• Tidak ada hasil yang ditemukan

Sistem Organisasi Sosial Masyarakat di Pulau Bebalang

N/A
N/A
Siti Khairunnisya

Academic year: 2024

Membagikan " Sistem Organisasi Sosial Masyarakat di Pulau Bebalang"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

SISTEM ORGANISASI SOSIAL MASYARAKAT NELAYAN

DI PULAU BEBALANG,

SULAWESI UTARA

(2)

SALSABILA SYAMSINAR K021231083 ANDI ST. AN-NISA SHAKINAH NURALIM K021231084 YUSIKA SERA PATALONG KOBBA K021231085 NURWANA K021231086 NURUL IFANI K021231087 SASRIATI K021231089 MEISHA AURELIA TITALEY K021231090

ANGGOTA KELOMPOK

ANGGOTA KELOMPOK

(3)

Desa Bebalang merupakan sebuah pulau kecil dengan luas 3,4 km2 yang terletak di Kecamatan Mangan, Kabupaten Kepulauan Sangihe. Desa ini memiliki sejarah yang unik dalam struktur sosial dan administratifnya.

Mayoritas penduduk Desa Bebalang bekerja

sebagai nelayan, bergantung pada hasil

tangkapan laut sebagai sumber penghidupan

utama.

(4)

SISTEM ORGANISASI SOSIAL

Masyarakat Desa Bebalang mempunyai sebuah kelompok nelayan yang diberi nama Seke. Dalam ketompok Seke, ada beberapa istilah lokal mengenai keanggotaan berdasarkan fungsi dan tugasnya masing-masing yaitu :

Lekdeng adalah istilah untuk anggota kelompok.

Tatalide adalah anggota yang bertugas memegang talonlong, sebuah tongkat untuk menjaga agar posisi Seke tetap tegak dan ikan yang masuk tidak bisa keluar.

Seke Kengkang adalah anggota yang berada di atas perahu tempat

meletakkan Seke, yang bertugas menurunkan Seke ke laut sesuai

aba-aba.

(5)

SISTEM ORGANISASI SOSIAL

Matobo adalah juru selam yang melihat posisi ikan sebelum Seke diturunkan.

Tonaas adalah pemimpin pengoperasian Seke, dengan kekuatan gaib untuk memanggil ikan layang dan mendapatkan hasil yang banyak. Tonaseng Karuane adalah wakil Tonaas.

Mandore adalah orang yang membangunkan anggota Seke sebelum beroperasi dan membagi hasil tangkapan.

Mendoreso adalah bendahara organisasi Seke.

(6)

SISTEM PEMBAGIAN SISTEM PEMBAGIAN

HASIL TANGKAP HASIL TANGKAP

Pemberian hasil tangkapan kepada warga desa yang sudah berkeluarga, termasuk

janda/duda

Pemberian hasil tangkapan kepada warga desa yang belum berkeluarga

Pemberian hasil tangkapan berdasarkan status sosial tertentu, seperti kepala desa, guru,

pendeta, tokoh adat, pejabat, dan sebagainya.

Pemberian hasil tangkapan berdasarkan

status keanggotaan dalam organisasi Seke

(7)

Ada jenis ikan tertentu yang dianggap hanya

boleh ditangkap oleh penduduk Desa Bebalang

selama ikan tersebut berada di perairan yang

dianggap sebagai bagian dari perairan

Bebalang. Aturan ini berlaku secara turun

temurun.

Di Pulau Bebalang, terdapat tradisi nelayan yang dikenal

dengan sebutan "Soma kongkong", di mana

sekelompok orang berkumpul untuk mengumpulkan dana

guna membeli perahu dan jaring insang untuk

menangkap ikan pelagis. Hasil tangkapan ikan tersebut kemudian dibagikan secara adil kepada setiap keluarga,

janda, guru, pendeta, dan anak yatim piatu.

KEBUDAYAAN DAN TRADISI KEBUDAYAAN DAN TRADISI

Nelayan Desa Bebalang mengaitkan ikan Malalugis dengan kepercayaan nenek

moyang mereka tentang penunggu laut. Mereka meyakini bahwa Malalugis adalah ikan yang digunakan

sebagai mainan oleh

seorang dewi yang menjadi penguasa laut yang dikenal sebagai Dewi AdW. Sehingga

ikan ini dianggap suci.

(8)

PERUBAHAN SOSIAL PERUBAHAN SOSIAL

Dulunya masyarakat kampung Bebalang

menangkap ikan menggunakan sake tetapi alat tersebut sudah mulai hilang dan

digantikan dengan mini purse seine atau dikenal dengan nama lokal pajeko dan

longline

(9)

PENGELOLAAN SUMBER DAYA PERIKANAN

Mayoritas penduduk Desa bebalang bekerja sebagai

nelayan, dengan hasil tangkapan rata-rata sekitar 20 ribu ekor ikan atau sekitar 1 atau 2 ton

setiap kali penangkapan

Tantangan utama yang dihadapi oleh masyarakat nelayan Desa

Bebalang adalah kurangnya pengetahuan pengolahan ikan yang efektif, serta kurangnya

fasilitas penyimpanan dan

penanganan ikan yang memadai

Hasil penangkapan nelayan

sebagian besar dipasarkan dalam bentuk ikan segar, namun ada yang diolah menjadi ikan kering

dan ikan asap dengan teknik pengolahan sederhana

(10)

KESIMPULAN

Desa Bebalang merupakan kelompok nelayan yang kaya akan keberagaman sosial, budaya, dan tradisi. Sistem organisasi sosial kelompok nelayan Seke

terstruktur dengan baik, di mana setiap anggota memiliki peran dan

tanggung jawab yang jelas. Kebudayaan dan tradisi yang dijunjung tinggi mencerminkan kearifan lokal dan nilai-nilai turun-temurun. Namun, adanya

perubahan sosial seperti penggunaan alat tangkap modern dan perubahan pola penangkapan ikan menandai transformasi dalam cara hidup dan bekerja masyarakat nelayan Desa Bebalang. Pengelolaan sumber daya perikanan di Desa Bebalang menghadapi tantangan dalam hal pengetahuan metode pengolahan ikan yang efektif, fasilitas penyimpanan yang memadai,

serta penerapan prinsip sanitasi dan hygiene dalam penanganan ikan.

Diperlukan upaya meningkatkan kesadaran dan pengetahuan masyarakat nelayan tentang praktik-praktik berkelanjutan dan berwawasan lingkungan

dalam pengelolaan sumber daya perikanan.

(11)

THANK YOU

Referensi

Dokumen terkait

Bertambah atau menguatnya partisipasi sosial warga PBL dalam organisasi kemasyarakatan di luar pulau dipertegas oleh data pada Grafik 6.19 yang menunjukkan bahwa

Kesimpulan dari penelitian ini adalah pengembangan objek wisata Pulau Merah memberikan dampak terhadap kondisi sosial ekonomi masyarakat Desa Sumberagung yang

FUAD KHALIL HARAHAP : Evaluasi Rehabilitasi Mangrove Tahun Berjalan dan Pengaruh Terhadap Sosial Budaya Masyarakat Desa Pulau Sembilan Kabupaten Langkat.. Dibimbing oleh

Untuk dapat menghadapi dan menyesuaikan diri dengan kedua lingkungan tersebut di atas, manusia menggunakan pikiran, perasaan dan kehendaknya. Organisasi sosial

Penelitian sosial budaya masyarakat nelayan sebagai potensi ekowisata ini telah dilaksanakan pada bulan februari-agustus 2020 di Pulau Tulang, Desa Tulang, Kabupaten Karimun,

Penelitian ini bertujuan untuk menginventarisasi ragam pangan pokok lokal masyarakat di Pulau Sangihe, Sulawesi Utara sebagai salah satu model diversifikasi pangan masyarakat

Dari beberapa indikator yang ditampilkan diketahui faktor yang sangat berdampak dari pengembangan pariwisata terhadap sosial ekonomi masyarakat di Pulau Liukang Loe adalah

Dokumen ini membahas tentang model pengembangan wisata yang berbasis pada ekowisata di pulau-pulau kecil dan