengkap.

6. Penggunaan contoh dan ilustrasi yang sesuai dengan kondisi lingkungan sehari-hari

.

7. Pemberian tekanan dengan cara:

a) Memberi penekanan dengan suara

b) Membuat stuktur sajian, misalnya dengan membuat ikhtisar, pengulangan, memparafrase ataupun memberikan tanda dengan isyarat lisan pada bagian-bagian yang penting, misalnya “....

Yang terpenting adalah....”.”Perhatikan baik-baik konsep ini.

(14)

c) Meminta balikan siswa untuk mengetahui tingkat pemahaman dan ada tindakan keraguan siswa terhadap penjelasan guru.

C. Memberi Penguatan

Penguatan (reinforcement) merupakan salah satu keterampilan mengajar yang harus dimiliki oleh seorang guru sehingga dapat memberikan suatu dorongan kepada anak didik dalam mengikuti pelajaran. Penguatan yang diberikan oleh guru harus tepat sasaran dan tepat waktu sehingga dapat menjadi pemicu bagi peserta didik secara keseluruhan dalam kelas, baik yang menjadi sasaran penguasa maupun bagi teman-temannya. Menurut pendapat Barnawi, Muhammad Arifin. (2012: 208), penguatan adalah respon positif dalam pembelajaran yang diberikan guru terhadap perilaku peserta didik yang positif dengan tujuan mempertahankan dan meningkatkan perilaku tersebut.

Penguatan merupakan respon terhadap suatu tingkah laku yang sengaja diberikan agar tingkah laku tersebut dapat terulang kembali,

Penguatan yang diberikan oleh guru merupakan hal yang sangat peting bagi peserta didik. Pemberian penguatan (reinforcment) dimana suatu respon positif dari pendidik kepada peserta didik yang telah melakukan suatu perbuatan atau kegiatan yang baik atau berperestasi. Pemberian penguatan (reinforcment) dengan tujuan agar peserta didik dapat lebih termotivasi dan semangat berpartisipasi dalam interaksi belajar mengajar dan peserta didik dapat mengulangi lagi perbuatan yang baik itu, bahkan akan memberi motivasi pula pada temen-teman untuk mengikuti jejaknya.

Tujuan pemberi penguatan menurut Winataputra (2004: 7, 30) penguatan bertujuan untuk:

a. Meningkatkan perhatian siswa dan membangkitkan motivasi siswa melalui penguatan yang diberikan oleh guru terhadap perilaku belajar siswa, siswa Akan merasa diperhatikan oleh gurunya. Dengan demikian perhatian siswa pun akan semakin meningkat seiring dengan perhatian guru melalui responyang diberikan kepada siswanya. Apabila perhatian siswa semakin

(15)

baik, maka dengan sendirinya motivasi belajarnya pun akan semakin baik pula.

b. Memudahkan siswa belajar. Tugas guru sebagai fasilitator pembelajaran bertujuan untuk memudahkanSiswa belajar. Untuk memudahkan belajar harus ditunjang oleh kebiasaan-Kebiasaan positif dalam pembelajaran, yaitu dengan memberikan respon-Respon (penguatan) yang akan semakin mendorong keberanian siswa untukMencoba, bereksplorasi dan terhindar dari perasaan takut salah dalamBelajar.

c. Mengontrol dan memodifikasi tingkah laku siswa serta mendorong munculnya perilaku yadalamBelaja

d. Menumbuhkan rasa percaya diri pada diri siswa Perasaan khawatir, ragu- ragu, takut salah, dan perasaan-perasaan negatif yang akan mempengaruhi terhadap kualitas proses pembelajaran harus dihindari. Salah satu upaya untuk memperkecil perasaan-perasaan negatif dalam belajar, yaitu melalui pemberian penguatan atau respon yang Diberikan oleh guru terhadap sekecil apapun perbuatan belajar siswa.

e. Memelihara iklim kelas yang kondusif

Suasana kelas yang menyenangkan, aman, dan dinamis akan mendorong aktivitas belajar siswa lebih maksimal. Melalui penguatan yang dilakukan oleh guru, suasana kelas akan lebih demokratis, sehingga siswa akan lebih bebas untuk mengemukakan pendapat, berbuat, mencoba, dan melakukan perbuatan-perbuatan belajar lainnya.

Penguatan dapat dikelompokan kedalam dua jenis, yaitu penguatan Verbal maupun nonverbal.

a. Penguatan verbal biasanya diungkapkan atau diutarakan dengandeng Menggunakan kata-kata pujian, penghargaan, persetujuan, dan sebagainya.

Komentar ungkapan, pujian yang berbentuk:

1. Kata-kata: “baik, bagus, hebat sekali, benar sekali, sangat teliti, dan Sebagainya”.

2. Kalimat misalnya “Itu suatu pikiran yang baik, cara berfikir kritis sekali, terima kasih kamu sangat pandai”

(16)

b. Penguatan Non-Verbal adalah penguatan yang diungkapkan melalui bahasa isyarat

1. .Mimik dan gerakan badan Mimik dan gerakan badan seperti senyuman, mengekspresikan wajah ceria, anggukan, tepukan tangan, mengacungkan ibu jari, dan geGerakan badan lainnya dapat mengkomunikasikan kepuasan guru terhadap respon siswa.

2. Gerak mendekati dapat ditunjukkan guru dengan cara melangkah mendekati siswa, berdiri di samping siswa atau kelompok siswa, bahkan dalam situasi tertentu duduk bersama siswa atau kelompok siswa. Tujuan gerak mendekati adalah memberikan perhatian, menunjukkan rasa senang akan pekerjaan siswa, bahkan juga memberi rasa aman kepada siswa.

3. Sentuhan Penguatan dalam bentuk sentuhan yaitu dilakukan dengan adanya kontak fisik antara guru dengan siswa (gesturing).

Sentuhan seperti menepuk nepuk bahu, atau pundak siswa, menjabat tangan siswa atau mengangkat tangan siswa yang menang, mengelus anggota badan tertentu yang dianggap tepat.

4. .Kegiatan yang menyenangkan, misalnya siswa yang dapat menyelesaikan masalah matematika lebih dahulu diberi kesempatan untuk membantu temannya yang kesulitan. Dengan demikian, siswa akan merasa dihargai dan akan semakin menambah keyakinan, kepercayaan diri untuk meningkatkan prestasi belajarnya.

Tidak kalah pentingnya dalam penguatan harus diperhatikan pula dari prinsip-prinsip pemberian penguatan dalam penggunaan, menurut Winataputra (2004: 7.33-34):

a. Kehangatan dan keantusiasan

Kehangatan dan keantusiasan dapat ditunjukkan dengan berbagai cara,Misalnya dengan muka atau wajah berseri disertai senyuman, suara yang riang penuh perhatian, atau sikap yang memberi kesan bahwa penguatan yang diberikan memang sungguh-sungguh,

(17)

b. Kebermaknaan

Penguatan yang diberikan guru haruslah bermakna bagi siswa Misalnya, jika guru mengatakan “model yang kamu rancang sangat menarik”, karena model yang dibuat siswa tersebut memang benar-benar menarik hingga siswa benar-benar merasa bahwa ia memang patut mendapat pujian.

c. Menghindari penggunaan respon negatif

Respon negatif seperti kata-kata kasar, cercaan, hukuman, atau ejekan dari guru merupakan senjata ampuh untuk menghancurkan iklim kelas yang kondusif maupun kepribadian siswa sendiri. Oleh karena itu, guru hendaknya menghindari segala jenis respon negatif tersebut. Jika siswa memberikan jawaban atau menunjukkan penampilan yang tidak memuaskan, guru hendaknya menahan diri dari keinginan mencela atau mengejek jawaban atau penampilan siswa.

Dalam pemberian penguatan terdapat kelebihan juga kekurangan, agar bermanfaat dilakukan dengan tepat dan dilakukan secara optimal dalam penerapannya. Berikut adalah kelebihan pemberian penguatan, di antaranya:

a) Meningkatkan perhatian peserta didik dan memotifasi peserta didikTerhadap pembelajaran:

b) Mendorong peserta didik memiliki prilaku atau bersikap baik dan produktif;

c) Menumbuhkan rasa percaya diri peserta didik;

d) Meningkatkan cara belajar peserta didik menjadi aktif; dan

e) Mendorong peserta didik untuk meningkatkan belajarnya secara mandiri.

Selain kelebihan ada pula kekurangan dari pemberian penguatan, di antaranya:

a) Jika guru salah dalam menggunakan variasi maka peserta didik juga akan salah penafsiran dari pesan yang nantinya di sampaikan oleh guru.

b) Apabila guru berlebihan dalam mengadakan variasi, maka pelajaran akan terganggu, lalu tujuan dari pembelajaran itu sendiri tidak akan tercapai secara efektif dan efisien.

(18)

c) Tidak semua peserta didik dapat menerima variasi yang nantinya diberikan oleh guru sehingga peserta didik kebingungan dengan adanya variasi tersebut.

1. Mengadakan variasi

Keterampilan mengadakan variasi merupakan salah satu komponen dasar mengajar yang harus dikuasai oleh seorang guru. Variasi yang dilakukan dalam proses belajar mengajar mencakup beberapa aspek, yaitu variasi gaya mengajar, variasi dalam menggunakan pendekatan, model dan metode pebelajaran, variasi dalam menggunakan media dan bahan ajar, serta variasi dalam interaksi antara guru dan peserta didik.

Salah satu keterampilan dasar mengajar adalah keterampilan mengadakan variasi. Menurut (Alma, 2009) membuat variasi adalah suatu hal yang sangat penting dalam prilaku keterampilan mengajar, yang dimaksud dengan variasi dalam hal ini adalah menggunakan berbagai pendekatan, model dan metode pembelajaran, gaya mengajar misalnya variasi dalam menggunakan sumber dan bahan pelajaran serta media pengajaran, variasi dalam bentuk interaksi antara guru dan murud. Penjelasan lain juga disampaikan Mulyasa (2013) bahwa variasi merupakan keterampilan yang harus dikuasai oleh guru dalam pembelajaran, sehingga dapat mengatasi kebosanan peserta didik, agar peserta didik juga selalu antusias, tekun dan penuh partisipasi. Selanjutnya Majid (2014) menambahkan bahwa variasi stimulus adalah kegiatan proses interaksi belajar mengajar yang ditujukan untuk mengatasi kebosanan peserta didik sehingga dalam situasi belajar mengajar, peserta didik senantiasa menunjukkan ketekunan,Serta penuh partisipasi. Lebih lanjut dijelaskan oleh Wardani. (2005) bahwa variasi dalam kegiatan pembelajaran adalah perubahan dalam proses kegiatan yang bertujuan untuk meningkatkan motivasi peserta didik, serta mengurangi kejenuhan dan kebosanan.

Berdasarkan penjelasan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa variasi adalah suatu ketrampilan untuk menciptakan perubahan dalam kegiatan pembelajaran yang ditujukan untuk mengatasi kebosanan peserta didik dan

(19)

meningkatkan semangat peserta didik dalam belajar dan meningkatkan perhatian peserta didik sehingga peserta didik dapat aktif dan turut berpartisipasi dalam pembelajarannya. Penggunaan variasi terutama ditujukan terhadap perhatian peserta didik, motivasi, dan belajar peserta didik. Usman, 2013, menjelaskan bahwa ada beberapa tujuan dan manfaat dari mengadakan variasi dalam kegiatan pembelajaran, yaitu:

a) Menimbulkan dan meningkatkan perhatian peserta didik aspek-aspek belajar mengajar.

b) Memberikan kesempatan bagi berkembangnya bakat ingin mengetahui dan menyelidiki pada peserta didik tentang hal-hal yang baru.

c) Memupuk tingkah laku yang positif terhadap guru dan Sekolah dengan berbagai cara mengajar yang lebih hidup dan lingkkungan belajar yang lebih baik

d) Memberi kesempatan kepada peserta didik untuk memperoleh cara menerima pelajaran yang disenanginya.

Masalah peserta didik dalam proses belajar mengajar adalah yang menjadi fokus perhatian kita semua. Apapun kegiatan yang guru lakukan tidak lain adalah untuk suatu upaya menciptakan lingkungan yang menyenangkan hati semua peserta didik dan dapat membangkitkan semangat dalam belajar peserta didik. Menurut Djamarah, 2013, Agar kegiatan pembelajaran menjadi aktif dan kreatif maka guru perlu memperhatikan beberapa prinsip-prinsip dalam penggunaan variasi belajar sebagai berikut:

a) Dalam menggunakan variasi sebaikya semua jenis variasi digunakan, selain juga harus ada variasi penggunaan komponen untuk setiap jenis variasi. Semua itu untuk mencapai tujuan belajar.

b) Menggunakan variasi secara lancar dan berkesinambungan, sehingga moment proses belajar mengajar yang utuh tidak rusak, perhatian peserta didik dan proses belajar tidak terganggu..

c) Penggunaan komponen variasi harus benar-benar terstruktur dan direncanakan oleh guru. Karena memerlukan Penggunaan yang luwes,

(20)

spontan sesuai dengan umpan balik yang diterima dari peserta didik biasanya bentuk umpan balik ada dua, yaitu :

1) Umpan balik tingkah laku yang menyangkut perhatian danKeterlibatan peserta didik

2) Umpan balik informasi tentang pengetahuan dan pelajaran.

Lebih lanjut dijelaskan oleh Majid (2013) bahwa variasi dalam kegiatan pembelajaran dapat dikelompokkan menjadi tiga bagian, yakni variasi gaya mengajar, variasi dalam penggunaan media dan bahan pelajaran, dan variasi dalam pola interaksi dan kegiatan Variasi dalam gaya mengajar.Variasi ini dapat dilakukan oleh seorang guru melalui enam cara sebagaimana dijelaskan berikut ini.

1) Variasi suara. Variasi suara dapat dilakukan seperti perubahan nada suara dari keras menjadi lemah, dan tinggi menjadi rendah, cepat menjadi lambat, dari suara gembira menjadi sedih, atau pada suatu saat memberikan tekanan pada kata-kata tertentu.

2) Memusatkan perhatian. Pemusatan dengan lisan diikuti Dengan syarat seperti menunjuk pada gambar yang tergantung di dinding atau papan tulis dan sebagainya.

3) Membuatkan kesenyapan sejenak. Kesenyapan adalah suatu keadaan atau diam secara tiba-tiba ditengah-tengah kegiatan pembelajaran atau saat menerangkan sesuatu.

4) Mengadakan kontak. Saat guru berbicara atau berinteraksi dengan peserta didik, sebaiknya pandangan guru menjelajahi seluruh kelas dan melihat kemata peserta didik untuk menunjukkan hubungan yang intim dengan mereka.

5) Variasi gerakan badan dan mimik. Suatu gerakan dalam proses belajar mengajar yang dilakukan guru pada saat menerangkan materi yang disampaikan, dan hal itu tidak boleh terlalu berlebihan.

6) Mengubah posisi dengan gerak. Perpindahan posisi, selain bermanfaat bagi guru agar tidak jenuh, juga agar perhatian peserta didik tidak monoton.

(21)

2. Variasi dalam penggunaan media dan bahan pelajaran

Setiap peserta didik memiliki krakteristik yang berbeda- beda baik pendengaran, penglihatan, berbicara maupun aspek lainya sehingga dalam proses belajar mnegajar guru harus memeliki keteramapilan dalam menggunakan media pembelajaran sehingga berbagai macam karakteristik peserta didik tersebut dapat diatasi. Dengan variasi penggunaan media, kelemahan media yang dimiliki setiap anak didik, misalnya guru dapat menulis di papan tullis, dilanjutkan dengan melihat contoh konkret.

Dengan variasi seperti itu dapat memberi stimulasi terhadap indera anak didik.

1) Variasi media pandang (visual). Penggunaan media pandang memiliki keuntungan berupa membantu secara konkret konsep berpikir, dan mengurangi respons yang kurang bermanfaat

2) Variasi media dengar (audio). Variasi dalam penggunaan media dengar memerlukan sekali saling bergantian atau kombinasi dengan media pandang dan media taktil.

3) Variasi alat yang dapat didengar, dilihat, dan diraba (audio- visual aids). Penggunaan alat jenis ini merupakan tingkat yang paling tinggi, karena Pola melibatkan semua indera yang dimiliki.

4) Variasi alat yang dapat diraba, dimanipulasi, dan digerakkan (motorik).

Penggunaan alat yang termasuk kedalam jenis ini akan mampu menarik perhatian peserta didik, dan dapat melibatkan peserta didik dalam membentuk dan memperagakan kegiatannya, baik secara perorangan ataupun kelompok.

3. Variasi dalam pola interaksi

Adapun jenis pola interaksi (gaya interaksi) dapat digambarkan seperti berikut:

a) Guru-peserta didik: komunikasi sebagai aksi satu arah.

b) Pola guru-peserta didik-guru: ada kebalikan (feedbeak) bagi guru, tidak suka ada interaksi antara peserta didik.

(22)

c) Pola guru-peserta didik-peserta didik: ada balikan bagi guru, peserta didik saling belajar satu sama lain.

d) Pola guru-peserta didik, peserta didik-guru, murid-murid: interaksi optimal antara guru dengan peserta didik, dan antara peserta didik dengan peserta didik (komunikasi sebagai interaksi dan multi arah) e) Polla melingkar: setiap peserta didik mendapat giliran untuk

mengemukakan sambutan atau jawaban. Tidak diperkenankan berbicara dua kali sebelum semua peserta didik belum mendapat giliran.

Menurut (Farihah, 2015) keterampilan mengadakan variasi memiliki kekurangan dan kelebihan sebagai berikut:

a) Kelebihan keterampilan mengadakan variasi

Setiap keterampilan yang digunakan oleh guru tentu memiliki kelebihan-kelebihan sehingga guru menerapkannya dalam kegiatan pembelajaran, adapun kelebihan dari keterampilan mengadakan variasi diantaranya:

1) Kegiatan pembelajaran menjadi menyenangkan baik bagi guru maupun bagi peserta didik.

2) Peserta didik menjadi semangat, penuh perhatian serta ikut berpartisipasi dalam kegiatan pembelajaran.

3) Tujuan pembelajaran akan tercapai secara efektif dan efisien.

b) Kekurangan keterampilan mengadakan variasi

Selain memiliki kelebihan keterampilan mengadakan variasi tentunya juga memiliki berbagai kekurangan- kekurangan. Kekurangan ini sering terjadi karena guru yang kurang terampil atau kurang mampu menerapkan keterampilan mengadakan variasi, sehingga munculah permasalahan- permasalahan diantaranya:

1) Apabila guru salah atau keliru dalam mengadakan variasi yang dilakukannya, maka peserta didik juga akan salah penafsirannya dari pesan yang ingin disampaikan oleh guru.

(23)

2) Apabila guru berlebih-lebihan dalam mengadakan variasi, maka pelajaran akan tergangu dan tujuan pembelajaran pun tidak dapat tercapai secara efektif dan efisien.

4. Membimbing Diskusi Kelompok Kecil

Diskusi kelompok merupakan strategi yang memungkinkan peserta didik menguasai suatu konsep atau memecahkan suatu masalah melalui satu proses yang memberi kesempatan untuk berpikir, berinteraksi sosial, serta berlatih bersikap positif. Dengan demikian diskusi kelompok dapat meningkatkan kreativitas peserta didik, serta membina kemampuan berkomunikasi termasuk di dalamnya keterampilan berbahasa.

Diskusi kelompok kecil, suatu proses kegiatan yang berlangsung secaraTerkontrol dan teratur, dengan beberapa orang saling bertatap muka digabungMenjadi satu kelompok atau kelompok kecil yang saling berinteraksi Mengungkapkan pemikiran masing-masing. Diskusi adalah suatu proses yang melibatkan dua individu atau lebih, berintegrasi secara verbal dan saling berrhadapan, saling tukar informasi, saling mempertahakan pendapat dalam memecahkan suatu masalah tertentu (diadakannya diskusi kelompok kecil), agar Peserta didik dapat saling bertukar informasi ataupun pengalaman, sehingga Peserta didik mampu menyelesaikan atau memecahkan suatu masalah. Memimpin diskusi kelompok menurut Helmiati, (2013:85) suatu proses yang Teratur yang melibatkan sekelompok orang dalam interaksi tatap muka yangInformal dengan berbagai pengalaman atau informasi, pengambilanKesimpulan, atau pemecahan masalah.

Jenis-jenis diskusi menurut Jumanta, Hamdayama (2014: 131) terdapat beberapa macam diskusi yang dapat digunakan oleh guru dalam Menyampaikan materi kepada peserta didik, di antaranya sebagai berikut:

1) Diskusi Kelas atau diskusi kelompok adalah proses pemecahan masalah yang dilakukan oleh seluruh anggota kelas sebagai peserta didik. Prosedur yangDigunakan dalam diskusi ini adalah:

(24)

1) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran kompetensi dikegiatan awal Pembelajaran.

2) Guru membagi peserta didik dalam beberapa kelompok untuk mendiskusikan materi atau kasus yang diberikan.

3) Guru membagi tugas sebagai pelaksanaan diskusi, misalnya siapa yang Akan menjadi moderator, siapa yang menjadi notulen.

4) Sumber masalah (guru, peserta didik, atau ahli tertentu dari luar) memaparkan masalah yang harus dipecahkan selama 10-15 menit.

5) Siswa diberi kesempatan untuk menanggapi permasalahan setelah mendaftar ke moderator

6) Sumber masalah memberi tanggapan.

7) Moderator menyimpulkan hasil diskusi.

a. Diskusi kelompok kecil adalah diskusi yang dilakukan dengan membagi siswa ke dalam kelompok-kelompok kecil yang terdiri 3-7 orang. Pelaksanaanya guru memulai dengan memberikan permasalahan dengan subpermasalahannya, subpemasalahan tersebut..Kemudian setiap kelompok membahas sub masalah tersebut

b. Simposium adalah diskusi yang pelaksanannya dimulai dengan membahas suatu masalah dari berbagai segi secara luas, yang disiapkan dan diarahkan oleh beberapa orang pembicara atau pengarah yang berbeda pandangan atau keahlian. Setelah itu dilanjutkan dengan diskusi atau tanya jawab antara penyaji (pengarah) dengan para peserta didik. Setelah itu diakhiri dengan pembacaan kesimpulan hasil kerja tim perumus yang tealah ditentukan sebelumnya.

c. Diskusi panel adalah pembahasan sutau masalah yang dilakukan oleh beberapa orang panulis yang biasanya terdiri atas 4-5 orang dihadapan audien. Diskusi panel berbeda dengan jenis diskusi lainnya. Dalam diskusi panel audiens tidak terlibat secara langsung, tetapi berperan hanya sekedar peninjau para

(25)

panelis yang sedang melaksanakan diskusi. Oleh sebab itu, agar diskusi panel efektif, perlu digabungkan dengan metode- metode, misalnya dengan metode penugasan, dan peserta didik disuruh untuk Merumuskan hasil pembahasan dalam diskusi.

Melaksanakan metode diskusi agar penggunaan metode berhasil dengan Efektif, sesuai dengan model maka perlu dilakukan langkah- langkah sebagai berikut:

a. Persiapan diskusi

1) Merumuskan tujuan yang ingin dicapai, baik tujuan yang bersifat umum Maupun tujuan khusus.

2) Menentukan jenis diskusi yang dapat dilaksanakan sesuai dengan tujuan Yang ingin dicapai.

3) Menetapkan masalah yang akan dibahas.

4) Mempersiapkan segala sesuatu yang berhubungan dengan teknis pelaksanaan diskusi, misalnya ruang kelas dengan segala fasilitasnya, petugas- petugas diskusi seperti moderator, notulis, dan tim perumus manakala diperlukan.

b. Pelaksanaan diskusi

1) Memeriksa segala persiapan yang dianggap dapat mempengaruhi kelancaran diskusi

2) Memberikan pengarahan sebelum dilaksanakan diskusi, misalnya menyajikan tujuan yang ingin dicapai serta aturan-aturan diskusi sesuai dengan jenis diskusi yang akan dilaksanakan

3) Melaksanakan diskusi sesuai dengan aturan main yang telah ditetapkan. Dalam pelaksanaan diskusi hendaklah memperhatikan suasana atau iklim belajar yang menyenangkan, misalnya tidak tegang, tidak menyudutkan, dan lain sebagainya.

4) Memberikan kesempatan yang sama kepada setiap peserta diskusi untuk mengeluarkan gagasan dan ide-idenya.

(26)

5) Mengendalikan pembicaraan kepada pokok persoalan yang sedang dibahas. Hal ini sangat penting, sebab tanpa pengendalian biasanya arah pembahasan menjadi melebar dan tidak fokus.

c. Menutup diskusi

1) Membuat pokok-pokok pembahasan sebagai kesimpulan sesuai dengan hasil diskusi

2) Mereview jalannya diskusi dengan meminta pendapat dari seluruh peserta sebagai umpan balik untuk perbaikan selanjutnya.

5. Mengelola Kelas

Ketrampilan mengelola kelas merupakan keterampilan meciptakan dan memelihara kondisi belajar yang optimal serta mengembalikan konda apabila terjadi gangan dalam pembelajaran Komponen pongelolaan kelas terbagi menjadi dua, yaitu komponen yang bersifat prevent an kompoom yang bersifat kurati. Kompone yang bersilat preventil ialah komponen yang berhubungan dengan tindakan perciptaan dam pemeliharaan kondisi optimal sedangkan komponen yang bersifat kuratif ialah kp yang berhubungan dengan tindakan untuk mengembalikan kondisi belajar yang optimal

(27)

BAB II PENUTUP

A. Kesimpulan

Dalam makalah ini, telah dibahas mengenai keterampilan dasar mengajar. Keterampilan dasar mengajar dapat didefinisikan sebagai kemampuan yang dimiliki oleh seorang pendidik untuk efektif mentransfer pengetahuan kepada para siswa. Terdapat beberapa macam keterampilan dasar mengajar yang telah dijelaskan, antara lain:

1) Keterampilan Komunikasi: Kemampuan untuk menyampaikan informasi secara jelas dan mudah dipahami.

2) Keterampilan Manajemen Kelas: Kemampuan untuk mengelola kelas dengan efektif, termasuk dalam hal disiplin dan waktu pembelajaran.

3) Keterampilan Penguasaan Materi: Kemampuan untuk menguasai materi pelajaran yang diajarkan.

4) Keterampilan Evaluasi: Kemampuan untuk mengevaluasi pemahaman siswa dan efektivitas metode pengajaran.

Dengan memahami dan menguasai keterampilan dasar mengajar ini, seorang pendidik dapat menciptakan lingkungan belajar yang efektif dan mendukung perkembangan siswa secara optimal.

(28)

DAFTAR PUSTAKA

Gayatrib Yuni, 2022.keterampilan dasar mengajar.UMSurabaya Publishing Haerullah Ade, 2022.Kemampuan Dasar Mengajar. Uwais Inspirasi Indonesia Syaripudin M.m , 2019. Sukses mengajar di abad 21 .uwais inspirasi Indonesi Suherti heri , 2023. Micro Teaching: Sistematika Keterampilan Dasar Mengajar .

CV beyfa candekia Indonesia tahun :

Wandri Irvan , 2021 Upaya Meningkatkan Keterampilan Menjelaskan Dan Bertanya Guru Melalui Supervisi Klinis Di SMA. Pascal Books PT.

Mediatama Digital Cendekia

Referensi

Dokumen terkait

Secara umum penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran objektif mengenai upaya guru dalam meningkatkan kemampuan berpikir kritis matematis siswa kelas III A di

secara kritis dan keaktifan siswa dalam mengikuti proses belajar mengajar. Kurangnya kemampuan berpikir dan keaktifan siswa

Apakah tindakan guru dalam proses belajar mengajar matematika melalui strategi pembelajaran problem posing dapat meningkatkan kemampuan penalaran siswa..

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan: 1) jenis pertanyaan yang diajukan oleh guru ditinjau dari pengalaman mengajar; 2) komponen keterampilan bertanya

Sekarang ini kegiatan belajar mengajar lebih berpusat pada guru, sehingga siswa kurang memperoleh pengetahuan secara mandiri. Oleh karena itu digunakan model

Pembelajaran matematika merupakan suatu proses belajar mengajar yang dibangun oleh guru untuk mengembangkan kreativitas berpikir siswa yang dapat meningkatkan kemampuan

Sekarang ini kegiatan belajar mengajar lebih berpusat pada guru, sehingga siswa kurang memperoleh pengetahuan secara mandiri. Oleh karena itu digunakan model

i EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN STRATEGI PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH SPBM TERHADAP HASIL BELAJAR DITINJAU DARI KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA SKRIPSI Diajukan