• Tidak ada hasil yang ditemukan

ASUHAN KEPERAWATAN IBU POST SECTIO CAESAREA ATAS INDIKASI KETUBAN PECAH DINI DAN PANGGUL SEMPIT DENGAN PENERAPAN MOBILISASI DINI UNTUK MEMPERCEPAT PENURUNAN TFU DI RUANG BAITUNNISA 2 RUMAH SAKIT ISLAM SULTAN AGUNG SEMARANG

N/A
N/A
Gemilang Makmur .P

Academic year: 2023

Membagikan "ASUHAN KEPERAWATAN IBU POST SECTIO CAESAREA ATAS INDIKASI KETUBAN PECAH DINI DAN PANGGUL SEMPIT DENGAN PENERAPAN MOBILISASI DINI UNTUK MEMPERCEPAT PENURUNAN TFU DI RUANG BAITUNNISA 2 RUMAH SAKIT ISLAM SULTAN AGUNG SEMARANG"

Copied!
136
0
0

Teks penuh

Makalah penelitian ini disusun untuk memenuhi persyaratan Program Pakar Madya D3 Keperawatan Fakultas Keperawatan Universitas Islam Sultan Agung Semarang. Allah SWT yang telah memberikan kesehatan, kekuatan dan kemudahan kepada saya untuk menyelesaikan skripsi ini. Bapak Ibu Dosen Fakultas Keperawatan Universitas Islam Sultan Agung Semarang yang turut serta memberikan motivasi dan doa agar penulis dapat menyelesaikan makalah penelitian tepat pada waktunya.

Sahabat kecilku (Alfina Rosdiana dan Ismia Nur Fitriani) yang selalu memberikan dukungan dan motivasinya sehingga penulis bersemangat menyelesaikan karya ilmiah ini.

Tabel 1. Tinggi Fundus Uteri pada Masa Involusi ...............................................
Tabel 1. Tinggi Fundus Uteri pada Masa Involusi ...............................................

Latar Belakang

Hasil Penelitian Sabrina (2014) Dengan melakukan mobilisasi dini dapat memperlancar aliran darah dan sisa tali pusat sehingga dapat menurunkan TFU dengan cepat. Menurut penelitian Fitriana dan Lilis Dwi (2012), ditemukan bahwa mayoritas (60,6%) mengalami perlambatan penurunan TFU pada ibu pasca operasi caesar. Hal ini dikarenakan ibu sesar memiliki mobilisasi dini yang minim akibat respon nyeri yang terjadi pada luka jahitan pasca operasi dan kemungkinan dipicu oleh faktor nutrisi.

Berdasarkan uraian di atas mengenai penatalaksanaan proses pengembalian rahim seperti sebelum hamil, maka peran perawat memerlukan pelatihan mobilisasi dini.

Tujuan Penulisan

Manfaat

TINJAUAN TEORI POST PARTUM

  • Pengertian
  • Tujuan Asuhan Post Partum
  • Tahapan Post Partum
  • Adaptasi Fisiologis dan Psikologis Post Partum

Loheya ini keluar pada hari ke 4-7 setelah lahir.Loheya ini mempunyai ciri-ciri berupa darah bercampur lendir berwarna merah kecoklatan berlendir. Keluarnya >14 hari atau 2-6 minggu setelah lahir, berupa cairan berwarna putih karena mengandung selaput janin dan serabut jaringan mati (Sutanto, 2019). Merupakan fase yang berlangsung selama 3 hingga 10 hari setelah melahirkan, dimana fase ini menimbulkan perasaan cemas atau cemas akibat perasaan ibu yang tidak mampu dalam mengasuh anak yang menjadi tanggung jawabnya.

Ini merupakan fase yang terjadi pada hari ke 10 setelah kelahiran berupa penerimaan tanggung jawab atas peran sebagai orang tua.

TINJAUAN TEORI SECTIO CAESAREA

  • Etiologi
  • Patofisiologi
  • Pathways
  • Penatalaksanaan
  • Komplikasi

Oleh karena itu, operasi caesar diperlukan untuk mencegah kemungkinan bahaya bagi ibu dan bayi. Ambulasi dapat dilakukan satu hari setelah operasi, yaitu klien dapat turun dari tempat tidur sebentar atau dibantu oleh orang lain. Infeksi ini bisa terjadi jika tanda-tanda kelainan muncul sebelum operasi.

Hal ini dapat terjadi selama operasi jika cabang arteri uterina dibuka atau mungkin disebabkan oleh atonia uteri.

TINJAUAN TEORI MOBILISASI DINI

  • Tujuan Mobilisasi
  • Manfaat
  • Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Mobilisasi Dini
  • Dampak Tidak Melakukan Mobilisasi Dini
  • Rentang Gerak Mobilisasi Dini
  • Tahap Melakukan Mobilisasi Dini

Pemahaman ibu hamil terhadap manfaat mobilisasi dini menjadi dasar dalam menentukan sikap terhadap pelaksanaan mobilisasi dini pasca melahirkan. Jadi, tidak menutup kemungkinan bahwa pengaruh psikologis juga dapat mempengaruhi mobilisasi dini ibu pasca melahirkan. Perasaan cemas atau cemas yang dirasakan ibu pasca operasi dalam melakukan mobilisasi dini dapat mempengaruhi keberhasilan dalam melakukan gerakan tersebut.

Dengan tidak dilakukannya mobilisasi dini maka keluaran lokia dan sisa tali pusat akan terhambat sehingga mengakibatkan terganggunya kontraksi uterus.

TINJAUAN TEORI INVOLUSI UTERI

  • Pengukuran Involusi Uterus
  • Faktor Yang Berpengaruh Terhadap Tinggi Fundus Uteri
  • Pengaruh Mobilisasi Dini Terhadap Penurunan Tinggi Fundus Uteri

Dengan melakukan mobilisasi dini maka kontraksi rahim akan berjalan dengan baik sehingga fundus uteri terasa keras, hal ini dapat mencegah resiko terjadinya perdarahan abnormal, karena kontraksi menyempitkan pembuluh darah yang terbuka (Walyani, 2015). Penelitian yang dilakukan oleh Mahdiyah (2012) menggunakan metode uji Chi-Square yang dilakukan terhadap 48 responden dan hasilnya terdapat 34 responden yang melakukan gerakan dini (early mobilisasi) dan 14 responden yang tidak melakukan mobilisasi dini. Ditemukan adanya penurunan TFU pada responden yang melakukan mobilisasi dini dan sebaliknya tidak terjadi penurunan TFU pada responden yang tidak melakukan mobilisasi dini.

Jadi dapat disimpulkan dari karakteristik responden bahwa mobilisasi dini berpengaruh terhadap penurunan TFU pada ibu nifas yaitu 18 responden.

KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN POST PARTUM SECTIO

  • Pengkajian
  • Diagnosa Keperawatan
  • Intervensi Keperawatan

Pada pasien operasi caesar, gangguan pernafasan yang sering terjadi adalah sumbatan jalan nafas dan pernafasan yang tidak adekuat. Harus dinilai apakah simetris atau tidak, apakah terdapat retraksi interkostal, apakah terdapat keterlambatan pernapasan, apakah terdapat suara tambahan, serta ritme dan frekuensi pernapasan. Pada ibu pasca operasi caesar yang mengalami retensi ASI simetris, kedua payudara kencang, nyeri tekan, kedua puting menonjol, areola berwarna hitam, ASI tidak keluar atau ASI keluar sedikit.

Apakah terdapat distensi VU, apakah terdapat perdarahan pada luka pasca operasi, seberapa tinggi fundus uteri, apakah terdapat nyeri tekan atau tidak.

  • Hasil Studi Kasus
  • Pengkajian Keperawatan
  • Analisa Data
  • Diagnosa Keperawatan
  • Intervensi Keperawatan
  • Implementasi Keperawatan
  • Evaluasi

Diperoleh tanggapan pasien, data subjektif, pasien menyatakan bersedia dan ingin terus berolahraga dan data objektif, pasien tampak berusaha untuk melakukan mobilisasi. Diperoleh tanggapan pasien, data subjektif, pasien menyatakan bersedia menerima pengobatan dan data objektif, pasien kooperatif. Diperoleh tanggapan pasien dari data subjektif, pasien menyatakan bersedia dan ingin istirahat, data objektif pasien tampak lebih tenang.

Diperoleh tanggapan pasien, data subjektif pasien menyatakan bersedia menerima dukungan bantal, dan data objektif pasien terlihat nyaman. Didapat tanggapan dari pasien, data subjektif, pasien menyatakan bersedia melakukan hal tersebut, data objektif seolah mencoba memiringkan pasien ke kanan dan ke kiri. Diperoleh tanggapan dari pasien, data subyektif pasien mengatakan tidurnya nyaman dan tenang tadi malam, data obyektif pasien tampak lebih segar.

Respon pasien diperoleh dari data subjektif, pasien menyatakan siap menaikkan suhu tubuhnya, data objektif sepertinya lebih nyaman bagi pasien. Diperoleh tanggapan dari pasien, data subyektif, pasien menyatakan setuju, data obyektif, pasien tampak mengantuk dan menguap. Didapatkan tanggapan pasien, data subyektif, pasien mengatakan dapat tidur dengan nyaman, data obyektif, pasien tampak lebih segar.

Respon pasien diperoleh dari data subjektif; pasien menyatakan kesediaannya, data obyektif yang tampaknya ingin dimobilisasi oleh pasien. Diperoleh tanggapan dari pasien, data subyektif, pasien menyatakan setuju, data obyektif, pasien tampak kesulitan dan berusaha melakukan mobilisasi.

Pengkajian

Respon pasien yang didapat, data subjektif, pasien menyatakan setuju, data objektif, TD 110/80 mmHg, nadi 63 x/menit, RR 20 x/menit, dan suhu 36 oC. Respon pasien yang diterima, data subjektif, keluarga pasien menyatakan setuju, data objektif, keluarga pasien tampak bersedia membantu. Respon yang didapat dari pasien, data subyektif, pasien menyatakan bersedia diberikan obat melalui anus, dan data obyektif, pasien kooperatif dalam memberikan obat.

Data subjektif yang diperoleh pasien menyatakan nyeri agak mereda, dan data objektif pasien tampak agak rileks. Diperoleh tanggapan pasien, data subjektif, pasien menyatakan setuju dan akan mengayun ke kanan dan ke kiri dan data objektif, pasien tampak mampu mendemonstrasikan latihan mobilisasinya sendiri. Pukul 21.25 dilakukan pengecekan TFU. Data subyektif pasien menyatakan setuju dan data obyektif TFU setinggi pusat dengan persalinan berat.

Respon pasien diperoleh dari data subjektif yang menyatakan bahwa ia sudah lama menghindari minuman tersebut, dan dari data objektif terlihat pasien memahami. Data subjektif pasien menunjukkan setuju, dan data objektif pasien kooperatif dengan TD 103/59 mmHg, nadi 82 x/menit, RR 20 x/menit dan suhu 36,9. Mendapatkan tanggapan pasien, data subyektif, pasien menyatakan setuju, data obyektif adalah TFU di bawah pinggang dengan kontraksi keras.

Didapatkan tanggapan pasien dari data subjektif, pasien mengatakan bahwa dirinya memakan makanan yang disediakan yaitu nasi, sayur mayur dan ayam. Respon pasien diperoleh dari data subjektif, pasien menyatakan bersedia, data objektif, pasien kooperatif dengan tekanan darah 111/61 mmHg, denyut jantung 65 x/menit, RR 20 x/ menit dan suhu 36,4.

Diagnosa keperawatan, Intervensi, Implementasi, Evaluasi

Berdasarkan fakta dan teori tersebut, mobilisasi dini merupakan penatalaksanaan yang paling tepat untuk mempercepat penurunan involusi uterus pada ibu nifas. Dan diperoleh intervensi yaitu pemantauan TTV, identifikasi nyeri atau keluhan fisik lainnya, pelibatan keluarga untuk membantu klien meningkatkan pergerakan, penjelasan tujuan dan tata cara mobilisasi dini serta rekomendasi mobilisasi dini (PPNI, 2018). Menjelaskan tujuan dan tata cara mobilisasi dini bertujuan untuk memberikan pemahaman mengenai kelebihan atau manfaat dilakukannya mobilisasi dini.

Menurut penelitian Hartati & Afiyaanti (2014), terdapat hubungan yang signifikan antara pemberian informasi dengan pelaksanaan mobilisasi dini. Menurut penelitian Nurfitriani (2017), ibu termotivasi untuk melakukan mobilisasi dini setelah melahirkan melalui operasi caesar. Tahapan melakukan mobilisasi dini pada ibu pasca operasi caesar menurut Kasdu (2006 dalam Rahmadhani, 2018) ibu dianjurkan untuk melakukan bed rest dalam waktu 6 jam setelah operasi. Mobilisasi yang dapat dilakukan adalah mobilisasi tangan dan lengan, mobilisasi jari kaki, memutar pergelangan kaki, mengangkat tumit, meregangkan otot betis, dan kaki dapat ditekuk atau digeser.

Menurut Kasdu (2008 dalam Dewi 2011), ibu dengan persalinan sesar disarankan untuk melakukan mobilisasi dini agar kontraksi uterus berkembang dengan baik dan involusi uterus cepat terjadi, serta dapat mencegah terjadinya trombus vena dan dapat menjadikan ibu melakukan aktivitas secara mandiri. bayi. Dalam melaksanakan rekomendasi mobilisasi dini, penulis memberikan nasihat kepada pasien tentang tahapan penting mobilisasi dini secara bertahap. Menurut Aliahani (2010), mobilisasi dini pada ibu bersalin sesar dilakukan secara rutin dan bertahap karena adanya luka operasi dan efek anestesi.

Evaluasi yang didapat dari gambaran pelaksanaan mobilisasi dini untuk mempercepat penurunan TFU pada pasien diperoleh pada hari ke 1 sebelum dilakukan mobilisasi dini TFU pasien 2 jari diatas pinggang dan dilakukan. Menurut penelitian Sabrina (2014) mobilisasi dini penting dilakukan karena dapat menurunkan TFU dan mempercepat penyembuhan luka pada ibu nifas sehingga mobilisasi dini sangat tepat digunakan sebagai terapi tindakan non farmakologis yang perlu dilakukan intervensi pada pasca persalinan. -ibu yang melahirkan.

Tambahan Diagnosa Keperawatan

Evaluasi yang didapat dari penerapan risiko infeksi dibuktikan dengan efek tindakan invasif yaitu panas atau suhu luka normal, tidak ditemukan rubor atau kemerahan, luka tidak membengkak, tidak ditemukan nanah, luka menghambat pergerakan karena pasien masih menyesuaikan diri dengan luka barunya. Namun pengerahan kembali dilakukan keesokan harinya dan dipastikan luka tersebut tidak mengalami infeksi dan pasien dapat menoleransi pergerakan serta luka tidak menghalangi pergerakan sehingga permasalahan teratasi.

Kesimpulan

Pengkajian dilakukan setelah memberikan tindakan keperawatan pada pasien dan didapatkan respon pasien cukup baik dan kooperatif, pasien disadarkan akan pentingnya mobilisasi dini, mampu melakukan mobilisasi dini secara bertahap dan mampu. untuk melakukan mobilisasi dini.

Saran

Hubungan Mobilisasi Dini Ibu Pasca Persalinan dan SC (Caesar Section) terhadap Proses Percepatan Pemulihan Pasca Persalinan di Ruang Kebidanan Rsudza Banda Aceh. Pengaruh teknik relaksasi nafas dalam terhadap intensitas nyeri pada pasien yang menjalani operasi caesar di RSUD Bengkulu. Hubungan mobilisasi dini pasca operasi caesar dengan proses penyembuhan luka operasi di ruang obstetri RSUD Dewi Sartika tahun 2017.

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Ibu Pasca Operasi Caesar Melakukan Mobilisasi Dini Di RSCM Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Ibu Pasca Operasi Caesar Melakukan Mobilisasi Dini. Karakteristik ibu yang mengalami persalinan dengan Sectio Caesarea di RSUD Moewardi Surakarta Tahun 2014. Asuhan keperawatan pada ibu nifas Sectio Caesarea (SC) dengan kesulitan keperawatan yang menghambat mobilitas fisik di RSUD Pringsewu Tahun 2018.

Pengetahuan dan motivasi ibu Post Sectio Caesarea dalam mobilisasi dini pengetahuan dan motivasi ibu Post Sectio Caesarea dalam mobilisasi dini. Hubungan mobilisasi dini pasca operasi caesar dengan proses penyembuhan luka operasi di ruang nifas RSUD Dewi Sartika Kota Kendari Tahun 2018. Pengaruh mobilisasi dini terhadap penurunan tinggi fundus uteri pada ibu nifas di Paviliun Melati, RSUD Jombang.

Perbedaan mobilisasi dini percepatan penurunan tinggi fundus uteri pada ibu nifas hari pertama dan kedua. PERAWATAN IBU PASCA SECTIO CAESAREA UNTUK AMNINOS RUPTUR PREMIUM DAN INDIKASI PELVIK SEMPIT DENGAN KINERJA MOBILISASI DINI UNTUK MEMPERCEPAT PENURUNAN TFU DI RUANG. Ibu nifas mengetahui nutrisi yang mereka butuhkan selama persalinan untuk menjaga kesehatan diri dan bayinya, dan ibu nifas dapat mempelajari manfaat kesehatan dari makan ikan.

Klien mengetahui pengertian dan tujuan gizi ibu setelah melahirkan, mengetahui menu gizi seimbang beserta contohnya, dan mengetahui akibat kekurangan gizi.

Gambar

Tabel 1. Tinggi Fundus Uteri pada Masa Involusi ...............................................
Tabel 1. Tinggi Fundus Uteri pada Masa Involusi

Referensi

Dokumen terkait

For example, learning vocabulary through illustrated storybooks and learning through the surrounding environment or learning English through field trip methods or outside