• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kepala Kantor Urusan Agama berkedudukan sebagai Petugas Pencatat Nikah

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "Kepala Kantor Urusan Agama berkedudukan sebagai Petugas Pencatat Nikah"

Copied!
70
0
0

Teks penuh

PENDAHULUAN

Latar Belakang Masalah

Dalam undang-undang nomor 1 tahun 1974 tentang perkawinan pasal 2 ayat 2 disebutkan bahwa setiap perkawinan dicatat menurut. Dalam hal mengawinkan wanita hamil, petugas perkawinan menggunakan dasar hukum Pasal 53 ayat 1 Kompilasi Hukum Islam yang berbunyi: “Wanita hamil di luar nikah boleh dinikahkan dengan laki-laki yang menghamilinya. ." 12.

Pertanyaan Penelitian

Tujuan dan Manfaat Penelitian

Penelitian Relevan

Indonesia, hal ini diatur dalam Pasal 53 Kompendium Hukum Islam yang menyatakan bahwa wanita boleh menikah selama masa kehamilan. Sue Budi Prangkoso, mahasiswi Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga, Yogyakarta, dalam tesisnya yang berjudul “Perkawinan hamil dalam kompilasi hukum Islam menurut pandangan tokoh agama di Desa Panjer, Kec. Kabupaten Kebumen

LANDASAN TEORI

Petugas Pencatat Nikah (PPN)

  • Pengertian Petugas Pencatat Nikah (PPN)
  • Tugas Petugas Pencatat Nikah (PPN)

Kepala Kantor Urusan Agama adalah kepala yang membawahi unit pelaksana teknis di lingkungan Kementerian Agama yang berada di bawah pimpinan dan bertanggung jawab kepada Direktur Jenderal Bimas Islam yaitu Kantor Urusan Agama di kecamatan. Dalam hal ini wakil pencatat nikah adalah pegawai negeri sipil yang ditunjuk oleh kepala kantor wilayah Kementerian Agama sebagai wakil pencatat nikah untuk membantu kelancaran pelayanan kepada masyarakat dalam pelaksanaan perkawinan. pengawasan dan penerimaan rekonsiliasi. Di bidang pendampingan pencatat nikah, Kantor Urusan Agama memiliki asisten pencatat nikah yang membantu pencatat nikah dalam melaksanakan tugasnya.

Pembantu Pencatat Nikah adalah seorang tokoh agama Islam di desa yang diangkat dan diberhentikan oleh Kepala Seksi Urusan Agama Islam atau Seksi Bimas Islam atau Seksi Bimbingan dan Bimbingan Ummat Islam atas nama Kepala Kanwil Kelurahan. Kementerian Agama Provinsi berdasarkan usulan dari Kepala Seksi Urusan Agama Islam atau Seksi Bimas Islam atas nama Kepala Kementerian Agama kabupaten atau kota setelahnya. Selain wakil dan pembantu pencatat nikah, ada imam yang juga berperan dalam membantu proses perkawinan. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor PEM/62/M.PAN/6/2005 tentang jabatan fungsional Penghulu dan angka kreditnya, peraturan ini mendefinisikan penghulu, penghulu adalah pejabat seperti pencatat perkawinan yang diberi tugas, tanggung jawab, wewenang dan hak secara penuh oleh Menteri Agama atau pejabat yang ditunjuk sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku untuk mengawasi perkawinan/konsiliasi menurut agama Islam dan kegiatan pentahbisan.

Pencatat perkawinan adalah pejabat yang diangkat oleh Menteri Agama untuk membina lembaga yang berada di bawah Kementerian Agama yaitu Kantor Urusan Agama, dan pencatat perkawinan dipegang oleh Kepala Kantor Urusan Agama dan dalam menjalankan tugasnya. Kepala Kantor Urusan Agama dapat mengangkat seseorang untuk melaksanakan pekerjaannya. Setelah berlakunya Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1989 tentang Peradilan Agama, pencatat perkawinan hanya mengawasi perkawinan dan menerima surat pemberitahuan rujuk. Adapun tugas pokok penghulu menurut peraturan menteri pendayagunaan aparatur negara nomor PEM/62/M.PAN/6/2005 tentang jabatan fungsional penghulu dan angka kreditnya adalah.

Perkawinan Wanita Hamil

  • Pengertian Kawin Hamil
  • Hukum Kawin Hamil

Para ulama mendefinisikan zina sebagai hubungan seksual yang sempurna antara laki-laki dan perempuan, yang diinginkan (bernafsu), tanpa akad nikah yang sah atau menyerupai perkawinan yang sah. Berdasarkan pengertian zina yang dikemukakan di atas, dapat disimpulkan bahwa zina adalah hubungan seksual yang dilakukan oleh seorang laki-laki dan seorang wanita tanpa ikatan perkawinan yang sah. Mengenai sahnya perkawinan wanita hamil di luar nikah, terdapat perbedaan pendapat di kalangan peneliti.

Menurut ulama Mazhab Imam Syafi'i dan Mazhab Imam Hanafi bahwa jika laki-laki yang mengawini wanita hamil itu adalah laki-laki yang menghamilinya, maka perkawinan keduanya sah dan dapat berbaur sebagai suami istri yang sah. Menurut Ibnu Hazm (Zhahiriyah), laki-laki dan perempuan yang berzina sama-sama boleh dinikahkan dan dicampur dengan perempuan lain. Menurut Syekh Abu Yusuf, "Seorang wanita yang berzina dan kemudian menikah diperbolehkan melakukan apa saja untuk berhubungan dengannya, dia tidak membutuhkan iddah".

Artinya: Pria yang berzina tidak menikah kecuali wanita yang berzina atau wanita yang musyrik; dan wanita yang berzina tidak menikah kecuali dengan pria pezina atau pria musyrik, dan ini diharamkan bagi orang beriman. Dalam kitabnya, Ahmad Azhar Basyir menyatakan bahwa pendapat sebagian besar ahli hukum adalah pasangan laki-laki dari pasangannya yang berzinah dapat segera menikahinya tanpa menunggu tanda-tanda kehamilan muncul pada kesempatan pertama dan tanpa menunggu lahirnya seorang anak di masa depan. opsi kedua. Berdasarkan beberapa keterangan yang telah disebutkan di atas, dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan hukum menikahi wanita hamil, ada yang mengatakan boleh menikah dengan wanita hamil tanpa menunggu anaknya lahir dan ada yang harus menunggu sampai anak itu lahir dan wanita hamil itu bertaubat.

Ketentuan Pasal 53 Ayat 1 Kompilasi Hukum Islam

  • Bunyi Pasal 53 Ayat 1 KHI
  • Filosofis Historis Pasal 53 Ayat 1 KHI

Kompilasi Hukum Islam adalah hukum substantif dari Peradilan Agama yang keberadaannya diakui dalam suatu undang-undang, tetapi tidak dalam bentuk undang-undang. Menurut Majelis Pusat Ikatan Hakim Peradilan Agama (PP-IKAHA), salah satu penyebab disusunnya Kompilasi Hukum Islam adalah tersebarnya perundang-undangan materiil Islam dalam berbagai kitab fikih. Menurut Mohammad Daud Ali, penyusunan RUU Kompilasi Hukum Islam diharapkan dapat menyatukan wawasan para hakim di Pengadilan Agama di Indonesia dalam menyelesaikan berbagai persoalan yang diajukan kepadanya.

Pada dasarnya definisi bolehnya nikah hamil yang diatur dalam Pasal 53 Ayat 1 Kompilasi Hukum Islam sedikit bergeser dari pendekatan kompromi dengan hukum adat. Menurut Mardani, salah satu tujuan utama dari prinsip bolehnya nikah hamil Pasal 53 Ayat 1 Kompilasi Hukum Islam bermaksud. Yahya Harahap, Susunan Hukum Islam dan Peradilan Agama dalam Sistem Hukum Nasional, (Jakarta: Logos Wacana Ilmu, 1999) H.57.

Menurut Asmah Syahroni, pasal 53 ayat 1 Himpunan Hukum Islam dapat melegalkan seks pranikah.43. Dari beberapa pendapat tersebut di atas, peneliti dapat menyimpulkan bahwa Ikhtisar Pasal 53 Ayat 1 Hukum Islam dibuat, diatur dan diundangkan dengan tujuan untuk kemaslahatan umat dan melindungi anak dari fitnah yang akan dilimpahkan kepada mereka di kemudian hari. hari, dan untuk melindungi hak asasi manusia. Kumpulan pasal 53 ayat 1 hukum Islam akan menjadi solusi hukum bagi seseorang yang sudah hamil atau akibat persetubuhan.

METODE PENELITIAN

  • Jenis dan Sifat Penelitian
    • Jenis Penelitian
    • Sifat Penelitian
  • Sumber Data
    • Sumber Data Primer
    • Sumber Data Sekunder
  • Teknik Pengumpulan Data
    • Metode Observasi
    • Metode Wawancara
    • Metode Dokumentasi
  • Teknik Penjamin Keabsahan Data
  • Teknik Analisis Data

Peneliti akan melakukan wawancara dengan 5 orang pendaftar yang bekerja di Kantor Urusan Agama Kota Metro. Kantor Urusan Agama Kota Metro memiliki 5 (lima) Kantor Kecamatan yaitu Kecamatan Metro Pusat, Kecamatan Metro Timur, Kecamatan Metro Barat, Kecamatan Metro Selatan dan Kecamatan Metro Utara. 118 Hasil wawancara dengan Kepala Biro Pusat Agama Metro, Ahmad Gunawan S.Ag pada 9 Mei 2017.

Nursalim yang sebelumnya dipimpin oleh Drs.Ahmad Subandi sejak Januari 2017.120 Struktur organisasi Kantor Urusan Agama Metro Barat adalah sebagai berikut. Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya tersebut, KUA berkoordinasi dengan petugas di bidang tersebut. Menerima dan menjadwalkan surat masuk setelah disampaikan oleh Kepala Kantor Urusan Agama sesuai dengan sistem pemberkasan dinamis;

Pemahaman Petugas Perkawinan pada Kantor Urusan Agama Kota Metro Tentang Pasal 53(1) KHI Tentang Perkawinan Ibu Hamil 1. 128 Hasil Wawancara Kepala Kantor Urusan Agama Metro Barat, Drs. Nursalim, 9 Mei 2017. . keempat petugas perkawinan di Kantor Urusan Agama Kab. Metro Barat, Kab. Metro Timur, Kab. Metro Utara, dan Kab. Metro Selatan. Hal ini berdampak pada pengasuhan anak. dan ini pernah dilakukan di Kantor Urusan Agama Metro Pusat.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Kantor Urusan Agama Kota Metro

Sejarah panjang Kota Metro secara langsung mempengaruhi perkembangan administrasi warga Kota Metro, khususnya Kantor Urusan Agama yang mencatat segala macam peristiwa, termasuk perkawinan, perceraian, rujuk, dan lainnya. Kota Metro yang dulunya terdiri dari 2 (dua) kabupaten induk yaitu Kabupaten Metro Raya dan Kabupaten Bantul, namun berdasarkan Peraturan Daerah No. 25 Tahun 2000 tanggal 16 Desember 2000 Kota Metro dibagi menjadi 5 (lima) kecamatan yaitu Kecamatan Metro Pusat, Kecamatan Metro Timur, Kecamatan Metro Barat, Kecamatan Metro Selatan dan Kecamatan Metro Utara. Kantor Kecamatan Urusan Agama (KUA) adalah unit pelaksana teknis di lingkungan Kementerian Agama yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Direktur Jenderal Bimas Islam, dan secara operasional disupervisi oleh Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten/Kota. Agama.

Letak KUA pada saat itu berbeda-beda tergantung siapa yang menjabat, sehingga rumah tersebut dijadikan Kantor Urusan Agama. Kantor Urusan Agama Metro Pusat saat ini diketuai oleh Ahmad Gunawan S.Ag sejak Januari 2017 dan sebelumnya KUA Kabupaten Metro Pusat dipimpin oleh Dr. KUA Kecamatan Metro Timur memiliki wilayah administrasi yaitu Desa Iringmulyo, Desa Yosodadi, Desa Yosorejo, Desa Tejosari dan Desa Tejo Agung.

Kantor Urusan Agama Metro Selatan saat ini menempati bangunan dan tanah milik sendiri dengan ukuran atau luas 15m x 20m yang terletak di Jl. Luas wilayah Kecamatan Metro Selatan adalah 14,33 KM2 yang terdiri dari 4 (empat) desa yaitu Desa Sumbersari, Desa Margorejo, Desa Margodadi dan Desa Rejomulyo. Kantor Urusan Agama di Kabupaten Metro Selatan saat ini dikepalai oleh Andi Yunizar, S.Ag, yang sebelumnya dikepalai oleh Ahmad Gunawan, S.Ag sejak Januari 2017.121 Struktur organisasi di KUA Metro Selatan adalah sebagai berikut.

Tugas Pokok Kantor Urusan Agama

Berdasarkan hasil survei yang dilakukan peneliti, wanita hamil diperbolehkan menikah, menurut Petugas Pencatatan Nikah (PPN) di Kantor Urusan Agama (KUA). Kota Metro bahwa ibu hamil boleh menikah, hal ini sesuai aturan Himpunan Hukum Islam Pasal 53 Ayat 1 yang berbunyi. Berdasarkan pendapat sekretaris perkawinan tersebut di atas, disebutkan bahwa seorang wanita hamil boleh menikah dengan laki-laki yang menghamilinya.

Begitu juga dengan laki-laki yang menikahi wanita hamil di luar nikah, tugasnya tidak bisa dibedakan, laki-laki wajib memberikan asuransi jiwa bagi perempuan dan kehamilannya. Apabila terjadi perkawinan dengan wanita hamil karena perselingkuhan atau tidak, Panitera Nikah mengharapkan seluruh warga Kota Metro untuk mendaftarkan perkawinannya ke KUA karena undang-undang yang ada saat ini dapat menjamin itu semua. Apabila perkawinan wanita hamil karena zina tetap berlangsung, maka boleh jadi terjadi pengesahan suatu hubungan atau perbuatan dosa yang tidak boleh dilakukan oleh umat Islam.

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan peneliti mengenai analisis ayat 1 Pasal 53 Kompilasi Hukum Islam tentang perkawinan wanita hamil (kajian tentang pemahaman petugas nikah kantor urusan agama se Kota Metro) diperbolehkan, dengan pertimbangan. Sebaiknya aparatur pemerintah yang berkepentingan dan menangani urusan agama, khususnya Kantor Urusan Agama, lebih meningkatkan upayanya untuk menasihati atau secara terbuka menasihati tentang makna aturan dalam perkawinan, termasuk masalah menikahi wanita hamil, yaitu tersebar luas saat ini. Aminudin, “Perkawinan Wanita Hamil Di Luar Nikah Perspektif Hukum Islam dan Hukum Positif” STAIN Jurai Siwo Metro, 2006, tesis, 2006 (tidak diterbitkan).

Pemahaman Petugas Pencatat Nikah KUA Kota Metro

  • Dasar Hukum Perkawinan Wanita Hamil Perspektif
  • Manfaat dan Madhorot Bagi Wanita Hamil

Analisis Peneliti Terhadap Pasal 53 Ayat 1 KHI

PENUTUP

Simpulan

Saran

Para pemuka agama lebih menekankan dakwah dan dakwah Islam dengan mengajak masyarakat berpikir lebih positif tentang kehidupan pernikahan dalam keluarga muslim dan membuka hati nuraninya untuk memahami dan menghargai pernikahan serta tujuan pernikahan itu sendiri, sehingga tidak ada pelecehan dan penghinaan terhadap pernikahan. Mardani, Hukum Keluarga Islam di Indonesia, Jakarta: Kencana, 2016 Mardani, Hukum Perkawinan Islam di Dunia Islam Modern. Bumi Aksara: 2006, Bagian VIII Siti Zulaikha, Fiqh Munakahat, Yogyakarta: Idea Press Yogyakarta, 2015 Sugiyono, Metode Penelitian Manajemen.

Referensi

Dokumen terkait

Sehingga mereka juga tidak mengetahui tujuan serta manfaat adanya taklik talak dalam suatu pernikahan.11 Melihat realitas yang ada, dapat dilihat bahwa peran Pegawai Pencatat Nikah

Jadi yang dimaksud dengan ‚Analisis Yuridis terhadap Pendapat Kepala KUA Kecamatan Taman Kota Madiun mengenai Peran Modin sebagai Pembantu Pegawai Pencatat Nikah (P3N)‛

Malik Ibrahim Haris, 2022: Bimbingan Pra Nikah Bagi Calon Pengantin (Studi Kasus Di Kantor Urusan Agama Sumbersari). Kata Kunci : Bimbingan Pra Nikah, Calon Pengantin, Kantor

Skripsi ini dilatar belakangi tentang permasalahan prosedur penerbitan duplikat buku nikah oleh kantor urusan agama (KUA), karena selama ini dalam prosedur

Pada kawin hamil, aturan yang ada dalam KHI yang disebutkan dalam pasal 53 KHI adalah membolehkan wanita yang hamil di luar nikah akibat zina, untuk tetap bisa

Hasil dari penelitian ini ditemukan bahwa Pelaksanaan tugas oleh Pembantu Pegawai Pencatat Nikah (P3N) di wilayah KUA Kecamatan Purbaratu yaitu dilaksanakan sesuai dengan

Permohonan tersebut diajukan ke Pengadilan Agama setelah kehendak untuk melangsungkan pernikahan ditolak oleh Pegawai Pencatat Nikah (PPN) ditempat perkawinan yang

xii ABSTRAK SISTEM INFORMASI STATUS PERNIKAHAN KANTOR URUSAN AGAMA BERBASIS WEB STUDI KASUS : KANTOR URUSAN AGAMA KUA KECAMATAN TANJUNG KARANG BARAT Web based Religion Status