• Tidak ada hasil yang ditemukan

kendala yang dihdapi masyarakat nelayan dalam

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "kendala yang dihdapi masyarakat nelayan dalam"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

KENDALA YANG DIHDAPI MASYARAKAT NELAYAN DALAM MENYEKOLAHKAN ANAK

(Di Nagari Sasak Ranah Pasisie Kabupaten Pasaman Barat)

ARTIKEL

YUSEPRIWANTI (11070002)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SOSIOLOGI

SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (STKIP) PGRI SUMATERA BARAT

PADANG

2015

(2)
(3)

KENDALA YANG DIHADAPI MASYARAKAT NELAYAN DALAM MENYEKOLAHKAN ANAK

(Di Nagari Sasak Ranah Pasisie Kabupaten Pasaman Barat) Yenni Melia M.Pd1 Erningsih S.Sos M.Pd2 Yusepriwanti3

Program Studi Pendidikan Sosiologi STKIP PGRI Sumatera Barat

ABSTRACT

Research this the background of the children of fishermen dropouts in Nagari Sasak Ranah Pasisie Kabupaten Pasaman barat there are stil many children who are not able to complete a next education level. Education is something that is very important for everyone, because education serves to develop the child’s ability, develop talents and interests he has and to educate children in order to better understand the personalities that he had.

The theory used in this research is the theory of structural functional Robert K Merton.

This type of research is qualitative research with descriptive type. As for the informant taken by using purposive sampling technique. The number of informants are 22 people parents who work as fishermen ashore sea skipper 11 people and to strengthen the data the study researchers used data triangulation technique as much asmade up of children who drop out of school 11 people,. The type of data is a primary and secondary date. Methods of data colletion is done in three ways (1) bservation (nonpartisipant), (2) interview, (3) documentation. To achieve the validity of research data using data triangulation technique. While the unit of analysis of the data used is the group with the data analysis Miles dan Huberman comprising the steps of reducation, data presentation or analysis of data and conclusion.

The results showed that (1) the mindset of children about education is that children respond that education is not important for the future because they are already able to work and make mony themselves, (2) lack of attention to families where a family here less attention to their children and the lack of awareness of education, (3) environmental influences the social environment in which children are affected by the society that the influence of friends who drop out of school, (4) geographical conditions which influence mileage conditions and situation to take away school difficult and lead to lazy children to school and eventually dropped out of school.

Key word : Education, child drop factor causes of school and community fishermen.

¹Pembimbing I dan Dosen STKIP PGRI Sumatera Barat

²Pembimbing II dan Dosen STKIP PGRI Sumatera Barat

³Mahasiswa Program Studi Pendidikan Sosiologi STKIP PGRI Sumatera Barat angkatan 2011

(4)

KENDALA YANG DIHADAPI MASYARAKAT NELAYAN DALAM MENYEKOLAHKAN ANAK

(Di Nagari Sasak Ranah Pasisie Kabupaten Pasaman Barat) Yenni Melia M.Pd1 Erningsih S.Sos M.Pd2 Yusepriwanti3

Program Studi Pendidikan Sosiologi STKIP PGRI Sumatera Barat

ABSTRAK

Penelitian ini dilatar belakangi oleh anak nelayan yang putus sekolah di Nagari Sasak Ranah Pasisie Kabupaten Pasaman Barat masih banyak anak yang tidak dapat menyelesaikan suatu jenjang pendidikan berikutnya.Pendidikan merupakan sesuatu hal yang sangat penting bagi setiap orang, karena pendidikan berfungsi untuk mengembangkan kemampuan anak, mengembangkan bakat dan minat yang ia miliki serta untuk mendidik anak agar lebih memahami kepribadian yang ia miliki. Tujuan penelitian untuk mendeskripsikan faktor penyebab anak nelayan mengalami putus sekolah.

Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori Struktural Fungsional Robert K.Merton. Tipe penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif dengan tipe penelitian deskriptif. Adapun informan di ambil dengan menggunakan teknik purposive sampling. Jumlah informan adalah 22 orang yang terdiri dari anak yang putus sekolah 11 orang, orang tua yang bekerja sebagai nelayan juragan darat-laut 11 orang sekolah digunakan untuk memperkuat atau mencapai keabsahan data penelitian peneliti menggunakan teknik triangulasi data sebanyak. Jenis data adalah data primer dan data sekunder. Metode pengumpulan data dilakukan dengan tiga cara:

(1) observasi (nonparticipant), (2) wawancara mendalam, (3)dokumentasi.Untuk mencapai keabsahan data penelitian menggunakan teknik triangulasi data. Sementara itu, unit analisis data yang digunakan adalah kelompok dengan analisis data Miles & Huberman yang terdiri dari tahap reduksi, penyajian data atau analisis data dan penarikan kesimpulan.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) Pola Pikir Anak Tentang Pendidikan adalah dimana anak menanggapi bahwa pendidikan itu tidaklah penting bagi masa depannya karena mereka merasa sudah bisa bekerja dan menghasilkan uang sendiri, (2) Kurangnya Perhatian Keluarga dimana keluarga disini kurang memperhatikan anaknya dan kurangnya kesadaran terhadap pendidikan, (3) Pengaruh Lingkungan Sosial dimana anak terpengaruh oleh lingkungan masyarakat yaitu pengaruh dari teman-teman yang putus sekolah, (4) Pengaruh Kondisi Geografis yaitu kondisi jarak tempuh dan situasi untuk menempuh pergi sekolah sulit dan mengakibatkan anak malas untuk sekolah dan akhirnya putus sekolah.

Kata kunci : Pendidikan, Faktor Penyebab Anak Putus Sekolah dan Masyarakat Nelayan.

¹Pembimbing I dan Dosen STKIP PGRI Sumatera Barat

²Pembimbing II dan Dosen STKIP PGRI Sumatera Barat

³Mahasiswa Program Studi Pendidikan Sosiologi STKIP PGRI Sumatera Barat angkatan 2011

(5)

PENDAHULUAN

Melihat tumbuh dan berkembangnya pendidikan di Indonesia menjadi faktor utama untuk mendapatkan pendidikan yang baik, guna untuk memperbaiki diri dan juga menyangkut untuk kemajuan suatu bangsa.

Pendidikan merupakan investasi sumber daya manusia yang mempunyai nilai yang strategis bagi kehidupan manusia di dunia.

Hampir seluruh negara menempatkan pendidikan sebagai suatu yang paling utama dalam konteks pembangunan bangsa dan negara. Begitu juga Indonesia menempatkan pendidikan sebagai sesuatu yang paling penting dalam rangka pembangunan bangsa.

Hal ini dapat dilihat dari isi pembukan UUD 1945 alinea IV yang menegaskan bahwa salah satu tujuan negara Indonesia adalah untuk mencerdaskan kehidupan bangsa (UUD alinea IV tahun 1945).

Pendidikan merupakan aset penting bagi kemajuan sebuah bangsa dan merupakan kebutuhan sepanjang hayat. Setiap manusia membutuhkan pendidikan sampai kapanpun atau dimanapun ia berada. Penddikan sangat penting artinya, sebab tanpa pendidikan manusia akan sulit berkembang dan bahkan akan terbelakang. Selanjutnya pendidikan harus betul-betul diartikan untuk menghasilkan manusia yang berkualitas dan mampu bersaing serta memiliki budi pekerti yang luhur dan moral yang baik (Mukhtar, 2009:159).

Keluarga merupakan lembaga pendidikan yang paling pertama sekali dikenal oleh seseorang individu dalam masa pertumbuhannya. Didalam pelaksanaan pendidikan peranan keluarga juga tidak kalah pentingnya. Keluarga adalah unit sosial terkecil yang paling efektif menanamkan nilai-nilai budaya karena didalam lingkungan keluarga hubungan emosional terjalin dengan akrab dan intensif, sehingga memungkinkan berlangsungnya proses pendidikan. Melalui proses pendidikan dalam lingkungan keluarga anak- anak dapat disiapkan dan dilatih untuk memenuhi fungsi dan peranannya dan dapat dipersiapkan untuk memasuki lingkungan yang lebih luas yakni lingkungan masyarakat.

Pada hakekatnya, para orang tua mempenyai harapan agar anak-anak mereka tumbuh dan berkembang menjadi anak yang baik, tidak mudah terpengaruh dalam

perbuatan-perbuatan yang dapat merugikan dirinya sendiri maupun merugikan orang lain. Harapan ini akan lebih mudah terwujud apabila sejak semula orang tua menyadari peranan mereka sebagai orang tua yang besar pengaruhnya terhadap perkembangan anak (Gurnasa, 2001:60).

Putus sekolah adalah suatu prediikat yang diberikan pada mantan peserta didik yang tidak mempu melanjutkan suatu jenjang pendidikan ke jenjang pendidikan berikutnya (Ari, 2002:71). Putus sekolah adalah merupakan masalah pendidikan dan sosial yang sangat serius yang meninggalkan sekolah sebelum lulus, banyak individu yang tidak mendapatkan pendidikan yang cukup sejahtera dan terbatas sepanjang hidup sebagai seseorang yang dewasa. Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa putus sekolah adalah suatu predikat yang diberikan kepada seseorang yang tidak mampu untuk melanjutkan kejenjang pendidikan yang lebih tinggi.

Dilihat dari segi letak lokasi tempat tinggal masyarakat Nagari Sasak yang berada dipinggir laut. Maka mata pencarian masyarakat di Nagari Sasak pada observasi awal terdapat bermacam-macam mata pencarian antara lain yaitu PNS, nelayan, pedagang, tani, tukang, buruh, wiraswasta, dan lain sebagainya.

Dari berbagai mata pencarian masyarakat di Nagari Sasak bahwa mata pencarian sebagai nelayan lah yang banyak jumlah mata pencariannya. Sedangkan dalam usaha penangkapan ikan nelayan dibedakan statusnya, yaitu nelayan juragan darat, juragan laut, juragan darat laut dan buruh atau pandega. Sedangkan menurut kelasnya nelayan tersebut terdiri dari kelas atas, kelas menengah dan kelas bawah. Kelas atas merupakan nelayan yang pendapatannya tinggi dibandingkan dengan nelayan kelas menengah, dimana mereka sudah memakai alat-alat yang modren. Nelayan kelas menengah adalah nelayan yang pendapatannya rendah dari pada nelayan kelas atas, dimana mereka sudah memakai alat-alat modren. Sedangkan nelayan kelas bawah adalah nelayan yang pendapatanya rendah dari nelayan kelas atas maupun kelas menengah, dimana mereka masih menggunakan alat-alat tradisional.

Sesuai dengan hasil observasi peneliti di Nagari Sasak kriteria nelayan yang tempat

(6)

penelitian ini termasuk nelayan juragan darat laut, nelayan juragan darat laut termasuk nelayan menengah ke atasyaitu dengan pendapatan mereka perhari yaitu sebesar Rp.

150.000/ hari dan berkisar Rp. 2.000.000/

bulan, dan bekerja masuk atau melaut setiap hari kecuali pada hari jum’at, pada hari jum’at tersebut mereka bisa melepas penat atau beristirahat. Pada masyarakat nelayan juragan darat-laut ini masih ada terdapat anak-anaknya yang putus sekolah.

Dimana nelayan juragan darat laut adalah orang yang memiliki perahu dan alat tangkap ikan serta ikut dalam operasi penangkapan ikan di laut. Mereka menerima bagi hasil sebagai pemilik unit tangkap.

JENIS DATA DAN METODE

Penelitian ini mulai dilakukan sejak tanggal 21 Agustus sampai 9 September 2015. Tempat penelitian ini, di Nagari Saak Ranah Pasisie Kabupaten Pasaman Barat.

Pendekatan dalam penelitian ini adalah pendekatan penelitian kualitatif dan tipepenelitian ini adalah bertipe deskritif .

Metode pemilihan informan dalam penelitian ini adalah dengan cara purposive sampling (Moleong, 2013:132). Dalam penelitian ini, penelitian menggunakan data primer dan data skunder. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah observasi, wawancara dan dokumen.

Model analisis data dalam penelitian ini menggunakan model analisis data Miles dan Huberman.

HASIL PENELITIAN

Berdasarkan hasil temuan dan pembahasan yang telah dikemukakan sebelumnya, dapat diperoleh kesimpulan factor penyebab anak nelayan mengalami putus sekolah di Nagari Sasak Ranah Pasisie Kabupaten Pasaman Barat sebagai berikut : 1. Pola Pikir AnakTentang Pendidikan

Anak-anak lebih memilih bekerja ketimbang sekolah, karena mereka bekerja merupakan sesuatu yang sangat menyenangkan karena bisa menghasilkan uang, dan setelah bekerja mereka bisa pergi barmain bersama teman-temannya, dan tidak perlu memikirkan hal-hal yang lain yang menyangkut pelajaran. Mereka beranggapa bahwa membantu orang tua lebih berhasil dari pada kita bersekolah, karena degan

bekerja kita sudah mendapatkan pelajaran dan pengalaman tanpa harus sekolah.

2. Perhatian Keluarga

kurangnya perhatian orang tua atau rendahnya perhatian orang tua itu terhadap anak itu disebabkan karena kurangnya kepedulian orang tua terhadap pendidikan anak dan kurangnya kepedulian orang tua karena hanya mempedulikan kesibukan masing-masing sehingga si anak jadi terabaikan pendidikannya. Banyak anak- anak yang tidak sekolah atau putus sekolah karena rendahnya atau kurangnya perhatian orang tua.

Dalam mencegah anak dari putus sekolah orang tua juga perlu memberikan dorongan atau motivasi kepada anak dalam belajar dan memberikan bantuan kalau ada kesulitan belajar yang dialami anak.

3. Pengaruh Lingkungan Sosial

Lingkungan mempunyai dampak positif dan negatif terhadap pembentukan kepribadian watak atau sikap seorang anak didalam lingkungan yang paling utama adalah keluarga, sekolah dan masyarakat karena lingkungan mempunyai pengaruh yang sangat besar sekali terhadap pembentukan kepribadian seorang anak baik atau buruknya seseorang ditentukan oleh lingkungan dimana ia berada. Lingkungan merupakan hal yang akan mendukung seseorang untuk maju atau mundur untuk melanjutkan pendidikan karena apabila dia berada dilingkungan yaang mengutamakan pendidikan maka generasi muda yang tamat pendidikan dan memiliki strativikasi pendidikan yang tinggi karena naik atau turunya strativikasi ditentukan oleh pendidikan status sosial dan kedudukan yang dimiliki seseorang.

4. Kondisi Geografis

Nagari Sasak merupakan daerah yang terletak dipinggiran pantai jadi sebagian besar anak yang putus sekolah adalah anak yang ada di kampung Rantau Panjang, yang mana kampung Rantau Panjang ini merupakan suatu daerah di Nagari Sasak yang terletak cukup jauh dari pinggiran pantai dan selain itu daerah Rantau Panjang ini merupakan kampung yang paling jauh tempat pendidikannya dan kondisi jalanannya pun sangat buruk karena masih jalan kerikil dan tanah, sehingga sangat

(7)

berpengaruh terhadap penduduk tersebut.

Hal ini merupakan salah satu penyebab anak-anak di kampung Rantau Panjang ini tidak mau melanjutkan pendidikan mereka .

KESIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan pembahasan dan hasil penelitian yang telah dikemukakan pada bab-bab sebelumnya, dapat memperoleh kesimpulan bahwa kendala yang dihadapi masyarakat nelayan dalam menyekolahkan anak yaitu antara lain yaitu Pola Pikir Anak Tentang Pendidikan dimana membantu orang tua bekerjalebih berhasil dibandingkan dengan anak yang bersekolah, seharusnya orang tua menyadarkan kepada anaknya bahwa menuntut ilmu adalah bagian dari usaha unuk merubah kehidupan keluarga.Perhatian keluarga dimana rendahnya perhatian orang tua itu terhadap anak itu disebabkan karena kurangnya kepedulian orang tua terhadap pendidikan anak dan kurangnya kepedulian orang tua karena hanya mempedulikan kesibukan masing-masing sehingga si anak jadi terabaikan pendidikannya. Faktor lingkungan sosial dimana lingkungan tempat tinggal seseorang anak putus sekolah tersebut banyak anak yang tidak melanjutkan pendidikan sehingga pengaruh lingkungan masyarakat mengakibatkan anak berhenti sekolah. Kondisi geografis dimana kondisi geografis yang membuat anak tersebut putus sekolah disebabkan karena kondisi jalan yang masih belum aspal dan jauhnya jarak antara rumah dengan sekolah mereka.

SARAN 1. Masyarakat

a. Masyarakat setempat harus saling bekerja sama dan selalu memahami kepentingan, orang tua harus lebih dalam melakukan pembimbing terhadap anak-anak nya.

b. Bagi generasi muda agar dapat memahami akan pentingnya suatu pendidikan.

2. Pemerintah

a. Diharapkan kepada pemerintah memberikanpengawasan,

pengkoordinasian kepadamasyarakat untuk mewujudkan perkembngan pendidikan pada masyarakat Nagari Sasak Ranah Pasisie.

b. Diharapkan kepada pemerintah agar lebih memperhatikan lagi anak-anak yang mengalami putus sekolah agar anak-anak tersebut agar mau melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi.

c. Diharapkan kepada pemerintah agar memperbaiki sarana dan prasarana yaitu seperti jalan dan fasilitas sekolah.

DAFTAR PUSTAKA

Ari, Gunawan. 2002. Sosiologi Pendidikan.

Jakarta : PT. Rineka Cipta.

Gurnasa, Singgih D. 2001. Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja.

Jakarta : Gunung Mulia.

Mukhtar. 2009. Orientasi Baru

Supersimi Pendidikan. Jakarta : Gunung Persada.

Moleong, Lexy. (2013). Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosda Karya.

Undang-undang RI Alinea IV tahun1947.

Tentang Menegaskan Bahwa Salah Satu Tujuan Negara Indonesia Adalah Untuk Mencerdaskan Kehidupan Bangsa. Jakarta : Depdiknas.

Referensi

Dokumen terkait

Analisis Penilaian Kinerja Keuangan dengan Metode Economic Value Added (EVA) (Studi Pada PT. Bank Muamalat Indonesia Tbk).. Skripsi, Fakultas Ekonomi UIN Raden

Bachelor of Information Systems Honours Information Systems Engineering Faculty of Information and Communication Technology Kampar Campus, UTAR xiii LIST OF TABLES Table Number