Disiapkan untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Keperawatan Tumbuh pada Sistem Muskuloskeletal, Integumen, Persepsi Sensori dan Persarafan bersama dosen. Penulis yang bertanda tangan di bawah ini telah menyetujui dan mengesahkan penyelesaian makalah berjudul “Laporan Pengantar dan Asuhan Keperawatan Pasien Dewasa dengan Stroke CVA” yang disusun sebagai tugas Mata Kuliah Keperawatan Dewasa: Sistem Muskuloskeletal, Integumen, Saraf dan Persepsi Sensorik pada tanggal 11. Semester TM 5 Tahun Pelajaran 2023/2024. Kushariyadi, S.Kep., M.Kep selaku pembimbing mata kuliah Keperawatan Dewasa: Sistem Muskuloskeletal, Integumen, Saraf dan Persepsi Sensori.
Semua pihak yang memberi kerjasama sehingga penyediaan laporan ini dapat disiapkan dalam masa yang singkat.
PENDAHULUAN
- Latar Belakang
- Rumusan Masalah
- Tujuan
- Manfaat
Mahasiswa dapat memahami konsep dasar stroke serta membuat dan menentukan asuhan keperawatan stroke. Mendapatkan tambahan wawasan dan masukan mengenai pelaksanaan peningkatan asuhan keperawatan pada klien penderita stroke. Memberikan pengetahuan dan informasi mengenai stroke, sehingga pengetahuan masyarakat dapat meningkat dengan menggali kemungkinan-kemungkinan yang ada.
TINJAUAN PUSTAKA
- Anatomi
- Definisi
- Etiologi
- Patofisiologi
- Klasifikasi
- Manifestasi Klinis
- Penatalaksanaan
- Pemeriksaan Penunjang
Serangan jantung CVA terjadi karena aliran darah ke otak terganggu akibat penyumbatan pembuluh darah di otak. Trombosis serebral, aterosklerosis, dan emboli serebral yang membentuk plak menyebabkan penyumbatan pada dinding pembuluh darah di otak. Penyebab paling umum dari CVA adalah penyakit arteri degeneratif, baik aterosklerosis pembuluh darah besar (dengan tromboemboli) maupun penyakit pembuluh darah kecil (lipohalinosis).
Stroke non-hemoragik disebabkan oleh trombosis dari plak aterosklerotik yang memberikan vaskularisasi ke otak, atau karena emboli dari pembuluh darah di luar otak yang tersangkut di arteri serebral. Iskemia CVA adalah penyumbatan pembuluh darah yang menyebabkan terhentinya sebagian atau seluruh aliran darah ke otak. CVA iskemik umumnya diakibatkan oleh aterotrombosis pembuluh darah otak, baik besar maupun kecil.
Ini merupakan jenis CVA dimana penggumpalan darah tidak terjadi di pembuluh darah otak, melainkan di pembuluh darah lainnya. CVA hemoragik subarachnoid ditandai dengan perdarahan yang terjadi di luar otak, yaitu pada pembuluh darah di bawah otak atau pada selaput otak.
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
- Pengkajian Keperawatan
- Diagnosa Keperawatan
- Intervensi Keperawatan
- Implementasi Keperawatan
- Evaluasi Keperawatan
- Discharge Planning
Inspeksi : ictus cordis tidak terlihat Palpasi : ictus cordis teraba Perkusi : normal.. a) Inspeksi : simetris, tanpa asites b). Saat menggaruk, jari-jari kaki biasanya tidak melebar, kaki tidak responsif, tidak ada respon fleksi atau ekstensi. Keluarga pasien mengatakan, sebelum dibawa ke RS, pasien mengalami kejang sebanyak 4 kali di Puskesmas Sempok, serangan berlangsung kurang lebih 2 menit, dan mengeluh mual dan sakit kepala.
Serangan pertama berlangsung sekitar 20 menit, setelah serangan pasien dalam keadaan sadar namun pasien tampak mengantuk. Keluarga pasien mengatakan pasien mengalami kejang sehingga pasien dibawa ke RS dan MRS pada 14 Januari 2022. Pasien mengatakan, ia memiliki riwayat penyakit fibrilasi atrium (syok), detak jantung tidak teratur), gagal jantung, dan riwayat tuberkulosis paru yang pengobatannya selesai pada tahun 2019. Keluarga pasien mengatakan, sebelum dibawa ke RS, pasien mengalami kejang sebanyak empat kali di Puskesmas Sempok, dengan durasi kejang sekitar 2 menit, selama itu pasien mengeluh mual dan sakit kepala.
Pasien mengatakan memiliki riwayat AF atau fibrilasi atrium (detak jantung tidak teratur, gagal jantung atau gagal jantung atau sering disebut gagal jantung), dan pasien memiliki riwayat penyakit TBC paru yang pengobatannya selesai pada tahun 2019. Keluarga mengatakan bahwa mereka lupa. terkait imunisasi, namun pasien sudah mendapat vaksin COVID-19 dosis 1 4) Kebiasaan/gaya hidup/gaya hidup. Keluarga pasien mengatakan bahwa ketika pasien sakit selalu meminum obat dari dokter karena pasien mempunyai riwayat alergi obat.
Keluarga pasien tidak mempunyai riwayat penyakit bawaan, dan pihak keluarga pasien menyatakan bahwa tidak ada satu pun anggota keluarga yang mempunyai riwayat penyakit apapun kecuali Ny. Pasien mengatakan ingin segera sembuh dan dapat beraktivitas seperti biasa tanpa adanya rasa tidak nyaman dengan kondisinya saat ini 5) Peran diri. Pemeriksaan : bentuk kepala simetris, ukuran rata-rata normal, kulit kepala tampak kotor dan tidak terdapat lesi atau benjolan.
Pemeriksaan simetris kanan-kiri, tidak ada benjolan pada daun telinga, keindahan telinga sedang, tidak ada cairan yang keluar. Perkusi : bunyi timpani, tidak ada nyeri tekan pada ginjal - Palpasi : tidak ada nyeri tekan pada abdomen 9) Urogenital. Anggota tubuh bagian bawah: anggota tubuh bagian bawah kiri tidak dapat digerakkan dengan bebas, tidak terdapat luka, luka atau lesi.
RINGKASAN KASUS
Pengkajian Keperawatan
Pasien mengeluh sakit kepala dan badan sebelah kiri tidak bisa digerakkan sama sekali. C. Riwayat penyakit saat ini. Sebelum pasien dirawat di rumah sakit, pasien pernah atau sering mempunyai riwayat AF atau fibrilasi atrium (detak jantung tidak teratur), HF atau gagal jantung. Pasien tidak mengalami kendala pada daya ingat dan orientasi pasien tetap terjaga walaupun harus dilakukan secara perlahan.
Namun kondisi saat ini membuatnya merasa tidak nyaman karena pasien tidak bisa melakukan aktivitas sehari-hari seperti biasanya. Pasien tidak kesulitan dalam mengekspresikan citra, cita-cita, harga diri dan perannya, karena ia yakin akan segera membaik jika dirawat di rumah sakit. M. Belum diteliti secara menyeluruh, namun hasil observasi pasca operasi pasien tidak mengeluhkan adanya masalah terkait proses buang air kecil.
Jelaskan penyebab, masa dan pemicu nyeri. mengetahui nilai pemeriksaan umum pasien. 3. lingkungan yang dapat menimbulkan nyeri. 4. Kerjasama pemberian obat pereda nyeri bila diperlukan. mengetahui penyebab dan durasi nyeri yang terjadi.
Analisis Data
Diagnosa Keperawatan
3 Defisit swasembada (D.0109) b.d. imobilitas fisik d.d. klien mengatakan klien tidak pernah mencuci rambut di rumah sakit, klien tidak pernah membersihkan mulut dengan benar.
Intervensi Keperawatan
D.0109) Defisit perawatan diri b.d imobilitas fisik d.d klien mengatakan klien tidak pernah mencuci rambut selama di rumah sakit, klien tidak pernah membersihkannya.
PENUTUP
Kesimpulan
Saran