Dari kedua definisi di atas dapat disimpulkan bahwa perbankan syariah adalah teknologi perbankan Fintech. Menurut Otoritas Jasa Keuangan (OJK), dalam skema akad atau transaksi yang terjadi di Fintech perbankan syariah, terdapat 9 jenis akad yang diterapkan yaitu. Perkembangan Teknologi Keuangan Perbankan Syariah Menurut Muhammad & Lanaula (2019), kebangkitan fintech perbankan syariah di Indonesia merupakan respon terhadap perkembangan perusahaan fintech konvensional yang menggunakan instrumen suku bunga dalam operasionalnya.
Berdasarkan Asosiasi Fintech Syariah Indonesia (AFSI), Fintech Perbankan Syariah didukung oleh Asosiasi Fintech Syariah Indonesia (AFSI). Asosiasi ini didirikan untuk menyatukan potensi kekuatan fintech syariah di Indonesia dalam memberikan layanan keuangan alternatif bebas riba kepada masyarakat. Pada fintech perbankan konvensional, pembiayaan memberikan kredit kepada konsumen sebagai perjanjian pinjaman, sehingga nasabah nantinya mempunyai kewajiban untuk membayar kembali pinjaman tersebut beserta bunga yang ditentukan oleh peminjam (fintech konvensional), tergantung besar kecilnya pinjaman yang diambil.
Sedangkan pada pembiayaan fintech perbankan syariah, bunga merupakan hal yang tidak diperbolehkan karena bunga mengandung unsur riba. Berbeda dengan sistem pembiayaan fintech perbankan syariah, kedua belah pihak baik bank maupun nasabah akan menanggung risikonya. Dalam hal ini, belum ada pembiayaan fintech bank konvensional seperti untuk pendidikan, haji dan umrah, atau lainnya.
Dalam pemanfaatan teknologi Fintech perbankan syariah, jika pengguna menganggap sistem ini mudah dipelajari, mudah digunakan dan sederhana, maka layanan tersebut akan sering digunakan oleh pengguna.
Kepercayaan
Faktor ketiga yang mempengaruhi persepsi pengguna terhadap kemudahan penggunaan teknologi adalah ketersediaan mekanisme dukungan yang dapat diandalkan. Mekanisme dukungan yang terpercaya akan membuat pengguna merasa nyaman dan yakin bahwa terdapat mekanisme dukungan yang handal jika terjadi permasalahan dalam penggunaan teknologi, sehingga mendorong persepsi pengguna ke arah yang lebih positif. Menurut Nurdin dkk. (2020) suatu teknologi dapat dikatakan sederhana apabila mempunyai beberapa indikator sebagai berikut.
Berdasarkan pengertian di atas dapat diartikan bahwa kepercayaan adalah rasa percaya seseorang terhadap pihak lain dalam melaksanakan suatu hubungan transaksional yang didasari oleh keyakinan bahwa pihak yang dipercaya tersebut akan dengan baik memenuhi segala kewajibannya sesuai dengan yang diharapkan. Menurut Widiastuti (2019), ada beberapa ciri yang berkaitan dengan kepercayaan, antara lain: menjaga hubungan, menerima pengaruh, terbuka dalam komunikasi, mengurangi pengawasan, memberikan advokasi, memberikan informasi positif, menerima risiko, kenyamanan dan kepuasan. Kredibilitas merupakan salah satu faktor yang harus diperhatikan, karena semakin baik kualitas dan kapasitas suatu perusahaan sesuai dengan bidang keahliannya maka akan semakin baik pula kredibilitasnya di mata konsumen.
Keandalan merupakan faktor dimana penjual dapat memenuhi segala kebutuhan dan memenuhi harapan konsumen. Seberapa besar keyakinan seseorang terhadap kejujuran penjual untuk menjaga dan memenuhi perjanjian yang dibuat kepada konsumen. Merupakan kesediaan untuk bergantung pada penjual dalam bentuk penerimaan risiko atau akibat negatif yang mungkin terjadi.
Risiko
Sedangkan menurut Nurdin et al., (2020) risiko adalah ketidakpastian dan akibat yang tidak diinginkan dalam melakukan suatu aktivitas tertentu, risiko diartikan sebagai ketidakpastian yang dihadapi seseorang ketika tidak dapat melihat kemungkinan apa yang akan terjadi dari keputusan yang diambil. Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa risiko adalah suatu hasil atau akibat yang mungkin terjadi sebagai akibat dari suatu proses dan aktivitas yang sedang berlangsung atau peristiwa yang akan datang. Dalam penelitian ini risiko dapat diartikan sebagai akibat atau akibat yang mungkin terjadi akibat penggunaan fintech perbankan syariah, baik risiko saat ini maupun risiko yang akan datang.
Sebelum memilih suatu layanan, seseorang tentu akan mempertimbangkan risiko dalam menggunakan suatu produk atau layanan, seperti halnya dengan penggunaan Fintech, konsumen pasti akan memutuskan apakah akan menggunakan layanan berbasis transaksi online atau tidak, mengingat risiko yang dihadapinya begitu besar. tinggi. Menurut Nurdin dkk., (2020) “dapat dikatakan risiko penggunaan transaksi online tinggi, karena konsumen tidak dapat melakukan transaksi tatap muka atau berkomunikasi langsung antara pengguna dan pengembang.” Ketidakpastian yang ada pada Fintech syariah berpotensi membuat pengguna Fintech ragu untuk menggunakannya.
Namun risiko yang dapat dikelola dengan baik akan membuat pengguna percaya dan memilih menggunakan Fintech syariah. Risiko psikologis (risiko fisik), yaitu perasaan, emosi atau ego yang dirasakan individu akibat pembelian atau penggunaan suatu produk. Risiko kinerja (risiko fungsional), individu tidak mendapatkan fungsi suatu produk sesuai harapannya.
Bahaya fisik, yaitu dampak negatif suatu produk yang dirasakan pengguna setelah menggunakannya. Menurut Widiastuti (2019) ada beberapa indikator yang dapat digunakan untuk mengukur dampak risiko, yaitu sebagai berikut. Berdasarkan Nurdin et al., (2020) bahwa jika tingkat risiko yang diambil oleh individu semakin tinggi maka tingkat kepercayaan individu akan semakin rendah dan sebaliknya jika tingkat risiko yang diambil oleh individu semakin tinggi maka semakin rendah pula tingkat kepercayaan individu. semakin tinggi tingkat kepercayaan diri individu tersebut.
Menurut Marisa, (2020) “Risiko akan semakin tinggi jika produk sangat kompleks, kepercayaan pengguna terhadap evaluasi merek rendah dan harga produk tinggi”.
Kajian Hasil Penelitian Terdahulu
Penelitian yang dilakukan oleh Fadzar, Hidayat, Wijayanti (2020) dengan judul “Pengaruh Pengetahuan, Persepsi Kemudahan Penggunaan, Risiko Kepercayaan dan Minat Pada Transaksi Menggunakan Fintech Lending Syariah”. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dampak pengetahuan, dampak persepsi kemudahan penggunaan, dampak kepercayaan, dampak risiko suku bunga terhadap transaksi menggunakan fintech lending syariah. Penelitian ini menggunakan variabel independen yaitu pengetahuan, kemudahan, kepercayaan dan risiko, sedangkan variabel dependennya adalah minat bertransaksi menggunakan Fintech Lending Syariah.
Dengan demikian, pengetahuan tidak berpengaruh positif terhadap minat bertransaksi menggunakan pinjaman syariah di bidang financial technology. Dengan demikian, persepsi kemudahan penggunaan berpengaruh positif terhadap minat bertransaksi menggunakan teknologi pinjaman keuangan syariah. Dengan demikian, risiko tidak berpengaruh positif terhadap minat transaksi menggunakan pinjaman teknologi finansial syariah.
Perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang saya lakukan adalah penelitian ini menguji pengaruh pengetahuan, persepsi kemudahan penggunaan, kepercayaan, dan risiko terhadap minat menggunakan fintech lending syariah. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh pengetahuan, kepercayaan dan return terhadap minat masyarakat berinvestasi melalui pinjaman Fintech Syariah. Penelitian ini menggunakan variabel independen yaitu pengetahuan, kepercayaan dan return sedangkan variabel dependennya adalah minat masyarakat berinvestasi di Fintech Lending Syariah.
Perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang saya lakukan adalah penelitian ini mengkaji tentang pengaruh pengetahuan, kepercayaan dan imbal hasil terhadap minat masyarakat berinvestasi di pinjaman fintech syariah. Sedangkan penelitian yang saya lakukan melihat dampak kenyamanan, kepercayaan dan risiko terhadap minat bertransaksi menggunakan fintech banking syariah. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang saya lakukan adalah penelitian ini mengkaji dampak tingkat kepercayaan terhadap penggunaan financial technology (Fintech) secara umum.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kemudahan bertransaksi dan kepercayaan terhadap minat konsumen dalam bertransaksi. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah konsumen pengguna transaksi financial technology (Fintech) di Surakarta. Temuan penelitian yang dapat dipaparkan adalah kemudahan bertransaksi berpengaruh signifikan terhadap minat konsumen dalam bertransaksi financial technology (Fintech). Kepercayaan berpengaruh signifikan terhadap minat konsumen dalam menggunakan transaksi financial technology (Fintech). Risiko mampu memoderasi (memperkuat) pengaruh transaksi ringan terhadap kepentingan konsumen. dengan menggunakan transaksi financial technology (Fintech) di Surakarta, Risk mampu memoderasi (memperkuat) pengaruh kepercayaan terhadap minat konsumen dalam bertransaksi financial technology (Fintech) di Surakarta.
Pengaruh Pengetahuan, Kemudahan dan Risiko terhadap Minat Bertransaksi Menggunakan Financial Technology (Fintech) di Kalangan Mahasiswa Institut Islam Negeri (IAIN) Palu. Penelitian ini menguji pengaruh tingkat kepercayaan terhadap penggunaan Financial Technology (Fintech) secara umum dan bukan secara khusus.
Kerangka Berpikir
- Hubungan Pengaruh Kemudahan Terhadap Minat Bertransaksi Menggunakan Fintech Perbankan Syariah
- Hubungan Pengaruh Kepercayaan Terhadap Minat Bertransaksi Menggunakan Fintech Perbankan Syariah
- Hubungan Pengaruh Risiko Terhadap Minat Bertransaksi Menggunakan Fintech Perbankan Syariah
- Hubungan Pengaruh Kemudahan, Kepercayaan, dan Risiko Terhadap Minat Bertransaksi Menggunakan Fintech Perbankan
Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa kenyamanan mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap minat seseorang dalam bertransaksi menggunakan fintech syariah. Fadzar et al., (2020) menyatakan kepercayaan mempunyai pengaruh positif terhadap minat transaksi pinjaman teknologi keuangan syariah. Hal ini dikarenakan banyak masyarakat yang membutuhkan dana cepat untuk memudahkan kebutuhannya, sehingga masyarakat percaya diri untuk bertransaksi menggunakan pinjaman teknologi keuangan, baik syariah maupun konvensional.
Senada dengan Mauliya, Hasanah (2022) menjelaskan bahwa kepercayaan mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap minat masyarakat untuk berinvestasi pada pinjaman Fintech Syariah, sehingga peningkatan kepercayaan akan meningkatkan minat masyarakat untuk berinvestasi pada pinjaman Fintech Syariah. Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa kepercayaan mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap minat seseorang dalam bertransaksi menggunakan fintech syariah. Menurut Nurdin, Azizah, Rusli (2020) menyatakan bahwa risiko berpengaruh negatif dan signifikan terhadap minat bertransaksi menggunakan Fintech.
Hal ini menunjukkan bahwa semakin besar ketidakpastian dan konsekuensi yang dirasakan, maka semakin sedikit minat mereka untuk melakukan transaksi menggunakan Fintech dan semakin besar kemungkinan mereka untuk menghindarinya. Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa risiko mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap minat seseorang untuk bertransaksi menggunakan fintech syariah. Hubungan pengaruh kenyamanan, kepercayaan dan risiko terhadap minat bertransaksi menggunakan Fintech perbankan terhadap minat bertransaksi menggunakan Fintech perbankan syariah.
Fadzar, Hidayat, Wijayanti (2020) menyatakan kemudahan penggunaan mempunyai pengaruh positif terhadap minat bertransaksi menggunakan pinjaman teknologi keuangan syariah. Mauliya, Hasanah (2022) menjelaskan bahwa kepercayaan mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap minat masyarakat untuk berinvestasi pada pinjaman fintech syariah, sehingga dengan meningkatnya kepercayaan maka akan cenderung meningkatkan minat masyarakat untuk berinvestasi pada pinjaman fintech syariah, semakin meningkat. Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa kenyamanan, kepercayaan dan risiko mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap minat seseorang bertransaksi menggunakan fintech syariah.
Kerangka Konseptual
Hipotesis