• Tidak ada hasil yang ditemukan

BIMBINGAN PRA NIKAH BAGI CALON PENGANTIN DI KANTOR URUSAN AGAMA SUMBERSARI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "BIMBINGAN PRA NIKAH BAGI CALON PENGANTIN DI KANTOR URUSAN AGAMA SUMBERSARI"

Copied!
97
0
0

Teks penuh

(1)

BIMBINGAN PRA NIKAH BAGI CALON PENGANTIN DI KANTOR URUSAN AGAMA SUMBERSARI

SKRIPSI

diajukan kepada Universitas Islam Negeri Kiai Haji Achmad Siddiq Jember untuk memenuhi salah satu persyaratan

memperoleh gelar Sarjana Hukum (S.H.) Fakultas Syariah

Program Studi Hukum Keluarga

Oleh :

MALIK IBRAHIM HARIS NIM: S20181065

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI KIAI HAJI ACHMAD SIDDIQ JEMBER

FAKULTAS SYARIAH

DESEMBER 2022

(2)

ii

BIMBINGAN PRA NIKAH BAGI CALON PENGANTIN DI KANTOR URUSAN AGAMA SUMBERSARI

SKRIPSI

diajukan kepada Universitas Islam Negeri Kiai Haji Achmad Siddiq Jember untuk memenuhi salah satu persyaratan

memperoleh gelar Sarjana Hukum (S.H.) Fakultas Syariah

Program Studi Hukum Keluarga

Oleh :

MALIK IBRAHIM HARIS NIM: S20181065

Disetujui Pembimbing

Dr. Wildani Hefni, S.H.I., M.A.

NIP. 19911107 201801 1 004

(3)

iii

BIMBINGAN PRA NIKAH BAGI CALON PENGANTIN DI KANTOR URUSAN AGAMA SUMBERSARI

SKRIPSI

telah diuji dan diterima untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar Sarjana Hukum (S.H)

Fakultas Syariah

Program Studi Hukum Keluarga Hari: Rabu

Tanggal: 28 Desember 2022 Tim Penguji

Ketua `Sekretaris

Dr. Abdul Wahab, M.H.I. Badrut Tamam, S.H., M.H.

NIP.198401122015031003 NUP. 202012187

Anggota:

1. Dr. Busriyanti, M.Ag. ( )

2. Dr. Wildani Hefni, S.H.I., M.A. ( )

Menyetujui, Dekan Fakultas Syariah

Prof. Dr. Muhammad Noor Harisudin, M.Fil.I NIP. 19780925 200501 1002

(4)

iv

MOTTO

دوعسم نب ِهَّللا ِدْبَع ْنَع ِهَّللا لوسَر َلاَق

اَي ملسو َةَءاَبْلا ُمُكْنِم َعاَطَتْسا ِنَم ِب اَبَّسلا َرَشْعَم

ْنَمَو ِجْرَفْلِل ُنَصْحَأَو ِرَصَبْلِل ُّضَغَأ ُهَّنِإَف ْجَّوَزَ تَيْلَ ف قفتم( .ٌءاَجِو ُهَل ُهَّنِإَف ِمْوَّصلاِب ِهْيَلَعَ ف ْعِطَتْسَي ْمَل

)هيلع .

Artinya: “Wahai para pemuda, barang siapa diantara kamu telah mampu maka menikahlah, karena hal itu dapat menundukan pandangan dan memelihara kemaluan. Barang siapa belum mampu maka berpuasalah sebab hal itu dapat mengendalikanmu” (H.R. Mutafaqqun „Alaih).

Yazid, https://almanhaj.or.id/12977-anjuran-untuk-menikah-2.html, diakses pada 15 November 2022.

(5)

v

PERSEMBAHAN

Alhamdulillah rasa puji syukur yang sangat dalam saya haturkan kepada Allah SWT, atas segala kenikmatan dan kelancaran sehingga penyusunan skripsi bisa terselesaikan. Oleh karena itu, penulis mempersembahkan skripsi ini kepada:

1. Kepada kedua orang tua saya yaitu ibu Dewi Mariana dan bapak Moch.

Haris. Terima kasih yang sangat dalam saya ucapkan karena telah menjaga dan mendidik saya selama ini. Jasa beliau berdua tidak bisa diibaratkan dengan sesuatu hal apapun. Ibuk dan bapak selalu memberikan semangat, dukungan atas apa yang saya kerjakan dan pastinya doa-doa yang beliau panjatkan setiap waktu telah mengantarkan saya sampai ke titik sekarang sehingga bisa menuntaskan skripsi ini. Untuk kedua adik kandung saya, Malka Sarah Priscilia Haris dan Gerald Naufal Al-Haris yang selalu menjadi teman bercanda maupun bertengkar sehingga bisa menghibur dan menjadi penyemangat untuk diri saya sendiri. Tidak lupa juga, untuk almarhum kakek saya Muhammad Nurddin dan nenek Mari‟ah serta seluruh keluarga besar saya.

2. Orang special bagi saya setelah keluarga, karena berkat support system yang selalu diberikan kepada saya sehingga menjadi semangat dalam mengerjakan dan percaya pada proses. Segala bantuan yang telah dia berikan selama ini telah membantu saya dalam menuntaskan skripsi ini.

3. Seluruh teman seperjuangan baik keluarga besar Program Studi Hukum Keluarga ataupun Fakultas Syariah Universitas Islam Negeri Kiai Haji Achmad Siddiq Jember.

(6)

vi

4. Saudara Pagar Nusa yang telah banyak membantu juga mendukung saya sehingga saya bisa menyelesaikan tugas akhir skripsi.

5. Teman-temanku Gadir Squad, Green Kost Alam Hijau dan Ma‟had Lumba-Lumba dibawah asuhan Kyai Ahmad Muafa yang tidak pernah lupa untuk memberikan masukan dan dukungan kepada sesama teman baik itu dalam keadaan senang maupun susah.

6. Seluruh perintis dan anggota Komunitas Sedulur Pati Jember Pusat maupun Sedulur Pati di daerah-daerah yang menjadi wadah bagi saya sehingga memperoleh banyak saudara.

7. Segenap civitas akademika Universitas Islam Negeri Kiai Haji Achmad Siddiq Jember baik itu staf pengajar atau dosen, karyawan, dan seluruh mahasiswa yang telah memberikan tempat bagi saya untuk menimba ilmu selama di kampus. Semoga mempunyai semangat yang tinggi dalam berproses di Universitas Islam Negeri Kiai Haji Achmad Siddiq Jember.

8. Seluruh Staf KUA Kecamatan Sumbersari yang sudah memperlancar serta memberi dukungan sehingga mempermudah saya dalam proses penyelesaian skripsi.

(7)

vii

KATA PENGANTAR

Segala puji syukur saya panjatkan atas kehadirat Allah SWT, karena atas rahmat, taufik, dan hidayahnya saya dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini.

Shalawat dan salam selalu tercurahkan kepada junjungan Nabi besar, Nabi Agung yaitu Nabi Muhammad SAW yang telah membimbing dan membawa agama yang paling benar, yakni agama Islam. Alhamdulillah yang sangat dalam saya haturkan karena dapat menyelesaikan skripsi ini yang berjudul “Bimbingan Pra Nikah Bagi Calon Pengantin (Studi Kasus Di Kantor Urusan Agama Sumbersari).” Penulisan skripsi ini sebagai salah satu bagian dari persyaratan untuk memperoleh gelar Sarjana Hukum (S.H.) pada Program Studi Hukum Keluarga Fakultas Syariah Universitas Islam Negeri Kiai Haji Achmad Siddiq Jember. Penulisan skripsi ini diharapkan bisa menjadi sebuah tulisan karya ilmiah yang dapat menjadikan sumbangsih keilmuan kepada seluruh umat manusia. Selain itu, juga dapat membantu permasalahan pernikahan yang ada di Indonesia yang senantiasa harus tetap dapat diteliti dan dikaji, mengingat hal itu masih banyak ditemukan di setiap daerah.

Peneliti juga banyak menerima bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak dalam upaya penyelesaian skripsi ini. Pada kesempatan ini, peneliti mengucapkan terima kasih banyak dan sebesar-besarnya kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Babun Soeharto, S.E., M.M selaku Rektor UIN KHAS Jember.

2. Bapak Prof. Dr. M. Noor Harisuddin, M. Fil. I selaku Dekan Fakultas Syariah UIN KHAS Jember.

(8)

viii

3. Ibu Inayatul Anisah, S. Ag., M. Hum selaku Kepala Program Studi Hukum Keluarga.

4. Bapak Dr. Wildan Hefni S.H.I.,M.A. selaku dosen pembimbing skripsi.

5. Civitas akademika Fakultas Syariah UIN KHAS Jember.

Tidak ada sepatah kata yang dapat saya sampaikan terkecuali rasa terima kasih dan doa, agar Allah S.W.T. bisa membalas dengan pahala dan kebaikan atas apa yang sudah dilakukan. Dengan penuh kesadaran dari penulis, penelitian ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, saya harap adanya kritikan dan saran dari berbagai pihak untuk menunjang kesempurnaan penelitian ini. Semoga penulisan karya ilmiah ini dapat memberikan kebaikan dan manfaat, khususnya dalam khazanah pengembangan ilmu pengetahuan.

Jember, 2 Januari 2022 Peneliti,

Malik Ibrahim Haris NIM. S20181065

(9)

ix

ABSTRAK

Malik Ibrahim Haris, 2022: Bimbingan Pra Nikah Bagi Calon Pengantin (Studi Kasus Di Kantor Urusan Agama Sumbersari).

Kata Kunci : Bimbingan Pra Nikah, Calon Pengantin, Kantor Urusan Agama Bimbingan pra nikah ialah progam khusus kepada calon pengantin untuk memberikan bekal dan pemahaman guna membangun rumah tangga yang sakinah. Pelaksanaan bimbingan pra nikah di KUA Sumbersari tidak bisa terlaksana secara baik karena waktu dan peserta yang mengikuti ini terbatas, sehingga banyak dari calon pengantin yang tidak mengikuti bimbingan pra nikah ini, begitupun ketika calon pengantin mengikuti progam ini, banyak dari mereka yang masih meremehkan akan bimbingan ini, sehingga masih diperlukan usaha untuk membuat bimbingan ini bisa diikuti semua calon pengantin dan bisa dilaksanakan secara baik.

Fokus penelitian ini memiliki dua fokus penelitian, 1) bagaimana pelaksanaan bimbingan pra nikah bagi calon pengantin di Kantor Urusan Agama Sumbersari, 2) Bagaimana Faktor pendukung dan penghambat dalam bimbingan pra nikah bagi calon pengantin di Kantor Urusan Agama Sumbersari.

Adapun tujuan dalam penelitian ini, diantaranya ialah, 1) untuk mengetahui bagaimana pelaksanaan bimbingan pra nikah bagi calon pengantin di Kantor Urusan Agama Sumbersari. 2) untuk mengetahui faktor pendukung dan penghambat dalam bimbingan pra nikah bagi calon pengantin di Kantor Urusan Agama Sumbersari.

Metode yang digunakan pada penelitian ini ialah metode penelitian kualitatif yang berjenis penelitian lapangan (field research) bersifat yuridis empiris, dimana hukum bukan dikaji melalui norma sosial akan tetapi hukum dalam realita yang ada pada masyarakat atau sebuah gejala sosial masyarakat.

Penelitian ini memiliki hasil yakni, 1) pelaksanaan bimbingan pra nikah dilaksanakan selama 2 hari dengan total 8 jam pelajaran, dan peserta yang mengikuti hingga akhir berjumlah 16 orang, dan setelah mengikuti bimbingan pra nikah samapai selesai peserta mendapatkan sertfikat bimbingan pra nikah. 2) Faktor pendukung dalam bimbingan ini berupa fasilitas yang ada di KUA dan kerja sama KUA bersama pihak luar guna memberi edukasi kepada calon pengantin, dan faktor penghambat dalam bimbingan ini berasal dari peserta yang tidak hadir dan telat selama terlaksananya bimbingan pra nikah ini, kemudian waktu yang singkat dengan total 8 jam yang satu harinya 4 jam, menyebabkan materi yang disampaikan oleh fasilitator tidak tersampaikan secara baik.

(10)

x

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

PERSETUJUAN PEBIMBING ... ii

PENGESAHAN ... iii

MOTTO ... iv

PERSEMBAHAN ... v

KATA PENGANTAR ... vii

ABSTRAK ... ix

DAFTAR ISI ... x

DAFTAR TABEL... xii

DAFTAR GAMBAR ... xiii

BAB I PENDAHALUAN ... 1

A. Konteks Penelitian ... 1

B. Fokus Penelitian ... 9

C. Tujuan Penelitian ... 9

D. Manfaat Penelitian ... 9

E. Definisi Istilah ... 11

F. Sistematika Pembahasan ... 12

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 14

A. Penlitian Terdahulu ... 14

B. Kajian Teori ... 21

BAB III METODE PENELITIAN ... 34

A. Pendekatan dan Jenis Penelitian... 34

(11)

xi

B. Subjek Penelitian ... 36

C. Lokasi Penelitian ... 38

D. Teknik Pengumpulan Data ... 39

E. Teknis Analisis Data ... 40

F. Keabsahan Data ... 41

G. Tahapan Penelitian ... 41

BAB IV PENYAJIAN DATA DAN ANALISIS ... 43

A. Gambaran Umum Kantor Urusan Agama Sumbersari... 43

B. Penyajian Data dan Analisis... 45

C. Pembahasan Temuan ... 56

BAB V PENUTUP ... 66

A. Kesimpulan ... 66

B. Saran ... 67

DAFTAR PUSTAKA ... 68 LAMPIRAN-LAMPIRAN

(12)

xii

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu ... 19 Tabel 4.1 Data Nikah di KUA Sumbersari ... 45

(13)

xiii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 4.1 Struktur Organisasi ... 44

(14)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Konteks Penelitian

Islam merupakan agama yang berasal dari Allah S.W.T. yang diturunkan melalui nabi terakhir yaitu nabi Muhammad S.A.W. dalam prosesnya Agama Islam telah mengalami proses akulturasi, diseminasi, dan ruang mulkitural dengan waktu yang sangat Panjang. Demikian juga dengan perkawinan merupakan bagian dari ibadah dalam agama islam, yang dimana pernikahan tidak bisa dipisahkan dari konteks hukum islam dan itu juga budaya dalam islam. Perkawinan merupakan sesuatu yang luhur dan sakral yang dimana melaksanakan perkawinan kita juga sedang melaksanakan ibadah kepada Allah S.W.T. melangsungkan perkawinan dalam Islam kita harus mengikuti sesuai dengan ajaran dan Sunnah Rosulullah, dimana perkawinan dilakukan dengan atas dasar saling mencintai dan saling menyayangi, dalam ketentuan hukumnya juga harus kita terapkan, demi terjalinnya sebuah keluarga yang indah dan bahagia.1 Di dalam Negara Republik Indonesia juga mengatur sebuah pernikahan, peraturan tersebut ada pada Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan dalam pasal 1 dijelaskan

“Perkawinan ialah ikatan lahir batin antara seorang pria dengan wanita sebagai

1 Mahmudin Bunyamin, dan Agus Hermanto, Hukum Perkawinan Islam, (Bandung : CV Pustaka Setia, 2017), 4.

(15)

2

suami-isteri dengan tujuan membentuk keluarga (rumah tangga) yang bahagia dan kekal berdasarkan ketuhanan yang maha esa”.2

Terdapat buku dari Syaikh Kamil Muhammad yang menjelaskan tentang pernikahan, nikah adalah amalan yang disyari‟atkan selain itu menikah juga sunnah yang diajurkan.3 Sebagaimana sabda Nabi Muhammad S.A.W. yang diriwayatkan oleh Abdullah bin Mas‟ud :

ََرَشْعَم اي

َِباَبَّشلا

َِنَم

ََعاَطَتْسا

َُمُكْنِم

َُةَءاَبْلا

َْجَّوَزَ تَيْلَ ف

َُهَّنِإَف

َ ضَغَأ

َِرَصَبْلِل

َُنَصْحَأَو

َِجْرَفْلِل

َْنَمَو

َل َ

َْعِطَتْسَي

َِهْيَلَعَ ف

َِمْوَّصلاِب

َُهَّنِإَف

ُهَل َ

َ ءاَجِو

Artinya : “Wahai generasi muda, barangsiapa di antara kalian telah mampu serta berkeinginan untuk menikah, maka hendaklah ia menikah, Karena sesungguhnya pernikahan itu dapat menundukkan pandangan mata dan memelihara kemaluan.” (Muttafaqun „Alaih).4

Dapat diartikan bahwa pernikahan itu salah satu sunah yang sangat dianjurkan oleh Nabi Muhammad S.A.W. karena ketika seseorang menikah, makai dia diibaratkan sudah menyempurnakan separuh agamanya, kemudia jika seseorang dirasa sudah mampu untuk melaksanakan pernikahan, seharusnya dia menikah. Karena menikah bisa menghindari dari maksiat dan bujukan syaitan. Akan tetapi untuk melasungkan pernikahan seseorang harus dilandasi oleh rasa cinta dan juga kasih sayang, juga dalam pernikahan itu suami-isteri meniatkannya untuk beribadah kepada Allah S.W.T. ketika seseorang sudah melakukan ibadah pernikahan maka rumah tangga atau

2 Sekretariat Negara Republik Indonesia. Undang-Undang No. 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan, Pasal 1 ayat (1).

3 Syaikh Kamil Muhammad. Kaidah Fiqh Wanita/Al-Jami’ Fii Fiqhi An-Nisa’, (Jakarta : Pustaka Al-Kautsar, 1998) 376.

4 Syaikh Kamil Muhammad. Kaidah Fiqh Wanita/Al-Jami’ Fii Fiqhi An-Nisa’, 377.

(16)

keluarganya harus dibina sesuai ajaran yang ada pada Agama Islam dan menyesuaikan dengan adat yang ada di masyarakat.5

Al-Qur‟an juga memberikan pandangan bahwasanya suami-isteri harus mengupayakan sebuah keluarga yang sakinah, mawaddah dan warahmah, Al- Qur‟an menegaskan pada Q.S. Al-Rum: 21 :











































Artinya : “Dan di antara tanda-tanda kekuasaanya-Nya ialah Dia menciptakan untukmu isteri-isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya diantaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berfikir”.6

Sesuai dengan ayat yang sudah disebutkan diatas, dikatakan bahwa tujuan dari adanya pernikahan antara suami dan istri untuk membentuk kelurga yang sakinah, mawaddah dan warahmah, karena Allah S.W.T. telah menjandikan kewajiban hubungan yang kuat antara anggota keluarga, bahkan harus lebih dari orang-orang terdekat. Keluarga adalah sebuah kelompok terkecil yang merupakan bagian terkecil dari sebuah masyarakat, dimana dalam keluarga itu terdiri dari bagian kepala dan anggota keluarga, dan keluarga yang dimaksud itu adalah sebuah keluarga yang menjadi satu dalam satu atap rumah. Adapun pendapat mengenai kesejahteraan, pengetahuan, dan mental sebuah negara, serta latar belakangnnya, merupakan cerminan dari

5 Abdul Manan, Aneka Masalah Hukum Perdata Islam Di Indonesia, (Jakarta : Kencana, 2008). 1

6 Departemen Agama Republik Indonesia. Al-Quran dan Terjemah, (Jakarta: Dirjen Bimbingan Masyarakat Islam. 2007) 130.

(17)

4

keadaan rumah tangga yang ada pada negara tersebut. Itulah kenapa agama Islam sangat memberikan kepedulian yang sangat amat lebih kepada keluarga.7

Membina rumah tangga tidak lain untuk menuju keluarga yang ideal yaitu keluara sakinah, mawaddah, warahmah, dalam mencapai sebuah keluarga sakinah diperlukan pemahaman dan pengetahuan cukup, tidak bisa dipungkiri dalam sebuah rumah tangga suami-isteri akan diberikan cobaan dan biasanya akan terjadi sebuah percekcokan dalam rumah tangga antara suami dan isteri, dalam penyelesain tersebut diperlukan komunikasi yang baik, dengan komunikasi yang baik dan pemaham yang cukup permasalahan akan bisa terselesaikan dengan baik. Tetapi banyak terjadi sebuah pertikaian dalam rumah tangga yang tak kunjung usai, dimana pertikaian yang tak kunjung usai terkadang bisa sampai berakhir di meja hijau. Ketika sudah mencapai persidangan jarang terjadi sebuah mediasi dengan hasil damai, akhirnya perceraian pun tak bisa di hindarkan.8

Data angka percerian di Indonesia setiap tahunnya meningkat khususnya di Kabupaten Jember, dimana pada tahun 2021 angka percerian di Jember mencapai angka 5.891 kasus. Jika dilihat faktor penyebat terjadinya percerian tersebut dikarenakan pertikaian yang tak kunjung usai, juga terdapat faktor ekonomi yang akhirnya suami-isteri menyelesaikan dipengadilan dengan berakhir perceraian. Kemudian mengenai pernikahan dini tahun 2021

7 Ismatulloh, Konsep Sakinah, Mawaddah Dan Rahmah Dalam Al-Qur’an (Prespektif Penafsiran Kitab Al-Qur’an Dan Tafsirnya), (Skripsi, UIN Sunan Kalijaga, 2018), 59.

8 Achmad Kuzari, Nikah Sebagai Perikatan, (Jakarta : PT.RajaGrafindo Persada, 1995) 117.

(18)

terdapat 1.183 pasangan yang melakukan pernikahan dibawah umur, padahal dalam pernikahan batas usia sudah ditentukan oleh Undang-Undang Perkawinan No. 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan.9 Jika dilihat angka perceraian yang terjadi pada tahun 2021 tersebut bukanlah angka yang sedikit, dengan tingginya angka perceraian yang ada di Indonesia khususnya di daerah Jember. Pemerintah berusaha untuk mengurangi akan terjadinya perceraian melalui sebuah perogam, dimana progam ini akan memberikan pemahaman dan juga akan memberikan pandangan kepada calon suami-isteri ketika sudah beruham tangga nanti.

Bimbingan pra nikah merupakan upaya dari pemerintah untuk mengurangi tingkat perceraian, untuk mengurangi kekerasan dalam rumah tangga dan untuk mengatasi permasalahan yang lain-lain didalam rumah tangga. Mengenai tata cara pelaksanaan dan materi yang di sampaikan pada bimbingan pra nikah diatur pada sebuah Peraturan Dirjen Bimas Islam No.

DJ.491/11 Tahun 2009 Tentang Kursus Calon Pengantin, kemudian disempurnkan pada Peraturan Dirjen Bimas Islam No. DJ.II/542 Tahun 2013 tentang Pedoman Penyelengaraan Kursus Pra Nikah yang kemudian disempurnakan lagi melalui Keputusan Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam Nomor 373 Tahun 2017 Tentang Petunjuk Teknis Bimbingan Perkawinan Bagi Calon Pengantin.10

9 Setiawan, Kasus Cerai Di Jember Tahun 2021 Capai Ribuan, Di Akses Pada 29 Desember 2022 Melalui : Kasus Cerai di Jember Tahun 2021 Capai Ribuan | radarjember.jawapos.com

10 Zakyyah Iskandar, Peran Kursus Pra Nikah Dalam Mempersiapkan Pasangan Suami- Isteri Menuju Keluarga Sakinah. Al-Ahwal, Vol.10, No.1, (Juni - 2017) 85.

(19)

6

Dalam Keputusan Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam Nomor 373 Tahun 2017 Tentang Petunjuk Teknis Bimbingan Perkawinan Bagi Calon Pengantin dijelaskan mengenai berapa lama waktu pelaksanaan bimbingan pra nikah, berapa anggaran yang dikeluarkan ketika mengadakan bimbingan pra nikah, dan mengatur peserta yang boleh mengikuti bimbingan pra nikah, selain itu pemateri yang dijelaskan pada peraturan tersebut tidak sembarangan orang yang bisa mengisi sebagai fasilitator dan narasumber dalam bimbingan pra nikah, penyampaian materi-materi pada bimbingan pra nikah juga diatur dalam Keputusan Diretur Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam Nomor 373 Tahun 2017.11

Bimbingan pra nikah merupakan tahapan sebelum calon suami-isteri menikah, mereka mengikuti progam tersebut selama 2 hari dan total 16 jam pelajaran lamanya di Kantor Urusan Agama. Sesuai aturan yang ada pada pedoman penyelenggaraan kursus pra nikah, dibimbingan ini calon pengantin akan diberikan pemahaman tentang bagaimana menghadapi perselisihan, mengelola keuangan, dan juga merencanakan untuk terbentuknya keluarga yang sakinah, akan tetapi fakta yang ada masih banyak calon mempelai yang tidak menyadari betapa pentingnya bimbingan pra nikah yang dilaksanakan oleh Kantor Urusan Agama, padahal bimbingan pra nikah bisa membuat kesempurnaan dalam keluarga, karena dalam bimbingan pra nikah banyak pengetahuan yang itu terkadang masih awam bagi calon pengantin.

11Sekretariat Negara Republik Indonesia, Peraturan Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam Nomor : DJ.II/542 Tahun 2013 Tentang Pedoman Penyelengaraan Kursus Pra Nikah. Pasal 2

(20)

Pada tahun 2021 di Kantor Urusana Agama Sumbersari data yang melangsukan pernikahan di KUA Sumbersari total ada 925 pasangan , dalam pernikahan tersebut yang mengikuti bimbingan pra nikah hanya 90 orang atau 45 pasangan dimana itu hanya 20,5% persen dari jumlah yang melaksanakan pernikahan.12 Sesungguhnya Bimbingan pra nikah ini sangatlah penting bagi calon pengantin yang akan melangsungkan pernikahan, karena dengan adanya bimbingan ini bisa memberikan pemahaman atau transformasi pengetahuan yang masih belum diketahui, nilai-nilai dalam keluarga dan keterampilan yang lebih baik mengenai pernikahan. Ketika mereka akan melasungkan pernikahan dan calon pengantin mengikuti bimbingan pra nikah yang di adakan di KUA maka mereka akan mengetahui bagaimana untuk mewujudkan keluarga yang sakinah, mawaddah, dan warahmah.13

Progam bimbingan pra nikah ini menjadi pengantar untuk calon pengantin yang akan melangsungkan pernikahan, dalam bimbingan ini lah calon pengantin bisa mempersiapkan pernikahannya dan juga untuk mematangkan kesiapan calon pengantin, karena dibimbingan pra nikah ini calon pengantin diajarkan berbagai dinamika permasalahan yang sering terjadi dalam sebuah rumah tangga, mereka diajarkan untuk berkomunikasi secara baik jika terjadi problem dalam rumah tangga, kemudian calon pengantin juga belajar untuk mengelola kehidupan dalam rumah tangga yang ingin mereka capai jika sudah menjadi pasangan suami-isteri, dengan dihadirkannya

12 M. Choirul Anwar, Hasil wawancara dengan kepala KUA Sumbersari pada tanggal 06 Juni 2022 di KUA Sumbersari

13 Dyah Ayu Sri Handayani, Peran Pendidikan Pra Nikah Dalam Membangun Kesiapan Menikah Dan Membentuk Keluarga Sakinah(Studi Kasus Di Lembaga Klinik Nikah “KLIK”

Cabang Ponorogo), (Skripsi, Universitas Muhamadiyah Ponorogo, 2018). 19.

(21)

8

fasilitator atau narasumber yang sudah berpengalaman calon pengantin akan bisa belajar dan bertanya untuk bagaimana membentuk sebuah keluarga yang ideal sesuai yang mereka inginkan.14

Bimbinga pra nikah menjadi sangat penting bagi calon pengantin. Hal ini dikarenakan, untuk mewujudkan keluarga sakinnah mawaddah warahmah memerlukan usaha dan pengetahuan yang mencukupi. Dalam bimbingan pra nikah inilah calon pengantin mendapatkan pengetahuan tentang ilmu berumah tangga. Namun, kepentingan ini tidaklah memiliki beban yang berarti bagi calon pengantin. Dalam hal ini masih banyak seseorang yang ingin menikah tapi mereka menyepelekan tentang pentingnya bimbingan pra nikah. Sehingga hal ini menjadi salah satu faktor yang menyebabkan banyaknya rumah tangga yang terpecah sampai mengakibatkan perceraian dikarenakan bekal yang dibawa untuk berumah tangga sangatlah minim. Seharusnya calon pengantin menyadari akan pentingnya bimbingan pra nikah, karena untuk membangun sebuah rumah tangga calon pengantin harus berusaha membawa keluarganya menjadi sebuah keluarga yang baik dengan pengatahuan dan pemahaman yang cukup, dimana calon pengantin bisa mendapatkan itu melalui bimbingan pra nikah yang sudah diadakan oleh Kantor Urusan Agama.

Bedasarkan latar belakang yang sudah dijelaskan di atas, peniliti mengangkat judul “BIMBINGAN PRA NIKAH BAGI CALON PENGANTIN (Studi Kasus Di Kantor Urusan Agama Sumbersari)”

menjadi bagian dari kajian akademis yang akan menelaah lebih dalam tentang

14 Hasnida Maizatul Fizana, Efektivitas Bimbingan Pra Nikah Dalam Membentuk Keluarga Sakinah Pasca Pernikahan, (Skripsi, IAIN Jember, 2017) 4.

(22)

bimbingan pra nikah bagi calon pengantin, dikarenakan problematika ini sangatlah marak terjadi di Indonesia terutama di Kabupaten Jember.

B. Fokus Penelitian

Seperti yang sudah dijabarkan pada latar belakang di atas, dapat di rumusankan masalah yang nantinya akan mengarahkan pembahasan penelitian ini supaya lebih terarah, rumusan masalah penelitian ini yaitu :

1. Bagaimana pelaksanaan bimbingan pra nikah di Kantor Urusan Agama Kecamatan Sumbersari ?

2. Bagaimana faktor pendukung dan penghambat dalam pelaksanaan bimbingan pra nikah di Kantor Urusan Agama Kecamaran Sumbersari ? C. Tujuan Penelitian

Dalam penelitian ini ada terdapat tujuan yang ingin di dicapai oleh penulis, yaitu :

1. Untuk mengetahui bagaimana pelaksanaan bimbingan pra nikah bagi calon pengantin di Kantor Urusan Agama Sumbersari.

2. Untuk mengetahui faktor pendukung dan penghambat dalam pelaksanaan bimbingan pra nikah di Kantor Urusan Agama Sumbersari.

D. Manfaat Penelitian

Dengan adanya penelitian yang berjudul “Bimbingan Pra Nikah Bagi Calon Pengantin (Studi Kasus Di Kantor Urusan Agama Sumbersari)”

Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam skripsi ini, peneliti berharap semoga skripsi ini bisa bermanfaat sebagai hal-hal berikut:

(23)

10

1. Manfaat Teoretis

Manfaat dalam penelitian ini ialah sebuah langkah awal untuk mengasah kemampuan dalam hal keilmuan, dan di harapkan bisa bisa mendapatkan pemahaman mengenai pelaksanaan bimbingan pra nikah bagi calon pengantin yang ada dalam KUA Sumbersari.

2. Manfaat Praktis a. Bagi Peneliti

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti, diharapkan dapat menambah dan mengembangkan cakrawala dalam berfikir. Selain itu juga bisa dijadikan sebagai salah satu referensi tugas akhir atau dalam penelitian selanjutnya.

b. Bagi Universitas Islam Negeri (UIN) Kiai Haji Achmad Shiddiq Jember

Hasil yang sudah didapatkan dari penelitian ini diharapkan bisa memberikan sumbangan rujukan bagi kepentingan para akademisi khususnya program studi Hukum Keluarga Fakultas Syari‟ah yang mungkin nantinya mempunyai kesamaan dalam substansi dengan penelitian ini. Selain itu juga bisa menambah koleksi bahan bacaan di Perpustakaan UIN KHAS Jember.

c. Bagi Masyarakat

Hasil penelitian bisa dijadikan edukasi kepada masyarakat umum, khususnya masyarakat Jember. Untuk merubah pandangan mengenai bimbingan pra nikah dimana tujuan dari pernikahan ialah

(24)

untuk membentuk keluarga yang sakinah. Sehingga tidak ada masyarakat yang memandang remeh terkait pelaksanaan bimbingan pra nikah.

d. Bagi Pemerintah

Dari peneletian yang dihasilkan ini bisa dijadikan untuk bahan masukan dan pertimbangan kepada pemerintah. Karena masih belum ada ketegasan mengenai progam bimbingan pra nikah, dimana bimbingan pra nikah ini bagi calon mempelai ini sangat membantu untuk mendapatkan pemahaman dan bekal bagi calon mempelai guna membangun keluarga yang baik yaitu keluarga yang sakinah.

E. Definisi Istilah

Dalam pembahasan skripsi ini berjudul : “Bimbingan Pra Nikah Bagi Calon Pengantin.” Dimana penulis akan memberikan penegasan istilah dengan definisi dari judul diatas untuk meluruskan mengenai pemahaman tentang apa yang ada pada pembahasan skripsi. Istilah-istilah ini dapat didefinisikan sebagai berikut :

1. Bimbingan Pra Nikah

Bimbingan Pra Nikah adalah pemberian modal pemahaman kepada calon pengantin tentang keterampilan dan penumbuhan rasa kesadaran dalam sebuah keluarga atau rumah tangga.15

15 Setneg RI, Perdirjen Bimas No : DJ.II/542 Tahun 2013, Pasal 1

(25)

12

2. Calon Pengantin

Calon Pengantin adalah pasangan yang akan melangsungkan pernikahan.

F. Sistematika Pembahasan

Sistematika pembahasan diperlukan guna pembaca atau peniliti sendiri dapat memahami secara jelas dari keseluruhan isi yang ada pada penelitian ini.

sistematika pembahasan dari penelitian ini dibagi menjadi lima bab, dimana dari masing-masing bab tersebut terbagi menjadi sub-sub untuk mempermudah pemahaman dari awal hingga penutup. Adapun sistematika pembahasan dari penelitian ini sebagai berikut :

Bab I : Pendahuluan. Dalam bab ini berisikan tentang konteks penelitian, fokus penelitian dan tujuan penelitian serta sistematika pembahasan. Pada bagian ini penulis menjelaskan secara global serta dasar dari isi dalam penelitian ini.

Bab II : Kajian Pustaka. Pada bab ini akan menjelaskan dari peneletian terdahulu dan kajian teori yang masih mempunyai hubungan yang erat terkait permasalahan yang akan diteliti, juga dengan adanya penelitian terdahulu, peneliti berharap bisa dijadikan sebagai penguat dalam penelitian ini.

BAB III : Metode Penelitian. Pada bagian ini membahas tentang pendekatan dan jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yang nantinya akan digunakan untuk memperoleh jawaban dari setiap masalah yang diteliti.

(26)

Bab IV : Hasil Penelitian dan Pembahasan. Pada bagian bab ini berisikan mengenai hasil data yang sudah didapatkan oleh peniliti yang kemudian dijadikan kata-kata untuk dibahas sampai tuntas mengenai permasalahan dari peneltian ini, sehingga dalam bab ini hasil yang didapat oleh peneliti dijabarkan secara detail.

Bab V : Penutup. Bab ini merupakan bagian akhir yang membahas kesimpulan atas jawaban dari permasalahan pada penelitian ini serta penutup juga saran-saran.

(27)

14

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Penelitian Terdahulu

Dalam hal ini, peneliti membuat daftar dari beberapa penelitian sebelumnya, dimana dari penelitian tersebut masih ada kaitannya dengan penelitian yang akan dilakukan dan kemudian akan dirangkum untuk dilihat terkait perbedaan dan persamaan. Setelah melakukan langkah ini, pembaca dapat melihat bagaimana orosinalitas dan perbedaannya dari penelitian terdahulu dengan penelitian yang akan dibuat.

1. Penelitian oleh Suhardi (2021)

Penelitian tersebut berjudul bimbingan pra nikah dalam membentuk keluarga sakinah (Studi Di Kantor Urusan Agama Kecamatan Danau Teluk Seberang Kota Jambi). Dari penelitian yang dilaksanakan di Kantor Urusan Agama Kecamatan Danau Teluk memiliki, layanan dasar, metode dan fungsi serta penyuluhan kepada calon pengantin, dimana dari adanya layanan dasar, metode dan fungsi serta penyuluhan tersebut bertujuan, agar calon pengantin bisa mengantisipasi bila terjadi problematika dalam sebuah keluarga, dengan modal tersebut calon pengantin telah mempunyai modal pengetahun untuk berumah tangga.

Bimbingan yang dilaksanakan oleh Kantor Urusan Agama Kecamatan Danau Teluk adalah sebuah Pendidikan pra nikah.16

16 Suhardi, Bimbingan Pra Nikah Dalam Membentuk Keluarga Sakinah Studi Di Kantor Urusan Agama Kecamatan Danau Teluk), (Skripsi, UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi, 2021) 65.

(28)

Dari penelitian sebelumnya dengan penelitian yang sudah dilakukan memiliki perbedaan dan persamaan. Persamaan dalam penilitian ini ialah sama-sama meneliti tentang bagaimana pelaksanaan bimbingan pra nikah. Perbedaanya adalah peniliti sebelumnya memfokuskan bimbingan pra nikah sebagai upaya untuk membentuk keluarga sakinah sedangkan peniliti selanjutnya melihat terhadap faktor penghambat dan faktor pendukung dalam bimbingan pra nikah.

2. Penelitian Oleh Sasmita Sari (2021)

Penelitian tersebut berjudul urgensi bimbingan pra nikah dalam mengurangi tingkat perceraian (studi di kantor urusan agama kecamatan Kalibaru kabupaten Banyuwangi). Dalam hasil penelitian tersebut Peneliti mengatakan bahwa bimbingan pra nikah yang di adakan oleh Kantor Urusan Agama Kecamatan Kalibaru sudah sesuai dengan peraturan pemerintah PAN No.9 Tahun 2019 tentang pelaksanaan bimbingan pra nikah, dimana bimbingan pra nikah yang dilaksanakan oleh Kantor Urusan Agama Kalibaru dilaksanakan satu kali dalam satu tahun, alasan Kantor Urusan Agama Kalibaru melaksanakannya satu kali karena Kantor Urusan Agama Kalibaru tipe C. Usaha yang telah di upayakan oleh Kantor Urusan Agama Kecamatan Kalibaru, untuk meminimalisir angka perceraian, ialah dengan melaksanakan bimbingan pra nikah di Kantor Urusan Agama.

Bimbingan pra nikah tersebut terbukti berhasil dengan menurunnya angka

(29)

16

percerian di Pengadilan Agama Banyuwangi. Khususnya di Kecamatan Kalibaru terjadi penurunan angka perceraian sebuah 10%.17

Perbedaan yang paling mendasar dari peneliti sebelumnya dengan penelitian ini ialah terletak pada subjek, dimana penelitian sebelumnya memfokuskan untuk mengurangi tingkat percerian sedangkan penilitian selanjutnya memfokuskan pada faktor pendukung dan penghambat dalam bimbingan pra nikah. Persamaan pada peniliti sebelumnya dengan peniliti selanjutnya adalah sama-sama membahas tentang pelaksanaan bimbingan pra nikah.

3. Penilitian Oleh Melisa Iryanti Marsaid (2019)

Penelitian ini berjudul bimbingan pra nikah terhadap calon pengantin untuk mewujudkan keluarga sakinah di Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan Paleteang, Kabupaten Pinrang. dari penilitian ini peneliti menemukan penerapan bimbingan pra nikah yang dilaksanakan oleh Kantor Urusan Agama Paleteang. Dari bimbingan tersebut dibagi dalam empat materi, yaitu : Materi tentang Undang-Undang 1974 No.1 Tentang Perkawinan, Materi tentang keluarga Sakinah, dan Materi doa- doa yang penting untuk calon pengantin, serta materi tentang hak-hak dan kewajiban suami istri. Juga terdapat faktor yang mendukung bimbingan ini yaitu sebuah aturan kepada catin yang hendak melakukan pernikahan untuk mengikuti bimbingan pra nikah, untuk faktor yang menghambat dalam penelitian ini ialah masih ada kesibukan calon pengantin yang tidak

17 Sasmita Sari, Urgensi Bimbingan Pra Nikah Dalam Mengurangi Tingkat Perceraian (Studi Kasus Kantor Urusan Agama Kecamatan Kalibaru, Banyuwangi), (Skripsi, Universitas Islam Malang, 2021) 73.

(30)

bisa di tinggal sehingga memutuskan untuk tidak mengikuti bimbingan tersebut dan juga ada yang sudah mengetahui tentang materi tersebut sehingga mengabaikan kegiatan bimbingan pra nikah. 18

Dari penelitian terdahulu dengan penelitian selanjutnya memiliki persamaan dan perbedaan. Persamaan pada penelitian ini yaitu peneliti terdahulu dengan selanjutnya sama-sama membahas terkait bimbingan pra nikah bagi calon pengantin. Sedangkan perbedaan pada penelitan ini ialah.

Peneliti sebelumnya memfokuskan bimbingan untuk mewujudkan keluarga sakinah, sedangkan pada penelitian selanjutnya lebih memfokuskan pada faktor-faktor penghambat dan pendukung pada bimbingan pra nikah.

4. Penelitian Oleh Diah Rahmawati Ayuningtyas (2021)

Pada penelitian ini berjudul Urgensi Bimbingan Perkawinan Dalam Mewujudkan Keluarga Sakinah Bagi Calon Mempelai (Studi Di Kecamatan Kroya Kabupaten Cilacap). Hasil dari penelitian ini ialah dalam bimbingan perkawinan bagi calon pengantin yang dilaksanakan KUA Kroya terdapat dua macam, akan tetapi bimbingan yang dilaksanakan oleh KUA kroya ialah bimbingan yang dibentuk dengan kelompok, kelompok tersebut di ikuti 25 pasangan calon pengantin yang akan melangsukan pernikahan dan sudah terdaftar di KUA tersebut, dalam bimbingan tersebut calon pengantin mengikuti bimbingan selama 16 jam

18 Melisa Iryanti Marsaid, Bimbingan Pranikah Terhadap Calon Pengantin Untuk Mewujudkan Keluarga Sakinah Di Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan Paleteang Kabupaten Pinrang,(Skripsi, UIN Alauddin Makassar, 2019) 62.

(31)

18

di bagi menajadi 2 hari, dan calon pengantin menganggap bahwa bimbingan tersebut merupakan progam yang baik bagi calon pengantin.

Dari penelitian terdahulu memiliki perbedaan dan persamaan, dimana dalam letak persamaannya ialah sama-sama membahas pelaksanaan bimbingan pra nikah, sedangkan perbedaan dalam penelitian terdahulu lebih memfokuskan urgensi dari bimbingan nikah terhdap calon pengantin, sedangkan peneliti selanjutnya lebih memfokuskan terhadap faktor pendukung dan penghambat dalam bimbingan pra nikah bagi calon pengantin.

5. Penelitian Oleh Zulfahmi (2018)

Penilitian ini berjudul Urgensi Penyelenggaraan Kursus Pra Nikah Dan Relevansinya Dengan Esensi Perkawinan (Perspektif Maqasid Asy- Syari‟ah). Dari penelitian ini peneliti menyatakan bahwa kursus pra nikah adalah upaya untuk mewujudkan keluarga yang sakinah, dimana Kantor Urusan Agama memberikan sebuah pemahaman dan menumbuhkan rasa kesadaran kepada calon pengantin betapa pentingnya kursus pra nikah yang diadakan oleh Kantor Urusan Agama. Dari kursus pra nikah tersebut mengandung hal-hal positif bagi calon pengantin, juga kursus pra nikah menjadi penguat dan bisa mewujudkan keluarga yang sakinah. Sedangkan pada kurikulum kursus pra nikah ini memiliki aspek-aspek yang penting, yaitu terdiri dari aspek Pendidikan, aspek agama dan aspek ekonomi serta

(32)

aspek sosiologi juga aspek-aspek lainnya yang masih berhubungan dengan keluarga.19

Pada penelitian ini memiliki perbedaan dan persamaan dari peneliti terdahulu dengan peneliti selanjutnya. Letak persamaan penelitian terdahulu dengan peneliti selanjutnya ialah, sama-sama memfokuskan pelaksanaan dari bimbingan pra nikah bagi calon pengantin, sedangkan dari segi perbedaan peneliti terdahulu menggunakan perspektif maqasid asy-syari’ah kemudian peneliti selanjutnya membahas terkait faktor

penghambat dan pendukung dalam bimbingan pra nikah.

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu NO Peneliti dan

Tahun Peniliti

Judul Penelitian Persamaan Perbedaan 1. 1 Suhardi/2021 Bimbingan Pra

Nikah Dalam Membentuk

Keluarga Sakiah (Studi Di Kantor Urusan Agama Kecamatan Danau Teluk)

Peneliti terdahulu dengan peneliti selanjutnya sama- sama membahas bagaimana sistem pelaksanaan bimbingan pra nikah bagi calon pengantin di KUA.

Perbedaan peneliti terdahulu dengan peneliti

selanjutnya ialah peneliti terdahulu memfokuskan bagaimana

bimbingan pra nikah untuk membentuk

keluarga yang sakinah,

sedangkan peneliti selanjutnya

memfokuskan terhadap faktor penghambat dan pendukung dalam bimbingan pra nikah

19 Zulfahmi, Urgensi Penyelenggaraan Kursus Pra Nikah Dan Relevansinya Dengan Esensi Perkawinan (Perspektif Maqasid Asy-Syari’ah), ( Skripsi, UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2018) 142.

(33)

20

2. 2 Sasmita Sari/2021 Urgensi Bimbingan Pra Nikah Dalam Mengurangi

Tingkat Perceraian (Studi Di Kantor Urusan Agama Kecamatan

Kalibaru)

Persamaan pada peneliti

terdauhulu

dengan penelitian ini, sama-sama meneliti

mengenai

bimbingan pra nikah yang dilaksanakan oleh KUA.

Perbadaan peneliti terdahulu dengan peneliti

selanjutnya,

peneliti terdahulu memfokuskan penelitiannya terhadap pentingnya

bimbingan pra nikah untuk mengurangi

tingkat perceraian, sedangkan peniliti selanjutnya

meneliti faktor penghambat dan pendukung dalam bimbingan pra nikah.

3. 3 Melisa Iryanti Marsaid/2019

Bimbingan Pra Nikah Terhadap Calon Pengantin Untuk

Mewujudkan Keluarga Sakinah (Studi Di Kantor Urusan Agama Kecamatan

Paleteang)

Pada penelitian terdahulu ini memiliki

persamaan yaitu sama-sama membahas pelaksanaan bimbingan pra nikah di Kantor Urusana Agama.

Pada penelitian terdahulu peneliti memfokuskan pada bimbingan pra nikah yang bertujuan

mewujudkan keluarga sakinah.

Sedangkan peneliti selanjutnya

membahas terkait faktor pendukung dan penghambat dalam bimbingan pra nikah di KUA.

4. 4 Diah Rahmawati Ayuningtyas/2021

Urgensi Bimbingan Perkawinan Dalam Mewujudkan Keluarga Sakinah

Bagi Calon

Mempelai (Studi Di Kecamatan Kroya Kabupaten Cilacap)

Persamaan dari peneliti terdahulu dengan peneliti selanjutnya memiliki

persamaan yaitu sama-sama membahas terkait pelaksanaan bmbingan pra nikah bagi calon

Pada penelitian sebelumnya, peneliti memfokuskan bagaimana

bimbingan pra nikah untuk mewujudkan keluara yang sakinah,

sedangkan peneliti

(34)

pengantin. selanjutnya memfokuskan terkait faktor yang jadi penghambat dan pendukung dalam bimbingan pra nikah di KUA.

5. 5 Zulfahmi/2018 Urgensi

Penyelenggaraan Kursus Pra Nikah Dan Relevansinya Dengan Esensi Perkawinan

(Perspektif

Maqasid Asy- Syari‟ah)

Penelitian

terdahulu dengan peneliti

selanjutnya memiliki

persamaan yaitu sama-sama membahas bagaimana pelaksanaan Bimbingan Pra Nikah.

Perbedaan pada penelitian

terdahulu dengan peneliti

selanjutnya,

terletak pada fokus pembahasan

dimana peneliti selanjutnya

membahsan faktor pendukung dan penghambat dalam bimbingan pra nikah.

B. Kajian Teori 1. Pernikahan

a. Pengertian Pernikahan

Pernikahan dalam literatur fiqh bahasa Arab disebut dengan, yaitu nikah حاكن dan zawaj جاوز keduanya yang terpakai dalam kehidupan sehari-hari orang Arab dan banyak terdapat dalam Al- Qur‟an dan Hadits Nabi.20 Kata az-zawaj berarti “pasangan atau jodoh”. Menurut syara’, Fuqaha telah banyak memberi definisi, secara umum diartikan akad zawaj adalah pemilikan sesuatu melalui jalan yang disyariatkan dalam agama.21 Sedangkan kata nikah diartikan

“mengumpulkan” sedangkan menurut pengertian syara akad nikah

20 Ali Yusuf As-subki, fiqh keluarga, (Jakarta : Sinar Grafika, 2010), 10.

21 Miftah Fadil, 150 Masalah Nikah dan Keluarga (Jakarta : Gema Insan Pers, 2002), 2.

(35)

22

adalah “akad yang telah terkenal dan memenuhi rukun-rukun serta syarat-syarat (yang telah ditentukan) untuk berkumpul.22

Pernikahan ialah ikatan anatara pria dan wanita dimana dalam dua orang tersebut diikuti dengan percampuran keluarga dengan latar belakan yang berbeda dan ekonomi serta kebudayaan yang berbeda.

Jika dilihat melalui psikologis pernikahan merupakan persatuan pasangan yang memiliki emosional dan karakter yang berbeda, dalam penyatuan tersebut sangatlah tidak mudah dan diperlukannya sebuah usaha perjungan karena secara fitrah setiap manusia memiliki sifat dan karakter yang berbeda.23

Apabila ditinjau dari segi hukum terlihat jelas bahwa pernikahan adalah suatu akad suci dan luhur antara laki-laki dan perempuan yang menjadi sahnya status sebagai suami istri dan dihalalkannya hubungan seksual dengan bertujuan untuk mencapai keluarga sakinah, mawadah, warahmah, penuh kasih sayang dan kebajikan serta saling menyantuni keduanya. Menurut istilah syari‟at, nikah berarti akad antara laki-laki dan wali perempuan. Kemudian menurut Sajuti Thalib bahwa nikah adalah suatu perjanjian yang suci dan luas dan kokoh untuk hidup bersama secara sah antara laki-laki dan perempuan untuk membentuk keluarga yang kekal, santun- menyantuni, kasih dan mengasihi, tentram, dan bahagia. Menurut

22 Imam Taqiyuddin, Kifayatul Akhyar Fi Halli Ghayati Al-Ikhtishar, (Jakarta : Pustaka Azam, 2016), 67.

23 Ali Akbarjono dan Eliyana, Modul Bimbingan Perkawinan Untuk Calon Pengantin, (Bengkulu : CV. Zigie Utama, 2019), 11.

(36)

Zakiah Dradjat dalam bukunya Ilmu Fiqh mengatakan bahwa nikah adalah “Akad yang mengandung ketentuan hukum kebolehan hubungan seksual dengan lafadz nikah dan tazwij atau semakna keduannya”.24

Pada dasarnya setiap manusia dianugerhkan oleh sang pencipta memiliki syahwat dan cinta terhadap lawan jenisnya ketika telah sempurna maka akan memiliki keinginan untuk menikah. Terjadinya pernikahan juga disebabkan oleh faktor usia antara pria dan wanita telah cukup, sehingga pada usia tersebut biasanya pria atau wanita menginginkan sebuah pernikahan.25

b. Tujuan Pernikahan

Segala perbuatan pasti akan memiliki tujuan dimana tujuan tersebut bergantung pada niat itu sendiri, begitu juga dengan sebuah pernikahan dalam Agama Islam memiliki arti yang sangat dalam.

Selain untuk memiliki keturunan yang sholeh atau sholehah, Allah S.W.T. juga menyampaikan akan banyak keberkahan dalam sebuah pernikahan. Karena penikahan sebuah ibadah yang sangat susah dalam melaluinya.26

Dibalik itu semua berikut beberapa tujuan pernikahan menurut Al-Qur‟an dan hadis, serta keutamaan dalam sabda Nabi Muhammad : 1) Melaksanakan sunnah Nabi.

24 Zakiah Daradjat, Ilmu Fikih Jilid II (Jakarta: Departemen Agama RI, 1985),48.

25 Dewi Sulastri dan Aah Tsamrotul Fuadah, Urgensi Pendidikan Pra Nikah dalam Rangka Menekan Angka Perceraian Rumah Tangga, (Bandung : PT.Liventurindo, 2021), 24.

26 Dewi Sulastri dan Aah Tsamrotul Fuadah, Urgensi Pendidikan Pra Nikah. 41.

(37)

24

2) Menguatkan ibadah sebagai benteng yang kokoh dan menguatkan akhlaq Manusia.

3) Menyempurnakan Agama.

4) Mengikuti perintah Allah S.W.T.

5) Mendapatkan keturunan

6) Untuk mempererat serta memperluas hubungan persaudaraan.

Terdapat banyak sekali manfaat dari sebuah pernikahan yang sah juga pernikahan ladang amal bagi yang melaksanakan pernikahan bagi mereka yang bertujuan dengan melakukan yang terbaik. Untuk mencapai sebuah pernikahan yang terbaik diperlukan pengetahuan antara suami dan isteri, karena seperti yang dijelas diatas untuk menyatukan sifat dan karakter dari dua pasangan itu tidak mudah dan memerlukan perjuangan, serta pasangan suami-isteri diperlukan pemahaman supaya bisa membentuk sebuah keluarga yang ideal atau biasa disebut keluarga sakinah.

2. Bimbingan Pra Nikah

a. Pengertian Bimbingan Pra Nikah

Bimbingan Pra Nikah yaitu pemberian materi atau pembekelan serta himbauan kepada calon pengantin yang akan melangsukan pernikahan atau sedang dalam tahap mebentuk sebuah keluarga.27 Jika di artikan secara terpisah Pra Nikah ini memiliki arti tersendiri yaitu, kata “pra” dan “nikah”. Bila didefinisikan pra merupakan tahapan awal

27 Muhammad Lutfi Hakim, Kursus Pra Nikah : Konsep dan Implementasinya (Studi Komparatif antara BP4 KUA Kecamatan Pontianak Timur Dengan Jemaat Pontianak), Al-Adalah Vol.XIII, No. 2, (Desember-2018) : 142.

(38)

atau sebelum.28 sedangkan nikah merupakan perkawinan antara pasangan suami-isteri yang dilaksanakan sesuai aturan hukum negara dan sesuai agama masing-masing.29

b. Maksud dan Tujuan bimbingan pra nikah

Peraturan ini dimaksudkan untuk meningkatkan pemahaman dan pengetahuan tentang kehidupan rumah tangga/keluarga dalam mewujudkan keluarga sakinah, mawaddah, warrahmah. Progam bimbingan pra nikah ini memiliki 2 (dua) tujuan, yakni tujuan umum dan tujuan khusus :30

1) Tujuan Umum :

Mewujudkan keluarga yang sakinah, mawaddah, warrahmah melalui pemberian bekal pengetahuan, peningkatan pemahaman dan ketrampilan tentang kehidupan rumah tangga dan keluarga.

2) Tujuan Khusus :

a) Untuk menyamakan persepsi badan/lembaga penyelenggara tentang substansi dan mekanisme penyelenggaraan kursus pra nikah bagi remaja usia nikah dan calon pengantin;

b) Terwujudnya pedoman penyelenggaraan kursus pra nikah bagi remaja usia nikah dan calon pengantin;

28 Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Di Akses pada 22 Mei 2022 melalui : https://kbbi.web.id/pra-

29 Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) https://kbbi.web.id/nikah

30 Setneg RI, Perdirjen Bimas No : DJ.II/542 Tahun 2013, Pasal 1

(39)

26

Progam bimbingan pra nikah bagi calon pengantin yang diadakan sebelum mereka melakukan pernikahan, progam ini dikeluarkan oleh pemerintah tidak lain karena kebutuhan yang sangat mendesak, dengan banyaknya perceraian dari konflik rumah tangga, dimana suami-isteri banyak dari mereka tak bisa menyelesaikan secara baik dalam permasalahan yang ada di rumah tangga dan pada akhirnya berujung dengan perceraian. Dengan terjadinya peristiwa tersebut.31 Pemerintah akhirnya mengeluarkan sebuah peraturan terkait pedoman pelaksanaan dalam bimbingan pra nikah, dalam regulasi peraturan tersebut pemerintah mengatur terakait peserta yang boleh mengikuti bimbingan pra nikah, lembaga penyelenggara bimbingan pra nikah, dan fasilitator- narasumber dalam bimbingan pra nikah serta materi-materi yang diberikan dalam bimbingan pra nikah.

Peraturan tersebut diatur melalui Keputusan Diektur Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam Kementerian Agama Nomor. 373 Tahun 2017 Tentang Petunjuk Teknis Bimbingan Perkawinan Bagi Calon Pengantin. Keputusan itu merupakan sebuah wujud pemerintah akan perihatinnya terhdap perkawinan yang ada di Indonesia, karena angka perceraian yang banyak terjadi akibat suami-isteri tidak mampu menghadapi tantangan hidup yang ada pada zaman sekarang. Harapan adanya progam

31 Suud Sarim Kamirullah, Urgensi Pendidikan Pra Nikah Dalam Membangun Keluarga Sakinah Mawaddah Warahmah, (Jurnal, UIN Sunan Kalijaga Volume 9 No.2, 2021) : 236.

(40)

bimbingan pra nikah ini bisa mewujudkan sebuah keluarga yang harmonis dan ideal.32

c. Dasar Hukum Bimbingan Pra Nikah

Dalam pelaksanaannya adapun dasar-dasar bimbingan pra nikah yang diatur sebaggai berikut :

1) Undang-Undang No. 22 Tahun 1946 jo Undang-Undang Nomor 32 Tahun 1954, tentang Pencatatan Nikah, Talak dan Rujuk.

2) Undang-Undang No. 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan.

3) Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2006 tentang Pengadilan Agama.

4) Keputusan Menteri Agama Nomor 3 Tahun 1999 tentang Pembinaan Gerakan Keluarga Sakinah.

5) Keputusan Menteri Agama Nomor 1 Tahun 2001 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Kewenangan Susunan Organisasi dan Tata Kerja Departemen Agama.

6) Keputusan Menteri Agama Nomor 373 Tahun 2002 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kantor Wilayah Departemen Agama Provinsi dan Kantor Departemen Agama Kabupaten/Kota.

7) Keputusan Menteri Agama Nomor 301 Tahun 2004 tentang pelaksanaan Jabatan Fungsional Penghulu.

8) Keputusan Menteri Agama Nomor 477 Tahun 2004 tentang Pelaksanaan Jabatan Fungsional Penghulu.

32 Sekretariat Negara Republik Indonesia, Keputusan Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam Nomor : 373 Tahun 2017 Tentang Petunjuk Teknis Bimbingan Perkawinanan Bagi Calon Pengantin. Pasal 1

(41)

28

9) Keputusan Menteri Agama Nomor 477 Tahun 2004 tentang pencatatan Nikah (pasal 18) dalam waktu 10 (speuluh) hari sebelum penghulu atau pembantu penghulu meluluskan akad nikah. Calon suami istri diharuskan mengikuti kursus calon pengantin (kursus calon pengantin) dari badan penasehatan, pembinaan dan pelestarian perkawinan (BP-4) setempat.

10) Peraturan Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam Departemen Agama Nomor DJ. II/542 Tahun 2013 Tentang Pedoman Penyelenggaraan Kursus Pra Nikah.

d. Penyelenggaraan Bimbingan Pra Nikah

Sebagaimana yang diatur pada keputusan direktur jenderal bimbingan masyarakat Islam Kemeneterian Agama, waktu pelaksanaan bimbingan pra nikah dilaksanakan sekurang-kurangnya 16 Jam Pelajaran (JPL). KUA sebagai pelaksana biasanya melakukan bimbingan pra nikah selama 2 hari dengan 8 JPL dalam satu harinya.

Untuk batas waktu pendaftaran dibatasi 10 hari sebelum pelaksanaan bimbingan pra nikah, tetapi batas tersebut bisa saja berubah jika kuota bimbingan pra nikah sudah terpenuhi. Kuota yang disediakan oleh KUA Kecamtan hanya terbatas, dimana dalam sekali pelaksanaan hanya diikuti oleh 15 pasangan atau 30 Peserta secara keseluruhan.33

Peserta yang dimkasud dalam Peraturan Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam Nomor : DJ.II/542 Tahun 2013 Tentang

33 Setneg RI, Perdirjen Bimas No : DJ.II/542 Tahun 2013, Pasal 8

(42)

Pedoman Penyelenggaraan Kursus Pra Nikah pada Pasal 7 diterangkan

“perserta kursus pra nikah adalah remaja usia nikah dan calon pengantin yang sudah mendaftar di KUA dan akan melangsungkan perkawinan. Kemudian untuk materi dan narasumber juga diatur, karena tidak semua orang bisa menjadi fasiliator dan pemateri. Dalam bimbingan pra nikah juga sudah diatur mengenai materi apa saja yang wajib disampaikan.

Materi yang disampaikan dalam bimbingan pra nikah diatur dalam Peraturan Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam Nomor : DJ.II/542 Tahun 2013 Tentang Pedoman Penyelenggaraan Kursus Pra Nikah dan untuk teknis pelaksanaan bimbingan pra nikah diatur melalui Keputusan Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam Nomor 373 Tahun 2017 Tentang Petunjuk Teknis Bimbingan Perkawinan Calon Pengantin.

Materi bimbingan pra nikah terdapat kurikulum dan silabus yang mana dibagi menjadi 3 (tiga) kelompok, yaitu: 34

1) Kelompok dasar : materi pada kelompok dasar yang disampaikan ada 2 (dua) yaitu :

a) Peraturan Perundangan tentang perkawinan dan pembinaan keluarga. Pada materi ini fasilitator wajib menyampaikan Undang-Undang perkawinan, Kompilasi Hukum Islam tentang

34 Setneg RI, Perdirjen Bimas No : DJ.II/542 Tahun 2013, Pasal 8.

(43)

30

perkawinan dan Undang-Undang Kekerasan Dalam Rumah Tangga.

b) Hukum Munakahat. Fasilitator juga harus menjelaskan mengenai fiqhh nikah dan memberikan pemahaman terhadap kewajiban orang tua terhadap anak.

2) Kelompok Inti : pada kelompok ini terdapat 4 (empat) materi yang disampaikan, yaitu :

a) Pelaksanaan fungsi-fungsi keluarga, pemateri harus menyampaikan nilai-nilai ajaran Agama Islam pada sebuah kehidupan rumah tangga, akad perkawinan yang suci, dan hak kewajiban antara suami-isteri.

b) Merawat cinta kasih dalam keluarga, pada materi ini fasilitator memberikan pemahaman kepada calon pengantin untuk membangun komunikasi yang baik, mencari solusi positif jika terjadi sebuah permasalah dalam rumah tangga.

c) Manajemen konflik dalam keluarga, fasilitator juga menjelaskan kepada calon pengantin faktor-faktor penyebab terjadi sebuah konflik, tanda-tanda perkawinan dalam bahaya, dan solusi untuk mengatasi jika terjadi permasalahan.

d) Psikologi perkawinan dan keluarga, materi ini memberikan pemahaman kepada calon pengantin untuk mencapai sebuah keluarga yang sakinah, juga membina hubungan dalam

(44)

keluarga antara orang tua kepada anak, anak dengan keluarga lain.

3) Kelompok Penunjang : pada kelompok ini juga terdapat 4 materi yang disampaikan, yaitu :

a) Pendekatan androgi.

b) Penyusunan satuan acara pembelajaran dan micro teaching.

c) Pra Test dan post test.

d) Penguasaan/Rencana Aksi.

Dalam peraturan juga diatur mengenai modul yang harus dipakai dalam bimbingan pra nikah, modul tersebut diterbikan oleh Kementerian Agama pada tahun 2017. Dalam bimbingan pra nikah yang terlaksana ditahun 2017 ke-atas calon pengantin wajib memperoleh modul tersebut untuk mengikuti bimbingan pra nikah.35

Selama pelaksanaan bimbingan pra nikah fasilitator bisa menggunakan metode yang sudah diatur pada pedoman penyelenggaraan kursus pra nikah, dimana metode yang digunakan terdiri dari metode ceramah, diskusi, dan tanya jawab serta penugasan kepada calon pengantin. Tugas yang diberikan kepada calon pengantin bisa disesuaikan dengan kebutuhan dan kondisi ketika praktik dilapangan.

35 Setneg RI, Kedirjen Bimas Nomor : 373 Tahun 2017, Pasal 2.

(45)

32

e. Fasilitator dan Narasumber

Fasilitator atau narasumber di atur dalam pasal 8 yang dijelaskan bahwa fasilitator harus memiliki sertifikat pemateri bimbingan pra nikah. Sertifikat itu didapatkan melalui kursus bimbingan teknis fasilitator bimbingan perkawinan yang diadakan oleh Kementerian Agama. selama kursus tersebut fasilitator mengikuti pelatihan selama 3 (tiga) hari.36 Selain itu terdapat juga fasilitator atau narasumber dalam pelaksanaan bimbingan pra nikah yang didatangkan melalui tenaga kesehatan puskesmas, fasilitator tersebut akan mengisi tentang kesehatan reproduksi. Fasilitator atau narasumber juga harus mempunyai keahlian dalam menjelaskan peraturan pernikahan dan kehidupan rumah tangga, menguasai bimbingan pra nikah dan konseling islam, dan memahami landasan filosofi bimbingan pra nikah serta memahami landasa keilmuan bimbingan pra nikah yang relevan.37

f. Seritifikasi Bimbingan Pra Nikah

Setelah calon pengantin mengikuti bimbingan pra nikah maka akan diberikan setifikat dimana sertifikat ini diberikan kepada peserta sebagai tanda bahwasanya peserta tersebut sudah lulus dalam mengikuti bimbingan pra nikah.38 Sesuai pada peraturan penyelenggaraan bimbingan pra nikah pada pasal 6 ayat 2 dan 3.

36 Setneg RI, Kedirjen Bimas Nomor : 373 Tahun 2017, Pasal 8.

37 Tohari Munawar, Dasar Konsep Bimbingan dan Konseling Islam, (Yogyakarta : UII Press, 1993), 79.

38 Aris Setiawan, Efektivitas Kursus Calon Pengantin (Studi kasus di Kantor Urusan Agama Metro Selatan dan Metro Pusat), (Tesis. IAIN Metro-2018) 36.

(46)

Untuk sertifikat yang didapat oleh peserta akan dikeluarkan dari Kementerian Agama dengan berisikan nomor sertifikat.

Sertifikat bimbingan pra nikah merupakan salah satu persyaratan dalam pencatatan perkawinan, akan tetapi calon pengantin tidak wajib memiliki sertifikat bimbingan pra nikah. Walaupun sertifikat sifatnya tidak wajib untuk dimiliki oleh calon pengantin, akan lebih baik jika calon pengantin mengikuti bimbingan pra nikah di KUA. Karena jika calon pengantin mengikuti bimbingan pra nikah yang ada di KUA, calon pengantin memiliki pengatahuan dan kematangan untuk membangun sebuah rumah tangga. Sehingga ketika calon pengantin dihadapi dengan problematika dalam rumah tangga, dengan bekal yang didapatkan dalam bimbingan pra nikah calon pengantin bisa mengantisipasinya dengan baik.39

39 Aris Setiawan, Efektivitas Kursus Calon Pengantin. 37.

(47)

34

BAB III

METODE PENELITIAN

Metode penelitian memiliki definisi kegiatan ilmiah yang terencana dan sistematis untuk memperoleh tujuan tertentu. Dinamakan kegiatan ilmiah karena mengandung aspek pengetahuan. Dikatakan terencana harus direncanakan dengan memperhatikan waktu dan kondisi tempat.40 Seorang peneliti harus memahami metode penelitian yang digunakan sebelum melaksanakan suatu penelitian.

Adapun metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah : A. Jenis dan Pendekatan Penelitian.

Penelitian ini termasuk peneilitian lapangan ( field research ) yaitu :

“Penelitian ini dilakukan secara langsung di lapangan, yang bertujuan untuk memperoleh data-data valid dan pasti yang didapatkan dari sumbernya tanpa melalui perantara”.

Karena dalam penelitian ini berbasis hukum, maka penelitian ini termasuk pada jenis penelitian yuridis empiris, yang dimana hukum bukan dikaji dalam sebuah norma sosial, akan tetapi hukum dalam realita yang ada pada masyarakat atau sebuah gejala sosial masyarakat.41

Adapun metode pendekatan penelitian yang dipakai dalam penelitian ini, yaitu metode pendekatan kualitatif, dalam penelitian ini akan menghasilkan deskripsi berupa tulisan yang diporeloh dari informan atau

40 Bachtiar, Metode Penelitian Hukum, (Tanggerang Selatan : Unpam Press, 2018), 160.

41 Ishaq, Metode Penulisan Hukum dan Penulisan Skripsi, (Bandung : Alfabeta, 2017), 72.

(48)

sebuah perilaku yang telah diamati, dengan menggunakan metode ini akan diarahkan pada fokus penelitian dan individu secara utuh.42

Alasan mengapa peneliti menggunakan pendekatan kualitatif, untuk memberikan gambaran mengenai bagaimana pelaksanaan bimbingan pra nikah yang dilaksanakan oleh Kantor Urusan Agama di Kecamatan Sumbersari.

Untuk medapatkan data pada yang dibutuhkan, penulis mengumpulkan data yang dibutuhkan dengan cara melakukan penemuan pada lokasi penelitian yang telah dipilih oleh penulis, peneliti menyinkronkan data yang sudah terkumpul dengan masalah yang dibahas dalam penelitian ini.

Selanjutnya peneliti pun mengungkapkan validitas yang ada dengan sebenarnya, menurut dari gambaran pelaksanaan sistem yang dikerjakan dengan menggunakan pendekatan lapangan, upaya dokumentasi dari data tersebut, juga keterangan tersebut dilakukan dengan intens selanjutnya di analisis, kemudian data yang sudah terkumpul tersebut di uji Kembali.43 Mengenai pendekatan yang dilakukan oleh peneliti akan mengumpulkan data dari bimbingan pra nikah yang ada pada Kantor Urusan Agama Sumbersari.

Dari jenis yang digunakan pada penelitian ini ialah penelitian lapangan, dimana gambaran pada penelitian di kumpulkan kemudian dijadikan sebuah kata-kata, supaya bisa dipahami dan diterima oleh pembaca. Serta laporan pada penelitian ini berupa kutipan sesuai data yang valid, kemudian di sajikan kedalam bentuk laporan. Data tersebut didapatkan sesuai metode

42 Mukti Fajar Nur Dewata dan Yulianto Achmad, Dualisme Penelitian Hukum Normatif dan Empiris, (Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 2019), 47.

43 Gorys Kerap, Komposis, Sebuah Pengantar Kemahiran Bahasa, (NTT, Nusa Indah, 1989), 162.

Referensi

Dokumen terkait

Mechanical Milling atau dipendekkan milling adalah suatu penggilingan mekanik dengan suatu proses penggilingan bola dimana suatu serbuk yang ditempatkan dalam

dalam konsentrasi yang sama tidak pelarutan fosfat yang setara dengan penjumlahan aktivitas kedua efek sinergis, namun menunjukkan pelarutan P sedikit lebih

Dari hasil penelitian ini, dapat dideskripsikan bahwa calon pengantin (catin) merupakan pasangan laki-laki dan perempuan yang dalam perkembangannya baik secara fisik

Produc on (Ton) Rerata Produksi/ Yield (Kg/Ha) Jumlah Penyerapan Tenaga Kerja (TK) TBM/ Immature TM/ Mature TTM/TR/ Damaged Jumlah/ Total 1. JAKARTA JAWA BARAT BANTEN JAWA

PENGERTIAN bantuan dana operasional penyelenggaraan program pendidikan keaksaraan usaha mandiri untuk menyelenggarakan pembelajaran KUM untuk peningkatan kemampuan

Dampak bimbingan pra nikah dalam memantapkan calon pengantin dalam mewujudkan keluarga sakinah di BP4 KUA Kecamatan Kayen yakni adanya persiapan dari calon

Dan Apa faktor pendukung dan penhambat prose bimbingan pra nikah bagi calon pengantin di Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan Pattallassang Kabupaten Gowa?. Jenis penelitian

Pengantin” di BP4 KUA Kec.Mranggen (Studi Analisis Bimbingan Konseling Perkawinan). Penelitian ini dilatarbelakangi Kasusperceraian yang terjadi di Kec.Mranggen,