PENYELIDIKAN EPIDEMIOLOGI KASUS DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) DI INSTALASI RAWAT INAP
RSUD DR. SOEROTO KABUPATEN NGAWI TAHUN 2023
Yuly Peristiowati1*, Ahmad Nur Kholil2, Alfina Indah Susanti3, Eka Padma Perwitasari4, Endiani Roosiwardhani5, Indah Pitarti6, Intan Putri Wirahana Shanty7, Risqi Safitri8, Siti
Rahmah9
1,2,3,4,5,6,7,8,9 Magister Kesehatan Masyarakat, Universitas Strada Indonesia, Indonesia
*Corresponding author: [email protected]
ABSTRAK
Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah penyakit menular disebabkan virus dengue ditularkan nyamuk Aedes aegypti dan Ae. Albopictus, ditandai demam 2-7 hari disertai manifestasi pendarahan, penurunan trombosit, dan adanya kebocoran plasma ditandai dengan peningkatan hematokrit ≥ 20% dari nilai normal. Jumlah kasus DBD di Jawa Timur tahun 2023 belum mencapai target (≤ 10 per 100.000 penduduk) dan Kabupaten Ngawi menempati posisi urutan ke-5 di Jawa Timur dengan kasus DBD tertinggi sebanyak 406 kasus. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa kejadian kasus DBD di Instalasi Rawat Inap RSUD Dr. Soeroto Kabupaten Ngawi Tahun 2023. Metode penelitian yang digunakan studi kuantitatif dengan jenis penelitian deskriptif menggunakan pendekatan waktu retrospektif. Penelitian ini menggunakan data sekunder dalam kurun waktu 12 bulan pada tahun 2023 di RSUD Dr.
Soeroto Kabupaten Ngawi dan menggunakan populasi sebanyak 256 pasien dengan teknik total sampling. Jumlah kasus DBD di RSUD Dr. Soeroto Kabupaten Ngawi tahun 2023 tertinggi pada bulan Desember tahun 2023 yaitu 44 kasus dari 256 total kasus. Data demografi mayoritas pasien DBD di Instalasi Rawat Inap RSUD Dr. Soeroto Kabupaten Ngawi adalah laki-laki, kelompok usia 19-59 tahun (Dewasa), pendidikan SD, dan Belum/tidak bekerja. Bagi Instansi Terkait (RSUD Dr. Soeroto Kabupaten Ngawi) dapat melakukan pelaporan secara cepat apabila didapatkan kasus DBD agar Dinas Kesehatan dapat menekan jumlah kasus DBD. Serta melakukan sosialisasi pencegahan kasus DBD di semua media yang ada di RSUD Dr. Soeroto Kabupatan Ngawi. Dan penelitian selanjutnya dapat melakukan penyelidikan epidemiologi kasus DBD pada lingkup yang lebih kecil seperti wilayah kerja puskesmas.
Kata kunci: DBD, Penyelidikan Epidemiologi, KLB
PENDAHULUAN
Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah penyakit menular yang disebabkan oleh virus dengue dan ditularkan oleh nyamuk Aedes aegypti dan Ae. albopictus yang ditandai demam selama 2-7 hari disertai dengan manifestasi pendarahan, penurunan trombosit, dan adanya kebocoran plasma yang ditandai dengan peningkatan hematokrit ≥ 20% dari nilai normal (Kesehatan, 2017). DBD merupakan salah satu penyakit tropis yang masih menjadi masalah internasional dalam kesehatan masyarakat. Beberapa dekade terakhir, sekitar 50 juta infeksi virus dengue terjadi yang menyebabkan morbiditas dan mortalitas yang signifikan di seluruh dunia (Sutriyawan et al., 2022).
Beberapa faktor yang berisiko terjadinya penularan dan semakin berkembangnya penyakit DBD adalah pertumbuhan jumlah penduduk yang tidak memiliki pola tertentu, faktor urbanisasi yang tidak berencana dan terkontrol dengan baik, semakin majunya sistem transportasi sehingga mobilisasi penduduk sangat mudah, sistem pengelolaan limbah dan
penyediaan air bersih yang tidak memadai, berkembangnya penyebaran dan kepadatan nyamuk, kurangnya sistem pengendalian nyamuk yang efektif, serta melemahnya struktur kesehatan masyarakat. Selain faktor lingkungan, status imunologi seseorang, strain virus/serotipe virus yang menginfeksi, usia dan riwayat genetik juga berpengaruh terhadap penularan penyakit. Perubahan iklim (climate change) global yang menyebabkan kenaikan rata-rata temperatur, perubahan pola musim hujan dan kemarau juga disinyalir menyebabkan risiko terhadap penularan DBD bahkan berisiko terhadap munculnya KLB DBD (Kesehatan, 2017).
Berdasarkan data Kemenkes RI, secara kumulatif kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di Indonesia pada tahun 2023 mencapai 114.720 kasus dengan jumlah kematian di seluruh Indonesia mencapai 894 kematian (Kementrian Kesehatan Indonesia, 2024). Jumlah kasus DBD di Jawa Timur tahun 2023 sebanyak 9.443 kasus. Angka Kesakitan atau Incidence Rate ( IR) DBD di Jawa Timur pada tahun 2023 sebesar 23 per 100.000 penduduk, sedangkan target nasional IR yang sudah ditetapkan yaitu ≤10 per 100.000 penduduk. Angka kematian atau Case Fatality Rate (CFR) DBD tahun 2023 adalah sebesar 1,1%, sedangkan target CFR sebesar
<1%. Kasus DBD di beberapa kabupaten/kota di Jawa Timur masih cukup tinggi. Lima kabupaten/kota dengan kasus DBD tertinggi yaitu Kabupaten Malang (1.009 kasus), Kabupaten Probolinggo (741 kasus), Kabupaten Jember (561 kasus), Kota Malang (462 kasus) dan Kabupaten Ngawi (406 kasus) (Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur, 2024). Hal ini selaras dengan kasus DBD di RSUD Dr. Soeroto Kabupaten Ngawi pada tahun 2023 sebanyak 256 kasus, yang mencapai puncaknya pada bulan Desember 2023 dan kasus terbanyak pada pelajar dan mahasiswa. Berdasarkan latar belakang diatas adapun tujuan kegiatan ini adalah melakukan penyelidikan epidemiologi untuk menganalisa kejadian kasus DBD di Instalasi Rawat Inap RSUD Dr. Soeroto Kabupaten Ngawi.
METODE
Penelitian ini merupakan studi kuantitatif dengan jenis penelitian deskriptif menggunakan pendekatan waktu retrospektif. Penelitian ini menggunakan data sekunder. Data sekunder yang digunakan merupakan data RSUD dr. Soeroto Kabupaten Ngawi tepatnya pada Instalasi Rawat Inap. Data sekunder yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis kelamin, usia, pendidikan, pekerjaan, dan lama dirawat. Data penelitian yang digunakan dalam kurun waktu 12 bulan pada tahun 2023. Populasi penelitian adalah seluruh pasien yang menderita DBD pada tahun 2023 sebanyak 256 pasien. Teknik sampel yang digunakan adalah total sampling.
Data hasil penelitian dianalisis secara deskriptif menggunakan microsoft excel dan disajikan dalam bentuk tabel maupun grafik. Tujuan menggunakan analisis deskriptif dalam penelitian ini adalah sebagai desiminasi data DBD agar lebih mudah dipahami masyarakat.
Analisis ini digunakan untuk melihat distribusi kejadian DBD berdasarkan gambaran epidemiologi (orang, tempat dan waktu), selanjutnya dilakukan analisis kecenderungan penyakit, yang berguna untuk melihat kecenderungan penyakit DBD di tahun 2023. Analisa data dengan metode analisa deskriptif yang mengalisis secara naratif dan membandingkan data penelitian sebelumnya.
HASIL
Penyelidikan epidemiologi Kasus DBD di Instalasi Rawat Inap RSUD Dr. Soeroto Kabupaten Ngawi Tahun 2023, sebagai acuan atau dasar dalam penanggulangan KLB atau tatalaksana kasus DBD. Berikut hasil penyelidikan yang telah dilakukan:
1. Distribusi Kasus DBD Berdasarkan Bulan Tahun 2023
Januari
Februari Maret
April Mei
Juni Juli Agustus
September Oktober
November Desember 0
5 10 15 20 25 30 35 40 45 50
24
16 18
29
18 10
16
22 22 22
15 44
Grafik 1. Jumlah Kasus DBD di Instalasi Rawat Inap RSUD Dr. Soeroto Tahun 2023
Berdasarkan grafik di atas, jumlah kasus DBD di Instalasi Rawat Inap RSUD Dr. Soeroto mengalami fluktuatif setiap bulannya, jumlah kasus tertinggi pada bulan Desember dengan 44 kasus dan jumlah kasus terendah pada bulan Juni dengan 10 kasus, Total jumlah kasus DBD di RSUD Dr. Soeroto tahun 2023 berjumlah 256 pasien.
2. Distribusi Kasus DBD Berdasarkan Jenis Kelamin
Tabel 1. Distribusi Kasus DBD Berdasarkan Jenis Kelamin di Instalasi Rawat Inap RSUD Dr.
Soeroto Tahun 2023
Jenis Kelamin Frekuensi (n) Persentase (%)
Laki-laki 151 58.98
Perempuan 105 41.02
Total 256 100
Berdasarkan tabel di atas, bahwa mayoritas pasien dirawat adalah laki-laki sebesar 58,98%
(151 pasien) lebih besar dibandingkan perempuan sebesar 41,02% (105 pasien).
3. Distribusi Kasus DBD Berdasarkan Usia
Tabel 2. Distribusi Kasus DBD Berdasarkan Usia di Instalasi Rawat Inap RSUD Dr. Soeroto Tahun 2023
Kelompok Usia Frekuensi (n) Persentase (%)
<5 Tahun 15 5.86
5-9 Tahun 39 15.23
10-18 Tahun 77 30.08
19-59 Tahun 109 42.58
60+ Tahun 16 6.25
Total 256 100
Berdasarkan tabel di atas, bahwa mayoritas karakteristik pasien DBD di Instalasi Rawat Inap RSUD Dr. Soeroto Kabupaten Ngawi periode Januari sampai Desember 2023 yaitu kelompok usia 19-59 tahun sebesar 42,58% (109 pasien). Kemudian pasien terbanyak kedua yaitu kelompok usia 10-18 tahun sebesar 30,08% (77 pasien), sedangkan kelompok usia
dengan pasien terkecil yaitu kelompok usia <5 tahun sebesar 5,86% (15 pasien).
4. Distribusi Kasus DBD Berdasarkan Pendidikan
Tabel 3. Distribusi Kasus DBD Berdasarkan Pendidikan di Instalasi Rawat Inap RSUD Dr. Soeroto Tahun 2023
Pendidikan Frekuensi (n) Persentase (%)
Belum Sekolah 25 9.77
TK 3 1.17
SD 89 34.77
SMP 46 17.97
SMA 79 30.86
D3 6 2.34
S1/D4 6 2.34
S2 2 0.78
Total 256 100
Berdasarkan tabel di atas, bahwa mayoritas pendidikan pasien DBD di Instalasi Rawat Inap RSUD Dr. Soeroto Kabupaten Ngawi periode Januari sampai Desember 2023 yaitu pendidikan SD sebesar 34,77% (89 pasien), kemudian diperingkat kedua yaitu pendidikan SMA sebesar 30,86% (79 pasien), sedangkan pendidikan pasien DBD terendah yaitu pendidikan S2 sebesar 0,78% (2 pasien).
5. Distribusi Kasus DBD Berdasarkan Pekerjaan
Tabel 4. Distribusi Kasus DBD Berdasarkan Pekerjaan di Instalasi Rawat Inap RSUD Dr. Soeroto Tahun 2023
Jenis Pekerjaan Frekuensi (n) Persentase (%)
Belum / Tidak Bekerja 148 57.81
Buruh Harian Lepas 1 0.39
Karyawan Swasta 29 11.33
Ibu Rumah Tangga 16 6.25
Pegawai Negeri Sipil 8 3.13
Pensiunan 1 0.39
Petani / Pekebun 25 9.77
Wiraswasta 28 10.94
Total 256 100
Berdasarkan tabel di atas, bahwa mayoritas pekerjaan pasien yang dirawat di Instalasi Rawat InapRSUD Dr. Soeroto Kabupaten Ngawi periode Januari sampai Desember 2023 yaitu tidak/ belum bekerja sebesar 57.81% (148 pasien), diperingkat kedua yaitu Karyawan swasta sebesar 11,33% (29 pasien), sedangkan pekerjaan pasien DBD terendah yaitu Buruh harian lepas dan Pensiunan, masing-masing sebesar 0,39% (1 pasien).
6. Distribusi Kasus DBD Berdasarkan Lama Dirawat
Tabel 5. Distribusi Kasus DBD Berdasarkan Lama Dirawat di Instalasi Rawat Inap RSUD Dr.
Soeroto Tahun 2023
Lama Dirawat Frekuensi (n) Persentase (%)
>4 111 43.36
<4 145 56.64
Total 256 100
Berdasarkan tabel di atas, bahwa mayoritas lama dirawat pasien DBD di Instalasi Rawat InapRSUD Dr. Soeroto yaitu kurang dari 4 hari yaitu sebesar 56,64% (145 pasien). Sedangkan lama dirawat pasien lebih dari 4 hari yaitu sebesar 43,36% (111 pasien).
PEMBAHASAN
Kasus DBD di Instalasi Rawat Inap RSUD Dr. Soeroto Kabupaten Ngawi Tahun 2023 sebanyak 256 pasien dengan kasus DBD tertinggi pada bulan Desember tahun 2023. Hal ini disebabkan musim hujan mulai datang pada bulan tersebut (Fachri Radjab et al., 2023), dimana meningkatnya kasus DBD berhubungan dengan peningkatan curah hujan (Bone et al., 2021).
Penyebab utama penyebaran virus dengue dari tempat-tempat penampungan air yang menjadi sarang bagi nyamuk Aedes aegypti.
Dari segi jenis kelamin, mayoritas pasien yang dirawat adalah laki-laki, yaitu sebesar 58,98%, lebih banyak dibandingkan dengan perempuan yang hanya 41,02%. Hal ini disebabkan bahwa kebiasaan laki-laki yang lebih banyak beraktivitas di luar rumah serta laki- laki lebih rentan terhadap DBD karena faktor genetika dan hormon yang membuat perempuan lebih mudah memproduksi antibodi (Ayu Islammia et al., 2022).
Berdasarkan karakteristik usia, bahwa mayoritas pasien DBD yang dirawat inap di RSUD Dr. Soeroto Kabupaten Ngawi periode Januari sampai Desember 2023 yaitu kelompok usia 19- 59 tahun (Dewasa) sebesar 42,58%. Penyebab banyaknya umur dewasa terkena DBD karena usia kategori dewasa kurang waspada dalam perlindungan diri dari gigitan nyamuk dan banyak melakukan aktivitas diluar rumah yang berpeluang terinfeksi virus dengue. Frekuensi umur pasien DBD terbanyak adalah kelompok umur 20-40 tahun (Rasyada et al., 2014).
Berdasarkan tingkat pendidikan, mayoritas pasien yang dirawat di RSUD Dr. Soeroto Kabupaten Ngawi periode Januari sampai Desember 2023 yaitu pendidikan SD sebesar 34,77%. Tingkat pendidikan memiliki fungsi yang penting dalam kejadian DBD yang terjadi di Indonesia. Masyarakat dengan tingkat pendidikan rendah cenderung memiliki pemahaman yang lebih rendah mengenai upaya pencegahan penyakit tersebut (Rusadi & Putra, 2020).
Berdasarkan pekerjaan, mayoritas pasien yang dirawat yaitu tidak bekerja, yaitu sebanyak 148 orang (57,81%). Pasien yang tidak bekerja cenderung lebih banyak menghabiskan waktu di rumah, sehingga informasi mengenai pencegahan DBD yang mereka terima sering terbatas.
Pekerjaan dapat digunakan sebagai indikator status sosial ekonomi dan berhubungan dengan paparan terhadap faktor risiko penyakit. Hasil penelitian menunjukkan adanya hubungan signifikan antara status pekerjaan dan kejadian DBD (Ramadani et al., 2023).
Pelayanan Rawat Inap adalah pelayanan pasien untuk observasi, diagnosis, pengobatan, rehabilitasi dan atau pelayanan kesehatan lainnya dengan menginap di Rumah Sakit. Pasien dengan infeksi virus dengue menjalani rawat inap dirumah sakit antara 3-4 hari dengan rata-rata membutuhkan lama hari rawat pasien DBD adalah 4 hari.
Mayoritas pasien di RSUD Dr. Soeroto Kabupaten Ngawi dirawat < 4 hari, yaitu sebanyak 56,64% (145 pasien). Hal ini kemungkinan karena pasien DBD belum mengalami komplikasi
atau penyakit penyerta. Lama rawat inap dipengaruhi oleh tingkat keparahan DBD.
Komplikasi seperti perdarahan atau syok dapat memperburuk kondisi pasien, sehingga membutuhkan perawatan lebih lama. Penelitian (Tursinawati et al., 2017) menunjukkan bahwa pasien DBD dengan komplikasi seperti perdarahan atau syok memiliki durasi rawat inap yang lebih lama (>4 hari), dengan p-value yang signifikan (p=0,000) dan odds ratio (OR) sebesar 0,081, yang menunjukkan bahwa pasien dengan komplikasi memiliki risiko dirawat lebih dari 4 hari 0,081 kali lebih rendah dibandingkan pasien tanpa komplikasi.
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil dan pembahasan, dapat disimpulkan bahwa jumlah kasus DBD di RSUD Dr. Soeroto Kabupaten Ngawi tahun 2023 tertinggi pada bulan Desember tahun 2023 yaitu 44 kasus dari 256 total kasus. Jumlah pasien DBD yang dirawat di RSUD Dr. Soeroto Kabupaten Ngawi mayoritas adalah laki-laki sebanyak 151 pasien (58,98%) lebih besar dibandingkan perempuan sebanyak 105 pasien (41,02%). Karakteristik usia mayoritas pasien DBD yang dirawat inap di RSUD Dr. Soeroto Kabupaten Ngawi tahun 2023 yaitu kelompok usia 19-59 tahun (Dewasa) sebanyak 109 penderita (42,58%). Tingkat pendidikan pasien DBD yang dirawat di RSUD Dr. Soeroto Kabupaten Ngawi tahun 2023 yaitu mayoritas pendidikan SD sebanyak 89 pasien (34,77%). Jenis pekerjaan pasien DBD yang dirawat di RSUD Dr.
Soeroto Kabupaten Ngawi tahun 2023 yaitu Belum/Tidak bekerja sebanyak 148 pasien (57,81%). Mayoritas pasien di RSUD Dr. Soeroto Kabupaten Ngawi dirawat < 4 hari, yaitu sebanyak 56,64% (145 pasien). Bagi Instansi Terkait (RSUD Dr. Soeroto Kabupaten Ngawi dapat melakukan pelaporan secara cepat apabila didapatkan kasus DBD agar Dinas Kesehatan dapat menekan jumlah kasus DBD. Serta melakukan sosialisasi pencegahan kasus DBD di semua media yang ada di RSUD Dr. Soeroto Kabupatan Ngawi. Dan penelitian selanjutnya dapat melakukan penyelidikan epidemiologi kasus DBD pada lingkup yang lebih kecil seperti wilayah kerja puskesmas.
REFERENSI
Ayu Islammia, D. putri, Rumana, N. A., Indawati, L., & Dewi, D. R. (2022). Karakteristik Pasien Demam Berdarah Dengue Rawat Inap di Rumah Sakit Umum UKI Tahun 2020. SEHATMAS:
Jurnal Ilmiah Kesehatan Masyarakat, 1(1), 60–70. https://doi.org/10.55123/sehatmas.v1i1.37 Bone, T., Kaunang, W. P. J., & Langi, F. L. F. G. (2021). Hubungan antara curah hujan, suhu udara dan kelembaban dengan kejadian demam berdarah dengue di Kota Manado tahun 2015-2020.
KESMAS, 10(5).
Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur. (2024). Profil Kesehatan Provinsi Jawa Timur Tahun 2023.
Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur.
https://dinkes.jatimprov.go.id/userfile/dokumen/PROFIL%20KESEHATAN%20PROVINSI
%20JAWA%20TIMUR%20TAHUN%202023.pdf
Fachri Radjab, A., Supari, Setiawan, A. M., Ripaldi, A., Gustari, I., Fatchiyah, Muharsyah, R., Kussatiti, D. F., Ratri, D. N., Maharani, T., Raharja, A. B., Yuswantoro, A., Wahyuni, N., Fitrianti, N., C, A. E. P., Denata, M., Ramadhan, M. I. A., Nurrahmanita, F., Ariefianty, D., … Kristomo, Y. A. (2023). Prakiraan Musim Hujan 2023/2024 di Indonesia. BMKG Pusat
Informasi Perubahan Iklim Kedeputian Bidang Klimatologi.
https://www.bmkg.go.id/iklim/prediksi-musim/prakiraan-musim-hujan-2023-2024-di- indonesia
Kementrian Kesehatan Indonesia. (2024, November 14). Waspada Penyakit di Musim Hujan.
Kemenkes Indonesia. https://kemkes.go.id/id/waspada-penyakit-di-musim-hujan
Kesehatan, K. R. (2017). Pedoman Pencegahan dan Pengendalian Demam Berdarah Dengue di Indonesia. http://rsud.karangasemkab.go.id/perpus/Isi%20Buku%20DBD%202017-2-1.pdf Ramadani, F., Nur Azizah, Mayang Sari Ayu, & Lubis, T. T. (2023). Hubungan Karakterikstik
Penderita Demam Berdarah Dengue di Rumah Sakit Haji Medan Periode Januari - Juni 2022.
Ibnu Sina: Jurnal Kedokteran Dan Kesehatan - Fakultas Kedokteran Universitas Islam Sumatera Utara, 22(2), 189–195. https://doi.org/10.30743/ibnusina.v22i2.498
Rasyada, A., Nasrul, E., & Edward, Z. (2014). Hubungan nilai hematokrit terhadap jumlah trombosit pada penderita demam berdarah dengue. Jurnal Kesehatan Andalas, 3(3).
Rusadi, N., & Putra, G. S. (2020). Determinan Perilaku Pencegahan DBD Di Kelurahan Kapuas Kanan Hulu Kabupaten Sintang. Jurnal Kesehatan Masyarakat Khatulistiwa, 7(4), 190–201.
Sutriyawan, A., Herdianti, H., Cakranegara, P. A., Lolan, Y. P., & Sinaga, Y. (2022). Predictive Index Using Receiver Operating Characteristic and Trend Analysis of Dengue Hemorrhagic Fever Incidence. Open Access Macedonian Journal of Medical Sciences, 10(E), 681–687.
https://doi.org/10.3889/oamjms.2022.8975
Tursinawati, Y., Ramaningrum, G., & DM, I. A. (2017). Laboratory finding and clinical manifestation affecting the length of stay of hospitalization on children with dengue hemorrhagic fever. Prosiding Seminar Nasional & Internasional, 1(1).