• Tidak ada hasil yang ditemukan

Peningkatan Kemampuan Mengenal Angka melalui Penggunaan Media Kartu Wayang pada Anak Usia Dini di TK Yaspib Pertiwi Kecamatan Bontolempangang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "Peningkatan Kemampuan Mengenal Angka melalui Penggunaan Media Kartu Wayang pada Anak Usia Dini di TK Yaspib Pertiwi Kecamatan Bontolempangang"

Copied!
83
0
0

Teks penuh

(1)

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGENAL ANGKA MELALUI PENGGUNAAN MEDIA KARTU WAYANG PADA ANAK

USIA DINI DI TK YASPIB PERTIWI KECAMATAN BONTOLEMPANGANG

SKRIPSI

Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) dalam Prodi Pendidikan Islam Anak Usia Dini pada Fakultas Tarbiyah Dan

Keguruan UIN Alauddin Makassar Oleh:

USWATUN HASANAH 20900117025

PENDIDIKAN ISLAM ANAK USIA DINI FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDUN MAKASSAR TAHUN 2022

(2)

ii

PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI Mahasiswa yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Uswatun Hasanah

NIM : 20900117025

Tempat/Tgl. Lahir : S banda/ 22 Mei 1998

Jur/Prodi : Pendidikan Islam Anak Usia Dini Fakultas/Program : Tarbiyah dan Keguruan

Alamat : Gowa

Judul :Peningkatan kemampuan mengenal angka melalui penggunaan media kartu wayang pada anak usia dini di TK Yaspib Pertiwi Kecamatan Bontolempangang

Menyatakan dengan sesungguhnya dan penuh kesadaran bahwa skripsi ini benar adalah hasil karya sendiri. Jika di kemudian hari terbukti bahwa ia merupakan duplikat, tiruan, plagiat, atau dibuat oleh orang lain, sebagian atau seluruhnya, maka skripsi ini dan gelar yang diperoleh karenanya batal demi hukum.

Gowa, 4 Januari 2022 Penyusun,

Uswatun Hasanah NIM: 20900117025

(3)

iii

(4)

iv

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan nikmat iman dan islam kepada kita semua. Sholawat serta salam tidak lupa kita kirimkan kepada Nabi besar Muhammad SAW, yang telah membawa umat ,manusia dari alam kebodohan ke alam penuh dengan ilmu pengetahuan.

Dengan izin Allah peneliti telah dapat menyelesaikan penyusunan skripsi yang berjudul “Peningkatkan kemampuan mengenal angka melalui penggunaan media kartu wayang pada anak usia dini di TK Yaspib Pertiwi Kecamatan Bontolempangang”dapat peneliti selesaikan sebagai syarat memperoleh gelar Sarjana pendidikan (S.Pd) di Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar, sekaligus menjadi referensi dan memberikan dampak yang positif dalam meningkatkan kecerdasan masyarakat.

Dalam penyusunan skripsi ini, penulis telah menerima banyak bimbingan, dorongan dan bantuan dari berbagai pihak yang tak ternilai harganya. Oleh karena itu, peneliti menyampaikan ucapan terimakasih dan penghargaan yang setinggi- tingginya kepada kedua orang tua saya tercinta yakni ayah Marzuki dan ibu Sahariah yang tak henti-hentinya memberikan dukungan baik materi maupun non materi dalam menyelesaikan pendidikan ini. Serta kepada saudara saya dan keluarga besar yang telah memberikan peneliti dukungan dan do’a sampai sekarang. Oleh karena itu, dengan kerendahan hati peneliti mengucapkan terima kasih kepada:

1. Prof. H. Hamdan Juhanis, Ma., Ph.D., selaku Rektor UIN Alauddin Makassar, Prof. Dr. Mardan, M.Ag., selaku Wakil Rektor I, Prof. Dr.

Wahyuddin Naro, M.Mum., selaku Wakil Rektor II, Prof. Dr. Darussalam Syamsuddin , M.Ag., selaku Wakol Rektor III, dan Dr. H. Kamaluddin Abunawas, M.Ag., selaku Rektor IV, yang telah membina dan memimpin UIN Alauddin Makassar sebagai tempat penulis menuntut ilmu.

2. Dr. H. Marjuni, S.Ag., M.Pd.I. selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan, Dr. M. Shabir U., M.Ag selaku Wakil Dekan I, Dr. M.Rusdi, M.Ag selaku Wakil Dekan II, dan Dr. H. Ilyas, M. Pd., M.Si selaku dekan III.

3. Dr. Hj. Ulfiani Rahman , M.Si dan Wahyuni Ismail, M. Si., Ph.D. Selaku Ketua dan Sekretaris jurusan Pendidikan Islam Anak Usia Dini, beserta staf prodi yang selalu memberikan layanan yang baik kepada peneliti selama melaksanakan perkuliahan.

(5)

v

4. Wahyuni Ismail, M. Si., Ph.D., selaku penguji I dan Dr. M.Rusdi T, M.Ag., selaku Pembimbing II, yang senantiasa memberikan arahan dan pengetahuan dalam menyelesaikan skripsi

5. Eka Damayanti S.Psi., M.A., selaku penguji I dan Dr. Rosdiana., M.Pd.I.

selaku penguji II yang senantiasa memberikan arahan dan pengetahuan dalam menyelesaikan skripsi.

6. Bapak dan Ibu dosen yang telah memberikan bimbingan dan arahan dalam menyelesaikan pendidikan dikampus UIN Alauddin Makassar.

7. Kepala sekolah dan Guru-guru TK Yaspib Pertiwi Kecamatan Bontolempangang yang telah bersedia memberikan izin dan fasilitas selama penyusunan skripsi ini.

8. Teman-teman seperjuangan Mahasiswa Pendidikan Islam Anak Usia Dini Angkatan 2017 yang telah memberikan motivasi untuk terselesaikannya sekarang

Semoga dengan berbagai bantuan yang diberikan baik berupa materi maupun non materi mendapatkan balasan yang setimpal dari Allah SWT, peneliti menyadari masih banyak kekurangan dalam melakukan penelitian ini. Oleh karena itu kritik dan saran peneliti harapkan demi memperbaiki skripsi dan semoga hasil penelitian ini dapat mengembangkan ilmu pengetahuan di bidang Pendidikan Anak Usia Dini.

Gowa, 4 Januari 2022 Penyusun

Uswatun Hasanah NIM: 20900117025

(6)

vi DAFTAR ISI

JUDUL ... .

PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ... . ii

KATA PENGANTAR ... .... iii

DAFTAR ISI ... .... v

DAFTAR TABEL ... .... viii

DAFTAR GRAFIK ... .... ix

ABSTRAK ... .... x

BAB I PENDAHULUAN ... 1-10 A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 8

C. Tujuan Penelitian ... 8

D. Definisi Operasional dan Ruang Lingkup Penelitian ... 8

E. Kegunaan Penelitian ... 9

F. Kajian Relevan ... 10

BAB II KAJIAN TEORI ... 15-25 A. Kemampuan Mengenal Angka ... 15

1. Pengertian Kemampuan mengenal Angka ... 15

2. Pentingnya Mengenal Angka pada Anak Usia Dini ... 18

3. Fungsi Kemampuan Mengenal Angka pada Anak Usia Dini ... 18

4. Tujuan pengenalan angka ... 19

B. Media Kartu Wayang ... 20

1. Pengertian Media Kartu Wayang ... 20

2. Fungsi dan manfaat media ... 21

3. Jenis-jenis media kartu wayang ... 22

4. Langkah-langkah Media Kartu Wayang ... 23

5. Bentuk-bentuk Media Pembelajaran ... 23

6. Penggunaan Media Pembelajaran yang Tepat akan dapat Mengatasi Sikap pada Anak Didik ... 24

7. Peranan Media pada Perkembangan Anak ... 24

BAB III METODE PENELITIAN ... 26-32 A. Jenis Penelitian ... 26

(7)

vii

1. Pendekatan penelitian ... 26

2. Jenis penelitian ... 26

B. Tempat dan Waktu Penelitian ... 27

C. Variabel Penelitian ... 27

D. Populasi ... 28

1. Populasi ... 28

E. Teknik Pengumpulan Data ... 29

1. Lembar Tes ... 29

2. Observasi ... 29

3. Dokumentasi ... 30

F. Instrumen Penelitian ... 30

G. Teknik Analisis Data ... 32

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 34-57 A. Hasil Penelitian ... 34

1. Gambaran kemampuan mengenal angka sebelum melakukan mediakartu wayang pada anak usia dini di TK Yaspib Pertiwi Kecamatan Bontolempangang ... 34

2. Gambaran kemampuan mengenal angka setelah melakukan Mediakartu wayang pada anak usia dini di TK Yaspib Pertiwi Kecamatan Bontolempangang………..39

3. Perbedaan rata-rata kemampuan mengenal angka melalui media kartu wayang pada anak usia dini di TK Yaspib Pertiwi Kecamatan Bontolempangang ... 44

B. Pembahasan ... 52

1. Kemampuan mengenal angka sebelum melakukan media kartu wayang pada anak usia dini di TK Yaspib Pertiwi ... 52

2. Kemampuan mengenal angka setelah melakukan media kartu wayang pada anak usia dini di TK Yaspib Pertiwi ... 55

3. Peningkatan kemampuan mengenal angka melalui media kartu wayang pada anak usia dini di TK Yaspib Pertiwi ... 58

BAB V PENUTUP ... 63

A. Kesimpulan ... 63

B. Implikasi Penelitian ... 63

DAFTAR PUSTAKA ... 65

LAMPIRAN ... 71 RIWAYAT HIDUP

(8)

viii

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Jenis Kelamin Siswa ... 29 Tabel 3.2 Pedoman Observasi Keampuan Mengenal Angka 4-5 Tahun ... 31 Tabel 4.1 Nilai Pretest Kemampuan Mengenal Angka Sebelum Melakukan

Media Kartu Wayang Pada Anak Usia Dini di TK Yaspib Pertiwi Kecamatan Bontolempangang ... 35 Tabel 4.2 Nilai Rata-rata Kemampuan Mengenal Angka pada Anak Usia

Dini di TK Yaspib Pertiwi Kecamatan Bontolempangang Sebelum Media Kartu Wayang ... 36 Tabel 4.3 Perolehan Nilai Setiap Anak pada Masing-masing Indikator ... 37 Tabel 4.4 Nilai Posttest Kemampuan Mengenal Angka Setelah Melakukan

Media Kartu Wayang... 40 Tabel 4.5 Nilai Rata-rata Kemampuan Mngenal Angka Setelah Melakukan

Media Kartu Wayang... 41 Tabel 4.6 Perolehan Nilai Setiap Anak pada Masing-masing Indikator ... 42 Tabel 4.7 Perolehan Pretest dan Posttest Kemampuan Mengenal Angka ... 44 Tabel 4.8 Nilai Pretest dan Posttest Sebelum dan Setelah Melakukan Media

Kartu Wayang pada Anak Usia Dini di TK Yaspib Pertiwi

Kecamatan Bontolempangang ... 46 Tabel 4.9 Nilai Rata-rata Pretest-Posttest Kemampuan Mengenal Angka

pada Anak Usia Dini Sebelum dan Setelah Melakukan Media

Kartu Wayang ... 48 Tabel 4.10 Uji Statistik Deskriptif ... 50

(9)

ix

DAFTAR GRAFIK

Grafik 4.1 Nilai Pretest Setiap Anak pada Masing-masing Indikator ... 38 Grafik 4.2 Posttest Setiap Anak Pada Masing-masing Indikator ... 43 Grafik 4.3 Perolehan Nilai Kemampuan Mengenal Angka Sebelum dan

Setelah Diterapkan Media Kartu Wayang ………. 45 Grafik 4.4 Perbandingan Pretest dan Posttest Setiap Indikator

Kemampuan Mengenal Angka pada Anak Usia Dini Melalui Media Kartu Wayang ………47 Grafik 4.5 Nilai Rata-rata Pretest- Posttest Masing-masing Indikator

Kemampuan Mengenal Angka pada Anak Usia Dini …………. 49

(10)

x ABSTRAK Nama : Uswatun Hasanah

NIM : 20900117025

Jurusan : Pendidikan Islam Anak Usia Dini

Judul :Peningkatan Kemampuan Mengenal Angka melalui Penggunaan Media Kartu Wayang Pada Anak Usia Dini di TK Yaspib Pertiwi Kecamatan Bontolempangang

Penelitian ini bertujuan:1) mengetahui gambaran kemampuan mengenal angka pada anak sebelum diterapkan media kartu wayang di TK Yaspib Pertiwi Kecamatan Bontolempangang, 2) mengetahui gambaran kemampuan mengenal angka pada anak setelah diterapkan media kartu wayang, dan 3) mengetahui apakah terdapat perbedaan kemampuan mengenal angka melalui penggunaan media kartu wayang pada anak usia dini di TK Yaspib Pertiwi Kecamatan Bontolempangang.

Jenis penelitian menggunakan metode penelitian deskriptif, dengan menggunakan sampling jenuh. Populasi pada penelitian ini adalah kelompok A di TK Yaspib Pertiwi Kecamatan Bontolempangang yang berjumlah 6 orang yang diberikan perlakuan dengan media kartu wayang. Jumlah sampling yang diambil adalah seluruh siswa kelompok A TK Yaspib Pertiwi Kecamatan Bontolempangang. Instrument penelitian yang digunakan adalah lembar pengamatan (pedoman observasi), lembar tes, dan ceklis. Teknik analisis data menggunakan analisis data deskriptif.

Hasil uji deskriptif menunjukkan: 1) kemampuan mengenal angka sebelum diterapkan media kartu wayang pada anak usia dini kelompok A di TK Yaspib Pertiwi Kecamatan Bontolempangang memperoleh nilai rata-rata sebesar 6, 2) kemampuan mengenal angka setelah diterapkan media kartu wayang pada anak usia dini kelompok Adi TK Yaspib Pertiwi Kecamatan Bontolempangang memperoleh nilai rata-rata sebesar 12, dan 3) terdapat perbedaan rata-rata kemampuan mengenal angka pada anak usia di TK Yaspib Pertiwi Kecamatan Bontolempangang setelah diterapkan media kartu wayang.

Implikasi penelitian ini bahwa penelitian ini dapat menambah wawasan pada anak dalam mengenal angka, pendidik dapat menerapkan media kartu wayang dalam kegiatan pembelajaran serta dapat menjadi referensi awal bagi peneliti.

Kata Kunci: Kemampuan mengenal angka, Media kartu wayang

(11)

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan usaha sadar dalam membina dan mengembangkan harkat dan martabat manusia secara utuh dan menyeluruh dengan menarik, menyenangkan, dan menggembirakan; terakomodasi dan tercipta dalam suasana pembelajaran pada saat kegiatan tersebut dilaksanakan.Kaitan itu, pemilihan pendekatan dan staretegi yang tepat dalam setiap kegiatan pendidikan atau pembelajaran sangat penting, karena tindakan mendidik merupakan suatu seni atau ilmu. Peserta didik adalah individu yang sedang tumbuh dan berkembang dalam lingkungan yang berubah dengan tepat.1

Pendidikan pada masa ini hendaknya dilakukan dengan konsep bimbingan atau memfasilitasi dalam setiap perilaku yang sedang digeluti anak tersebut.

Pendekatan atau konsep seperti ini akan bisa membuat anak tenang dan tidak tertekan, hal ini akan berimplikasi pada semangat anak untuk melanjutkan proses belajarnya.2

PERMENDIKBUD Republik Indonesia N0 137 Tahun 2014 tentang Standar Nasional Pendidikan Anak Usia Dini pada pasal 1 ayat 10 menyatakan bahwa Pendidikan anak usia dini adalah upaya pembinaan yang ditujukan pada anak sejak lahir sampai usia 6 tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut.3

1 Muri Yusuf, Asesmen dan evaluasi pendidikan ( cet II, Jakarta, Kencana, 2015), h 1

2 Asef Umar Fakhruddin. “Pendidikan Anak Usia Dini Sebagai Alas Pendidikan. Jurnal pemikiran alternative kependidikan” vol.14. No 2. (2009). H 4

3 Permendikbud Nomor 137 Tahun 2014 tentang Standar Pendidikan Anak Usia Dini pasal 1 ayat 10, Hlm. 3

(12)

Pendidikan usia dini yang diberikan dalam keluarga juga harus berpijak pada konsep PAUD. Artinya, pola asuh yang diterapkan orangtua hendaknya cukup memberi kebebasan kepada anak untuk mengembangkan aneka keterampilan dan kemandiriannya.4 Peran penting pendidikan keluarga dalam membentuk karakter anak menurut oleh Ki Hajar Dewantara, yang menyatakan bahwa alam keluarga bagi setiap anak adalah alam pendidikan permulaan.Untuk pertama kalinya, orang tua berkedudukan sebagai penuntun (guru), sebagai pengajar, sebagai pendidik, pembimbing dan sebagai pendidik yang utama diperoleh anak.5

Undang-Undang tentang Pendidikan Nasional, bab IV tentang satuan, jalur, dan jenis pendidikan pasal 10 menyebutkan “pendidikan keluarga merupakan bagian dari jalur pendidikan luar sekolah yang diselenggarakan dalam keluarga dan yang memberikan keyakinan agama, nilai budaya, nilai moral dan keterampilan”. Keluarga merupakan pendidikan tertua, bersifat formal, yang pertama dan utama dialami oleh anak serta lembaga pendidikan yang bersifat kodrat. Orang tua bertanggung jawab memelihara, merawat, melindungi dan mendidik anak agar tumbuh dan berkembang dengan baik6.

Hal ini sejalan dengan firman Allah Swt dalam (Qs. At-Tahrim: 6).

اَهْيَلَع ُة َراَج ِحْلا َو ُساَّنلا اَهُد ْوُق َّو ا ًراَن ْمُكْيِلْهَا َو ْمُكَسُفْنَا ا ْْٓوُق ا ْوُنَمٰا َنْيِذَّلا اَهُّيَاَي َن ْو ُرَم ْؤُي اَم َن ْوُلَعْفَي َو ْمُه َرَمَا ْٓاَم َ هاللّٰ َن ْوُصْعَي َّلَّ ٌداَدِش ٌظ َلَِغ ٌةَكِٕى ٰٰۤلَم

4 Asef Umar Fakhruddin, Pendidikan Anak Usia Dini sebagai Alas Pendidikan, Jurnal Tarbiah STAIN Purwokerto, Vol. 14 No 2, Mei-Agustus (2009), h 4

5 Syahrial Labaso’, Konsep Pendidikan Keluarga Dalam Perspektif Al-qur’an dan Hadis,Jurnal Pendidikan Agama Islam , Vol XV, No 1, Juni (2018). h 55.

6 Hasbullah, Dasar-Dasar Ilmu Pendidikan, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2006),hal.38

(13)

3

Artinya :

Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat- malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.

Berdasarkan ayat diatas dapat dipahami bahwa orang tua memiliki kewajiban untuk memelihara diri dan keluarga ( anak-anaknya) dari siksaan api neraka. Cara yang dapat dilakukan oleh orang tua ialah mendidiknya, membimbingnya dan mengajari akhlak-akhlak yang baik. Kemudian pendidikan anak usia dini dalam pandangan islam adalah memelihara, membantu pertumbuhan dan perkembangan dalam fitrah anak.7

Anak adalah sosok individu yang sedang mengalami suatu proses perkembangan yang dapat diwujudkan untuk membentuk suatu generasi mendatang yang sedang mengalami perkembangan dan pertumbuhan pada diri anak. Peningkatan keterampilan, pembinaan mental dan moral harus lebih ditingkatkan begitu juga dengan aspek-aspek yang lainnya.8

Pada tahap perkembangan anak, ada enam aspek perkembangan yang harus dikembangkan dalam membantu tumbuh kembang anak yaitu aspek fisik motorik, bahasa, kognitif, sosial emosional, nilai agama-moral, dan seni.Secara alamiah perkembangan anak berbeda-beda bakat, minat, kreatifitas, kematangan emosi, kepribadian, kemandirian, dan jasmani.Anak memerlukan program pendidikan yang mampu membuka wawasan baru melalui pembelajaran yang bermakna sedini mungkin pada pendidikan anak selanjutnya.9

7 Muhammad Sholeh. Pendidikan Anak Usia Dini Dalam Perspektif Pendidikan Islam.

Yin Yang. Vol.13 No.1 2018, h. 74

8 Mufatihatut Taubah, Pendidikan anak dalam keluarga peroektif islam. Jurnal Pendidikan Agama Islam. Vol 03 No 1 (2015), h.3

9Cyrus T. Lalompoh dan Kartini Ester Lalompoh. Metode Pengembangan dan Nilai-Nilai Keagamaan bagi Anak Usia Dini (Jakarta: Grasindo, 2017), h. 3.

(14)

Salah satu aspek perkembangan yang penting dalam perkembangan diri anak yaitu aspek perkembangan kognitif. Perkembangan kognitif menggambarkan bagaimana pikiran anak berkembang dan berfungsi sehingga dapat berfikir pada usia dini, dalam perkembangan ini anak mulai menunjukkan proses berpikir yang jelas, dapat mengenali beberapa simbol dan tanda termasuk angka dan gambar dalam perkembangan kognitif.10

Perkembangan kemampuan kognitif menjadi titik srategis untuk dikembangkan pada anak usia dini. Hal tersebut dikarenakan kemampuan ini memiliki kaitan yang erat dalam pengembangan kemampuan yang lain.

Kemampuan kognitif merupakan kemampuan belajar atau berfikir yaitu kemampuan untuk mempelajari keterampilan dan konsep baru, keterampilan untuk memahami apa yang terjadi dilingkungannya, serta keterampilan menggunakan daya ingat.11

Perkembangan kognitif juga sangat erat kaitannya dengan kemampuan perkembangan otak. Sel-sel otak berkembang 50% lebih cepat sampai usia 8 tahun, sehingga semasa itulah sangat penting untuk dikembangkan seluruh aspek khususnya aspek perkembangan kognitif.12 Ini dikarenakan perkembangan tersebut mampu mengembangkan aspek berfikir anak sehingga bisa digunakan untuk memecahkan suatu permasalahan, kemudian dapat mengembangkan kemampuan berfikir logika matematika serta pengetahuan tentang ruang dan

10 Slamet Suyanto, Dasar-dasar pendidikan anak usia dini, (Yogyakarta: Hikayat Publising, 2005), h. 53.

11 Ni Made Ayu Suryaningsih, Ni Luh Rimpiati, Implementation of Game-Based Thematic Science Approach in Developing Early Childhood Cognitive Capabilities, Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini, vol 2 no 2 (2018) :195

12Siska Nopayana, “Upaya Meningkatkan Pemahaman Konsep Bilangan Beserta Lambang Bilangan Pada Anak Melalui Media Papan Flannel Modifikasi”.

(15)

5

waktu, serta dapat mempersiapkan diri anak untuk mengembangkan kemampuan berfikir13.

Kognitif adalah suatu proses berfikir, yaitu kemampuan individu untuk menghubungkan, menilai dan mempertimbangkan suatu kejadian atau peristiwa.

Kognitif pada anak berhubungan dengan tingkat kecerdasan (intelegensi) yang ditandai dengan berbagai minat melalui ide-ide yang disampaikan (Susanto).

Terkait dengan hal tersebut, fungsi simbolik merupakan pemikiran yang operasional. Pada tahap ini anak mengembangkan kemampuan untuk membayangkan suatu objek yang tidak ada, fungsi ini dapat mengembangkan dunia mental anak.14

Pengenalan angka merupakan kemampuan anak untuk mengenal simbol- simbol bilangan. Pengenalan angka sangat penting dikuasi oleh anak, sebab anak menjadi dasar bagi penguasaan konsep-konsep matematika selanjutnya di jenjang pendidikan berikutnya. Untuk menyatakan suatu bilangan dinotasikan dengan lambang bilangan yang di sebut angka.15

Pengupayaan dalam mengenal metematika yang dapat dikembangkan untuk anak usia dini adalah mengenal angka. Memahamkan angka perlu diberikan kepada anak sejak dini untuk mempersiapkan pribadinya di masa mendatang sesuai dengan tahap tumbuh kembangnya.Tahap dasar pengenalan matematika perlu adanya hafalan, hitungan, dan mengenal angka.16

13 Depdiknas, Pedoman Pembelajaran Permainan Berhitung Permulaan di Taman Kanak- kanak, (Jakarta:Depdiknas, 2007), 9.

14 Leni Hardiyanti, Sasmiati, Lilik Sabdaningtyas, Penggunaan Media dan Kemampuan Berfikir Simbolik Anak Usia Dini (Jl. Prof. Dr. Soemantri Brojonegoro: FKIP Universitas Lampung No 1), h 2.

15 Dwi Anugraeni & Bonita Mahmud, Peningkatan Perkembangan Kognitif dalam Mengenal Angka Melalui Puzzle di Taman Kanak-kanak, Jurnal Pemikiran dan Penelitian Anak Usia Dini, Vol. 5, No 1 Tahun (2019.): h. 195

16 Yuliani Nurani Sugiono, Metode Pengembangan Kognitif, (Jakarta: Universitas Terbuka, 2006)

(16)

Menurut Ahmad Susanto kemampuan mengenal angka memerlukan konsep berfikir tentang objek, benda, dan kejadian. Anak mulai mengenal symbol (kata-kata, angka, gambar, atau gerak tubuh) untuk mewakili benda-benda yang ada dilingkungannya. Angka adalah suatu lambang tertulis sebagai suatu anggota dari system perhitungan dan pengukuran.Angka membentuk suatu bilangan, bilangan terdiri satu angka atau kombinasi suatu angka. Kemampuan mengenal angka termasuk dalam perkembangan kognitif yang merupakan dasar bagi perkembangan pada anak. Pengalaman yang dialami oleh seorang anak mempengaruhi pengenalan angka pada anak, karena secara umum pengenalan angka brtujuan untuk agar anak mengetahui dasar-dasar pembelajaran permulaan berhitung pada anak.17 Terkait dengan hal ini, dalam perkembangan kognitif media yang dapat dikembangkan adalah media kartu wayang.

Media adalah sebagai jenis komponen dalam lingkungan siswa yang dapat merangsang siswa untuk belajar. Media pembelajaran dalam proses belajar mengajar dapat mengakibatkan motivasi belajar, minat, serta membantu keaktifan anak. Rosdiani dkk menyatakan bahwa media pembelajaran merupakan komponen yang tidak berdiri sendiri, tetapi saling berhubungan dengan komponen lainnya dalam rangka menciptakan situasi belajar yang diharapkan.18 Media kartu wayang atau kartu angka bergambar adalah berisi gambar tulisan angka dan gambar sebagai tanda untuk mengenalkan angka dalam bentuk gambar.permainan

17 Ahmad Susanto, Perkembangan Anak Usia Dini, ( Jakarta : Kencana Prenada Media Group 2014) h. 107

18 Rena Regina Balkis, Pengembangan Media Pembelajaran Kartu Angka Bergambar Untuk Meningkatkan Kemampuan Mengenal Lambang Bilangan 1-10 pada Anak Usia 4-5 Tahun, Jurnal PAUD Teratai, Vol, 8. No.2 Tahun (2019) : h 3

(17)

7

merupakan alat bantu untuk memperlancar proses belajar mengajar dan memudahkan dalam mengenalkan angka.19

Berdasarkan observasi awal tanggal 28 Agustus 2020 di TK Yaspib Pertiwi Kecamatan Bontolempangang pada anak-anak adalah perkembangan kognitif dalam mengenal angka belum optimal. Sebagian besar anak-anak belum mengenal angka dengan baik. Anak masih merasa bingung ketika diminta untuk menunjukkan lambang bilangan, ada beberapa anak yang ragu-ragu dan diam saja. Anak sering keliru dalam menunjukkan angkanya seperti ketika guru menyuruh menunjukkan angka 2 namun yang ditunjuk oleh anak angka 3.Anak masih kesulitan dalam mengenal angka atau lambang bilangan.

Berdasarkan diskripsi di atas dapat disimpulkan bahwa anak di TK Yaspib Pertiwi Kecamatan Bontolempangang belum optimal dalam mengenal angka.Hal ini disebabkan oleh beberapa factor anak kurang memahami lambang bilangan dan kurang mendapat motivasi dalam pengenalan angka, sehingga anak merasa kurang percaya diri terhadap kemampuannya dalam mengenal angka.

Hal inilah yang mendasari peneliti untuk mengkaji secara mendalam lagi tentang judul “Peningkatkan kemampuan mengenal melalui penggunaan media kartu wayang pada anak usia dini di TK Yaspib Pertiwi Kecamatan Bontolempangang”. Diharapkan kemampuan mengenal angka pada perkembangan kognitif anak dapat maksimal. Selain itu anak dapat menyebutkan serta menuliskan sesuai bilangannya dengan benar.

19 Solihatun Nadhiroh, Darmawan, dan Lizza Suzanti, berjudul Pengaruh media kartu angka bergambar terhadap kemampuan mengenal lambang bilangan anak usia dini di kelompok A TK Azzahroh Serang tahun ajaran 2015/2016, Infantia, Vol 4, No 2 Agustus (2016), h. 1

(18)

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah penulis uraikan diatas , maka dapat dirumuskan permasalahan pada peneliti ini, yaitu:

1. Bagaimana gambaran kemampuan mengenal angka pada anak sebelum diterapkan media kartu wayang di TK Yaspib Pertiwi Kecamatan Bontolempangang?

2. Bagaimana gambaran kemampuan mengenal angka pada anak setelah diterapkan media kartu wayang di TK Yaspib Pertiwi Kecamatan Bontolempangang?

3. Apakah terdapat perbedaan rata-rata kemampuan mengenal angka pada anak usia dini sebelum dan setelah diterapkan media kartu wayang kelompok A di TK Yaspib Pertiwi Kecamatan Bontolempangang?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan dari rumusan masalah tersebut, maka tujuan penelitian ini, yaitu:

1. Untuk mengetahui gambaran kemampuan mengenal angka pada anak sebelum diterapkan media kartu wayang di TK Yaspib Pertiwi Kecamatan Bontolempangang?

2. Untuk mengetahui gambaran kemampuan mengenal angka pada anak setelah diterapkan media kartu wayang Kecamatan Bontolempangang?

3. Untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan rata-rata kemampuan mengenal angka pada anak usia dini sebelum dan setelah diterapkan media kartu wayang di TK Yaspib Pertiwi Kecamatan Bontolempangang?

D. Definisi Operasional dan Ruang Lingkup Penelitian

Penulis ingin memperjelas penafsiran dan pembahasan sesuai judul diatas agar tidak terjadi kekeliruan dan kesalahan. Untuk memperjelas pembahasan dan penafsiran judul, maka penulis memaparkan sebagai berikut:

(19)

9

1. Kemampuan Mengenal Angka ( Variabel X1)

Kemampuan mengenal angka adalah mengenali angka dan menyebutkan angka 1-10, menulis angka sesuai yang dilihatnya, dan mengurutkan angka dengan benar.

2. Penggunaan Media Kartu Wayang (Variabel X2)

Kartu wayang adalah gambar yang dituangkan pada selembar karton berbentuk kartu yang cukup besar, kartu-kartu tersebut memuat angka yang ditulis biasanya disertai gambar.kartu wayang dapat berbentuk persegi empat.Kartu wayang dituliskan angka potongan- potongan pada suatu media.Penggunaan kartu wayang ini sangat menarik perhatian siswa dan sangat mudah digunakan dalam mengenal perhatian dan penggunaan kartu wayang pada permulaan.

E. Kegunaan Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik secara teoritis maupun praktis.

1. Manfaat teoritis yang dapat disampaikan penulis yaitu:

a. Dapat menjadi sarana pengembangan dan peningkatan pembelajaran yang efektif, kreatif, dan inovasi.

b. Dapat menjadi bahan penelitian yang berkelanjutan

c. Dapat sebagai sarana informasi kepada lembaga lain tentang media dalam mengenal angka

2. Manfaat praktis yang dapat disampaikan penulis yaitu:

a. Bagi Anak

Sebagai masukan agar lebih tertarik dan lebih aktif dalam proses pembelajaran menggunakan media

b. Bagi Guru

(20)

Dapat menjadi referensi bagi guru bahwa dalam mengajar mengenal angka, penting untuk memperhatikan media yang akan digunakan agar semua aspek perkembangan anak dapat berkembang.

c. Bagi Peneliti

Dapat menambah wawasan dan pengetahuan yang lebih mendalam tentang perkembangan kognitif anak dalam berfikir simbolik.

F. Kajian penelitian yang Relevan

Ada beberapa kajian penelitian yang relevan yang memiliki keterkaitan dengan kajian yang akan dilakukan oleh peneliti, yaitu sebagai berikut:

Pertama, Penelitian yang dilakukan oleh Baiq Salihan, TK PGRI 09 Kotaraja, yang berjudul Upaya meningkatkan kemampuan mengenal angka melalui media kartu angka pada kelompok A TK PGRI 09 KotaRaja Kecamatan Sikur. . Ingin mengetahui peningktan kemampuan mengenal angka melalui permainan media kartu angka dalam perkembangan kognitif anak salah satunya adalah cara berfikir untuk mengenalkan angka pada anak. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa penerapan media kartu angka dapat mningkatkan aktivitas dan kemampuan mengenal angka melalui kegiatan media kartu angka pada anak kelompok A di TK PGRI 09 Kotaraja. Peningkatan tersebut dapat dilihat dari perolehan skor aktivitas anak. Dari hasil penelitiannya menemukan media kartu angka dapat meningkatkan kemampuan mengenal angka pada anak kelompok A di TK PGRI 09 Kotaraja semester II Tahun Pelajaran 2016/2017 yang berjumlah 29anak dan terdiri atas 18 anak laki-laki dan 11 anak perempuan dan usia rata-rata 5 tahun.20 Perbedaan dari penelitian ini dari jumlah

20 Baiq Salihan, Upaya meningkatkan kemampuan mengenal angka melalui media kartu angka pada Kelompok A TK PGRI 09 Kotataraja Kecamatan Sikur, Jurnal Pendidikan dan Dakwah Vol 1, No 1, September (2019). h 1-18

(21)

11

anak yang diteliti berbeda.persamaan dari peneliti relevan terletak di kemampaun mengenal angka dengan media yang digunakan hampir sama hanya dengan kata yang digunakan peneliti menggunakan bahasa Makassar

Kedua, Penelitian yang dilakukan oleh Aprilia Sri Kartini, Taman Kanak- kanak Santa Maria Sintang, yang berjudul Analisis kegiatan pengembangan pengenalan angka melalui media gambar pada anak TK Santa Maria Sintamg.

Penelitian ini menggunakan metode interpretative yaitu menginterpretasikan dengan cara mengajak anak untuk melihat gambar yang dibawahnya ada tulisan bilangan dan mengajak anak untuk menyebutkan angka apa saja yang terdapat di bawah gambar. Pengumpulan data dilakukan dengan teknik observasi, wawancara, dan dokumentasi.21 Perbedaan dari penelitian yang akan diteliti sekarang menggunakan media kartu wayang dan nama sekolah juga berbeda, media yang digunakan penelitian terdahulu media gambar berbeda. Persamaan dari penelitian ini dengan penelitian terdahulu yaitu pengenalan angka dan teknik yang digunakan menggunakan observasi dan dokumentasi dan media yang digunakan sama hanya dengan bahasa yang digunakan berbeda dengan penelitian terdahulu.

Ketiga, Penelitian yang dilakukan oleh Ni Luh Wayan Supadma Putri, Nyonyan Wirya, Putu Rahayu Ujianti Jurusan Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini, Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Indonesia, yang berjudul Penerapan bermain kartu angka bergambar untuk meningkatkan perkembangan kognitif kelompok A TK Kumara Wiyata Manukaya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan perkembangan kognitif dalam mengenal lambang bilangan pada kelompok A semester II di TK

21 Aprilia Sri Kartini, Analisis kegiatan pengembangan pengenalan angka melalui media gambar pada anak TK Santa Maria Sintamg, Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini, 3 (1), Mei (2020), h. 1.

(22)

Kumala Wiyata Manukaya Tahun Pelajaran 2015/2016 setelah menerapkan metode bermain berbantuan media kartu angka bergambar. Data tentang perkembangan kognitif anak dalam pengenalan lambang bilangan kelompok A dengan menggunakan metode observasi dengan instrument berupa lembar observasi. Data hasil penelitian dianalisis dengan menggunakan metode analisis data menunjukkan bahwa terjadi deskriptif dan metode analisis kuantitatif.22. perbedaan dari penelitian ini metode yang digunakan berbeda. Persamaan dari penelitian sama-sama membahas tentang kognitif, permainan yang digunakan sama hanya dengan bahasa yang digunakan berbeda peneliti menggunakan bahasa Makassar dan metode yang digunakan adalah kuantitatif.

Keempat, Penelitian yang dilakukan oleh Erlyndah Edy Rianto, PG PAUD, Fakultas Ilmu Pendidikan , Universitas Negeri Surabaya,dengan judul Pengaruh media wayang angka terhadap kemampuan mengenal lambang bilangan anak kelompok B". Salah satu aspek yang dikembangkan pada anak adalah kognitif, khususnya dalam pengaruh media wayang angka terhadap kemampuan mengenal lambang bilangan. Kemampuan mengenal lambang bilangan merupakan daya atau kesanggupan yang dimiliki oleh anak untuk mengembangkan kemampuan anak dalam berfikir. Teknik pengumpulan data menggunakan observasi dan dokumentasi. Dari hasil penelitiannya menemukan bahwa terhadap pengaruh media wayang angka yang signifikan terhadap kemampuan mengenal lambang bilangan Kelompok B di TK Dharma Wanita Persatuan Wonocolo Sepanjang Sidoarjo.23 Perbedaan yang ditemukan antara

22 Ni Luh Wayan Supadma Putri, Nyonyan Wirya, Putu Rahayu Ujianti, Penerapan bermain kartu angka bergambar untuk meningkatkan perkembangan kognitif kelompok A TK Kumara Wiyata Manukaya, Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini Vol 4. No. 2 Tahun (2016): h 1

23 Erlyndah Edy Rianto, Pengaruh media wayang angka terhadap kemampuan mengenal lambang bilangan anak kelompok B, PG PAUD, Fakultas Ilmu Pendidikan Negeri Surabaya Jalan Teratai No.4 Surabaya 60136. h 5.

(23)

13

penelitian terdahulu yang relevan dengan penelitian ini perbedaan dari umur.Persamaan yaitu sama-sama membahas tentang kognitif, mengenal lambang bilangan/mengenal angka dan media yang digunakan.

Kelima, Penelitian yang dilakukan oleh Solihatun Nadhiroh, Darmawan, Lizza Suzanti, dari Program Studi S1 PG PAUD, Universitas Pendidikan Indonesia Kampus Serang, yang berjudul Pengaruh media kartu angka bergambar terhadap kemampuan mengenal lambang bilangan anak usia dini Di Kelompok A TK Azzahroh Serang Tahun Ajaran 2015/2016. Salah satu aspek yang dikembangkan yaitu aspek perkembangan kognitif dalam mengenal lambang bilangan. Salah satu media yang dapat digunakan untuk mengenalkan lambang bilangan anak adalah media kartu angka bergambar. Kartu angka bergambar adalah persegi panjang yang agak tebal berisi angka dan gambar sebagai tanda untuk mengenalkan angka kepada anak dalam bentuk permainan. Permainan untuk anak adalah kegiatan atau aktifitas bagi anak untuk bersenang-senang.

Berdasarkan hasil penelitian dibuktikan bahwa media kartu angka bergambar dapat memperkaya hasil belajar anak, maka dapat disimpulkan bahwa potensi dalam mengenal lambang bilangan pada anak menggunakan media kartu angka bergambar bisa membuat anak tertarik dalam proses pembelajaran. Pengaruh media kartu angka bergambar terhadap hasil belajar bagi anak pada kemampuan mengenal lambang bilangan telah dibuktikan dengan analisa Uji kenaikan skor diantaranya skor pretest dengan skor posttest.24 Perbedaan pada penelitian ini jenis penelitian, lokasi. Persamaan pada penelitian ini sama-sama menbahas tentang perkembangan kognitif, mengenal angka, dan media yang digunakan hampir sama peneliti menggunakan bahasa Makassar

24 Solihatun Nadhiroh, Darmawan, Lizza Suzanti, Pengaruh media kartu angka bergambar terhadap kemampuan mengenal lambang bilangan anak usia dini Di Kelompok A TK Azzahroh Serang Tahun Ajaran 2015/2016, Infantia, Vol 4, No 2, Agustus (2016). h 1.

(24)

Berdasarkan kelima penelitian relevan yang terdahulu diatas. Peneliti menemukan ada beberapa persamaan dalam penelitian yaitu dari segi judul hampir sama, salah satu penelitian terdahulu yang relevan yaitu Solihatun Nadhiroh, Darmawan, dan Lizza Suzanti, Program Studi S1 PG PAUD Universitas Pendidikan Indonsia Kampus Serang, yang berjudul Pengaruh media kartu angka bergambar terhadap kemampuan mengenal lambang bilangan anak usia dini di kelompok A TK Azzahroh Serang tahun ajaran 2015/2016. Perbedaan penelitian terdahulu dengan penelitian sekarang adalah nama media/permainan yang peneliti lakukan menggunakan bahasa Makassar, dan lokasi yang berbeda.

Penelitian ini, peneliti menggunakan media kartu wayang untuk meningkatkan perkembangan kognitif pada anak usia dini. Pada penelitian terdahulu yang relevan yang telah diuraikan diatas bahwa yang dijadikan sebagai media untuk meningkatkan kemampuan mengenal lambang bilangan atau mengenal angka pada anak.

(25)

15 BAB II

KAJIAN TEORETIS A. Kemampuan Mengenal Angka Pada Anak Usia Dini

1. Pengertian Kemampuan mengenal Angka

Menurut Hamalik kemampuan mengenal angka adalah kemampuan uuntuk mengetahui dasar-dasar pembelajaran dalam mengenal angka sehingga anak secara mental akan lebih siap dalam mengikuti pembelajaran matematika tentang mengenal angka pada jenjang selanjutnya.25

Kemampuan mengenal angka pada anak salah satu bagian dari aspek perkembangan kognitif anak usia dini. dalam permendikbud No.137 tahun 2014 tentang standar isi pencapaian perkembangan kognitif anak usia 4-5 tahun terdiri atas 1) Belajar dan pemecahan masalah, 2) Berfikir logis, 3) berfikir simbolik.26 Adapun faktor yang dapat dipengaruhi.Factor dari luar diri anak yang dapat mempengaruhi rendahnya kemampuan mengenal angka misalnya pengenalan yang kurang menyenangkan dan media pengenalan angka yang kurang menarik perhatian anak sehingga kemampuan mengenal angka pada anak masih rendah.

Menurut Sukayati mengenal secara urut angka 1 sampai 10 bagi anak adalah hal yang paling mudah dihafalkan, namun satu hal yang tidak seimbang adalah anak mengalami kesulitan untuk menyebut benda secara spontan. Anak mengalami kebiasaan menyebut urutan bilangan berulang-ulang bukan membiasakan

25Sri Wahyuningsih, Skripsi: “Mengembangkan Kemampuan Mengenal Angka 1-10 Melalui Media Stik Angka Pada Anak Tumpak Kepuh Kecamatan Bakung Kabupaten Blitar Tahun Ajaran 2014/2015” (Kediri : FakultasKeguruan Dan Ilmu Pendidikan, Universitas Nusantara PGRI Kediri, 2015), h. 5.

26Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 137 Tahun 2014 Tentang Standar Nasional Pendidikan Anak Usia Dini. h. 26.

(26)

menyebut langsung jumlah bilangan yang sebenarnya sudah dikuasai secara spontan yang sudah terpogram dalam pikiran anak.27

Pengenalan angka ini dapat dilaksanakan dengan berbagai cara termasuk melalui permainan. Permainan mengenal angka di Taman Kanak-kanak tidak hanya terkait dengan kognitif saja, tetapi juga kesiapan mental social dan emosional karena itu dalam pelaksanaannya harus dilakukan secara menarik, bervariasi dan menyenangkan. Kemampuan mengenal angka merupakan pemberian pengalaman belajar dalam bentuk permainan dengan cara melatih keterampilan penglihatan, gerak dan ingatan, memberikan rangsangan dan tantangan serta konsentrasi. Melalui permainan yang menarik baik dari segi bentuk dan ukuran dari alat-alat yang digunakan untuk penggunaan symbol, tindakan atas objek yang punya arti untuk perkembangan anak. Pemberian pengalaman belajar dalam bentuk permainan dengan cara melatih keterampilan penglihatan, gerak dan ingatan, memberikan rangsangan dan tantangan serta konsentrasi. Melalui permainan yang menarik baik dari segi bentuk dan ukuran dari alat-alat yang digunakan untuk penggunaan symbol, tindakan atas objek yang punya arti untuk perkembangan anak.

Mengembangkan kemampuan mengenal angka pada anak tidak dilakukan dalam jangka waktu pendek, yang harus dilakukan secara bertahap dalam jangka waktu yang lama, serta dibutuhkan media yang kongkrit untuk membantu proses pembelajaran mengenal angka. Mengenal angka menurut Sudaryanti anak dapat diajarkan dengan menghitung jari, lalu melihat media yang sudah ada, atau mengurutkan angka sewaktu anak bermain dalam lingkungannya.28

27 Sukayati, Media Pendidikan, Pengertian Pengembangan dan Pemanfaatan, (Jakarta:

Rajawali Press, 2004), h.10-11

(27)

17

Kemampuan anak untuk mengenal angka memerlukan banyak konsep berfikir tentang objek, benda, atau kejadian. Anak mulai mengenal symbol (angka atau gambar) untuk mewakili benda-benda yang ada dilingkungannya. Karena cara berfikir anak masih bergantung pada objek yang konkrit serta tergantung pada rentang waktu dan tempat dimana dia berada, mereka belum dapat berfikir secara abstrak sehingga memerlukan symbol untuk menanamkan suatu konsep kepada anak usia dini.

Menurut Tadkirotun angka atau bilangan adalah lambang atau symbol yang merupakan suatu objek yang terdiri dari angka 1-10.Sebagai contoh bilangan 10, dapat ditulis dengan dua buah angka yaitu angka 1 dan angka 10.Bilangan yang banyak ditemui dalam kehidupan-sehari-hari.Namun demikian, angka yang ditemui anak-anak sebenarnya memiliki arti yang berbeda-beda.29 Kemampuan mengenal angka menurut Slamet Suyanto angka yaitu symbol.Anak bisa menghubungkan antara banyaknya benda dengan symbol angka.Angka 1-10 merupakan symbol matematika dari banyaknya benda.30

Berdasarkan yang telah dikemukakan diatas bahwa untuk dapat mengembangkan konsep bilangan pada anak tidak dilakukan dalam jangka waktu pendek, yang harus dilakukan secara bertahap dalam jangka waktu yang lama, serta dibutuhkan media untuk membantu proses pembelajaran mengenal angka.

28 Yuliarti, Meningkatkan kemampuan mengenal angka pada anak usia dini melalui permainan ular tangga di taman kanak-kanak sadar bakti sungai aur pasaman barat. Jurnal Riset Tindakan Indonesia, Vol 3. No. 2 (2018), h.103.

29 Musfiroh Tadkirotun, Pengembangan Kecerdasan Majemuk Tangeran : Universitas Terbuka (2012)., h 45.

30Slamet Suyanto, Pembelajaran Untuk anak Taman Kanak-Kanak, Depdiknas, 2005, h 158.

(28)

2. Pentingnya Mengenal Angka pada Anak Usia Dini

Mengingat pentingnya kemampuan mengenal angka atau lambang bilangan maka dapat diberikan melalui berbagai macam cara. Memilih berbagai macam model, motede dan media dalam pembelajaran yang sesuai untuk tujuan pembelajaran dalam perkembangan kognitif anak, khususnya kemampuan mengenal angka atau lambang bilangan.31 Pengenalan lambang bilangan sangat penting bagi anak usia dini harus disesuaikan dengan perkembangan kognitif anak. Dengan mengenal lambang bilangan akan memudahkan anak dalam menyampaikan berbagai informasi, pada awalnya anak mampu menyebutkan bilangan tanpa mengetahui makna bilangan tersebut. Sejalan dengan perkembangan dan pengalaman yang diperoleh anak akan mampu mengenal lambang bilangan.32

3. Fungsi Kemampuan Mengenal Angka pada Anak Usia Dini

Kemampuan mengenal angka pada anak usia dini merupakan upaya pengenalan konsep matematika sejak dini. Menurut Suyanto fungsi matematika sebenarnya bukan sekedar untuk berhitung, tetapi untuk mengembangkan berbagai aspek perkembangan anak terutama aspek konitif. Pembelajaran mengenal angka memiliki fungsi agar cukup beragam diantaranya adalah agar anak mampu mengetahui angka dengan aktifitas konkrit. Selain itu terdapat fungsi pembelajaran bilangan bagi anak usia dini antara lain:

31 Diah Gali Mahyuni, dkk, Penerapan Metode Bermain Kognitif, Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini Universitas Pendidikan Ganesha, vol.4, No. 2, Tahun (2016), h. 3.

32 Sumardi, Taopik Rahman, dan Iis Syifa Gustini, Peningkatan Kemampuan Anak Usia Dini Mengenal Lambang Bilangan melalui media Playdough, Jurnal PAUD Agapedia, Vol.1 No.2 (2017), h.2.

(29)

19

a. Anak menjadi familiar dengan angka yang ditemuai disepanjang kehidupannya, karena pada dasarnya anak tidak akan terlepas dari angka

b. Dengan adanya pembelajaran bilangan bagi anak usia dini. Akan lebih mudah memberi pemahaman arti angka, maksud dari angka tersebut baik secara abstrak.

c. Mengenal bilangan bisa menjadi salah satu cara untuk melatih daya ingat anak33

4. Tujuan pengenalan angka

Anak usia dini adalah masa yang sangat strategis untuk mengenalkan angka karena usia tersebut sangat peka terhadap rangsangan yang diterima dari lingkungan. Rasa ingin tahunya yang tinggi akan tersalurkan apabila mendapat stimulus, rangsangan, motivasi yang sesuai dengan tugas perkembangannya.

Memperkenalkan angka diberikan melalui berbagai maca kegiatan bermain atau permainan karena bermain merupakan wahana belajar dan bekerja bagi anak.34

Berdasarkan uraian diatas peneliti dapat menyimpulkan bahwa pengenalan angka sangat penting bagi anak usia dini karena pengenalan angka bagi anak sering dijumpai pada kehidupan sehari-hari bagi anak. Pengenalan angka sejak dini bagi anak termasuk anak telah diajarkan dasar matematika.Dengan pengenalan ini diharapkan anak mampu berfikir simbolik.Salah satu strategi yang dapat diberikan kepada anak dalam mengenal angka adalah bermain sambil belajar agar anak tidak mudah bosan.

33 Yudrik Jahja,Psikologi Perkembangan, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2011), h.65.

34 Endah Yuni Yulistiani. Pengenalan Angka pada Anak Usia Dini di RA Diponegoro 154 Pekuncen gan Kecamatan Pekuncengan Kabupaten Banyumas (Skripsi Program Studi Pendidikan Islam Anak Usia Dini Fakultas Tarbiyah Dan llmu Keguruan Institut Agama Islam Negeri Purwokerto, 2020), h. 16

(30)

B. Media Kartu Wayang

1. Pengertian Media Kartu Wayang

Kata media berasal dari bahasa Latin medius yang secara harfiah berarti ' tengah', 'perantara' atau pengantar.media adalah perantara atau pengantar pesan dari pengirim kepada penerima pesan. Gerlach dan Ely menyatakan bahwa media apabila dipahami secara garis besar adalah manusia, materi, atau kejadian yang membangun kondisi yang membuat siswa mampu memperoleh pengetahuan, keterampilan, atau sikap. Pengertian media dalam proses belajar mengajar cenderung diartikan sebagai alat-alat grafis, photografis, atau elektronis untuk menangkap, dan menyusun kembali informasi visual atau verbal.35

Menurut Rita berpendapat bahwa media (alat) dalam pengajaran melalui simulasi dari inti pengajaran yang disampaikan pada anak yang menandakan pada fungsinya sebagai penyampai pesan, serta konteks media pembelajaran bagi anak usia dini, media merupakan segala alat fisik yang dapat menyajikan pesan serta merangsang anak didik untuk belajar.36 Berbagai jenis komponen dalam lingkungan siswayang dapat merangsang siswa untuk belajar. Sejalan dengan pernyataan tersebut, menurut Hamalik (dalam Arsyad) pemakaian media pembelajaran dalam prroses belajar mengajar dapat membangkitkan motivasi belajar, minat, serta membantu keaktifan anak.37

Kesimpulan dari beberapa pendapat tentang media pembelajaran yaitu suatu bentuk peralatan, metode, atau teknik yang digunakan yang menyalurkan

35 Azhar Arsyad, Media Pembelajaran, (Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2003), Hlm. 3.

36 Guslinda dan Rita Kurnia, Media Pembelajaran Anak Usia Dini, (Surabaya :Jakad Publishing, 2018), h 2

37 Rena Regina Balkis, Pengembangan Media Pembelajaran Kartu Angka Bergambar untuk meningkatan kemampuan mengenal lambang bilangan 1-10 pada anak usia 4-5 tahun, Jurnal PAUD Teratai Vol . 8 No. 2 Tahun (2019), h. 3

(31)

21

pesan, dapat membangkitkan minat dan motivasi anak didik dalam proses belajar.

Dalam hal ini penerima pesan adalah murid, sebaiknya dalam setiap pembelajaran tidak lepas dari penggunaan media. Salah satu media yang digunakan dalah media kartu wayang

Kartu wayang adalah angka dan gambar yang dituangkan pada selembar karton berbentuk kartu yang cukup besar, kartu-kartu tersebut memuat angka yang ditulis biasanya disertai gambar. Kartu wayang dapat berbentuk persegi empat.

Kartu wayang dituliskan angka dan gambar potongan-potongan pada suatu media.Penggunaan kartu wayang ini sangat menarik perhatian siswa dan sangat mudah digunakan dalam mengenal perhatian dan penggunaan kartu wayang pada permulaan.Jadi alat peraga kartu adalah alat untuk menjelaskan yang sangat efektif dengan alat peraga, gambar lebih jelas daripada dijelaskan dengan kata- kata saja.alat peraga kartu juga sebagai alat bantu bagi anak-anak untuk mengingat pembelajaran.

Penggunaan media kartu wayang, anak terlihat langsung menjadi aktif dalam pembelajaran. Pembelajaran kartu wayang dijadikan sebagai alat permainan sehingga anak tidak bosan, misalnya anak mengenal angka, ataupun menebak angka pada media tersebut. Proses media ini pemahaman dalam operasi perhitungan anak akan diarahkan tahap demi tahap yaitu dengan menyesuaikan simbol angka, dengan cara ini diharapkan akan memberikan pengalaman langsung dan pemahaman yang lebih kepada anak dalam mengenalkan angka.

2. Fungsi dan manfaat media

Alat bantu dalam kegiatan belajar mengajar yakni yang memberikan pengalaman visual pada anak dalam rangka mendorong motivasi belajar, memperjelas dan mudah dipahami. Maka fungsi dari media sebagai berikut

(32)

a. Membantu memudahkan belajar bagi siswa dan juga memudahkan pengajar bagi guru

b. Memberikan pengalaman lebih nyata38 Adapun manfaat dari media sebagai berikut:

a. Penyampaian pesan pembelajaran dapat lebih terstandar.

b. Pembelajaran dapat lebih menarik.

c. Pembelajaran menjadi lebih interaktif dengan menerapkan teori belajar

d. Waktu pelaksanaan pembelajaran dapat diperpendek.

e. Kualitas pembelajaran dapat ditingkatkan

f. Proses pembelajaran dapat berlangsung kapanpun dan dimanapun diperlukan

g. Sikap positif siswa terhadap materi pelajaran serta proses pembelajaran dapat ditingkatkan

h. Peranan guru kearah yang positif.39 3. Jenis-jenis media kartu wayang

a. Media kartu wayang berupa kartu gambar b. Media kartu wayang berupa angka

c. Media kartu wayang berupa kartu majemuk. Yaitu media kartu wayang yang terdapat tulisan angka/lambang bilangan, bentuk gambar dan nama angka/bilangan

38 M. Basyiruddin Usman dan Asnawir, Media Pembelajaran, (Jakarta: Ciputat Perss, 2007) h.24-25.

39 Mukhtar Latif dkk, Orientasi Pendidikan Anak Usia Dini, ( Jakarta: Kencana Prenamedia Group, 2013), h. 166

(33)

23

4. Langkah-langkah Media Kartu Wayang

Langkah-langkah media kartu wayang dalam meningkatkan kemampuan mengenal angka atau mengenal konsep bilangan anak adalah sebagai berikut:

a. Kenalkan lambang bilangan 1 sampai 10 b. Anak menyebut angka 1sampai 10 c. Acak angka-angka tersebut

d. Anak diminta untuk mengurutkan angka tersebut dengan benar 5. Bentuk-bentuk Media Pembelajaran

Media pembelajaran mempunyai lima bentuk dasar yaitu suara, gambar, grafik, garis dan gerakan Indiriani. Berdasarkan bentuk informasi yang digunakan yaitu:

a. Media visual diam

Merupakan media yang dapat diterima oleh indera penglihatan yang tidak bergerak, misalnya kartu atau foto.

b. Media visual bergerak

Merupakan media yang dapat diterima oleh indera penglihatan yang tidak bergerak, misalnya film tanpa suara

c. Media audio

Merupakan media yang dapat diterima dengan indera pendengaran, misalnya, audio CD

d. Media audiovisual diam

Merupakan media yang dapat diterima dengan indera penglihatan maupun pendengaran, misalnya film strip bersuara

e. Media audiovisual gerak

(34)

Merupakan media yang dapat diterima dengan indera penglihatan maupun pendengaran dan dapat bergerak, misalnya televise dan lain-lain.40

Beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa media yang dapat digunakan dalam penelitian ini merupakan golongan dalam media visual diam yaitu media yang dapat diterima oleh indera penglihatan yang tidak bergerak, misalnya kartu berupa media kartu wayang atau kartu angka bergambar untuk mengenalkan pada anak.

6. Penggunaan Media Pembelajaran yang Tepat akan dapat Mengatasi Sikap pada Anak Didik

Dengan penggunaan media, anak diberi kesempatan untuk bersksperimen, dan bereksplorasi secara luas terhadap media tersebut. Sebagaimana Zaman, dkk menjelaskan bahwa penggunaan media akan beguna untuk

a. Menimbulkan kegairahan belajar

b. Memungkinkan interaksi yang lebih langsung anatara anak didik dengan lingkungan

c. Memungkinkan anak didik belajar sendiri-sendiri menurut kemampuan dan minatnya41

7. Peranan Media pada Perkembangan Anak

Peran media untuk perkembangan anak bukan hanya sekedar memberikan stimulan melalui isi media.Lebih jauh ada beberapa peranan yang dapat dilakukan

40 Fitriyanti, “Meningkatkan Kemampuan Mengenal Angka 1-10 dengan Media Gambar Asosiatif di Kelompok BTK Budi Rahayu”, Skripsi (Yogyakarta. Fak.Ilmu Pendidikan, 2015), h.

13.

41 Guslinda dan Rita Kurnia, Media Pembelajaran Anak Usia Dini, (Surabaya :Jakad Publishing, 2018), h 7

(35)

25

oleh media melalui dukungan hak dasar.Media selain memberikan stimulasi terhadap tumbuh kembang anak juga dapat melakukan untuk pemenuhan hak bagi anak.Kecenderungan ini sesungguhnya suatu hal yang wajar dalam tahap perkembangan anak. Tetapi lebih baik kita memberikan suatu bekal pemahaman pada anak agar mereka dapat memilih apa yang dapat mereka ambil dari pengaruh media bagi perkembangan anak.42

42 Herdina Indrijati, Psikologi Perkembangan & Pendidikan Anak Usia Dini (Jakarta : Kencana, 2016), h 111.

(36)

26 BAB III

METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian

1. Pendekatan Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif yaitu pendekatan penelitian yang diarahkan untuk tujuan memperoleh penjelasan yang luas, tentang kejadian (fenomena) yang ditetapkan sebagai objek penelitian. Penelitian kantitatif merupakan metode untuk menguji teori-teori tertentu dengan cara penelitian antar variabel. Variabel-variabel ini dapat diukur dengan menggunakan instrument penelitian sehingga data yang terdiri dari angka-angka dapat dianalisis.

2. Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan penelitian kuantitatif. Jenis penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif untuk mendeskripsikan atau menggambarkan perkembangan kognitif pada anak pretest dan posttest. Penelitian deskriptif ini dilakukan pada satu kelompok yang diamati berupa perkembngan kognitif anak sebelum diberikan perlakuan dan setelah diberikan perlakuan berupa stimulus.

Rumus One Group Pretes Posttest sebagai berikut:

Pretest Treatment Posttest

O1 X O2

(37)

27

Keterangan:

O1 : Pretest (Sebelum diberikan perlakuan) X : Treatment (Perlakuan)

O2 : Posttest (Setelah diberikan perlakuan) B. Tempat dan Waktu

Dalam rangka pengumpulan data untuk menyusun laporan hasil penelitian, penulis memilih tempat penelitian ini dilaksanakan di TK Yaspib Pertiwi Kecamatan Bontolempangang. Waktu pelaksanaan peneliti melakukan observasi awal yang dilaksanakan pada tanggal 28 Agustus 2020 di TK Yaspib Pertiwi Kecamatan Bontolempangang. Selanjutnya melakukan penelitian dalam rangka memperoleh data untuk laporan hasil penelitian pada tanggal 15-19 November 2021.

C. Variabel Penelitian

Variabel adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang diterapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi suatu objek yang akan diamati, gejala atau fenomena yang sedang diteliti.43 Variabel terdiri dari variabel X1 dan variabel X2. Variabel yang terdapat pada penelitian ini yang berjudul

“Meningkatkan kemampuan mengenal angka pada anak usia dini terhadap penggunaan media kartu wayang di TK Yaspib Pertiwi Kecamatan Bontolempangang”, yaitu

1. Variabel Independent (X1) : Kemampuan Mengenal Angka 2. Variabel Independent (X2) : Media Kartu Wayang

43 Sudaryono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan Mix Method, (Depok: PT Rajagrafindo Persada, 2017), h. 159

(38)

D. Populasi

1. Populasi

Populasi merupakan wilayah generalisasi yang terdiri dari objek atau subjek yang memiliki karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.44Populasi pada penelitian ini adalah peserta didik kelompok A di TK Yaspib Pertiwi Kecamatan Bontolempangang yang berjumlah 6 orang. Teknik penentuan objek penelitian yaitu dengan menggunakan sensus.45 Sensus adalah seluruh elemen atau unsur yang akan diteliti dijadikan sebagai objek atau subjek dalam penelitian.46 Jumlah keseluruhan peserta didik kelompok A yang ada di TK Yaspib Pertiwi Kecamatan Bontolempangang yang berjumlah 6 orang.

Tabel 3.1 Jenis Kelamin Siswa

Kelompok A

Peserta Didik Laki-laki

2

Peserta Didik Perempuan

4

44 Febri Endra, Pengantar Metodologi Penelitian (Statistika Praktis)(Taman Sidoarjo:Zifatama Jawara, 2017), h 97

45 Fitri, Skripsi : “Pengaruh Penggunaan Kosakata Terhadap Kemampuan Menulis Cerita Peserta Didik Kelas IV MI Muhammadiyah Romang Lompoa Kecamatan Bajeng Barat Kabupaten Gowa” (Makassar: Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar, 2019), h. 63

46 Nursalam, “ Statistik untuk Penelitian” (Makassar: Alauddin Universitas Press, 2011), h.22

(39)

29

Total 6

E. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data adalah teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi dan dokumentasi.

1. Lembar Tes

Juhana, lembar tes adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan memberikan sementara soal atau tugas serta alat lainnya kepada objek yang diperlukan datanya.47 Teknik tes sebagai teknik pengumpulan data yaitu untuk mengetahui bagaimana kemampuan mengenal angka pada pada peserta didik.Pemberian pertanyaan yang harus dijawab oleh anak didik untuk mengetahui tingkat dari keberhasilannya dalam pembelajaran dan mengukur sejauh mana anak paham tentang materi yang diberikan.

2. Observasi

Obervasi merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan melalui suatu pengamatan, disertai pencatatan terhadap keadaan objek sasaran.48 . Observasi ini, peneliti terlibat dengan kegiatan bermain pada anak sesuai dengan penggunaan media kartu wayang. Dengan observasi maka data yang diperoleh akan lebih lengkap dan sampai mengetahui pada tingkat anak dari setiap perilaku yang nampak. Dalam penelitian ini pedoman observasi dilakukan sebelum dan setelah anak diberikan

47 Juhana, Nasrudin, Metodelogi Penelitian pendidikan (Buku Ajar Praktis Cara Membuat Penelitian), (Bandung : P Panca Terra Firma, 2019), h.31

48Usman dan Setiadi Pumimo Akbar, Metode Penelitian Sosial. ( Jakarta: BumiAksara, 2012), h.64

(40)

perlakun untuk mengetahui kemampuan anak dalam mengenal angka sebelum dan setelah diberikan perlakuan berupa media kartu wayang.

3. Dokumentasi

Dokumentasi adalah catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumentasi bisa berbentuk gambar, tulisan, atau karya-karya monumental dari seseorang.Dokumentasi yang berbentuk tulisan misalnya catatan harian sejarah kehidupa, biografis. Dokumentasi yang berbentuk gambar, misalnya foto, sketsa dan lain-lain.Dokumen yang berbentuk karya misalnya seni, yang dapat berupa gambar, patung, dan lain-lain.49

F. Instrument Penelitian

Instrument penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data agar peneliti lebih mudah dan hasilnya lebih baik, dalam arti cermat, lengkap, dan sistematis sehingga lebih mudah di olah.50

1. Lembar pedoman observasi

Lembar pedoman observasi adalah lembar yang menjadi pedoman dalam proses pengamatan penelitian ini yang terkait dengan kemampuan mengenal angka pada anak, pada lembar observasi inilah yang dapat membantu anak untuk mengetahui sejauh mana tingkat kemampuan mengenal angka sebagai berikut.

49Sudaryono, Metodologi, Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan Mix Method, (Depok: PT RajaGrafindo Persada, 2017), h. 229

50 Suharsimin Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Praktik, (Cet, XI; Jakarta: PT Rineka Cipta, 1998) h. 120

(41)

31

Tabel 3.2

PedomanObservasi Kemampuan Mengenal Angka 4-5 Tahun

Variabel Indikator Deskriptif

Penilaian

Ket.

BB MB BSH BSB

Kemampuan mengenal angka

Mengenali angka dan menyebutkan angka 1-10

1. Anak dapat mengenal angka 1-10

2. Anak

mampu menyebutkan angka 1-10 Menulis

angka sesuai yang

dilihatnya

Anak mampu menuliskan angka sesuai dengan bentuknya Mengurutkan

angka dengan benar

Anak dapat mengurutkan angka 1-10 dengan media

Sumber :Peraturan Menteri Pendidikan dan kebudayaan Republik Indonesia No 137 tahun 2014 tentang Standar Tingkat Pencapaian Perkembangan Anak.

2. Lembar tes

Tes yang digunakan peneliti berupa soal uraian. Lembar soal tes digunakan untuk mengetahui hasil belajar siswa. Tes diberikan pada pretest and

(42)

posttest.51 Lembar tes merupakan lembaran-lembaran soal yang diberikan pada anak atau alat yang digunakan untuk mengukurapakah anak mengalami peningkatan dalam pemberian perlakuan

3. Ceklis

Berdasarkan teknik pengumpulan data dengan menggunakan dokumentasi instrument yang digunakan yaitu dengan ceklis untuk mengetahui kemampuan anak dalam mengenal angka.Ceklis adalah sebuah daftar catatan yang digunakan untuk mengetahui apakah ada peningkatan atau tidak dalam menilai pencapaian perkembangan anak.

Keterangan :

BB : Belum Berkembang MB : Mulai Berkembang

BSH : Berkembang Sesuai Harapan BSB : berkembang Sangat Baik G. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan adalah teknik analisis data deskriptif.

Analisis data deskriptif adalah teknik analisis data untuk menguji generalisasi hasil penelitian yang berdasarkan atas satu sampel.52 Statistik deskiptif yang digunakan untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data dalam bentuk kuantitatif tidak menyertakan pengambilan

51 Nur Kholifah, Pengaruh Penggunaan Alat Peraga Ular Tangga Terhadap Hasil Belajar Matematika Kelas 4 min Metro Pusat, Skripsi (Lampung: Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan dan Institut Agama Islam Negeri (AIAN ) Metro Lampung, 2020), h.32

52Misbahuddin dan Iqbal Hasan, “Analisis Data Penelitian dengan Statistik”, (Jakarta. PT Bumi Aksara, 2013), h.258.

(43)

33

keputusan melalui hipotesis.53 Dengan menggunakan statistik deskriptif peneliti dapat mendeskripsikan atau menggambarkan data berdasarkan yang diperoleh dari masing-masing indikator. Analisis data deskriptif yang digunakan yaitu analisis deskriptif rata-rata (mean) dengan rumus sebagai berikut.54

x =

𝑛𝑖=1𝑋𝑖

𝑛

Keterangan :

a. x = Rata-rata b.

𝑋𝑖

𝑛𝑖=1

= Jumlah nilaix ke 1 sampai ke n c. n = Jumlah data

53 Sudaryono, Metodologi, Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan Mix Method, (Depok:

PT RajaGrafindo Persada, 2017), h .362

54 Dwiyantoro, “Analisis dan Evaluasi Penerapan Sistem Informasi SmartLibraryAmikom Resourse Centre Dengan Metode Pieces Framework”, Tik Iimeu: Jurnal Ilmu Perpustkaan dan Informasi 3, N. 2, (2019), h.115.

Referensi

Dokumen terkait

Dalam pembuatan aplikasi kartu abodemen dengan menggunakan bahasa pemrograman Visual Basic 6.0 ini diharapkan dapat membantu penyelenggara jalan tol untuk meningkatkan

Berkenaan dengan hal tersebut, LP3M mengucapkan selamat kepada peserta yang lolos tahap awal penerima hibah penelitian dan Pengabdian Masyarakat Tahun Anggaran 2016.

Menyatakan dengan sebenarnya bahwa saya guru lulus sertifikasi di Lingkungan Kantor Kementerian Agama Kabupaten Ponorogo Tahun 20..., dan apabila nanti saya

Sintesis prioritas diperoleh dari metode eigen vektor atau perkalian prioritas lokal dengan prioritas kriteria bersangkutan pada level yang lebih tinggi dan

Berdasarkan hasil analisis deskriptif faktor-faktor keunggulan bahan baku dan kualitas pelayanan 4P yang terdiri dari kualitas produk, harga, distribusi (place),

Ilmu, 2002), hlm.19.. 5 fungsi masjid maka masjid akan bisa kembali kepada peran dan fungsi yang sudah dilakukan pada zaman dahulu yaitu sebagai pusat kebudayaan,

“ Karena Rihlah secara resmi merupakan program dakwah yang telah diputuskan, maka Majelis tabligh sebagai pelaksana program rihlah memiliki otoritas untuk menyelenggarakan

24 Termuat dalam pokok-pokok isi Konvensi hak-hak penyandang Disabilitas yang telah diratifikasi dengan Undang-Undang no. bersenjata, darurat kemanusiaan, dan terjadinya