• Tidak ada hasil yang ditemukan

KELOMPOK B RA DAR AL-QUR’AN TEGALGUBUG ARJAWINANGUN KABUPATEN CIREBON

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "KELOMPOK B RA DAR AL-QUR’AN TEGALGUBUG ARJAWINANGUN KABUPATEN CIREBON "

Copied!
99
0
0

Teks penuh

Efektifitas permainan bunyi bilangan dalam meningkatkan kemampuan berhitung anak kelompok B RA Dar Al-Qur’an Tegalgubug Arjawinangun Kabupaten Cirebon” bahwa skripsi sudah dapat diajukan kepada ketua Jurusan Tarbiyah untuk diserahkan. Kesimpulannya adalah bahwa permainan bunyi bilangan lebih efektif dan dapat meningkatkan kemampuan berhitung anak kelompok B RA Dar Al-Quran di Tegalgubug Arjawinangun Kabupaten Cirebon.

Latar Belakang Masalah

Permainan bunyi bilangan merupakan salah satu permainan yang dikembangkan di Kelompok B RA Dar Al-Qur'an Tegalgubug Arjawinangun Kabupaten Cirebon untuk memberikan suasana baru dalam pembelajaran. Angka dalam Meningkatkan Kemampuan Numerik Anak Kelompok B RA Dar Al-Qur'an di Tegalgubug Arjawinangun Kabupaten Cirebon”.

Identifikasi Masalah

Pembatasan Masalah

Rumusan Masalah

Tujuan Penelitian

Kegunaan Penelitian

Secara Teoritis

Secara Praktis

Deskripsi Teoretik

Permainan Suara Angka

Sedangkan secara khusus, permainan bunyi dengan angka memiliki tujuan yang jelas yaitu pengembangan kemampuan berhitung pada anak usia dini. Langkah-langkah penerapan permainan bunyi angka untuk anak usia dini seperti yang dijelaskan oleh Suhendra adalah sebagai berikut.

Anak Usia Dini

Pendidikan prasekolah nonformal berbentuk kelompok bermain (KB), tempat penitipan anak (TPA), sedangkan PAUD pada jalur pendidikan informal berbentuk pendidikan keluarga atau pendidikan yang diselenggarakan oleh lingkungan seperti PAUD bina keluarga dan posyandu terpadu PAUD atau yang kita kenal dengan satuan PAUD.-seni ( SPS). Cakupan pendidikan anak usia dini jalur nonformal dibagi menjadi tiga kelompok, yaitu kelompok penitipan anak (TPA) usia 0-6 tahun; kelompok bermain (KB) usia 2-6 tahun; Berdasarkan uraian di atas, penulis menyimpulkan bahwa anak usia dini adalah anak usia 0-6 tahun yang mengalami pertumbuhan dan perkembangan yang sangat pesat, sehingga diperlukan stimulasi yang tepat untuk tumbuh dan berkembang secara optimal.

Stimulasi ini harus diberikan melalui lingkungan keluarga, jalur PAUD informal seperti tempat penitipan anak (TPA) atau kelompok bermain (KB) dan jalur PAUD formal seperti TK dan RA. Anak usia dini memiliki karakteristik yang berbeda dengan orang dewasa karena anak usia dini tumbuh dan berkembang dengan cara yang berbeda. Berdasarkan ciri-ciri yang telah dipaparkan, terlihat bahwa anak usia 5-6 tahun (kelompok B) dapat melakukan gerakan yang terkoordinasi, memiliki perkembangan bahasa yang baik dan mampu berinteraksi dalam masyarakat.

Hasil Penelitian yang Relevan

Penelitian ini memiliki kesamaan dengan penelitian yang dilakukan oleh peneliti yaitu membahas masalah yang berkaitan dengan numerasi pada anak usia dini. Sedangkan perbedaannya adalah; Penelitian sebelumnya menggunakan permainan puzzle angka dalam proses belajar mengajar, sedangkan penelitian yang dilakukan peneliti menggunakan permainan suara angka. Penelitian ini memiliki persamaan dengan penelitian yang dilakukan peneliti, yaitu sama-sama mengangkat masalah kemampuan kognitif anak usia dini, khususnya yang berkaitan dengan berhitung.

Meskipun berbeda, media yang digunakan pada penelitian sebelumnya adalah media tongkat angka, sedangkan penelitian kali ini menggunakan permainan suara angka. Kemiripan antara penelitian terdahulu ini dengan penelitian yang sedang dilakukan oleh para peneliti adalah sama-sama mengangkat permasalahan mengenai kemampuan berhitung anak. Sedangkan perbedaannya adalah media yang digunakan penelitian sebelumnya adalah media tongkat angka, sedangkan penelitian yang dilakukan peneliti menggunakan permainan suara angka.

Selain itu, metode yang digunakan pada penelitian sebelumnya menggunakan penelitian tindakan kelas, sedangkan penelitian kali ini menggunakan metode eksperimen.

Kerangka Berpikir

Bermain adalah segala kegiatan untuk mendapatkan kesenangan tanpa memikirkan hasil akhir yang dilakukan secara spontan tanpa paksaan dari orang lain, yang harus diperhatikan oleh orang tua, bermain harus menjadi kegiatan yang menyenangkan bagi anak. Tidak boleh ada anak untuk perkembangan aspek-aspek tertentu, padahal kegiatan tersebut dapat menunjang perkembangan aspek-aspek tertentu. Selain itu, kegiatan bermain dapat membantu anak mengenal dirinya sendiri, dengan siapa dia tinggal, dan lingkungan di sekitarnya.

Bermain adalah aktivitas yang tidak memiliki aturan selain yang ditetapkan oleh pemain itu sendiri, dan tidak ada hasil akhir yang dimaksudkan dalam realitas eksternal. Bermain merupakan kegiatan yang menyenangkan bagi anak dan merupakan kebutuhan yang sudah ada (secara alami) pada anak. Sehingga anak-anak dapat menikmati belajar keterampilan yang berbeda tanpa merasa terpaksa atau dipaksa untuk mempelajarinya.

Berdasarkan gambaran framework yang telah disusun, skema framework dapat dilihat dalam bentuk grafik sebagai berikut.

Hipotesis Penelitian

Waktu Penelitian

Penelitian ini menghabiskan waktu penelitian selama kurang lebih 6 bulan, yaitu dari Juli hingga Desember 2018. Suharsimi Arikunto mengatakan bahwa, “Jika ingin meneliti semua unsur yang ada di wilayah penelitian, maka penelitiannya adalah penelitian populasi.”29 Populasi dalam penelitian ini adalah anak RA Dar Al-Qur'an Tegalgubug Arjawinangun Kabupaten Cirebon, sebanyak 45 anak.

Sampel Penelitian

Teknik Pengumpulan Data

Observasi

Observasi menurut Sugiyono yaitu “Observasi sebagai teknik pengumpulan data yang memiliki ciri-ciri khusus mengenai tingkah laku manusia, proses kerja, fenomena alam, dan responden yang diamati tidak terlalu besar”. Dalam proses observasi ini, peneliti dapat mengamati situasi di lapangan dengan mencatat apa yang dianggap penting untuk mendukung tujuan penelitian. Untuk memudahkan proses observasi, format observasi kemampuan berhitung anak dapat dilihat pada tabel berikut.

Teknik Pengolahan Data

  • Analisis Skor Ideal
  • Uji Normalitas Data
  • Uji Homogenitas
  • Uji T-Test
  • Uji Hipotesis
  • Gambaran Variabel X1 (Kemampuan Berhitung Anak Kelompok B RA Dar Al-Qur’an Tegalgubug Arjawinangun Kabupaten Cirebon
  • Gambaran Variabel X2 (Kemampuan Berhitung Anak Kelompok B RA Dar Al-Qur’an Tegalgubug Arjawinangun Kabupaten Cirebon

Kemampuan menghitung kelompok B RA Dar Al-Qur'an Tegalgubug Arjawinangun Kabupaten Cirebon sebelum digunakan. Berdasarkan kategorisasi di atas, gambaran perubahan karakter kemampuan berhitung anak kelompok B RA Dar Al-Qur'an Tegalgubug Arjawinangun Kabupaten Cirebon sebelum menggunakan permainan angka audio adalah sebagai berikut. Kategorisasi Kemampuan Numerik Anak RA Dar Al-Qur'an Kelompok B Tegalgubug Arjawinangun Kabupaten Cirebon Sebelumnya.

Hal ini menunjukkan bahwa kemampuan matematis kelompok B RA Dar Al-Qur'an Tegalgubug Arjawinangun Kabupaten Cirebon sebelum menggunakan permainan bunyi bilangan termasuk dalam kategori rendah. Kemampuan Komputasi Kelompok B RA Dar Al-Qur'an Tegalgubug Arjawinangun Kabupaten Cirebon setelah digunakan. Kategorisasi kemampuan berhitung anak kelompok B RA Dar Al-Qur'an Tegalgubug Arjawinangun Kabupaten Cirebon Selepas.

Hal ini menunjukkan bahwa kemampuan matematika anak Kelompok B RA Dar Al-Qur'an Tegalgubug Arjawinangun Kabupaten Cirebon termasuk dalam kategori tinggi setelah menggunakan audio number game.

Pengujian Persyaratan Analisis

Hasil Uji Normalitas Distribusi Variabel X 1

Jika H0 kita tolak, hasil ini dapat disimpulkan bahwa hasil variabel X1 (kemampuan matematika anak sebelum menggunakan audio game) berasal dari populasi yang berdistribusi normal. Hasil uji normalitas data variabel kemampuan berhitung anak sebelum menggunakan permainan bunyi bilangan berdasarkan uji statistik Q-Q plot adalah sebagai berikut. Jika diperhatikan Gambar 4.1 mengenai garis normalitas untuk data variabel X1, diketahui bahwa data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal, sehingga dapat disimpulkan bahwa data penelitian berdistribusi normal.

Hasil Uji Normalitas Distribusi Variabel X 2

Melihat Gambar 4.2 terhadap garis normalitas untuk data variabel X1 diketahui data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal, sehingga dapat disimpulkan bahwa data survei berdistribusi normal. Berdasarkan uraian hasil uji normalitas data dengan menggunakan kriteria perhitungan uji Lilliefors didapatkan bahwa semua data yang disajikan dalam kondisi data normal, sehingga semua data yang digunakan dapat digunakan sebagai dasar pengujian hasil penelitian ini di kemudian hari. panggung.

Uji Homogenitas Data

Berdasarkan tabel keluaran uji homogenitas varian dari hasil perhitungan homogenitas data pada penelitian ini, diketahui nilai signifikansi (sig.) variabel kemampuan matematika anak sebelum dan sesudah menggunakan permainan bunyi bilangan sebesar 0,242. 0,242 > 0,05 maka sebagai dasar pengambilan keputusan dalam uji homogenitas data dapat disimpulkan bahwa variansi data hasil keterampilan matematika anak sebelum dan sesudah menggunakan permainan bunyi bilangan adalah sama satu homogen . Artinya variansi data nilai matematika anak kelompok B RA Dar Al-Qur'an Tegalgubug Arjawinangun Kabupaten Cirebon sebelum menggunakan permainan bunyi bilangan (X1) dengan varians kemampuan matematika anak kelompok B RA Dar Al-Qur' an Tegalgubug Arjawinangun Kabupaten Cirebon setelah menggunakan permainan bilangan bunyi (X2), homogen pada tingkat kepercayaan 95%.

Pengujian Hipotesis (Test “t”)

Sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan pada kemampuan berhitung anak kelompok B RA Dar Al-Qur'an di Tegalgubug Arjawinangun Kabupaten Cirebon sebelum dan sesudah menggunakan permainan bunyi bilangan. Dimana kemampuan berhitung anak saat dia menggunakan permainan suara angka lebih baik dari sebelumnya.

Pembahasan Hasil Penelitian

Pertama, keterampilan berhitung Kelompok B RA Dar Al-Koran Tegalgubug Arjawinangun Kabupaten Cirebon sebelum menggunakan permainan bunyi bilangan berdasarkan hasil analisis data nilai rata-rata kemampuan anak sebesar 5,6. Dengan demikian dapat diartikan bahwa kemampuan berhitung Kelompok B RA Dar Al-Qur'an Tegalgubug Arjawinangun Kabupaten Cirebon sebelum menggunakan permainan bunyi bilangan termasuk dalam kategori rendah. Kedua, keterampilan berhitung Kelompok B RA Dar Al-Koran Tegalgubug Arjawinangun Kabupaten Cirebon setelah menggunakan permainan bunyi bilangan berdasarkan hasil analisis data diperoleh nilai rata-rata kemampuan anak sebesar 9,75.

Sehingga dapat diartikan bahwa kemampuan berhitung Kelompok B RA Dar Al-Qur'an Tegalgubug Arjawinangun Kabupaten Cirebon setelah menggunakan permainan bunyi bilangan termasuk dalam kategori tinggi. Ketiga, keterampilan berhitung Kelompok B RA Dar Al-Koran Tegalgubug Arjawinangun Kabupaten Cirebon sebelum dan sesudah menggunakan permainan bunyi bilangan diperoleh nilai thitung = 5,988. Hasil ini juga memperkuat hipotesis bahwa terdapat perbedaan yang signifikan kemampuan berhitung anak Kelompok B RA Dar Al-Qur'an Tegalgubug Arjawinangun Kabupaten Cirebon sebelum dan sesudah menggunakan permainan bunyi bilangan, yang berarti permainan bunyi bilangan dapat dipercaya. dan dapat ditindaklanjuti karena terbukti lebih efektif dalam meningkatkan kemampuan berhitung.

Keterbatasan Penelitian

Berdasarkan hasil penelitian yang telah diuraikan pada bab sebelumnya, maka peneliti menarik kesimpulan sebagai berikut. Kemampuan berhitung Kelompok B RA Dar Al-Koran Tegalgubug Arjawinangun Kabupaten Cirebon sebelum menggunakan permainan bunyi bilangan berdasarkan hasil penelitian didapatkan rata-rata nilai kemampuan anak sebesar 5,6. Oleh karena itu dapat diartikan bahwa kemampuan berhitung anak sebelum menggunakan permainan bunyi bilangan termasuk dalam kategori rendah.

Kemampuan matematika kelompok B RA Dar Al-Qur'an Tegalgubug Arjawinangun Kabupaten Cirebon setelah menggunakan permainan bunyi bilangan berdasarkan hasil penelitian diperoleh nilai rata-rata keterampilan anak sebesar 9,75. Dengan demikian dapat diartikan bahwa kemampuan matematika anak setelah menggunakan permainan bunyi bilangan termasuk dalam kategori tinggi. Perbedaan berhitung Kelompok B RA Dar Al-Qur'an Tegalgubug Arjawinangun Kabupaten Cirebon sebelum dan sesudah menggunakan permainan bunyi bilangan berdasarkan hasil penelitian diketahui thitung = 5,988, nilai ini dibandingkan dengan ttabel dalam db dengan signifikansi dalam angka diperoleh ttabel sebesar 1,734 .

Dengan demikian dapat diketahui bahwa thitung > ttabel (5,988 > .1,734) yang berarti H0 (hipotesis nol) ditolak yang berarti terdapat perbedaan kemampuan berhitung anak sebelum dan sesudah menggunakan permainan bunyi bilangan.

Saran-Saran

Hasil penelitian ini sebaiknya ditindaklanjuti lagi oleh peneliti berikutnya, sebagai upaya untuk memaksimalkan hasil yang ada serta menambah pengetahuan dan meningkatkan kualitas pendidikan di masa mendatang.

KEGIATAN PEMBUKA 1. Penerapan SOP pembukaan

KEGIATAN PENUTUP

RENCANA PENILAIAN 1. Sikap

Gambar

TABEL DISTRIBUSI T

Referensi

Dokumen terkait

The objective of this research is to optimize the EC value of nutrient solution on each generative stage using Artificial Neural Network (ANN) and Genetic Algorithms (GA).. ANN