• Tidak ada hasil yang ditemukan

KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2024

Membagikan "KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL

DIREKTORAT JENDERAL ENERGI BARU TERBARUKAN DAN KONSERVASI ENERGI

Jakarta, 28 Juli 2020

Update Kinerja Subsektor EBTKE

(2)

@djebtke

@djebtke

www.ebtke.esdm.go.id @djebtke 2

Energi Primer Target APBN 2020 Realisasi s.d Mei 2020

Volume PLN Produksi (GWh) % Produksi Volume PLN Produksi (GWh) % Produksi

BBM (Jt kL) 1,36 6.317 3,95% 0,728 3.393,21 3,79%

BBN (Jt kL) 1,54 5.493 0,236 817,76

Gas (BBTU) 501.477 65.237 21,82% 150.195 20.111,54 18,08%

Batubara (Jt Ton) 66,76 187.520 62,72% 25,789 71.102,54 63,92%

EBT 34.406 11,51% 15.805,59 14,21%

Air 18,627 6,23% 9.085,89 5,84%

Panas Bumi 14.774 4,94% 6.494,00 8,17%

EBT Lainnya 1.005 0,34% 225,70 0,20%

TOTAL 298.972 100% 111.230,64 100%

PARAMETER BAURAN ENERGI PEMBANGKIT LISTRIK 2020

Target APBN 2020

Realisasi s.d

Mei 2020

(3)

Perkembangan Pembangkit EBT – Proyeksi

Proyeksi Green Booster Total RPJMN dengan

Upaya Percepatan EBT

Proyeksi RUPTL

Proyeksi BaU

(Gap untuk pencapaian

target 23%/ 2025)

(4)

@djebtke

@djebtke

www.ebtke.esdm.go.id @djebtke 4

OPTIMALISASI POTENSI EBT SAMPAI TAHUN 2025

No Pembangkit RUPTL New

Inisiatif

Green Booster

PLN

1 PLTA/PS/M/MH 3.706,3 203,5 414,1

1)

2 PLTP 1.027,0

3 PLTS/B 804,9 1.284,5 1.159,6

2)

4 PLTB 560 169

5 PLT Bio/Sa 708,2 586,9 3.627

3)

Jumlah (MW) 6.806,4 2243,9 5.200,7

Keterangan:

1) PLTA/PS Green Booster terdiri dari Hydro Waduk

2) PLTS/B Green Booster PLN terdiri dari PLTS Eks Tambang, Terapung, PS PLTU 3) PLT Bio/Sa terdiri dari Cofiring & Konversi PLTD

(5)

URGENSI RPEPRES ENERGI TERBARUKAN

01

02

03

05 06 07

• P o t e n s i E B T s e b e s a r 4 4 2 G W , n a m u n b a r u terimplementasi sebesar 10,4 GW (2,4%). Realisasi capaian bauran EBT baru 9,15% dari target KEN 23%/2025.

Terdapat gap antara target RUPTL PLN dengan target KEN sebesar 4.000 MW tahun 2025

• Pasar EBT di Indonesia masih kecil dan belum masuk ke skala keekonomian, seperti PLTS sehingga harganya masih tinggi.

Pengembangan EBT menciptakan nilai2 ekonomi baru:

• Energi bersih

• Menciptakan investasi nasional dan daerah2

• Menciptakan industry EBT dalam negeri dan daerah2

• Pengusaha2 EBT dalam negeri

• Meningkatkan ketahanan energi dan ekonomi nasional (keluar dari jebakan deficit neraca perdagangan)

Rperpres Harga EBT memberikan net benetif yang positif:

• Benefit: energi bersih, harga listrik terjangkau, pertumbuhan industry dan ekonomi DN akibat listrik terjangkau, keamanan energi karena harga EBT keekonomian yang wajar, penciptaan nilai tambah

• Cost: insentif fiscal & perpajakan

Belum ada kontrak/PPA pembangkit IPP yang proses pengadaannya mengikuti ketentuan Permen ESDM No.50/2017

Perlunya dukungan berbagai Kementerian dalam mengoptimalkan pemanfaatan EBT

Perlunya instrumen kebijakan untuk mensinergikan dan mensinkronisasikan

kebijakan2 dan langkah2 dari K/L terkait untuk mendukung EBT

04 Harga pembelian tenaga listrik dari PLT EBT

belum mencerminkan nilai keekonomian yang

wajar

(6)

@djebtke

@djebtke

www.ebtke.esdm.go.id @djebtke 6

HUBUNGAN YANG KUAT ANTARA EVOLUSI KEBIJAKAN DAN LINGKUNGAN PEMBIAYAAN

Fase Kebijakan

Inisiasi memulai Pengarusutamaan Berintegrasi

dengan sistem

Afrika Selatan

Indonesia

Vietnam Iraq

USA China

Brazil India

Negara Nordic Jerman

Ukuran gelembung mencerminkan tingkat investasi terbarukan non-hidro, di mana

= USD 20 milyar

Policy Priorities

Membangun kepercayaan

Investor dan mempromosikan pengurangan biaya

Mengelola pertumbuhan dan mengendalikan biaya

kebijakan

Menyesuaikan desain pasar untuk porsi EBT yang tinggi

Berintegrasi dengan sektor transportasi, bangunan dan industri

IEA 2020. All rights reserved. *See definitions in Annex 1.

(7)

RESPONS KEBIJAKAN DAN PERATURAN TERGANTUNG PADA FASE NEGARA

Fase Karakteristik Kebijakan Prioritas / Respon Regulasi

Inisiasi Pasar yang belum matang

• Tidak ada/kerangka peraturan lemah

• Kepercayaan investor rendah / risiko yang dipersepsikan tinggi

• Rantai / keahlian pasokan lokal yang belum terbangun

• Rendahnya ketersediaan dan keragaman keuangan domestik termasuk kemampuan penilaian proyek yang rendah – dan ketergantungan yang tinggi pada keuangan publik

Membangun kepercayaan investor

• Menyiapkan penilaian sumber daya dan strategi

• Menetapkan target dan kerangka peraturan yang jelas

• Menyediakan mekanisme remunerasi (mis. FiT dengan cap

• atau lelang)

• Mengurangi biaya teknologi melalui pembelajaran

• Hapus subsidi bahan bakar fosil

Memulai Pasar yang sudah matang Mengelola pertumbuhan & mengendalikan biaya kebijakan

• M e n u m b u h k a n k e p e r c a y a a n i n v e s t o r d a n pengalaman regulasi

• Mengurangi biaya

• Mengelola fleksibilitas sistem melalui pasar listrik

• Lebih beragamnya keuangan publik & swasta

• Mengurangi tarif

• Memperkenalkan kompetisi untuk kontrak

• Mengurangi hambatan transaksi

• Memberikan pembiayaan lunak

• Mengatasi risiko yang tidak tertanggung – desain pasar yang cerdas untuk dekarbonisasi

Pengarusutamaan Pasar yang mapan Menyesuaikan desain pasar untuk porsi EBT yang tinggi

Integrasi

sistem yang maju

EBT terhubung sangat kuat dengan sektor lain Mempromosikan keterkaitan sektor

*Detail masing-masing fase lihat di Lampiran 2

IEA 2020. All rights reserved.

(8)

@djebtke

@djebtke

www.ebtke.esdm.go.id @djebtke 8

MANAJEMEN RISIKO JUGA MERUPAKAN LATIHAN YANG DINAMIS

• Prinsip alokasi risiko adalah bahwa setiap risiko harus ditempatkan pada pihak yang paling siap untuk menanggung dan mengelola risiko tersebut.

• Pada tahap daya tarik investasi awal, pemerintah mungkin perlu mengambil risiko lebih besar dalam hal harga (mis. FiT/PJBL) dan jaminan volume (misalnya take-or-pay) untuk memulai investasi.

• Ketika pasar telah berkembang dan matang, maka lebih banyak risiko yang dapat diserahkan pada pengembang proyek-proyek baru (IPP – pengembang swasta), yang membantu mengurangi biaya dan mendorong integrasi sistem.

Alokasi risiko secara indikatif selama fase kebijakan yang berbeda

Risiko Pasar & Kinerja selama …selama …selama Pengarusutamaan

daya tarik investasi awal

Take-Off of Deployment (porsi EBT yang tinggi)

IEA 2020. All rights reserved.

(9)

PARAMETER YANG DIATUR DAN BAGAIMANA MENGATURNYA?

• Harga keekonomian EBT yang wajar

• Harga EBT yang terjangkau: Pemerintah memberikan insentif dan kompensasi

• Kuota EBT per tahun ditetapkan oleh MESDM dengan mengacu target RUEN

• Pengadaan proyek2 EBT: Transparan, justice for all, dan bankable

• PJBL yang bankable

• Dukungan para Kementerian/Lembaga

• Ketentuan peralihan

• Ketentuan lain-lain

• Ketentuan penutup

1

2

3

4

5

6

7

8

9

(10)

@djebtke

@djebtke

www.ebtke.esdm.go.id @djebtke 10

Ø PLTS skala masif:

ü Proyek pengadaan 200 MW di Sumatera Selatan ü PLTS terapung diberbabagai waduk: 857 MW ü PLTS lahan bekas tambang: 2.300 MW

Ø PLTA/PLTMH:

ü PLTA/PLTMH waduk: 302 MW

ü PLTA skala besar dengan konsep Renewable Energy Based Industry Development: Sumut, Kaltara, Papua

Ø Pengembangan biomasa secara masif:

ü PLT Bm substitusi PLTD2

ü PLT Bm/PLT hybrid di daerah2 3 T ü Co-firing biomasa pada PLTU2

Bankable project pipelines

1

2

3

Peraturan-peraturan implementasinya:

QUICK WINS

ü Permen ESDM tentang Kuota EBT

ü Permen-permen di K/L terkait

(11)

Harga

1. FiT staging 2 tahap tanpa eskalasi dengan faktor lokasi berlaku pada Staging 1:

• PLTA/M/MH (termasuk PLTA waduk) kap s.d 1 MW

• PLTS dan PLTB kap s.d 1 MW

• PLTBm dan PLTBg kapasitas s.d. 1 MW

• PLTS dan PLTB ekspansi untuk kap s.d. 1 MW

• PLTBm & PLTBg ekspansi untuk kap s.d. 1 MW 2. Harga patokan tertinggi (HPT):

• PLTP utk semua kapasitas

• PLTA (termasuk PLTA waduk) untuk kap >1 MW

• PLTS dan PLTB >1 MW

• PLTBm & PLTBg untuk kap >1 MW

• PLTS dan PLTB ekspansi >1 MW

• PLTBm dan PLTBg ekspansi >1 MW

• excess power PLTP, PLTA, PLTBm, PLTBg semua kap;

3. Harga kesepakatan:

• PLTA Peaker untuk semua kapasitas

• PLTSa , PLT BBN, dan PLT Energi Laut semua kapasitas;

4. Harga kesepakatan memerlukan persetujuan dari MESDM

Pelaksanaan pembelian tenaga listrik

1. Penunjukan langsung untuk:

• PLTA/M/MH semua kapasitas;

• PLTBm, PLTBg kapasitas s.d 1 MW

• PLTS dan PLTB kapasitas s.d. 1 MW

• PLTA Peaker, PLTSa, PLTAL dan PLT BBN

• Ekspansi PLTA, PLTP, PLTS, PLTB, PLTBm, PLTBg semua kapasitas 2. Penunjukan langsung berupa penugasan untuk:

• PLTP/PLTA/M/MH Waduk/Excess power dari PLTA, PLTP, PLTBm dan PLTBg 3. Pemilihan langsung:

• PLTS dan PLTB kapasitas > 1 MW

• PLTBm dan PLTBg kapasitas > 1 MW 4. Skema BOOT tidak diatur (B to B) 5. Periode kontrak s.d. 30 tahun

6. Transaksi dalam rupiah dengan nilai tukar JISDOR

Ketentuan Penutup

1. Ketentuan harga pembelian tenaga listrik akan dievaluasi paling lama 5 (lima) tahun

2. Mencabut Permen ESDM No 10/2017 sepanjang mengatur kahar dan

kewajiban TOP/TAP dan Permen ESDM No. 50/2017 j.o Permen ESDM

No.04/2020

RANCANGAN PERPRES PEMBELIAN TENAGA LISTRIK ENERGI TERBARUKAN OLEH PT PLN (PERSERO

Ketentuan Peralihan 1. Penyesuaian PJBL

2. Telah ditetapkan sebagai Pemenang lelang tetapi belum PJBL

3. Mendapatkan penugasan dari Pemerintah

4. Proses Pengadaan sedang berlangsung 5. PLT APBN selain yang dibangun KESDM

(12)

@djebtke

@djebtke

www.ebtke.esdm.go.id @djebtke 12

Draft PERPRES Harga Listrik Energi Baru dan Terbarukan (EBT) (1/2)

Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA)

Kapasitas (MW)

Feed In Tarrif (>= 1 MW) Harga Patokan Tertinggi (HPT) (Negosiasi) Staging tahun

1-15 Staging tahun

16-30 >1 MW s.d. 3

MW >3 MW s.d. 5

MW >5 MW s.d 20

MW >20 MW s.d.

50 MW >50 MW s.d.

100 MW >100 MW (cent $/kWh) 10,55 x F 6,59 (9,62 x F)* (8,50 x F)* (8,00 x F)* (7,80 x F)* (6,80 x F)* (5,80 x F)*

Pembangkit Listrik Tenaga Bayu (PLTB)

Kapasitas (MW)

Feed In Tarrif (>= 1 MW) Harga Patokan Tertinggi (HPT) (Lelang)

Staging tahun 1-12 Staging tahun 13-30 >1 MW s.d 20 MW >20 MW

(cent $/kWh) 13,18 x F 8,24 (12,00 x F)* (10,00 x F)*

Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS)

Kapasitas (MW)

Feed In Tarrif (>= 1 MW) Harga Patokan Tertinggi (HPT) (Lelang)

Staging tahun 1- 15

Staging tahun 16-30

>1 MW s.d. 3 MW

>3 MW s.d. 5 MW

>5 MW s.d 10 MW

>10 MW s.d. 20 MW

>20 MW

(cent $/kWh) 10,80 x F 6,75 (9,15 x F)* (8,50 x F)* (8,00 x F)* (7,50 x F)* (6,50 x F)*

keterangan

* memperhitungkan faktor lokasi

(13)

Pembangkit Listrik Tenaga Bio-Massa (PLTBm)

Kapasitas (MW)

Feed In Tarrif (>= 1 MW) Harga Patokan Tertinggi (HPT) (Lelang)

Staging tahun 1-12 Staging tahun 13-25 >1 MW s.d. 3 MW >3 MW s.d. 5 MW >5 MW s.d 10 MW >10 MW

(cent $/kWh) 11,12 x F 8,90 (9,80 x F)* (8,65 x F)* (7,69 x F)* (6,93 x F)*

Pembangkit Listrik Tenaga Biogas (PLTBg)

Kapasitas (MW)

Feed In Tarrif (>= 1 MW) Harga Patokan Tertinggi (HPT) (Lelang)

Staging tahun 1-12 Staging tahun 13-

30 >1 MW s.d. 3 MW >3 MW s.d. 5 MW >5 MW s.d 10 MW >10 MW

(cent $/kWh) 9,98 x F 5,99 (8,72 x F)* (7,48 x F)* (6,99 x F)* (6,11 x F)*

Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP)

Kapasitas (MW)

Harga Patokan Tertinggi (HPT) (Negosiasi)

s.d. 10 MW >10 MW s.d. 50 MW >50 MW s.d 100 MW >100 MW

(cent $/kWh) (9,19 x F)* (8,67 x F)* (7,94 x F)* (7,00 x F)*

Harga Listrik juga bertahap (staging) dan akan turun setelah masa pengembalian investasi

Draft PERPRES Harga Listrik Energi Baru dan Terbarukan (EBT) (2/2)

(14)

@djebtke

@djebtke

www.ebtke.esdm.go.id @djebtke 14

(15)

ASUMSI MODEL KEEKONOMIAN (KASUS PLTA)

(Berdasarkan Asumsi dan Metodologi Kredibel serta Benchmarking)

Deskripsi Unit

Technical Assumption

Capacity Factor %

Kapasitas Terpasang

Efektif MW

Masa EPC Tahun

Masa Pemanfaatan Tahun

Tenaga Listrik Terjual GWh Asumsi Finansial

Debt to Equity ratio

Payback period Tahun

Interest %

Discount factor %

O&M % CAPEX

per Tahun

PPh %

IRR %

(16)

TERIMA KASIH

KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL

Jl. Medan Merdeka Selatan No. 18, Jakarta

DIREKTORAT JENDERAL ENERGI BARU, TERBARUKAN DAN KONSERVASI ENERGI

Jl. Pegangsaan Timur No.1 Menteng, Jakarta

Referensi

Dokumen terkait

Badan Penelitian dan Pengembangan Energi dan Sumber Daya Mineral , Pusat Penelitian dan Pengembangan Teknologi Minyak dan Gas Bumi "Lemigas". 1

Menimbang : Bahwa dalam rangka meningkatkan pelaksanaan Pengelolaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara pada Satuan Keija Politeknik Energi dan Pertambangan

Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi Nomor 358/36.02/DEP/2013 tanggal 25 Maret 2013 perihal Persetujuan RKAB Penugasan Survei Pendahuluan

Lampiran : Surat Keputusan Kuasa Pengguna Anggaran Satuan Kerja Politeknik Energi dan Pertambangan Bandung tentang Pengaturan Pelaksanaan dan Pembiayaan Narasumber

Ketenagalistrikan Dicabut dengan Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 5 Tahun 2009 tentang Pedoman Harga Pembelian Tenaga Listrik oleh PT PLN

Menimbang : bahwa berdasarkan ketentuan Pasal 19 Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 26 Tahun 2009 tentang Penyediaan dan Pendistribusian Liquefied

Dalam rangka mengukur terjaminnya ketersediaan energi listrik dengan memanfaatkan semaksimal mungkin potensi dari sumber dalam negeri, ditetapkan indikator kinerja yang

Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral telah menetapkan 13 sasaran strategis untuk mendukung pencapaian empat tujuan