• Tidak ada hasil yang ditemukan

KESETARAAN DAN KETIDAKADILAN GENDER TERHADAP TOKOH UTAMA PEREMPUAN DALAM KUMPULAN CERPEN KARYA PENULIS

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "KESETARAAN DAN KETIDAKADILAN GENDER TERHADAP TOKOH UTAMA PEREMPUAN DALAM KUMPULAN CERPEN KARYA PENULIS "

Copied!
126
0
0

Teks penuh

Judul: Kesetaraan Gender dan Ketidakadilan terhadap Tokoh Perempuan Terpenting dalam Kumpulan Cerpen Karya Penulis Perempuan Indonesia 2. Ketidakadilan diungkapkan oleh penulis perempuan yang mencoba menunjukkan kepada dunia bagaimana perempuan mengalami ketidakadilan akibat perlakuan semena-mena oleh laki-laki. Hal ini tentu saja berbeda dengan ketidakadilan gender dalam cerpen-cerpen yang ditulis oleh pengarang laki-laki.

Dari semua masalah inilah gender kemudian muncul sebagai objek yang ingin diperjuangkan oleh laki-laki dan perempuan. Penelitian tentang “Kesetaraan dan Ketidakadilan Gender dalam Cerpen Penulis Perempuan Indonesia” dapat ditelaah dengan menggunakan teori feminisme. Jenis kelamin secara alamiah membedakan laki-laki dan perempuan secara fisiologis, (Ratna sedangkan gender merupakan konstruksi sosial dan budaya dalam mencapai keadilan dan kesetaraan antara laki-laki dan perempuan dalam kehidupan sosial tanpa mempersoalkan aspek biologis (Abbas, 2011).

Rumusan masalah yang dapat dikemukakan adalah: “Bagaimana kesetaraan dan ketidakadilan gender dalam kumpulan cerpen sastrawan perempuan Indonesia?” Tujuan penelitian adalah untuk memperoleh informasi tentang kesetaraan dan ketidakadilan dalam kumpulan cerpen karya sastrawan perempuan Indonesia.

TINJAUAN PUSTAKA

Teori Gender

Robert Stoller dikenal sebagai penemu istilah gender, yang memisahkan ciri manusia yang bersifat biologis dengan ciri manusia yang bersifat sosial budaya. Semua sifat yang dapat dipertukarkan dapat berubah dari waktu ke waktu tergantung pada lokalitas dan berbeda antara satu kelas dengan kelas lainnya (Fakih 1997:8-9). Istilah gender sering diartikan sebagai perbedaan laki-laki dan perempuan dalam hal nilai dan perilaku.

Gender sebagai konsep budaya merupakan konstruksi dari internalisasi dan sosialisasi norma, sanksi, sifat dan adat istiadat yang menjadi milik laki-laki dan perempuan, yang ada pada masyarakat tertentu dan dapat berubah menurut waktu dan tempat, (Kementerian Agama, 2011).

Aspek Kesetaraan Gender

Sifat fisik dan psikologis laki-laki dirancang untuk bekerja di sektor publik sekaligus menjadi pelindung bagi yang lemah, yaitu perempuan. Laki-laki digambarkan sebagai sosok yang kuat, agresif, aktif, eksploratif dan rasional, sedangkan perempuan digambarkan sebagai sosok yang pasif, lemah, penurut, emosional dan bergantung. Perbedaan laki-laki dan perempuan yang tumbuh dalam masyarakat lebih bersifat politis, asosiasi antara maskulinitas dan feminitas merupakan hasil konstruksi sosiokultural.

Hasrat perempuan akan anak laki-laki akan melengkapi kebahagiaan perempuan, karena anak laki-laki membawakannya jenis kelamin yang diinginkannya (Umar, 1999: 49). Melalui peran-peran yang sering diperankannya menyudutkan dan secara tidak langsung menjadikan laki-laki sebagai kepribadian yang dominan (Hikmawati, 2012:52). Dalam hal ini, perempuan tidak bisa lepas dari kekuasaan laki-laki yang sangat dominan.

Pengertian gender yang melekat pada laki-laki dan perempuan yang dikonstruksi secara sosial dan budaya mengasumsikan bahwa laki-laki dipandang sebagai laki-laki yang kuat dan berkuasa, sebaliknya perempuan adalah makhluk yang cantik, lembut, keibuan, penyayang, emosional, kualitas yang dimiliki oleh kedua belah pihak. Artinya, ada pria yang emosional, lemah lembut, penyayang, di sisi lain ada juga wanita yang kuat, tangguh, rasional, perkasa.

ROAD MAP PENELITIAN SASTRA

Pembelajaran Cerita Rakyat Nusantara dan Kreativitas Siswa SMA Dalam Kemampuan Menulis Cerita Fiksi (Survei Penelitian Kelas XI-Elever di SMK Muhammadiyah 3 Jakarta, 2015. VAK (Visualisasi, Auditori, Kinestetik) dengan Model Picture and Picture pada Kemampuan Menulis Puisi SMA Kelas X.

ROAD MAP PENELITIAN NON-SASTRA

Lokasi Penelitian

Penelitian ini dapat dilaksanakan dimana saja di kampus, di perpustakaan, di rumah sesuai dengan keinginan peneliti. Kondisi Covid-19 menjadikan rumah sebagai satu-satunya tempat yang ideal untuk melakukan penelitian ini.

Konsep Metode Penelitian yang digunakan

Data persamaan dan ketidakadilan diperoleh dari bacaan dan catatan yang dibuat pengarang saat membaca cerpen dengan latar belakang persamaan dan ketidakadilan yang dialami oleh tokoh utama, kemudian dianalisis untuk mengetahui gambaran tindakan persamaan dan ketidakadilan yang diterima tokoh utama. Peneliti secara alami mengamati data sesuai dengan konteksnya, data tentang tindakan kesetaraan dan ketidakadilan pada tokoh utama yang dipelajari berdasarkan status sosial orang-orang di sekitar tokoh utama, kemudian mencari bentuk-bentuk kesetaraan dan ketidakadilan gender. Penelitian dilanjutkan dengan klasifikasi dan analisis terhadap bentuk-bentuk kesetaraan dan ketidakadilan yang dialami tokoh utama dengan harapan hasil penelitian dapat dijadikan rekomendasi sebagai salah satu pertimbangan dalam membuat aturan kebijakan terkait dengan konteks sosio-psikologis masyarakat Jakarta pada khususnya.

Sumber data dalam penelitian ini adalah cerpen karya pengarang perempuan yang diprediksi memiliki latar belakang kesetaraan dan ketidakadilan yang dialami oleh tokoh utama perempuan. Cerpen ini dipilih karena benar-benar bernuansa kesetaraan dan ketidakadilan gender yang meliputi kesetaraan dan ketidakadilan fisik, kesetaraan dan ketidakadilan seksual, kesetaraan dan ketidakadilan psikologis serta kesetaraan dan ketidakadilan ekonomi yang dialami oleh tokoh utama perempuan.

Desain Penelitian yang digunakan 1. Tahap Pra lapamgan

Cara Pengumpulan Data

Penentuan teknik dokumen ini didasarkan pada sifat hermeneutik-fenomenologis data dan sifat ideografis data.

Instrumen Penelitian yang digunakan/ Manajemen Analisis

Indikator Capaian hasil Penelitian

  • Fishbone Penelitian

gambar hasil akhir; dilakukan setelah menerima semua data yang diperiksa dengan menggunakan teknik triangulasi data untuk memeriksa keabsahan data. Triangulasi dilakukan untuk memeriksa penggunaan metode pengumpulan data, apakah informasi yang diperoleh berkaitan dengan tujuan penelitian.

Deskripsi Wilayah Penelitian

Hasil Penelitian

Tokoh Mbok Nah dalam cerpen ini digambarkan oleh pengarang sebagai wanita Jawa yang tulus, lemah lembut, perhatian, enggan menghakimi orang lain dan tidak pernah. Tokoh Mbok Nah merasa ada masalah dalam keluarganya, terlihat dari tingkah laku suaminya Marno yang pagi-pagi menarik becak dan sekarang berangkat menarik becak di siang hari, padahal Marno sudah berdandan dan siap berangkat sejak pagi. Hal lain yang menimbulkan tanda tanya di hatinya adalah setiap kali Mbok Nah membawa jamu ke kamar Meri, Mbok Nah melihat suaminya Marn, suaminya tersenyum malu saat melihat Meri keluar dari kamarnya.

Ternyata penyakit Meri tidak ringan seperti dugaan Mbok Nah dan Marna, sehingga pada akhirnya Meri menginap di rumah Mbok Nah, dan setelah sembuh, Meri menginap di rumah Mbok Nah. Kepindahan Meri ke rumah Mbok Nah rupanya menjadi bahan pergunjingan baru di kalangan tetangga, namun Mbok Nah bungkam. Mbok Nah menutup mata dan telinganya terhadap suara sumbang para tetangga yang kerap menggunjingkan Mbok Nah.

Mbok Nah rupanya menemukan anak yang dirindukannya tak pernah berhenti di dalam kandungannya, dan tiba-tiba anak itu muncul begitu saja di hadapannya. Di antara warung yang baru saja berdiri di jalan tempat dibangunnya waduk adalah warung "Maka figure" yang menjual gulai dan sate.

Pembahasan

Dari kutipan di atas tergambar bahwa Mbok Nah pandai berjualan jamu sehingga memiliki banyak pelanggan. Meski sudah tua, Mbok Nah tetap harus dihargai dan tidak menjadi beban berat dalam rumah tangga. Dalam cerpen ini, pengarang menggambarkan tokoh utama cerpen “Mbok Nah 60 tahun” sebagai seorang wanita tua yang berperan ganda, baik di ranah domestik maupun di ranah publik.

Halo mbok Nah, dagg Mas marno.” Setiap pagi seperti ini dan Mbok Nah entah apa yang terjadi selanjutnya. Ungkapan “Mbok Nah tersentak” menunjukkan bahwa dia sudah tua dan tidak menarik lagi bagi Marnu. Sikap Mbok Nah saat memilih untuk disakiti dan seolah tidak terjadi apa-apa merupakan bentuk ketidakadilan.

Sebagai seorang wanita, Mbok Nah seharusnya marah dan tidak membiarkan hal ini terjadi melainkan bersikap seolah-olah tidak pernah terjadi apa-apa. Dari kutipan di atas terlihat bahwa tetangga Mbok Nah sudah mengetahui perselingkuhan antara Marno dan Meri. Tokoh “Mbok Nah” digambarkan sebagai wanita Jawa yang sederhana, lemah lembut, lemah lembut, sabar, tepat waktu, tidak pernah berprasangka buruk terhadap orang lain.

KESIMPULAN

Dalam cerpen ini, Marno suami dari Mbok Nah digambarkan sebagai pria yang manja dan tidak bertanggung jawab. Suara-suara itu mengingatkan Mbok Nah pada malam-malam dia dan Marno menghabiskan waktu bersama. Mbok Nah tercengang... Tokoh "Mbok Nah" digambarkan sebagai wanita Jawa yang sederhana, santun, lemah lembut, sabar, perhatian, tidak pernah berprasangka buruk terhadap orang lain.

Gambar

Tabel 3.1  Bagan Alur Penelitian

Referensi

Dokumen terkait

Dari gambaran realitas diskriminasi gender dan pola relasi di industri media menunjukkan bahwa ada sembilan informan mengalami ketidakadilan gender, seperti meskipun sudah melakukan