i
PENGARUH PENGETAHUAN PRODUK, KUALITAS
PRODUK, RELIGIUSITAS DAN
BRAND LOYALTY
TERHADAP MINAT MENGGUNAKAN PRODUK
BANK SYARIAH DENGAN CITRA PERUSAHAAN
SEBAGAI VARIABEL INTERVENING
(Studi Kasus: BRI Syariah KCP Kudus)
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat
Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi (S.E)
Disusun Oleh:
ANIS SETIYANI
NIM 213-14-056
PROGRAM STUDI S1 PERBANKAN SYARIAH
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA
iii
PENGARUH PENGETAHUAN PRODUK, KUALITAS
PRODUK, RELIGIUSITAS DAN
BRAND LOYALTY
TERHADAP MINAT MENGGUNAKAN PRODUK
BANK SYARIAH DENGAN CITRA PERUSAHAAN
SEBAGAI VARIABEL INTERVENING
(Studi Kasus: BRI Syariah KCP Kudus)
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat
Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi (S.E)
Disusun Oleh:
ANIS SETIYANI
NIM 213-14-056
PROGRAM STUDI S1 PERBANKAN SYARIAH
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA
viii
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
MOTTO:
”
Sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan, Maka apabila engkau telah
selesai (dari sesuatu urusan) tetaplah bekerja keras (untuk urusan yang lain), dan
hanya kepada Tuhanmu lah engkau berharap (QS. AL Insyirah 6-8)
”.
Kupersembahkan kepada:
Untuk kedua orangtua yang tiada henti memberikan do’a, motivasi serta
bimbingannya.
Kakakku tersayang yang selalu memberikan dukungan serta bantuannya.
Sahabat-sahabat seperjuanganku.
ix
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan karunia, nikmat
dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “ Pengaruh Pengetahuan Produk, Kualitas Poduk, Religiusitas, dan Brand Loyalty Terhadap Minat Menggunakan Produk Bank Syariah Dengan Citra Perusahaan Sebagai Variabel Intervening”, sebagai upaya melengkapi syarat untuk mencapai jenjang Sarjana Strata 1 pada Program Studi Perbankan Syariah Fakultas Ekonomi
dan Bisnis Islam, IAIN Salatiga. Shalawat serta salam selalu tercurahnkan kepada
manusia yang paling mulia dengan keluhuran akhlaknya, yaitu Nabi Besar
Muhammad SAW, beserta keluarga, sahabat dan pengikutnya hingga akhir
zaman.
Dalam penulisan skripsi ini penulis menyadari masih terdapat kesalahan
dan kekurangan akan tetapi harapan penulis skripsi ini dapat memberikan manfaat
bagi siapapun yang membacanya, atau mungkin menjadi sebuah ispirasi untuk
penelitian-penelitian selanjutnya. Amin
Selanjutnya dalam proses penulisan skripsi ini penulis menyadari tidak
terlepas dari berbagai hambatan dan rintangan, namun berkat bantuan dari
berbagai pihak maka segala macam hambatan dapat teratasi dengan baik. Untuk
itu penulis ingin menyampaikan ucapan terimakasih dan penghargaan kepada:
x
2. Bapak Dr. Anton Bawono, M. Si selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan
Bisnis IAIN Salatiga.
3. Ibu Fetria Eka Yudiana, M. Si selaku Ketua Program Studi Perbankan
Syariah fakultas Ekonomi dan Bisnis IAIN Salatiga.
4. Bapak Farkhani, Shi., MH selaku pembimbing akademik yang selalu
mengontrol perkembangan selama perkuliahan berlangsung.
5. Bapak Dr. Nafis Irkhami, M.Ag., M.A. selaku pembimbing skripsi yang telah
banyak meluangkan waktu, memberikan saran, bimbingan dan
mengarahkan dengan sangat sabar.
6. Segenap Dosen, Staf Administrasi dan Pengurus Perpustakaan Fakultas
Ekonomi dan Bisnis IAIN Salatiga yang telah memberikan ilmu dan
bantuan selama ini.
7. Seluruh karyawan dan nasabah di PT. BRI Syariah (Persero) Tbk. Kantor
Cabang Pembantu Kudus yang telah membantu dalam penelitian.
8. Kepada Ibu dan Bapak kedua Orangtuaku yang tersayang, yaitu Ibu
Rokhana dan Alm. Bapak Eko Mei Supar Bowo yang selalu menjadi
motivasi hidup penulis. Terima kasih atas setiap do’a yang tidak pernah
henti dipanjatkan dan kasih sayang yang tidak pernah henti diberikan,
membantu dan mendukung penulis baik secara moral maupun materil,
sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini dengan baik.
9. Kakaku tercinta Ririn Setia Rini dan Agung Setiyadi yang telah membantu
mendo’akan, memberi support, membantu dalam hal moril maupun
xi
10.Seluruh keluarga besar Marjuri dan Suaprdi yang telah membantu do’a
dan dukungan selama ini.
11.Sahabat-sahabat tercinta Annisa Sekarwati, Maulida Nurul Baiti, Siti
Mahmudah dan Windi Lestiyanti terimakasih atas dukungan dan keluh
kesah, support dan sarannya. Semoga kelak kita akan sukses bersama.
12.Sahabat yang baik, Riska Amalia dan Nurul Qomariah terimakasih telah
mendoakan semoga kita bisa menjadi yang terbaik.
13.Teman-teman KKN Magelang, Tampir Kulon singkat kata kita
dipertemukan tapi selamanya kita menjadi sebuah keluarga.
14.Sahabat seperjuangan koprehensif dan munaqasah.
15.Sahabat-sahabat seperjuangan, khususnya keluarga besar Perbankan
Syariah Angkatan 2014 yang tidak bias disebutkan satu persatu.
16.Pihak-pihak yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu.
Akhir kata hanya Allah penulis memanjatkando’a, semoga Allah SWT
memberikan balasan berupa amal yang berlipat kepada mereka. Semoga skrips ini
dapat bermanfaat dan memberikan kontribusi bagi orang lain. Aamiin.
Wassalamualaikumwarahmatullahiwabarakatuh.
Salatiga, 30 Agustus 2018
Penulis
Anis Setiyani
xii ABSTRAK
Setiyani, Anis. 2018. Pengaruh Pengetahuan Produk, Kualitas Poduk,
Religiusitas, dan Brand Loyalty Terhadap Minat Menggunakan Produk Bank Syariah Dengan Citra Perusahaan Sebagai Variabel Intervening (Studi kaus:BRI Syariah KCP Kudus. Skripsi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Program Studi S1-Perbankan Syariah IAIN Salatiga. Pembimbing: Dr. Nafis Irkhami, M.Ag., M.A.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh Pengetahuan Produk, Kualitas Produk, Religiusitas, dan Brand Loyalty terhadap minat menggunakan produk bank syariah dengan citra perusahaan sebagai variabel intervening pada PT. BRI Syariah (Persero) Tbk, Kantor Cabang Pembantu Kudus. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan kuesioner yang menggunakan skala interval. Sampel dalam penelitian ini berjumlah 100 sampel dengan menggunakan purposive sampling.
Hasil uji Ttest menunjukkan bahwa hanya variabel Brand Loyalty (X4) dan variabel Citra Perusahaan (Z) yang berpengaruh signifikan karena probabilitas signifikan untuk X4 dan Z dibawah 0,05 sedangan variabel pengetahuan produk (X1), kualitas produk (X2) dan Religiusitas (X3) tidak signifikan terhadap minat menggunakan produk bank syariah. Uji Ftest menunjukkan bahwa variabel pengetahuan produk, kualitas produk, religiusitas, brand loyalty dan citra perusahaan berpengaruh positif dan signifikan terhadap minat menggunakan produk bank syariah. Kemudian uji R2 menunjukan bahwa besarnya adjusted adalah 0,773, hal ini berarti 77,3% variasi income dapat dijelaskan oleh variasi dari kelima variabel independen pengetahuan produk (X1), kualitas produk(X2), religiusitas(X3), brand loyalty(X4) dan citra perusahaan (Z). Sedangkan sisanya 22,7% dijelaskan oleh sebab sebab lain diluar model. Dengan menggunakan path analysis hasil penelitian menunjukan bahwa variabel pengetahuan produk, kualitas produk, dan religiusitas berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap minat menggunakan produk bank syariah, sedangakan variabel brand loyalty dan citra perusahaan berpengaruh positif dan signifikan terhadap minat menggunakan produk. Citra perusahaan memediasi terhadap variabel brand loyalty, sedangkan dengan variabel pengetahuan produk, kualitas produk dan religiusitas citra perusahaan tidak dapat memediasi.
xiii DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN COVER ...
HALAMAN BERLOGO ... ii
HALAMAN JUDUL ... iii
PERSETUJUAN PEMBIMBING ... iv
PENGESAHAN KELULUSAN ... v
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ... vi
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... vii
KATA PENGANTAR ... viii
ABSTRAK ... xi
DAFTAR ISI ... xii
DAFTAR GAMBAR ... xvi
DAFTAR TABEL ... xvii
BAB 1: PENDAHULUAN A Latar Belakang Masalah ... 1
B Rumusan Masalah ... 8
C Tujuan Penelitian ... 9
D Kegunaan Penelitian... 10
E Sistematika Penulisan ... 10
xiv
B Kerangka Teori... 25
1. Definisi Pengetahuan Produk ... 25
2. Dimensi Pengetahuan Tentang Produk ... 27
3. Definisi Kualitas Produk ... 29
4. Dimensi Kualitas Produk ... 30
5. Kualitas Poduk dalam Prespektif Islam ... 32
6. Definisi Religiusitas ... 32
7. Dimensi Religiusitas ... 35
8. Definisi Brand Loyalty ... 39
9. Dimensi Brand Loyalty ... 41
10.Definisi Citra Perusahaan ... 43
11.Faktor-Faktor yang mempengaruhi Citra ... 45
12.Citra dalam perusahaan ... 47
13.Definisi Minat ... 48
14.Komponen Minat ... 49
15.Kerangka penelitian ... 51
16.Hipotesis ... 52
BAB III : METODE PENELITIAN A Jenis penelitian ... 59
B Lokasi dan waktu penelitian... 59
C Populasi dan sampel ... 59
xv
E Skala pengukuran ... 62
F Definisi konsep dan operasional ... 63
G Instrumen penelitian ... 67
1. Uji instrument penelitian ... 67
2. Uji Validitas ... 68
3. Uji Reliabilitas ... 68
4. Uji Statistik ... 69
5. Uji Asumsi Klasik ... 71
a. Uji Multikolonieritas ... 71
b. Uji Heteroskedastisitas ... 73
c. Uji Normalitas ... 73
d. Path analysis ... 75
H Alat analisis ... 76
BAB IV : PEMBAHASAN A Deskripsi objek penelitian ... 77
1. Sejarah ... 77
2. Visi dan Misi ... 78
B Analisis Data 1. Karakteristik Responden ... 81
2. Hasil Uji Validitas ... 85
3. Hasil uji Reliabilitas ... 86
4. Hasil Uji Parsial (T test) ... 87
xvi
6. Hasil Uji Determinasi (R2) ... 90
7. Hasil Uji Multikolonieritas ... 92
8. Hasil Uji Heteroskedastisitas ... 94
9. Hasil Uji Normalitas ... 96
10.Hasil Uji Path Analysis ... 98
C Hasil Hipotesis ... 105
D Pembahasan Hasil Uji Hipotesis ... 109
BAB V : PENUTUP A Kesimpulan ... 114
B Saran ... 115
DAFTAR PUATAKA ... 117
xvii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1 Nilai Loyalitas Merek ... 43
Gambar 2.2 Model Kerangka pemkiran ... 29
Gambar 4.1 Struktur Organisasi BRISyariah KCP Kudus ... 79
Gambar 4.2 Scatterplot Uji Heteroskedastisitas ... 94
Gambar 4.3 Histogram Uji Normalitas ... 96
Gambar 4.4 Normal Plot Regression ... 97
xviii
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1 Ringkasan Research Gap ... 21
Tabel 3.1 Variabel dan Indikator Penelitian ... 64
Tabel 4.1 Jenis Kelamin Responden ... 81
Tabel 4.2 Pekerjaan Responden ... 82
Tabel 4.3 Pendapatan Responden ... 83
Tabel 4.4 Hasil Pendapatan Responden ... 84
Tabel 4.5 Lama Menjadi Nasabah ... 84
Tabel 4.6 Hasil Uji Validitas ... 85
Tabel 4.7 Hasil Uji Reliabilitas ... 86
Tabel 4.8 Hasil Uji Ttest 1 ... 87
Tabel 4.9 Hasil Uji Ttest 2 ... 88
Tabel 4.10 Hasil Uji Ftest 1 ... 89
Tabel 4.11 Hasil Uji Ftest 2 ... 89
Tabel 4.12 Hasil uji R2 1 ... 90
Tabel 4.13 Hasil uji R2 2 ... 91
Tabel 4.14 Hasil uji Multikolonieritas ... 92
Tabel 4.15 Hasil uji Coefficients Multikolonieritas ... 92
Tabel 4.16 Hasil uji Heteroskedastisitas ... 94
Tabel 4.17 Hasil Uji Normalitas ... 98
Tabel 4.18 Hasil Pengaruh Langsung Path Analysis 1 ... 99
xix
Tabel 4.20 Hasil Pengaruh Tidak Langsung Path Analysis 2 ... 100
Tabel 4.21 Hasil Coefficients Tidak Langsung Path Analysis 2 ... 100
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
Indonesia merupakan Negara dengan mayoritas penduduk yang beragama
Islam. Meskipun bukan termasuk dalam Negara Islam tetapi sebagian besar
masyarakat Indonesia beragama muslim. Banyaknya masyarakat Indonesia belum
menjadikan Negara ini menjadi negara dengan perekonomian yang maju.
Perkembangan ekonomi di Indonesia sendiri oleh pemerintah Indonesia sedang
dikembangkan menjadi perekonomian yang maju sehingga dapat meningkatkan
taraf hidup masyarakat Indonesia. Perkembangan ekonomi sendiri tidak lepas dari
perbankan di Indonesia (Muhyidin, 2017:1)
Perbankan di Indonesia banyak sekali jenisnya. Salah satunya adalah
perbankan syariah. Menurut Bank Indonesia (www.bi.go.id) perkembangan
perbankan syariah diarahkan untuk memberikan kemaslahatan atau manfaat
terbesar bagi masyarakat yang mayoritas muslim dan berkontribusi secara
optimal bagi perekonomian nasional. Arah pengembangan perbankan syariah
nasional selalu mengacu pada rencana-rencana strategis seperti Arsiktektur
Perbankan Syariah (APS), Arsiktektur Sistem Keuangan Indoesia (ASKI), serta
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN), dan Rencana
Pembaguan Jangka Panjang Nasional (RPJPN). Adanya rencana-rencana
pengembangan perbankan syariah tersebut termasuk bagian dan kegiatan yang
mendukung pencapaian rencana strategis dalam skala yang lebih besar pada
2
Perbankan syariah berbeda dengan perbankan konvensional. Perbedaan
yang mendasar adalah bahwa Bank Syariah tidak menggunakan riba dalam
kegiatan operasionalnya, sedangkan bank konvensional menggunakan bunga
(Antoio,2001).
Bank Syariah adalah bank yang beroperasi dengan prinsip syariah, yaitu
aturan perjanjian berdasarkan hukum Islam antara bank dan pihak lain dalam
penyimpanan dana atau pembiayaan kegiatan usaha. Bank Syariah sudah
beroperasi di Indonesia sejak tahun 1992, yang dimulai dengan beroperasinya
Bank Muamalat Indonesia menurut Mangani dalam Muhyidin (2017 : 2).
Bank syariah memiliki berbagai macam layanan dan berbagai macam
produk yang sudah ada. Dalam upaya untuk meningkatkan pertumbuhan
ekonomi di Indonesia, melalui Bank Syariah maka Bank Syariah harus lebih
meningkatkan minat masyarakat untuk menggunakan produk bank syariah.
Minat adalah aspek kejiwaan dan bukan hanya mewarnai perilaku
seseorang untuk dapat melakukan aktifitas yang menyebabkan seseorang merasa
tertarik kepada sesuatu (Ibrahim dan Rusdiyanto, 2016: 49-50).Menurut
Schiffman dan Kanuk (dalam Sari, 2012: 5)Minat menggunakan produk bank
syariah yang dimaksudkan disini adalah masyarakat yang belum memiliki
ketertarikan atau belum mengenal produk yang ada pada Bank Syariah karena
masyarakat mayoritas beragama muslim maka penting untuk mengetahui atau
memiliki minat untuk menggunakan produk bank syariah yang merupakan Bank
Islam. Komponen yang ada dalam minat sendiri seperti Tertarik untuk mencari
3
tertarik untuk mencoba, ingin mengetahui produk, Ingin memiliki produk.
Sebelum memiliki ketertarikan akan suatu produk maka beberapa faktor yang
dapat mempengaruhi untuk menggunakan produk seperti pengetahuan nasabah
akan produk.
Pengetahuan adalah semua informasi yang dimiliki konsumen mengenai
berbagai macam produk dan jasa, serta pengetahuan lainnya yang terkait dengan
produk dan jasa tersebut dan informasi yang berhubungan dengan fungsinya
sebagai konsumen (Sunyoto, 2015: 53).Pengetahuan produk bank juga
mempengaruhi selera dan minat nasabah, hal ini dibuktikan dengan penelitian
yang dilakukan oleh Rachmawati (2017)hasil penelitian menunjukan bahwa
Promosi, harga, pengetahuan produk dan pengetahuan agama memiliki pengaruh
signifikan positif secara simultan terhadap keputusan nasabah menabung di Bank
BRI Syariah di Surabaya. Karena apabila seseorang telah mengetahui apa itu
produk bank syariah maka masyarakat akan mudah dalam memilih produk apa
yang sesuai dengan kebutuhannya.
Faktor lain yang mempengaruhi minat dalam menggunakan produk Bank
Syariah adalah Kualitas produk. Kualitas produk adalah keseluruhan ciri serta
sifat dari suatu produk atau layanan yang berpengaruh pada kemampuanya untuk
memuaskan kebutuhan yang dinyatakan atau tersirat (Kotler dan Keller
(2012).Apabila kualitas suatu produk tersebut baik dan layak maka masyarakat
akan lebih puas dan senang jika memilih produk yang ada.
Faktor lain yang mempengaruhi minat dalam menggunakan produk Bank
4
(2017)menujukkan bahwa secara parsial, religiusitas, pengetahuan produk,
kelompok acuan berpengaruh signifikan terhadap keputusan nasabah. Religiusitas
akan terlahir dari pilihan sikap dan perilaku dalam kehidupan sosial yang berasal
dari keyakinan agama yang di yakini pada setiap seseorang. Apabila seorang
muslim yang berpegang teguh terhadapa ajaran agamanya maka akan menerapkan
ajarana yang diajarkan dalam agamanya secara totalitas di dalam kehidupan
sehari-hari, termasuk di dalam aktivitas ekonomi di mana seorang muslim yang
memiliki sikap yang religius akan memilih bank syariah yang kegiatannya sesuai
dengan prinsip-prinsip syariah Islam.
Brand loyalty juga mempengaruhi minat dalam meggunakan produk Bank
Syariah. Brand loyalty atau loyalitas merek yang berarti loyalitas adalah
komitmen yang mendalam utuk membeli kembali suatu produk atau jasa yang
dipilih dimasa datang, dengan cara membeli merek yang sama secara berulang
meskipun pengaruh situasional dan usaha usaha pemasaran secara potensial
meyebabkan tingkah laku untuk berpindah (Oliver, 1999). Loyalitas pada merek
merupakan salah satu tipe proses pengambilan keputusan pembelian dengan
tingkat keterlibatan yag tinggi.
Citra perusahaan juga merupakan faktor yang mempengaruhi minat dalam
meggunakan produk Bank Syariah. (Kamus bahasa Indonesia Edisi ketiga) citra
perusahaan dimaknai sebagai gambaran yang dimiliki orang banyak megenai
pribadi, perusahaan, organisasi, produk. Maka dapat diartika bahwa citra
merupakan kesan yang timbul dalam diri seseorang sebagai hasil dari pemahaman
5
sesuatu. Citra perusahaan dalam kaitannya dengan minat mengguakan produk
Bank Syariah sangatlah penting karena apabila suatu bank tersebut sudah dapat
memikat seseorang melalui citra yang dibangun maka masyarakat akan
mempercayai bahkan menggunakan produk bank tersebut.
Masalah utama yang dihadapi bank syariah adalah kurangnya sosialisasi
antara pihak bank syariah dengan masyarakat, karena banyak masyarakat belum
tahu akan apa itu bank syariah dan bagamiana sistemnya bahkan mereka
berpendapat bahwa sistem bagi hasil itu sama dengan bunga, padahal antara bagi
hasil dan bunga sangat berbeda (Muhyidin, 2017:6). Mungkin bank syariah harus
sering mengadakan sosialisasi pada masyarakat baik itu yang menengah ke atas
maupun masyarakat yang menengah ke bawah. Agar mereka tahu apa saja
keunggulan produk-produk bank syariah lalu apa saja keuntungan setelah menjadi
nasabah pada bank syariah.
Salah satu Bank Umum Syariah (BUS) yang mempunyai peran penting
dalam perkembangan bank syariah di Indonesia adalahBank BRISyariah. Berawal
dari akuisisi Bank Jasa Arta oleh Bank Rakyar Indonesia pada tanggal 19
Desember 2007 dan kemudian diidkuti dengan perolehan ijin dari Bank Indonesia
untuk mengubah kegiatan usaha Bank Jasa Arta dari bank umum konvensional
menjadi bank umum yang menjalankan kegiatan usaha berdasarkan prinsip
syariah pada tanggal 16 Oktober 2008, maka lahirlah Bank Umum Syariah yang
diberi nama PT.Bank Syariah BRI (yang kemudian disebut dengan nama PT.
Bank BRISyariah) pada tanggal 17 November 2008. Bank BRI Syaariah secara
6
Nasabah adalah orang atau badan yang mempuyai rekening simpanan atau
pijaman (Subekti:2014, 22) Bank BRISyariah Kudus adalah bank yang
menjalankan kegiatan operasionalnya berdasarkan prinsip syariah di kota Kudus.
Besarnya nasabah muslim di kota santri ini sebagai salah satu segmen pasar yang
potensial untuk menghimpun dana masyarakat. Karena itu, bank perlu mengetahui
secara umum faktor yang paling dominan sekaligus menjadi alasan nasabah dalam
menggunakan produk yang ada di dalam Bank Syariah kcp Kudus.
Berdasarkan uraian tersebut, penulis ingin mengadakan penelitian yang
berjudul: “Analisis pengaruh Pengetahuan Produk, Kualitas Produk,
Religiusitas dan Brand Loyalty terhadap Minat menggunakan Produk Bank Syariah dengan Citra Perusahaan sebagai Variabel Intervening”
B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang diatas, dapat dirumuskan permasalahan sebagai
berikut:
1. Bagaimanapengaruh pengetahuan produk terhadap minat menggunakan
produk Bank Syariah ?
2. Bagaimanapengaruh kualitas produk bank terhadap minat menggunakan
produk Bank Syariah?
3. Bagaimana pengaruh Religiusitas terhadap minat menggunakan produk
Bank Syariah?
4. Bagaimanapengaruh Brand Loyalty terhadap minat menggunakan produk
7
5. Bagaimana pengaruh citra bank terhadap minat menggunakan produk
Bank Syariah?
6. Bagaimana pengaruh pengetahuan produk terhadap citra perusahaan ?
7. Bagaimana pengaruh kualitas produk terhadap citra perusahaan ?
8. Bagaimana pengaruh religiusitas terhadap citra perusahaan ?
9. Bagaimana pengaruh brand loyalty terhadap citra perusahaan ?
10.Bagaimana pengaruhPengetahuan Produk terhadap minat menggunakan
produk Bank Syariah yang di mediasi dengan citra perusahaan ?
11.Bagaimana pengaruhKualitas Produk terhadap minat menggunakan
produk Bank Syariah yang di mediasi dengan citra perusahaan ?
12.Bagaimana pengaruhReligiusitas terhadap minat menggunakan produk
Bank Syariah yang di mediasi dengan citra perusahaan ?
13.Bagaimana pengaruhBrand Loyalty terhadap minat menggunakan produk
Bank Syariah yang di mediasi dengan citra perusahaan ?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan pokok masalah yang dikemukakan diatas, maka tujuan
penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui bagaimana pengaruh pengetahuan produk terhadap
minat menggunakan produk Bank Syariah.
2. Untuk mengetahui bagaimanapengaruh kualitas produk terhadap minat
menggunakan produk Bank Syariah.
3. Untuk mengetahui bagaimanapengaruh religiusitas terhadap minat
8
4. Untuk mengetahui bagaimanapengaruh brand loyalty terhadap minat
menggunakan produk Bank Syariah.
5. Untuk mengetahui bagaimana pengaruh citra perusahaan terhadap minat
menggunakan produk Bank Syariah.
6. Untuk mengetahui bagaimana pengaruh pengetahuan produk terhadap
citra perusahaan
7. Untuk mengetahui bagaimana pengaruh kualitas produk terhadap citra
perusahaan
8. Untuk mengetahui bagaimana pengaruh religiusitas terhadap citra
perusahaan
9. Untuk mengetahui bagaimana pengaruh brand loyaltyterhadap citra
perusahaan
10.Untuk mengetahui bagaimana pengaruh pengetahuan produk terhadap
minat menggunakan produk Bank Syariah yang di mediasi citra
perusahaan.
11.Untuk mengetahui bagaimana pengaruh Kualitas produk terhadap minat
menggunakan produk Bank Syariah yang di mediasi citra perusahaan.
12.Untuk mengetahui bagaimana pengaruh Religiusitasterhadap minat
menggunakan produk Bank Syariah yang di mediasi citra perusahaan.
13.Untuk mengetahui bagaimana pengaruh brand loyaltyterhadap minat
9 D. Manfaat Penelitian
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat dan dapat
dijadikan referensi untuk pihak-pihak yang terkait, diantaranya yaitu :
1. Bagi Peneliti
Penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan penulis agar dapat
berfikir secara kritis dan sistematis dalam menghadapi permasalahan
khususnya di dunia perbankan.
2. Bagi Mahasiswa
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan ilmu pengetahuan serta dapat
dijadikan sebagai referensi sekitar permasalahan mengenai dunia perbankan
khususnya Mahasiswa Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Islam IAIN Salatiga.
3. Bagi perusahaan
Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan serta pengetahuan dalam
menumbuhkembangkan dunia perbankan khususnya dunia perbankan Syariah.
4. Bagi Masyarakat
Penelitian ini diharapkan mampu memberikan wawasan serta pengetahuan bagi
masyarakat mengenai dunia perbankan dan dapat digunakan sebagai referensi
untuk menjadi nasabah.
E. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan penelitian ini adalah sebagai berikut:
BAB I PENDAHULUAN
Dalam bab pendahuluan ini berisi latar belakang masalah diadakannya suatu
10
suatu penilitian, manfaat dari diadakannya suatu penelitian, dan sistematika
penulisan atau gambaran dari isi bab-bab penelitian.
BAB II LANDASAN TEORI
Dalam bab ini meliputi kajian telaah pustaka yaitu berisi ringkasan penelitian
terdahulu. Memberikan gambaran posisi penelitian terhadap penelitian yang lain.
Kerangka teori yaitu bangunan teori dan konsep yang akan digunakan untuk
menganalisis. Konsep-konsep yang terkait dan penting untuk dikaji sebagai
landasan dalam menulis bab analisis dan mengambil kesimpulan. Kerangka
penelitian berisi telaah kritis untuk menghasilkan hipotesis dan model penelitian
yang akan diuji disajikan dalam bentuk gambar atau bagan.
BAB III METODE PENELITIAN
Bab ini membahas mengenai jenis penelitian, dimana diadakannya suatu
penelitian, kapan dilakukannya waktu penelitian, populasi dan sampel, teknik
pengumpulan data, skala pengukuran, definisikonsep dan definisi operasional,
instrumen penelitian, uji instrumen penelitian, alat analisis.
BAB IV ANALISIS DATA
Bab ini membahas mengenai diskripsi objek penelitian yang berisi penjelasan
singkat objek yang digunakan dalam penelitian. Analisis data dan pembahasan
hasil penelitian merupakan bentuk yang lebih sederhana yang mudah dibaca dan
mudah di intrepretasikan meliputi deskripsi objek penelitian, analisis penelitian,
11 BAB V PENUTUP
Bab ini berisi kesimpulan dari hasil diadakannya penelitian dan saran.
Kesimpulan menjelaskan tentang hasil penelitian dan pembahasan disesuaikan
dengan rumusan masalah dan tujuan penelitian yang disajikan secara singkat dan
jelas. Sedangkan saran merupakan himbauan kepada pembaca atau instansi terkait
agar saran yang dipaparkan dapat memberi pengetahuan dan manfaat serta dapat
12 BAB II LANDASAN TEORI A. Telaah Pustaka
Penelitian terdahulu merupakan kumpulan dari hasil peneliti-peneliti yang
dilakukan peneliti pada dahulu dimana mempunyai ketertarikan dengan penelitian
yang akan dilakukan.
Penelitian tentang pengetahuan produk terhadap minat menggunakan
produk Bank syariah dilakukan oleh Yuliawan (2015) dapat disimpulkan bahwa
ternyata pengetahuan konsumen memberikan pengaruh kepada keputusan konsumen.
Penelitian tentang pengetahuan produk juga dilakukan oleh Ibrahim (2016)
dengan hasil penelitian yang meyimpulkan bahwaproduk-produk (tabungan)
lembaga keuangan mikro mempunyai manfaat bagi nasabah atau masyarakat.
Penelitian tentang pengetahuan produk juga dilakukan oleh Putu (2016)
Dengan hasil penelitian menujukan bahwa Variabel bauran produk berpengaruh
positif dan signifikan terhadap transaksi nasabah pada Koperasi di Kecamatan
Penebel Tabanan. Semakin baik bauran produk maka transaksi nasabah juga
semakin meningkat.
Penelitian tentang Pengetahuan Produk Juga dilakukan oleh Chotimah
(2014) dengan hasil penelitian menunjukan bahwavariabel produk tidak
berpengaruh terhadap keputusan masyarakat meilih produk bank syariah.
Penelitian tentang pengetahuan produk juga dilakukan oleh Sulistyono
13
berpengaruh secara signifikan terhadap keputusan konsumen menjadi nasabah
bank syariah, dikarenakan nilai probabilitas yang lebih besar.
Penelitian tentang Kualitas produk terhadap minat menggunakan produk
Bank syariah dilakukan oleh Djunaedi (2016) dengan hasil penelitian menunjukan
bahwaTerdapat pengaruh dari variabel kualitas produk terhadap keputusan
menabung. Artinya variabel kualitas produk berpengaruh positif dan signifikan
terhadap keputusan menabung.
Penelitian tentang Kualitas produk juga dilakukan oleh Asraf (2014)
dengan hasil penelitian menunjukan bahwa variabel kualitas produk dan
religiusitas masing-masing berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan
menyimpan dana di Bank Muamalat Indonesia Cabang Pasaman Barat.
Penelitian oleh Trisnadi, Surip (2013) yang dilakukan di Bank
konvensional dengan hasil penelitian Kualitas produk tabungan berpengaruh
signifikan terhadap minat menabung. Kualitas produk tabungan dan kualitas
layanan secara bersama-sama berkontribusi menentukan minat menabung
kembali. Artinya jika produk semakin baik, maka minat menabung kembali
semakin meningkat.
Penelitian tentang kualitas produk juga dilakukan oleh Yulianti, Utami,
dan Natassia (2015) dengan hasil penelitian menunjukan bahwa kualitas produk
berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan menabung. Artinya apabila
kualitas produk meningkat sebesar satu-satuan, maka keputusan menabung akan
14
Penelitian tentang kualitas produk juga dilakukan oleh Yatie(2014) dengan
hasil penelitian menunjukan bahwa Kualitas produk bank berpengaruh negative
terhadap keputusan nasabah menabung. Berdasarkan Uji – t diperoleh variable
independen kualitas produk bank berpengaruh tidak signifikan positif terhadap
variable dependen keputusan nasabah menabung.
Penelitian Sari, Anwar (2018) dengan hasil penelitianmenunjukkan bahwa
Tingkat Religiusitas berpengaruh positif dan signifikan terhadap minat menabung
santri sehingga dapat disimpulkan bahwa semakin positif (tinggi) tingkat
religiusitas mahasiswa maka semakin positif (tinggi) minat menabung santri
Pondok Pesantren Darussalam Kediri di bank syariah.
Penelitian juga dilakukan oleh Karmai (2015) hasil penelitian menunjukan
bahwa Variabel agama tidak berpengaruh secara signifikan terhadap
minatmasyarakat dalam menggunakan produk bank syariah. Dengan kata lain
variabel agama tidak mempengaruhi minat masyarakatdalam berhubungan dengan
bank syariah.
Penelitian juga dilakukan oleh Lestari (2015) dengan hasil penelitian
menujukan pengaruh religiusitas terhadap preferensi utama menabung pada
perbankansyariah adalah kepatuhan agama. Pengaruh produk bank terhadap
preferensi utama menabung padaperbankan syariah adalah produk yang inovatif.
Pengaruh kepercayaan terhadap preferensi utamamenabung pada perbankan
syariah adalah kemudahan bertransaksi. Pengaruh pengetahuan terhadappreferensi
15
Penelitian tentang religiusitas juga dilakukan oleh Yulianti (2015) dengan
hasil penelitian menunjukan bahwa Motif religius berpengaruh secara positif
terhadap variabel pertimbangan nasabah dalam memutuskan memilih produk bank
syariah. Semakin baik dalam impelementasi syariah maka nasabah akan semakin
mempertimbangkan untuk memilih produk bank syariah.
Penelitian tentang Religiusitas juga dilakukan oleh Mukromin (2017)
dengan hasil penelitian Hasil penelitian variabel religiusitas tidak berpengaruh
terhadap preferensi menabung mahasiswa fakultas ekonomi bisnis islam UIN
sunan kalijaga Yogjakarta. Hal ini dikarenakan sebagian responden beranggapan
preferensi menabung pada perbankan syariah tidak selalu dipengaruhi oleh tingkat
religiusitas seseorang.
Penelitian oleh Rafiq(2015) dengan hasil penelitian menujukan bahwa
kepercayaan pada merek mempunyai hubungan terhadap loyalitas merek, karena
kepercayaan pada merek termasuk dalam tahap kognitif, yang mana konsumen
akan menjadi loyal lebih dulu, sehingga variabel loyalitas atau Brand Loyalty
berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap Minatmenggunakan produk
bank syariah.
Penelitian juga dilakukan oleh Enggrani (2015) Dengan hasil penelitian
menunjukan bahwaVariabel kepercayaan mempengaruhi ekuitas merek secara
tidak langsung melalui variabel kesadaran merek dan kesetiaan merek serta
memiliki pengaruh langsung terhadap citra bank syariah. Sedangkan variabel
16
bank syariah. Begitu juga variabel komitmen hubungan yang tidak memiliki
pengaruh terhadap ekuitas merek dan citra bank syariah di kota Jambi.
Penelitian juga dilakukan oleh Sutaza (2013) tidak ditemukan di Bank
Syariah dan Konvensional tetapi ditemukan di pembelian Motor dengan dengan
hasil penelitian menunjukanbahwa brand loyalty pengaruhnya dapat dijelaskan
oleh keempat variabel independen dalam penelitian ini yaitu brand reputation,
brand predictability, brand competence dan brand liking.
Penelitian tentang Brand Loyalty juga dilakukan oleh Jatmiko,
Retno(2015) dengan hasil penelitian menunjukan bahwa Kesadaran merek tidak
memiliki pengaruh terhadap variabel keputusan pembelian, asosiasi merek tidak
memiliki pengaruh terhadap variabel keputusan pembelian begitu juga loyalitas
merek tidak memiliki pengaruh terhadap variabel keputusan pembelian.
Sedangkan kesan kualitas memiliki pengaruh terhadap variabel keputusan
pembelian.
Penelitian juga dilakukan oleh Hidayati (2017) dengan hasil penelitian
menunjukan bahwa variabel loyalitas pengaruh positif dan tidak signifikan
terhadap keputusan menabung mahasiswa perbankan syariah di Bank BRI Syariah
Semarang. Artinya bahwa semakin tinggi loyalitas merek yang diterapkan saat ini
maka keputusan menabung akan menurun.
Penelitian oleh Muhyidin (2017) dengan hasil penelitian bahwa Variabel
citra perusahaan berpengaruh positif dan tidak signifikan, variabel citra
17
nasabah. Semakin tinggi tingkat citra perusahaan maka tidak akan berpengaruh
terhadap minat menjadi nasabah bank syariah.
Penelitian tentang citra perusahaan juga dilakukan oleh Haryanto(2016)
dengan hasil penelitian menunjukan bahwa berdasarkan koefisien jalur variabel
citra perbankan syariah terhadap keputusan menabung nasabah pada perbankan
syariah di Madura hal ini menandakan bahwa pengaruh variabel citra perbankan
syariah terhadap keputusan menabung adalah signifikan atau dapat dipercaya.
Penelitian tentang citra perusahaan juga dilakukan oleh Pratiwi(2016)
dengan hasil penelitian pengujian variabel citra perusahaan terhadap minat
menabung nasabah memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap minat
nasabah untuk menabung di Bank Jateng Cabang Koordinator Semarang.
Penelitian yang dilakukan oleh Yulimindra, Samsir dan Wijayanto (2015)
dengan hasil penelitian bahwaProduk memiliki pengaruh langsung yang tidak
signifikan dan positif terhadap Citra Perusahaan. Penelitian ini menyimpulkan
bahwa semakin baik produk yang diterapkan pada PT. Bank Riau Kepri maka
Citra Perusahaan akan semakin baik. Demikian pula sebaliknya, semakin buruk
produk yang diterapkan PT. Bank Riau Kepri maka Citra Perusahaan akan
semakin buruk.
Penelitian yang dilakukan oleh Suprin(2014) dengan hasil penelitian uji
statistik terhadap variabel kualitas produk, kualitas layanan, dan nilai nasabah jika
diukur mealalui variabel kepuasan nasabah dan citra bank Kalteng terbukti bahwa
18
Dengan demikian pengujian variabel kualitas produk dan nilai nasabah bank
Kalteng dipastikan tidak signifikan.
Penelitian yang dilakukan oleh Suwarsi, Wulandari( 2017) menunjukan
Hasil yang ditemukan dalam penelitian ini adalah potensi nasabah baru kaitannya
dengan citra bank syariah bisa diidentifikasi melalui faktor faktor sales promotion
kualitas merek variety seeking, loyalitas konsumen, persepsi konsumen, preferensi
konsumen, sikap, pengetahuan konsumen, kualitas pelayanan dan religiusitas
Penelitian oleh Satria (2015) dengan hasil menunjukan bahwavariabel
yang mempengaruhi brand equity bank syariah mandiri dari hasil uji Wald untuk
masing-masing brand awarness, brand association dan brand loyalty
berpengaruh signifikan terhadap brand equity bank syariah mandiri sedangkan
19 Berikut disajikan tabel Research Gap:
Tabel 2.1 Tabel Research Gap
Peneliti Variabel Hasil
Isu : Pengetahuan Produk terhadap Minat menggunakan Produk Bank Syariah
Yuliawan (2015)
Variabel X1 (pengetahuan kosumen)
Variabel Y (keputusan
menjadi nasabah)
Hasil penelitian variabel Pengetahuan konsumen berpengaruh
Hasil penelitian variabel produk Bank Syariah memberikan kontribusi bagi minat menabung
Hasil penelitian variabel produk tidak berpengaruh terhadap
keputusan masyarakat memilih produk bank syariah.
Isu : Kualitas Produk Terhadap Minat menggunakan Produk Bank Syariah
Djunaedi (2016)
Variabel X1 (Corporate Social Responsibility CSR)
Variabel X2 (Kualitas
Produk)
Variabel Y1 (Citra Bank ) Variabel Y2 (Keputusan Menabung)
Hasil peelitian Variabel Kualitas Produk berpengaruh positif signifikan terhadap Keputusan Menabung Variabel Y (Menyimpan dana)
Hasil penelitian variabel kualitas produk berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusa menyimpan dana di Bank Muamalat Indonesia Cabang Pasaman Barat
Yatie (2014)
Variabel X1 (kualitas
produk)
Variabel X2 (karakteristik sistem bank)
Variabel X3 (pelayanan)
20
Isu : Religiusitas Terhadap Minat menggunakan Produk Bank Syariah
Sari, Anwar (2018)
Variabel X (Religiusitas)
Variabel Y (minat
menabung)
Hasil penelitian variabel Religiusitas berpengaruh positif dan signifikan terhadap minat menabung santri.
Karmani
Hasil penelitian Variabel agama tidak berpengaruh secara signifikan terhadap minatmasyarakat.
Variabel Y (preferensi
menabung)
Hasil penelitian variabel religiusitas terhadap preferensi utama menabung
pada perbankan syariah adalah
kepatuhan agama.
Mukromin (2017)
Variabel X1 (Religiusitas) Variabel X2 (produk bank) Variabel X3 (kepercayaan)
Variabel Y (preferensi
menabung)
Hasil penelitian variabel religiusitas tidak berpengaruh terhadap preferensi menabung mahasiswa fakultas ekonomi bisnis islam UIN sunan kalijaga Yogjakarta
Isu : Brand Loyalty Terhadap Minat menggunakan Produk Bank Syariah Enggrani
Hasil penelitian variabel Kesadaran merek dan kesetiaan merek (loyalitas) berpengaruh secara positif terhadap ekuitas merek
Sutaza (2013)
Variabel X1 (Brand
Reputation)
X2 (Brand Predictability) X3 Brand Competence X4 Brand Liking
Variabel Y (Brand
Loyalty)
21 Ja tmiko
dan Retno/ 2015
Variabel X1 (Loyalitas merek)
Variabel Y (Keputusan Pembelian)
Hasil penelitian variabel Loyalitas Merek
tidak memiliki pengaruh terhadap keputusan Pembelian
Isu : Citra Perusahaan terhadap keputusan menggunakan produk Bank Syariah.
Pratiwi
Hasil penelitian variabel Citra
perusahaan berpengaruh positif
terhadap minat menabung
Haryanto (2016)
Variabel X1 (Kualitas
Produk)
Variabel X2 (kualitas
layanan)
Hasil penelitian Variabel Citra
perusahaan berpengaruh positif
terhadap minat menabung
Menjadi Nasabah Bank Syariah)
Hasil penelitian Variabel citra
perusahaan memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap minat menjadi nasabah.
Isu : Pegetahuan Produk terhadap Citra perusahaan
Yulimindra,
Variabel Y (citra perusahaan)
22 Isu : Kualitas Produk terhadap Citra perusahaan
Haryanto (2016)
Variabel X1 (Kualitas
Produk,)
X2 (Kualitas Layanan, X3 nilai nasabah
Variabel Y (Citra
perusahaan)
Hasil penelitian variabel bahwakualitas produk secara signifikan berpengaruh terhadap citra perbankan syariah
Suprin (2014)
Variabel X1 (pengetahuan Produk)
Variabel Y (Citra)
Hasil penelitian variabel kualitas produk tidak signifikan atau tidak berpengaruh terhadap citra perusahaan.
Isu : Religiusitas terhadap Citra perusahaan
Suwarsi,
Hasil penelitianpotensi nasabah baru kaitannya dengan citra bank syariah
bisa diidentifikasi melalui faktor
religiusitas.
Isu : Brand Loyalty terhadap Citra Perusahaan Satria
(2015)
Variabel X (brand ) Variabel Y (brad Equity)
Hasil penelitian variabel bahwa brand
bank madiri mempengaruhi brand
equity yang termasuk brand loyalty Bank Syariah Mandiri
B. Kerangka Teori
1. Pengetahuan Produk
Sebagai salah satu studi tentang konsumen, perilaku konsumen adalah
bagian penting dari pemasaran, karena pemasaran adalah ilmu yang
mengupayakan kiat-kiat untuk memuaskan konsumen dengan produk atau
jasa. (Prasetijo 2005: 9). Perilaku konsumen dimaknai sebagai proses yang
23
dan bertindak pasca konsumsi produk, jasa, maupun ide yang diharapkan bisa
memenuhi kebutuhannya.( Prasetijo 2005: 10).
Menurut Kotler (2000: 401), pengetahuan adalah suatu perubahan dalam
perilaku suatu individu yang berasal dari pengalaman. Pengetahuan adalah
informasi yang telah dikombinasikan dengan pemahaman dan potensi untuk
menindaki yang lantas melekat di benak seseorang. Sedangkan menurut
Sunyoto (2013: 53) pengetahuan adalah semua informasi yang dimiliki
konsumen mengenai berbagai macam produk dan jasa,serta pengetahuan
lainnya yang terkait dengan produk dan jasa tersebut dan informasi yang
berhubungan dengan fungsinya sebagai konsumen.
Menurut Kasmir dalam Umam (2005:135) secara umum definisi produk
adalah suatu yang dapat memenuhi kebutuhan dan keinginan pelanggan.
Produk yang dihasilkan dalam dunia usaha pada umumnya berbentuk dua
macam, yaitu produk berwujud dan tak berwujud. Produk dikatakan berwujud
apabila produk tersebut bisa dilihat, dipegang, dirasa secara langsung
sebelum dibeli. Sedangkan produk tidak berwujud merupakan jasa dimana
tidak dapat dilihat atau dirasa sebelum dibeli.
Adapun ciri-ciri karakteristik jasa adalah :
a. Tidak berwujud
Tidak berwujud artinya tidak dapat dirasakan atau dinikmati sebelum jasa
tersebut dibeli atau dikonsumsi.
24
Tidak terpisahkan artinya antara si pembeli jasa dan penjual jasa saling
berkaitan satu sama lain, tidak dapat dititipkan melalui orang.
c. Beraneka ragam
Beraneka ragam artinya jasa dapat diperjualbelikan dalam berbagai
bentuk dan wahana.
d. Tidak tahan lama
Tidak tahan lama artinya jasa tidak dapat disimpan begitu jasa dibeli
maka akan segera dikonsumsi.
Pengetahuan produk adalah kumpulan berbagai macam informasi
mengenai produk. Pengetahuan ini meliputi kategori produk, merek,
terminologi produk, atribut atau fitur produk, harga produk, dan
kepercayaan mengenai produk (Sumarwan, 2011: 148).
Menurut Peter dan Olson dalam Sumarwan (2011:149), konsumen
memiliki tiga jenis pengetahuan tentang produk yaitu :
1) pengetahuan mengenai atribut atau karakteristik produk.
Seorang konsumen/pelanggan akan melihat suatu produk
berdasarkan kepada karakteristik atau ciri atau atribut produk
tersebut. Bagi seorang konsumen/ pelanggan bila membeli suatu
mobil, maka mobil yang dipilih harus memiliki atribut warna, model,
tahun pembuatan, jumlah cc, merek, manual atau otomatis dan
sebagainya.
25
Konsumen atau pelanggan mengkonsumsi sayuran dan buah-buahan
karena mengetahui manfaat produk tersebut bagi kesehatan
tubuhnya. Inilah yang disebuut dengan pengetahuan tentang manfaat
produk. Konsumen seringkali berfikir mengenai manfaat yang ia
rasakan jika mengkonsumsi atau membeli suatu produk.
3) Pengetahuan tentang kepuasan yang diberikan produk bagi
konsumen atau pelanggan
Untuk mengetahui suatu kepuasan yang diberikan produk kepada
konsumen adalah jika suatu produk akan memberikan kepuasan
kepada konsumen jika produk tersebut telah digunakan atau
dikonsumsi oleh konsumen. Agar produk tersebut bisa memberikan
kepuasan yang maksimal dan kepuasan yang tinggi kepada
konsumen, maka konsumen harus bisa menggunakan atau
mengkonsumsi produk tersebut dengan benar.
Produk bank yaitu jasa yang ditawarkan kepada nasabah untuk
mendapatkan perhatian, untuk memiliki, digunakan atau dikonsumsi untuk
memenuhi kebutuhan dan keinginan nasabah. Produk bank terdiri dari
produk simpanan (giro, tabungan, dan deposito), pinjaman (kredit) atau
jasa-jasa bank lainnya seperti transfer, kliring, inkaso, safe deposit box,
kartu kredit, letter of kredit, bank garansi, traveler chaque, bank draf, dan
jasa-jasa lainnya (Wahjono, 2010:15-16).
2. Kualitas Produk
26
Menurut Mc Carthy (2003), produk yaitu suatu tawaran dari sebuah
perusahaan yang memuaskan atau memenuhi kebutuhan. Menurut Kotler
dan Armstrong (2013), Product is anything that can be offered to a
market for attention, acquisition, use, or consumption that might satisfy a
want or need. Artinya bahwa produk merupakan sesuatu yang bisa
ditawarkan kepasar untuk diperhatikan, dimiliki, digunakan, atau
dikonsumsi yang bisa memuaskan keinginan dan kebutuhan.
Kualitas produk merupakan kemampuan produk untuk menampilkan
fungsinya, hal ini termasuk waktu kegunaan dari produk, keandalan,
kemudahan, dalam penggunaan dan perbaikan, dan nilai-nilai yang
lainya. Kulaitas produk dapat ditinjau dari dua sudut pandang yaitu sudut
pandang internal dan sudut pandang eksternal. Dari sudut pandang
pemasaran, kualitas diukur dengan persepsi pembeli, sesuai dengan
pernyataan Kotler dan Armstrong (2013), “From marketing point of view,
quality should be measured in terms of buyers perceptions”. Maka sudut
pandang yang digunakan untuk melihat kualitas produk adalah sudut
pandang eksternal.
b. Faktor faktor kualitas produk
Adapun faktor-faktor atau dimensi yang dapat dijadikan acuan untuk
menilai kualitas produk yang ditawarkan, menurut Gravin dan Lovelock
27
1) Performance (kinerja), yaitu berkaitan dengan aspek fungsional dari
barang itu dan merupakan karakteristik utama yang dipertimbankkan
konsumen ketika membeli suatu barang.
2) Features (tampilan), yaitu ciri-ciri keistimewaan karakteristik
sekunder (tambahan) atau pelengkap dari kinerja.
3) Reliability (kehandalan), merupakan karakteristik yang merefleksikan
kemungkinan tingkat keberhasilan dalam penggunaan barang.
4) Conformance (kesesuaian), yaitu berkaitan dengan tingkat kesesuaian
terhadap spesifikasi yang telah ditetapkan sebelumnya berdasarkan
keinginan konsumen. Konfirmasi merefleksikan derajat dimana
karakteristik desain produk dan karakteristik operasi memenuhi
standar yang telah ditetapkan.
5) Durability (daya tahan), yaitu berkaitan erat dengan daya tahan berapa
lama produk tersebut dapat terus digunakan.
6) Service ability (kemampuan layanan), yaitu layanan yang diberikan
sebelum penjualan, dan selama proses penjualan hingga purna jual.
Karakteristik yang menunjukkan kecepatan, kenyamanan di reparasi
serta keluhan yang memuaskan.
7) Aesthetics (keindahan), yaitu daya tarik produk terhadap panca indera.
8) Perceived quality (kualitas yang dipersepsikan), yaitu citra dan
reputasi produk serta tanggung jawab perusahaan terhadapnya.
Biasanya karena kurangnya pengetahuan pembeli akan atribut atau
28
kualitasnya dari aspek Kualitas Produk, nama merek, dan reputasi
perusahaan.saya memilih produk bank syariah karena bank syariah
terkenal dimasyarakat
c. Alasan memproduksi Produk berkualitas
Produk berkualitass prima memang akan lebih atraktif bagi konsumen
bahkan akhirnya dapat meningkatkan volume penjualan. Tetapi leih dari
itu produk berkualitas mempunyai aspek penting lain, yaitu :
1) Konsumen yang membeli produk berdasarkan mutu, umumnya dia
mempunyai loyalitas produk yang besar dibandingkan dengan
konsumen yang membeli berdasarkan orientasi harga. Konsumen
berbasis mutu akan selalu membeli produk tersebut sampai saat
produk tersebut membuat dia merasa tidak puas karena adanya produk
lain yang lebih bermutu. Tetapi selama produk semula masih selalu
melakukan perbaikan mutu (quality improvement) dia akan tetap setia
dengan tetap membelinya. Berbeda dengan konsumen berbasis harga,
dia akan mencari produk yang harganya lebih murah, apapun
mereknya. Jadi konsumen terakhir tersebut tidak mempunyai loyalitas
produk.
2) Bersifat kontradiktif dengan cara pikir bisnis tradisional, ternyata
bahwa memproduksi barang bermutu, tidak secara otomatis lebih
mahal dengan memproduksi produk bermutu rendah. Banyak
perusahaan menemukan bahwa memproduksi produk bermutu tidak
29
secara simultan meningkatkan produktivitas, antara lain mengurangi
penggunaan bahan (reduce materials usage) dan mengurangi biaya.
3) Menjual barang tidak bermutu, kemungkinan akan banyak menerima
keluhan dan pengembalian barang dari konsumen. Atau biaya untuk
memperbaikinya menjadi sangat besar, selain memperoleh citra tidak
baik. Belum lagi, kecelakaan yang diderita konsumen akibat
pemakaian produk yang bermutu rendah. Konsumen tersebut mungkin
akan menuntut ganti rugi melalui pengadilan. Jadi, berdasarkan ketiga
alasan tersebut, memproduksi produk bermutu tinggi lebih banyak
akan memberikan keuntungan bagi produsen, bila dibandingkan
dengan produsen yang menghasilkan produk bermutu rendah.
d. Indikator Kualitas Produk
1) Kadar produk.
2) Desain produk.
3) Daya tahan produk
e. Kualitas Produk dalam Perspektif Islam
Produk yang dipasarkan merupakan senjata yang sangat bagus
dalam memenangkan persaingan apabila memiliki mutu atau kualitas yang
tinggi. Sebaliknya produk yang mutunya rendah akan sukar untuk
memperoleh citra dari para konsumen. Oleh karena itu produk yang
dihasilkan harus diusahakan agar tetap bermutu baik. Sebagaimana Firman
30
Artinya : “Hai sekalian manusia, makanlah yang halal lagi baik dari apa yang terdapat di bumi, dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah syaitan; karena sesungguhnya syaitan itu adalah musuh nyata bagimu”
Dari surah tersebut dapat disimpulkan bahwa untuk memproduksi
barang kita harus memperhatikan kualitas produk tersebut sehingga
nantiya produk tersebut dapat dimanfaatkan dengan baik dan barokah.
3. Religiusitas
a. Pengertian religiusitas
Keberagaaman atau religiusitas diwujudkan dalam berbagai sisi
kehidupan manusia. Aktivitas beragama bukan hanya terjadi ketika
seseorang melakukan perilaku ritual (beribadah), tapi juga ketika
melakukan aktivitas lain yang didorong oleh kekuatan supranatural. Bukan
hanya yang berkaitan dengan aktivitas yang tampak dan dapat dilihat
mata, tapi juga aktivitas yang tak tampak dan terjadi dalam hati seseorang.
Karena itu, keberagamaan seseorang akan meliputi berbagai macam sisi
atau dimensi. Dengan demikian, agama adalah sebuah sistem yang
berdimensi banyak. Agama dalam pengertian Glock & Stark dalam Dewi
31
perilaku yang terlembagakan, yang semuanya itu berpusat pada
persoalan-persoalan yang dihayati sebagai yang paling maknawi (ulimate meaning).
Spiritual berasal dari istilah latin spiritus, yang berarti adalah
bernafas/tetap hidup. Istilah spiritual mencakup spektrum yang luas dari
makna yang banyak definisi dengan memilih untuk mematuhi pendekatan
teistik untuk nspiritualistik, berdasarkan iman kepeda Tuhan. Adanya
upaya disini untuk mengatsai denominator umum, yaitu persepsi sebagai
suci, transenden, tertinggi, dan akhir.
Menurut Eka Satrio & Dodik Siswantoro (2016: 5) religiusitas
adalah nilai dari pemahaman seseorang terhadap norma-norma syari’ah.
Sehingga dapat dikatakan bahwa semakin baik sikap seseorang terhadap
suatu objek, maka semakin tinggi pula kemungkinan seseorang untuk
melakukan hal-hal yang sesuai dengan objek tersebut.
Dari teori yang telah dijelaskan di atas maka dapat disimpilkan
bahwa religiusitas adalah Suatu pengabdian kepada agama, kesalehan dan
sikap seseorang yang tertanam di dalam dirinya yang berasal dari
kehidupan yang agama dan hanya dapat dihayati pada diri yang paling
dalam. Terdapat perbedaan atara religi (agama) dengan religiusitas
perbedaanya adalah jika religi yang berkaitan dengan dengan aturan-aturan
dan kewajiban-kewajiban yang harus dikerjakan yang menunjuk pada
aspek formal, jika religiusitas aspek religi yang dihayati oleh setiap
32
Menurut Glock dan Stark dalam Astogini (2011), terdapat lima
dimensi religiusitas yaitu dimensi ideologi/keyakinan, dimensi ritualistik
atau praktik, dimensi eksperensial atau pengalaman, dimensi intelektual
atau pengetahuan, dan dimensi kosekuensi atau pengalaman:
1) Dimensi Ideologis
Mengukur tingkatan sejauh mana seseorang menerima hal-hal
yang bersiat dogmatis dalam agamanya. Misalnya: menerima
keberadaan Tuhan, Malaikat, mahluk ghaib, surga, neraka, qhodho
dan qhodar. Dalam kontek ajaran Islam, dimensi idiologis ini
menyangkut kepercayaan seseorang terhadap kebenaran
agama-agamanya. Semua ajaran yang bermuara dari Al-qur’an dan Hadist
harus menjadi pedoman bagi segala bidang kehidupan. Keberagamaan
ditinjau dari segi ini misalnya mendarma baktikan diriterhadap
masyarakat yang menyampaikan amar ma’rf nahhi mungkar dan
amaliah lainnya dilakukan dengan ikhlas berdasarkan keimanan yang
tinggi. Menurut Mansoer dan Aisyah dalam Setia (2017), perilaku
religiusitas dimana terbentuk kognisi, afeksi, dan perilaku konasi
dalam aspek iman dan ibadah orang muslim dalam hubungannya
dengan tuhan yang telah ditetapkan dengan jelas dalam dua pilar
yaitu. Kedua pilar tersebut adalah rukun iman yang terdiri dari iman
kepada Allah, iman kepada malaikat, iman kepada alquran, iman
33
Sedangkan lima rukun islam adalah syahadat, sholat, puasa, zakat,
naik haji jika mampu.
2) Dimensi Ritualistik
Aspek yang mengukur sejauh mana seseorang melakukan
kewajiban ritualnya dalam agama yang dianut. Misalnya: pergi
ketempat ibadah, berdoa, berpuasa, dan lain-lain. Dimensi ini
merupakan perilaku keberagamaan yang berupa peribadatan yang
berbentuk ritual keagamaan yang diajarkan agamanya.
3) Dimensi Eksperiensial
Berkaitan dengan seberapa jauh tingkat muslim dalam
melaksanakan dan mengalami perasaan-perasaan dan pengalaman
religius. Dalam Islam dimensi ini terwujud dalam perasaan dekat
dengan Allah, perasaan doa-doanya sering terkabul, perasaan
bertawakal, perasaan khusuk ketika melaksanakan sholat perasaan
bergeter ketika adzan atau ayat-ayat Al-Qur’an, merasaan syukur
kepada Allah, perasaan mendapat peringatan atau pertolongan dari
Allah.
4) Dimensi Intelektual
Tentang seberapa jauh seseorang mengetahui, mengerti, dan paham
tentang ajaran agamanya, dan sejauh mana seseorang mau melakukan
aktivitas untuk semakin menambah pemahamannya dalam hal
keagamaan yang berkaitan agamanya. Dalam Islam, isi dimensi
34
yaitu pengetahuan tentang tajwid, pokok-pokok ajaran yang harus
diimani dan dilaksanakan, hukum Islam dan lain-lain. Menurut
Mansoer dan Aisyah dalam Setia (2017), Sementara itu, pengetahuan
mengenai ibadah diukur dari pengetahuan akan lima rukun islam,
yaitu pengetahuan mengenai dua kalimat syahadat, dan makna
dibaliknya, syarat diperintahkan dalam ritual ibadah, prosedur atau
cara yang diwajibkan (kaifiyat) dalam ritual ibadah dan begitu juga
dengan pengetahuan ibadah lainnya. Seperti tata cara puasa, dan
makna dibaliknya, prosedur haji dan makna dibaliknya, cara membaca
alquran (dengan tajwid) dan makna dibaliknya, serta makna dalam
membaca sholawat.
5) Dimensi Konsekuensi
Berkaitan dengan sejauh mana seseorang itu mau berkomitmen
dengan ajaran agamanya dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya:
menolong orang lain, bersikap jujur, mau berbagi, tidak mencuri, dan
lain-lain.
b. Prilaku Religiusitas
Menurut Monsoer dalam Aisyah dalam Setia (2017), menjelaskan
bahwa ajaran Islam sebagai salah satu sistem sosial terdiri dari ajaran
tentang keyakinan (iman), dan ritual (ibadah), serta penataan sikap
mental (akhlak) dan tata aturan duniawai atau hubungan manusia dengan
sesama, yang bersumber dari Al-Qur’an dan Hadist. Perilaku menyakini
35
disebut dengan perilaku Islam kepada Tuhan (hablumminallah).
Sedanglan akhlak atau perilaku yang diwujudkan dalam kehidupan
sehari-hari seorang muslim dan tata aturan duniawi yang mengatur
hubungan manusia terhadap dirinya sendiri, tehadap sesama manusia,
dan terhadap alam sekitar yang berdasarkan dengan nilai-nilai Islam
sebagai kosukuensi dari keimanan kepada Allah, disebut perilaku
beretika Islam (hamblumminannas).
1) Perilaku habluminaallah
Adalah perilaku meyakini tentang keimanan dan melaksanankan
ibadah sesuai dengan ajaran Islam. Seorang muslim yang berperilaku
hablimminaallah berarti memiliki pengetahuan tentang rukun iman
dan rukun Islam, memiliki sikap yang meyakini kebenaran iman dan
Islam, dan memiliki keinginan kuat untuk melakukan ritual Islami,
mengamalkan dan menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.
Perilaku hablimminaallah dapat diukur dari pengetahuan keimanan
dan ibadah, sikap terhadap keimanan dan ibadah, pengalaman
keimanan dan ibadah.
2) Perilaku Hablumminannas
Sebagai perilaku beragama yang tampak atau diamati, perilaku
hablumminannas adalah perilaku Islami yang diwujudkan dalam
kehidupan sehari-hari seorang muslim terhadap dirinya sendiri,
36
nilai-nilai Islam sebagai kosekuensi dan keimanannya kepada Allah
SWT.
4. Brand Loyalty
a. Pengertian Brand Loyalty
Menurut American Marketing Association (Kotler dan Keller,
2009) merek adalah nama, istilah, tanda, lambang atau desain, atau
kombinasinnya yang dimaksudkan untuk mengidentifikasi barang atau
jasa dari salah satu penjual atau kelompok penjual dan mendiferensiasikan
mereka dari para pesaing.
Merek sebenarnya merupakan janji penjual untuk secara konsisten
memberikan keistimewaan, manfaat, dan jasa tertentu kepada pembeli.
Merek-merek terbaik memberikan jaminan mutu, akan tetapi merek lebih
dari sekadar simbol. Merek dapat memiliki enam level pengertian (Kotler,
2003) yaitu sebagai berikut:
1) Atribut (Attribute): merek mengingatkan pada atribut tertentu.
Mercedes memberi kesan sebagai mobil yang mahal, dibuat dengan
baik, dirancang dengan baik, tahan lama, dan bergengsi tinggi.
2) Manfaat (Benefit): bagi konsumen, kadang sebuah merek tidak
sekadar menyatakan atribut, tetapi manfaat. Mereka membeli produk
tidak membeli atribut, tetapi membeli manfaat. Atribut yang dimiliki
oleh suatu produk dapat diterjemahkan menjadi manfaat fungsional
dan atau emosional. Sebagai contoh : atribut “tahan lama”
37
atribut “mahal“ diterjemahkan menjadi manfaat emosional
“bergengsi”, dan lain-lain.
3) Nilai (Value): merek juga menyatakan sesuatu tentang nilai produsen.
Jadi, Mercedes berarti kinerja tinggi, keamanan, gengsi, dan lain-lain.
4) Budaya (Culture ): merek juga mewakili budaya tertentu. Mercedes
mewakili budaya Jerman, terorganisasi, efisien, bermutu tinggi.
5) Kepribadian (Personality): merek mencerminkan kepribadian tertentu.
Mercedes mencerminkan pimpinan yang masuk akal (orang), singa
yang memerintah (binatang), atau istana yang agung (objek).
6) Pemakai (User): merek menunjukkan jenis konsumen yang membeli
atau menggunakan produk tersebut. Mercedes menunjukkan
pemakainya seorang diplomat atau eksecutif
Pada intinya merek adalah penggunaan nama, logo, trademark,
serta slogan untuk membedakan perusahaan-perusahaan dan
individu-individu satu sama lain dalam hal apa yang mereka tawarkan.
Penggunaan konsisten suatu merek, simbol, atau logo membuat merek
tersebut segera dapat dikenali oleh konsumen sehingga segala sesuatu
yang berkaitan dengannya tetap diingat. Dengan demikian, suatu
merek dapat mengandung tiga hal, yaitu sebagai berikut.
a) Menjelaskan apa yang dijual perusahaan,
b) Menjelaskan apa yang dijalankan oleh perusahaan,
38
Loyalitas merek (brand loyalty) merupakan suatu konsep yang
sangat penting dalam strategi pemasaran. Keberadaan konsumen yang
loyal pada merek sangat diperlukan agar perusahaan dapat bertahan
hidup (Durianto, 2004). Loyalitas dapat diartikan sebagai suatu
komitmen yang mendalam untuk melakukan pembelian ulang produk
atau jasa yang menjadi preferensinya secara konsisten pada masa yang
akan datang dengan cara membeli ulang merek yang sama meskipun
ada pengaruh situasional dan usaha pemasaran yang dapat
menimbulkan perilaku peralihan. Aaker (1996) mendefinisikan brand
loyalty sebagai “A measure of the attachment that a costumer has a
brand“. Loyalitas merek menunjukkan adanya suatu ikatan antara
pelanggan dengan merek tertentu dan ini sering kali ditandai dengan
adanya pembelian ulang dari pelanggan.
Menurut Giddens (dikutip oleh Dinarty SH Manurung, 2009),
konsumen yang loyal terhadap suatu merek memiliki ciri-ciri sebagai
berikut:
1. Memiliki komitmen pada merek tersebut.
2. Berani membayar lebih pada merek tersebut bila dibandingkan
dengan merek yang lain.
3. Merekomendasikan merek tersebut pada orang lain.
4. Dalam melakukan pembelian kembali produk tersebut tidak
melakukan pertimbangan.
39
6. Mereka dapat menjadi semacam juru bicara dari merek tersebut
dan mereka selalu mengembangkan hubungan dengan merek
tersebut.
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa ciri-ciri
konsumen yang loyal terhadap suatu merek adalah konsumen yang
memiliki komitmen terhadap suatu merek, bersedia untuk
membayar lebih terhadap merek tersebut, merekomendasikan
merek tersebut pada orang lain, melakukan pembelian berulang,
selalu mengikuti informasi yang berkaitan dengan merek dan
menjadi semacam juru bicara dari merek tersebut
Loyalitas merek dapat juga memberikan nilai kepada perusahaan:
1. Mengurangi biaya pemasaran.
2. Biaya pemasaran untuk mempertahankan konsumen akan lebih
mudah dibandingkan untuk mendapatkan konsumen baru.
3. Meningkatkan perdagangan.
4. Loyalitas yang kuat terhadap suatu merek akan meningkatkan
perdagangan dan memperkuat keyakinan perantara pemasaran
5. Menarik konsumen
6. Perasaan yang puas dan suka terhadap suatu merek akan
menimbulkan perasaan yakin bagi calon konsumen untuk
mengkonsumsi merek tersebutdan biasanya akan