Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas Geografi
Pengaruh Pembangunan Jembatan terhadap Kemacetan di Jalan Raya Sawangan
Disusun Oleh :
Kelas X-3
KELOMPOK
1.Calista Keyshya Salsabila X-3 (10) 2. Nasywa Ramadhani X-3 (31) 3. Putriyesa Aulia Husrin X-3 (34) 4.Zinedine Yazid Azidana X-3 (42)
SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 1 KOTA DEPOK
2023/2024
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI………..
KATA PENGANTAR………
BAB I PENDAHULUAN………
1.1 Latar Belakang………
1.2 Rumusan Masalah………...
1.3 Tujuan………..
BAB II KERANGKA TEORI……….
2.1 Kemacetan………...
2.1.1 Kemacetan Lalu Lintas……….
2.2 Ekonomi Perkotaan……….
BAB III METODE PENELITIAN………...
3.1 Pengertian Survei 3.2 Lokasi Penelitian 3.3 Metode Pelaksanaan 3.4 Hasil Metode Penelitian
BAB IV HASIL PENELUSURAN……….
4.1 Lokasi Geografi………..
4.2 Pembahasan……….
4.3 Saran……….
DAFTAR PUSAKA………
KATA PENGANTAR
Puji syukur diucapkan ke hadirat Allah SWT atas segala rahmat-Nya sehingga makalah ini dapat tersusun sampai dengan selesai. Tidak lupa kami mengucapkan terima kasih terhadap bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik pikiran maupun materinya.
Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar makalah ini bisa pembaca
praktikkan dalam kehidupan sehari-hari.
Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman Kami. Untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
Depok, 07 November 2023
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
Kemacetan merupakan persoalan serius yang melibatkan mobilitas dalam kehidupan perkotaan. Fenomena ini berkembang seiring dengan pertumbuhan urbanisasi dan
peningkatan jumlah kendaraan bermotor. Latar belakang kemacetan tidak hanya mencakup peningkatan jumlah kendaraan, tetapi juga infrastruktur yang tidak memadai, kurangnya transportasi publik yang efisien, dan kurangnya pengelolaan lalu lintas yang baik.
Depok dinilai tak becus dalam pengelolaan manajemen pembangunan, terutama pembangunan jalan.
Kemacetan 'horor' di Jalan Raya Sawangan diakibatkan adanya proyek Jembatan Mampang ini menjadi puncak ketidakbecusan pengelolaan manajemen pembangunan jalan dan
jembatan di Kota Depok.
Kemacetan tersebut juga dikarenakan saat pembangunan jalan Pemkot Depok tidak
mempersiapkan antisipasinya dengan baik. Kemacetan Parah di Jalan Raya Sawangan tidak ada pemberitahuan kepada pengguna jalan karena adanya penyempitan jalan disebabkan adanya proyek pembangunan dan penataan Jembatan Mampang di Kecamatan Pancoran Mas, Kota Depok.
Membahas kemacetan di sekitar Jembatan Mampang, Jalan Raya Sawangan, Kota Depok, akibat proyek revitalisasi jembatan. Kasat Lantas Polres Metro Depok, Kompol Multazam Lisendra, mengimbau pengguna jalan untuk menggunakan jalur alternatif selama dua bulan pengerjaan proyek. Kurangnya sosialisasi proyek yang menyebabkan kemacetan, tetapi pihak polres telah memberikan upaya sosialisasi dan pengaturan lalu lintas.
Seharusnya Pemkot Depok terlebih dulu melakukan sosialisasi dengan baik kepada warga soal potensi gangguan transportasi yang akan terjadi akibat proyek tersebut. Semestinya Pemkot Depok juga berkerja sama dengan para pemangku wilayah untuk menyiapkan jalur-jalur alternatif yang bisa dilalui kendaraan. Jadi bukan warga yang mencari jalur alternatif sendiri.
1.2 Permasalahan
Kemacetan menjadi permasalahan serius di banyak perkotaan. Beberapa permasalahan terkait kemacetan meliputi:
1. Penurunan Efisiensi Waktu: Kemacetan menyebabkan penurunan efisiensi waktu perjalanan. Individu dan bisnis mengalami kerugian akibat keterlambatan dalam mencapai tujuan mereka.
2. Peningkatan Emisi Gas Rumah Kaca: Kendaraan yang berhenti atau berjalan lambat dalam kemacetan menghasilkan emisi gas buang yang lebih tinggi. Ini berkontribusi pada masalah lingkungan seperti polusi udara dan perubahan iklim.
3. Dampak Kesehatan: Peningkatan polusi udara dan stres akibat kemacetan dapat berdampak negatif pada kesehatan fisik dan mental masyarakat yang tinggal di daerah perkotaan.
4. Ketidaknyamanan dan Frustrasi: Kemacetan menciptakan pengalaman perjalanan yang tidak nyaman dan meningkatkan tingkat stres serta frustrasi pengguna jalan.
5. Ketergantungan pada Kendaraan Pribadi: Kemacetan dapat meningkatkan ketergantungan pada kendaraan pribadi, mengurangi daya tarik dan efisiensi sistem transportasi publik.
6. Kerusakan Infrastruktur Jalan: Kemacetan berkepanjangan dapat menyebabkan kerusakan pada infrastruktur jalan, meningkatkan biaya perawatan dan perbaikan.
Pemecahan masalah kemacetan memerlukan pendekatan holistik yang mencakup pengelolaan lalu lintas yang cerdas, peningkatan infrastruktur transportasi, dan promosi alternatif
transportasi berkelanjutan.
1.3 Tujuan
1. Identifikasi akar masalah kemacetan.
2. Nilai dampak terhadap masyarakat dan lingkungan.
3. Tinjau solusi yang ada dan evaluasinya.
4. Berikan rekomendasi kebijakan untuk mengurangi kemacetan.
5. Tingkatkan kesadaran masyarakat.
6. Jelajahi peran teknologi dalam mengatasi kemacetan.
BAB II KERANGKA TEORI 2.1 Kemacetan
Menurut MKJI (1997) kemacetan yaitu kondisi yang terjadi akibat intensitas pada jalan melebihi kapasitas jalan yang direncanakan sehingga menyebabkan kecepatan bebas dalam ruas jalan tersebut mendekati 0 km/jam yang menciptakan antrian. Bisa terlihat dari besarnya nilai derajat ke jenuhan dalam ruas jalan yang di tinjau jika derajat kejenuhan melebihi 0,8.
Menurut MKJI (1997) keterlambatan yaitu dimana kondisi terjadi akibat kecepatan bebas yang menurun dalam ruas jalan yang di tinjau saat tidak terjadi kemacetan. Dipengaruhi oleh pengguna jalan yaitu pengemudi kendaraan pribadi, dan bukan dikarenakan oleh nilai
kapasitas jalan yang berlebih. Kondisi ini dapat ditinjau jika derajat ke jenuhan sama dengan atau berada di bawah 0.8.
Kemacetan dapat diartikan sebagai situasi dimana volume lalu lintas yang lewat di jalan yang bersangkutan melebihi kapasitas ruas jalan, mengakibatkan kecepatan bebas ruas jalan mendekati 0 km / jam yang mengarah pada antrian. Saat terjadi kemacetan, nilai saturasi di jalan akan diperiksa, dan bila nilai saturasi melebihi 0.5 maka akan terjadi kemacetan.
Bisa diartikan kemacetan adalah situasi saat volume kendaraan yang melewati kawasan yang bersangkutan melebihi kapasitas ruas jalan yang mengakibatkan kecepatan bebas ruas jalan mendekati 0 km/jam. Ketika terjadi nilai saturasi dijalan akan diperiksa, dan bila nilai saturasi melebihi 0,5 maka akan terjadi kemacetan.
Beberapa kota besar di Indonesia seperti Kota Jakarta, Kota Surabaya, Kota Bandung, Kota Semarang, Kota Makassar, Kota Palembang, Kota Denpasar, Kota Jogjakarta dan juga Kota Medan memiliki permasalahan kemacetan lalu lintas sehari - hari saat kondisi arus lalu lintas mendekati kapasitas ruas jalan sehingga kemacetan mulai terjadi. Kemacetan yang semakin meningkat begitu besar sehingga menyebabkan kendaraan berdekatan satu dengan yang lainnya. Kemacetan total dapat terjadi apabila kendaraan diharuskan bergerak sangat lambat ataupun berhenti bergantung pada kapasitas ruas jalan dan jumlah kendaaraan yang bergerak akan tetapi kapasitas ruas jalan tidak bisa menampung. Kemacetan lalu lintas pada ruas jalan terjadi jika arus kendaraan meningkat sejalan dengan bertambahnya perjalanan pada periode tertentu serta jumlah pengguna yang melebihi kapasitas ruas jalan (MKJI,1997).
Meningkatnta kemacetan lalu lintas biasanya sejalan dengan tingginya aktifitas pengguna kendaraan, saat pada jam sibuk. Sebab adanya kelemahan pada pengaturan sistem lampu lalu lintas, banyaknya kendaraan yang turun ke jalan kembudian banyaknya persimpangan jalan
dll. Penambahan sarana jalan, pembangunan jalan, trowongan, sistem pengaturan lampu Area Traffic Control System (ATCS), dan lain-lain merupakan usaha yang dilakukan dalam
menangani kemacetan berlalu lintas.
2.1.1 Kemacetan Lalu Lintas
Kemacetan lalu lintas dimulai Saat lalu lintas terlalu besar dan kendaraan terhalang, kemacetan akan meningkat Sangat dekat satu sama lain. Jika kendaraan harus dalam kemacetan lalu lintas total Berhenti atau bergerak perlahan (Tamin, 2000).
Kemacetan mengacu pada situasi dimana kendaraan yang melewati di segmen jaringan ruas jalan yang di teliti melebihi kapasitas ruas jalan, sehingga kecepatan bebas pada jalan ini melebihi atau hampir sama dengan 0 km/jam (MKJI, 1997).
Kemacetan dalam berlalu lintas disebabkan oleh banyak unsur, salah satunya banyaknya pengendara yang tidak teratur, menentang pengguna yang lain saat ini, dan kekurangan staf Awasi lalu lintas, mobil yang diparkir di jalan, Jalanan yang tidak rata, jembatan
penyeberangan yang tidak ada, dan tidak ada batasan Moda transportasi. Banyaknya
pengguna jalan yang masih belum rapi Pedagang kaki lima menjual barang-barang di pinggir jalan dan memiliki tempat parkir ilegal. Selain itu Lawan pengguna jalan saat ini. Menurut Boediningsih (2011) Jumlah petugas yang kurang dalam mengurus lalu lintas terutama pada jalan raya. Dapat menyebabkan kemacetan lalu lintas.
Faktor dalam arus lalu lintas ada beberapa yaitu:
1. Kendaraan
Kendaraan ialah alat yang digunakan untuk mengakut atau
memindahkan suatu barang atau beberapa penumpang ke tempat lain, Konon lalu lintasnya sangat bagus, Jika perjalanan cukup cepat, tidak akan ada kemacetan, dan frekuensinya Layanan penuh. (Morlok, 1981). Dalam memenuhi kondisi itu Idealnya, ini sangat bergantung pada beberapa unsur yang merupakan esensial Transportasi semacam kondisi infrastruktur (jalan raya), sistem jaringan ruas jalan, fasilitas (kendaraan) dan mentalitas pengguna sarana transportasi (Sinulingga, 1999).
2.Teknik lalu lintas
Lalu lintas dikatakan bagus jika waktu tempuh cepat, tidak mengalami kemacetan, layanan memadai, tidak adanya kecelakaan dan nyamananya pelayanan. Pencapaian kondisi yang lalu lintas tersebut ditentukan dengan beberapa unsur - unsur yang merupakan anggota dalam transportasi, yaitu keadaan infrastruktur (jalan raya), jaringan sistem ruas jalan, fasilitas transportasi (kendaraan) kemudian mentalitas pengguna sarana transportasi (Sinulingga, 1999). ”Mengenal transportasi perkotaan dalam hal perencanaan dan sangat penting untuk memahami aspek teknis Rekayasa berlalu-lintas. Rekayasa berlalu-lintas transportasi didarat yang meliputi: spesifikasi arus berlalu-lintas, daya tampung ruas jalan, kendaraan rakitan pengendara, tujuan adanya arus lalu-lintas” (Sinulingga, 1999).
3. Spesifikasi kapabilitas lalu lintas
Sebagai bagian dari rute yang dikenal sebagai RLHR ( Rata-rata Lalu Lintas Harian) atau AADT (Annual Avaerage Daily Traffic) yaitu rata-rata total nilai transportasi yang melewati jalan tertentu per hari (24 jam), ukuran rata-rata akan menentukan besarnya dimensi jalan.
Bergantung pada ini, maka volume lalu lintas akan memiliki variasi dalam ukuran daripada konstan waktu, hari, minggu atau bulan dan tahun berubah. Biasanya ada dua saat jalan itu sibuk yaitu pada pagi hari dan sore hari dalam satu hari. Tetapi ada juga jalan raya dengan tingkat lalu lintas yang berbeda-beda agar merata. dapat memanfaatkan kemacetan lalu lintas pada jam sibuk dengan merencanakan dimensi untuk mengakomodasi pergerakan.
Meningkatkan volume, semakin besar dimensi yang dibutuhkan. volume perkiraan yang terlalu tinggi akan membuat perencanaan menjadi sia-sia untuk sementara Ukuran yang diremehkan akan mempercepat jaringan jalan raya sedang mengalami penyumbatan, sehingga juga membutuhkan pengembangan.
2.2 Ekonomi Perkotaan
Pada tahun 1950 ekonomi perkotaan dikembangkan sebagai cabang ilmu, akan tetapi untuk mendalami dan mempelajari permasalahan dalam kota besar para ahli ekonomi telah lama melakukannya. Pemukiman yang tidak layak, kemacetan yang setiap harinya makin sering terjadi sehingga meningkatkan tingginya tingkat kriminalitas, dan pencemaran udara
merupakan Masalah-masalah yang ada diperkotaan. Meminta berbagai ahli dari beberapa ilmu untuk mencari penyelesaian dalam pemecahan masalah perkotaan dan juga terlupakan oleh para pakar ekonomi. Harga sewa terhadap lahan, tingkat masyarakat yag menganggur, Perbedaan dalam penghasilan, nilai jual/beli rumah, kendaraan, arus jalan raya, peraturan dari pemerintah, keuangan beserta perpajakan dari pemerintah daerah merupakan Faktor-faktor yang dapat menimbulkan kawasan kumuh, kemacetan, dan beberapa hal yang akan
mengakibatkan pencemaran alam dan merupakan dampak pada lingkungan.
Pada awalnya ekonomi perkotaan ini ada akibat tingginya kemacetan yang berada di
Amerika. Sehingga ekonomi perkotaan menjadi ilmu yang berkembang di negara ini (Nining, 1999). Ekonomi Perkotaan beserta kemacetan (segregation) tumbuh menjadi pengaruh dari tata guna perkotaan. Pada awalnya dalam analisis ekonomi perkotaan mustahil terlepas dari penggunaan suatu lahan (land use) yang menyertakan elemen tempat (spatial) didalam analisanya. Terlepas dari kemacetan yang merupakan faktor lahirnya ekonomi perkotaan, masih ada pula permasalahan
lain yang muncul dikota sejalan dengan perkembangan perkotaan tersebut. Seperti mata uang yang memilik dua sisi, berkembangnya suatu kota tidak selalu menyebabkan permasalahan yang dialami sekarang. kehidupan penduduk meningkat dikarenakan kegiatan yang terjadi di kota. Kegiatan perdagangan dan produksi yang tumbuh sangat cepat juga akibat kegiatan memproduksi tersebut menjadikan suatu kota bisa menyiapkan bermacam kebutuhan primer penduduknya yang berupa barang dan jasa. suatu kota berkembang akibat dipicu oleh tingginya migrasi yang dilakukan penduduk dan menyebabkan tingginya angka urbanisasi.
Ketertarikan suatu masyarakat dalam berpindah ke perkotaan lain diakibatkan oleh adanya peluang mendapatkan pekerjaan yang memiliki upah lebih tinggi dibandingkan dengan daerah asalnya dimana peluang pekerjaan lebih terbatas dan juga memiliki upah lebih rendah.
Berkaitan dengan yang dijelaskan oleh Todaro (1976) bahwa perpindahan penduduk timbul karena tingginya upah yang akan diperoleh di daerah lain. Beserta juga keinginan para penduduk untuk tinggal ke daerah kota yang diakibatkan oleh fasilitas pelayanan umtuk berbagai aktivitas yang dikerjakan oleh penduduk dikawasan kota.
BAB III 3.1 Pengertian Survei
Menurut Fraenkel dan Wallen (1993), penelitian survei merupakan penelitian dengan mengumpulkan informasi dari suatu sampel dengan menayakannya melalui angket atau wawancara untuk menggambarkan berbagai aspek dalam suatu populasi.Sedangkan Guy (1983)
mengemukakan bahwa: “
A survey is an attempt to collect data from members of population in order to determine the current status of that population with respect to or more variables. Artinya, survei merupakan penelitian yang berusaha mengumpulkan data satu atau beberapa variable yang diambil dari anggota populasi tersebut pada penelitian.Kata
current status
dalam rumusan yang dikemukakan oleh Guy tersebut mengandung pengertian bahwa survei tersebut berusaha mengetahui berbagai informasi mengenai baik sikap, pendapat, ciri-ciri, fenomena tertentu yang terjadi pada saat survei dilakukan.
3.2 Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di jalan Raya Sawangan, Depok, Jawa Barat. Ilustrasi lokasi penelitian dapat dilihat pada gambar di bawah ini:
3.3 Metode Pelaksanaan Survei
Survey ini dilaksanakan dengan cara mewawancarai salah satu narasumber warga Sawangan kota Depok. Sesuai dengan target data yang akan diambil, metode yang digunakan dalam pelaksanaan survei ini adalah dengan mewawancarai salah satu narasumber warga Sawangan kota Depok.
3.4 Hasil Metode Penelitian
Kemacetan lalu lintas terjadi di Jalan Raya Sawangan, Depok, Jawa Barat. Menurut
narasumber, macet menjadi luar biasa ketika weekend. Pantauan warga sepanjang Jalan Raya Sawangan dari arah Depok, akhir Oktober 2023 kemacetan mulai terjadi di pertigaan DTC.
Setelah terurai, kemacetan mulai terjadi lagi di Simpang Arko.
Salah satu narasumber, mengatakan kemacetan di jalan ini sebab memiliki banyak pertigaan.
Serta dipicu adanya exit Tol Sawangan. Banyaknya pertigaan juga tidak didukung adanya lampu merah. Sebab itu, kendaraan saling serobot kendaraan.
Selain disebabkan banyaknya pertigaan, kemacetan total di Sawangan saat ini juga terjadi karena adanya perbaikan jalan dan banyak masyarakat yang menggunakan kendaraan pribadi.
Sehingga terjadilah macet.
Menurut narasumber, saat weekend kemacetan terjadi dari pagi hingga malam. Sedangkan weekday, pada sore jam pulang kerja. Ia pun berharap adanya pelebaran jalan untuk mengurai kemacetan.
BAB IV HASIL PENELUSURAN 4.1 Lokasi Penelitian
Gambar tersebut merupakan salah satu gambar dimana terjadinya kemacetan yang sangat parah di daerah sawangan depok yang disebabkan karena pembangunan jembatan mampang.
4.2 Pembahasan
Dari penilitian kami tentang kemacetan yang terjadi di daerah sawangan yang diakibatkan karena adanya pembangunan jembatan mampang,kita bisa mengetahui bahwa adanya dampak yang sangat besar dengan adanya kemacetan ini,dan banyak nya warga-warga sekitar yang kesusahan untuk melanjutkan aktivitas mereka dikarenakan adanya kemacetan ini.
4.3 Saran
Saran yang bisa kami sampaikan dalam makalah ini mengenai penelitian ini adalah,kami sangat ingin untuk dapat mempercepat waktu pembangunan jembatan mampang tersebut agar berkurang nya kemacetan ini. Dan diadakan nya pelebaran jalan agar warga-warga yg ingin melanjutkan aktivitas mereka dapat jalan dengan lancar karna kondosi jalan yang sudah memungkinkan.
DAFTAR PUSAKA
https://ruzka.republika.co.id/serba-serbi/amp/1673169035/dampak-proyek-jembatan-mampa ng-jalan-sawangan-macet-total-pemkot-depok-dinilai-tak-becus-kelola-pembangunan?shem=
iosie
https://news.republika.co.id/berita/s36q99330/macet-parah-terjadi-di-jalan-sawangan-damp ak-perbaikan-jembatan-mampang-depok?shem=iosie
https://metro.tempo.co/amp/1789675/peninggian-jembatan-tanpa-sosialisasi-penyebab-sawa ngan-depok-macet-parah?shem=iosie