• Tidak ada hasil yang ditemukan

KERANGKA DASAR AGAMA DAN AJARAN ISLAM

N/A
N/A
Putri Ramadhani

Academic year: 2023

Membagikan "KERANGKA DASAR AGAMA DAN AJARAN ISLAM"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

MAKALAH AL - ISLAM

KERANGKA DASAR AGAMA DAN AJARAN ISLAM DOSEN PENGAMPU :

Sarmadhan Lubis, M.Pd.I

Disusn Oleh:

Kelompok6

WIJI ASTUTI (193510392) SINTA ROVI AL (193510341)

KELAS 2D

PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS ISLAM RIAU T.A 2019/2020

(2)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan kesehatan jasmani dan rohani sehingga kita masih tetap bisa menikmati indahnya alam ciptaan-Nya. Sholawat dan salam semoga senantiasa tercurahkan kepada teladan kita Muhammad SAW yang telah menunjukkan kepada kita jalan yang lurus berupa ajaran agama yang sempurna dan menjadi rahmat bagi seluruh alam.

Penulis sangat bersyukur karena telah menyelesaikan makalah yang menjadi tugas pendidikan agama dengan judul Kerangka Dasar Agama dan Ajaran Islam.Disamping itu, penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu hingga terselesaikannya makalah ini.

Akhir kata, penulis memahami jika makalah ini tentu jauh dari kesempurnaan maka kritik dan saran sangat kami butuhkan guna memperbaiki karya-karya kami di waktu mendatang.

Pekanbaru, 9 Maret 2020

Penulis

DAFTAR ISI

(3)

DAFTAR ISI...ii

BAB I...1

PENDAHULUAN...1

1.2 Latar Belakang...1

1.2 Rumusan Masalah...1

1.3 Tujuan...1

BAB II...2

PEMBAHASAN...2

2.1 Kerangka Ajaran Agama Islam...2

2.2 Aqidah dan Ruang Lingkup Aqidah... 2

Pengertian Syari’ah...5

2.4 Pengertian ahklaq...6

BAB III...9

PENUTUP...9

3.1 Kesimpulan...9

2.2 Saran...9

(4)

BAB I

PENDAHULUAN

1.2 Latar Belakang

Kita sebagai umat manusia diciptakan dengan tujuan tertentu, yakni semata-mata menyembah Allah SWT.

“Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka beribadah kepada-Ku.” (QS. Adz Dzariyat: 56)

Dan Islam pada hakekatnya adalah aturan atau undang-undang Allah SWT yang terdapat dalam kitab Allah dan Sunnah Rasulnya yang meliputi perintah-perintah dan larangan- larangan, serta petunjuk-petunjuk untuk menjadi pedoman hidup dan kehidupan umat manusia guna kebahagiaanya di dunia dan akhirat.Oleh karena itu, dengan dibuatnya makalah ini kita sebagai umat Islam dapat mempelajari,mempraktekkan dan mengamalkan kerangka agama dan ajaran islam pada kehidupan sehari-hari.

1.2 Rumusan Masalah

Adapun masalah-masalah yang akan dibahas dalam makalah ini adalah mengenai aqidah, syari’ah, dan akhlak Dalam makalah ini, penulis merumuskan masalah sebagai berikut :

1. Apaarti dan ruang lingkup aqidah ?

2. Apa arti syari’ahdalam penjelasan Qardhawi?

3. Bagaimana hubungan akhlak terhadap Allah SWT ? 1.3 Tujuan

Dari masalah diatas, secara garis besar tujuan dari penyusunan makalah ini adalah untuk menjelaskan mengenai aqidah, syari’ah, dan akhlak yaitu :

1. Dapat mengetahui mengenai arti aqidah.

2. Dapat mengetahui arti syari’ah yang terdapat pada penjelasan Qardhawi 3. Dapat berakhlak mulia sesuai dengan ajaran Islam.

(5)

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Kerangka Ajaran Agama Islam

Islam pada hakikatnya adalah aturan undang-undang Allah yang terdapat dalam kitab Allah dan Sunnah-Nya yang meliputi perintah dan larangan serta petunjuk supaya

menjadi pedoman hidup dan kehidupan umat manusia guna kebahagiaanyya di dunia dan di akhirat.

Secara umum aturan itu dibagi menjadi 3 hal pokok, yaitu Aqidah, Syari’ah dan Ahklaq.

2.2 Aqidah dan Ruang Lingkup Aqidah

Aspek keyakinan disebut‘aqidah, yaitu suatu ikatan seseorang dengan Tuhan yang diyakininya.‘Aqidahberasal dari bahasa Arab yang berarti ikatan atau sesuatu yang mengikat. Aqidah Islam adalah tauhid, yakni meyakini keesaan Tuhan baik dalam Dzat maupun Sifat-Nya. Keesaan Allah dalam Islam didasarkan kepada firman Allah sendiri:

“Katakanlah (Muhammad): Dia-lah Allah Yang Maha Esa. Allah adalah Ttuhan yang bergantung kedapa-Nya segala sesuatu.Dia tiada beranak dan tiada pula

diperanakkan.Dan Tidak ada seorang pun yang setara dengan Dia.” (Q.S Al-Ikhlas: 1-4) Ruang lingkup aqidah yang termasukArkanul Imanyaitu:

a. Iman Kepada Allah SWT

Iman secara bahasa Arab adalah percaya dan secara istilah, iman kepada adalah membenarkan dengan hati, mengucapkan dengan lisan dan diamalkan dengan perbuatan.Jadi,iman kepada Allah adalah membenarkan dengan hati bahwa Allah ada dengan segala sifat keagungan dan kesempurnaanya, kemudian diakui dengan lisan dan dibuktikan dengan amal perbuatan di dunia nyata.Adapun dalil Naqli untuk menguatkan penjelasan diatas :QS. Al-Baqarah 136

“Dan Tuhan itu, Tuhan Yang Maha Esa.Tidak ada Tuhan selain Dia. Yang Maha Pemurah dan Maha Penyayang.” (QS. al-Baqarah : 163).

b. Iman Kepada Malaikat

Beriman kepada malaikat ialah mempercayai bahwa Allah mempunyai

makhluk yang dinamai “malaikat” yang tidak pernah durhaka kepada Allah, yang senantiasa melaksanakan tugasnya dengan sebaik-baiknya dan secermat-

cermatnya. Lebih tegas, iman akan malaikat ialah beritikad adanya malaikat yang menjadi perantara antara Allah dengan rasul-rasul-Nya, yang membawa wahyu kepada rasul-rasul-NyaJumlah malaikat itu banyak sekali, yang mengetahui bilangannya hanya Allah swt sendiri. Malaikat yang wajib diketahui ada 10 antaralain sebagai berikut:

1. Jibril: Disebut dengan Ruhulkudus, Ruhulamin, Malakul Wahyu. Tugas malaikat jibril adalah menyampaikan wahyu Allah swt. kepada rasul dan para nabi.

2. Mikail: Tugasnya membagikan rezeki kepada umatnya

(6)

3. Israfil: Tugasnya memberi nyawa dan menghimpunnya di hari kiamat dan memberi tanda datangnya hari kiamat.

4. Izrail: Tugasnya mencabut nyawa.

5. Rakib: Tugasnya menjaga manusia, mendampingi di sebelah kanan, dan mencatat semua perbuatan yang baik.

6. Atid: Tugasnya menjaga manusia, mendampingi di sebelah kiri, dan mencatat semua perbuatan yang buruk.

7. Munkar: Bertugas menanya dan memeriksa manusia di dalam kubur.

8. Nakir: Mempunyai tugas yang sama dengan Munkar

9. Ridwan: Tugasnya menjaga surga, tempat orang mukmin yang mendapat anugerah pahala dari Allah swt.

10. Malik: Tugasnya menjaga neraka, tempat manusia mendapat siksa Allah swt. karena mereka ingkar dan berbuat doa kepada-Nya.

c. Iman Kepada Kitab-Kitab Allah SWT

Iman kepada kitab-kitab Allah adalah mempercayai dan meyakini sepenuh hati bahwa Allah SWT telah menurunkan kitab-kitab-Nya kepada para nabi atau rasul yang berisi wahyu Allah untuk disampaikan kepada seluruh umat

manusia.Kita sebagai umat Islam belum cukup beriman kepada kitab-kitab Allah swt saja, tetapi harus senantiasa membaca, mempelajari dan memahami isi kandungannya.Sehingga kita tahu aturan-aturan dalamnya untuk selanjutnya kita amalkan dalam kehidupan sehari-hari.

1. Al-Qur’an adalah kitab hidayah yang memberi petunjuk kepada manusia dari berbagai persoalan-persoalan aqidah, syari’ah, ibadah, tasyri, akhlak demi kebahagiaan hidup.

2. Tiada pertentangan antara Al-Qur’an dengan ilmu pengetahuan.

3. Membenarkan atau menjalankan teori-teori ilmiah berdasarkan Al-Qur’an bertentangan dengan tujuan pokok atau sifat Al-Qur’an dan bertentangan pula dengan ciri khas ilmu pengetahuan.

4. Memahami ayat-ayat Al-Qur’an sesuai dengan penemuan-penemuan baru adalah ijtihad yang baik.

d. Iman Kepada Nabi dan Rosul Allah SWT

Perbedaan antara Nabi dan Rasul terletak pada tugas utama. Para nabi menerima tuntunan berupa wahyu, akan tetapi tidak mempunyai kewajiban untuk menyampaikan wahyu itu kepada umat manusia. Rasul adalah utusan (Tuhan) yang berkewajiban menyampaikan wahyu yang diterima kepada umat manusia. Di Al-Qur’an disebut nama 25 orang Nabi, beberapa diantaranya berfungsi juga sebagai rasul ialah (Daud, Musa, Isa, Muhammad) yang berkewajiban menyampaikan wahyu yang diterima kepada manusia dan menunjukkannya cara pelaksanaannya dalam kehidupan sehari-hari.

Sebagaimana manusia biasa lainnya Nabi dan Rasul pun hidup seperti

kebanyakan manusia yaitu makan, minum, tidur, berjalan-jalan, mati dan sifat- sifat manusia lainnya. Nabi Muhammad saw. sebagai Nabi sekaligus Rasul terakhir tidak ada lagi rangkaian Nabi dan Rasul sesudahnya.Firman Allah QS.

(7)

Al-Ahzab (33): 40.“Muhammad itu sekali-kali bukanlah bapak dari seorang laki-laki di antara kamu, tetapi dia adalah Rasulullah dan penutup nabi- nabi.Dan adalah Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

e. Iman Kepada Hari Akhir

Keyakinan ini sangat penting dalam rangkaian kesatuan rukun iman lainnya, sebab tanpa mempercayai hari akhirat sama halnya dengan orang yang tidak mempercayai agama Islam, itu merupakan hari yang tidak diragukan lagi. Hari akhirat ialah hari pembalasan yang pada hari itu Allah menghitung (hisab) amal perbuatan setiap orang yang suda dibebani tanggung jawab dan memberikan putusan ganjaran sesuai dengan hasil hitungan itu.Keimanan kepada Allah berkaitan erat dengan keimanan kepada hari akhir.Hal ini disebabkan keimanan kepada Allah menuntut amal perbuatan, sedangkan amal perbuatan baru

sempurna dengan keyakinan tentang adanya hari akhirat. Demi tegaknya keadilan, harus ada suatu kehidupan baru dimana semua pihak akan

memperoleh secara adil dan sempurna hasil-hasil perbuatan yang didasarkan atas pilihannya masing-masing.Firman Allah SWT. QS. Thaha (20):

15“Sesungguhnya hari kiamat itu akan datang Aku merahasiakan (waktunya) agar supaya tiap-tiap diri itu dibalas dengan apa yang ia usahakan.”

Di dalam islam, kita mengenal 2 jenis kiamat, yaitu :

1. Kiamat Sughro (Kecil),merupakan kiamat kecil yang merupakan rusaknya sebagian makhluk hidup ataupun lingkungan. Contohnya seperti kematian manusia dan bencana– Tanda kiamat kecil : ilmu agama seakan tidak penting, banyak terjadi bencana alam.

2. Kiamat Kubro (Besar), merupakan kiamat besar yang merupakan hancurnya seluruh alam semesta dengan segala isinya. Intinya seluruh kehidupan di dunia sudah tidak ada lagi dan berlanjut ke kehidupan selanjutnya yaitu di alam akhirat – Tanda kiamat besar : matahari terbit dari barat, rusaknya Ka’bah.

f. Iman Kepada Qada dan Qadar

Iman kepada Qada dan Qadar berarti percaya dan yakin sepenuh hati bahwa Allah SWT mempunyai kehendak, ketetapan, keputusan atas semua makhluk- Nya termasuk segala sesuatu yang meliputi semua kejadian yang menimpa makhluk.Kejadian itu bisa berupa hal baik atau buruk, hidup atau mati, kemunculan atau kemusnahan. Semua menjadi bukti dari kebesaran Allah SWT.Segala sesuatu telah ditetapkan oleh Allah. Takdir terbagi jadi 2 yakni;

1. Taqdir muallaq, yaitu takdir yang masih digantungkan pada usaha dan ikhtiar manusia. Misalnya seseorang ingin kaya, pintar, dll berarti orang ini harus melalui proses usaha untuk mencapai tujuan yang

diinginkannya.

2. Taqdir Mubrom, yaitu takdir yang sudah tidak bisa dirubah oleh manusia walaupun ada ikhtiar dan tawakal. Misalnya adalah kematian manusia.

(8)

Pengertian Syari’ah

Secara etimologi syariah berarti aturan atau ketetapan yang Allah perintahkan kepada hamba-hamba-Nya, seperti: puasa, shalat, haji, zakat dan seluruh kebajikan. Kata syariat berasal dari kata syar’a al-syai’u yang berarti menerangkan atau menjelaskan sesuatu. Atau berasal dari kata syir’ah dan syariah yang berarti suatu tempat yang dijadikan sarana untuk mengambil air secara langsung sehingga orang yang

mengambilnya tidak memerlukan bantuan alat lain. Syariat dalam istilah syar’i hukum- hukum Allah yang disyariatkan kepada hamba-hamba-Nya, baik hukum-hukum dalam Al-Qur’an dan sunnah nabi Saw dari perkataan, perbuatan dan penetapan. Syariat dalam penjelasan Qardhawi adalah hukum-hukum Allah yang ditetapkan berdasarkan dalil-dalil Al-Qur’an dan sunnah serta dalil-dalil yang berkaitan dengan keduanya seperti ijma’ dan qiyas. Syariat Islam dalam istilah adalah apa-apa yang disyariatkan Allah kepada hamba- hamba-Nya dari keyakinan (aqidah), ibadah, akhlak, muamalah, sistem kehidupan dengan dimensi yang berbeda-beda untuk meraih keselamatan di dunia dan akhirat.

Demikian juga istilah “hukum Islam” sering diidentikkan dengan kata norma Islam dan ajaran Islam. Dengan demikian, padanan kata ini dalam bahasa Arab barangkali adalah kata “al-syari’ah”. Namun, ada juga yang mengartikan kata hukum Islam dengan norma yang berkaitan dengan tingkah laku, yang padanannya barangkali adalah “al-fiqh”.

Penjabaran lebih luas dapat dijelaskan sebagai berikut: bahwa kalau diidentikkan dengan kata “al-syari’ah”,hukum Islamsecara umum dapat diartikan dalam arti luas dan dalam arti sempit.

a. Syari'ah Dalam Arti Luas

Dalamarti luas “al-syari’ah”berarti seluruh ajaran Islam yang berupa norma-norma ilahiyah, baik yang mengatur tingkah laku batin (sistem kepercayaan/doktrinal) maupun tingkah laku konkrit (legal-formal) yang individual dan kolektif.

Dalam arti ini, al-syariah identik dengandin, yang berarti meliputi seluruh cabang pengetahuan keagamaan Islam, sepertikalam, tasawuf, tafsir, hadis, fikih, usul fikih,dan seterusnya. (Akidah,Akhlakdan Fikih).

b. Syari'ah Dalam Arti Sempit

Dalam arti sempit al-syari’ahberarti norma-norma yang mengatur sistem tingkah laku individual maupun tingkah laku kolektif. Berdasarkan pengertian ini, al-syari’ah dibatasi hanya meliputi ilmu fikih dan usul fikih.

c. Perbedaan Syari'ah dan Fikih

Abu Ameenah menambahkan tiga perbedaan lain antara syari’ah dan fiqh, yaitu: Pertama, Syari’ah merupakan hukum yang diwahyukan Allah yang terdapat dalam al-Qur’an dan sunah, sementara fiqh adalah hukum yang disimpulkan dari syari’ah yang merespon situasi-situasi tertentu yang tidak secara langsung dibahas dalam hukum syari’ah. Kedua, syari’ah adalah pasti

(9)

kondisi dimana diterapkan. Ketiga, hukum syari’ah sebagian besar bersifat umum :

meletakkan prinsip-prinsip dasar, sebaliknya hukum fiqh cenderung spesifik; menunjukkan bagaimana prinsip-prinsip dasar syari’ah bisa diaplikasikan sesuai dengan keadaan. Akan tetapi, walaupun sesungguhnya makna syari’ah dan fiqh memiliki perbedaan, namun kemudian diterjemahkan secara longgar sebagai ‘hukum Islam’.

2.4 Pengertian ahklaq

Kata “akhlak” berasal dari bahasa arab yaitu ”Al-Khulk” yang berarti tabeat, perangai, tingkah laku, kebiasaan, kelakuan.Menurut istilahnya, akhlak adalah sifat yang tertanam di dalam diri seorang manusia yang bisa mengeluarkan sesuatu dengan senang dan mudah tanpa adanya suatu pemikiran dan paksaan. Dalam KBBI, akhlak berarti budi pekerti atau kelakuan. Akhlak secara terminologi berarti tingkah laku seseorang yang didorong oleh suatu keinginan secara sadar untuk melakukan suatu perbuatan yang baik.

Akhlak adalah bentuk jamak dari kata khuluk, berasal dari bahasa Arab yang berarti perangai, tingkah laku, atau tabiat. Tiga pakar di bidang akhlak yaitu Ibnu Miskawaih, Al Gazali, dan Ahmad Amin menyatakan bahwa akhlak adalah perangai yang melekat pada diri seseorang yang dapat memunculkan perbuatan baik tanpa mempertimbangkan pikiran terlebih dahulu.Kata akhlak diartikan sebagai suatu tingkah laku, tetapi tingkah laku tersebut harus dilakukan secara berulang-ulang tidak cukup hanya sekali melakukan perbuatan baik, atau hanya sewaktu-waktu saja.

Seseorang dapat dikatakan berakhlak jika timbul dengan sendirinya didorong oleh motivasi dari dalam diri dan dilakukan tanpa banyak pertimbangan pemikiran apalagi pertimbangan yang sering diulang-ulang, sehingga terkesan sebagai keterpaksaan untuk berbuat.Apabila perbuatan tersebut dilakukan dengan terpaksa bukanlah pencerminan dari akhlak.Dalam Encyclopedia Brittanica akhlak disebut sebagai ilmu akhlak yang mempunyai arti sebagai studi yang sistematik tentang tabiat dari pengertian nilai baik, buruk, seharusnya benar, salah dan sebaginya tentang prinsip umum dan dapat diterapkan terhadap sesuatu, selanjutnya dapat disebut juga sebagai filsafat moral.

a. Hubungan antara Ahklaq kepada Allah

Akhlak kepada Allah dilakukan dengan cara berhubungan dengan Allah melalui media – media yang telah disediakan Allah, yaitu ibadah yang langsung kepada Allah seperti sholat, puasa dan haji. Pelaksanaan ibadah- ibadah itu secara benar menurut ketentuan syariat serta dilakukan dengan ikhlas mengharap ridho allah Saw, merupakan akhlak yang baik terhadap-Nya.Berakhlak kepada Allah diajarkan pula oleh Rasul dengan bertahmid, takbir, tasbih, dan tahlil. Takmid adalah membaca hamdallah yang merupakan tanda terimakasih kepada Allah atas nikmat yang telah diberikan-Nya. Takbir adalah mengucap Allahu Akbar yang merupakan ungkapan pengakuan akan kemahabesaran Allah yang tiada taranya

(10)

Tasbih adalah menbaca subhanallah sebagai ungkapan kekaguman atas kekuasaan Allah yang tak terbatas yang ditampakkan dalam seluruh ciptaan-Nya. Tahlil adalah membaca la ilaaha illa llahu yaitu suatu ungkapan pengakuan dan janji seorang muslim yang hanya mengakui Allah sebagai satu- satunya Tuhan. Berakhlak terhadap Allah diungkapkan pula melalui berdo’a.Berdo’a merupakan bukti ketakberdayaan manusia dihadapan Allah, karena itu orang yang tidak pernah berdo’a dipandang sebagai orang yang sombong.

b. Hubungan Ahklaq kepada Mahkluk

Akhlak terhadap manusia dapat dirinci menjadi:

1.Akhlak terhadap rasulullah (Nabi Muhammad), antara lain:

a) Menjadikan Rasulullah sebagai idola, suri teladan dalam hidup dan kehidupan.

b) Menjadikan apa yang disuruh-Nya, tidak melakukan apa yang dilarang-Nya.

2.Akhlak terhadap orang tua (Birrul Walidain), antara lain:

a) Berbuat baik kepada ibu bapak dengan sebaik-baiknya, dengan mengikuti nasihat baiknya, tidak menyinggung perasaan dan menyakiti hatinya, membuat ibu bapak ridho.

b) Mendoakan keselamatan dan keampunan bagi mereka kendatipun seorang atau kedua-duanya telah meninggal dunia.

3.Akhlak terhadap diri sendiri antara lain:

a) Memelihara kesucian diri.

b) Menutup aurat

c) Menjauhi dengki dan dendam.

4.Akhlak terhadap keluarga karib kerabat antara lain:

a) Saling membina rasa cinta dan kasih sayang dalam kehidupan keluarga

b) Memelihara hubungan silaturahmi dan melanjutkan silaturahmi yang dibina orang tua yang telah meninggal dunia.

5.Akhlak terhadap tetangga, antara lain : a) Saling mengunjungi

b) Saling beri memberi, saling hormat menghormati c) Saling menghindari pertengkaran dan permusuhan 6.Akhlak terhadap masyarakat, antara lain :

a) Menghormati nilai dan norma yang berlaku dalam masyarakat bersangkutan.

b) Memberi makanan fakir miskin dan berusaha melapangkan

(11)

c) Bermusyawarah dalam segala urusan dan mentaati keputusan yang telah diambil.

(12)

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Dari uraiandiatasmengenairangkaian dasar agama dan ajaran islam, makadapatditarikbeberapakesimpulansebagaiberikut :

1. Aqidah , yaitu suatu ikatan seseorang dengan Tuhan yang

diyakininya.‘Aqidahberasal dari bahasa Arab yang berarti ikatan atau sesuatu yang mengikat.

2. Syariat dalam penjelasan Qardhawi adalah hukum-hukum Allah yang ditetapkan berdasarkan dalil-dalil Al-Qur’an dan sunnah serta dalil-dalil yang berkaitan dengan keduanya seperti ijma’ dan qiyas.

3. Akhlak kepada Allah dilakukan dengan cara berhubungan dengan Allah melalui media – media yang telah disediakan Allah, yaitu ibadah yang langsung kepada Allah seperti sholat, puasa dan haji.

2.2 Saran

Kita menyadari betapa pentingnya aqidah, syariah, dan akhlak bagi seorang mukmin dan muslim. Tanpa ketiga hal tersebut maka seorang mukmin atau muslim akan

kehilangan keimanannya. Maka dari itu kita harus benar – benar menjaga aqidah.Karena aqidah merupakan pilar utama untuk menumbuhkan syariah dan akhlak yang baik.

Referensi

Dokumen terkait

Perintah membaca dan menulis adalah wahyu pertama dalam Islam, Kunci dalam menuntut ilmu, Meminta pertolongan kepada Allah dalam Membaca dan Menulis, Membaca dan