Tujuan penelitian ini adalah (1) mendeskripsikan tingkat kemampuan mengarang siswa pada mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas V, (2) mendeskripsikan tingkat kemampuan mengarang siswa pada mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas V, dan (3) menjelaskan perbedaan kemampuan mengarang siswa laki-laki dan perempuan pada mata pelajaran bahasa Indonesia di kelas 5. Artinya terdapat perbedaan yang signifikan antara kemampuan mengarang siswa laki-laki dan perempuan. INDONESIA KELAS 5 SDN WONODADI KULON IV PACITAN TAHUN SEKOLAH PACITAN STUDI PERBANDINGAN ANTARA SEKOLAH PRIA DAN WANITA)”.
Berapakah tingkat kemampuan mengarang siswa putra kelas 5 mata pelajaran Bahasa Indonesia di SDN Wonodadi Kulon IV Pacitan tahun pelajaran 2016/2017.
Landasan Teori
Kemampuan Mengarang a. Pengertian Mengarang
Setiap karangan ideal pada dasarnya merupakan uraian paragraf yang lebih tinggi atau lebih luas.16. Esai yang baik adalah esai yang mencerminkan kemampuan penulis dalam menggunakan nada yang serasi, esai yang mencerminkan kemampuan penulis dalam menyusun esai secara lengkap dan tidak samar-samar serta meyakinkan pembaca. Menurut Akharga et al., sebagaimana dikutip oleh Ginanjar Lestari, karangan yang baik mempunyai beberapa ciri antara lain: mempunyai makna yang jelas, merupakan satu kesatuan yang utuh, singkat dan padat, mempunyai kaidah kebahasaan dan komunikatif.20.
Setuju dengan penjelasan di atas, untuk membuat karangan yang baik perlu memperhatikan tanda-tandanya.
Kemampuan Siswa Laki-laki dan Perempuan a. Pria dan Wanita
Sebagian besar penelitian mengenai gender dan kemampuan kognitif menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan antara pria dan wanita dalam hal kemampuan kognitif. Menurut Sugihartono dkk, sebagaimana dikutip oleh Muhammad Irham, meskipun laki-laki dan perempuan pada dasarnya berbeda dalam perkembangan fisik, emosional dan intelektual, namun pada dasarnya tidak ada bukti spesifik yang menunjukkan hubungan yang signifikan antara jenis kelamin siswa dan prestasi akademik. Dapat disimpulkan bahwa dalam konteks pendidikan, dimungkinkan untuk mensinergikan otak laki-laki dan perempuan.
Oleh karena itu, kelas laki-laki-perempuan lebih ideal dibandingkan kelas laki-laki atau perempuan saja.
Telaah Penelitian Terdahulu
Hal ini ditunjukkan pada siklus I mencapai 55% dari 20 siswa dan siklus II mencapai 70% dari 20 siswa, siklus III mencapai 85% dari 20 siswa, (b) Penerapan media gambar berurutan dapat meningkatkan hasil belajar bahasa Indonesia siswa. mata pelajaran. Tesis Aprida Nur Malina berjudul Upaya Meningkatkan Kemampuan Menulis Cerita Jawa Menggunakan Strategi Pemetaan Pikiran (Penelitian Tindakan Kelas SDN 1 Nologaten Ponorogo Siswa Kelas 5B Tahun Pelajaran 2014/2015). Kesimpulannya sebagai berikut:33 (a) Penerapan strategi Mind Mapping dapat meningkatkan keaktifan siswa dalam menulis cerita bahasa Jawa siswa kelas 5B SDN Nologaten Ponorogo.
Pada siklus I mencapai 37,04%, siklus II mencapai 40,74%, dan siklus III mencapai 96,3%, (b) Penerapan strategi Mind Mapping dapat meningkatkan keterampilan menulis narasi bahasa Jawa siswa kelas 5B SDN Nologaten Ponorogo . 32Arina Manaksia, Penerapan Media Gambar Berurutan Terhadap Kemampuan Menulis Narasi Siswa Pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia (Penelitian Tindakan Kelas di MIN Tamanarum Magetan Kelas III (Magetan: STAIN Ponorogo, 2010). Menggunakan Strategi Mind Map (Penelitian Tindakan Kelas di SDN 1 Nologaten Ponorogo (.Ponorogo: STAIN Ponorogo, 2014).
Mayasari berjudul Studi Komparasi Kemampuan Menulis Esai Deskriptif Menggunakan Media Visual dan Media Keluar Pada Siswa Kelas IV SDN Segoroyoso Bantul Tahun Pelajaran 2009/2010. Hasil penelitian adalah sebagai berikut.34 (a) Hasil belajar siswa yang menggunakan media visual di SD Segoroboyo Bantul mencapai nilai rata-rata 73, (b) Hasil belajar siswa yang menggunakan media keluar di SD Segoroboyo Bantul digunakan SD memperoleh nilai rata-rata 62,71, dan (c) Terdapat perbedaan antara siswa yang menggunakan media visual dan media keluar. Penggunaan media gambar lebih efektif pada siswa kelas IV SD Negeri Segoroboyo Bantul dibandingkan dengan metode outgoing.
Mayasari, Studi banding kemampuan menulis karangan deskriptif dengan menggunakan media visual dan media keluar siswa kelas IV SDN Segoroyoso Bantul (Bantul: UIN Jogjakarta, 2010). Kemudian untuk skripsi ketiga persamaan tersebut terletak pada variabel X (variabel bebas) mengenai kemampuan menulis esai.
Kerangka Berfikir
Penelitian ini mengambil kemampuan konstruk untuk variabel X (variabel bebas) dan siswa laki-laki dan perempuan untuk variabel Y (variabel terikat).
Pengajuan Hipotesis
Rancangan Penelitian
Populasi dan Sampel
Instrumen Pengumpulan Data
Instrumen pengumpulan data dalam penelitian ini dapat dilihat pada tabel 3.1, sedangkan instrumen dapat dilihat pada lampiran 2.
Teknik Pengumpulan Data 1. Tes Mengarang
Rincian kriteria beserta tingkat ketercapaian kriteria dan alokasi poin pada tes essay adalah sebagai berikut.40. Penilaian tes esai yang didasarkan pada rincian unsur tanggapan tersebut dikenal dengan istilah penilaian analitis yang dibedakan dengan penilaian holistik, penilaian global, atau penilaian impresionistik.41.
Teknik Analisis Data
Uji Homogenitas
Jenis data dalam penelitian ini ada dua, yaitu data deskriptif (rumusan masalah 1 dan 2) dan data komparatif (rumusan masalah 3). Teknik analisis data untuk menjawab rumusan masalah 1 dan 2 adalah dengan menghitung mean dan standar deviasi dengan rumus sebagai berikut: 42. Uji t merupakan uji statistik yang digunakan untuk menguji benar atau salahnya hipotesis nol yang menyatakan antara dua sampel artinya diambil secara acak dari populasi yang sama, tidak ada perbedaan yang signifikan.45 Untuk pengujian ini, antara variabel yang satu dengan variabel yang lain bersifat independen.
Namun untuk mencari jawabannya dengan menggunakan rumus ini perlu dilakukan perhitungan standard error variabel I, II dan perhitungannya. SEM1 = Kesalahan baku rata-rata variabel I SEM2 = Kesalahan baku rata-rata variabel II SD1 = Simpangan baku variabel I SD2 = Simpangan baku variabel II N1 = Kumpulan data untuk variabel I N2 = Kumpulan data untuk variabel II.
Gambaran Umum Lokasi Penelitian
- Letak Geografis SDN Wonodadi Kulon IV
 - Struktur Organisasi SDN Wonodadi Kulon IV
 - Keadaan Guru SDN Wonodadi Kulon IV
 - Kondisi Murid SDN Wonodadi Kulon IV
 - Sarana dan Prasarana
 
Dalam menjalankan kegiatan akademiknya, SDN Wonodadi Kulon IV Pacitan mempunyai visi dan misi luhur dalam upaya mencerdaskan masyarakat luas. SDN Wonodadi Kulon IV mempunyai visi sebagai berikut : “Dengan kecerdasan dan ketrampilan yang majemuk, sehat jasmani dan rohani untuk menuju kejayaan hidup bersama”. Guru di SDN Wonodadi Kulon IV Pacitan tahun ajaran 2016/2017 berjumlah enam belas orang, sebelas guru laki-laki, dan empat guru perempuan ditambah satu kepala sekolah laki-laki.
Tenaga kependidikan yang dimaksud adalah tenaga yang turut serta dan terlibat dalam seluruh proses yang berlangsung di SDN Wonodadi Kulon IV. Siswa yang masuk di lembaga pendidikan SD Negeri Wonodadi Kulon IV Pacitan semuanya berasal dari Desa Wonodadi Kulon. Dari lingkungan yang beragam tersebut, siswa SD Wonodadi Kulon Pacitan memahami dan menyerap berbagai mata pelajaran.
Data seluruh siswa SDN Wonodadi Kulon IV Pacitan tahun pelajaran 2016/2017 dapat dilihat sebagai berikut: 52. Sarana dan prasarana yang tersedia di SDN Wonodadi Kulon IV Pacitan adalah ruang kepala sekolah yang dilengkapi dengan meja dan kursi tamu, ruang guru dan ruang belajar yang digunakan dalam proses pembelajaran.
Deskripsi Data
Uji Prasyarat
Uji Normalitas kelompok kemampuan mengarang siswa laki-laki
Untuk mengetahui apakah data berdistribusi normal, peneliti menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov dengan langkah-langkah sebagai berikut.
Uji Normalitas kelompok kemampuan mengarang siswa perempuan Untuk mengetahui apakah data berdistribusi normal, peneliti
Uji Homogenitas
Data perhitungan variabel simpangan baku kemampuan mengarang siswa putra dan putri.
Analisis Data
- Analisis Kelompok Kemampuan Mengarang Siswa Laki-laki Tabel 4.11
 - Analisis Kelompok Kemampuan Mengarang Siswa Perempuan Tabel 4.13
 - Analisis Kemampuan Mengarang Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Kelas 5 (Studi Komparasi Siswa Laki-laki dan Siswa Perempuan)
 
Untuk mengetahui persentase kemampuan komposisi siswa laki-laki dan perempuan pada mata pelajaran bahasa Indonesia dari dua kelompok, maka perlu dilakukan klasifikasi hasil kemampuan komposisi dari data yang telah dikumpulkan. Dengan demikian, terlihat bahwa nilai 79 ke atas dikategorikan kemampuan komposisi siswa yang baik pada mata pelajaran bahasa Indonesia di kelas 5, dan nilai 76 ke bawah dikategorikan sebagai kemampuan komposisi siswa yang buruk pada mata pelajaran bahasa Indonesia di kelas 5, sedangkan skor antara 76 dan 79 mengkategorikan kemampuan mengarang siswa putra kelas 5 bahasa Indonesia sebagai cukup. Dari kategori di atas dapat disimpulkan bahwa 3 siswa berada pada kategori kemampuan komposisi siswa yang baik pada mata pelajaran bahasa Indonesia kelas 5 dengan persentase 60% yang merupakan kategori cukup.
Dengan demikian, terlihat bahwa nilai 74 ke atas dikategorikan kemampuan komposisi siswa perempuan pada mata pelajaran bahasa Indonesia kelas 5 baik, dan nilai 71 ke bawah dikategorikan kemampuan komposisi siswa perempuan mata pelajaran bahasa Indonesia kelas 5 buruk, sedangkan skor antara 71 dan 74 dikategorikan sebagai kemampuan komposisi. Jumlah siswa perempuan pada mata pelajaran Bahasa Indonesia di kelas 5 SD cukup banyak. Dari kategori di atas dapat disimpulkan bahwa kemampuan komposisi siswa perempuan pada mata pelajaran bahasa Indonesia kelas 5 dengan persentase 37,5% kategori cukup, kategori cukup untuk kemampuan komposisi siswa perempuan dalam mata pelajaran bahasa Indonesia kelas V. mata pelajaran bahasa Indonesia kelas 5 sebanyak 0 siswa, sedangkan keterampilan komposisi siswa perempuan pada mata pelajaran bahasa Indonesia kelas 5 kategori Buruk sebanyak 5 siswa dengan persentase 62,5%. Analisis Kemampuan Komposisi Pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Kelas 5 (Studi Banding Siswa Putra dan Putri) Pada Kelas 5 (Studi Banding Siswa Putra dan Putri) Menggunakan Uji “t”.
Artinya terdapat perbedaan yang signifikan antara kemampuan mengarang siswa laki-laki dan perempuan pada mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas 5.
Pembahasan dan Interpretasi
Kemampuan komposisi siswa putra mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas 5 SDN Wonodadi Kulon IV Pacitan tahun pelajaran 2016/2017 berada pada kategori baik, sehingga siswa perlu menjaga kemampuan komposisinya. Dari uji normalitas diperoleh hasil perhitungan kelompok kemampuan mengarang siswa putra pada penelitian ini maksimal a1 ≤ D tabel, sehingga Ho diterima yang berarti data berdistribusi normal. Menurut Sugihartono dkk yang dikutip oleh Muhammad Irham, pada dasarnya tidak ada bukti spesifik yang menunjukkan adanya korelasi yang signifikan antara jenis kelamin siswa, padahal laki-laki dan perempuan pada dasarnya berbeda dalam perkembangan fisik, emosional dan intelektual.
Perempuan cenderung lebih tinggi pada aspek kelancaran, orisinalitas dan elaborasi, sedangkan laki-laki cenderung lebih tinggi pada aspek kemampuan beradaptasi, meskipun perbedaannya tidak terlalu besar.55. Meskipun laki-laki cenderung mendapat skor sangat rendah atau tinggi, laki-laki mendapat skor lebih baik dibandingkan perempuan dalam beberapa bidang nonverbal, seperti penalaran spasial. Perempuan memiliki kinerja lebih baik dibandingkan laki-laki dalam beberapa domain verbal, seperti kemampuan menemukan sinonim kata dan memori verbal.
Namun, selalu terdapat tumpang tindih antara skor laki-laki dan perempuan dalam bidang-bidang tersebut, sehingga menimbulkan perdebatan mengenai seberapa besar perbedaannya. Dari analisis data diketahui bahwa rata-rata skor keterampilan komposisi kelompok siswa laki-laki (Mx1) sebesar 77,5 lebih tinggi dibandingkan dengan rata-rata skor keterampilan komposisi kelompok siswa perempuan (Mx2) yaitu sebesar 72,65625. Artinya kemampuan mengarang siswa laki-laki lebih baik dibandingkan dengan kemampuan mengarang siswa perempuan.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan kemampuan mengarang antara siswa perempuan dan laki-laki. Artinya laki-laki mendapat nilai lebih baik dibandingkan perempuan dalam beberapa bidang non-verbal, seperti pemikiran spasial.
PENUTUP
Kesimpulan
Saran
Upaya meningkatkan kemampuan menulis siswa melalui media gambar serial di kelas III SD Negeri Suren. Yogyakarta: UNY, 2014. Upaya Peningkatan Kemampuan Menulis Narasi Bahasa Jawa Menggunakan Strategi Mind Mapping (Penelitian Tindakan Kelas di SDN 1 Nologaten Ponorogo. Menggunakan Media Gambar Berseri untuk Kemampuan Menulis Narasi Siswa Mata Pelajaran Bahasa Indonesia (Penelitian Tindakan Kelas Kelas MIN Taman arum Magetan AKU AKU AKU.