• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kesehatan Jiwa pada Ibu Hamil

N/A
N/A
Fakhri Ahmad

Academic year: 2024

Membagikan "Kesehatan Jiwa pada Ibu Hamil"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

MAKALAH SEHAT JIWA PADA IBU HAMIL

DISUSUN OLEH:

FAKHRI AHMAD FARDAN (01202206013) DAFFA EKA YUNANTA (012022060109)

PROGRAM STUDI PROFESI NERS FAKULTAS ILMU KESEHATAN ITS PKU MUHAMMADIYAH SURAKARTA

2023

(2)

A. Definisi Kehamilan

Kehamilan adalah suatu proses yang normal akan tetapi kebanyakan wanita akan mengalami perubahan baik dari segi psikologis maupun emosional selama kehamilan. Sering kali kita mendengar betapa bahagianya dia karena akan menjadi seorang ibu tetapi tidak jarang ada wanita yang merasa khawatir kalau terjadi masalah selama kehamilannya misalnya ibu takut dengan anak yang akan dilahırkannya apakah normal ataukah tidak atau mungkin ibu takut kehilangan kecantikannya.

Sedangkan gangguan psikologis adalah Perubahan psikologi pada ibu hamil merupakan hal yang normal dan merupakan hal yang individual. Didasarkan pada teori Revarubin. Teori ini menekankan pada pencapaian peran sebagai ibu. dimana untuk mencapai peran ini diperlukan proses belajar melalui serangkaian aktifitas.

Penelitian Jarrett, (2016) menunjukkan bahwa 25% wanita hamil mengalami depresi. Selama ini fokus pemeriksaan ibu hamil di pusat pelayanan kesehatan masih terbatas pada pemeriksaan kesehatan fisik ibu hamil, seperti pemantauan tekanan darah, kadar hemoglobin, keluhan secara fisik ibu hamil, penambahan berat badan dan pemantauan asupan gizi ibu hamil. Pemeriksaan kesehatan mental belum menjadi perhatian. Word Health Organization (2020) melaporkan bahwa berkisar 10%

wanita hamil dan 15% wanita yang baru saja melahirkan mengalami masalah mental, terutama depresi. Angka kejadian di negara berkembang bahkan lebih tinggi, yaitu 15,6% selama kehamilan dan 19,8% setelah melahirkan anak (Rahman et al. 2017) Kondisi ini melatarbelakangi pentingnya upaya untuk mencegah permasalahan mental pada saat kehamilan

B. Perubahan Fisiologis Kehamilan

Pada trimester I kehamilan ditandai dengan reaksi tubuh berupa mual di waktu pagi, ketegangan payudara, perubahan fisik, seksual, diet, pergerakan, peningkatan ukuran perut dan payudara. Pada trimester II adanya peningkatan hormon estrogen dan progesterone serta terhambatnya

pembentukan FSH dan LH. Ovum tidak terbentuk tetapi estrogen & progesteron yang terbentuk.

Ovulasi akan terjadi peningkatan sampai kadar relatif rendah. Sekresi hipofisis. kelenjar hipofisis anterior membesar sedikikitnya 50% selama kehamilan & meningkat kortikotropin tirotropin &

prolaktin. Sekresi kortikosteroid, meningkat selama kehamilan untuk membeantu mobilisasi asam amino dari jaringan ibu sehingga dapat dipakai untuk sintesis jaringan janin. Sekresi kelenjar tiroid, membesar sekitar 50% dan meningkat produksi tiroksin yang sesuai dengan Pembesaran tersebut.

Sekresi kelejar paratiroid, membesar selama kehamilan terjadi bila ibu mengelamai defisiensi Ca kalsium dalam makanannya. Karena janin akan mengunakan Ca ibu untuk pembentukan tulangnya sendiri. Pada trimester II Hornson Somatomamotropin, esterogen, dan progesteron merangsang mammae semakin membesar dan meregang, untuk persiapan laktasi.

C. Perubahan dan Adaptasi Psikologis selama masa Kehamilan

Seiring dengan bertambahnya usia kehamilan, ibu akan mengalami perubahan psikologis dan pada saat ini pula wanita akan mencoba untuk beradaptasi terhadap peran barunya melalui tahapan sebagai berikut:

1. Tahap Antisipasi

Dalam tahap ini wanita akan mengawali adaptasi perannya dengan merubah peran sosialnya melalui latihan formal (misalnya kelas-kelas khusus kehamilan) dan informal melalui model peran (role model). Meningkatnya frekuensi interaksi dengan wanita hamil dan ibu muda lainnya akan mempercepat proses adaptasi untuk mencapai penerimaan peran barunya sebagai seorang ibu.

(3)

2. Tahap Honeymoon (menerima peran, mencoba menyesuaikan diri)

Pada tahap ini wanita sudah mulai menerima peran barunya dengan cara mencoba menyesuaikan diri. Secara internal wanita akan mengubah posisinya sebagai penerima kasih sayang dari ibunya menjadi pemberi kasih sayang terhadap bayinya. Untuk memenuhi kebutuhan akan kasih sayang.

wanita akan menuntut dari pasangannya, la akan mencoba menggambarkan figur ibunya dimasa kecilnya dan membuat suatu daftar hal-hal yang positif dari ibunya untuk kemudian ia daptasi dan terapkan kepada bayinya nanti. Aspek lain yang berpengaruh dalam tahap ini adalah seiring dengan sudah mapannya beberapa persiapan yang berhubungan dengan kelahiran bayı, termasuk dukungan semangat dari orang-orang terdekatnya.

3. Tahap Stabil (bagaimana dapat melihat penampilan dalam peran)

Tahap sebelumnya mengalami peningkatan sampai ia mengalami suatu titik stabil dalam penerimaan peran barunya. Ia akan melakukan aktivitas-aktivitas yang bersifat positif dan berfokus untuk

kehamilannya, seperti mencari tahu tentang informasi seputar persiapan kelahiran, cara mendidik dan merawat anak, serta hal berguna untuk menjaga kondisi kesehatan keluarga.

4. Tahap Akhir (perjanjian)

Meskipun ia sudah cukup stabil dalam menerima perannya, namun ia tetap mengadakan “perjanjian”

dengan dirinya sendiri untuk sedapat mungkin “menepati janji” mengenai kesepakatan-kesepakatan internal yang telah ia buat berkaitan dengan apa yang akan ia perankan sejak saat ini sampai bayinya lahir kelak.

 Perubahan psikologis selama kehamilan:

1. Perubahan Psikologis Trimester 1 (Periode Penyesuaian)

a. Ibu merasa tidak sehat dan kadang merasa benci dengan kehamilannya.

b. Kadang muncul penolakan, kekecewaan, kecemasan, dan kesedihan. Bahkan kadang ibu berharap agar dirinya tidak hamil saja.

c. Ibu akan selalu mencari tanda-tanda apakah ia benar-benar hamil. Hal ini dilakukan sekedar untuk meyakinkan dirinya.

d. Setiap perubahan yang terjadi dalam dirinya akan selalu mendapat perhatian dengan seksama.

e. Oleh karena perutnya, masih kecil, kehamilannya merupakan rahasia seorang ibu yang mungkin diberitahukannya kepada orang lain.

f. Hasrat untuk melakukan hubungan seks berbeda-beda pada tiap wanita, tetapi kebanyakan akan mengalami penurunan.

2. Perubahan Psikologis Trimester II (Periode kesehatan yang baik)

a. Ibu merasa sehat , tubuh ibu terbiasa dengan kadar hormon yang tinggi.

b. Ibu sudah dapat menerima kehamilan.

c. Merasakan gerakan anak.

d. Merasa terlepas dari ketidaknyamanan dan kekhawatiran.

e. Libido meningkat.

3. Perubahan Psikologis Trimester III (penantian dengnan penuh kewaspadaaan) a. Ras tidak nyaman timbul kembali, merasa dirinya jelek, aneh, dan tidak menarik.

b. Merasa tidak menyenangkan ketika bayi tidak lahir tepat waktu.

c. Takut ada rasa sakit dan bahaya fisik yang timbul pada rasa melahirkan, khawatir akan keselamatannya.

(4)

d. Khawatir bayi yang akan dilahirkan dalam keadaan tidak normal, bermimpi yang mencerminkan perhatian dan kekhawatirannya.

e. Merasa sedih akan terpisah dari bayinya.

f. Merasa kehilangan perhatian.

g. Perasaan mudah terluka atau sensitif.

h. Libido menurun.

D. Masalah Emosi Selama Kehamilan

Kehamilan merupakan episode dramatis terhadap kondisi biologis, perubahan psikologis dan adaptasi dari seorang wanita yang pernah mengalaminya. Sebagian besar kaum wanita menganggap bahwa kehamilan merupakan peristiwa kodrat yang harus dilalui tetapi sebagian lagi menganggap sebagai peristiwa khusus yang sangat menentukan kehidupan selanjutnya. Perubahan kondisi fisik dan emosional yang komplek, memerlukan adaptasi terhadap penyesuaian pola hidup dengan proses kehamilan yang terjadi. Konflik antara keinginan prokreasi kebanggaan yang ditumbuhkan dari norma-norma sosiokultural dan persoalan dalam kehamilan itu sendiri, dapat merupakan pencetus berbagai reaksi psikologis, mulai dar reaksi emosional ringan hingga ke tingkat gangguan jiwa.

E. Gangguan Jiwa Pada Kehamilan dan Perawatannya 1. Gangguan Kecemasan Pada Kehamilan

a. Gangguan kecemasan secara menyeluruh

Gambaran utama gangguan ini kekhawatiran dan kecemasan yang berlebihan tentang kehidupan kehamilan, misalnya komplikasi kehamilan, sekalipun kehamilan itu normal yang ditandai dengan ketegangan motorik dan hiperaktifitas motorik misalnya: gemetar, gugup, gelisah, cepat lelah, gejala hipperaktifitas otonom misalnya: nafas pendek, palpitasi, keringat dingin, kaki dan tangan dingin, pusing, mual, gangguan menelan, kewaspadaan yang berlebihan, perasaan terancam, iritabel, insomnia.

b. Gangguan Panik

Bermanifestasi dengan ciri ciri utama adanya periode kekhawatiran yang mendalam atau perasaan tidak enak yang berlangsung beberapa menit dan sifatnya berulang secara tak terduga. Gejala yang dialami selama serangan panik: nafas pendek, rasa tercekik, jantung berdebar-debar telinga mendengung, mata kabur/berkunang, perasaan gatal, takut mati, dan kehilangan kontrol.

c. Gangguan Obsesif Kompulsif

Ditandai oleh dorongan dan obsesi berulang yang cukup berat dan menyebabkan tekanan emosi yang nyata. Obsesi adalah ide yang menetap, pikiran atau impuls yang tidak masuk akal,

misalnya keinginan. Kompulsi adalah tingkah laku yang berulang-ulang yang dilakukan sebagai respon atau obsesi. Tingkah laku kompulsif dan pikiran obsesif menyebabkan tekanan mental yang nyata pada ibu hamil.

2. Penanganannya

Psikoterapi membantu wanita hamil yang mengalami kecemasan untuk mengatasi ketakutan dan kecemasan yang berhubungan dengan kehamilannya. Dengan mendiskusikan pikiran dan perasaan yang mengganggu menyebabkan dapat lepas dari tekanan. Pengurangan gejala kecemasan membuat wanita tersebut dapat berfungsi lebih efektif dalam hubungan pribadi dan keluarga dengan sendirinya kecemasan itu akan hilang.

(5)

F. Tanda dan Gejala Psikologis Pada Ibu Hamil Tanda dan gejalanya adalah:

a. Kehabisan tenaga atau kebanyakan gerak.

b. Tidak bisa tidur walaupun mempunyai kesempatan.

c. Menangis tidak tertahan dan mata terasa berlinang.

d. Menyadari bahwa perasaan amat cepat berubah.

e. Sangat judes atau peka terhadap bunyi dan sentuhan.

f. Senantiasa berfikiran negatif.

g. Tanpa berwujud merasa tidak mampu.

h. Tiba-tiba takut atau gugup.

i. Tidak bisa memusatkan perhatian.

j. Lebih sering lupa.

k. Rasa bingung dan bersalah.

G. Cara Mengatasi Gangguan Psikologis Kehamilan

Berikut beberapa cara yang dapat menyeimbangkan kondisi psikologis saat ibu sedang mengandung:

1. Informasi

Cari informasi seputar kehamilan terutama mengenai perubahan yang terjadi dalam diri ibu termasuk hal-hal yang perlu dihindari saat sedang mengandung agar janin tumbuh sehat.

2. Komunikasi dengan suami

Bicarakan perubahan yang terjadi selama hamil dengan suami, sehingga ia juga tahu dan dapat memaklumi perubahan yang terjadi. Apabila sudah dikomunikasikan sang suami akan memberikan dukungan psikologis yang dibutuhkan.

3. Rajin check-up

Periksakan kehamilan secara teratur. Cari informasi dari dokter atau bidan terpercaya mengenai kehamilan. Jangan lupa ajak suami saat berkonsultasi ke dokter atau bidan.

4. Makan

Pahami benar pengetahuan mengenai asupan makanan yang sehat bagi perkembangan janin.

Hindarilah mengonsumsi bahan yang dapat membahayakan janin, seperti makanan yang mengandung zat adiktif, alkohol, rokok, atau obat-obatan yang tidak diajurkan bagi ibu hamil.

5. Jaga penampilan

Perhatikanlah penampilan fisik dengan menjaga kebersihan dan berpakaian yang sesuai dengan kondisi badan yang sedang berbadan dua. Jangan lupa untuk melakukan latihan fisik ringan, seperti berenang atau jalan kaki ringan untuk memperlancar persalinan.

6. Kurangi kegiatan

Lakukanlah penyesuaian kegiatan dengan kondisi fisik saat hamil. Memasuki masa persalinan, ibu hamil dan suami harus sudah siap dengan berbagai perubahan yang akan terjadi setelah kelahiran sang bayi.

7. Senam hamil

(6)

Bergabunglah dengan kelompok senam hamil sejak usia kandungan menginjak usia 5-6 bulan.

Senam hamil tidak hanya bermanfaat melatih otot-otot yang diperlukan yang dalam proses persalinan, melainkan juga memberi manfaat psikologis.

8. Latihan pernafasan

Latihan ini bermanfaat untuk ketenangan dan kenyamanan sehingga kondisi psikologis bisa lebih sehat.

Asuhan Keperawatan Jiwa Ibu Hamil

NO SDKI SLKI SIKI

1. Gangguan citra tubuh b.d perubahan penampilan (D.0083)

Setelah diakukan perawatan selama 3x24 jam diharapkan persepsi citra tubuh (L. 09067) meningkat, dengan kriteria hasil:

- Melihat bagian tubuh, Meningkat (5).

- Verbalisasi perasaan negatif tentang perubahan tubuh, Menurun (5).

- Verbalisasi perubahan gaya hidup, Menurun (5).

- Menyembunyikan bagian tubuh

berlebihan, Menurun (5).

- Hubungan sosial, Membaik (5).

Promosi Citra Tubuh (I.09305) Observasi:

- Identifikasi harapan citra tubuh berdasarkan tahap perkembangan - Monitor apakah pasien

bisa melihat bagian tubuh yang berubah Terapeutik:

- Diskusikan perubahan tubuh dan fungsinya - Diskusikan perubahan

akibat pubertas, kehamilan, dan penuaan

- Diskusikan persepsi pasien dan keluarga tentang perubahan citra tubuh

Edukasi:

- Jelaskan kepada keluarga tentang perawatan perubahan citra tubuh

- Anjurkan mengungkapkan gambaran diri terhadap citra tubuh

- Anjurkan mengikuti kelompok pendukung (miss. kelompok sebaya) 2. Gangguan pola tidur b.d

faktor psikologis (D.0055)

Setelah dilakukan perawatan selama 3x24 jam, diharapkan kualitas pola tidur (L.05045) membaik, dengan kriteria hasil:

- Keluhan sulit tidur, Menurun (5).

- Keluhan pola tidur

Edukasi aktivitas/istirahat (I.12362)

Observasi:

- Identifikasi kesiapan dan kemampuan menerima informasi Terapeutik:

(7)

berubah, Menurun (5).

- Keluhan istirahat tidak cukup, Menurun (5).

- Sediakan materi dan media pengaturan aktivitas dan istirahat - Berikan kesempatan

kepada pasien dan keluarga untuk bertanya Edukasi:

- Anjurkan terlibat dalam aktivitas kelompok, aktivitas bermain atau aktivitas lainnya - Anjurkan menyusun

jadwal aktivitas dan istirahat

- Ajarkan cara

mengidentifikasi target dan jenis aktivitas sesuai kemampuan 3. Ansietas b.d kehkawatiran

mengalami kegagalan (D.0080)

Setelah dilakukan keperawatan selama 3x24 jam, diharapkan tingkat harga diri (L.09069) meningkat, dengan kriteria hasil:

- Penilaian diri positif, Meningkat (5).

- Penerimaan penilaian positif terhadap diri sendiri, Meningkat (5).

- Postur tubuh

menampakkan wajah, Meningkat (5).

- Perasaan malu, Menurun (5).

Reduksi Ansietas (I.09314) Observasi:

- Identifikasi saat tingkat ansietas berubah (miss.

kondisi, waktu, stresor) - Monitor tanda-tanda

ansietas (verbal dan non verbal)

Terapeutik:

- Ciptakan suasana terapeutik untuk menumbuhkan kepercayaan

- Temani pasien untuk mengurangi kecemasan, jika memungkinkan - Pahami situasi yang

membuat ansietas - Dengarkan dengan

penuh perhatian - Diskusikan perencanaan

realistis tentang peristiwa yang akan datang

Edukasi:

- Anjurkan keluarga untuk tetap bersama pasien, jika perlu

- Anjurkan mengungkapkan perasaan dan persepsi - Latih teknik relaksasi

(8)

Kolaborasi:

- Kolaborasi pemberian obat antiansietas, jika perlu

DAFTAR PUSTAKA

Zulaekah, Siti, Yuli Kusumawati. (2020). Kecemasan sebagai Penyebab Gangguan Kesehatan Mental pada Kehamilan di Layanan Kesehatan Primer Kota Surakarta. Jurnal Kebidanan dan Keperawatan Aisyiyah, 17

(9)

(1). 59-73. Universitas Muhammadiyah Surakarta.

http://scholar.unand.ac.id/73491/2/BAB%201.%20PENDAHULUAN.pdf Magister Keperawatan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.(2018). Ibu

Hamil Dan Kesehatan Mental. Yogyakarta.

Dr. Tati, dkk. (2020). Laporan Kesehatan Mental Ibu Hamil. Jakarta.

http://repository.uhamka.ac.id/id/eprint3936/1/Laporan%20Penelitian

%20Kesehatan%20Mental%20Ibu%201Hamil.pdf

Referensi

Dokumen terkait

Aplikasi Monitoring Kesehatan Ibu Hamil merupakan sebuah aplikasi yang dikembangkan untuk membantu ibu memperoleh informasi pemeriksaan kehamilan dan membantu

Pemanfaatan informasi yang terdapat pada catatan kesehatan ibu hamil buku kesehatan ibu dan anak dalam memonitor kehamilan di fasilitas kesehatan wilayah kerja IBI

Ada hubungan antara tingkat pendidikan ibu hamil , usia ibu hamil, keterpaparan informasi dengan pengetahuan ibu hamil mengenai kedaruratan obstetri ( tanda bahaya

Hasil: hasil penelitian ini menunjukan bahwa ibu hamil resiko tinggi berdasarkan uji tabulasi silang didapatkan ibu hamil dengan kehamilan risiko tinggi mayoritas

pengetahuan yang kurang tentang kehamilan serta tidak rutin dalam kunjungan kelas ibu hamil bisa menjadi dampak negatif untuk ibu hamil tersebut yaitu ibu yang tidak

separuh (42,9%) ibu hamil memiliki jarak kehamilan yang berisiko di Puskesmas Belimbing Padang , 6) Terdapat hubungan antara pendapatan keluarga dengan KEK pada ibu hamil di

Gizi seimbang ibu hamil adalah makanan yang mengandung zat-zat yang dibutuhkan ibu selama kehamilan dalam susunan yang seimbang dan jumlah yang sesuai dengan kebutuhan gizi ibu

Tingkat pengetahuan ibu hamil berdasarkan definisi kebudayaan, terutama pada pertanyaan tentang kehamilan merupakan proses alamiah sebagai kodratnya sebagai perempuan,